Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
2. Keluhan utama:
Nyeri dada
Sesak nafas
Edema
3. Riwayat Psikologis
Informasi tentang status psikologis penting untuk mengembangkan rencana
asuhan keperawatan
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan untuk menegakan diagnosa
pada kasus gangguan kardiovaskuler diantaranya :
1. Pemeriksaan EKG
2. Pemeriksaan enzim jantung (SGOT, SGPT, LDH, CK/CKMB)
3. Pemeriksaan rontgen
4. Pemeriksaan ecokardiograf
5. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
1. Pola nutrisi/ metabolic; gambaran pola makanan dan kebutuhan cairan b/d kebutuhan
metabolic dan suplai nutrisi
2. Pola eliminasi : gambaran pola fungsi pembuangan (BAB, BAK, melalui kulit)
3. Pola aktifitas/olah raga : gambaran pola aktifitas, olahraga, santai, rekreasi
4. Pola tidur-istirahat : gambaran pola tidur, istirahat, dan relaksasi
5. Pola kognitif dan perceptual gambaran pola konsep diri klien dan persepsi terhadap
dirinya
6. Pola peran/hubungan : gambaran pola peran dalam berpartisipasi /
berhubungan dengan orang lain
7. Pola seksualitas/reproduksi : gambaran pola kenyamanan/tidak nyaman dengan pola
seksualitas dan gambaran pola reproduksi
8. Pola koping/ toleransi stress : gambaran pola koping klien secara umum dan
efektifitas dalam toleransi terhadap stress
9. Pola nilai/ keyakinan gambaran pola nilai-nilai keyakinan (termasuk aspek spiritual)
dan tujuan yang dapat mengarahkan menentukan pilihan/ keputusan
Pengkajian Fisik
1. Pemeriksaan Jantung
Pemeruksaan fisik meliputi pemeriksaan fisik umum dan khusus pada jantung.
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik khusus pada jantung, maka penting terlebih
dahulu melihat pasien secara keseluruhan atau keadaan umum termasuk mengukur
tekanan darah, denyut nadi, suhu badan dan frekuensi pernafasan. Keadaan umum
secara keseluruhan yang perlu dilihat adalah :
Kecepatan/ menit
Kuat/ lemah (besar/kecil)
Teratur atau tidak
Isi setiap denyut sama kuat atau tidak
Mudah terlihat pada pasien yang kurus dan tidak terlihat pada pasien yang gemuk atau
emfisema pulmonum. Yang perlu diperhatikan adalah titik impuls maksimum (Point
of maximum Impulse). Normalnya berada pada ruang intercostals V pada garis
midklavikula kiri. Apabila impuls maksimum ini bergeser ke kiri berarti ada
pembesaran jantung kiri atau jantung terdorong atau tertarik ke kiri.
Toraks/ dada
Pasien berbaring dengan dasar yang rata. Pada bentuk dada “veussure cardiac”
dinding toraks di bagian jantung menonjol menandakan penyakit jantung congenital.
Benjolan ini dapat dipastikan dengan perabaan vena jungularis eksterna (dileher kiri
dan kanan) dengan teknik sebagai berikut :
Palpasi
Palpasi dapat mengetahui dengan mengenal ukuran jantung dan denyut jantung. Point
of Maximum Impulsedipalpasi untuk mengetahui getaran yang terjadi ketika darah
mengalir melalui katup yang menyempitkan atau mengalami gangguan.
Dengan posisi pasien tetap terlentang kita raba iktus kordis yang kita amati pada
inspeksi. Peradaban dilakukan dengan 2 jari (telunjuk dan jari tengah) atau dengan
telapak tangan. Yang perlu dinilai adalah:
Lebar impuls iktur kordis
Kekuatan angkatnya
Normal lebar iktus kordis tidak melebihi 2 jari. Selain itu perlu pula dirasakan
(dengan telapak tangan) :
Iktus kordis yang kuat dan melebar tanda dari pembesaran/ hipertrofi otot jantung
akibat latihan/ atlit, hipertensi, hipertiroid atau kelainan katup jantung.
Perkusi
Dengan posisi pasien tetap berbaring atau terlentang kita lakukan pemeriksaan
perkusi. Tujuannya adalah untuk menentukan batas jantung (batas atas kanan kiri).
Teknik perkusi menuntut penguasaan teknik dan pengalaman, diperlukan
keterampilan khusus. Pemeriksaan harus mengetahui tentang apa yang disebut sonor,
redup dan timpani.
Auskultasi
Murmur adalah bunyi hasil vibrasi dalam jantung dan pembuluh darah besar
disebabkan oleh bertambahnya turbulensi aliran. Pada murmur dapat ditentukan :
Gesekan (rub) adalah bunyi yang dihasilkan oleh parietal dan visceral oleh
perikarditis. Bunyi kasar, intensitas, durasi dan lokasi tergantung posisi klien.
Pemeriksaan Pebuluh darah :
Inspeksi
Pada pemeriksaan ini untuk mengobservasi warna, ukuran dan sirkulasi perrifer.
Palpasi
Untuk mengetahui suhu, edema dan denyutan. Pemeriksa dapat menekan tempat
tersebut dengan ketentuan :
+ 1 = cekung sedikit yang cepat hilang.
+ 2 = cekung menghilang dalam waktu 10-15 detik.
+ 3 = cekung dalam yang menghilang dalam waktu 1-2 menit.
+ 4 = bebas cekungan hilang dalam waktu 5 menit atau lebih.
Auskultasi
Pada pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mendengar bunyi arteri
3. Intervensi Keperawatan
Beta-Bloker seperti atenolol Agen yang dapat mengontrol nyeri melalui efek
(Tenormin), pindolol (Visken), hambatan rangsang simpatis.(Kontra-indikasi:
propanolol (Inderal) kontraksi miokard yang buruk)
Kolaborasi pelaksanaan
Menggalang kerjasama tim kesehatan dalam proses
program rehabilitasi pasca
penyembuhan klien
serangan IMA
Intervensi Keperawatan
Rasional
Dorong klien untuk Respon klien terhadap situasi IMA bervariasi, dapat
mengekspresikan perasaan berupa cemas/takut terhadap ancaman kematian,
marah, cemas/takut terhadap cemas terhadap ancaman kehilangan pekerjaan,
situasi krisis yang dialaminya perubahan peran sosial dan sebagainya
Orientasikan klien dan orang Informasi yang tepat tentang situasi yang dihadapi
terdekat terhadap prosedur klien dapat menurunkan kecemasan/rasa asing
rutin dan aktivitas yang terhadap lingkungan sekitar dan membantu klien
diharapkan mengantisipasi dan menerima situasi yang terjadi.
4. Implementasi Keperawatan
Untuk tahap implementasi keperawatan, secara umum ada 3 tahapan penting
yang biasa dilakukan oleh fungsional kesehatan yaitu :
1. Tahap I :
2. Tahap II :
3. Tahap III :
5. Evaluasi Keperawatan
Dokumentasi Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA