Você está na página 1de 5

TUGAS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

ANALISA SENTASI NEBULIZER DI RUANG IGD RSUD AMBARAWA

Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Gawat Darurat

Disusun Oleh:

AYU NUR DINI

1708400

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANG

TAHUN AKADEMIK 2018/2019


LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN

Nama Pasien : Ny. S

Diagnosa Medis : Asma

No. Reg :

Tanggal : 8 Agustus 2018

A. Diagnosa Keperawatan dan Dasar Pemikiran


1. Dx. Kep : Ketidakefektifan bersihanjalan nafas b.d bronkospasme
DS : pasien mengatakan sesak nafas. Sesak nafas kadangkala muncul saat
kelelahan dan capek.
DO : pasien tampak pucat, gelisah, dan kesulitan bernafas.
Auskultasi paru terdapat bunyi wheezing.
KU: composmentis
TD : 170/80 mmHg,
N: 90 x/menit
SPO2: 92 %
S : 36,20C
2. Dasar pemikiran
Asma adalah salah satu diantara beberapa penyakit yang tidak bisa disembuhkan
secara total. Kesembuhan dari satu serangan asma tidak menjamin dalam waktu
dekat akan terbebas dari ancaman serangan berikutnya. Apalagi bila karena
pekerjaan dan lingkungannya serta faktor ekonomi, penderita harus selalu
berhadapan dengan faktor alergen yang menjadi penyebab serangan. (Medlinux,
2008). Asma adalah proses peradangan di saluran nafas yang mengakibatkan
peningkatan responsive dari saluran nafas terhadap berbagai stimulasi yang dapat
menyebabkan penyempitan saluran nafas yang menyeluruh dengan gejala khas
sesak nafas yang reversible (Muttaqin,2008)..
B. Tindakan Keperawatan yang Dilakukan
Pemberian terapi nebulizer dengan obat-obat ventolin dan pulmicort.
Ventolin : obat yang digunakan untuk penyakit asma
Pulmicort : suatu kombinasi antara anti radang dan obat melonggarkan saluran nafas.
Tujuan :
1. Sekret menjadi lebih encer dan mudah untuk dikeluarkan.
2. Pernapasan menjadi lebih lega.
3. Selaput lendir pada saluran napas menjadi tetap lembap.
4. Mengobati peradangan pada saluran napas bagian atas

C. Prinsio-prinsip tindakan
Prinsip-prinsip tindakan Nebuliser merupakan tindakan keperawatan dengan prinsip
bersih karena bukanlah tidakan invasif. Prinsip-prinsip pelaksanaan nebulizer, seperti
menyiapkan alat-alat dan bahan (mesin nebulizer dan masker, obat), klien diposisikan
fowler/duduk. Suara nafas, denyut nadi, status respirasi, dan saturasi oksigen diukur
sebelum dan sesudah tindakan. Ajarkan klien cara menghirup yang benar
Prosedur :
1. Persiapkan peralatan dan bahan-bahan yang dibutuhkan :
a. Nebulizer set dan masker
b. Obat yang diperlukan (ventolin dan pulmicort)
2. Jelaskan kepada klien tentang tujuan prosedur dan langkah-langkah prosedur
yang akan dilaksanakan.
3. Atur posisi klien senyaman mungkin (semifowler)
4. Jaga privasi klien.
5. Isi nebulizer dengan obat yang dianjurkan dokter
6. Hubungkan nebulizer dengan sumber listrik dan hidupkan nebulizer
7. Pasangkan masker pada klien.
8. Instruksikan klien untuk menghirup uap yang dihasilkan nebulizer dan bernapas
panjang. Terapi inhalasi adalah pemberian obat secara langsung ke dalam saluran
napas melalui penghisapan.
9. Setelah obat yang diberikan telah habis menjadi uap, matikan nebulizer.
10. Rapikan klien kemudian cuci tangan
D. Analisa tindakan keperawatan
Pasien dengan Penyakit Asma akan muncul keluhan sesak napas dengan segala
akibatnya. Adanya obstruksi pada awal ekspirasi akan menimbulkan kesulitan
ekspirasi dan menimbulkan pemanjangan fase ekspirasi. Fungsi-fungsi paru: ventilasi,
distribusi gas, difusi gas, maupun perfusi darah akan mengalami gangguan. Sehingga
perlu penatalaksanaan untuk melebarkan saluran nafas atau membuka jalan nafas agar
tidak terhamabat oleh secret dan inflamasi mukosa yang dapat menghambat jalan
nafas. Terapi inhalasi sangat efektif sebagai penatalaksanaan kasus bronkospasme dan
penumpukan secret di saluran nafas.
Salah satu alat inhalsi yang dapat digunakan adalah nebulizer. Nebulizer dapat
merubah obat yang berbentuk larutan menjadi aerosol – aerosol / uap sehingga bisa
langsung dihirup / diinhalasi sehingga langsung bisa masuk ke saluran nafas dan
berekasi terhadap sasarannya untuk membantu melancarkan jalan nafas. Obat-obat
yang digunakan adalah ventolin dan pulmicort. Ventolin : obat yang digunakan untuk
penyakit asma. Pulmicort : suatu kombinasi antara anti radang dan obat melonggarkan
saluran nafas.

