Você está na página 1de 7

Jurnal Medika Veterinaria Agustus 2018 12 (2):103 - 109

I-SSN : 0853-1943; E-ISSN : 2503-1600 DOI:https://doi.org/10.21157/j.med.vet.v1 1i1.4065

Effect of Fermented Moringa leaf (Moringa oleifera) powder in Feed


To Increase Broiler Carcass Weight

Feri Hardiansah Manihuruk¹, Ismail2, Rastina2, Razali2, Mustafa Sabri4, Zuhrawati3, Muhammad
Jalaluddin4
1
Program Studi Pendidikan Dokter Hewan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
2
Laboratorium Kesmavet Fakultas Hewan Universitas Syiah Kuala,Banda Aceh
3
Laboratorium Klinik Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala,Banda Aceh
4
Laboratorium Anatomi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala,Banda Aceh
E-mail: Fmanihuruk@gmail.com

ABSTRACT

This study aimed to determine the effect of fermented kelor leaves (Moringa oleifera) flour as additive in
animal feed to increase the weight of boiler carcass. The samples used were 28 DOC strain Cobb CP-707 aged 1
day. This study was conducted using one way pattern complete randomized design with 4 treatments and 7
replications. Control group (P0) was fed with commercial feed; P1 was given 5% fermented kelor leaves flour; P2
was given 7,5% fermented kelor leaves flour; and P3 was given 10% concentration of fermented kelor leaves flour.
Feed replacement was conducted on 08.00 am and 5.00 pm everyday, and water was given ad libitum. Chemical
content of flour before and after fermented was analyzed at Research Centre of Biotechnology and Biological
Resources, IPB. Body weight measurement was carried out at Veterinary Public Health Laboratorium. Data were
analyzed using ANOVA with SPSS 16.0. Mean value (±SD) of carcass weight for P0, P1, P2, and P3 were
938,71±180,83, 1011,86±101,64, 1010,71±126,69, and 907,43±190,35, respectively. This study showed that
adddition of fermented kelor leaves flour for 21 days did not affect (P>0,05) the weight of broilers carcass.

Keywords : Moringa oleifera, fermented kelor leaves flour, broiler carcass

PENDAHULUAN broiler siap dipanen pada umur 28 - 45 hari


dengan berat hidup mencapai 1,2 - 1,9
Peternakan ayam ras mulai masuk ke kg/ekor (Priyatno, 2000). Namun biaya
Indonesia sekitar tahun 1970-an. Sampai pakan dalam usaha ternak ayam broiler
saat ini usaha peternakan ayam, baik petelur mencapai 60 - 70% dari total biaya
maupun pedaging (broiler) masih produksi. Untuk meningkatkan cara beternak
memperlihatkan perkembangan yang pesat, yang efisien perlu dicari alternatif
meskipun penuh dengan tantangan baik dari penyediaan pakan yang dapat memenuhi
segi harga maupun ancaman penyakit, kebutuhan biologis ternak dengan harga
terutama pada ayam broiler (Santoso dan yang murah dan mudah didapat (Resnawati,
Sudaryani, 2015). Seiring dengan 2004).
bertambahnya pendapatan penduduk dan Kelor (Moringa oleifera) merupakan
pengetahuan masyarakat terhadap salah satu tanaman yang banyak tumbuh di
pentingnya konsumsi protein hewani Indonesia dan belum ditingkatkan
menyebabkan permintaan daging broiler pendayagunaanya sebagai pakan yang baik
terus mengalami peningkatan (Amrullah, untuk ternak. Tanaman ini banyak ditemui
2004). Kenyataan tersebut mendorong disepanjang ladang, tepi sawah dan sebagai
peternak untuk meningkatkan produksi pagar hidup di depan rumah. Daun kelor
ayam broiler yang berkualitas dan bermutu memiliki kandugan antioksidan yang dapat
baik. digunakan sebagai obat dan dapat
Ayam broiler merupakan ternak yang digunakan sebagai makanan pengganti
paling efisien menghasilkan daging dan untuk hewan ternak (Simbolon dkk., 2007).
relatif mudah untuk diternakkan. Umumnya Kandungan protein daun kelor setara

