Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Rahman*)
*) Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Makassar
ABSTRAK
Penelitian ini berlatar belakang karena seringnya bahan tambahan pangan digunakan untuk menambah
daya simpan,cita rasa dan tekstur dari makanan. Boraks merupakan bahan tambahan pangan yang
dilarang oleh Permenkes RI No.722/ Menkes / Per / IX / 88 dan No. 1168 / Menkes /PER / X / 1999.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya bahan pengawet boraks pada
Empek-empek yang diperdagangkan di kota Makassar. Penelitian ini bersifat Observasi Laboratorik
dengan teknik pengambilan sampel secara accidental sampling sebanyak 10 sampel. Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 14 sampai 15 Juni 2016 di laboratorium Toksikologi Jurusan Analis
Kesehatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Makassar dan data diolah secara deskriptif
dan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil pemeriksaan uji kualitatif menggunakan metode uji warna
didapatkan hasil negative dari 10 sampel. Dapat disimpulkan bahwa Empek-empek yang dijual
pedagang di Kota Makassar tidak mengandung boraks. Bagi peneliti selanjutnya, agar meneliti bahan
pengawet yang lain.
35
Media Analis Kesehatan Vol. VII No.2 November 2016
diambil secara acak, yang Kertas kurkumin, tabung reaksi,
sebelumnya dilakukan observasi erlenmeyer, pipet tetes, gelaskimia,
lapangan di Kota Makassar. blender /penggerus, timbangan,
C. Tempat danWaktuPenelitian sendok tanduk, dan kaca arloji, kertas
1. Tempat penelitian saring, dancorong
Penelitian ini telah dilaksanakan di 2. Bahan
Laboratorium Toksikologi Jurusan HCl 4N, sampel (empek-empek)
Analis Kesehatan Poltekkes danaquad est.
Kemenkes Makassar. G. ProsedurPenelitian
2. Waktu Penelitian 1. Metode
Waktu penelitian dilaksanakan pada Metode yang digunakan dalam
tanggal 4 - 15 Juli 2016. penelitian ini adalah Uji Warna.
D. Variabel Penelitian 2. Prinsip
Sampel ditambahkan HCl 4N akan
Variabel dalam penelitian ini adalah membentuk asam borat yang member
boraks pada empek-empek yang dijual di warna merah dengan penambahan
kota Makassar tahun 2016 kertas kurkumin dalam etanol.
E. DefinisiOperasional 3. Pra Analitik
1. Boraks adalah bahan berbahaya yang Sampel ditimbang sebanyak 10 g,
bersifat racun yang yang tidak boleh kemudian di tambahkan aquades
digunakan sebagai bahan tambahan sebanyak 10 ml dan ditambahkan
makanan. larutan HCl 4N sebanyak 2 ml.
2. Empek-empek adalah salah satu kemudian di blender atau di gerus,
produk makanan hasil laut (Ikan) lalu disaring menggunakan kertas
yang diolah dengan campuran bahan saring dan corong dan diambil
terigu dan bumbu-bumbu masak. filtratnya.
Empek-empek merupakan makanan 4. Analitik
khas Provinsi Sumatra Selatan Pemeriksaan boraks
tepatnya di kota Palembang, namun Hasil sampel yang telah dilakukan
telah tersebar luas di Indonesia. pada tahap praanalitik yaitu filtrat, di
3. Analisis kualitatif adalah bidang masukkan ke dalam tabung reaksi
kimia analitik yang membahas kemudian dicelupkan kertas
tentang identifikasi zat-zat, mengenai kurkumin selama 1 menit, kemudian
unsure atau senyawa apa yang di angkat lalu di diamkan.
terdapat dalam suatu sampel atau 5. PascaAnalitik
contoh. Pencatatan dan pelaporan hasil
F. Instrument Penelitian Positif(+) : Bila kertas
1. Alat kurkumin berubah menjadi warna
Alat yang di gunakan dalam merah.
penelitian ini adalah:
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1 Hasil pemeriksaan boraks pada Empek-empek dengan menggunakan metode uji warna.
36
Media Analis Kesehatan Vol. VII No.2 November 2016
3 C Warna kuning
4 D Warna kuning
5 E Warna kuning
6 F Warna kuning
7 G Warna kuning
8 H Warna kuning
9 I Warna kuning
10 J Warna kuning
Sumber: Data Primer (Juni 2016))
Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa hasil pemeriksaan dari sampel kode A sampai kode J
didapatkan Hasil warna kertas kurkumin tetap berwarna kuning berarti tidak mengandung
boraks pada sampel Empek-empek yang dijual di kota Makassar tahun 2016.
