Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
NURSING
Abstract
The dangerous patient Service emergency is service that need it helping soon that is fast, correct and
accurate to to prevent death and defectness, or the dangerous patient service emergency to hold role that
very important Time saving is life saving that time is soul , factor that influence patient's service its between
is load work nurse and time's response .
Research this knower have go to exist its not connection of load work nurse with time's response . This
Research is done in IGD Hospital Ibnu Sina Makassar. This Research is research type survai analitik with
approach Crosssectional. This Research is done with direct Observation by examiner.
Research Sample to add 21 responden who fulfill criteria inklusi with to use it sampling's total as sample
with drawal technique. The data Analysis that to be used is bivariat's analysis.
Analysiical Result load bivariat connection work nurse with time's response to patient's handling in
Emergency Dangerous Installation Hospital Ibnu Sina Makassar with to use it test Fisher's Exact be
obtained value ρ = 0,673, where value ρ bigger from α = 0,05 so H0 be accepted and Ha be refused.
Research result To be based, show that there is no the significant connection between load work nurse with
response time to patient's handling in Emergency Dangerous Installation Hospital Ibnu Sina Makassar 2016.
To be suggested to installation, so that always to arrest it and level it time's response that according to with
standard that to be decided also service quality hospital still to be leveled.
gawat darurat (0 menit), darurat (<30 datang dengan kasus kompleks dan
menit), tingkat biasa (<60 menit) dan tidak membutuhkan kompetensi tinggi untuk
gawat (<120 menit) (Departemen Of Health ditangani. Sehingga untuk dapat menangani
and Ageing Of Australian Government dan memberikan pelayanan yang optimal,
dalam Kartikawati, 2013). tentunya perawat yang bekerja di IGD
Response time juga dapat berarti dituntut untuk memiliki kecekatan,
waktu emas terhadap kehidupan seorang ketrampilan, dan kesiagaan
pasien dimana dalam banyak kasus setiap saat. Dengan beban kerja yang
menggambarkan semakin cepat diberikan kepada perawat IGD yang sangat
mendapatkan pertolongan definitif maka fluktuatif tergantung kondisi pasien yang
kemungkinan kesembuhan dan ditangani, ditambah banyaknya jumlah
keberlangsungan hidup seseorang akan pasein dan shift kerja yang panjang
semakin besar, sebaliknya kegagalan melebihi kapasitas kerja manusia normal
response time di IGD dapat diamati dari dikhawatirkan akan mengakibatkan
yang berakibat fatal berupa kematian atau penurunan produktivitas dan stres akibat
cacat permanen dengan kasus kegawatan beban kerja yang tinggi (Hendianti, 2013).
organ vital pada pasien sampai hari rawat di Hasil penelitian World Health
ruang perawatan yang panjang setelah Organization (WHO) tahun 2011
pertolongan di IGD sehingga berakibat menyatakan bahwa beberapa negara Asia
ketidakpuasan pasien dan complain sampai Tenggara termasuk Indonesia ditemukan
dengan biaya perawatan yang tinggi fakta bahwa perawat yang bekerja di
(Rahmanto, 2014). Rumah Sakit menjalani peningkatan beban
Pada tahun 2007, data kunjungan kerja dan masih mengalami kekurangan
pasien ke IGD di seluruh Indonesia jumlah perawat. Hal ini disebabkan karena
mencapai 4.402.205 jiwa (13,3% dari total peran perawat belum didefenisikan dengan
seluruh kunjungan di Rumah Sakit Umum) baik, ketrampilan perawat masih kurang
dengan jumlah kunjungan 12% dari dan kebanyakan perawat dibebani dengan
kunjungan IGD berasal dari rujukan dengan tugas-tugas non keperawatan. Perawat yang
jumlah Rumah Sakit Umum 1.033 Rumah diberi beban kerja berlebih dapat
Sakit Umum dari 1.319 Rumah Sakit yang berdampak kepada penurunan tingkat
ada (Kementrian Kesehatan, 2009). kesehatan, motivasi kerja, kualitas
Sedangkan pada tahun 2013 jumlah pelayanan keperawatan, dan kegagalan
kunjungan di IGD sebanyak 11.650.239 melakukan tindakan pertolongan terhadap
jiwa (13,17% dari jumlah total kunjungan). pasien.
