Você está na página 1de 7

ARTIKEL KESEHATAN LINGKUNGAN

11 NOVEMBER 2014 KYRISKY TINGGALKAN KOMENTAR

Artikel Kesehatan Lingkungan


Kesehatan adalah anugerah yang diberikan sang pencipta kepada hamba-Nya. Maka hendaklah
sebagai hamba-Nya kita berusaha menjaga dan memelihara kesehatan kita. Karena kesehatan
tidak ternilai harganya. Terkadang pada saat kita sehat, kita lupa akan nikmat tersebut dan ketika
sakit kita baru sadar dan merasakan betapa kesehatan sungguh sangat berharga.
Tubuh yang sehat bisa didapatkan dari berolahraga secara teratur, menkomsumsi makananan
bergizi, dan lingkungan yang sehat dan bersih. Lingkungan yang sehat terkadang sering tidak
kita perhatikan karena kesibukan dalam bekerja sehingga lingkungan sekitar tidak dijaga
kebersihannya. Akibat dari lingkungan yang tidak sehat dapat menimbulkan berbagai macam
penyakit, salah satu yang mengkhawatirkan adalah deman berdarah (DBD) karena dapat
menyebabkan kematian.
Kesehatan lingkungan sangat penting untuk dijaga bersama dan harus ada kesadaran dari tiap
masyarakat dari semua kalangan betapa penting dan berharganya kesehatan lingkungan.

Tujuan dan Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan


Tujuan dan ruang lingkup kesehatan lingkungan dapat dibagi menjadi dua, secara
umum dan secara khusus.
Tujuan dan ruang lingkup kesehatan lingkungan secara umum, antara lain:

1.Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman pada kesehatan dan
kesejahteraan hidup manusia.

2.Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber-sumber lingkungan dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.

3.Melakukan kerja sama dan menerapkan program terpadu di antara masyarakat dan institusi
pemerintah serta lembaga nonpemerintah dalam menghadapi bencana alam atau wabah penyakit
menular.

Adapun tujuan dan ruang lingkup kesehatan lingkungan secara khusus meliputi usaha-usaha
perbaikan atau pengendalian terhadap lingkungan hidup manusia, yang di antaranya berupa:
1. Menyediakan air bersih yang cukup dan memenuhi persyaratan kesehatan.
2. Makanan dan minuman yang diproduksi dalam skala besar dan dikonsumsi secara luas oleh
masyarakat.
3. Pencemaran udara akibat sisa pembakaran BBM, batubara, kebakaran hutan, dan gas beracun
yang berbahaya bagi kesehatan dan makhluk hidup lain dan menjadi penyebab terjadinya
perubahan ekosistem.
4. Limbah cair dan padat yang berasal dari rumah tangga, pertanian, peternakan, industri, rumah
sakit, dan lain-lain.
5. Kontrol terhadap arthropoda dan rodent yang menjadi vektor penyakit dan cara memutuskan
rantai penularan penyakitnya.
6. Perumahan dan bangunan yang layak huni dan memenuhi syarat kesehatan.
7. Kebisingan, radiasi, dan kesehatan kerja.
8. Survei sanitasi untuk perencanaan, pemantauan, dan evaluasi program kesehatan lingkungan
Kebersihan Lingkungan Sekolah
(Anggun Prasetiya)

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Seringkali kita mendengar slogan-slogan di berbagai tempat terutama di sekoloah, yang isinya
mengajak kita untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Akan tetapi slogan tadi tidak kita pedulikan, slogan tadi fungsinya hanya seperti hiasan belaka
tanpa ada isinya, padahal isi dari sebuah slogan sangat penting bagi kita. Banyak slogan yang
mengajak kita untuk menjaga kebersihan, tapi apa kenyataannya? Siswa masih membuang
sampah sembarangan, selain ini siswa juga merobek-robek kertas dalam kelas dan bila memakan
jajan di tempat A bungkusnya dibuangnya juga di tempat A, padahal di tempat-tempat tersebut
telah disediakan tempat sampah.

Tentu kita tidak mau sekolah kita menjadi kotor, kumuh dan penuh dengan sampah. Disamping
itu sampah yang kita buang sembarangan tadi juga dapat mencemari lingkungan, baik di dalam
kelas maupun di luar kelas dan juga dapat menyebabkan suasana belajar kita tidak nyaman.

