Você está na página 1de 5

ANALISIS KANDUNGAN BORAKS PADA MAKANAN EMPE-EMPE YANG

DIPERJUAL BELIKAN DI KOTA MAKASSAR TAHUN 2016

Rahman*)
*) Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Makassar

ABSTRAK

Penelitian ini berlatar belakang karena seringnya bahan tambahan pangan digunakan untuk menambah
daya simpan,cita rasa dan tekstur dari makanan. Boraks merupakan bahan tambahan pangan yang
dilarang oleh Permenkes RI No.722/ Menkes / Per / IX / 88 dan No. 1168 / Menkes /PER / X / 1999.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya bahan pengawet boraks pada
Empek-empek yang diperdagangkan di kota Makassar. Penelitian ini bersifat Observasi Laboratorik
dengan teknik pengambilan sampel secara accidental sampling sebanyak 10 sampel. Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 14 sampai 15 Juni 2016 di laboratorium Toksikologi Jurusan Analis
Kesehatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Makassar dan data diolah secara deskriptif
dan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil pemeriksaan uji kualitatif menggunakan metode uji warna
didapatkan hasil negative dari 10 sampel. Dapat disimpulkan bahwa Empek-empek yang dijual
pedagang di Kota Makassar tidak mengandung boraks. Bagi peneliti selanjutnya, agar meneliti bahan
pengawet yang lain.