Jumlah yang signifikan ini kemudian Berdasarkan data yang diperoleh dari
memerlukan perhatian yang cukup besar penelitian Isnah tahun 2012 dengan judul
dengan pelayanan pasien gawat darurat faktor-faktor yang berhubungan dengan
(Kementrian Kesehatan, 2013). ketepatan waktu tanggap berdasarkan
Hasil Riset Fasilitas Kesehatan response time di IGD RSUP dr. Wahidin
(Badan LITBANGKES, 2012) Provinsi Sudirohusodo menyimpulkan bahwa
Sulawesi Selatan merupakan provinsi response time perawat di RSUP dr. Wahidin
dengan proporsi Rumah Sakit Umum Sudirohusodo adalah 8 menit 20 detik.
(RSU) pemerintah yang memiliki waktu Menurut hasil penelitian oleh Puji
tanggap (Response Time) pelayanan Unit Astuti (2009) dengan judul Hubungan
Gawat Darurat <10 menit (26,5%). Beban Kerja Perawat IGD dengan Waktu
Setiap pasien yang masuk ke IGD Tanggap Pelayanan Keperawatan Gawat
mempunyai berbagai macam kasus berbeda. Darurat Menurut Persepsi Pasien di
Bahkan seringnya pasien yang
Instalasi Gawat Darurat Badan Pelayanan 2016. Lokasi pada penelitian dilaksanakan
Kesehatan RSU Kabupaten Magelang, di ruang IGD rumah Sakit Ibnu Sina
menyatakan ada hubungan beban kerja Makassar. Desain penelitian yang
perawat IGD dengan waktu tanggap digunakan pada penelitian ini adalah
pelayanan (p value = 0,028) Sedangkan kuantitatif, dengan desain penelitian yang
penelitian Menurut Wahyu Aprianti M.N, digunakan adalah Cross sectional, yaitu
Rima, dkk (2015) dengan judul Hubungan menganalisis hubungan variabel
Faktor-Faktor Eksternal dengan Response independent / bebas (beban kerja) dengan
Time Perawat dalam Penanganan Pasien variabel dependent / terikat (Respon time).
Gawat Darurat di IGD RSUP PROF. DR. R. Populasi adalah keseluruhan suatu
D. KANDOU MANADO menyatakan variabel menyangkut masalah yang diteliti.
bahwa tidak ada hubungan antara beban Populasi dalam penelitian ini adalah
kerja perawat dengan respon time perawat perawat di ruang IGD di Rumah Sakit Ibnu
(p value = 0,847). Sina Makassar. Adapun jumlah perawat
Rumah Sakit Ibnu Sina merupakan dalam populasi penelitian ini adalah 21
Rumah Sakit umum swasta dengan tipe B orang. Sampel adalah bagian dari populasi
yang menjadi salah satu tempat rujukan yang dipilih dengan sampling tertentu untuk
bagi Rumah Sakit lain yang ada di dapat mewakili seluruh objek penelitian.
Indonesia timur. Observasi awal yang Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan di IGD RS Ibnu Sina Makassar, menggunakan teknik total sampling yaitu
didapatkan bahwa angka kunjungan tahun keselurahan perawat di ruang IGD RS. Ibnu
2014 sebanyak 14.092 pasien dengan Sina yang berjumlah 21 orang yang
jumlah perawat sebanyak 23 orang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria
sedangkan pada tahun 2015 adalah 15.051 eksklusi.
pasien dengan jumlah perawat 21 orang Metode pengumpulan data dalam
terdapat selisih dari tahun 2014 ke 2015, penelitian ini menggunakan lembar
jumlah pasien bertambah tetapi jumlah observasi beban kerja yang berisikan
perawat berkurang, walaupun demikian penyataan-pernyataan yang akan
jumlah kematian di IGD Rumah Sakit Ibnu disesuaikan dengan tindakan yang
Sina mengalami penurunan dari 116 orang dilakukan responden dan observasi
pada tahun 2014 menjadi 75 orang pada langsung menggunakan stopwatch pada
tahun 2015 . lembar observasi respon time oleh peneliti.