103
Jurnal Medika Veterinaria Feri Hardiansah Manihuruk, dkk

dengan dua kali lebih tinggi dibandingkan agar dapat memenuhi permintaan
protein yang terdapat pada susu (Etowadi konsumsen terhadap ayam broiler. Salah
yang disitasi oleh Diantoro dkk., 2015). satu indikator untuk melihat keberhasilan
Hasil penelitian Sjofjan (2008), pemeliharaan ayam broiler adalah
menunjukkan bahwa level penggunaan pertambahan berat karkas. Menurut Mide
tepung daun kelor dapat diberikan hingga (2013), persentase karkas merupakan faktor
10% dalam pakan ayam pedaging. yang terpenting untuk menilai produksi
Menurut Ndong dkk yang disitasi oleh ternak, karena produksi erat hubungannya
Kholis dan Fariz (2010), kandungan protein dengan bobot hidup, dimana makin tinggi
dalam tepung daun kelor bisa mencapai bobot hidup cenderung berat karkas juga
30%, akan tetapi daya cerna protein tepung meningkat. Kualitas ransum merupakan
daun kelor masih cukup rendah, karena salah satu faktor yang mempengaruhi bobot
komponen protein terikat oleh serat yang hidup akhir dan persentase bobot karkas
tinggi pada daun kelor. Untuk itu diperlukan (Widjaja dkk., 2006). Karena itu dibutuhkan
upaya untuk meningkatkan ketersediaan suatu kajian tentang pengaruh pemberian
protein daun kelor (bioavailabilitas), salah tepung daun kelor yang difermentasi
satu cara yang dapat dilakukan adalah terhadap berat karkas ayam broiler.
dengan memanfaatkan probiotik (Hafsah,
2003). Ransum yang mengandung probiotik, MATERI DAN METODE
prebiotik dan kombinasi keduanya dapat
meningkatkan daya cerna serta
meningkatkan pertambahan bobot badan Materi Percobaan
ayam pedaging (Daud, 2005). Penelitian ini menggunakan rancangan
Gunawan dan Sundari (2003) acak lengkap pola searah dengan 4
menyatakan bahwa probiotik tidak perlakuan, yaitu satu kelompok kontrol dan
meninggalkan residu dan tidak tiga kelompok perlakuan dengan tingkatan
mengakibatkan resistensi, sehingga aman dosis yang berbeda (5%; 7,5%; 10%).
bagi manusia. Effective microorganisms-4 Sampel yang digunakan adalah DOC strain
(EM4) adalah salah satu jenis probiotik yang cobb CP-707 sebanyak 28 ekor yang dibagi
merupakan kultur campuran dari atas 4 kelompok dengan masing-masing
mikroorganisme seperti bakteri fotosintetik, kelompok berisi 7 ekor DOC. Perlakuan
bakteri asam laktat (Lactobacillus sp), yang diberikan adalah sebagai berikut:
khamir (Saccharomyces sp) serta P1 : Pakan komersil 100%
Actinomycetes yang mampu meningkatkan P2 : Pakan komersil 95% ditambah
kesehatan, pertumbuhan dan produktivitas fermentasi tepung daun kelor 5%
ternak (Riswandi dkk., 2012). Menurut P3 ; Pakan komersil 92,5% ditambah
Winedar dkk. (2006) penggunaan EM4 fermentasi tepung daun kelor 7,5%
dengan konsentrasi larutan starter 15% P4 : Pakan komersil 90% ditambah
dalam pakan merupakan campuran yang fermentasi tepung daun kelor 10%
paling efektif untuk meningkatkan daya Bahan yang digunakan pada penelitian ini
cerna protein pakan, kandungan protein adalah daun kelor segar yang telah
daging, dan pertambahan berat badan ayam dipisahkan dari ranting dan batangnya yang
broiler. diperoleh dari sekitaran jalan desa Kahju
Perkembangan teknologi yang semakin kabupaten Aceh Besar provinsi Aceh,
maju menuntut adanya produk-produk alkohol 70%, pakan komersil (Hiprovit 511
ramah lingkungan dalam bidang peternakan dan 512), EM-4 (Efective microorganisms-

