Você está na página 1de 8

ANALISIS ANGGARAN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK

PRATAMA TARAKAN
Abdul Aziz Yusron
01/8D

Program Diploma IV Akuntansi, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Tangerang Selatan


Akuntansi Manajemen
email: abdulazizyusron@gmail.com

Dosen Pembimbing: Daniel Pangaribuan

Abstract - Budget has planning and control functions in a government organization.


The two functions are very important in the achievement of revenue targets in tax office.
Given limited resources, encourage an organization to plan effective activities to
achieve the objectives and utilize limited resources efficiently. KPP Pratama Tarakan as
one unit working in the Taxation Authority in Indonesia has revenue targets and budget
are listed in the annual budget. During the year 2013, KPP Pratama Tarakan
successfully realize the target of acceptance with the remaining budget. It shows that
this office was able to work effectively and efficiently.

Abstrak - Anggaran memiliki fungsi perencanaan dan pengendalian dalam sebuah


organisasi pemerintah. Dua fungsi tersebut sangat penting dalam pencapaian target
penerimaan di KPP. Keterbatasan sumber daya mendorong suatu organisasi untuk
merencanakan kegiatan yang efektif untuk mencapai tujuan dan memanfaatkan sumber
daya yang terbatas secara efisien. KPP Pratama Tarakan sebagai salah satu satuan
kerja di Direktorat Jenderal Pajak memiliki target penerimaan dan anggaran belanja
yang tercantum dalam anggaran tahunannya. Selama tahun 2013 KPP Pratama
Tarakan berhasil merealisasikan target penerimaan dengan anggaran belanja tersisa.
Ini menunjukkan bahwa KPP tersebut mampu bekerja secara efektif dan efisien.

Kata kunci:analisis realisasi anggaran, perencanaan, pengendalian, efektif, efisien.

1. PENDAHULUAN

Setiap perusahaan ataupun organisasi pemerintah memiliki tujuan yang ingin


dicapai. Pencapaian tujuan tersebut tentu saja membutuhkan dana yang terbatas,maka
dari itu pencapaian tujuan berusaha untuk dicapai dengan efektif dan efisien akibat dari
keterbatasan sumber daya.

Agar pencapaian tujuan dapat berlangsung dengan efektif dan efisien maka
diperlukan perencanaan dan pengendalian yang baik. Perencanaan dan pengendalian
memiliki peran yang sangat penting dalam pencapaian tujuan. Nafarin (2007)
menyatakan perencanaan berarti menentukan sebelumnya kegiatan yang mungkin
dapat diakukan dan bagaimana cara melakukannya. Perencanaan merupakan upasa
antisipasi sebelum melakukan sesuatu agar apa yang dilakukan dapat berhasil dengan
baik.

Anggaran merupakan refleksi dari rencana pemerintah selama satu tahun


anggaran ke depan yang diwujudkan dalam bentuk rencana pemanfaatan sumber daya
atas suatu kegiatan. Anggaran juga berarti pengendalian kapasitas penggunaan
sumber daya atas kegiatan dan bagian-bagian dari pemerintah pada komposisi dan
prioritas tertentu.

Akuntansi Manajemen | 1
Pada sektor pemerintahan anggaran juga dijadikan ukuran kinerja. Penyerapan
anggaran yang tinggi diharapkan mampu memberikan manfaat belanja oleh pemerintah
terhadap laju perekonomian negara. Hal ini cenderung bertentangan dengan
perusahaan swasta yang berusaha menghemat realisasi atas anggaran yang telah
ditentukan. Namun pada sektor pemerintah bukan berarti tujuan utamanya hanya untuk
menghamburkan uang negara tetapi juga untuk menjalankan fungsinya sesuai yang
ditugaskan. Contohnya adalah Kantor Pelayanan Pajak PratamaTarakan yang selain
untuk memenuhi target penerimaan pajak tertentu juga memenuhi kinerja penyerapan
anggaran.

2. LANDASAN TEORITIS
2.1 Pengertian Anggaran

Anggaran diakui memiliki peran yang sangat vital bagi pencapaian tujuan
sebuah organisasi. Menurut Darsono dan Purwanti (2008) “Anggaran adalah rencana
tentang kegiatan perusahaan yang mencakup berbagai kegiatan operasional yang
saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain sebagai pedoman untuk
mencapai tujuan dan sasaran suatu organisasi. Pada umumnya disusun secara
tertulis.” Menurut Welsch (2005) anggaran merupakan istilah perencanaan untuk
pengendalian laba menyeluruh dapat didefinisikan sebagai suatu anggaran sistematis
dan formal untuk perencanaan, koordinasi, dan pengendalian tanggung jawab
manajemen.