Kata Kunci :Boraks, Empek-empek, Makassar 2016

PENDAHULUAN A. Latar Belakang


Makanan dan minuman diakui sebagai pembuatan, komposisi bahan yang mudah
salah satu kebutuhan pokok bagi dijangkau menjadi pilihan pedagang untuk
kebutuhan manusia . Makanan dan menjualnya. Kalangan muda terkhusus
minuman merupakan suatu kebutuhan yang mereka yang menginjakan kakinya
menjadi tuntutan utama bagi kelangsungan dibangku pendidikan merupakan target
hidup seseorang. Jajanan gorengan menjadi konsumen utama pedagang.
salah satu favorit masyarakat Indonesia, Bahan tambahan pangan (BTP) adalah
baik kalangan tua terlebih yang muda. bahan atau campuran bahan kimia yang
Meskipun dengan konsumsi kadar yang secara alami bukan merupakan bahan baku
berlebih dapat berdampak buruk bagi pangan. Yang bertujuan untuk memper-
kesehatan. baiki karakter pangan agar kualitas
Makanan dan minuman yang aman meningkat (Depkes RI, 1998).
merupakan faktor yang penting untuk Asam borat (H3BO3) merupakan senyawa
meningkatkan derajat kesehatan. Dalam bor yang dikenal juga dengan nama borax.
Undang- undang RI No.722 Tahun 1998 Di Jawa Barat dikenal juga dengan nama
tentang pangan, keamanan pangan “bleng”, di Jawa Tengah dan JawaTimur
didefinisikan sebagai kondisi dan upaya dikenal dengan nama “pijer”. Digunakan
yang diperlukan untuk mencegah pangan ke dalam bahan pangan sebagai pengenyal
dari kemungkinan cemaran bilogis, kimia, ataupun sebagai pengawet. (Cahyadi,
dan benda-benda lain yang dapat 2008).
menganggu, merugikan dan membaha- Boraks dapat digunakan untuk pengawet
yakan kesehatan manusia. kayu, antiseptic jamur kayu, dan pembasmi
Empek-empek merupakan makanan kecoa. Oleh karena itu sebagai tambahan
khasProvinsi Sumatra Selatan tepatnya pangan tidak diperbolehkan karena sangat
dikota Palembang, namum telah berbahaya, karena dapat berdampak buruk
tersebarluas di Indonesia. Mudahnya cara pada susunan syaraf pusat, ginjal, dan hati
34
Media Analis Kesehatan Vol. VII No.2 November 2016
jika tertelan. (Rahayu, 2011). Boraks kulit yang dijual di Kota Palembang
merupakan garam berhidrat yang dengan merek dagang, tidak mengandung
mempunyai rumus kimia Na2B4O7.10H2O; boraks. Saran yang dapat diberikan untuk
padatan Kristal berwarna agak putih; para produsen pempek di Kota Palembang
ditemukan di alam dan juga dapat untuk tetap tidak menggunakan boraks,
diproduksi secara sintetis. Digunakan karenasifatnya yang berbahaya dan
dalam “laundry”, untuk industry kacadan beracun. Selain itu, untuk mempertahankan
enamel (meningkat kankekerasan), dan sifat keasliannya sebagai oleh-oleh khas
sebagai zat baku primer dalam analisa Kota Palembang.
kimia (Mulyono, 2007). Kurangnya kesadaran pola hidup sehat
Data jumlah sampel yang diuji selama menyebabkan sebagian dari konsumen
tahun 2004 di badan POM RI untuk mengalami gangguan kesehatan terkhusus
mengetahui adanya boraks pada pangan saluran pencernaan. Boraks yang di-
berjumlah 1367 sampel ( 268 sampel mie konsumsi dalam jangka waktu lama dapat
basah/kering, 138 sampel bakso, 665 terakumulasi dalam tubuh. Ketika asam
sampel kerupuk dan 296 sampel pangan borat masuk ke dalam tubuh, dapat
lainnya seperti dendeng, ikan, tahu, menyebabkan mual, muntah, diare,
tepungbumbu, panganjajanan, dan sakitperut, penyakitkulit, kerusakan ginjal,
pempek). Hasil pengujian pangan yang kegagalan system sirkulasi akut, dan
positif mengandung boraks yaitu pada mie bahkan kematian. Setelah otak, organ
basah/kering adalah 35%, bakso 23%, target yang kedua yang ditemukan
kerupuk 16%, pangan lainnya 9%. Pada menyimpan boraks dalam jumlah tinggi
umumnya pangan yang mengandung adalah hati. Sebesar 3-6 gram boraks bila
boraks tersebut dihasilkan oleh industry tertelan oleh anak-anak dapat
pangan yang tidak terregistrasi (74%) yang menyebabkan shock dan kematian
biasanya berupa industry rumah tangga. (Rahayu, 2011)
Produsen besar yang masih dijumpai Berdasarkan uraian yang telah penulis
menggunakan boraks adalah produsen sampaikan di atas, penulis tertarik
bakso (13 industri) dan produsen pangan melakukan penelitian untuk membuktikan
lainnya (10 industri) (Rahayu, 2011). keberadaan boraks sebagai bahan
Berdasarkan hasil penelitian Ahadim tambahan pangan yang dilarang pada
(2014) menunjukkan bahwa semua empek- jajanan empek-empek yang dijual
empek jenis dan maupun empek-empek pedagang di sekitar kota Makassar.
B. RumusanMasalah
Dari uraian latar belakang tersebut, maka terdapat boraks pada jajanan Empek-
permasalahan penelitian ini dapat empek yang dijual pedagang di Kota
dirumuskan sebagai berikut : “Apakah Makassar?”.
C. TujuanPenelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk boraks pada Empek-empek yang dijual
mengetahui ada tidaknya bahan pengawet pedagang di Kota Makassar.
D. ManfaatPenelitian
Bagi Badan Instansi Terkait Sebagai bahan diperjual belikan khususnya bahan
masukan dan informasi dalam mening- tambahan pangan yang dilarang.
katkan pengawasan tentang jajanan yang
METODELOGI PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah
empek-empek yang dijual pedagang
A. JenisPenelitian di Kota Makassar.
Penelitian yang dilakukan merupakan 2. Sampel
observasi laboratorik yang bersifat Sampel dalam penelitian ini adalah
deskriptif yaitu menentukan ada atau empek-empek jenis kapal selam
tidak adanya boraks pada empek-empek sebanyak 10 sampel.
yang dijual pedagang di kota Makassar. 3. Teknik pengambilan sampel
B. Populasi, Sampel, Dan Teknik Teknik pengambilan sampel dalam
Pengambilan Sampel penelitian ini yaitu secara random
1. Populasi sampling. Berupa empek-empek yang