104
Jurnal Medika Veterinaria Feri Hardiansah Manihuruk, dkk

4), vaksin ND (Newcastle Desease), sebagai kontrol positif; kelompok P1 yaitu


rodalon, vitachik dan air secukupnya. diberikan tepung daun kelor yang difermentasi
Sedangkan Alat yang digunakan dalam sebanyak 5% dan ditambahkan pakan komersil
penelitian ini adalah triplek, kipas angin, 95%; kelompok P2 diberikan tepung daun kelor
sapu, timbangan digital, pisau, tempat yang difermentasi sebanyak 7,5% dan
pakan, tempat minum ayam broiler, bohlam, ditambahkan 92,5% pakan komersil; dan
blender dan thermometer ruangan. kelompok P3 diberikan tepung daun kelor yang
difermentasi sebanyak 10% dan ditambahkan
Pembuatan tepung daun kelor 90% pakan komersil. Pemberian pakan selama
Daun kelor segar dipetik dan penelitian ini dibagi berdasarkan periode
dikumpulkan, dipisahkan dari ranting nya, pertumbuhan ayam, yaitu periode pre-starter
kemudian dijemur di tempat yang teduh dan (umur 1-7 hari), periode starter (umur 8-21 hari),
terhindar dari sinar matahari langsung dan periode finisher (umur 22 hari sampai
sampai daun kelor rapuh. Kemudian panen). Sebagai tindakan preventif dilakukan
dihaluskan dengan menggunakan blender. vaksinasi dengan manggunakan vaksin ND
(Newcastle disease) pada umur ayam 3 hari.
Fermentasi tepung daun kelor Pergantian pakan dilakukan pada pagi dan sore
Pembuatan fermentasi tepung daun kelor hari selama masa perlakuan. Air minum
yaitu dengan menggunakan tepung daun diberikan secara ad libitum. Perlakuan dimulai
kelor halus sebanyak 3 kg dibasahi dengan pada fase starter minggu ke-1 (umur 8-21 hari)
larutan EM4 1,5 liter kemudian dilakukan dan kemudian di analisis pada hari ke-28 pada
proses pengadukan dan perataan hingga periode finisher (umur 21 hari sampai panen).
tepung daun kelor menjadi lembab, dan
selanjutnya dilakukan pengemasan kedalam Pengambilan Sampel
3 kantong plastik dengan ukuran 1 kg. Pengambilan sampel dilakukan pada ayam
Plastik tersebut diletakkan di tempat yang berumur 28 hari untuk dianalisis. Setiap ekor
terlindung dari sinar matahari langsung. ayam dipisahkan dari kepala, jeroan, kaki,
Proses fermentasi dilakukan selama empat bulu, lemak dan sisa darah yang menempel
hari dengan pengadukan dan perataan setiap untuk mendapatkan bagian karkas.
24 jam. Selanjutnya dilakukan pengeringan Kemudian karkas ditimbang beratnya dan
dengan diangin-anginkan tanpa sinar dicatat untuk dilakuan analisis data.
matahari langsung selama kurang lebih 2
hari. Selanjutnya fermentasi tepung daun Analisis Data
kelor di bagi menurut kelompok perlakuan Data hasil penelitian dianalisis dengan
(Winedar., dkk 2006). menggunakan analisis varian (ANOVA)
rancangan acak lengkap pola searah. Jika
Pelaksanaan Penelitian hasil ANOVA menunjukan ada pengaruh
Ayam diadaptasikan selama 7 hari pada fase perlakuan, maka analisis dilanjutkan
pre-starter, setelah itu ayam diambil secara acak menggunakan uji Duncan (Gaspersz, 1989).
dan ditempatkan ke dalam 4 kelompok
perlakuan. Setiap petak kandang diisi dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
tujuh ekor ayam broiler yang dilengkapi dengan
tempat pakan, tempat minum, dan bohlam. Fermentasi Tepung Daun Kelor
Pemberian pakan dilakukan dengan kombinasi Fermentasi tepung daun kelor dengan
sesuai dengan kelompok perlakuan; kelompok menggunakan EM-4 (Effective
P0 yaitu dengan diberikan pakan komersil 100% Microorganisms-4) selama 4 x 24 jam

105
Jurnal Medika Veterinaria Feri Hardiansah Manihuruk, dkk

mengakibatkan peningkatan kandungan menggunakan EM4 dapat meningkatkan


protein pada tepung daun kelor yang kandungan protein pada pakan. Hasil
difermentasi dibandingkan dengan tepung analisis kandungan nutrisi tepung daun kelor
daun kelor tanpa fermentasi. Hasil penelitian tanpa fermentasi dan tepung daun kelor yang
Winedar (2006) menunjukkan bahwa difermentasi dengan EM4 (Effective
penggunaan fermentasi dengan ) disajikan pada Tabel 1.