Dari dua definisi anggaran tersebut dapat disimpukan definisi anggaran sebagai
sebuah rencana yang disusun secara sistematis terkait rencana kerja yang dinyatakan
dalam mata uang dalam jangka waktu tertentu sebagai pedoman untuk mencapai
tujuan organisasi dan memiliki fungsi perencanaan, pengkoordinasian, dan
pengendalian tanggung jawab manajemen. Secara umum fungsi yang paling penting
dari anggaran adalah perencanaan dan pengendalian. Perencanaan yaitu pandangan
ke depan mengenai tindakan apa yang dilakukan selama periode anggaran untuk
mencapai tujuan dan sasaran.

Menurut Haruman dan Rahayu (2007:5) manfaat dari anggaran dalam proses
manajemen dibagi dalam bidang perencanaan dan bidang pengendalian yaitu:

a. Bidang perencanaan
1) Membantu manajemen meneliti dan mempelajari segala masalah yang
berkaitan dengan aktivitas yang akan dilaksanakan.
2) Membantu mengarahkan seluruh sumber daya yang ada diperusahaandalam
menentukan arah atau aktivitas yang paling menguntungkan.
3) Membantu arah atau menunjang kebijaksanaan perusahaan.
4) Membantu manajemen memilih tujuan perusahaan.
5) Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia.
6) Membantu pemakaian alat-alat fisik secara efektif dan efisien.

b. Bidang pengendalian
1) Membantu mengawasi kegiatan dan pengeluaran
2) Membantu mencegah pemborosan
3) Membantu menetapkan standar.

2.2 Tujuan Anggaran

Tujuan dari disusunnya anggaran dalam suatu organisasi dalam suatu


organisasi yaitu:

Akuntansi Manajemen | 2
a. Mengkoordinasikan semua faktor produksi yang mengarah pada pencapaian
tujuan secara umum.

b. Sebagai suatu alat untuk mengestimasikan semua estimasi yang mendasari


disusunnya suatu anggaran sebagai titik pangkal disusunnya suatu
kebijaksanaan keuangan dimasa yang akan datang.
c. Sebagai alat untuk melakukan penilaian prestasi, sehingga membangkitkan
motivasi para pelaksananya agar dapat mengoreksi kekurangan yang terjadi.
d. Sebagai alat komunikasi semua fungsi dalam perusahaan sehingga
kebijaksanaan dan metode yang dipilih dapat dimengerti dan didukung oleh
semua bagian, untuk tercapainya tujuan perusahaan.

2.3 Fungsi Anggaran dalam Perencanaan

Menurut Cuningham, perencanaan adalah menyeleksi dan menghubungkan


pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan
tujuan memvisualisasi dan memformulasi kan hasil yang diinginkan, urutan kegiatan
yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima dan digunakan
dalam penyelesaian. Cuningham menitikberatkan pada usaha untuk menyeleksi dan
menghubungkan sesuatu denganmasa yang akan datang serta usaha untuk
mencapainya. Menurut Kaufman perencanaan merupakan sesuatu yang menjadi
keperluan dalam sebuah system untuk mencapai tujuan.

Manajemen yang baik diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan


manajemen yang baik berarti mampu menjalankan fungsi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang baik pula. Peranan anggaran
pada suatu perusahaan merupakan alat untuk membantu manajemen dalam
pelaksanaan, fungsi perencanaan, koordinasi, pengawasan dan juga sebagai pedoman
kerja dalam menjalankan perusahaan untuk tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan
menjadi salah satu fungsi manajemen yang penting untuk mencapai tujuan secara
efektif dan efisien. Sedangkan anggaran juga mengandung definisi perencanaan.

Penganggaran merupakan proses menyusun strategi apa yang akan dilakukan


dimasa yang akan datang selama satu periode anggaran dengan tujuan untuk
mencapai tujuan se-efektif dan se-efisien mungkin karena adanya keterbatasan sumber
daya yang dimiliki oleh organisasi tidak terkecuali organisasi pemerintah. Rencana
tersebut diwujudkan dalam bentuk uang yang disediakan untuk menjalankan kegiatan
tersebut.

