Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
KELOMPOK 2
KELAS D SEMESTER IV
1. Supriyadi Djafar 9. Meiti R. Nete
2. Zulkarnain H. Musa 10. Nurain Ramli
3. Auliya Nurkamiden 11. Nurfajriatika
Lihawa
4. Dewi P. Wiratma 12. Rini Rahim
5. Febi Soraya Lasanudin 13. Rizka Nur
6. Maylien E. Hasan 14. Sri Nova S.
Modamba
7. Meilan Igirisa 15. Yulya Shinta
Panju
8. Mega P. Sudirman
TA:2018
1|Diabetes Melitus
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Askep “Hipothyroid” ini dengan baik.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena
itu, dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberikan saran dan kritik kepada kami sehingga saya
dapat memperbaiki Askep ini.
Penyusun
2|Diabetes Melitus
Daftar isi
BAB 1. PENDAHULUAN
2.7 Komplikasi............................................................................................. 10
3.1 Pengkajian.............................................................................................. 12
BAB 4. PENUTUP
Daftar Pustaka
3|Diabetes Melitus
BAB 1
PENDAHULUAN
penggunaan yang tidak efektik dari produksi hormone insulin tersebut. Hal ini
ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah. Saat sekarang ini, penyakit
yaitu tipe pertama DM yang disebabkan keturuan dan tipe kedua disebabkan life
style atau gaya hidup. Secara umum hampir 80 % prevalensi diabetes mellitus
adalah DM tipe II, ini berarti gaya hidup atau life style yang tidak sehat menjadi
World Health rganization (WHO) memperkirakan saat ini lebih dari 220 juta
orang diseluruh dunia menderita diabetes. Pada tahun 2004, sekitar 3,4 juta orang
meninggal dunia akibat tingginya kadar gula darah. Lebih dari 80% kematian
(WHO, 2011). WHO juga memprediksi penderita diabetes akan menjadi sekitar
366 juta orang diseluruh dunia pada tahun 2030 (Depkes, 2009).
menempati urutan keempat kasus Diabetes Mellitus (DM) dengan jumlah pasien
diperkirakan pada tahun 1995 terdapat 4,5 juta pasien DM yang akan terus
4|Diabetes Melitus
meningkat menjadi 12,4 juta pasien pada tahun 2025. sedangkan perolehan data
Indonesia dari 1,1% tahun 2007 meningkat menjadi 2,1% di tahun 2013 dari total
penduduk sebanyak 250 juta. Dari data-data prevalensi kejadian diatas salah
sebanyak 509.319 jiwa di kota Semarang. (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah, 2011). Menurut data dari Depkes, jumlah pasien diabetes rawat inap dan
rawat jalan dirumah sakit menempati urutan pertama dari seluruh penyakit
Ulkus kaki diabetik (UKD) merupakan salah satu komplikasi kronik diabetes
ialah infeksi, ulserasi dan destruksi jaringan ikat dalam yang berhubungan dengan
neuropati dan penyakit vaskuler perifer pada tungkai bawah hiperglikemia pada
kronis yaitu neuropati perifer dan angiopati. neuropati perifer dan angiopati,
mengakibatkan trauma ringan yang dapat menimbulkan ulkus pada penderita DM.
Salah satu gejala atau keluhan yang dirasakan oleh pasien yang menderita
luka ulkus Diabetes Mellitus adalah nyeri, rasa nyeri tersebut paling terasa pada
tungkai bawah dan kaki sebelah kanan dan kiri. Yang paling menyiksa dapat
5|Diabetes Melitus
menyebabkan nyeri berdenyut terus menerus. Biasanya timbul luka, luka timbul
spontan sering disebabkan karena trauma misalnya tertusuk duri, lecet akibat
pemakaian sandal yang sempit dan berbahan keras. Mulanya luka hanya kecil dan
meluas dalam waktu yang tidak begitu lama. Luka akan menjadi borok dan
Dampak serta komplikasi yang mungkin terjadi apabila rasa nyeri pada klien
tidak teratasi dengan baik dapat mengganggu kemampuan klien dalam melakukan
yang paling fatal dapat mengakibatkan kematian (Potter & Perry, 2006).
yang disertai kerusakan jaringan secara potensial dan aktual. Nyeri merupakan
suatu kondisi dimana lebih dari sekedar sensasi yang disebabkan oleh stimulus
tertentu. Potter & Perry (2006) mengatakan Setiap individu pernah mengalami
nyeri dalam tingkatan tertentu. Nyeri merupakan alasan yang umum mengapa
lebih banyak orang dibanding penyakit yang lain. Menurut Brunner & Suddarth
(2008) Nyeri terjadi bersama dengan banyak proses penyakit atau bersamaan
mekanisme koping individu dan healing proses untuk pulih dari suatu penyakit.
6|Diabetes Melitus
memberi asuhan keperawatan kepada klien diberbagai keadaan dan situasi untuk
1.3 Tujuan
7|Diabetes Melitus
BAB 2
KONSEP MEDIS
2.1 Definisi
kelainan sekresi dan kerja insulin disertai dengan kelainan metabolik akibat
ginjal, syaraf dan pembuluh darah. (Arif Mansjoer dkk, Askandar 2001).
2.2 Etiologi
genetik biasanya memegang peranan penting pada mayoritas DM. Faktor lain
1. Kelainan sel B pankreas, berkisar dari hilangnnya sel B sampai kegagalan sel b
melepas insulin.
2. Faktor-faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel B, antara lain agen yang
dapat menimbulkan infeksi, diet diaman pemasukan karbohidrat dan gula yang
4. Kelainan insulin
2.3 Prognosis
Pasien dengan Diabetes Melitus tipe 1 dan tipe 2 beresiko komplikasi seperti
8|Diabetes Melitus
komplikasi dapat minimalkan dengan cara menjaga kadar glukosa darah dalam
kondisi normal melalui monitoring yang konsisten, dan diet. Pasien dengan
beresiko menderita diabetes melitus tipe 2 dikemudian waktu dalam waktu hidup
mereka.