1.
Tujuan Pembahasan
Pada topik kali ini, kami ingin membangun peran penting dalam menciptakan lingkungan sehat.
Karena, bila lingkungan sehat maka semua mahkluk hidup yang ada disekeliling kita akan
dapat bernafas dengan baik. Terutama kita sebagai siswa dapat menerima materi pembelajaran
dengan baik. Karena bila ruangan kelas bersih, pastilah udara akan sejuk. Dan oleh karena itu
otak dapat menjalankan fungsi dan kegunaannya dengan sempurna.

Otak dapat bekerja dengan cepat. Jika lingkungan sehat dan bersih, otak dapat bekerja melebihi
dari benda cepat apapun yang pernah ada. Karena otak memiliki berjuta – juta rangsangan yang
meliputi dan melindungi otak agar otak dapat bekerja dengan maksimal.

Setidaknya, dengan menjaga kebersihan, kita juga telah melestarikan dan menjaga maupun
menghargai bakat kita dalam Iptek. Karena orang sukses pasti berasal dari lingkungan yang sehat
dan bersih. Sehingga ia dapat berfokus pada pembelajaran yang ia terima.

BAB II
PEMBAHASAN

Ada beberapa permasalahan penting yang harus kita bahas dalam makalah ini, diantaranya
adalah :
1) Kebersihan lingkungan mendorong semangat belajar siswa

Dalam setiap aspek dan perilaku siswa tentunya tampak dari kebiasaan nya setiap hari.
Demikianlah dengan lingkungan kelas bahkan lingkungan sekolah sekalipun. Bila lingkungan
sekolah maupun lingkungan kelas termasuk ruangan kelas bersih dan ditata sebaik – baiknya,
maka motivasi belajar yang timbulpun akan mengajak sahabat – sahabat untuk semangat dalam
mengikuti pembelajaran.

2) Kebersihan lingkungan menjadi keunggulan sekolah

Kita tahu, bahwa kebersihan lingkungan sekolah juga berdampak dan berpengaruh besar bagi
siswa terlebih lagi bagi sekolah itu sendiri. Karena semua orang pasti menyelidiki situasi maupun
keadaan sekolah sebelum menjadi siswa disekolah tersebut. Jadi, untuk menjaga nama baik
sekolah, setiap penggerak – penggeraknya harus menjaga kebersihan dan kenyamanan di sekolah
serta keamanan disekolah. Terlebih dahulu bagi para siswa / siswi di SMP Negeri 1 Dolok
Panribuan.

3) Perilaku sebagai cermin sekolah

Dalam setiap aspek, perilaku suatu individu mempengaruhi karakter masa depannya. Dengan
demikian, sekolah dinilai oleh masyarakat setempat dengan melihat berbagai macam
karakteristik seseorang siswa maupun sekelompok orang siswa di SMP Negeri 1 Dolok
Panribuan. Inilah yang disebut dengan cermin kepribadian. Yaitu memperlihatkan karakteristik
seorang siswa di SMP Negeri 1 Dolok Panribuan.

4) Kebersihan dapat memperlancar otak manusia

Perlu kita tahu bahwa lingkungan bersih atau tidaknya berdampak besar bagi otak manusia.
Karena oksigen berupa O2 yang dihirup melalui paru – paru sebagian besar berfungsi untuk
memperlancar peredaran darah melalui saraf otak manusia. Hal inilah yang selalu dikhawatirkan
oleh manusia. Sehingga mereka dapat menjaga kebersihan lingkungan disekitarya.

5) Penanaman pohon baik untuk lingkungan

Penanaman pohon kembali atau yang paling identik dengan penghijauan dapat mempengaruhi
besarnya jumlah oksigen yang dapat dihirup oleh manusia. Bila dilingkungan sekolah ditanami
pohon – pohon rindang, maka di tempat itu pasti banyak terdapat oksigen yang bersih dan segar.
Dan pohon – pohonan juga dapat mengurangi polusi dan sinar matahari secara langsung.
* Teori-teori Belajar
Menurut Sukmadinata (2004 : 167) Teori- teori belajar bersumber dari teori atau aliran – aliran
psikologi. Secara garis besar dikenal ada tiga rumpun besar psikologi yaitu : teori disiplin
mental, behaviorisme, dan kognitif- gestalt – field.
1. Teori disiplin mental
Menurut rumpun psikologi ini individu memiliki kekuatan kemampuan, atau potensi-potensi
tertentu. Belajar adalah pengembangan dari kekuatan-kekuatan kemampuan dan potensi-potensi
tersebut. Bagaimana proses pengembangan kekuatan-kekuatan tersebut tiap aliran atau teori
mengemukakan pandangan yang berbeda.

