Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
JANGKA SORONG merupakan alat ukur yang sering oleh orang-orang yang memiliki
profesi sebagai tekniksi, atau mekanis. Selain itu bagi orang yang sedang belajar mendalami
ilmu teknik dan mekanikal tentu sudah tidak asing dengan alat yang satu ini.
Umumnya jangka sorong digunakan untuk mengukur diameter benda atau lubang pipa. Selain
itu, masih banyak fungsi lain yang dimiliki oleh alat ukur ini. Agar Anda dapat memahami
lebih baik dan jelas mengenai jangka sorong, simaklah artikel berikut ini yang mengupas
secara detail mengenai jangka sorong.
Bagian pertama biasa disebut rahang luar yang biasanya digunakan untuk mengukur diameter
dalam pada sebuah lubang seperti pipa, lubang besi, dan lain-lain. Bagian kedua biasa disebut
rahang dalam yang berfungsi untuk mengukur diameter suatu benda.
Pada jangka sorong juga terdapat 2 buah skala yang digunakan untuk membaca hasil
pengukuran. Pertama adalah skala utama yang menggunakan satuan centimeter dan milimeter
pada bagian bawah dan satuan inch pada bagian atas. Kedua adalah skala nonius
atau vernier.
Cara Membaca Jangka Sorong
Berikut adalah cara membaca jangka sorong yang baik dan benar. Lakukan dan cermati setiap
langkah berikut dengan baik, agar mendapatkan hasil pengukuran yang lebih teliti dan akurat.
1. Periksa kondisi alat ukur jangka sorong, jika terdapat debu atau kotoran bersihkan
terlebih dahulu agar tidak mengganggu hasil pengukuran.
2. Geser jangka sorong hingga rapat, kemudian pastikan nilai pengukuran berada tepat
pada posisi Nol.
3. Bersihkan permukaan benda yang dapat diukur, hingga betul-betul tidak terdapat
material lainnya yang dapat mengurangi keakuratan dan ketelitian hasil pengukuran.
4. Lakukan pengukuran dengan cara menggeser jangka sorong sehingga cocok dengan
benda yang akan diukur.
5. Kemudian pastikan posisi benda yang akan diukur betul-betul telah terjepit atau
terukur secara benar.
6. Pastikan posisi jangka sorong benar-benar lurus, baik secara vertikal maupun
horizontal.
7. Baca hasil pengukuran secara seksama dan teliti.
8. Lihat hasil pengukuran yang ditunjukkan pada skala utama, dengan memperhatikan
posisi yang ditunjuk oleh garis angka 0 pada skala vernier (Nonius).
9. Kemudian, perhatikan garis angka lainnya pada skala vernier yang menunjukkan
posisi terlurus terhadap nilai pada skala utama.
10. Jika posisi yang paling lurus berada pada angka Nol dari garis skala vernier,
bermakna hasil pengukuran adalah nilai bulat atau bukan desimal.
11. Namun jikalau tidak tepat berada pada angka nol, perhatikan hasil yang mendekati,
dengan cara memperhatikan angka lainnya yang paling lurus dengan garis skala
utama, hasil ini adalah nilai desimal dari hasil pengukuran utama.
Sejarah Jangka Sorong
Jangka sorong telah ada sejak zaman yunani dan romawi kuno, namun bentuknya pada saat
itu memiliki bentuk yang berbeda dengan yang ada saat ini. Hal ini dibuktikan dengan
ditemukannya alat ukur yang mirip seperti jangka sorong pada reruntuhan insiden kecelakaan
kapal (The Greek Giglio Wreck).
Bangsa China juga dianggap telah menggunakan jangka sorong ketika era Dinasti Han (202-
220 SM). Alat ukur tersebut dibuat dari bahan perunggu dan bertuliskan tanggal
pembuatannya. Selain digunakan untuk mengetahui ukuran suatu benda, zaman dahulu
bangsa Eropa juga menggunakannya sebagai penunjuk arah.
Jangka sorong yang biasa kita gunakan saat ini ditemukan di kota Oranan, Perancis pada
tahun 1600-an. Alat ukur ini dirancang dan dibuat oleh seorang ahli matematika dan sains
bernama Pierre Vernier. Beliau adalah orang yang menciptakan skala yang diberi nama skala
vernier atau lebih dikenal sebagai skala nonius.
Penjelasan mengenai skala nonius telah ia sebutkan di dalam buku karangannya yang
berjudul “La construction, visage, et les proprietes fue quadrant nouvea de mathmatiques“.
Skala nonius adalah sebuah skala yang terdapat dalam jangka sorong.
Pemakaian nama skala nonius dipakai oleh kebanyakan orang yang hidup sejak sebelum abad
ke 19. Dimana nama skala tersebut ditemukan oleh seseorang berkebangsaan spanyol
bernama Dedron Nunes.
