Você está na página 1de 34

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

NAMA : ARIANTO

NIM : 441 416 009

JUDUL PERCOBAAN : PRODUK ALAM

PRODI / KELAS : PENDIDIKAN KIMIA / A

KELOMPOK : V (Lima)

REKAN KERJA :

1. SITI INDASARI ANTULA


2. RINRIYANTI

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2018
A. JUDUL
PRODUK ALAM
B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat melatih cara Ekstraksi dan Isolasi zat kimia alami
dari tumbuh-tumbuhan.
2. Mahasiswa dapat menguji sifat fisik dan kimia produk alam.
3. Mahasiswa dapat menetapkan kadar poduk yang diisolasi dengan
cara gravimetri dan titrasi.
C. DASAR TEORI
Produk alam yang beraneka ragam itu umumnya dikelompokkan
menurut sifat kimianya. Contohnya: ciri golongan terpena ialah rangkaian
hodrokarbon siklik yang jumlah karbonnya merupakan kelipatan lima;
alkoloid dicirikan oleh sistem amina tersier yang mudah membentuk garam:
steroid khas ditunjukkan oleh struktur dengan empat cincin terpadu (Team
Teaching, 2016 )
Tanin merupakan senyawa polyphenol dengan bobot molekul tinggi
(1000-2000) yang mengandung gugus hidroksil dan gugus lainnya (misalnya
karboksil) untuk membentuk komplek yang kuat dengan protein dan molekul
lain seperti karbohidrat, embran sel bakteri, dan enzim perncernan (cannas,
2001; Norton, 2000)
Tanin juga membentuk komplek dengan komponen polimer dinding
sel dari serangan organism pathogen dan menghentikan pembelahan sel
(Swain, 1979)
Alkaloid merupakan senyawa yang bersifat basa yang mengandung
atom karbon, hydrogen, nitrogen dan pada umumnya mengandung oksigen.
senyawa alkaloid banyak terkandung dalam akar, biji, kayu maupun daun dari
tumbuhan dan uga hewan. kegunaan alkaloid bagi tumbuhan adalah sebagai
pelindung dari serangan hama, penguat tumbuhan dan pengatur kerja hormon.
sumber alkaloid adalah tanaman berbunga, angiospermae. hewan, serangga,
organism laut dan mikroorganisme. family tanaman yang mengandung
alkaloid adalah Liliaceae, solanaceae, rubiaceae, dan papaveraceae (Tobing,
1989).
Suatu cara mengklasifikasikan alkaloid adalah cara yang didasarkan
jenis cincin heterosiklik nitrogen yang merupakan bagian dari struktur
molekul. Jenisnya yaitu pirolidin, piperidin, kuinolin, isokuinolin, indol,
piridin dan sebagainya (Robinson, 1995)
Tembakau merupakan bahan dasar utama dalam pembuatan
rokok.Nikotin ialah senyawa spesifik yang dikandung oleh tembakau.Nikotin
merupakan basa lemah yang mudah menguap (Volatil base) untuk itu
diperlukan suatu metoda yang cocok untuk penentuan kadarnya. Salah satu
penelitian tentang kandungan nikotin dalam rokok yang telah menentukan
kadar nikotin dalam Mainstream Smoke pada rokok kretek dan cerutu yang
dijual di beberapa toko di daerah Sumatera Barat dengan menggunakan
metoda titrasi potensiometri bebas air. Kekurangan dari metoda ini ialah
banyak membutuhkan pelarut organik dan waktu pengerjaan yang lama.
Selain hal tersebut, pada semua kemasan rokok telah dicantumkan kadar
nikotinnya, sedangkan pada kemasancerutu tidak sehingga penulis tertarik
untuk melakukan penelitian tentang kandungan nikotin pada rokok khususnya
cerutu dengan menggunakan metoda kromatografi gas. Kromatografi gas
dipilih karena waktu pengerjaannya yang cepat, tidak membutuhkan banyak
pelarut organik, selektif, sensitif dan yang paling penting ialah metoda ini
cocok untuk senyawa yang mudah menguap seperti nikotin (Kudus, 2011).
D. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
No Nama Alat Kategori Gambar Fungsi
1. Gelas Kimia Sebagai wadah suatu