Tipe I
5. Berat badan turun karena glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel.
Tipe II
9|Diabetes Melitus
Gestational
1. Asimtomatik
2.5 Klasifikasi
sebagai berikut :
sel beta pulau langerhans akibat proses auto imun daan idiopatik.
ini disebabkan karena kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin.
glukosa oleh hati. Sel beta tidak mampu mengimbangi resistensi insulin ini
10 | D i a b e t e s M e l i t u s
2.6 Patofisiologi
jaringan tubuh.
plasma puasa yang normal atau toleransi sesudah makan. Pada hiperglikemia berat
yang melibihi ambang ginjal normal , akan timbul glikosuria karena tubulus-
tubulus renalis tidak dapat menyerap kembali semua glukosa. Glukosuria akan
cenderung terjadi polifagi. Akibat yang lain adalah astenia atau kekurangan energi
sehingga pasien menjadi cepat lelah dan mengantuk yang disebabkan oleh
11 | D i a b e t e s M e l i t u s
Pathway Reaksi autoimun Obesitas, usia, genetik
DM tipe 1 DM tipe 2
Glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel Kerusakan antibodi Aliran darah lambat
Glukosa yang berlebih melalui ginjal
Glukosa terjebak dalam vascular Sistem imun Iskemik jaringan
kesemutan, matirasa, rasa terbakar atau rasa sakit yang biasanya dimulai di
ujung jari kaki dan secara bertahap menyebar ke tubuh bagian atas. Gula
darah yang tidak terkontrol pada akhirnya dapat menyebabkan mati rasa
sembelit.
darah kecil yang menyaring limbah dari darah. Diabetes dapat merusak
ginjal atau penyakit ginjal tahap akhir yang ireversibel, yang akhirnya
13 | D i a b e t e s M e l i t u s
meningkatkan risiko kondisi penglihatan serius lainnya, seperti katarak dan
glaukoma.
5. Kerusakan kaki. Kerusakan saraf di kaki atau aliran darah yang buruk ke
kaki meningkatkan risiko berbagai komplikasi kaki. Jika tidak diobati, luka
penderita diabetes.
2.8 Penatalaksanaan
4. Transplantasi pankreas.
14 | D i a b e t e s M e l i t u s
BAB 3
KONSEP KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Nutrisi dan cairan kulit kering bersisik, kulit berstektur halus dan
aseton.
15 | D i a b e t e s M e l i t u s
dalam sehari.
Aktivitas dan istirahat takikardia dan takipnea denyut jantung normal 60-
x/menit
kejang.
menurun normal.
Psikologis Nyeri dan klien merasa tidak tidak adanya nyeri kepala
sering muncul.
16 | D i a b e t e s M e l i t u s
hygiene dibantu oleh pemenuhan personal
keluarga.
penyakitnya.
jatuh.
17 | D i a b e t e s M e l i t u s
3.2 Diagnosa
hematoma.
(mis., stress, keengganan untuk makan) d.d badan menurun minimal 10%
kulit
5. Risiko perfusi jaringan tidak efektif d.d. Hiperglikemia, Gaya hidup kurang
gerak, Hipertensi.
cairan , Hiperglikemia.
7. Risiko perfusi serebral tidak efektif d.d Aterosklerosis aorta, Infark miokard
akut.
18 | D i a b e t e s M e l i t u s
3.3 Rencana intervensi keperawatan
Subkategori : Keamanan dan Kriteria hasil: terhadap infeksi seberapa sensitive pasien
Kerusakan kulit (dermis jam masalah penyembuhan yang tepat untuk area yang 2. Agar tidak terjadi infeksi
dan/atau epidermis) atau luka: Primer dapat teratasi mengalami edema pada kulit yang
tulang, kartilago, kapsul kondisi kulit (3) 3. Instruksikan pasien untuk HE:
19 | D i a b e t e s M e l i t u s
sendi dan/atau ligamen). 2. Memperkirakan minum antibotik yang 3. Antibiotic dapat
Kulit/Jaringan b.d Perubahan 3. Pembentukan bekas 2. Pengecekan Kulit infeksi pada luka.
jaringan d.d Kerusakan 5. Sangat besar kemerahan, kehangatan 2. Pemeriksaan kulit dan
jaringan dan/atau lapisan 2. Keparahan Infeksi ekstrim, edema, atau selaput lendir dapat
20 | D i a b e t e s M e l i t u s
jam masalah Keparahan 3. Ajarkan anggota keluarga HE:
Infeksi dapat tertasi dengan atau pemberi asuhan 3. Agar keluarga maupun
21 | D i a b e t e s M e l i t u s
3. Pengetahuan diperlukan HE:
(3)
2. Prosedur pemantauan
infeksi (3)
22 | D i a b e t e s M e l i t u s
Keterangan:
2. Pengetahuan
terbatas
3. pengetahuan
sedang
4. pengetahuan
banyak
5. pengetahuan
sangat banyak
Subkategori : Nutrisi dan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor toleransi 1. Untuk mengetahui
23 | D i a b e t e s M e l i t u s
Definisi : jam masalah status nutrisi Mandiri : peningkatan toleransi
asupan nutrisi tidak cukup dapat teratasi dengan 2. Temukan cara untuk bisa glukosa
metabolisme. 1. Asupan gizi (3) kesukaan pasien dalam diet 2. Agar diet dapat dilakukan
Defisit Nutrisi b.d 2. Asupan makanan (3) yang dianjurkan dengan baik tanpa
psikologis (mis., stress, Keterangan : tenaga keshatan lain untuk 3. Peningkatan diet dapat
keengganan untuk makan) 1. Sangat menyimpang dari meningkatkan diet secepat membantu meningkatkan
d.d badan menurun minimal rentang normal mungkin jika tidak ada kesehatan pasien
24 | D i a b e t e s M e l i t u s
4. Sedikit menyimpang dari 1. Monitor kecenderungan seberapa parahnya
25 | D i a b e t e s M e l i t u s
dicapai (3) penyakit ginjal, pembatasan badan
26 | D i a b e t e s M e l i t u s
jam masalah berat badan manajemen berat badan
dengan indikator
2. Presentasi lemak
tubuh (3)
Keterangan
kisaran normal
27 | D i a b e t e s M e l i t u s
kisaran normal
kisaran normal
kisaran normal
Definisi : Setelah dilakukan tindakan perawatan luka tidak tepat, akan timbul
Berisiko mengalami keperawatan selama 3x24 yang tepat masalah yang baru
28 | D i a b e t e s M e l i t u s
dengan indikator : 2. Ajarkan pasien dan 2. Agar pasien dan keluarga
Risiko Infeksi d.d Penyakit 1. Frekuensi pernafasan (3) anggota keluarga tidak melakukan hal yang
kronis (misalnya diabete 2. Irama pernafasan (3) mengenai bagaimana dapat menyebabkan
kisaran normal
kisaran normal
29 | D i a b e t e s M e l i t u s
kisaran normal
2. Kontrol Resiko :
Proses Infeksi
Kriteria hasil:
30 | D i a b e t e s M e l i t u s
yang berhubungan HE : - 3. Irigasi kulit
31 | D i a b e t e s M e l i t u s
Kriteria hasil: keluarga untuk melakukan
2. Sensasi (3)
3. Elastisitas (3)
Keterangan :
1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
32 | D i a b e t e s M e l i t u s
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu
Berisiko mengalami keperawatan selama 3x24 fikiran, keluhan pusing, lingkungan disekitar
otak Serebral dapat teratasi Mandiri : Agar tidak terjadi kejang yang
33 | D i a b e t e s M e l i t u s
Risiko perfusi serebral tidak 1. Tekanan intrakranial (3) kebutuhan kerusakan jaringan
34 | D i a b e t e s M e l i t u s
5. Tidak ada deviasi dari 3. Berikan informasi kepada HE:
35 | D i a b e t e s M e l i t u s
1. Deviasi berat dari Kolaborasi:
normal
kisaran normal
kisaran normal
kisaran normal
Kriteria hasil:
36 | D i a b e t e s M e l i t u s
keperawatan selama 3x24
indikator :
1. Mengembangkan strategi
(3)
3. Mengurangi asupan
Keterangan :
1. Tidak pernah
37 | D i a b e t e s M e l i t u s
menunjukkan
2. Jarang menunjukan
3. Kadang-kadang
menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Secara konsisten
menunjukkan
Berisiko mengalami bahaya jam masalah Kejadian terhadap terjadinya 2. Karena lingkungan yang
38 | D i a b e t e s M e l i t u s
atau kerusakan fisik yang Jatuh dapat teratasi dengan perubahan status aman sangat berpengaruh
tidak lagi sepenuhnya sehat1. Jatuh saat berdiri (3) Mandiri : Kolaborasi:
atau dalam kondisi baik. 2. Jatuh saat berjalan (3) 2. Bantu pasien saat 3. Karena lingkungan yang
Risiko Cedera dibuktikan (3) lingkungan yang lebih aman untuk kondisi pasien
Disfungsi autoimun, 1. 10 dan lebih mempunyai asisten rumah 4. Agar tidak ada yang
39 | D i a b e t e s M e l i t u s
Setelah dilakukan tindakan kesehatan, polisi, dan badan yang akurat tentang pasien
40 | D i a b e t e s M e l i t u s
3. Deviasi sedang dari menujukkan adanya Observasi:
41 | D i a b e t e s M e l i t u s
teratasi dengan 3. Perawatan Waktu Istirahat 4. Agar tidak terjadi
(3) Mandiri :
Keterangan : rumah
42 | D i a b e t e s M e l i t u s
1. Sangat terganggu HE :
Subkategori : Sirkulasi Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda dan gejala 1. Untuk mengetahui tanda
penurunan sirkulasi darah Jaringan : Perifer dapat kelemahan letargi, malayse, 2. Agar pasien dapat
pada level kapiler yang dapat teratasi dengan indikator : pandangan kabur atau sakit memantau sendiri kadar
menggangu metabolisme 1. Pengisian kapiler jari (3) kepala glukosa jika suatu saat
43 | D i a b e t e s M e l i t u s
tubuh. 2. Pengisian kapiler jari kaki Mandiri : tiba-tiba dibutuhkan
tidak efektif d.d 3. Suhu kulit ujung kaki dan kadar glukosa darah 3. Untuk menentukan
Hipertensi. 1. Deviasi berat dari kisaran dokter tanda dan gejala HE:
Kondisi Klinis Terkait normal hiperglikemia yang menetap 4. Untuk menghindari hal-hal
1. Arterosklerosis 2. Deviasi yang cukup besar atau memburuk yang tidak diinginkan
5. Tidak ada deviasi dari penggunaan insulin, atau terkait penyakit yang
44 | D i a b e t e s M e l i t u s
kisaran normal obat oral, monitor asupan spesifik
2. Denyut jantung tidak pasien terkait dengan proses 4. Agar tidak timbul
45 | D i a b e t e s M e l i t u s
2. Besar hubungannya dengan penyakit
46 | D i a b e t e s M e l i t u s
mengontrol kadar kebutuhan 3. Mengukur dengan
Keterangan : Mandiri :
5. Pengetahuan HE :
47 | D i a b e t e s M e l i t u s
suhu air dengan termometer
Subkategori : Sirkulasi Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi kesiapan 1. Agar tidak terjadi
Definisi : Berisiko keperawatan selama 3x24 pasien untuk mempelajari kesalahan pasien dalam
mengalami penurunan jam masalah Perfusi gaya hidup yang memodifikasi hidupnya
sirkulasi arteri koroner yang Jaringan : Kardiak dapat dimodifikasi (diet, Mandiri:
dapat mengganggu teratasi dengan indikator : merokonk, minuman 2. Untuk meredakan nyeri
metabolisme miokard 1. Denyut jantung apikal (3) beralkohol, olahraga dan yang dirasakan pasien
Risiko perfusi miokard tidak (3) 2. Lakukan terapi relaksasi, yang mengurangi resiko
48 | D i a b e t e s M e l i t u s
Kekurangan volume cairan , 1. Deviasi berat dari kisaran Kolaborasi : melakukan intervensi
Kondisi Klinis Terkait : 2. Deviasi yang cukup besar mengurangi risiko (jantung) HE:
1. Diabetes Melitus dari kisaran normal dengan kolaborasi bersama 4. Agar tidak terjadi masalah
2. Hipertensi 3. Deviasi sedang dari pasien dan keluarga yang lebih serius pada
49 | D i a b e t e s M e l i t u s
Setelah dilakukan tindakan 2. Terapi oksigen oksigen
50 | D i a b e t e s M e l i t u s
kardiovaskular (3) HE :
3. Kadang-kadang
menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Secara konsisten
menunjukkan
51 | D i a b e t e s M e l i t u s
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
kelainan sekresi dan kerja insulin disertai dengan kelainan metabolik akibat
Mellitus Tergantung Insulin (DMTI dan Diabetes tipe 2 (Non Insulin Dependent
4.2 Saran
Semoga askep ini dapat bermanfaat dan menjadi referensi bagi pembaca,
52 | H i p e r t i r o i d i s m e
Daftar pustaka
Desalu. OO, Salawu. FK, Jimoh. AK, Adekoya. AO, Busari. OA, Olokoba. AB, et
al. (2011). Diabetic foot care: Self reported knowledge and practice
Jakarta.
53 | H i p e r t i r o i d i s m e
Riyadi, Sujono. 2014. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
54 | H i p e r t i r o i d i s m e
Askep
KELOMPOK 2
KELAS D SEMESTER IV
1. Zulkarnain H. Musa
2. Dewi Pertiwi Wiratma
3. Febi Soraya Lasanudin
4. Rini Rahim
5. Sri Nova Sastya Modamba
TA:2018
55 | H i p e r t i r o i d i s m e
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Askep“Hipertiroidisme”ini dengan baik.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh
karenaitu, dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-
lebarnya bagi pembaca yang ingin memberikan saran dan kritik kepada kami
sehingga saya dapat memperbaiki Askep ini.
