Você está na página 1de 16

PERILAKU KEORGANISASIAN

SAP 1

OLEH KELOMPOK 3:

❖ Anak Agung Istri Pawitra Dewi (1607532079)


❖ Ni Kadek Lia Indahyani (1607532081)
❖ Ni Kadek Dwi Aryandari (1607532086)
❖ Ni Luh Putu Pitayani Vinensya (1607532088)
❖ Alif Noer Wahyuni (1607532092)
❖ Putu Eka Mas Pratiwi (1607532094)

Program Reguler Denpasar


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana
2018
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang perilaku
tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatuorganisasi serta dampaknya terhadap kinerja
(baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi). Perilaku organisasi juga dikenal
sebagai studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik khusus yang
mempelajari organisasi dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu
politik, antropologi dan psikologi.
Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang sumber daya
manusia dan psikologi industri.Organisasi dalam pandangan beberapa pakar seolah-olah
menjadi suatu “binatang” yang berwujud banyak, namun tetap memiliki kesamaan konseptual.
Atau dengan kata lain, rumusan mengenai organisasi sangat tergantung kepada konteks dan
perspektif tertentu dari seseorang yang merumuskan tersebut.
Setiap manusia mempunyai tujuan yang berbeda dalam hidupnya, karena pengaruh
pengetahuan dan pengalamannya yang berbeda. Namun setiap manusia akan sama dalam satu
hal yaitu ingin mempertahankan hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Bagi masyarakat
pada era industrialisasi sekarang ini, pekerjaan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat
penting. Bagi masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, baik
dalam rangka memperoleh imbalan berupa uang atau jasa, ataupun dalam rangka
mengembangkan dirinya.
Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan
menerima pesan, terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada
kesempatan untuk melakukan umpan balik. hal Ini mengandung elemen-elemen yang ada
dalam setiap tindak komunikasi, terlepas dari apakah itu bersifat intrapribadi, antarpribadi,
kelompok kecil, pidato terbuka, atau komunikasi masa. Dalam komunikasi ini kita juga akan
menyinggung sedikit tentang Perhatian, Pemahaman dan Mengingat Informasi.

1
1.2 Rumusan Masalah
Masalah-masalah yang akan di pecahkan dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimanakah Konsep Dasar, Tujuan dan Ruang Lingkup Perilaku
Keorganisasian?
1.2.2 Apakah Definisi Perilaku Keorganisasian?
1.2.3 Apa sajakah Disiplin yang Berkontribusi dalam Bidang Perilaku
Keorganisasian?
1.2.4 Apa sajakah Hal Mutlak dalam Perilaku Keorganisasian?
1.2.5 Apa sajakah Tantangan dan Peluang dalam Perilaku Keorganisasian?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan dalam makalah ini yaitu:
1.3.1 Untuk mengetahui Konsep Dasar, Tujuan dan Ruang Lingkup Perilaku
Keorganisasian
1.3.2 Untuk mengetahui Definisi Perilaku Keorganisasian
1.3.3 Untuk mengetahui Disiplin yang Berkontribusi dalam Bidang Perilaku
Keorganisasian
1.3.4 Untuk mengetahui Hal Mutlak dalam Perilaku Keorganisasian
1.3.5 Untuk mengetahui Tantangan dan Peluang dalam Perilaku Keorganisasian

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar, Tujuan dan Ruang Lingkup Perilaku Keorganisasian