35
Media Analis Kesehatan Vol. VII No.2 November 2016
diambil secara acak, yang Kertas kurkumin, tabung reaksi,
sebelumnya dilakukan observasi erlenmeyer, pipet tetes, gelaskimia,
lapangan di Kota Makassar. blender /penggerus, timbangan,
C. Tempat danWaktuPenelitian sendok tanduk, dan kaca arloji, kertas
1. Tempat penelitian saring, dancorong
Penelitian ini telah dilaksanakan di 2. Bahan
Laboratorium Toksikologi Jurusan HCl 4N, sampel (empek-empek)
Analis Kesehatan Poltekkes danaquad est.
Kemenkes Makassar. G. ProsedurPenelitian
2. Waktu Penelitian 1. Metode
Waktu penelitian dilaksanakan pada Metode yang digunakan dalam
tanggal 4 - 15 Juli 2016. penelitian ini adalah Uji Warna.
D. Variabel Penelitian 2. Prinsip
Sampel ditambahkan HCl 4N akan
Variabel dalam penelitian ini adalah membentuk asam borat yang member
boraks pada empek-empek yang dijual di warna merah dengan penambahan
kota Makassar tahun 2016 kertas kurkumin dalam etanol.
E. DefinisiOperasional 3. Pra Analitik
1. Boraks adalah bahan berbahaya yang Sampel ditimbang sebanyak 10 g,
bersifat racun yang yang tidak boleh kemudian di tambahkan aquades
digunakan sebagai bahan tambahan sebanyak 10 ml dan ditambahkan
makanan. larutan HCl 4N sebanyak 2 ml.
2. Empek-empek adalah salah satu kemudian di blender atau di gerus,
produk makanan hasil laut (Ikan) lalu disaring menggunakan kertas
yang diolah dengan campuran bahan saring dan corong dan diambil
terigu dan bumbu-bumbu masak. filtratnya.
Empek-empek merupakan makanan 4. Analitik
khas Provinsi Sumatra Selatan Pemeriksaan boraks
tepatnya di kota Palembang, namun Hasil sampel yang telah dilakukan
telah tersebar luas di Indonesia. pada tahap praanalitik yaitu filtrat, di
3. Analisis kualitatif adalah bidang masukkan ke dalam tabung reaksi
kimia analitik yang membahas kemudian dicelupkan kertas
tentang identifikasi zat-zat, mengenai kurkumin selama 1 menit, kemudian
unsure atau senyawa apa yang di angkat lalu di diamkan.
terdapat dalam suatu sampel atau 5. PascaAnalitik
contoh. Pencatatan dan pelaporan hasil
F. Instrument Penelitian Positif(+) : Bila kertas
1. Alat kurkumin berubah menjadi warna
Alat yang di gunakan dalam merah.
penelitian ini adalah:
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL pedagang di kota Makassar. Dengan


Berdasarkan penelitian yang dilakukan jumlah sampel yang di teliti sebanyak 10
pada tanggal 04 sampai 15 Juli 2016 sampel, maka diperoleh hasil sebagai
dengan tujuan untuk mengetahui adanya berikut:
boraks pada Empek-empek yang dijual

Tabel 4.1 Hasil pemeriksaan boraks pada Empek-empek dengan menggunakan metode uji warna.

NO KODE SAMPEL HASIL PENGAMATAN


1 A Warna kuning
2 B Warna kuning

36
Media Analis Kesehatan Vol. VII No.2 November 2016
3 C Warna kuning
4 D Warna kuning
5 E Warna kuning
6 F Warna kuning
7 G Warna kuning
8 H Warna kuning
9 I Warna kuning
10 J Warna kuning
Sumber: Data Primer (Juni 2016))

Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa hasil pemeriksaan dari sampel kode A sampai kode J
didapatkan Hasil warna kertas kurkumin tetap berwarna kuning berarti tidak mengandung
boraks pada sampel Empek-empek yang dijual di kota Makassar tahun 2016.