1 larutan dalam jumlah


banyak

2. Penangas Umtuk memanaskan


2 larutan

3. Labu Takar Sebagai wadah untuk


larutan
1

4. Kertas Saring Untuk menyaring


1 larutan

5. Buret Digunakan untuk


1 Titrasi

6. Statif dan Klem Sebagai penyangga

1 buret

7. Erlenmeyer Sebagai wadah untuk


titrasi
1

8. Batang Untuk mengaduk


Pengaduk 1 larutan
9. Pipet Tetes Untuk mengambil

1 larutan dalam jumlah


sedikit

10. Corong Pisah Sebagai alat untuk


memindahkan larutan
1
ke wadah dengan
mulut kecil
11. Kaca Arloji Sebagai wadah untuk

1 menimbang

12. Neraca Analitik Menimbang zat padat


dan cair
2

13. Corong Biasa Untuk melakukan


1 proses ekstraksi

14. Gelas Ukur Mengukur larutan


1

15. Termometer Untuk mengukur suhu


1

16. Cawan porselen Untuk proses


1 kristalisasi

17. Pipa kapiler Untuk menentukan


1 titik leleh
18. Labu takar Untuk mengencerkan
larutan
1

2. Bahan

No Nama Bahan Kategori Sifat Fisik Sifat Kimia


1. Aquadest Umum - Cairan bening - Rumus molekul
- Tidak berasa H2O
- Tidak berbau - Pelarut universal
dan tidak
beracun
2. Indigokarmin Khusus - Padatan ungu - Rumus kimia
- Titik lebur > C16H8N2Na2O8S2
300oC
- Mr = 466,369
g/mol
3. KMnO4 Khusus - Berbentuk - Larut dalam air,
padatan aseton dan
- Berbau dan metanol
berasa
- Mr = 158,09
g/mol
- Berwarna ungu
4. Amonium Khusus - Padatan putih - Larut dalam air
Klorida - Mr = 53,49 - Rumus kimia
g/mol NH4Cl
- Tidak berbau
- Titik didih
520oC
5. Koalin Umum - berbentuk bubuk - rumus kimia
Bubuk - berwarna putih, Al2O32SiO4.2H2O
kuning, abu-abu
dan jingga
6. Tembakau Umum - mr = 162,23 - Rumus kimia
g/mol C10H14N2
- cair pada suhu - Sangat larut dalam
kamar alcohol, eter,
- tidak berwarna kloroform dan
- titik didih = kerosin
247oC
- pH 8-10,2
7. NaOH Khusus - Mr = 39,99711 - NaOH
g/mol membentuk basa
- Tidak berbau kuat bila
- Tidak berwarna dilarutkan dalam
- Larut dalam air air
- NaOH murni
merupakan
padatan berwarna
putih
- NaOH sangat
mudah terionisasi
membentuk ion
natrium dan
hidroksida
8. n-heksan Khusus - Berbentuk cairan - Beracun
tidak berwarna - Rumus kimia
- Titik didih 69oC C6H14
- Titik lebur -95oC -
9. Indicator Khusus - Berbentuk - Rumus kimia
metil merah bubuk Kristal C15H15N3O2
berwarna merah - Larut dalam etanol
- Mr = 269,30
g/mol
- Densitas = 0,791
g/cm3
10. HCl 0,01 N Khusus - Massa atom = - Gas berwarna
36,45 kuning kehijauan
- Massa jenis = - Dapat larut dalam
3,21 g/cm3 alkali hidroksida,
- Berbentuk gas kloroform, dan
pada suhu kamar eter
- Berbau tajam - Berafinitas besar
sekali terhadap
unsur-unsur
lainnya
- Racun bagi
pernapasan
11. Kalsium Umum - Serbuk putih - Rumus kimia
Karbonat - Tidak berbau CaCO3
- Mr = 100,0869 - Larut dalam asam
g/mol encer
- Massa jenis 2,83
g/cm3
12. Kloroform Khusus - Berbentuk cairan - Tidak larut dalam
- Beracun air
- Titik diidh 61,2 - Larut dalam eter
oC
dan alcohol tersier
- Mr = 119,38 - Merupakan asam
g/mol lemah
- Tidak berwarna - Tidak mudah
terbakar
- RM CHCl3
13. Metanol Khusus - Cairan tidak - Rumus kimia
berwarna CH3OH
- Mr 32,04 gr/mol - Larut dalam air
- Titik lebur -97oC - Mudah terbakar
- Titik didih 64,7 - Beracun
oC