Table 1. Kandungan nutrisi tepung daun kelor

Fermentasi Tepung Daun


Komposisi Tepung Daun Kelor
Kelor

Kadar Air (%) 11,87 14,96


Abu (%) 11,47 11,95
Lemak kasar (%) 5,34 9,05
Protein kasar (%) 24,32 24,71
Serat Kasar (%) 8,16 7,43

Peningkatan kandungan protein pada Berat Karkas Ayam Broiler


pakan disebabkan terjadi peningkatan unsur Berat karkas ayam merupakan berat hasil
nitrogen yang terdapat pada bahan makanan pemotongan ayam secara halal dan benar
yang mengandung karbohidrat dalam bentuk yang telah dipisahkan dari darah, kaki,
garam ammonium atau nitrat (Gaman dan kepala, dicabuti bulunya, dikeluarkan organ
Sherrington, 1992). Menurut Anggordi dalam dan lemak abdominalnya. Pada Tabel
(1994), perombakan protein akan diubah 2 dapat dilihat rata-rata pertambahan berat
menjadi polipeptida, kemudian menjadi karkas setelah perlakuan dengan pemberian
peptida sederhana, peptida ini akan tepung daun kelor yang difermentasi dengan
dirombak menjadi asam-asam amino. Asam- perlakuan P0 (tanpa tepung daun kelor), P1
asam amino akan digunakan oleh mikroba (5% tepung daun kelor fermentasi dalam
untuk memperbanyak diri. Proses tersebut pakan), P2 (7,5% tepung daun kelor
secara tidak langsung dapat meningkatkan fermentasi dalam pakan) dan P3 (10%
kandungan protein kasar (Wuryantoro, tepung daun kelor difermentasi dalam
2000). pakan).

Tabel 2. Rataan pertambahan berat karkas ayam broiler (gram)

Perlakuan Rata-rata ±SD


P0 938,71±180,83
P1 1011,86±101,64
P2 1010,71±126,69
P3 907,43±190,35
Keterangan : P0 = kontrol, P1 = fermentasi tepung daun kelor 5%, P2 =fermentasi tepung daun
kelor 7,5%, P3 = fermentasi tepung daun kelor 10%.

106
Jurnal Medika Veterinaria Feri Hardiansah Manihuruk, dkk

Rata – rata berat karkas pada kelompok berbanding lurus dengan dengan konsumsi
perlakuan yaitu P1 (1011,86 g), P2 (1010,71 ransum, makin tinggi bobot badannya makin
g), P0 (938,71 g), dan P3 (907,43 g). tinggi pula tingkat konsumsinya terhadap
Pertambahan berat karkas tertinggi terlihat ransum Semakin berat ayam yang dipotong,
pada level pemberian fermentasi tepung maka karkasnya akan semakin tinggi pula.
daun kelor 5% dalam pakan sedangkan yang Murtidjo (1999) menyatakan bahwa
terendah terlihat pada pemberian fermentasi makanan yang baik akan memberikan energi
tepung daun kelor sebanyak 10%. Hasil yang optimal, energi ini penting untuk
analisis statistik menunjukkan bahwa menjaga kondisi tubuh dan perkembangan
penggunaan tepung daun kelor yang jaringan. Faktor yang paling penting dalam
ditambahkan dalam pakan tidak berpengaruh pertumbuhan ayam broiler adalah pakan
secara nyata (P > 0,05) terhadap berat yang tepat dan nutrisi yang seimbang.
karkas. Tidak adanya perbedaan yang nyata Berdasarkan analisis statistik
ini disebabkan oleh bobot akhir ayam yang menggunakan ANOVA (Analysis Of
hampir seragam dan simpangan baku yang Variance) menunjukkan bahwa pemberian
besar antar perlakuan sehingga berat karkas fermentasi tepung daun kelor tidak
yang didapatkan hampir sama. memberikan pengaruh nyata (P 0,05)
Menurut Kartadisastra yang disitasi oleh terhadap berat karkas ayam broiler.
Ridana (2013), bobot tubuh ayam

