Você está na página 1de 5

PENGELOLAAN LINEN, SARANA PRASARANA, KONDISI

FISIK DAN KANDUNGAN BACILLUS DI INSTALASI


LAUNDRY RUMAH SAKIT JEMBER
Management of linen, Infrastructure, Physical Condition and Bacillus
Content in the Laundry Installation of Jember Hospital

Nur Rofiko1, Prehatin Trirahayu Ningrum2, Rahayu Sri Pujiati3


Bagian Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Keselamatan Kerja
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Jember
nurrofiko.nr@gmail.com

Abstrak: Pengelolaan linen harus dilakukan secara tepat dan aman. Pengelolaan
linen yang tidak dilakukan secara tepat dapat menimbulkan berbagai macam
permasalahan kesehatan. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengelolaan linen,
sarana prasarana, kondisi fisik dan kandungan Bacillus di instalasi laundry Rumah
Sakit Jember. Penelitian ini bersifat deskriptif. Populasi penelitian adalah instalasi
laundry. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. jumlah sampel
sebanyak 11 orang petugas linen dan 8 sampel linen untuk uji kandungan bacillus
terdiri dari 4 sampel linen kotor dan 4 sampel linen bersih yang mewakili ruang
perawatan, isolasi, ICU dan OK. Hasil penelitian menunjukkan linen kotor infeksius
dan linen kotor non infeksius tercampur dalam satu trolley, pengangkutan linen kotor
dilakukan dalam kondisi terbuka dan melebihi ¾ kapasitas trolley, tidak ada ruang
pemisahan linen kotor infeksius dan linen kotor non infeksius, terdapat pensortiran
linen saat proses pemilahan linen, ketidak patuhan petugas dalam menggunakan
Alat Pelindung Diri (APD) saat melakukan proses pencucian linen infeksius, tidak
ada ruang khusus bahan kimia, sebagian besar petugas belum menerapkan perilaku
cuci tangan sebelum dan sesudan melakukan pekerjaan, beberapa point dalam
Standar Operasional Prosedur (SOP) penata laksanaan linen masih belum tepat.
Saran yang di berikan berdasarkan hasil penelitian adalah mengikut sertakan
seluruh petugas dalam workshop pelatihan pengelolaan linen minimal 6 bulan sekali,
menambah ruang pemilahan linen dan ruang khusus bahan kimia, penambahan shift
pengangkutan linen kotor ruangan minimal 3x dalam sehari, pemeriksaan kesehatan
berkala dan pemberian imunisasi bagi petugas minimal 6 bulan sekali, perbaikan
Standar Operasional Prosedur (SOP).

Kata Kunci : Pengelolaan, Linen, Sarana Prasarana, Bacillus, Instalasi laundry

Abstract: Management of linen must be done properly and safely. linen


management causes health problems if done incorrectly. The objective of this study
is examine the management of linen, infrastructure, physical condition and Bacillus
content in the laundry installation of Jember Hospital. This study is descriptive. The
population of this study is laundry installation. The sampling technique is purposive
sampling. the number of samples of 11 linen officers and 8 linen samples for the
bacillus content test consisted of 4 dirty linen samples and 4 samples of clean linen
representing the treatment room, isolation, ICU and OK. The results showed
infectious dirty linens and non-infectious dirty linen mixed in one trolley, transporting
dirty linen was carried out in open conditions, no separation for infectious dirty linen
and non-infectious dirty linen, there is linen sorting for infectious dirty linen and non-
infectious dirty linen, officers do not use personal protective equipment when
washing infectious dirty linen, there is no special room for chemicals, most officers
officers not wash their hands before and after doing work, some points of the linen
Standard Operating Procedure still not right. Suggestions that the study are to
include all officers in linen management training workshops at least once every 6
months, add linen sorting rooms and special chemical rooms, add shifts in
transporting dirty linen at least 3 times a day, periodic health checks and
immunization for officers at least every 6 months, improving Standard Operating
Procedure (SOP).