14. Teh Bubuk Umum - Berbentuk padat - Tidak beracun


- Berwarna coklat - Tidak mudah larut

15. Daun jati Umum - Padat - Tidak mudah larut


- Berwarna hijau - Tidak beracun.
E. PROSEDUR KERJA

DiagramAlir
1. Isolasi dan penetapan Tanin

2,5 gram sampel 20 mLH2O

Memasukan dalam gelas


kimia

Memanaskan selama 30
menit di atas penangas

Mendinginkan larutan

Memasukan ke dalam labu


takar 250 mL

Menambahkan air sulig


hingga tera

Menyaring larutan

Filtrate I Residu
Filtrate I

10 mL 50 mL

Memasukan ke dalam
Memasukan ke dalam Erlenmeyer
erlenmeyer.
Menambahkan 1 mL larutan indigokarmin Menambahkan berturut-
turut 25 dan75 air suling
mL gelatin, 50 mL larutan
Menitrasi dengan menggunakan KMnO4 0,01 garam asam, 5 gram kaolin
N sampai warna kuning emas. bubuk.

Mengocok kuat-kuat selamabeberapa menit. Menyaring larutan (filtrate


Melakukan titrasi sebanyak 2 kali II)

Warna = kuning
Filtrate II Residu
V1 = 0,5 mL
V2 = 0,8 mL
Filtrate II

Mengambil sebanyak 25 mL

Mencampurkan dengan larutan indigokarmin


sebanyak 25 mL dan 75 mL air suling

Menitrasi dengan menggunakan larutan


KMnO4 0,01 N

Melakukan titrasi sebanyak 2 kali

Warna = merah bata

V1 = 0,8 mL

V2 = 0,6 mL
2. Isolasi dan penetapan Nikotin

1 gram tembakau

Memasukan dalam Erlenmeyer 50 mL yang


tertutup.
Membubuhkan 1 mL larutan NaOH 20%
dengan menggunakan pipet.
Mengaduk rata dengan menggunakan gelas
pengaduk.
Menambahkan 20 mL n-heksan dan
menutupnya dengan rapat.
Mengocok dan menekan tutup Erlenmeyer
agar tidak terlompat.
Mendiamkan bebrapa menit sampai lapisan
n-heksan menjadi jelas.

Cairan n-heksan Residu


Memipet 10 mL cairan eter dengan alat pengisap.
Memindahkan ke dalam Erlenmeyer lain.
Menguapkan lapisan n-heksan di atas penangas air sampai cairan
tersisa tinggal 2 mL (selama 2 menit).
Menambahkan air suling sebanyak 10 mL.
Menambahkan 2 tetes indicator Metil Merah.
Menitrasi dengan menggunakan HCl 0,01 N, hingga berubah warna
dari orange menjadi merah muda.
Melakukan 2 kali titrasi.

Warna : Lapisan atas (kuning) dan


lapisan bawah (merah muda)
V1 = 0,4 mL

V2 = 0,3 mL
3. Pemisahan kafein

12,5 gram Teh


12 mL H2O 12,5 gram
CaCo3

Memasukan kedalam
Erlenmeyer

Mendidihkan selama 20
menit sambil dikocok

Menyaring dalam keadaan


panas menggunakan kertas
saring

Filtrat Residu

Memasukan dalam corong pisah

Mengekstraksi menggunakan kloroform dengan volume


berturut-turut 10 mL, 10 mL, 5 mL.

Memisahkan lapisan kloroform dan menyuling sampai


tinggal 10 mL

Menguapkan hingga kering di atas penangas air

Merekristalisasi kafein kasar dengan pelarut metanol

Berat kafein = 0,1577 gr


Kafein kasar

Memasukan dalam pipa kapiler

Mengikat pada ujung termometer

Memasukan dalam minyak kelapa

Memanaskan minyak kelapa untuk


penentuan titik leleh

Mencatat suhu titik leleh kafein

Titik leleh awal = 233oC

Titik leleh tengah = 234oC

Titik leleh akhir = 235oC


F. HASIL PENGAMATAN
a. Isolasi dan Penetapan Tanin

No Perlakuan Hasil Pengamatan

Memasukkan 2.5 gr bubuk daun jati ke Bubuk daun jati berada di dalam
1.
dalam gelas kimia gelas kimia
Bubuk daun jati berada di
2. Menambahkan 200 ml aquadest
permuakaan aquadest (mengapung)
Larutan perlahan mulai panas dan
Memanaskan larutan tersebut diatas
3. tercampur rata, warnanya merah
penangas sambil diaduk
kehitaman