1011,86±101,64 1010,71±126,69
1000
938,71±180,83
907,43±190,35
900

800

700

600

500
P0 P1 P2 P3
berat karkas

Gambar 2. Rata-rata (±SD) berat karkas ayam broiler yang diberi fermentasi tepung daun kelor.
P0 = kelompok kontrol; PI = fermentasi tepung daun kelor 5%; PII = fermentasi tepung daun
kelor 7,5%; PIII = fermentasi tepung daun kelor 10%.

Pada gambar 2 terlihat bahwa berat fermentasi tepung daun kelor). Hasil
karkas ayam broiler paling tinggi terlihat penelitian Astuti dkk. (2005) menjelaskan
pada kelompok perlakuan pertama PI bahwa tepung daun kelor (Moringa oleifera)
(konsentrasi 5% fermentasi tepung daun dapat digunakan hingga 5% dalam pakan
kelor) dibandingkan dengan kelompok sebagai pengganti tepung ikan dan bungkil
kontrol, dan terjadi penurunan berat karkas kedelai. Akan tetapi aroma langu yang
yang signifikan pada P3 (dosis 10% dikeluarkan tepung daun kelor menyebabkan

107
Jurnal Medika Veterinaria Feri Hardiansah Manihuruk, dkk

tingkat konsumsi tepung daun kelor rendah Anggordi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
(Kholis dan Fariz, 2010). Astuti, D.A., D.R. Ekastuti dan Firdaus. 2005. Manfaat
Menurut Soeparno (1994), persentase daun kelor (Moringa oleifera) sebagai pakan
karkas biasanya meningkat seiring dengan ayam pedaging. Pros. Seminar Nasional
Pengembangan Usaha Peternakan Berdaya
meningkatnya berat badan, tetapi persentase Saing di Lahan Kering. Fakultas Peternakan
bagian non karkas seperti darah dan organ Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 210-219
vital menurun. Salah satu yang Daud, M. 2005. Performan ayam pedaging yang diberi
probiotik dan prebiotik dalam ransum. Jurnal
mempengaruhi persentase karkas ayam Agripet. 5(2):75-79.
adalah kualitas ransum. Ransum yang baik Diantoro, A., M. Rohman, R. Budiarti dan H.T. Palupi.
akan berpengaruh positif pada pertumbuhan 2015. Pengaruh penambahan ekstrak daun kelor
(Moringa Oleifera L.) terhadap kualitas yoghurt.
ayam broiler normal. Bobot karkas yang Jurnal Teknologi Pangan. 6(2):59-66.
dihasilkan dari seekor ayam akan Gaman, P.M. dan K.B. Sherrington. 1992. Ilmu Pangan:
proporsional dengan bobot hidup dengan Pengantar Ilmu Pangan Nutrisi dan
Mikrobiologi. Universitas Gadjah Mada Pers,
rata-rata berat karkas ayam berkisar antara Yogyakarta.
65-75% dari berat hidup (Amrullah, 2004). Gaspersz, V. 1989. Metode Perancangan Percobaan.
Menurut Young dkk. (2001), faktor lain Armico, Bandung.
Gunawan, dan M.M.S. Sundari. 2003. Pengaruh
yang mempengaruhi produksi karkas ayam penggunaan probiotik dalam ransum terhadap
broiler antara lain strain, jenis kelamin, usia, produktivitas ayam. Wartazoa. 13(3):92-98.
kesehatan, nutrisi, bobot badan, dan Hafsah. 2003. Pengaruh suplementasi probiotik starbio
terhadap rasio effisiensi protein ransum dan nilai
pemuasaan sebelum dipotong. Pertumbuhan karkas ayam pedaging. Jurnal Agroland.
ayam yang cepat pada ayam broiler selain 10(4):399-404.
disebabkan oleh faktor genetik juga Kholis, N dan Fariz H. 2010. Pengujian bioassay biskuit
balita yang disuplementasi konsentrat protein
didukung oleh faktor luar, salah satunya daun kelor (Moringa oleifera) pada model tikus
adalah pemeliharaan yang efektif dan malnutrisi. Jurnal Teknologi Pangan.
pemberian pakan yang cukup. (Aini, 2004). 11(3):144-151.
Mide, M.J. 2013. Penampilan broiler yang mendapatkan
ransum mengandung tepung daun katuk, rimpang
KESIMPULAN kunyit, dan kombinasinya. Jurnal Teknosains.
7(1):40-46.
Murtidjo, B.A. 1999. Pedoman Meramu Pakan Unggas .
Dari hasil penelitian ini dapat Kanisius, Yogyakarta.
disimpulkan bahwa pemberian pakan yang Priyatno , M.A. 2000. Mendirikan Usaha Pemotongan
mengandung tepung daun kelor Ayam. Penebar Swadaya, Jakarta.
Resnawati, H. 2004. Bobot potongan karkas dan lemak
terfermentasi dengan dosis 5% menunjukkan abdomen ayam ras pedaging yang diberi ransum
peningkatan berat badan karkas yang paling mengandung tepung cacing tanah (Lumbricus
baik dibandingkan dengan kelompok rubellus). Seminar Nasional Teknologi
Peternakan dan Veteriner. Bogor. 473-478.
lainnya. Namun perlakuan dengan dosis Ridana, F. 2013. Pengaruh Suplementasi Probiotik dan
10% justru dapat menurunkan berat karkas Acidifier Dalam Ransum Fermentasi Terhadap
ayam broiler. Pertumbuhan Ayam Broiler. Skripsi. Jurusan
Peternakan, Universitas Syiah Kuala, Banda
Aceh.
DAFTAR PUSTAKA Riswandi, S. Sandi, dan F. Yosi. 2012. Kombinasi
pemberian strabio dan EM-4 melalui pakan dan
Aini, Q. 2014. Pengaruh Ekstrak Daun Kelor (Moringa air minum terhadap performan itik lokal umur 1-6
oleifera) Terhadap Kadar Glukosa Darah serta minggu. JPS. 1(1):41-47.
Struktur Mikroskopis Pankreas dan Hati Tikus Santoso, H. dan T. Sudaryani. 2015. Panduan Praktis
Jantan (Rattus Wistar). Tesis. Program Pembesaran Ayam Pedaging. Penebar
Pascasarjana Ilmu Pendidikan Biologi, Swadaya, Jakarta.
Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Simbolon, J. M., M. Simbolan, dan N. Katharina. 2007.
Amrullah, I.K. 2004. Seri Beternak Mandiri: Nutrisi Cegah Malnutrisi dengan Kelor. Kanisius,
Ayam Broiler. Lembaga Satu Gunung Budi, Yogyakarta
Bogor.

