Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun Oleh:
1. Vinsensius Maharya 1712321062
2. Aqiel Hermansyah 1712321047
3. Gunadi Adiguna 1712321081
UNIVERSITAS BHAYANGKARA
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Surabaya
2018
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang Capital Budgeting .
Dalam penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulisan makalah ini.
kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, Hal itu di karenakan
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.
Akhir kata, kami memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kesalahan.
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.2Rumusan Masalah
1.2.1 Pengertian Capital Budgeting ( Penganggaran Modal )
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui Pengertian Capital Budgeting ( Penganggaran Modal )
Setelah membaca dan mempelajari makalah ini, diharapkan agar pembaca dapat lebih
mengetahui dan memahami apa itu capital budgeting dan apa pentingnya bagi sebuah
perusahaan
BAB II
PEMBAHASAN
Penganggaran Modal ( Capital Budgeting ) adalah Suatu Konsep Investasi Dikatakan sebagai
suatu konsep investasi, sebab penganggaran modal melibatkan suatu pengikatan (penanaman) dana
di masa sekarang dengan harapan memperoleh keuntungan yang dikehendaki di masa mendatang.
Investasi membutuhkan dana yang relatif besar dan keterikatan dana tersebut dalam jangka waktu
yang relatif panjang, serta mengandung resiko.
Capital Budgeting adalah merupakan proses evaluasi dan pemilihan investasi jangka
panjang yang konsisten terhadap maksimalisasi tujuan perusahaan. DefinisiCapital Budgeting
“Capital Budgeting is the Process of evaluating and selecting long-term invesmentsconsistents with
the firm’s goal of owner wealth maximization”. Penganggaran modal (Capital Budgeting) adalah
proses kegiatan yang mencakup seluruh aktivitas perencanaan penggunaan dana dengan tujuan
untuk memperoleh manfaat (benefit) pada waktu yang akan datang. Penganggaran modal berkaitan
dengan penilaian aktivitas investasi yang diusulkan. Aktivitas suatu investasi ditujukan untuk
mencapai tujuan yang diharapkan selama periode tertentu di waktu yang akan datang, yang
mempunyai titik awal (kapan investasi dilaksanakan) dan titik akhir (kapan investasi akan berakhir).
Contoh pembelian sebuah aktiva yang memiliki umur ekonomis 10 tahun akan mengunci perusahaan
selama periode 10 tahun, karena perluasan aktiva didasarkan atas penjualan yang diharapkan dimasa
depan. Maka keputusan untuk membeli sebuah aktiva yang akan habis dalam jangka waktu 10 tahun
membutuhkan perencanaan penjualan selama 10 tahun. Akhirnya keputusan penganggaran modal
akan menentukan arah strategis perusahaan karena perusahaan bergerak ke arah produk, jasa atau
pasar baru yang harus didahului dengan pengeluaran modal.
2. Penanggaran modal yg efektif akan menaikkan ketepatan waktu dan kualitas dari penambahan
aktiva
Contoh perusahaan berusaha beroperasi mendekati kapasitas sepanjang waktu , selama 4 tahun, PT
A telah mengalami permintaan secara besar-besaran secara tiba-tiba yang bersifat tidak rutin
sehingga perusahaan terpaksa menolak permintaan tersebut. Oleh karena itu PT A merecanakan
untuk menambah kapasitas produksi dengan menyewa gedung tambahan dan membeli peralatan
produksi yang baru yang diperlukan untuk kegiatan produksi, untuk itu diperlukan waktu 6-8 bulan
agar kapasitas produksi dapat digunakan , namun pada saat itu perminttan mulai menurun, karena
perusahaan lain mempunyai kapasitas yang mencukupi. PT A mulai merencanakan meramalkan
permintaan secara tepat dan merencanakan kebutuhan kapasitasnya satu tahun sebelumnya atau
lebih maka perusahaan mampu mempertahankan dan bahkan meningkatkan pangsa pasar.
Perusahaan dalam mencukupi semua kebutuhan yang diperlukan dalam kegiatan produksi,
perusahaan harus mempunyai dana yang cukup dan memadai karena untuk mencukupi semua
kebutuhan perusahaan mengeluarkan dana yang besar. Jumlah uang yang besar yang dikeluarkan
perusahaan tidak dapat tersedia secara otomatis oleh karena itu, Untuk mencukupi itu semua
perusahaan harus memikirkan program pengeluaran modal yang besar dengan merencanakan
membuat capital budgeting dana jauh-jauh hari sebelum dana itu tersedia.
6. Lainnya
Kategori ini termasuk gedung perkantoran, tempat parkir, dan sebagainya, bagaimana kategori ini
ditangani bervariasi diantara perusahaan.
2. Manajemen harus memperkirakan aliran kas yg diharapkan dari proyek, termasuk nilai akhir aktiva
3. Risiko dari aliran kas proyek harus diestimasi. (memakai distribusi probabilitas aliran kas)
4. Dengan mengetahui risiko dari proyek, manajemen harus menentukan biaya modal (cost of capital)
yg tepat untuk mendiskon aliran kas proyek
5. Dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan digunakan untuk
memperkirakan nilai aktiva.