2. Teori behaviorismeRumpun teori ini disebut behaviorisme karena sangat menekankan


perilaku atau tingkah laku yang dapat diamati. Teori- teori dalam rumpun ini bersifat
molekular, karena memandang kehidupan individu terdiri atas unsur- unsur seperti halnya
molekul- molekul.
3. Teori cognitif- gestalt- field
Rumpun ketiga adalah kognitif-gestalt–field. Kalau rumpun behaviorisme bersifat molekular
(menekankan unsur- unsur), maka rumpun ini bersifat molar atau bersifat keseluruhan dan
keterpaduan. Teori kognitif, dikembangkan oleh para ahli psikologi kognitif, teori ini berbeda
dengan behaviorisme, bahwa yang utama pada kehidupan manusia adalah mengetahui (knowing)
dan bukan respons.

Namun untuk memulai semua itu perlulah kita ketahui terlebih dahulu bagaimana prinsip
pengelolaan sistem, dimana terdapat perbedaan pendekatan paradigma top-down dan paradigma
bottom-up dalam berbagai lapisan. Diantaranya pada sistem pendidikan pendekatan paradigma
top-down berupa menentukan ketentuan untuk membudayakan peserta didik sedangkan
paradigma bottom-up menjamin aturan pokok dan tersedianya sumber daya.

Pada sistem pengelolaan menurut paradigma top-down harus mampu menunjukkan petunjuk
operasional sedangkan paradigma bottom-up hanya menyediakan informasi yang ada dan
mengatur sumber daya yang diperlukan tanpa perlu menunjukan petunjuk operasionalnya. Pada
paradigma top-down sistem belajar pembelajaran harus mampu melaksanakan petunjuk dan
mengawasi agar segala sesuatunya sesuai dengan petunjuk yang ada. Namun menurut paradigma
bottom-up sistem belajar pembelajaran harus bisa merancang terlebih dahulu pedoman yang
akan dilaksanakan dan mengelola sumber belajar agar dapat menarik minat siswa sehingga
pengalaman belajar siswa yaitu mampu memecahkan masalah belajar. Berbeda dengan
paradigma top-down dimana pengalaman belajar siswa hanya merespon pelajaran.

Setelah memahami mengenai paradigma top-down dan bottom-up maka seorang guru dalam
menggunakan media pendidikan yang efektif, harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang
cukup tentang media pendidikan/ pengajaran. Pengetahuan tersebut menurut Oemar Hamalik
(1985: 16), dalam Asnawir & Usman (2002: 18):

 Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar,
 Media berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan,
 Penggunaan media dalam proses belajar mengajar,
 Hubungan antara metode mengajar dengan metode pendidikan,
 Nilai dan manfaat media pendidikan,
 Memilih dan menggunakan media pendidikan,
 Mengetahui berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan,
 Mengetahui penggunaan media pendidikan dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan,
 Melakukan usaha-usaha inovasi dalam media pendidikan. Karena itu media pendidikan sangat
penting sekali untuk menungjang pencapaian tujuan dari pendidikian itu sendiri.
Lingkungan adalah sesuatu gejala alam yang ada disekitar kita, dimana terdapat interaksi antara
faktor biotik (hidup) dan faktor abiotik (tak hidup). Lingkungan menyediakan rangsangan
(stimulus) terhadap individu dan sebaliknya individu memberikan respons terhadap lingkungan.
Dalam proses interaksi itu dapat terjadi perubahan pada diri individu berupa perubahan
tingkah laku.OemarHamalik (2004 : 194) dalam teorinya “Kembali ke Alam” menunjukan
betapa pentingnya pengaruh alam terhadap perkembangan peserta didik.
Menurut Oemar Hamalik (2004: 195) Lingkungan (environment) sebagai dasar pengajaran
adalah faktor kondisional yang mempengaruhi tingkah laku individu dan merupakan faktor
belajar yang penting. Lingkungan yang berada disekitar kita dapat dijadikan sebagai sumber
belajar. Lingkungan meliputi: Masyarakat disekeliling sekolah; Lingkungan fisik disekitar
sekolah, Bahan-bahan yang tersisa atau tidak dipakai dan bahan-bahan bekas dan bila diolah
dapat dimanfaatkan sebagai sumber atau alat bantu dalam belajar; dan Peristiwa alam dan
peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.