Akan tetapi di awal abad ke-19, seorang bangsawan berkebangsaan Perancis mengubah nama skala
tersebut kembali kepada skala vernier. Jangka sorong modern yang sering digunakan sekarang ini
pertama kali diproduksi oleh Joseph Brown pada tahun 1851.
Bagian-bagian Jangka Sorong
Jangan sorong merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang dan terdiri dari
beberapa bagian. Bagian-bagian tersebut adalah skala utama, skala nonius, rahang pengatur
garis tengah dalam, rahang pengatur garis tengah luar, dan pengukur kedalaman. Berikut
penjelasan detil mengenai setiap bagian-bagiannya.
Bagian yang pertama adalah rahang pengatur garis tengah dalam atau rahang dalam yang
dalam bahasa inggris disebut inner jaws. Bagian ini tersusun atas dua bagian, bagian pertama
adalah bagian yang tetap atau tidak bergeser. Sedangkan bagian yang ke dua bisa digeser.
Bagian rahang dalam atau inner jaws berguna untuk mengukur diameter luar, sisi luar, lebar
bagian luar, atau ketebalan luar suatu benda.
Selanjutnya adalah bagian rahang pengatur garis tengah luar atau rahang luar yang dalam
bahasa inggris disebut outer jaws. Bagian rahang luar juga terdiri dari dua bagian seperti
halnya rahang dalam yang terdiri dari bagian yang tidak bisa digeser atau tetap dan bagian
yang bisa digeser.
3. Pengukur Kedalaman
Bagian berikutnya adalah pengukur kedalaman atau dalam bahasa inggris disebut depth
measuring blade. Bagian ketiga ini tersusun dari dua bagian, pertama bagian yang tidak bisa
bergerak atau tetap dan kedua bagian yang bisa bergeser atau bertambah panjang.
Fungsi dari pengukur kedalaman adalah untuk mengukur kedalaman lubang, ketinggian,
ketebalan bagian dalam atau pun bagian luar pada suatu benda.
4. Skala Utama
Bagian lainnya yang ada pada jangka sorong adalah bagian yang tidak bergerak atau tetap.
Pada bagian ini tertulis nilai dan garis-garis yang berfungsi sebagai skala Utama berasal dari
hasil pengukuran.
Terdapat 2 macam satuan yang digunakan pada skala utama dari hasil pengukuran, yakni
skala satuan imperial (inch) yang terdapat pada bagian atas, dan skala satuan metrik
(centimeter dan milimeter) yang terdapat pada bagian bawah.
5. Skala Nonius
Bagian yang terkahir adalah skala nonius atau vernier yang beruna sebagai pentunjuk hasil
pengukuran. Berbeda dengan skala utama yang tidak bisa begerak, skala nonius merupakan
bagian yang dapat bergeser. Dimana nilai skala nonius juga terdiri dari dua jenis yakni skala
imperial (inch) di bagian atas dan skala metrik (milimeter) di bagian bawah.
Skala nonius ini berguna sebagai penunjuk hasil pengukuran untuk nilai Skala utama dan
skala ini nantinya akan dituliskan dalam bentuk bilangan desimal pada hasil pengukuran
utama.
Benda yang ukurannya tidak terlampau panjang bisa di ukur menggunakan alat ini, sebab
kebanyakan jangka sorong memiliki batas pengukuran maksimal 25 cm. Meskipun hal ini
juga bergantung pada spesifikasi pabrik yang membuat dan menjualnya.
Pada pabrik-pabrik industri kecil kadang diperlukan alat untuk mengetahui ukuran diameter
sebuah benda seperti lubang besi, pipa atau alat-alat yang lainnya. Untuk melakukan hal ini
dapat digunakan jangka sorong yang bisa berguna untuk mengukur diameter dalam suatu
benda.
Mungkin terkadang kita juga memerlukan untuk melakukan pengukuran terhadap diameter
luar suatu benda. Misalnya seorang tukang las yang ingin membuat jendela. Ia akan
membutuhkan jangka sorong untuk mengukur diameter besi yang akan digunakan.
2. Bukti Jangka Sorong di reruntuhan insiden kecelakaan kapal (The Greek Giglio
Wreck).
3. Jangka Sorong Bangsa Cina (jangka sorong ketika era Dinasti Han (202-220 SM))
4. Jangka Sorong Eropa Kuno, yang katanya juga digunakan sebagai petuntuk arah.
5. Jangka sorong yang biasa kita gunakan saat ini ditemukan di kota Oranan, Perancis
pada tahun 1600-an.
6. Jangka sorong modern yang sering digunakan sekarang ini pertama kali diproduksi
oleh Joseph Brown pada tahun 1851