2.4 Fungsi Anggaran dalam Pengendalian

Pengendalian juga merupakan bagian dari fungsi manajemen. Pengendalian


adalah usaha untuk mencapai tujuan tertentu melalui perilaku yang diharapkan
(Mulyadi, 2007). Menurut Agung Pratapa, pengendalian adalah suatu proses
penjaminan di mana perusahaan dan orang-orang yang berada dalam perusahaan
tersebut dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pengendalian bertujuan untuk memastikan bahwa perencanaan yang telah


ditetapkan telah dilaksanakan sesuai yang dianggarkan dan dilakukan secara efektif
dan efisien demi mencapai tujuan. Pengendalian tidak hanya melihat jika terjadi
kesalahan seperti halnya pengawasan, namun pengendalian juga melakukan
koreksi secepatnya atas terjadinya kesalahan.

Anggaran sebagai instrumen pengendalian digunakan untuk menghindari


adanya overspending, underspending dan salah sasaran dalam pengalokasian
anggaran pada bidang lain yang bukan merupakan prioritas. Pengendalian anggaran
publik dapat dilakukan melalui empat cara, yaitu:

Akuntansi Manajemen | 3
a. Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan
b. Menghitung selisih anggaran
c. Menemukan penyebab yang dapat dikendalikan dan tidak dapat dikendalikan
atas suatu varians
d. Merevisi standar biaya atau target anggaran untuk tahun berikutnya.

2.5 Anggaran Statis versus Anggaran Fleksibel untuk Evaluasi Kinerja

Agar dapat digunakan sebagai evaluasi kinerja, anggaran harus memperhatikan


dua pertimbangan. Pertama tentang bagaimana menetapkan jumlah yang dianggarkan
berbanding hasil aktual. Kedua tentang bagaimana anggaran mempengaruhi perilaku
manusia. Dalam penetapan jumlah yang dianggarkan, manajemen berusaha
menetapkan anggaran sesuai perkiraan terbaik mereka. Dalam kegiatan aktual,
anggaran yang digunakan cenderung tidak pernah sama dengan anggaran yang
ditetapkan. Manajemen dapat mengatasi hal tersebut dengan penetapan anggaran
fleksibel. Berikut ini sedikit penjelasan tentang anggaran statis dan fleksibel.

a. Anggaran Statis

Anggaran statis adalah anggaran untuk tingkat aktivitas tertentu dan bersifat
tetap dalam rangka mengevaluasi kinerja suatu manajemen berapapun tingkat aktivitas
aktual yang terjadi.

b. Anggaran Fleksibel

Anggaran fleksibel adalah anggaran yang disusun untuk berbagai tingkat


aktivitas dan bersifat fleksibel dalam mengevaluasi kinerja suatu departemen dlm
perusahaan, dimana aktivitas anggaran disesuaikan dengan aktivitas aktual yg terjadi.

3. PEMBAHASAN

3.1 Tahapan Analisis

Tahap-tahap analisis selisih anggaran dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Menyiapkan Data-data Anggaran dan Laporan Realisasi Anggaran

Data utama yang digunakan dalam analisis ini adalah anggaran pendapatan,
pengeluaran belanja dan pembiayaan dalam satu periode. Data laporan realisasi
anggaran memuat realisasi penerimaan pendapatan, pengeluaran belanja dan
pembiayaan dalam satu periode. Pastikan item-item dalam laporan realisasi anggaran
sama dengan item-item pada rencana anggaran.

b. Membandingkan Data-data Realisasi Anggaran dengan Anggarannya untuk Setiap


Item yang Sama

Item anggaran dibandingkan dengan item realisasi baik pada pos pendapatan,
belanja maupun pembiayaan. Untuk memperoleh hasil yang obyektif dan akuntabel,
laporan realisasi anggaran harus didukung dengan bukti-bukti yang cukup dan
memadai.

c. Menghitung Selisih Anggaran.

Pembandingan anggaran dengan realisasinya menghasilkan selisih atau


penyimpangan (variance). Selisih ini dikelompokkan menjadi dua yaitu selisih
penerimaan dan selisih pengeluaran sehingga dapat diketahui selisih lebih (surplus)
atau selisih kurang (defisit) anggaran

Akuntansi Manajemen | 4
d. Menghitung Prosentase Tingkat Ketercapaian Anggaran

Nilai selisih anggaran yang terjadi dapat dihitung prosentase ketercapainnya.