2.1.1 Konsep Dasar Perilaku Keorganisasian
Perilaku organisasi pada hakikatnya berdasarkan pada ilmu perilaku yang
dipusatkan pada perilaku atau tingkah laku manusia dalam suatu organisasi.
Konsep dasar perilaku organisasi terdapat dua komponen yang mampu menunjang
organisasi itu berjalan. komponen-komponen itu diantaranya adalah sebagai
berikut:
1) Individual sebagai komponen pertama. Perilaku individual ini sangatlah
berpengaruh pada organisasi, baik perilaku terhadap individu lain maupun
perilaku individu terhadap organisasi.
2) Organisasi formal sebagai komponen kedua. Organisasi ini merupakan suatu
wadah bagi individu-individu untuk menuangkan ide-ide kreatif dan
menunjukkan keahlian atau kecakapan yang dimiliki.
Setiap masyarakat tidak dapat terlepas dari berorganisasi karena menurut
Robert Presthus dalam Amitai Etzioni (1964:1) masyarakat kita ini adalah
masyarakat organisasi. Hal ini jelas terlihat dari kehidupan masyarakat yang serba
berorganisasi, contohnya; manusia terlahir di dalam suatu organisasi, hidup dan
bekerja di organisasi, dan hingga meninggal pun di dalam organisasi. Dari
penjelasan di atas sudah dapat diketahui bahwa manusia dan organisasi adalah dua
bagian yang tidak dapat dipisahkan dan apabila kedua bagian tersebut menyatu dan
berinteraksi akan menghasilkan suatu perilaku organisasi yang menjadi pusat
perhatian ilmu perilaku organisasi tersebut.
2.1.2 Tujuan Perilaku Keorganisasian
Setiap disiplin ilmu pasti memiliki tujuan, begitu juga dengan disiplin ilmu perilaku
organisasi. Menurut Nimran, tujuan memahami perilaku organisasi yaitu:
1. Prediksi
Bisa memprediksi perilaku orang merupakan suatu keuntungan besar karena
dengan begitu kita dapat menjalin komunikasi yang baik dengan orang
tersebut. Dengan bisa memprediksi perilaku orang lain, sehingga kita dapat

3
berpikir, bersikap dan bertindak dengan tepat dalam berkomunikasi dengan
orang tersebut.
2. Eksplanasi
Tujuan mempelajari perilaku organisasi yang kedua adalah untuk menjelaskan
berbagai peristiwa yang terjadi dalam organisasi. Eksplanasi berarti bahwa kita
akan berusaha menjawab pertanyaan mengapa suatu peristiwa terjadi,
mengapa karyawan malas dan lain sebagainya. Dengan mempelajari perilaku
organisasi maka kita mencoba untuk menjelaskan atau memberikan jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan seperti itu.
3. Pengendalian
Tujuan mempelajari perilaku organisasi yang terakhir yaitu untuk
pengendalian. Semakin banyak perilaku-perilaku individu atau kelompok
dalam organisasi yang dapat diprediksi dengan tepat dan dapat dijelaskan
dengan baik, sehingga nantinya pemimpin organisasi itu akan semakin mudah
dalam melakukan fungsi pengendalian atas karyawannya sehingga perilaku
individu maupun kelompok akan menjadi positif dan fokus pada pencapaian
tujuan. Namun di sisi lain, perilaku yang destruktif, yang kurang baik, bisa
dihindari atau dicegah
2.1.3 Ruang Lingkup Perilaku Keorganisasian
Mempelajari perilaku manusia dalam organisasi melalui tiga tingkatan analisis.
1. Tingkatan Individual
Kakteristik bawaan individu dalam organisasi yang merupakan aspek
berjalannya organisasi.
2. Tingkatan Kelompok
Dinamika perilaku kelompok yang berbeda-beda dan faktor-faktor
determinannya pula perlu dipelajari.
3. Tingkatan Organisasi
Faktor-faktor keorganisasian yang mempengaruhi perilaku baik individu
maupun kelompok dalam organisasi.

2.2 Pengertian Perilaku Keorganisasian

a. Indriyo Gito Sudarmo dan Nyoman Sudita (1997)

4
Bidang ilmu yang mempelajari tentang interaksi manusia dalam organisasi yang
meliputi studi secara sistematis tentang perilaku struktur dan proses dalam organisasi.

b. Keith Davis dan John Newstrom (1985)


Telaah dan aplikasi pengetahuan tentang bagaimana orang-orang bertindak di dalam
organisasi.

c. Gibson dan kawan-kawan (1996)


Bidang studi yang mencangkup teori, metode dan prinsip-prinsip dari berbagai
disiplin guna mempelajari persepsi individu, nilai-nilai, dan tindakan-tindakan saat
bekerja dalam kelompok dan dalam organisasi secara keseluruhan, menganalisa akibat
lingkungan eksternal terhadap organisasi studinya, misi dna sasaran serta strategi.

d. Stephen P.Robins (2001)