Data pengunjung 2 bulan terakhir Data dianalisis berdasarkan kriteria
tahun 2016 pada bulan januari adalah 1557 objektif dan tujuan penelitian dengan
orang dan bulan februari adalah 1453 orang, menggunakan perangkat lunak program
menurut standar RS Ibnu Sina tahun 2015 komputerisasi. Data dianalisis secara
respon time perawat IGD adalah 5-10 menit univariat dilakukan pada tia-tiap variabel
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti penelitian untuk melihat tampilan distribusi
merasa perlu melakukan penelitian terkait frekuensi dan persentase dari tiap-tiap
hubungan beban kerja perawat dengan variabel yang diteliti. Analisis bivariat
respon time pada penanganan pasien di menggunakan uji chi square untuk melihat
Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Ibnu hubungan variabel independen dan variabel
Sina Makassar 2016. dependen.
yaitu 16 (76,2%) orang dan perawat yang beban kerja perawat dengan respon time
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 5 perawat.
(23,8%) orang. Untuk umur perawat
terbanyak yaitu umur 26-35 tahun 4. PEMBAHASAN
sebanyak 16 (76.2%) orang dan frekuensi Beban kerja perawat dalam
umur perawat terkecil yaitu umur 17-25 penelitian ini dibagi dalam 2 kriteria yaitu
tahun sebanyak 2 (9.5%) orang. Untuk latar beban kerja standar atau normal dan beban
pendidikan terbanyak adalah D-III/S1 kerja berat. Berdasarkan hasil penelitian
Keperawatan sebanyak 17 (81,0%) orang yang dilakukan dari seluruh perawat
dan frekuensi perawat yang terkecil dari sebanyak 100% perawat yang memiliki
latar pendidikan SPK diperoleh sebanyak 1 beban kerja standar dengan respon time
(4,8%) orang. Untuk lama kerja perawat sangat tanggap (<5 menit) sebanyak 55.6%
dengan frekuensi terbanyak adalah lama perawat dan respon time cukup tanggap (5-
kerja 5-8 tahun sebanyak 8 (38.1%) orang 10 menit) sebanyak 44.4% perawat. Hal ini
dan frekuensi terkecil adalah 2-4 tahun menunjukkan bahwa semakin standar beban
sebanyak 6 (28.6%) orang. Untuk jenjang kerja perawat maka semakin cepat respon
karir, frekuensi terbanyak dengan jenjang time perawat dalam menangani dan
karir Perawat Klinik-2 sebanyak 8 (38,1%) melayani pasien. Namun dalam penelitian
orang dan frekuensi terkecil adalah ini masih diperoleh 44.4% perawat dengan
Perawat Klinik-4 sebanyak 1 (4.8%) orang. beban kerja standar tetapi yang memiliki
Frekuensi terbanyak yaitu perawat respon time cukup tanggap, hal ini dapat
dengan beban kerja berat sebanyak 12 disebabkan oleh faktor lain seperti latar
(57,1%) orang dan frekuensi terkecil yaitu belakang pendidikan, lama kerja perawat
perawat dengan beban kerja standar dan Usia. Sesuai dengan penelitian ini pada
sebanyak 9 (42,9%) orang. Untuk respon terdapat 4,8% perawat dengan latar
time, frekuensi terbanyak yaitu perawat belakang pendidikan SPK dan 81.0%
dengan respon time sangat tanggap perawat dengan latar belakang pendidikan
sebanyak 13 (61,9%) orang dan frekuensi S1/DIII. Semakin tinggi pendidikan
terkecil yaitu perawat dengan respon time seseorang maka semakin baik pula
cukup tanggap sebanyak 8 (38,1%) orang. keterampilan yang dimiliki, karena dengan
Sebanyak 9 (100%) perawat yang pendidikan yang tinggi maka pengetahuan
memiliki beban kerja standar dengan seseorang juga semakin baik atau Semakin
respon time sangat tanggap sebanyak 5 tinggi pendidikan seseorang maka semakin
(55.6%) perawat dan respon time cukup mudah pula mereka menerima informasi
tanggap sebanyak 4 (44.4%) perawat. dan makin banyak pula pengetahuan yang
Sedangkan perawat yang memiliki beban dimiliki.