B. PEMBAHASAN
Penelitian ini bersifat deskriptif yang beredar dalam darah dan mencapai organ
bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hati, dimana hati akan bekerja untuk
boraks pada Empek-empek yang dijual mengeluarkan senyawa racun tersebut.
pedagang di Kota Makassar. Pemeriksaan Bila racun itu terlalu banyak dan dalam
boraks dari 10 sampel dilakukan secara kurun waktu yang lama maka akan
kualitatif dengan menggunakan metode terakumulasi di hati sehingga fungsi hati
uji warna kertas kurkumin, adanya boraks tidak berjalan normal.senyawa racun ini
pada sampel yang ditandai dengan warna akan beredar kembali ke dalam darah
merah. Hasil identifikasi dari yang sehingga ginjal tidak mampu
dilakukan terhadap 10 sampel Empek- mengeksresikannya melalui urin yang
empek yang berasal dari pedagang di mana akan menganggu fungsi ginjal
kota Makassar tidak memperlihatkan bahkan dapat mengakibatkan kerusakan
adanya perubahan warna pada kertas ginjal.
kurkumin (warna tetap kuning). Salah satu makanan yang dalam proses
Boraks yang masuk ke dalam tubuh akan pembuatannya menggunakan bahan
terakumulasi dalam tubuh sampai efeknya tambahan pangan yaitu Empek-empek.
hilang setelah berminggu-minggu. Gejala Untuk membuat empek-empek lebih
awal keracunan boraks berupa mual- kenyal dan awet, produsen yang tidak
mual, muntah, diare, kejang dan muncul bertanggung jawab baik yang mengetahui
bercak-bercak merah pada kulit. Boraks maupun tidak mengetahui dampak dari
dapat juga mengakibatkan nafsu makan bahan tambahan pangan yang dilarang
berkurang, gangguan pencernaan, biasanya menggunakan boraks sebagai
kebodohan, kebingungan, radang kulit, bahan pengawet. Empek-empek yang
anemia dan karsinogenik. Pada dosis mengandung boraks sangat sulit
tinggi, boraks dalam tubuh akan ditentukan, kecuali melalui uji
menyebabkan timbulnya pusing-pusing, laboratorium. Hal ini sesuai dengan hasil
muntah, mencret, dan radang pada perut penelitian Ahadim (2014) menunjukkan
bahkan dapat mneyebakan kematian. bahwa semua Empek-empek jenis adaan
Didalam tubuh, boraks merupakan maupun pempek kulit tidak mengandung
senyawa aditif yang bersifat toksik akan boraks.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. SARAN
1. Diharapkan agar semua produsen pengawet yang tidak diizinkan oleh
hendaknya tidak menggunakan bahan pemerintah dan penggunaan bahan
37
Media Analis Kesehatan Vol. VII No.2 November 2016
pengawet harus sesuai dengan sehingga masyarakat aman terhadap
ketentuan yang telah diatur dalam boraks
Undang-undang. 3. Bagi peneliti selanjutnya, agar
2. Diharapkan kepada instansi terkait meneliti bahan pengawet yang lain
agar memantau secara berkala pada sampel selain Empek-empe
DAFTAR PUSTAKA
Depkes. RI.1988. Peraturan Menteri Kesehata Svehla,G. 1985.Vogel Buku Teks Analisis
n Republik Indonesia Anorganik Kualitatif Makro dan
NO.722/Menkes/IX/1988. Tentang Semimikro Bagian II edisikelima.
Bahan TambahanMakanan. Jakarta: PT Kalman Media Pustaka.
Jakarta.
Winarno. F.G, 1984. Kimia PangandanGizi.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pempekdiakses Jakarta: GramediaPustakaUtama.
pada tanggal 01 Juni 2016 Pukul
15:00 WITA Winarno. F.G, 1997. Kimia PangandanGizi.
http://www.organisasi.org/1970/01/isi- Jakarta: GramediaPustakaUtama
kandungan-gizi-pempek-
komposisi-nutrisi-bahan- Winarrmo. F.G, 2007. TeknobiologiPangan.
makanan.html Jakarta: M Brio Pess.
38
Media Analis Kesehatan Vol. VII No.2 November 2016