Bidang yang menyelidiki pengaruh yang ditimbulkan oleh individu, kelompok dan
struktur terhadap perilaku (manusia) di dalam organisasi dengan tujuan menerapkan
pengetahuan yang dapat untuk meningkatkan efektivitas organisasi.
Kesimpulannya yang dapat diambil dari uraian di muka adalah bahwa perilaku
keorganisasian adalah suatu studi tentang apa yang dikerjakan oleh orang-orang dalam
organisasi dan bagaimana perilaku orang-orang tersebut dapat mempengaruhi kinerja
organisasi dengan bahan kajiannya adalah sikap manusia terhadap pekerjaan, terhadap
rekan kerja, imbalan, kerjasama dan yang lainnya.

e. Fred Luthan
Menurut Fred Luthan, Perilaku organisasi didefinisikan sebagai Studi dan aplikasi
dari pengetahuan tentang bagaimana orang, individu dan kelompok bertindak dalam
organisasi. “Organizational Behavior (OB) is the study and application of knowledge
about how people, individuals, and groups act in organizations”Ia menafsirkan
hubungan manusia dan organisasi dalam bentuk keseluruhan dari seorang manusia,
Selurh kelompok, dan seluruh organisasi dan seluruh sistim sosial (system approach).
Sikap organisasi sangat penting bagi manajemen sumber daya manusia, karena sikap
ini akan mempengaruhi perilaku –perilaku organisasi. Sikap – sikap yang berkaitan
dengan kepuasan kerja dan memfokuskan pada sikap karyawan terhadap keseluruhan
(Luthan, 1985).

5
f. Mathis-John H. Jackson,
Perilaku organisasi adalah bagaimana anggota organisasi yakin dan menerima tujuan
organisasional, serta berkeinginan untuk tinggal bersama atau meninggalkan
perusahaan yang tercermin dalam tindak tanduk dalam organisasi tersebut.
g. Griffin dan kawan-kawan,
Perilaku organisasi (organisational behavior) adalah sejauh mana seseorang individu
mengenal dan terikat pada organisasinya. Seseorang individu yang memiliki
komitmen tinggi kemungkinan akan melihat dirinya sebagai anggota sejati organisasi.
h. Allen dan Meyer,
Ada tiga Dimensi komitment perilaku organisasi adalah:
1) Komitmen efektif (effective comitment): Keterikatan emosional karyawan, dan
keterlibatan dalam organisasi,
2) Komitmen berkelanjutan (continuence commitment): Komitmen berdasarkan
kerugian yang berhubungan dengan keluarnya karyawan dari organisasi. Hal ini
mungkin karena kehilangan senioritas atas promosi atau benefit,
3) Komitmen normatif (normative commiment): Perasaan wajib untuk tetap berada
dalam organisasi karena memang harus begitu; tindakan tersebut merupakan hal
benar yang harus dilakukan.

i. Schermerhorn Jr., Hunt, & Osborn, 2008, p. 5


Perilaku Oganisasi adalah ilmu tentang individu dan kelompok dalam suatu
organisasi. “Organizational behavior is the study of individuals and groups in
organizations”.

2.3 Disiplin yang Berkontribusi dalam Bidang Perilaku Keorganisasian


1. Psikologi
Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur, menjelaskan, dan
kadang mengubah perilaku. Kontribusinya ilmu ini terhadap perilaku keorganisasian
adalah dalam hal: pembelajaran, motivasi, kepribadaian, persepsi, pelatihan,
efektivitas kepemimpinan, kepuasan kerja, pengambilan keputusan individu,
penilaian kinerja, pengukuran sikap, seleksi karyawan, desain kerja, stress kerja.

6
2. Sosiologi
Sosiologi adalah studi tentang orang-orang dalam hubungannya dengan sesama.
Terkait pemahaman tentang sistem sosial dan interaksi manusia dalam suatu sistem
sosial.
3. Antropologi
Antropologi adalah studi tentang masyarakat khususnya tentang manusia beserta
kegiatannya. Jadi sumbangannya yang tidak kecil terhadap Perilaku Keorganisasian
adalah dalam hal: nilai komparatif, analisis lintas budaya, lingkungan organisasional.
4. Ilmu Politik, Sejarah, dan Ekonomi
Ilmu politik adalah pengetahuan tentang perilaku individu dan kelompok dalam suatu
lingkungan politik. Sumbangan dari ilmu politik terutama dalam proses
mempengaruhi, pengalokasian wewenang dan pengelolaan konflik. Ilmu sejarah
terutama tentang sejarah dari pemimpin-pemimpin besar dimasa lampau atas
keberhasilan dan kegagalannya. Dan ilmu ekonomi mencoba menjelaskan perilaku
individu ketika mereka dihadapkan pada suatu pilihan.