kerja berat sebanyak 12 (100%) perawat Menurut Sitorus (2011). meskipun
dengan respon time sangat tanggap untuk lulusan program Diploma-III disebut
sebanyak 8 (66.7%) perawat dan respon juga sebagai perawat professional pemula
time cukup tanggap sebanyak 4 (38.1%) yang sudah memiliki sikap professional
perawat. yang cukup untuk menguasai ilmu
Berdasarkan hasil penelitian analisa keperawatan dan ketrampilan professional
statistik dengan menggunakan uji Fisher's yang mencakup ketrampilan teknis,
Exact diperoleh nilai ρ = 0.673, dimana intelektual dan interpersonal yang
nilai ρ lebih besar dari α = 0,05 maka H0 diharapkan mampu melaksanakan asuhan
diterima dan Ha ditolak. Dari hasil keperawatan professional berdasarkan
penelitian tersebut membuktikan bahwa standar asuhan keperawatan dan etika
tidak ada hubungan yang bermakna antara keperawatan, namun pendidikan
keperawatan harus dikembangkan pada ini dapat disebabkan oleh pengalaman kerja
pendidikan tinggi sehingga dapat yang dimiliki oleh perawat tersebut dan
menghasilkan lulusan yang memiliki sikap, manajemen kepala ruangan yang bagus
pengetahuan, dan ketrampilan professional yang selalu memotivasi perawat pelaksana.
agar dapat melaksanakan peran dan Seseorang dengan masa kerja paling lama
fungsinya sebagai perawat professional. khususnya di IGD tentu memiliki banyak
Faktor lain yang mempengaruhi pengalaman terkait dengan masalah atau
yaitu usia responden, dalam usia responden kasus-kasus kegawatdaruratan, sehingga
sesuai Depkes (2009) pada penelitian ini sangat baik pengaruhnya terhadap respon
terdapat 9.5% dengan usia remaja akhir (17- time. Walaupun beban kerja perawat dinilai
25 tahun) yang memiliki respon time cukup berat namun dengan keterbiasaan perawat
tanggap sedangkan pada usia dewasa akhir dalam menangani kasus selama kerjanya
(36-45 tahun) sebanyak 14.3% yang maka hal atau pekerjaannya akan terasa
semuanya memiliki respon time sangat normal atau standar saja, terkecuali kasus
tanggap atau (<5 menit). Dalam teori pasien yang memang jarang ditemukan.
Notoatmojo, (2005) mengatakan bahwa usia Sesuai dengan teori manajemen
berpengaruh terhadap daya tangkap dan keperawatan yang dikemukan oleh Suyanto
pola pikir seseorang, semakin bertambah (2010), bahwa kepala ruang
usia akan semakin berkembang pula daya sebagai pemimpin bertanggung jawab
tangkap dan pola pikir sehingga merencanakan, mengorganisir, memotivasi
pengetahuan yang diperoleh semakin baik. dan mengendalikan perawat serta tenaga
Kematangan individu dapat dilihat langsung penunjang yang lain dalam memberikan
secara objektif dengan periode umur, pelayanan keperawatan. Dengan diberikan
sehingga berbagai proses pegalaman, motivasi oleh kepala ruang dapat
pengetahuan, ketrampilan, kemandirian menggerakkan perawat pelaksana untuk
terkait sejalan bertambahnya dengan melaksanakan kegiatan pelayanan dan
bertambahnya umur individu, umur yang asuhan keperawatan dengan baik, sebab
lebih tua, akan cenderung memiliki perawat pelaksana yang termotivasi akan
pengalaman yang lebih dalam menghadapi lebih cepat menyelesaikan tugas yang
masalah. Tingkat kematangan dalam diberikan.