B. PEMBAHASAN
Penelitian ini bersifat deskriptif yang beredar dalam darah dan mencapai organ
bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hati, dimana hati akan bekerja untuk
boraks pada Empek-empek yang dijual mengeluarkan senyawa racun tersebut.
pedagang di Kota Makassar. Pemeriksaan Bila racun itu terlalu banyak dan dalam
boraks dari 10 sampel dilakukan secara kurun waktu yang lama maka akan
kualitatif dengan menggunakan metode terakumulasi di hati sehingga fungsi hati
uji warna kertas kurkumin, adanya boraks tidak berjalan normal.senyawa racun ini
pada sampel yang ditandai dengan warna akan beredar kembali ke dalam darah
merah. Hasil identifikasi dari yang sehingga ginjal tidak mampu
dilakukan terhadap 10 sampel Empek- mengeksresikannya melalui urin yang
empek yang berasal dari pedagang di mana akan menganggu fungsi ginjal
kota Makassar tidak memperlihatkan bahkan dapat mengakibatkan kerusakan
adanya perubahan warna pada kertas ginjal.
kurkumin (warna tetap kuning). Salah satu makanan yang dalam proses
Boraks yang masuk ke dalam tubuh akan pembuatannya menggunakan bahan
terakumulasi dalam tubuh sampai efeknya tambahan pangan yaitu Empek-empek.
hilang setelah berminggu-minggu. Gejala Untuk membuat empek-empek lebih
awal keracunan boraks berupa mual- kenyal dan awet, produsen yang tidak
mual, muntah, diare, kejang dan muncul bertanggung jawab baik yang mengetahui
bercak-bercak merah pada kulit. Boraks maupun tidak mengetahui dampak dari
dapat juga mengakibatkan nafsu makan bahan tambahan pangan yang dilarang
berkurang, gangguan pencernaan, biasanya menggunakan boraks sebagai
kebodohan, kebingungan, radang kulit, bahan pengawet. Empek-empek yang
anemia dan karsinogenik. Pada dosis mengandung boraks sangat sulit
tinggi, boraks dalam tubuh akan ditentukan, kecuali melalui uji
menyebabkan timbulnya pusing-pusing, laboratorium. Hal ini sesuai dengan hasil
muntah, mencret, dan radang pada perut penelitian Ahadim (2014) menunjukkan
bahkan dapat mneyebakan kematian. bahwa semua Empek-empek jenis adaan
Didalam tubuh, boraks merupakan maupun pempek kulit tidak mengandung
senyawa aditif yang bersifat toksik akan boraks.
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dari 10 ditemukan boraks dalam sampel Empek-


sampel Empek-empek yang dijual empek.
pedagang di kota Makassar, dinyatakan
negative mengandung boraks atau tidak

A. SARAN
1. Diharapkan agar semua produsen pengawet yang tidak diizinkan oleh
hendaknya tidak menggunakan bahan pemerintah dan penggunaan bahan

37
Media Analis Kesehatan Vol. VII No.2 November 2016
pengawet harus sesuai dengan sehingga masyarakat aman terhadap
ketentuan yang telah diatur dalam boraks
Undang-undang. 3. Bagi peneliti selanjutnya, agar
2. Diharapkan kepada instansi terkait meneliti bahan pengawet yang lain
agar memantau secara berkala pada sampel selain Empek-empe

DAFTAR PUSTAKA

Ahadim, 2014. Jurnal Kesehatan Lingkungan Sartono, 2001. RacundanKeracunan. Jakarta:


Bina Husada edisi kelima. WidyaMedika.
Palembang: Stik Bina Husada
Svehla,G. 1985.Vogel Buku Teks Analisis
Cahyadi, W, 2008. Analisisdan Aspek Anorganik Kualitatif Makro dan
Kesehatan Bahan Tambahan Semimikro Bagian I edisi kelima.
Pangan.PT Bumi Aksara. Jakarta: PT Kalman Media Pustaka.

Depkes. RI.1988. Peraturan Menteri Kesehata Svehla,G. 1985.Vogel Buku Teks Analisis
n Republik Indonesia Anorganik Kualitatif Makro dan
NO.722/Menkes/IX/1988. Tentang Semimikro Bagian II edisikelima.
Bahan TambahanMakanan. Jakarta: PT Kalman Media Pustaka.
Jakarta.
Winarno. F.G, 1984. Kimia PangandanGizi.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pempekdiakses Jakarta: GramediaPustakaUtama.
pada tanggal 01 Juni 2016 Pukul
15:00 WITA Winarno. F.G, 1997. Kimia PangandanGizi.
http://www.organisasi.org/1970/01/isi- Jakarta: GramediaPustakaUtama
kandungan-gizi-pempek-
komposisi-nutrisi-bahan- Winarrmo. F.G, 2007. TeknobiologiPangan.
makanan.html Jakarta: M Brio Pess.

Mulyono, 2007. Kamus Kimia. Jakarta: PT Wirakartakusumah. M. A, 2001.


BumiAksara. PangandanGizi. Bogor:
Rahayu, 2011. Keamananpangan. Bogor: IPB PenerbitSagungSeto.,.
Press.

38
Media Analis Kesehatan Vol. VII No.2 November 2016

Você também pode gostar