2.4 Beberapa Hal Yang Mutlak Dalam Perilaku Keorganisasian


Prinsip-prinsip universal dan sederhana yang menjelaskan perilaku organisasi adalah
hukum-hukum dalam ilmu pengetahuan alam-kimia, astronomi, fisika yang konsistensi
dan bisa diterapkan dalam berbagai situasi. Hukum-hukum ini memungkinkan para
ilmuwan untuk menggeneralisasi tarikan gravitasi atau mengirimkan astronot ke luar
angkasa untuk memperbaiki satelit. Tetapi seperti yang telah disimpulkan secara tepat oleh
seorang peneliti perilaku terkenal, “Tuhan memberikan semua masalah mudah kepada
fisikawan.” Manusia adalah makhluk yang rumit. Karena tidak serupa, kemampuan
manusia untuk membuat generalisasi yang sederhana, akurat, dan luas sangat terbatas. Dua
individu sering bertindak dengan sangat berbeda dalam situasi yang sama, dan perilaku
individu yang sama mengalami perubahan dalam situasi yang berbeda-beda. Sebagai
contoh, tidak sama individu termotivasi oleh uang, dan anda berperilaku secara berbeda di
gereja pada hari minggu bila dibandingkan dengan yang anda lakukan di sebuah pesta pada
malam sebelumnya.
Tentu saja, itu tidak berarti bahwa kita tidak bisa memberikan penjelasan yang akurat
mengenai perilaku manusia atau membuat prediksi yang valid. Namun, ini berarti bahwa
konsep-konsep perilaku organisasi harus mencerminkan kondisi-kondisi yang situasional,
atau mempunyai banyak kemungkinan. Kita bisa mengatakan bahwa x menghasilkan y,

7
tetapi hanya dalam kondisi-kondisi yang ditentukan dalam z – variabel kontinjensi
(contingecy variable). Ilmu pengetahuan perilaku oraganisasi dikembangkan dengan cara
mengambil konsep-konsep umum dan menerapkannya dalam situasi, individu, atau
kelompok tertentu. Sebagai contoh, sarjana perilaku organisasi akan menghindari
menyatakan bahwa setiap individu menyukai kerja yang rumit dan menantang (konsep
umum). Mengapa? Karena tidak semua individu menginginkan sebuah pekerjaan yang
menantang. Beberapa individu lebih menyukai pekerjaan rutin daripada pekerjaan yang
bervariasi atau pekerjaan yang sederhana daripada pekerjaan yang rumit. Dengan
perkataan lain, sebuah pekerjaan yang menarik bagi seseorang belum tentu menarik bagi
orang lain, jadi daya tarik sebuah pekerjaan bergantung pada individu yang
menjalankannya.
Teori-teori PO mencerminkan persoalan pokok yang ditanganinya. Manusia adalah
makhluk yang sangat kompleks dan rumit, dan demikian pula dengan teori-teori yang
dikembangkan untuk menjelaskan tindakan-tindakan mereka.