Penghitungan prosentase ketercapaian ini dilakukan pada pos-pos penerimaan
maupun pengeluaran.

e. Melakukan Analytical Procedure dengan Pembuatan Rasio-Rasio Kinerja

Untuk memperoleh gambaran komprehensif tentang kinerja organisasi, maka


analisis bisa diteruskan dengan melakukan penghitungan rasio-rasio anggaran. Dalam
tulisan ini rasio-rasio yang digunakan pada realisasi anggaran satker pemerintah hanya
sebatas pada:

1) Analisis Varians (selisih) anggaran pendapatan

Analisis varians anggaran pendapatan dilakukan dengan cara menghitungselisih


antara realisasi pendapatan dengan yang dianggarkan. Dalam analisis selisih anggaran
pendapatan, hal utama yang perlu dilakukan oleh pembaca laporan adalah:

a) Melihat besarnya selisih anggaran pendapatan dengan realisasinya baik


secara nominal maupun persentase.
b) Menetapkan tingkat selisih yang dapat ditoleransi atau dianggap wajar
c) Menilai signifikan tidaknya selisih tersebut jika dilihat dari total pendapatan
d) Menganalisis penyebab terjadinya selisih anggaran pendapatan

Pemerintah daerah dikatakan memiliki kinerja pendapatan yang baik apabila mampu
memperoleh pendapatan yang melebihi jumlah yang dianggarkan. Sebaliknya apabila
realisasi pendapatan dibawah jumlah yang dianggarkan, maka hal itu dinilai kurang
baik. Apabila target pendapatan dapat dicapai bahkan terlampaui, maka hal itu tidak
terlalu mengejutkan karena memang seharusnya demikian. Tetapi jika target
pendapatan tidak tercapai, hal ini butuh penelaahan lebih lanjut terkait dengan
penyebab tidak tercapainya target.

2) Analisis Varians Belanja

Analisis varians merupakan analisis terhadap perbedaan atau selisih antara


realisasi belanja dengan anggaran. Analisis varians cukup sederhana namun dapat
memberikan informasi yang sangat berarti.

3) Rasio Efektifitas Pendapatan

Penghitungan rasio ini adalah dengan cara membandingkan realisasi


penerimaan dengan penerimaan yang dianggarkan atau ditargetkan. Rasio efektifitas
pendapatan dirumuskan sebagai berikut:
𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 = × 100%
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛

Ratio efektifitas pendapatan/penerimaan dapat mengukur kemampuan satker


dalam menghimpun penerimaan sesuai yang ditargetkan. Nilai efektifitas pendapatan
dapat dikategorikan sebagai berikut:

Predikat Nilai Rasio


Sangat Efektif >100%
Efektif 100%
Cukup Efektif 90% - 99%
Kurang Efektif 75% - 89%
Tidak Efektif <75%

Akuntansi Manajemen | 5
4) Rasio Efisiensi Belanja

Rasio efisiensi belanja dihitung dengan membandingkan antara realisasi belanja


dengan anggaran belanja atau target penyerapan anggaran. Rasio ini dapat mengukur
kinerja penyerapan anggaran belanja dan sekaligus mengukur tingkat penghematan
anggaran yang dilakukan oleh satker. Penghitungan rasio ini dirumuskan sebagai
berikut:
𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎 = × 100%
𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎

Rasio efisiensi pendapatan tidak digunakan dalam analisis ini karena tugas
pokok KPP Pratama Tarakan adalah menghimpun penerimaan negara dalam jumlah
yang relatif jauh lebih besar dari biayanya. Jika menggunakan rasio efisiensi
pendapatan maka tingkat keterbandingannya tidak sesuai. Untuk mengukur efisiensi
diperlukan analisis ratio pajak secara nasional bukan per kantor karena kapasitas
perekonomian wilayah kerja yang berbeda-beda.

3.2 Hasil Analisis

Data yang penulis peroleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tarakan


merupakan anggaran dan realisasi tahun anggaran 2013. Pada tabel 1 di bawah ini
data diolah dan menunjukkan perbandingan anggaran dengan realisasi, selisih
anggaran, dan persentase tingkat ketercapaian anggaran.