Penyusun
56 | H i p e r t i r o i d i s m e
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN
2.7 Komplikasi............................................................................................. 11
3.1 Pengkajian.............................................................................................. 15
DaftarPustaka
57 | H i p e r t i r o i d i s m e
BAB I
PENDAHULUAN
dileher bagian depan, tepatnya dibawah jakun. Kelenjar kecil ini biasanya
Kebanyakan orang tidak tertarik pada urusan tiroid. Mereka lebih suka
kemungkinan timbul pembesaran tiroid naik dua kali lipat (satu perlima). Di
Amerika Serikat dengan jumlah penduduk lebih dari 275 juta, diperkirakan
pembengkakan dari saluran nafas dileher. Dulu, belum ada yang tahu pasti apa
peran dari benjolan leher itu. Ada yang menduga benjolan dileher itu suatu
pembesaran pita suara, ada yang mengira kelenjar getah bening, pembuluh
ditemukan oleh Parry, tahun 1835 oleh Graves, dan tahun 1840 oleh Van
Basedow, yang melaporkan penyakit yang ternyata sama, yaitu yang dikenal
58 | H i p e r t i r o i d i s m e
melihatnya, yaitu penderita akan mengalami jantung berdebar-debar, badan
1.3 Tujuan
59 | H i p e r t i r o i d i s m e
10. Untuk mendeskripsikan intervensi keperawatan hipertiroidisme
60 | H i p e r t i r o i d i s m e
BAB II
KONSEP MEDIS
menonjol pada wanita. Kelainan ini menyerang wanita empat kali lebih
banyak dari pada pria, terutama wanita mudah yang berusia antara 20-40
Lebih dari 90% hipertiroid adalah akibat penyakit graves dan nodul tiroid
toksik.
2.2 Etiologi
dapat disebabkan oleh suatu penyakit auto imun dimana sistim kekebalan
tubuh menyerang kelenjar tiroid. Penyebab lain dapat berupa tumor jinak
61 | H i p e r t i r o i d i s m e
atauptroduksi TSH, yang berlebihan oleh kelenjar pituitary disebabkan oleh
2.3 Prognosis
perhatian menyempit.
dan muntah
62 | H i p e r t i r o i d i s m e
8. Mata : Periolbital puffines, lakrimasi meningkat, dan grittines of eyes,
2.5 Klasifikasi/stage
1) Penyakit grave
2) Functioning adenoma
4) Tirioditis
tiroid, contohnya :
1) Tumor hipofisis
63 | H i p e r t i r o i d i s m e
Penyakit graves: penyakit graves yang disebabkan oleh suatu aktivitas
yang berlebihan dari kelenjar tiroid yang disama ratakan, adalah penyebab
yang paling umum dari hipertiroid. Pada kondisi ini, kelenjar tiroid biasanya
merespon pada kontrol yang normal oleh kelenjar pituitary via TSH. Penyakit
atau pada saat yang sama dengan hipertiroid. Mata mungkin menonjol keluar
jarang dan menyebabkan suatu ruam kulit yang tampak sakit, merah, tidak
halus yang tampak pada muka dari kaki-kaki. (Wijaya & Putri,2013)
64 | H i p e r t i r o i d i s m e
Pemasukan hormone-hormon tiroid yang berlebihan mengambil terlalu
Hormone) yang tingginya abnormal. Ini menjurus pada tanda yang berlebihan
adalah sangat jarang dan dapat dikaitkan dengan kelainan-kelainan lain dari
kelenjar pituitary.
yang telah mempunyai kelenjar tiroid yang normal yang mendasarinya. Obat-
65 | H i p e r t i r o i d i s m e
jantung,volume sekuncup, respons adrenergic,dan aliran darah perifer.
badan.
66 | H i p e r t i r o i d i s m e
Produksi T3 dan T4,
Pathway Hipertiroidisme
Adenoma,Graves, Nodul Tiroid Toksi
HIPERTIROIDISME
Proses Pembakaran Lemak Metabolisme Meningkat Endapan metabolisme pada ekstra sel
Suplai Nutrisi Tidak Adekuat Peristaltik Usus Sistem Saraf Simpatik TSI merangsang sitem kekebalan tubuh
Berat Badan Reabsorbsi TD dan Nadi Gangguan jaringan dan otot ektra okuler
Defisit Nutrisi Frekuensi BAB Aritmia,Takikardi Gerakan kelopak mata lebih lambat
Sirkulasi
Resiko Kerusakan Integritas
Jaringan
Penurunan Curah Jantung
67 | H i p e r t i r o i d i s m e
2.7 Komplikasi
tirotoksik (Thyroid storm). Hal ini dapat berkembang secara spontan pada
atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah
agitasi, tremor, hipertermia, (sampai 106 oF), dan, apabila tidak diobatai,
kematian.
(Hadi Purwanto,2016)
2.8 Penatalaksanaan
1. Obat Antitiroid
tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau
Obat diberikan dalam dosis besar pada pemulaan sampai eutiroidisme lalu
68 | H i p e r t i r o i d i s m e
Karbimazol 30-60 5-20
hypertiroidisme pada bayi yang baru lahir. Pada masa laktasi diberikan
propilourasil karena hanya sedikit sekali yang keluar dari air susu ibu.
Dosis yang dipakai 100-150 mg tiap 8 jam setelah pasien eutiroid, secara
69 | H i p e r t i r o i d i s m e
Digunakan Y131 dengan dosis 5-12 mCi peroral. Dosis ini dapat
3. Tindakan operatif
operasi adalah :
Sebelum operasi, biasanya pasien diberi obat anti tiroid sampai eutiroid
dosis diberikan 40-200 mg/hari yang dibagi atas 4 dosis. Pada orang lanjut
Yodium dapat digunakan pada pasien dengan krisis tiroid yang alergi
70 | H i p e r t i r o i d i s m e
71 | H i p e r t i r o i d i s m e
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
20x/menit
(buku pedoman
diastolik <80
mmHg
committe VII(JNC-
VII))
72 | H i p e r t i r o i d i s m e
muntah Jika intake cairan
pengeluaran yang
berlebihan
(urin/muntah ) tubuh
akan kekurangan
dwi
rosmalawati,2013)
dan normal
(Sunarsih
rahayu,2013 )
(Sunarsih
rahayu,2013)
getaran sehignga
mampu melakukan
aktivitas
73 | H i p e r t i r o i d i s m e
Reproduksi dan Oligomenore, Siklus Haid teratur
7 hari.
merasakan nyeri
mampu meredakan
sesuatu
perkembangan yang
normal sesuai
perkembangan.