2.5 Tantangan dan Peluang dalam Perilaku Keorganisasian


Tantangan adalah kualitas yang memerlukan pemanfaatan sepenuhnya atas kemampuan,
tenaga dan semua sumber daya seseorang. Dalam lingkup organisasi, tantangan adalah hal-
hal atau permasalahan yang harus dihadapi, diatasi dan dikelola dengan baik dengan
menggunakan segala kemampuan, tenaga dan strategi agar dapat mencapai tujuan.
Sedangkan peluang yaitu saat yang tepat untuk dilakukan atau diraih agar tujuan yang telah
ditentukan dapat tercapai. Jadi peluang dalam lingkup organisasi adalah hal-hal atau
kesempatan yang harus diraih agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Tantangan dan peluang ini muncul karena ada perubahan dramatis seiring dengan
kemajuan zaman. Perubahan perubahan yang berlangsung pada organisasi organisasi
menjadi tantangan bagi para pelakunya.
1. Globalisasi
Tantangan: Adanya globalisasi membuat dunia menjadi semakin kecil yang
disebabkan oleh perkembangan teknologi misalnya melalui telekomunikasi, perjalanan
informasi, ideologi dan kemitraan organisasi, lingkungan organisasi global tidak lagi
menjadi tantangan, tapi itu sudah terjadi pada organisasi itu sendiri.
Peluang: Organisasi yang ingin memenangkan persaingan global harus memiliki pola
pikir baru, pasar produk baru, kemampuan baru dan cara berpikir baru mengenai bisnis

8
sehingga secara langsung dan tidak langsung dapat menciptakan SDM yang lebih
berkualitas untuk mencapai kelincahan global, efektifitas dan daya saing tersebut.
2. Keragaman Tenaga Kerja
Tantangan: Adanya emansipasi wanita menuntut organisasi agar tidak bersikap
diskriminatif.Sebagian lapangan pekerjaan yang biasanya dilakukan pria sudah bisa
dilakukan wanita misalnya sopir busway, arsitek, pejabat pemerintahan, kadang para
istri berperan sebagai pencari nafkah utama karena suami menganggur atau
penghasilannya dirasakan tidak mencukupi kebutuhan keluarganya, sehingga kedepan
jumlah wanita karier semakin meningkat.
Peluang: Keadaan ini membuka peluang bagi wanita untuk mengikuti pendidikan
secara leluasa sehingga meningkatkan kualitas wanita, tak heran makin banyak wanita
terdidik berpendapat bahwa keahlian dan ilmunya harus mereka abdikan untuk
meningkatkan taraf hidupnya sendiri.
3. Peningkatan Kualitias dan Produktifitas
Tantangan: Pada tahun 1990-an organisasi diseluruh dunia meningkatkan kapasitas
sebagai respons terhadap permintaan yang bertambah, dan mereka menambah fasilitas
baru ,memperluas pelayanan dan penambahan staf tetapi penambahannya terlalu
banyak dengan jumlah permintaan pasarnya, sehingga setiap industri mengalami
kelebihan persediaan,misalnya pabrik mobil memproduksi terlalu banyak mobil dari
yang bisa dibeli pelanggannya, industri telekomunikasi memiliki banyak hutang dari
penanbahan kapasitasnya,kota besar terlalu banyak restoran dari pada yang dibutuhkan
masyarakatnya.
Peluang: Kelebihan kapasitas meningkatkan kompetisi yang memaksa para manager
untuk mengurangi biaya tanpa mengurangi produktifitas organisasi beserta kualitas
produk dan jasa yang mereka tawarkan.Untuk mencapai tujuan tersebut manager dapat
mengimplementasikan program-progrram seperti manajemen kualitas dan perencanaan
ulang proses dan program yang membutuhkan keterlibatan karyawan secara ekstensif.
4. Kelangkaan Tenaga Kerja
Tantangan: Tahun 2007-2010an sebagian besar Negara Eropa dan Amerika mengalami
kekurangan tenaga kerja terampil karena populasi yang bertambah tua ,angka kelahiran
menurun dan tingkat partisipasi tenaga kerja ini disebabkan ketika generasi baby
boomer (1946-1965) mulai berhenti kerja/pensiun secara besar-besaran dari angkatan
kerja. Penurunan minat pekerja usia lanjut untuk tetap bekerja hampir 80% ini karena
rencana pension dan tunjangan jamina sosial yang baik yang telah membuat para