E. Bahaya-bahaya yang mungkin mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan


cara pencegahannya
1. Bahaya yang dapat terjadi : pengendapan aerosol di dalam saluran pernapasan,
mual, muntah, tremor, bronkospasme, takikardi. Sedangkan pada penggunaan
inhalasinya dalam jangka panjang sendiri juga dapat menimbulkan efek seperti
iritasi pada saluran nafas (faring), sakit kepala, suara parau, jamur di sekitar
mulut (kandidiasis).
2. Pencegahan
Pemberian nebulizer harus sesuai dengan indikasi dan obat harus sesuai dengan
dosis yang tepat. Sepanjang penggunaan obat secara tepat kemungkinan efek
samping bisa dihindari. Jarak antara pemberian inhalasi jangan terlalu dekat
karena untuk menghindari penumpukan dosis obat yang minimal 2 jam
berikutnya.

F. Hasil yang di dapat dan maknanya


S : pasien mengatakan lebih nyaman, sesak nafas sudah berkurang.
O : pasien tampak rileks, tidak gelisah
A : masalah teratasi sebagian.
P : lanjutkan intervensi :
 Lakukan inhalasi / nebulizer jika sesak nafas kambuh
 Pembatasan aktifitas dan hindari kecapekan.
 Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan
 Pemberian terapi inhalasi / nebulizer dengan obat dan dosis yang sesuai sangat
membantu mengatasi bronkospasme akibat secret dan inflamasi mukusa saluran
pernafasan.

G. Tindakan keperawatan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa


keperawatan di atas (mandiri dan kolaboratif)
1. Berikan posisi yang nyaman, tinggikan tempat tidur 45o /semi fowler
2. Kolaborasi pemberian oksigen.
3. Kolaborasi pemberian obat bronkodilator, mukolitik, serta kortekosteroid sesuai
indikasi.
4. Berikan minum hangat

H. Evaluasi diri
Pemberian obat bronkodilator dengan dengan menggunakan nebulizer dapat
dilakukan secara mandiri tanpa hambatan. Masker oksigen yang digunakan terkadang
tidak sesuai dan klien tidak merasa nyaman sehingga masker oksigen harus dipegang
dengan tangan.

I. Daftar Pustaka
Heather Herdman. (2010). NANDA International, Diagnosis Keperawatan: Definisi
dan Klasifikasi 2009-2011. Jakarta: EGC.
Smelzter. S. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. Jakarta : EGC.
Kusyati, Eni. (2003). Keterampilan dan Prosedur Keperawatan Dasar. Semarang:
Kilat Press.
Sabri, Yessy. (2012). Terapi Inhalasi. http://www.warupadang.com diakses pada
tanggal 27 September 2012

Você também pode gostar