74 | H i p e r t i r o i d i s m e
pemeriksaan atau
pengkajian.
hormone
tiroid/pengobatan
antitiroid
pembicaraan orang,
mampu memberikan
berbicara sesuai
realita .
kabur kemampuan
beradaptasi
dengan
lingkungan.
b. PemeriksaanLaboratorium
75 | H i p e r t i r o i d i s m e
1. Pemeriksaan TSH merupakan hormon yang Penyakit graves
tiroid.
Hipertiroid sekunder
4. Diagnosa Keperawatan
76 | H i p e r t i r o i d i s m e
1. Defisit Nutrisi (00002)
Domain 2 : Nutrisi
Kelas 1 : Makan
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Respirasi
3. Diare (D.0020)
Kategori: Fisiologis
Kategori : Lingkungan
77 | H i p e r t i r o i d i s m e
3.2 Rencana Intervensi Keperawatan
dengan defekasi lebih dari 3 keperawatan selama 3x24jam 1. Monitor tanda dan 1) Agar dapat
kali dalam 24 jam, feses masalah Eliminasi Usus dapat gejala diare mengetahui gejala
lembek atau cair, frekuensi teratasi dengan indikator: diare yang dialami
Keterangan : diare
78 | H i p e r t i r o i d i s m e
4) Sedikit terganggu gejala diare menetap lanjut pasien agar
79 | H i p e r t i r o i d i s m e
1) Berat Mandiri pasien
80 | H i p e r t i r o i d i s m e
1) Berat terapeutik
2) Cukup berat HE
sesuai benar
2. Defisit nutrisi, 1. Status nutrisi ; Asupan 1. Manajemen ganguan makan 1. Manajemen gangguan
peningkatan kebutuhan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor asupan kalori 1) Agar pasien tetap
dibawah rentan ideal, diare, 1. Asupan protein (3) 2. Tentukan pencapaian 2) Supaya klien tetap
81 | H i p e r t i r o i d i s m e
rambut rontok 2. Asupan serat (3) berat badan harian dalam perawatan
82 | H i p e r t i r o i d i s m e
satus nutrisi ; energi dapat 2. Manajemen nutrisi
83 | H i p e r t i r o i d i s m e
dari rentang normal sehat jika, diperlukan
H.E
fasilitas perawatan,
yang sesuai
Observasi
84 | H i p e r t i r o i d i s m e
1. Monitor mual muntah 1) Agar pasien
pencegahan
keadaan nutrisi
tercukupi
Mandiri
- stamina pasien
85 | H i p e r t i r o i d i s m e
H.E
3. Penurunan curah 1. Status sirkulasi 1. Manajemen asam basa 1. Manajemen asam basa
dengan perubahan irama keperawatan selama 3x24jam 1. Monitor pola 1) Untuk mengetahui
86 | H i p e r t i r o i d i s m e
Keterangan : - bernafas
kisaran normal HE
kisaran normal
87 | H i p e r t i r o i d i s m e
keperawatan selama 3x24jam kelelahan, takipnea dan adanya tanda dan
88 | H i p e r t i r o i d i s m e
4) Deviasi ringan dari mengikutio program mengetahui akan
89 | H i p e r t i r o i d i s m e
kisaran normal bagaimana perawatan
kisaran normal
kisaran normal
kisaran normal
90 | H i p e r t i r o i d i s m e
dapat diatasi dengan : - -
1. Berat pasien
5. Tidak ada HE
91 | H i p e r t i r o i d i s m e
dengan : 2. Perlindungan infeksi
92 | H i p e r t i r o i d i s m e
dari rentang normal nutrisi
Kolaborasi
infeksi perawatan
pengobatan lebih
optimal
HE
- -
Observasi
suhu kulit
93 | H i p e r t i r o i d i s m e
adanya ruam dan lecet mendapat perawatan
mendapatkan
terlalu ketat
94 | H i p e r t i r o i d i s m e
/ memeberi asuhan
kerusakan kulit
dengan tepat
95 | H i p e r t i r o i d i s m e
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
menonjol pada wanita. Etiologi hipertiroid ini adalah tumor jinak (Adenoma)
4.2 Saran
mengkonsumsi yodium secara berlebihan karena dapat terjadi radiasi pada leher
96 | H y p o t i r o i d
Daftar pustaka
Rapha Publishing
Dalam.Yogyakarta:Nuha Medika
PPSDM Kesehatan,Kemenks, RI
97 | H y p o t i r o i d
Tandra, Hans. 2011. Mencegah Dan Mengatasi Penyakit Tiroid Segala Sesuatu Yang
98 | H y p o t i r o i d
Askep
KELOMPOK 2
KELAS D SEMESTER IV
6. Supriyadi Djafar
7. Mega P. Sudirman
8. Meiti R. Nete
9. Nurfajriatika Lihawa
10. Rizka nur
TA:2018
99 | H y p o t i r o i d
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Askep“Hiportiroidisme”ini dengan baik.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karenaitu,
dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberikan saran dan kritik kepada kami sehingga saya dapat
memperbaiki Askep ini.
Akhirnya, kami sebagai penyusun mengharapkan semoga dari Askep ini dapat
diambil hikmah dan manfaatnya sehingga bias memberikan inspirasi terhadap
pembaca.
Penyusun
100 | H y p o t i r o i d
101 | H y p o t i r o i d
BAB I
PENDAHULUAN
hipofungsi tiroid yang berjalan lambat dan diikuti oleh gejala-gejala kegagalan
tiroid. Keadaan ini terjadi akibat kadar hormone tiroid berada di bawah nilai
laki dan paling sering terjadi pada usia di antara 30 hingga 60 tahun. Dibedakan
dengan kadar TSH tinggi dan kadar fT4 rendah, sedangkan pada hipotiroidisme
subklinis ditandai dengan TSH tinggi dan kadar fT4 normal, tanpa gejala atau ada
terjadi, dan ada tidaknya kelainan lain (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, 2006).
102 | H y p o t i r o i d
Penggantian hormone-hormon tiroid seperti natrium levotiroksin (Synthroid),
1.3 Tujuan
103 | H y p o t i r o i d
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi
2. Etiologi
A. Hipotiroid primer
yang kurang baik, defisiensi iodine (prenatal dan postnatal), obat anti tiroid,
B. Hipotiroid sekunder
104 | H y p o t i r o i d
hormone (TSH) meningkat. Ini mungkin awal dari suatu malfungsi dari
pituitary atau hipotalamus. ini dapat juga disebabkan oleh resistensi perifer
C. Hipotiroid tertier/pusat
dengan suatu tumor/lesi destruktif lainnya diarea hipotalamus. ada dua bentuk
utama dari goiter sederhana yaitu endemic dan sporadic. goiter endemic
“goiter belt” dengan karakteristik area geografis oleh minyak dan air yang
3. Prognosis
4. Manifestasi klinis
105 | H y p o t i r o i d
B. Muskuloskeletal
4) Oateoporosis
C. Neurologik
D. Kardiorespiratorik
T mendatar/inverse
106 | H y p o t i r o i d
5) Penyakit jantung iskemik
6) Hipotensialasi
7) Efusi pleural
8) Dipnea
E. Gastrointestinal
F. Renalis
3) Hipokalsemia
G. Hematologi
H. Sistem endokrin
hiperprolakten
2) Gangguan pentilasi
107 | H y p o t i r o i d
3) Gangguan hormone pertumbuhan dan respon ACTH, hipofisis
prilaku maniak.
