Você está na página 1de 2

Studi Awal Temuan Fosil yang diduga Homo erectus

di Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah

Donan Satria Yudha1, Rusyad Adi Suriyanto2, Ashwin Prayudi2, Noorman Hendry Fauzy2
Muhammad Wildan Fadhlilallah3, Karsono Haryo Subagyo3
1
Laboratorium Sistematika Hewan, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada,
Jl. Teknika Selatan, Sekip Utara, 55281, Yogyakarta, Indonesia
2)
Laboratorium Bioanthropologi dan Paleoanthropologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada
Jl. Medika, Sekip, Yogyakarta 55281
3)
Museum Bumiayu-Tonjong, Jl. K.H. Ahmad Dahlan, RT.04, RW.04, Dusun Krajan Dua, Desa Kalierang,
Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah

I. Pendahuluan
Bumiayu memiliki keunikan dimana ditemukan fosil hewan vertebrata, hominid dan
artefak yang diduga berumur Pleistosen Akhir hingga Pleistosen Awal. Fosil yang ditemukan
sebagian besar terbawa di sekitar sungai yang diduga sebagai fosil rework, dan sebagian fosil
yang insitu tertanam pada batuan sedimen. Dari data arus purba menunjukkan bahwa fosil – fosil
yang rework berasal dari arah barat laut yang merupakan tinggian Ciremai, kemudian dari
artefak yang ditemukan mencirikan kebudayaan manusia purba yang berburu. Perubahan
lingkungan diakibatkan naiknya muka air laut dicirikan dengan suksesi litologi yang
menunjukkan kandungan karbonat.
Penemuan-penemuan fosil vertebrata di Bumiayu dimulai sejak tahun 1920 oleh peneliti
Belanda, yaitu: Van Der Maarel dan Von Koenigswald. Salah satu fosil vertebrata di Bumiayu
yang telah dipublikasikan adalah fosil kura-kura darat Megalochelys cf. sivalensis. Kura-kura
darat ini diperkirakan berasal dari endapan non-laut Periode Pleistosen Awal (Setiyabudi, 2009).
Berikut adalah keanekaragaman fosil di Situs Bumiayu: Coelenterata, Echinodermata, Molusca
laut, Molusca payau, Molusca darat, Ikan pari, Karapas, Ular, Sinomastodon bumiajuesnsis,
Stegodon sp., Elephas sp., Kuda air, Badak, Crocodylus, Gavialis, Santeng, Kerbau, Banteng,
Rusa dan Hominid.
Selama ini, wilayah Bumiayu terus menyingkap fosil. Warga menemukan banyak fosil di
sekitar wilayah Bumiayu. Bapak Rafli Rizal adalah salah seorang warga Bumiayu yang peduli
terhadap peninggalan prasejarah di Bumiayu. Pada tahun 2014, Bapak Rafli Rizal mencetuskan
Kelompok Masyarakat Peduli Prasejarah Bumiayu yang dikenal dengan nama Tim Buton
(Bumiayu-Tonjong). Fosil-fosil temuan yang didapat warga maupun Tim Buton, kemudian
disimpan dan dipamerkan di Pondok Fosil yang dikenal dengan nama “Museum Mini Purbakala
Buton, Bumiayu-Brebes”.
Salah satu anggota Tim Buton, yaitu Bapak Karsono melakukan survey permukaan di
Sungai Bodas daerah Brebes selatan, pada bulan November 2016 beliau menemukan fragmen
caput femur, kemudian pada bulan Maret 2017 menemukan fragmen tulang pipih dan pada bulan
April 2018 menemukan dua buah fosil gigi isolasi. Temuan tersebut didiskusikan dengan Mas
Wildan, pengelola museum. Berdasarkan perkiraan mereka berdua, kemungkinan merupakan
fosil manusia purba. Guna memastikannya, Mas Wildan kemudian menghubungi Pak Donan
Satria Yudha (Kepala Museum Biologi UGM) dan Pak Rusyad Adi Suriyanto (Fakultas
Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM) untuk meminta bantuan
identifikasi. Pada hari Selasa, 13 November 2018, Mas Wildan dan Pak Karsono datang UGM
untuk mengindentifikasi beebrapa fragmen fosil tersebut. Identifikasi fosil dilakukan di
Laboratorium Bioanthropologi dan Paleoanthropologi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan
Masyarakat dan Keperawatan UGM.
Tujuan dari penelitian ini memastikan identitas fosil yang ditemukan pada bulan
November 2016, Maret 2017 dan April 2018 di wilayah Situs Prasejarah Bumiayu. Fosil yang
telah diidentifikasi dapat digunakan sebagai referensi ilmiah bagi penelitian selanjutnya, seperti
studi mengenai paleoekologi wilayah Bumiayu serta pengenalan lebih luas kepada masyarakat
mengenai potensi di Situs Prasejarah wilayah Bumiayu.
Material yang dianalisa adalah penemuan fosil vertebrata yang didapatkan pada bulan
November 2016, Maret 2017 dan April 2018 di wilayah Situs Prasejarah Bumiayu. Fosil-fosil
tersebut adalah: dua fosil gigi lepas yang hominid, satu fragmen caput femori hominid serta satu
fragmen tulang pipih yang diduga fragmen dari tempurung atas tengkorak (Tabel 1). Fosil-fosil
tersebut diduga merupakan bagian dari tulang hominid. Studi awal yang kami lakukan adalah
identifikasi guna memastikan penggolongan/ klasifikasi ilmiah fosil-fosil tersebut ke dalam
kelompok takson tingkat familia bahkan genus.

Você também pode gostar