6. Terakhir, nilai sekarang dari aliran kas yg diharapkan dibandingkan dengan biayanya
2. KajiandanAnalisa
Proposal penganggaran barang modal secara formal direview dalam rangka (a) mencapai tujuan dan
rencana utama perusahaan dan yang paling penting (b) untuk mengevaluasi kemampuan
ekonominya.
Biaya yang diajukan dan benefit yang diestimasikan dikonversikan menjadi sebuah cash flow yang
sesuai. Bermacam-macam teknik capital budgeting dapat diaplikasikan untuk cash flow tersebut
untuk menghitung tingkat keuntungan dari investasi.
Berbagai macam aspek resiko diasosiasikan dengan proposal yang akan dievaluasi. Setelah analisis
ekonomi telah dibuat lengkap, diiringi dengan data tambahan dan rekomendasi yang ditujukan untuk
para pengambil keputusan.
3. PengambilanKeputusan
Besarnya sejumlah dana yang dikeluarkan dan pentingnya penganggaran barang modal
menggambarkan tingkat organisasi tertentu yang membuat keputusan penganggaran. Perusahaan
biasanya mendelegasikan kewenangan penganggaran barang modal sesuai dengan jumlah uang yang
dikeluarkan. Secara umum jajaran direksi memberikan keputusan akhir untuk sejumlah tertentu
penganggaran barang modal yang dikeluarkan.
4. Implementasi
Ketika sebuah proposal telah disetujui dan dananya telah siap, tahap implementasi segera dimulai.
Untuk pengeluaran yang kecil, penganggaran dibuat dan pembayaran langsung dilaksanakan. Namun
untuk penganggaran dalam jumlah besar, dibutuhkan pengawasan yang ketat.
5. Follow Up (tindaklanjut)
Setelah diimplementasikan maka perlu dilakukan monitoring selama tahap kegiatan operasi berjalan
dari proyek tersebut. Perbandingan dari biaya yang ada dan keuntungan yang diekspektasikan dari
berbagai proyek sebelumnya adalah sangat vital. Ketika biaya yang dikeluarkan melebihi anggaran
biaya yang ditetapkan, harus segera dilakukan tindakan untuk menghentikannya, apakah dengan
meningkatkan benefit atau mungkin menghentikan proyek tersebut.
Setiap langkah dalam proses tersebut penting dilakukan terutama pada langkah kajian dan analisa,
maupun pengambilan keputusan (langkah 2 dan 3) yang membutuhkan waktu dan tenaga yang
paling besar. Langkah terakhir yakni follow up juga penting namun sering diabaikan. Langkah
tersebut dilakukan untuk menjaga perusahaan untuk dapat meningkatkan akurasi cash flow yang
diestimasi.
Pemulihan (payback)
Semakin pendek periode pemulihan, maka semakin baik. Dalam metode ini, apabila
perushaan sudah mendapatkan hasil analisinya, maka harus ada pemilihan terhadap proyek yang
akan dipilih. Mutually exclusive berarti, jika satu proyek diplih, maka yang lainnya harus ditolak.
Sedangkan proyek independen merupakan proyek dimana arus kasnya tidak bergantung satu dengan
yang lainnya.
Beberapa perusahaan menggunakan suatu varian pemulihan reguler, yaitu periode pemulihan
yang didiskontokan, yang mana hal ini juga serupa dengan periode pemulihan secara reguler, kecuali
bahwa arus kas yang diharapkan didiskontokasn dengan biaya modal proyek. Jadi, periode
pemulihan yang didiskontokan didefenisikan sebagai jumlah tahun yang dibuthkan untuk menutup
investasi dari arus kas bersih yang didskontokan.
Pada pemulihan ( payback ) adalah jenis perhitungan “impas” ( breakeven ), yang mana artinya
adalah jika arus kas masuk berada pada tingkat yang diharapkan sampai tahun pemulihan, maka
proyek itu akan impas.
Pada pemulihan secara reguler, tidak memperhitungkan adanya biaya modal, tidak ada biaya
utang atau ekuitas yang digunakan untuk menjalankan proyek tercermin dalam arus kas satau
perhitungan. Pemulihan yang didiskontokan memperhitungkan biaya modal, hal ini memperlihatkan
tahun impas setelah tertutupnya biaya utang dan ekuitas.
Kelemahan utama dari metode ini adalah bahwa metode ini mengabaikan arus kas yang
dibayarkan atau yang diterima setelah periode pemulihan. Walaupun metode tersebut memiliki
beberapa kesalahan, namun metode tersebut memberikan informasi tentang berapa lama dana
akan terikat dalam proyek.
Jadi, semakin pendek periode pemulihan, sementara yang lain dianggap konstan, semakin
besar likuiditas proyek. Arus kas yang diharapkan dalam jangka panjang umumnya lebih berisisko
daripada arus kas jangka pendek, maka pemulihan seringkali digunakan sebagai salah satu indikator
dari tingkat risiko proyek.