5. Klasifikasi
keduanya.
108 | H y p o t i r o i d
D. Kretinisme (Hipotiroidisme congietal)adalah difisiensi tiroid yang diderita
sebelum atau segera sesudah lahir. pada keadaan ini, ibumungkin juga
Nursing, Philadel-Phia :
6. Patofisiologi
rendah disebabkan oleh oleh rendahnya kadar TSH. TRH dari hipotalamus
tinggi karena tidak adanya umpan balik negative baik dari TSH maupun HT.
109 | H y p o t i r o i d
penurunan pada fugsi gastrointestinal yaitu peristaltic usus menurun sehingga
pasien merasakan cepat lelah dan letih, sehingga masalah ini dapat diatasi
ventilasi, pasien merasa sesak nafas, sehingga masalah ini dapat diatasi
110 | H y p o t i r o i d
Malfungsi kelenjar tiroid
PATHWAY
gangguan hipotalamus
Hormon tiroid
Hipotiroidisme
kadar tiroksin menurun Penekanan hormone tiroid Tiroksin dan triyodotironin Penumpukan TSH merangsang
mukopolisakardia kelenjar throid untuk
mensekresi
hipofise anterior
terangsang BMR menurun akumulasi
mukopolisakardia
dalam jaringan kelenjar tiroid membesar
penurunan fungsi GI suplai energy berkurang subkutan meningkat
mengganggu
termoregulasi yang ada
di hipotalamus Peristaltik usus menurun menekan struktur dileher
cepat lelah, letih
dan dada
Miksedema
Konstipasi
kedinginan dan
menggigil pola nafas tidak efektif dipsnea depresi ventilasi
Hipotermi
111 | H y p o t i r o i d
7. Komplikasi
C. Ada juga resiko yang berkaitan dengan terapi defisiensi tiroid. Resiko ini
8. Penatalaksanaan
Penanganan meliputi :
tiroid.
A. Modifikasi Aktivitas
112 | H y p o t i r o i d
pada status kardiovaskuler dan pulmonar yang terjadi akibat
hipotiroidisme.
C. Pengaturan suhu
ekstrim terhadap hawa dingin meskipun dia berada dalam ruangan bersuhu
nyaman atau panas. Ekstra pakaian dan selimut dapat diberikan, dan
D. Dukungan emosional
berkurang, pasien apat mengalami depresi dan rasa bersalah sebagai akibat
113 | H y p o t i r o i d
dari progresitifitas serta intensitas gejala yang timbul. Pasien dan
efek samping yang harus dilaporkan kepada dokter. Selain itu, semua
instruksi dan pedoman ini harus disampaikan pula secara tertulis kepada
114 | H y p o t i r o i d
I. Penderita dengan hiipotiroidisme sekunder membutuhkan pemeriksaan
endokrinologi
115 | H y p o t i r o i d
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
tidak merasakan
sesak, Nilai
pernafasan normal
12-24x/mnt
darah normal
120/70 mmHg,
100x/mnt
metabolisme Teratur
116 | H y p o t i r o i d
Eliminasi Penurunan peristaltic BAB teratur 2 atau
menyebabkan
konstipasi
kelemahan otor
proksimal
tidak merasakan
pusing
memanjang
117 | H y p o t i r o i d
Psikologis Nyeri dan Abdomen yang tegang Abdomen tidak
normal
sehari
118 | H y p o t i r o i d
pasien hipotiroidisme
nnya,
b. Pemeriksaan laboratorium
ditemukan
berfungsi merangsang
119 | H y p o t i r o i d
mg/dl)
mg/dl)
T4 menurun
3. T4 serum
(3,2-10,0
mg/dl)
120 | H y p o t i r o i d
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
b. Intoleran aktivitas b.d kelemahan b.d mengeluh lelah b.d merasa lemah
kali seminggu, pengeluaran feses lama dan sulit, feses keras, peristatik usus
d. Pola nafas tidak efektif b.d depresi pusat pernafasan b.d dispnea b.d tekanan
inspirasi menurun
121 | H y p o t i r o i d
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
122 | H y p o t i r o i d
2. Kesejahteraan fisik minimalkan keadaan baik.
123 | H y p o t i r o i d
risiko : hipotermi teratasi selimut hangat, Mandiri :
124 | H y p o t i r o i d
3. Kadang-kadang hipotermia karna
4. Sering menunjukkan
5. Secara konsisten
menunjukkan
125 | H y p o t i r o i d
1. saturasi oksigen mengurangi pasien dapat
126 | H y p o t i r o i d
setelah dilakukan health education : lebih sehat.
127 | H y p o t i r o i d
emosional yang lebih tenang dan
mandiri :
pengalihan yang
relaksasi
128 | H y p o t i r o i d
asupan energi dan keluarga, atau
dapat membantu
health education:
pasien ketika
4. instruksikan
mengalami
pasien atau orang
kambuh.
terdekat dengan
pasien mengenai
kelelahan (gejala
yang mungkin
muncul dan
kekambuhan yang
mungkin nanti
akan muncul
kembali
129 | H y p o t i r o i d
Konstipasi b.d penurunan 1. eliminasi usus 1. Perlindungan 1. Perlindungan Infeksi
1. sangat terganggu
Kolaborasi : Kolaborasi :
2. banyak terganggu
130 | H y p o t i r o i d
3. cukup terganggu - -
131 | H y p o t i r o i d
dengan adanya dilakukan uji ke paisien.
3. Kadang-kadang professional
agar dapat
132 | H y p o t i r o i d
didapatkan efek
teraupetik
Health education
Health education :
4. Ajarkan pasien
4. Supaya pasien atau
atau anggota
keluarga tidak salah
keluarga
dalam pembrian obat.
mengenai metode
pemberian obat
sesuai
Pola nafas tidak efektif 1. Status neurologi 1. manajemen jalan 1. Manajemen jalan nafas.