Keywords: Management, Linen, Infrastructure, Bacillus, Laundry Installation

PENDAHULUAN Terkait prinsip sanitasi rumah sakit


dalam upaya pencegahan dan
Rumah Sakit merupakan suatu pengendalian infeksi nosokomial,
institusi pelayanan kesehatan meliputi pengelolaan sampah medis
masyarakat yang menyelenggarakan dan sampah non medis, penyediaan
pelayanan kesehatan secara sarana air bersih, pengelolaan limbah
paripurna, meliputi pelayanan cair, pengendalian vektor rodent
promotif, preventif, kuratif dan serta upaya pelayanan penunjang
rehabilitatif. Menurut Undang-Undang medik khususnya dalam pengelolaan
Nomor 44 Tahun 2009, rumah sakit linen rumah sakit. Kualitas linen yang
berkewajiban untuk memberikan baik di dapatkan dari pengelolaan
pelayanan kesehatan yang aman, linen yang tepat sesuai dengan
bermutu, anti deskriminasi serta persyaratan yang berlaku serta SOP
efektif. Untuk memberikan pelayanan rumah sakit yang telah di tetapkan
kesehatan yang optimal, salah satu (Depkes RI, 2004:9).
upaya yang dapat di lakukan ialah Frekuensi pemakaian tempat tidur
manajemen sanitasi lingkungan dapat mempengaruhi kebutuhan
rumah sakit yang tepat. linen. semakin sering suatu ruangan
Manajemen sanitasi rumah sakit di di pergunakan, kebutuhan linen juga
gunakan sebagai upaya pencegahan semakin meningkat. Bed Turn Over
terjadinya penularan penyakit antar (BTO) merupakan frekuensi atau
pasien, pengunjung serta petugas banyaknya pemakaian tempat tidur
rumah sakit. Sanitasi lingkungan rumah sakit oleh pasien dalam
rumah sakit meliputi pengendalian satuan waktu (biasannya per tahun)
berbagai faktor lingkungan, yakni (Muninjaya, 2004:232). Menurut
lingkungan fisik, kimiawi, biologi dan Depkes RI (2005), idealnya angka
psikologi (Adisasmito, 2007:2). BTO rumah sakit ialah sebanyak 40-
Penerapan sanitasi yang buruk dapat 50 kali, yang berarti setiap satu
menimbulkan berbagai macam tempat tidur, bisa di pergunakan
masalah kesehatan. sebanyak 40-50 kali dalam setahun.
Rendahnya angka kejadian infeksi Berdasarkan data Dinas
nosokomial atau Healther Kesehatan Kabupaten Jember 2016,
Associated Infection (HAIs) dari 12 rumah sakit yang terdiri dari 9
merupakan salah satu indikator rumah sakit swasta dan 3 rumah
keberhasilan pelayanan rumah sakit. sakit daerah, pada tahun 2015 angka
Dengan demikian, rumah sakit BTO tertinggi di alami oleh 2 Rumah
sebagai institusi penyedia layanan Sakit swasta sebanyak 78,42 kali
kesehatan berkewajiban untuk dan disusul oleh rumah sakit swasta
mencegah terjadinya infeksi, baik berikutnya yakni 66 kali. Melihat
pada pasien atau petugas rumah tingginya angka BTO, dapat
sakit. dikatakan bahwa frekuensi
pemakaian tempat tidur semakin
meningkat, hal ini juga berarti METODE PENELITIAN
bahwasannya frekuensi kebutuhan
linen di tiap ruangan juga semakin Penelitian ini merupakan
meningkat. penelitian deskriptif, mengkaji
Berdasarkan penelitian yang pengelolaan linen di Instalasi
dilakukan oleh Moelyaningrum Laundry dengan melihat kualitas
(2015:1) di Rumah Sakit X di bakteriologis linen di Rumah Sakit
Kabupaten Jember, di temukan Jember.
berbagai permasalahan dalam Penelitian dilakukan pada bulan
pengelolaan linen yang di antaranya Januari 2018 hingga November 2018
suhu dan waktu yang di pergunakan di Rumah Sakit Jember dan uji
dalam proses pencucian linen masih kandungan Bacillus dilakukan di Balai
tidak dilakukan sesuai dengan Besar Laboratorium Kesehatan
prosedur yang di tetapkan, tidak (BBLK) Surabaya.
terdapat jalur khusus pengangkutan Populasi dalam penelitian ini
linen kotor dan pendistribusian linen adalah instalasi laundry Rumah Sakit
bersih, tidak terdapat pemisahan dan Jember. Sampel penelitian berjumlah
pemberian label antara linen 11 orang petugas pengelola linen dan
infeksius dan linen non infeksius. 8 sampel linen berjenis steek
Penerapan pengelolaan linen rumah laken/seprei melintang yang terdiri
sakit yang tidak sesuai dengan dari 4 steek laken kotor dan 4 steek
peraturan yang ada dapat laken bersih. Steek laken di pilih
menimbulkan risiko terjadinya infeksi sebagai sampel dalam penelitian ini
nosokomial baik pada pasien, dikarenakan steek laken merupakan
petugas maupun pengunjung rumah jenis linen yang mengalami kontak
sakit. Tidak hanya pasien, rumah langsung dengan tubuh pasien.
sakit juga mengalami kerugian yang Teknik pengambilan sampel dalam
di akibatkan dari kejadian infeksi penelitian ini menggunakan teknik
nosokomial yang diantaranya dapat purposive sampling.
meningkatkan angka morbiditas dan Data dalam penelitian ini adalah
mortalitas. Maka dari itu, untuk data primer dan data sekunder. Data
menunjang manajemen pengelolaan primer diperoleh dari hasil
linen yang baik, pengetahuan dan wawancara, lembar observasi dan
perilaku petugas kesehatan perlu di dokumentasi. Data sekunder
perhatikan. Petugas kesehatan wajib diperoleh dari data dinas kesehatan
menjaga kesehatan dan keselamatan kabupaten Jember 2016, data
dirinya dan orang lain (pasien dan Rumah Sakit Jember dan data uji
pengunjung) serta bertanggung kandungan Bacillus.
jawab sebagai pelaksana kebijakan Teknik penyajian data dalam
yang telah ditetapkan oleh rumah penelitian ini adalah editing untuk
sakit (Depkes RI, 2004:24). pemeriksaan kuesioner, coding untuk
Tujuan dari penelitian ini adalah dilakukan pengkodean data, scoring
mengkaji pengelolaan linen, sarana untuk pemberian nilai terhadap data
prasarana, kondisi fisik dan dan yang terakhir adalah tabulasi
kandungan Bacillus di instalasi menyajikan data dalam bentuk tabel
laundry Rumah Sakit Jember. dan kemudian di narasikan. Analisis
data dalam penelitian ini
menggunakan analisis deskriptif
dengan cara membahas hasil data
berdasarkan standar operasional
prosedur pengelolaan linen Rumah
Sakit Jember Klinik, literatur,
peraturan dan pedoman terkait e. e.>5 Tahun 10 90,9
pengelolaan linen Total 11 100