Tabel 1
Realisasi Anggaran KPP Pratama Tarakan Tahun 2013
Realisasi di Atas %
Anggaran Realisasi (Bawah) Realisasi Keterangan
Anggaran Anggaran
PENERIMAAN 517,090,570,390 518,252,821,513 1,162,251,123 100,22 Favorable
Penerimaan Perpajakan 517,073,855,650 518,245,997,313 1,172,141,663 100,22 Favorable
Penerimaan Negara 16,714,740 6,824,200 (9,890,540) 40,83 Unfavorable
Bukan Pajak

BELANJA 6,953,420,000 5,929,827,852 (1,023,592,148) 85,28 Unfavorable


Belanja Pegawai 3,386,603,000 3,011,864,862 (374,738,138) 88,93 Unfavorable
Belanja Barang 3,451,517,000 2,811,037,490 (640,479,510) 81,44 Unfavorable
Belanja Modal 115,300,000 106,925,500 (8,374,500) 92,74 Unfavorable
Sumber: KPP Pratama Tarakan (diolah).

Dari data di atas menghasilkan rasio-rasio kinerja untuk dilakukan analytical


procedure sebagai berikut:

1) Analisis Varians (selisih) anggaran pendapatan

Target penerimaan pajak KPP Pratama Tarakan pada tahun 2013 adalah
sebesar Rp517 milyar dan PNBP sebesar Rp16,7 juta. Pada akhir tahun 2013 KPP
berhasil menghimpun penerimaan sebesar Rp518 milyar yang artinya KPP melebihi
target penerimaan sebesar Rp1.162.251.123 atau 0,22% dari target awal. Namun
tercapainya target secara keseluruhan tersebut sebenarnya hasil dari surplus
penerimaan perpajakan sebesar Rp1.172.141.663. Kelebihan tersebut menutupi tidak
tercapainya target penerimaan KPP dari sektor PNBP. PNBP hanya tercapai
Rp6.824.200 dari target awal Rp16.714.740. Artinya terdapat selisih realisasi negatif
sebesar Rp9.890.540.

Jumlah surplus target penerimaan dari sektor perpajakan yang bernilai lebih dari
Rp1 milyar tersebut mampu menutupi defisit penerimaan pada PNBP yang hanya
sebesar Rp9.890.540. Secara keseluruhan, realisasi penerimaan KPP Pratama

Akuntansi Manajemen | 6
Tarakan dapat dikatakan favorable. Sedangkan penerimaan dari PNBP dapat dikatakan
unfavorable.

2) Analisis Varians Belanja

Untuk pengeluaran terdapat tiga jenis belanja yaitu belanja pegawai, belanja
barang, dan belanja modal. Total belanja yang direncanakan adalah sebesar Rp6,9
milyar dengan realisasi Rp5,9 milyar. Terdapat anggaran senilai Rp1.023.592.148 yang
tidak terserap selama tahun anggaran 2013. Tidak tercapainya target penyerapan ini
terdistribusi secara merata ke belanja-belanja penyusun pengeluaran. Selisih realisasi
belanja pegawai sebesar Rp374.738.138, belanja barang sebesar Rp640.479.510, dan
belanja modal sebesar Rp8.374.500.

3) Rasio Efektifitas Pendapatan


518.252.821.513
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 = × 100% = 100,22%
517.090.570.390
Capaian penerimaan KPP Pratama Tarakan pada tahun 2013 adalah
Rp518.252.821.513 atau sebesar 100,22% dari target awal sebesar
Rp517.090.570.390. Capaian yang tinggi ini menunjukkan kinerja KPP secara
keseluruhan sangat efektif dalam mencapai tujuan walaupun realisasi pendapatan dari
Penerimaan Negara Bukan Pajak hanya menunjukkan rasio sebesar 40,83%.

4) Rasio Efisiensi Belanja


5.929.827.852
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎 = × 100% = 85,28%
6.953.420.000
Tingkat penyerapan anggaran KPP Pratama Tarakan pada tahun 2013 adalah
sebesar Rp5.929.827.852 atau hanya sebesar 85,28% dari anggaran awal sebesar
Rp6.923.420.000. Penyerapan yang rendah ini terdistribusi secara merata pada belanja
pegawai sebesar 88,93%, belanja barang sebesar 81,44%, dan belanja modal sebesar
92,74%. Secara keseluruhan realisasi penyerapan yang hanya 85,28% menunjukkan
bahwa target penyerapan tidak tercapai, namun karena realisasi penerimaan melebihi
target maka dapat dikatakan bahwa terlah terjadi penghematan yang sangat efisien dan
efektif.