9
pekerja melakukan pensiun dini terutama mereka yang pekerjaannya melelahkan dan
tidak menantang.
Peluang: Pada akhir abad 20 terdapat peningkatan dalam jumlah wanita yang
memasuki angkatan kerja,ini bisa sedikit mengatasi masalah kelangkaan tenaga kerja
di Eropa dan Amerika ditambah dengan meningkatnya angka imigrasi dan pendatang
baru angkatan kerja dari Negara-negara asing.Organisasi membutuhkan SDM
berkualitas untuk menjadi seorang manager handal dimana harus bisa mengubah
strategi perekrutan dan pemeliharaan yang baik termasuk system upah dan tunjangan
yang bagus untuk bisa mempertahankan karyawan yang terampil disamping itu harus
mengubah praktik organisasi dengan memikirkan kebutuhan pekerja lebih tua dan
memikirkan cara memotivasi pekerja lebih muda yang merasa terhambat ketika kolega
lebih tua tidak pension.
5. Peningkatan Layanan Pelanggan
Tantangan: Pada perusahaan operator seluler buruknya layanan pelanggan menjadi
alasan utama untuk mengganti operator selulernya meskipun mereka sudah
meningkatkan investasi SDM dan infrastruktur tetapi layanan pelanggan tetap menjadi
tantangan tersendiri karena mempengaruhi Indikator Utama Kinerja (KPI) operator
seperti tingkat kepuasan pelanggan dan Net Promote Score (NPS). Penyebabnya adalah
pelanggan merasa kecewa terhadap kemampuan petugas customer service dalam
mengatasi dan menemukan sumber masalah yang dihadapinya. Hal inilah mendorong
ketidak percayaan pelanggan akan kemampuan petugas dalam mengatasi masalah
buruknya jangkauan sinyal dan ketidak percayaan akan kemampuan petugas untuk
mengatasi masalah buruknya kinerja ponsel, ataupun terputusnya percakapan telepon
secara tiba-tiba.
Peluang: Perusahaan operator seluler dapat melakukan perbaikan kecepatan dalam
penanganan masalah jika tim layanan pelanggan dilengkapi dengan alat diagnosa yang
lengkap dan efektif serta alat untuk memecahkan masalah atau dapat juga dengan
upgrade jaringan untuk meningkatkan kinerja.Tetapi peluang yang baik untuk
memberikan layanan dalam memuaskan pelanggan terletak pada perbaikan koneksi
struktur organisasi yang sebelumnya tidak terhubung dengan baik antara satu dengan
yang lainnya serta intelligence yang terpisah-pisah.
6. Meningkatkan Ketrampilan Personal
Tantangan: Didalam organisasi kadang mengalami hal-hal yang tidak diinginkan
seperti tidak tercapainya standar pencapaian kerja, karyawan tidak mampu

10
melaksanakan tugasnya, karyawan tidak produktif, tingkat penjualan menurun, tingkat
keuntungan menurun adalah beberapa contoh gelaja-gejala yang umum terjadi dalam
organisasi. gejala tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang meliputi : kegagalan
dalam memotivasi karyawan, kegagalan organisasi dalam memberi sarana dan
kesempatan yang tepat bagi karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya, kegagalan
organisasi memberi pelatihan dan pengembangan secara efektif kepada karyawan.
Peluang: Dalam situasi ini program pelatihan sangat dibutuhkan dan sangat
mengandalkan training need analysis (TNA) atau analisis kebutuhan pelatihan. Dan
merorientasi kepada pengembangan karyawan meliputi :
a) Adanya pegawai baru, Memberikan orintasi pekerjaan atau tugas pokok organisasi
kepada pegawai yang baru direkrut sebelum yang bersangkutan ditempatkan pada
salah satu unit organisasi;
b) Adanya peralatan kerja baru, Mempersiapkan pegawai dalam penggunaan
peralatan baru dengan teknologi yang lebih baru, sehingga tidak terjadi adanya
kecelakaan kerja dan meningkatkan efesiensi kerja; dan
c) Adanya perubahan sistem manajemen/administrasi birokrasi, Mempersipakan
pegawai dalam melakukan pekerjaan dengan menggunakan sistem yang baru
dibangun.
7. Empowerment
Tantangan: Adanya penolakan terhadap perubahan oleh manajer organisasi yang
disebabkan ego dan nilai-nilai pribadi yang beranggapan karyawan harus patuh pada
perintah manajer sehingga timbul ketidaknyamanan ketika karyawan mencetuskan
inisiatif/ide yang dapat mengurangi kekuasaan manager sehingga berusaha
mempersulit kelompok kerja.
Peluang: Manajer yang dididik dengan cara lama dan mempunyai ego tinggi tidak akan
menerima adanya keterlibatan karyawan, mereka memperhatikan hasil kerja
dibandingkan orang yang bekerja tersebut sehingga perlu adanya pelatihan manajemen
yang memungkinkan akan mempengaruhi cara pandang dan filosofi manajer tersebut
yaitu pimpinan yang berhasil bukanlah yang mencari kekuasaan untuk dirinya sendiri
akan tetapi yang mampu mendistribusikan kekuasaan kepada orang banyak untuk
mencapai tujuan bersama.
8. Menyikapi Kesementaraan
Tantangan: Awal tahun 1968-an Swiss mendonimasi pasar jam tangan dunia hingga
90% selama 60 tahun terakhir pembuat jam tangannya juga berinovatif menemukan