berpikir dan berperilaku dipengaruhi oleh Hal ini tidak sesuai dengan teori
pengalaman kehidupan sehari-hari, hal ini Trijoko, (2001) yang mengatakan bahwa
menunjukkan bahwa semakin lama masa Lama kerja adalah proses pembentukan
kerja akan semakin tinggi tingkat pengetahuan atau keterampilan tentang
kematangan seseorang dalam berpikir metode suatu pekerjaan karena keterlibatan
sehingga lebih meningkatkan pengetahuan individu/petugas tersebut dalam
yang dimilikinya. pelaksanaan tugas pekerjaan, sehingga
Dalam hasil penelitian ini pula dengan lama kerja yang panjang dapat
diperoleh dari seluruh perawat, perawat meningkatkan teknik dan metode dalam
yang memiliki beban kerja berat sebanyak bekerja sehingga dapat memiliki banyak
100% perawat dengan respon time sangat pengalaman terkait dengan masalah atau
tanggap (<5 menit) sebanyak 66.7% kasus-kasus kegawatdaruratan yang terjadi
perawat dan respon time cukup tanggap (5- yang sangat berpengaruh terhadap respon
10 menit) sebanyak 38.1% perawat. Hal ini time petugas/pekerja (Arif, 2014). Hal ini
menunjukkan beban kerja yang berat tidak juga tidak sesuai dengan teori Notoatmodjo
memberikan dampak yang signifikan (2003) yang mengatakan semakin tinggi
terhadap keterlambatan waktu tanggap pengalaman seseorang maka akan semakin
perawat dalam menyelamatkan pasien, hal tinggi juga tingkat pengetahuan individu
tersebut. Masa Kerja juga merupakan suatu Tanggap Perawat Gawat Darurat Menurut
hal yang dapat mempengaruhi pengetahuan Persepsi Pasien di Instalasi Gawat Darurat
serta ketrampilan, karena seseorang yang RSU Pandan Arang Boyolali dalam
memiliki masa kerja yang lama secara penelitian ini menggunakan uji statistik
otomatis akan terbentuk pengalaman kerja product moment yang menyatakan bahwa
yang memadai serta tercipta pola kerja yang tidak ada hubungan antara beban kerja total
efektif dan dapat menyelesaikan berbagai (fisik, psikologis, dan sosial) dengan waktu
persoalan berdasarkan pengalaman, tanggap perawat gawat darurat menurut
ketrampilan serta pengetahuannya. persepsi pasien di IGD RSU Pandan Arang
Menurut asumsi peneliti, dari hasil Boyolali. Pada penelitian ini dimana
penelitian ini beban kerja yang berat bukan hasilnya ada juga responden yang
faktor utama yang mempengaruhi ketepatan response time melambat meski
waktu tanggap, akan tetapi pengetahuan dan mengalami beban kerja ringan. Begitupun
pengalaman kerja yang dimiliki perawat sebaliknya responden yang mengalami
dalam menghadapi pasien juga merupakan beban kerja berat tetapi memiliki response
faktor pendukung dalam ketepatan waktu time cepat. Hal ini menunjukan bahwa
tanggap hal lain juga yang mempengaruhi dapat dipertimbangkan beberapa faktor lain
ialah karakteristik pasien, tersedianya yang mempengaruhi response time perawat.