Jadi media pembelajaran lingkungan adalah pemahaman terhadap gejala atau tingkah laku
tertentu dari objek atau pengamatan ilimiah terhadap sesuatu yang ada di sekitar sebagai bahan
pengajaran siswa sebelum dan sesudah menerima materi dari sekolah dengan membawa
pengalaman dan penemuan dengan apa yang mereka temui di lingkungan mereka. Dengan
adanya pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran ini guru berharap siswa akan lebih
akrab dengan lingkungan sehingga menumbuhkan rasa cinta akan lingkungan sekitarnya.
Langkah awal yang dapat dilakukan (Asnawir & Usman, 2002: 109):

 Menanami halaman sekolah dengan tumbuh-tumbuhan dan bunga-bunga;


 Membawa tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan kedalam kelas;
 Mengusahakan mengoleksi rumput-rumputan dan daun-daunan (herbarium), serangga
(insektarium), ikan dan binatang air (aquarium);
4. Menggunakan batu-batuan dan kerang-kerangan, semua ini dapat dijadikan sebagai sumber
pelajaran.
Pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran ini lebih bermakna disebabkan para siswa
dihadapkan langsung dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya secara alami, sehingga
lebih nyata, lebih faktual, dan kebenarannya dapat dipertanggung jawabkan. Banyak keuntungan
yang diperoleh dari kegiatan mempelajari lingkungan dalam proses belajar mengajar ( Sudjana &
Rivai, 2002: 208):

 Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa duduk di kelas berjam-jam,
sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi,
 Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan langsung dengan situasi dan
keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami,
 Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual sehingga kebenarannya lebih
akurat,
 Kegiatan belajar lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengan berbagai
cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara, membuktikan atau mendemonstrasikan,
menguji fakta,
 Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisa beraneka
ragam seperti lingkungan social, lingkungan alam, lingkungan buatan, dan lain-lain, dan
Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada dilingkungannya,
sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asing dengan kehidupan di sekitarnya, serta
dapat memupuk rasa cinta akan lingkungan.

 Selain itu untuk memanfaatkan lingkungan sekitar harus memenuhi beberapa syarat tertentu
diantaranya :
 Harus sesuai dengan garis-garis besar program pengajaran,
 Dapat menarik perhatian siswa,
 Hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat,
 Dapat mengembangkan keterampilan anak berinteraksi dengan lingkungan,
 Berhubungan erat dengan lingkungan siswa, dan
 Dapat mengembangkan pengalaman dan pengetahuan siswa.
Pada dasarnya pelaporan kegiatan hasil belajar merupakan kegiatan mengkomunikasikan dan
menjelaskan hasil penilaian seorang guru terhadap perkembangan siswa. Kemudian informasi
mengenai hasil penilaian proses dan hasil belajar serta hasil mengajar yaitu berupa penguasaan
indikator yang telah ditetapkan, oleh peserta didik informasi hasil penilaian ini dapat digunakan
sebagai sarana untuk memotivasi peserta didik dalam pencapaian pembelajaran, agar dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran. Bentuk laporan hasil penilaian proses dan hasil belajar
meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor Haryati (2007 :115)

Menurut Sudjana (2002 : 45) dalam proses belajar-mengajar, tipe hasil belajar yang diharapkan
dapat dicapai siswa penting diketahui oleh guru, agar guru dapat merancang atau mendesain
pengajaran secara tepat dan penuh arti. Setiap proses belajar-mengajar keberhasilannya diukur
dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa, disamping diukur dari segi prosesnya.
Artinya, seberapa jauh tipe hasil belajar yang dimiliki siswa. Tipe hasil belajar harus nampak
dalam tujuan itulah yang akan dicapai oleh proses belajar-mengajar.

BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Lingkungan merupakan salah satu tempat atau wahana untuk digunakan sebagai media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar, karena dapat menumbuhkan minat dan merangsang
mereka untuk berbuat dan membuktikannya. Hal ini sangat baik dan cocok dilakukan dalam
mata pelajaran biologi, karena pemahaman para siswa tentang biologi adalah ilmu hafalan dan
tidak bermanfaat bagi kehidupan dan juga akibat dari pengalaman belajar yang bersifat
verbalistis dan tidak pernah diajak belajar keluar kelas sedangkan dalam ilmu biologi harus
sesuai dengan apa yang ada dalam alam ini karena, biologi didalam Sekolah Menengah Atas
merupakan Mata pelajaran sains dimana siswanya dituntut untuk dapat memahami konsep
biologi dan mengembangkan daya nalar untuk memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari.

B.SARAN
Agar penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar berhasil dengan baik, perlu dilakukan
langkah-langkah: perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Dalam langkah- langkah tersebut,
guru dan siswa terlibat aktif sehingga kegiatan pemanfaatan lingkungan tersebut menjadi
tanggung jawab bersama.

Você também pode gostar