11
jarum detik, menemukan teknologi yang membuat jam semakin akurat, meluncurkan
desain jam analog baru,namun di tahun itu penjualan jam merosot tajam secara global.
Pangsa pasar turun drastis karena dunia sedang dilanda demam jam digital yang
dipopulerkan oleh pembuat jam Jepang, ironisnya, teknologi jam digital ditemukan oleh
para ilmuwan Swiss.Penemuan baru tersebut sebelumnya ditolak oleh pembuat jam
Swiss sehingga akhirnya dipamerkan di World Watch Congress. Dalam kasus ini
resistensi akan sesuatu yang baru seringkali menjadi penghambat terbesar dalam
berinovasi.
Peluang: Seharusnya perusahaan jam tangan Swiss ini mengutamakan kolaborasi
dengan pemasok, konsumen, atau stakeholder lainnya, ketimbang hanya berfokus pada
pembinaan internal perusahaan.Dikombinasikan dengan orientasi fleksibilitas, dimana
perusahaan lebih mengutamakan pertumbuhan, kreativitas, dan kemampuan
beradaptasi, sehingga lebih dinamis dan selalu berupaya bertransformasi.
9. Merangsang Inovasi dan Perubahan
Tantangan: Ada banyak perusahaan raksasa yang gagal seperti Sears, Boeing dan
Lucent Techologies mereka mengimplementasikan program-program pemotongan
biaya yang sangat besar dan meniadakan/PHK ribuan pekerja untuk menghindari
kebangkrutan.
Peluang: Pemotongan biaya dengan mem-PHK perkerja dapat dihindari jika
perusahaan itu dapat mengembangkan inovasi dan menguasai seni perubahannya
sehingga perusahaan akan terus maju jika fleksible, terus berkualitas dan dapat
mengalahkan kompetitornya dengan menawarkan produk yang terus inovatif.
Contohnya Amazon.com dapat menyaingi pesaingnya dengan menjual buku lewat situs
internet.
10. Menyeimbangkan Konflik
Tantangan: Karyawan biasa pada thn.1960-an atau 1970-an bekerja dikantor 8-9
jam/hari dari senin sampai jumat, tempat dan jam kerja ditentukan dengan jelas. Hal ini
tidak berlaku bagi sebagian besar angkatan kerja saat ini, karyawan makin sering
mengeluh bahwa batas antara waktu kerja dan waktu bukan kerja jadi tidak jelas,
sehingga menimbulkan konflik pribadi dan tekanan.
Peluang: Angkatan kerja pada zaman sekarang menghadirkan peluang bagi para
pekerja untk menciptakan dan menyusun peran-peran kerja mereka. Teknologi
komunikasi juga membuka peluang karyawan dapat menyelesaikan pekerjaannya
dirumah, mobil bahkan dikala liburan, ini memungkinkan banyak individu yang