108
Jurnal Medika Veterinaria Feri Hardiansah Manihuruk, dkk

Sjofjan, O. 2008. Efek penggunaan tepung daun (Moringa pertambahan berat badan ayam broiler setelah
oleifera) kelor dalam pakan terhadap penampilan pemberian pakan yang difermentasi dengan
produksi ayam pedaging. Seminar Nasional Effective microorganisms-4 (EM-4). Jurnal
Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor. Bioteknologi. 2(1):14-19.
649-656. Wuryantoro, S. 2000. Kandungan Protein Kasar dan Serat
Soeparno. 1994. Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah Kasar Hay Padi Teramonisasi yang Difermentasi
Mada University Press. Yogyakarta. dengan Cairan Rumen. Skripsi. Fakultas
Widjaja, E., W.G. Piliang, I. Rahayu, dan B.N. Utomo. Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga,
2006. Produk samping kelapa sawit sebagai Surabaya.
bahan pakan alternatif di Kalimantan Tengah: 1. Young, L. L., Northcutt, J. K., Buhr, R. J., Lyon, C. E. and
pengaruh pemberian solid terhadap performans Ware. G. O., 2001. Effects of age, sex, and
ayam broiler. JITV. 11(1):1-5. duration of postmortem aging on percentage yield
Winedar, H., Listyawati, S, dan Sutarno. 2006. Daya cerna of parts from broiler chicken carcasses. Poultry
protein pakan, kandungan protein daging, dan Sci. 80(3):376- 379.

109

Você também pode gostar