tempat tidur di dalam IGD dan waktu Seperti, lama kerja perawat, usia, tidak
kedatangnya pasien secara bersamaan. seimbangnya jumlah perawat dengan
Sesuai dengan observasi yang dilakukan pasien, ketersediaan stretcher, dan lain-lain.
oleh peneliti, perawat dengan pengalaman Berdasarkan hasil analisa statistik
kerja lebih lama memiliki respon yang dengan menggunakan uji Fisher's Exact
cepat dalam menangani pasien dengan maka diperoleh nilai ρ = 0.673, dimana
karakteristik pasien yang berbeda-beda. Hal nilai ρ lebih besar dari α = 0,05 maka H0
ini menunjukkan bahwa semakin lama diterima dan Ha ditolak. Dari hasil
seseorang bekerja semakin banyak kasus penelitian tersebut membuktikan bahwa
yang ditanganinya sehingga semakin tidak ada hubungan yang bermakna antara
meningkat pengetahuan dan beban kerja perawat dengan response time
pengalamannya, sebaliknya semakin perawat.
singkat orang bekerja maka semakin sedikit
kasus yang ditanganinya. 5. KESIMPULAN
Penelitian ini sesuai dengan penelitian Berdasarkan hasil penelitian tentang
yang di lakukan oleh Wahyu Aprianti M.N, Faktor yang Berhubungan dengan Respon
Rima, dkk (2015) dengan judul Hubungan Time Perawat pada Penanganan Pasien di
Faktor-faktor Eksternal dengan Response Instalasi Gawat Darurat RS Ibnu Sina
Time Perawat dalam Penanganan Pasien Makassar tahun 2016 maka diperoleh
Gawat Darurat dI IGD RSUP PROF. DR. R. bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
D. KANDOU MANADO yang antara beban kerja perawat dengan respon
menggunakan uji statistik Chi Square time perawat pada penanganan pasien di
didapatkan hasil nilai ρ value=0.847 dimana Instalasi Gawat Darurat di IGD RS Ibnu
nilai ρ >0.05 hal ini mnunjukkan bahwa Sina Makassar dengan nilai ρ = 0.673
tidak ada hubungan beban kerja perawat
dengan respon time perawat. 6. REFERENSI
Penelitian ini juga sejalan dengan
penelitian lain yang di lakukan oleh Widodo Adipradana, 2008.Pelayanan Keperawatan
dan Pratiwi (2008), dengan judul Hubungan Terhadap Pasien, Alfabeta,
Beban Kerja dengan Waktu Bandung
Kartikawati, N. Dewi. 2013. Buku Ajar Mancini MR, Gale, AT. 2011. Emergency
Dasar-dasar Keperawatan Gawat Care and The Law. Maryland:
Darurat.Salemba Medika: Jakarta. Aspen Publication
Musliha. 2010. Keperawatan Gawat Oman, Chathleen Jane, Koziol M. & Linda
Darurat. Nuha Medika : J.S (2008).Panduan
Yogyakarta. Belajar
Keperawatan Emergensi. EGC :
Muwardi, 2003. Materi Pelatihan PPGD. Jakarta
Surakarta
PPNI Indonesia. 2005.Standar Kompetensi
Nasution. C. 2012. Tingkat Pengetahuan Perawat Indonesia.dari PPNI
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Indonesia. website:
Usu Tahun Masuk 2009 Mengenai http://www.inna-ppni.or.id
Penatalaksanaan Awal
Kegawatdaruratan.Karya Tulis Pratiwi A, Panggah W. 2008. Hubungan
Ilmiah tidak dipublikasikan. Medan. Beban Kerja Dengan Waktu
FK: Universitas Sumatera Utara Tanggap Perawat Gawat Darurat
Menurut Persepsi Pasien
Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Di
Perilaku, Rineka Cipta : Jakarta. Instalasi Gawat Darurat
RSU.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Pandan Arang Boyolali. Jawa
Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta Tengah. Berita Ilmu Keperawatan.
: Jakarta Vol.1 No.3. Surakarta