12
berkecimpung dalam bidang teknis dan professional menyelesaikan pekerjaan mereka
pada sembarang waktu dan tempat manapun.
11. Meningkatkan Perilaku Etis
Tantangan: Organisasi/perusahaan harus bisa menerapkan perilaku etis dalam
bisnisnya,salah satu kegiatan yang perlu dan penting untuk dilakukan agar bisa
meningkatkan nilai tambah dan citranya dalam masyarakat adalah dengan melakukan
tanggung jawab sosial yaitu kepedulian bisnis kepada kesejahteraan masyarakat sekitar,
Tanggung jawab perusahaan menyangkut semua hal yang dilakukan perusahaan yang
berhubungan dengan masyarakat mulai merekrut karyawan dari kelompok minoritas,
menghemat energi, meminimalkan polusi dan sebagainya.
Peluang: Perilaku Etis dapat membuka peluang bagi organisasi/perusahaan untuk:
a) Menunjukkan kedermawanan perusahaan yang dapat berupa bantuan atau
sumbangan sukarela yang diberikan pada kelompok-kelompok non-profit tertentu.
Program ini ada yang merupakan program tetap perusahaan dan dapat dilakukan
perusahaan besar maupun kecil.
b) Menerbitkan laporan kegiatan sosialnya secara berkala kepada publik dalam rangka
menciptakan citra baik perusahaan. Namun untuk memberitakan kegiatan
sosialnya, perusahaan harus bisa mengukur kontribusi positifnya terhadap
masyarakat dan mengurangi dampak sosial negatifnya dengan menggunakan audit
sosial ataupun kelompok-kelompok yang pekerjaannya memang mengawasi
bagaimana perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosialnya dan berlaku etis,
yaitu investor yang peduli terhadap isu-isu sosial kemasyarakatan, pecinta
lingkungan, kelompok pekerja, dan pelanggan.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
3.1.1 Perilaku organisasi pada hakikatnya berdasarkan pada ilmu perilaku yang
dipusatkan pada perilaku atau tingkah laku manusia dalam suatu organisasi.
Konsep dasar perilaku organisasi terdapat dua komponen yang mampu
menunjang organisasi itu berjalan. Menurut Nimran, tujuan memahami perilaku
organisasi yaitu: (1) Prediksi; (2) Eksplanasi; dan (3) Pengendalian. Terdapat tiga
tingkatan analisis dalam mempelajari perilaku manusia dalam organisasi yaitu:
(1) Tingkatan Individual; (2) Tingkatan Kelompok; dan (3)Tingkatan Organisasi.
3.1.2 Perilaku keorganisasian adalah suatu studi tentang apa yang dikerjakan oleh
orang-orang dalam organisasi dan bagaimana perilaku orang-orang tersebut dapat
mempengaruhi kinerja organisasi dengan bahan kajiannya adalah sikap manusia
terhadap pekerjaan, terhadap rekan kerja, imbalan, kerjasama dan yang lainnya.
3.1.3 Terdapat empat disiplin yang berkontribusi dalam bidang perilaku
keorganisasian, yaitu: (1) Psikologi; (2) Sosiologi; (3) Antropologi; dan (4) Ilmu
Politik, Sejarah, dan Ekonomi.
3.1.4 Ilmu pengetahuan perilaku oraganisasi dikembangkan dengan cara mengambil
konsep-konsep umum dan menerapkannya dalam situasi, individu, atau
kelompok tertentu. Sebagai contoh, sarjana perilaku organisasi akan menghindari
menyatakan bahwa setiap individu menyukai kerja yang rumit dan menantang
(konsep umum). Beberapa individu lebih menyukai pekerjaan rutin daripada
pekerjaan yang bervariasi atau pekerjaan yang sederhana daripada pekerjaan yang
rumit. Dengan perkataan lain, sebuah pekerjaan yang menarik bagi seseorang
belum tentu menarik bagi orang lain, jadi daya tarik sebuah pekerjaan bergantung
pada individu yang menjalankannya.
3.1.5 Tantangan adalah kualitas yang memerlukan pemanfaatan sepenuhnya atas
kemampuan, tenaga dan semua sumber daya seseorang. Sedangkan peluang yaitu
saat yang tepat untuk dilakukan atau diraih agar tujuan yang telah ditentukan
dapat tercapai. Tantangan dan peluang ini muncul karena ada perubahan dramatis
seiring dengan kemajuan zaman. Perubahan perubahan yang berlangsung pada
organisasi organisasi menjadi tantangan bagi para pelakunya.

14
DAFTAR PUSTAKA

I Komang, Ardana, dan Ni Wayan Mujiati. (2009). Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta:


Graha Ilmu.
Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. (2015). Perilaku Organisai, Edisi 16. Jakarta:
Salemba Empat.

15

Você também pode gostar