133 | H y p o t i r o i d
3x24 jam masalah status dan oksigenasi oksigen
indikator : mestinya
1. Kesadaran (3)
mandiri Mandiri
2. Kontrol motor
2. posisikan untuk 2. Agar dapat
sentral (3)
meringankan meringankan sesak
3. Fungsi sensorik dan
sesak napas napas
motorik cranial (3)
kolaborasi
Keterangan
- Kolaborasi
1. sangat terganggu
Health education -
2. banyak terganggu
3. instruksikan Health education
3. cukup terganggu
bagaimana agar 3. Agar klien dapat
4. sedikit terganggu
bisa melakukan melakukan batuk
5. tidak terganggu
134 | H y p o t i r o i d
kriteria hasil batuk efektif efektif dengan benar
Setelah dilakukan
2.manajemen asma
tindakan keperawatan selama
Observasi 2. Manajemen asma
3x24 jam masalah pencegahan
1. monitor reaksi
Observasi
aspirasi teratasi dengan
asma
1. Agar mengetahui reaksi
indikator :
mandiri asma
1. menghilangakn
2. berikan
konsep kesehatan Mandiri
pengobatan
personal sebelumnya 2. Agar obat dapat bekerja
dengan tepat dan
2. mengenali realitas sesuai dengan dosisnya
atau sesuai
situasi kesehatan
kebijakan dan
3. melaporkan harga
petunjuk proedur
diri yang positil
kolaborasi
keterangan Kolaborasi
135 | H y p o t i r o i d
1. tidak pernah dilakukan - -
memberikan
pengobatan asma
di sekolah
136 | H y p o t i r o i d
Gangguan integritas 1. respon alergi : local 1. perawatan ostom 1. perawatan ostom
137 | H y p o t i r o i d
jaringan dan/atau lapisan setelah dilakukan manifestasi dari manifestasi dari
kriteria hasil
138 | H y p o t i r o i d
setelah dilakukan atau memburuk memburuk
4. sedikit terganggu
2.perawatan ostomi 2. perawatan ostomi
5. tidak ada
Observasi
139 | H y p o t i r o i d
1. monitor pola observasi
eliminasi
mandiri
diri
kolaborasi
- kolaborasi
Health education : -
140 | H y p o t i r o i d
diharapkan dalam eliminasi
fungsi eliminasi
141 | H y p o t i r o i d
BAB I
PENDAHULUAN
hipofungsi tiroid yang berjalan lambat dan diikuti oleh gejala-gejala kegagalan
tiroid. Keadaan ini terjadi akibat kadar hormone tiroid berada di bawah nilai
laki dan paling sering terjadi pada usia di antara 30 hingga 60 tahun. Dibedakan
dengan kadar TSH tinggi dan kadar fT4 rendah, sedangkan pada hipotiroidisme
subklinis ditandai dengan TSH tinggi dan kadar fT4 normal, tanpa gejala atau ada
terjadi, dan ada tidaknya kelainan lain (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, 2006).
142 | H y p o t i r o i d
1.5 Rumusan masalah
1.6 Tujuan
PEMBAHASAN
9. Definisi
143 | H y p o t i r o i d
Hipotiroidisme adalah suatu keadaan hipometabolik akibat defisiensi hormone
10. Etiologi
D. Hipotiroid primer
yang kurang baik, defisiensi iodine (prenatal dan postnatal), obat anti tiroid,
E. Hipotiroid sekunder
hormone (TSH) meningkat. Ini mungkin awal dari suatu malfungsi dari
pituitary atau hipotalamus. ini dapat juga disebabkan oleh resistensi perifer
F. Hipotiroid tertier/pusat
dengan suatu tumor/lesi destruktif lainnya diarea hipotalamus. ada dua bentuk
utama dari goiter sederhana yaitu endemic dan sporadic. goiter endemic
144 | H y p o t i r o i d
prinsipnya disebabkan oleh nutrisi, defisiensi iodine, ini mengalah pada
“goiter belt” dengan karakteristik area geografis oleh minyak dan air yang
11. Prognosis
J. Muskuloskeletal
11) Oateoporosis
K. Neurologik
145 | H y p o t i r o i d
7) Letargi dan mental menjadi lambat
L. Kardiorespiratorik
T mendatar/inverse
14) Hipotensialasi
16) Dipnea
M. Gastrointestinal
N. Renalis
146 | H y p o t i r o i d
1) Aliran darah ginjal berkurang, GFR menurun
3) Hipokalsemia
O. Hematologi
P. Sistem endokrin
hiperprolakten
2) Gangguan pentilasi
prilaku maniak.
147 | H y p o t i r o i d
13. Klasifikasi
keduanya.
sebelum atau segera sesudah lahir. pada keadaan ini, ibumungkin juga
148 | H y p o t i r o i d
Smeltzer & Bare : Brunner and Suddar’t Textbook Of Medical Surgical
Nursing, Philadel-Phia :
14. Patofisiologi
rendah disebabkan oleh oleh rendahnya kadar TSH. TRH dari hipotalamus
tinggi karena tidak adanya umpan balik negative baik dari TSH maupun HT.
pasien merasakan cepat lelah dan letih, sehingga masalah ini dapat diatasi
149 | H y p o t i r o i d
Hipotiroidisme juga menyebabkan TSH merangsang kelenjar tiroid untuk
ventilasi, pasien merasa sesak nafas, sehingga masalah ini dapat diatasi
150 | H y p o t i r o i d
Malfungsi kelenjar tiroid
PATHWAY
gangguan hipotalamus
Hormon tiroid
Hipotiroidisme
kadar tiroksin menurun Penekanan hormone tiroid Tiroksin dan triyodotironin Penumpukan TSH merangsang
mukopolisakardia kelenjar throid untuk
mensekresi
hipofise anterior
terangsang BMR menurun akumulasi
mukopolisakardia
dalam jaringan kelenjar tiroid membesar
penurunan fungsi GI suplai energy berkurang subkutan meningkat
mengganggu
termoregulasi yang ada
di hipotalamus Peristaltik usus menurun menekan struktur dileher
cepat lelah, letih
dan dada
Miksedema
Konstipasi
kedinginan dan
menggigil pola nafas tidak efektif 151 | H y pdepresi
dipsnea o t i r oventilasi
id
Hipotermi
15. Komplikasi
F. Ada juga resiko yang berkaitan dengan terapi defisiensi tiroid. Resiko ini
16. Penatalaksanaan
Penanganan meliputi :
tiroid.
J. Modifikasi Aktivitas
152 | H y p o t i r o i d
pada status kardiovaskuler dan pulmonar yang terjadi akibat
hipotiroidisme.