Dilihat dari sudut pandang pemerintah, penyerapan anggaran yang tinggi


menunjukkan bahwa satker tersebut memiliki cukup kegiatan untuk mencapai tujuan
organisasi dan berperan dalam ikut mendorong perekonomian dengan belanja
pemerintah. Jika dilihat dari sudut pandang ini, penyerapan belanja sebagai indikator
kinerja maka realisasi seluruh belanja di KPP Pratama Tarakan adalah unfavorable.

Dilihat dari sudut pandang bisnis, rendahnya penyerapan selama tujuan


organisasi tercapai maka menunjukkan kinerja yang efektif dan efisien. Terjadi
penghematan sebesar Rp1.023.592.148 selama tahun anggatan 2013. Apalagi fungsi
KPP Pratama Tarakan sebagai penghimpun dana bagi negara, maka penghematan di
sini merupakan suatu hal yang sewajarnya dan sepantasnya dilakukan. Jadi jika dilihat
dari sudut pandang ini maka realisasi belanja di KPP Pratama Tarakan adalah
favorable.

Cara pandang bahwa penyerapan yang rendah merupakan sebagai sebuah


prestasi yang buruk bagi satker dan kekhawatiran pemotongan anggaran di periode
berikutnya terkadang menimbulkan perilaku pemborosan anggaran, cenderung
menghambur-hamburkan uang, dan kegiatan berbiaya tinggi.

Penyerapan yang rendah sering kali dihubungkan dengan kurangnya kegiatan


yang diselenggarakan oleh instansi terkait. Jadi kinerja satker pemerintah dinilai baik
ketika semakin banyak kegiatan yang diselenggarakan. Satker didorong untuk lebih
aktif menyelenggarakan kegiatan se-efektif mungkin demi tercapainya tujuan dengan

Akuntansi Manajemen | 7
tanpa mempertimbangkan efisiensi penggunaan sumber daya jika tujuan utama sudah
dipenuhi.

4. SIMPULAN
Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah penulis kemukakan pada bab
sebelumnya, maka penulis akan mengambil kesimpulan sebagai berikut:

a. Pada tahun 2013, KPP Pratama Tarakan berhasil merealisasikan target


penerimaan bahkan terdapat surplus sebesar Rp1.162.251.123 atau lebih besar
0,22% dari yang ditargetkan. Kinerja KPP Pratama Tarakan dapat dikatakan sangat
efektif.

b. Target penyerapan anggaran atau belanja oleh KPP Pratama Tarakan tidak
tercapai, hanya sebesar 85,28% dari target penyerapan sebesar Rp6.923.420.000.
Terdapat sisa anggaran sebesar Rp1.023.592.148. Dari sudut pandang
penyerapan anggaran, kinerja penyerapan anggaran tidak efektif. Namun dari
sudut pandang penghematan anggaran anggaran dapat dikatakan sangat efisien
karena mampu melebihi target penerimaan dengan belanja yang lebih hemat.

c. Secara keseluruhan kinerja KPP Pratama Tarakan selama tahun 2013 dapat
dikatakan sangat efektif dan sangat efisien. Target terlewati dan anggaran dihemat.
Kondisi tersebut sangat ideal bagi cita-cita sebuah organisasi untuk beroperasi
secara efektif dan efisien.

DAFTAR REFERENSI
Ariana, dkk. 2012. Analisis Pendapatan dan Belanja pada Pemerintah Kabupaten Kutai
Timur. Samarinda: Universitas Mulawarman.

http://carapedia.com/pengertian_definisi_pengendalian_info2135.html. Diakses 11
Februari 2015.

http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/03/anggaran.html. Diakses 11 Februari


2015.

http://mohmahsun.blogspot.com/2011/04/tahapan-analisis-anggaran.html. Diakses 10
Februari 2015.

Sormin, Baginda S.R.A. 2009. Analisis Anggaran sebagai Perencanaan dan


Pengendalian pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Medan:
Universitas Sumatera Utara.

Akuntansi Manajemen | 8

Você também pode gostar