Setelah kelemahan metode pemulihan, maka ada metode lain yang di jadikan sebagai alternatif
pilihan dalam mengevaluasi keefektifan proyek. Salah satu metode seperti itu adalah metode nilai
sekarang bersih (net present value = NPV ), dimana metode ini mengandalkan pada teknik arus kas
yang didiskontokan ( discounted cash flow ). Beberapa proses dalam teknik ini antara lain :
Tentukan nilai sekarang dari setiap arus kas, termasuk arus kas masuk dan arus kas keluar, yang
didiskontokan pada modal proyek.
Jumlah arus kas yang didiskontokan ini merupakan hasil sebagai NPV proyek.
Jika NPV adalah positv, maka proyek harus diterima, sementara jika negativ, maka proyek tersebut
harus di tolak.
Persamaan untuk NPV ini adalah:
NPV=CF0+ =
NPV =
Jika arus kas adalah konstan dari tahun ke tahun, maka kita akna memmiliki anuitas, dan kita
dapat menggunakan faktor anuitas untuk mencari IRR. Namun, apabila arus kas tidak konstan, maka
akan sulit untuk menghitung IRR.
Secara matematis, baik metode NPV maupun IRR akan memberikan keputusan menerima
atau menolak yang sama atas proyek independen, karena jika NPV positiv, maka IRR akan melebihi
k. Namun, NPV dan IRR dapat membuat peringkat yang berbeda untuk proyek mutually excusive .
Ada beberapa alasan rsional mengapa tingkat diskonto tertentu menyamakan biaya proyek
dengan nilai sekarang penerimaannya, antara lain :
Jika IRR melebihi biaya dana yag digunakan untuk membiayai proyek, maka akan terdapat surplus
setelah pembayaran modal, dan surplus ini akan menjadi bagian pemegang saham.
Oleh karena itu, memilih proyek yang IRR nya melebihi biaya modal meningkatkan kekayaan
pemegang saham.
Disisi lain, apabila IRR lebih kecil daripada biaya modal, maka memilih proyek ini akna menimbulkan
biaya bagi pemegang saham sekarang.
Hal ini merupakan karaktertistik breakeven yang mebuat IRR berguna dalam megevaluasi proyek
modal.
Capital Budgeting
CONTOH SOAL
PT. Maju Tak Gentar mengajukan dua proposal proyek untuk di analisis. Data tentang kedua proposal
proyek tersebut adalah sebagai berikut:
Biaya dan pajak yang harus diperhitungkan dari masing-masing proyek setiap tahun adalah sebagai
berikut :
Dalam biaya tetap sudah termasuk biaya penyusutan dan biaya bunga baik untuk proyek “A” maupun
proyek “B”.
Ditanyakan :
5. Kesimpulan yang dapat diambil jika kedua proyek bersifat contigent? dengan asumsi dana cukup
tersedia.
Penyelesaian :
1. Pola EAT proyek “A” (dalam rupiah)
T Penyusuta T Penyusuta
EAT Proceed EAT Proceed
h n h n
PBP proyek “A” = 2 tahun PBP proyek “B” = 1 tahun 8,9 bulan
Present value out lay 250.000.00 Present value out lay 200.000.00
0 0
Net present value (NPV) 48.558.000 Net present value (NPV) 98.010.000
Proyek yang baik untuk dipilih berdasarkan NPV adalah proyek “B”
PI = = 1,19 PI = = 1,49
5. PI gabungan = = 1,33
Kesimpulan : kedua proposal proyek dapat diterima karena menghasilkan PI gabungan lebih besar
dari satu.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Henry, S. (2000). Akuntansi Basic Pengembalian Keputusan Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Indonesia, I. A. (2009). Exposure Draft Psak 2: Laporan Arus Kas. Jakarta: Dewan Standar Akuntansi
Keuangan.
Kiesno, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. D. (2007). Akuntansi Intermediate. Jakarta: Erlangga.
Warren, C. S., Reeve, J. M., & Fess, P. E. (2006). Pengantar Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Warren, C. S., Reeve, J. M., Duchac, J. E., & dkk. (2016). Pengantar Akuntansi. Jakarta: Salemba
Empat.
Warrent, C. S., Reeve, J. M., & Fess, P. E. (2005). Accounting. Jakarta: Salemba Empat.
Weygandt, J. J., Kieso, D. E., & Kimmel, P. D. (2007). Accounting Principles: Pengantar Akuntansi.
Jakarta: Salemba Empat.
Weygandt, J. J., Kieso, D. E., & Warfield, T. D. (2016). Intermediet Accounting 16th Edition. Unites
State: John Wiley & Sons, Inc.
Wibowo, A. A. (2008). Akuntansi Keuangan Dasar 2 Edisi Ketiga. Jakarta: Grasind
Brigham, Eugene.F Gepenski, Louis C. 2008. Financial Manajemen Theory and Practice
Ross Westerfield Jeff. 2010. Corporate Finance 9th Edition. Irwin, McGraw-Hill