L. Pengaturan suhu
ekstrim terhadap hawa dingin meskipun dia berada dalam ruangan bersuhu
nyaman atau panas. Ekstra pakaian dan selimut dapat diberikan, dan
M. Dukungan emosional
berkurang, pasien apat mengalami depresi dan rasa bersalah sebagai akibat
153 | H y p o t i r o i d
dari progresitifitas serta intensitas gejala yang timbul. Pasien dan
efek samping yang harus dilaporkan kepada dokter. Selain itu, semua
instruksi dan pedoman ini harus disampaikan pula secara tertulis kepada
154 | H y p o t i r o i d
R. Penderita dengan hiipotiroidisme sekunder membutuhkan pemeriksaan
endokrinologi
155 | H y p o t i r o i d
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
4. PENGKAJIAN
tidak merasakan
sesak, Nilai
pernafasan normal
12-24x/mnt
darah normal
120/70 mmHg,
100x/mnt
metabolisme Teratur
156 | H y p o t i r o i d
Eliminasi Penurunan peristaltic BAB teratur 2 atau
menyebabkan
konstipasi
kelemahan otor
proksimal
tidak merasakan
pusing
memanjang
157 | H y p o t i r o i d
Psikologis Nyeri dan Abdomen yang tegang Abdomen tidak
normal
sehari
158 | H y p o t i r o i d
pasien hipotiroidisme
nnya,
d. Pemeriksaan laboratorium
ditemukan
berfungsi merangsang
159 | H y p o t i r o i d
mg/dl)
mg/dl)
T4 menurun
3. T4 serum
(3,2-10,0
mg/dl)
160 | H y p o t i r o i d
5. DIAGNOSA KEPERAWATAN
b. Intoleran aktivitas b.d kelemahan b.d mengeluh lelah b.d merasa lemah
kali seminggu, pengeluaran feses lama dan sulit, feses keras, peristatik usus
d. Pola nafas tidak efektif b.d depresi pusat pernafasan b.d dispnea b.d tekanan
inspirasi menurun
161 | H y p o t i r o i d
6. INTERVENSI KEPERAWATAN
162 | H y p o t i r o i d
5. Kesejahteraan fisik minimalkan keadaan baik.
163 | H y p o t i r o i d
risiko : hipotermi teratasi selimut hangat, Mandiri :
164 | H y p o t i r o i d
8. Kadang-kadang hipotermia karna
9. Sering menunjukkan
menunjukkan
165 | H y p o t i r o i d
4. saturasi oksigen mengurangi pasien dapat
166 | H y p o t i r o i d
setelah dilakukan health education : lebih sehat.
167 | H y p o t i r o i d
emosional yang lebih tenang dan
mandiri :
pengalihan yang
relaksasi
168 | H y p o t i r o i d
asupan energi dan keluarga, atau
dapat membantu
health education:
pasien ketika
8. instruksikan
mengalami
pasien atau orang
kambuh.
terdekat dengan
pasien mengenai
kelelahan (gejala
yang mungkin
muncul dan
kekambuhan yang
mungkin nanti
akan muncul
kembali
169 | H y p o t i r o i d
Konstipasi b.d penurunan 3. eliminasi usus 2. Perlindungan 2. Perlindungan Infeksi
6. sangat terganggu
Kolaborasi : Kolaborasi :
7. banyak terganggu
170 | H y p o t i r o i d
8. cukup terganggu - -
171 | H y p o t i r o i d
dengan adanya dilakukan uji ke paisien.
8. Kadang-kadang professional
agar dapat
172 | H y p o t i r o i d
didapatkan efek
teraupetik
Health education
Health education :
8. Ajarkan pasien
8. Supaya pasien atau
atau anggota
keluarga tidak salah
keluarga
dalam pembrian obat.
mengenai metode
pemberian obat
sesuai
Pola nafas tidak efektif 3. Status neurologi 2. manajemen jalan 3. Manajemen jalan nafas.
173 | H y p o t i r o i d
3x24 jam masalah status dan oksigenasi oksigen
indikator : mestinya
4. Kesadaran (3)
mandiri Mandiri
5. Kontrol motor
5. posisikan untuk 5. Agar dapat
sentral (3)
meringankan meringankan sesak
6. Fungsi sensorik dan
sesak napas napas
motorik cranial (3)
kolaborasi
Keterangan
- Kolaborasi
6. sangat terganggu
Health education -
7. banyak terganggu
6. instruksikan Health education
8. cukup terganggu
bagaimana agar 6. Agar klien dapat
9. sedikit terganggu
bisa melakukan melakukan batuk
10. tidak terganggu
174 | H y p o t i r o i d
kriteria hasil batuk efektif efektif dengan benar
Setelah dilakukan
2.manajemen asma
tindakan keperawatan selama
Observasi 4. Manajemen asma
3x24 jam masalah pencegahan
4. monitor reaksi
Observasi
aspirasi teratasi dengan
asma
4. Agar mengetahui reaksi
indikator :
mandiri asma
4. menghilangakn
5. berikan
konsep kesehatan Mandiri
pengobatan
personal sebelumnya 5. Agar obat dapat bekerja
dengan tepat dan
5. mengenali realitas sesuai dengan dosisnya
atau sesuai
situasi kesehatan
kebijakan dan
6. melaporkan harga
petunjuk proedur
diri yang positil
kolaborasi
keterangan Kolaborasi
175 | H y p o t i r o i d
6. tidak pernah dilakukan - -
memberikan
pengobatan asma
di sekolah
176 | H y p o t i r o i d
Gangguan integritas 3. respon alergi : local 2. perawatan ostom 3. perawatan ostom
177 | H y p o t i r o i d
jaringan dan/atau lapisan setelah dilakukan manifestasi dari manifestasi dari
kriteria hasil
178 | H y p o t i r o i d
setelah dilakukan atau memburuk memburuk
9. sedikit terganggu
2.perawatan ostomi 4. perawatan ostomi
10. tidak ada
Observasi
179 | H y p o t i r o i d
4. monitor pola observasi
eliminasi
mandiri
diri
kolaborasi
- kolaborasi
Health education : -
180 | H y p o t i r o i d
diharapkan dalam eliminasi
fungsi eliminasi
181 | H y p o t i r o i d
Daftar Pustaka
Rapha Publishing
Smeltzer & Bare (2009) Brunner and Suddar’t Textbook Of Medical Surgical
Nursing, Philadel-Phia
Elizabeth J. Crowin. (2009). Buku saku patofisiologi corwin. Jakarta: Aditya Media
Kowalak JP, Welsh W, Mayer B 2011, Buku Ajar Patofisiologi, Alih bahasa oleh
Anderson price, loraine McCarty Wilson : alih bahasa Brahm U. Pendit (et.
al.) : editor edisi bahasa Indonesia huriawati hartono (et.al) rd. 6 – Jakarta:
EGC, 2009
182 | H y p o t i r o i d