seluruh petugas pengelola linen di


HASIL DAN PEMBAHASAN instalasi laundry Rumah Sakit
Jember tergolong usia produktif kerja.
Karakteristik Petugas Pengelola Sebagian besar petugas pengelola
Linen linen berusia 46-55 tahun dengan
Karakteristik responden adalah ciri pengalaman kerja >5 th. Dengan
yang dimiliki responden sebagai pengalaman kerja yang lama, serta
bagian dari identitas. Karakteristik melakukan aktivitas secara berulang
responden yang dikaji dalam di bidang laundry, dapat berkontribusi
penelitian ini meliputi usia, jenis dalam perbaikan dan kematangan
kelamin, masa kerja, dan kebiasaan skill petugas pengelola linen dalam
olahraga. Distribusi karakteristik melaksanakan pekerjaannya. skill
responden tersaji pada tabel berikut. yang baik tentunya di dukung dengan
pengetahuan terkait linen dan cara
No Variabel Jml Persent pengelolaan yang baik. Selain
(org) ase (%) dengan pengetahuan yang baik,
1. Kelompok pelatihan bagi petugas pengelola
umur linen juga di perlukan. Pelatihan bisa
a.17-25 0 0 dilakukan secara berkala minimal 6
b.26-35 2 18,2 bulan sekali dengan kegiatan
c.36-45 2 18,2 workshop ataupun penyuluhan oleh
d.46-55 7 63,6 organisasi PPI (Pencegahan
e.56-65 0 0 Pengendalian Infeksi) Rumah Sakit
Total 11 100 Jember.
2 Tingkat
. Pendidikan
Sarana Prasarana Penunjang
a.SD/MI/ 3 27,3
SMP/MTs Pengelola Linen
b.MA/ 6 54,5
MA/SMK
c.perguru 2 18,2
an tinggi
D1, D2,
D3, D4,
S1, S2,
S3/Magis
ter/Spesi
alis)
Total 11 100
3 Pelatihan
.
a.Iya 5 45,4
a. b.Tidak 6 54,6
Total 11 100
4 Masa Kerja
a.<1 Tahun 1 9,1
b. b.1-2 Tahun
c. c.2,1-3
Tahun
d. d.3,1-5
Tahun
No Sub Variabel skor Keterangan
1 Lokasi Instalasi Laundry 17 lokasi instalasi laundry
tergolong baik. Penambahan
ruang pemilahan linen, ruang
khusus bahan kimia serta
ruang khusus trolley linen
bersih perlu diperhatikan.
2 Penyediaan Air Bersih di 3 PAB tergolong Baik
Instalasi Laundry
No Sub Variabel skor Keterangan
3 Ketersediaan dan perawatan 9 Ketersediaan dan perawatan
mesin pengelolaan linen mesin pengelolaan linen
tergolong Baik
4 Sistem Pengelolaan Air 2 sistem pengelolaan air
Limbah di Instalasi Laundry limbah tergolong dalam
kategori Baik
5 Konstruksi ruang dan 22 konstruksi ruang dan
bangunan instalasi laundry tergolong dalam kategori
Baik
6 Ketersediaan dan 5 Sub variabel ketersediaan
Penggunaan APD dan penggunaan APD
memiliki 5 point syarat
pemenuhan dan dalam
kategori Baik
TOTAL SKOR 58 Sarana dan Prasana
instalasi laundry Rumah
Sakit Jember Klinik
termasuk dalam kategori
baik.

Você também pode gostar