4. Mendinginkan larutan Larutan dingin

Residu berwarna merah kehitaman,


5. Menyaring larutan
filtratnya merah tua (filtrat 1)
Memasukkan filtrat ke dalam labu Filtrat bercampur dengan aquadest,
6. takar 250 ml, menambahkan aquadest volume larutan 250 ml dengan
sampai batas warna merah bata
Mengambil 10 ml filtrat 1 kemudian Larutan (filtrat 1) berada dalam
7.
memasukkan di dalma erlenmeyer Erlenmeyer
Menambahkan 1 ml larutan
8. Larutan berubah menjadi biru
indigokarmin

9. Menambahkan 75 ml aquadest Larutan berwarna biru muda

Larutan beruah warna menjadi


Mentitrasi larutan tersebut denan
10. kuning emas dengan volume
larutan KMnO4 0.1 N
KMnO4 yang digunakan 0.5 ml
Warna kuning emas dengan volume
11. Mengulangi perlakuan untuk fltrat 1
KMnO4 0.8 ml
Menambil 50 ml filtrat 1 kemudian
Larutan bercampur dan berwarna
12. menambahkan berturut-turut 25 ml
putih
lrutan gelatin, 50 ml larutan garam
asamdan 5 gr koalin bubuk. Mengocok
kuat-kuat selama beberapa menit
Residu berwarna putih dengan
13. Menyaring larutan
filtrat bening (filtrat 2)
Mengambil 25 ml filtrat 2 dan
14. Larutan berada dalam erlenmeyer
memasukkan kedalam erlenmeyer
Larutan berubah warna menjadi
15. Menambahkan 2 tetes indigokarmin
Biru

16. Menambahkan 75 ml aquades Larutan berwarna biru muda

Mentitrasi larutan dengan KMnO4 0,1 Tidak terbentuk warna kuning emas
17.
N (berwarna merah, volume 0,6 ml)

b. Isolasi dan Penetapan Nikotin

No Perlakuan Hasil Pengamatan

Memasukkan 1 gram tembakau ke


dalam erlenmeyer dan menambahkan Tembakau dan 20 % NaOH berada
1.
1 ml larutan 20 % NaOH sambil dalam erlenmeyer
diaduk
Menambahkan 20 ml n-heksan dalam n-heksan berada dalam erlenmeyer
2.
erlenmeyer dengan NaOH dan tembakau
Mengocok dan menutup erlenmeyer
3. Erlenmeyer tertutup
menggunakan aluminium foil
Mendiamkan sampai lapisan eter Filtrat : berwarna kuning
4.
menjadi jelas, kemudian menyaring Residu : berwarna kecoklatan
Memipet 10 ml filtrat atau cairan eter,
Filtrat atau cairan eter berada dalam
5. kemudian memasukkan kedalam
erlenmeyer
erlenmeyer lain yang bersih
Menguapkan filtrat di atas penangas Filtrat telah dipanaskan dan cairan
6.
air sampai cairan tinggal 2 ml kurang lebih tinggal 2 ml
Mengangkat erlenmeyer dari penangas
air, kemudian menambahkan 10 ml Larutan berubah menjadi warna
7.
aquades dan 2 tetes indikator merah putih
metil
Terbentuk 2 lapisan : lapisan atas
Mentitrasi dengan 0,01 N HCl sampai berwarna kuning dan lapisan bawah
8. berubah warna merah muda dan berwarna merah muda
melakukan 2 kali titrasi V1 = 0,4 ml
V2 = 0,3 ml

c. Pemisahan Kafein

No Perlakuan Hasil Pengamatan

Mencampurkan teh sebanyak 12,5


Campuran berwarna hitam (teh dan
1. gram CaCO3 12,5 gram dan aquades
CaCO3 tidak larut)
125 ml ke dalam erlenmeyer
Memanaskan di atas penangas selama
2. Campuran teh panas
20 menit
Menyaring campuran teh panas - Filtrat berwarna coklat
3.
panas Residu berwarna hitam
Memasukkan filtrat yang diperoleh ke
Terbentuk 2 lapisan pada corong
dalam corong pisah kemudian
pisah : lapisan atas berwarna coklat
ditambahkan 10 ml dan 5 ml
4. tua dan lapisan bawah berwarna
kloroform, kemudian mengocoknya
coklat muda dengan terdapat
dan dibiarkan terpisah dan
minyak berwarna kuning
memisahkan lapisan atas dan bawah
Memanaskan camouran lapisan bawah Kloroform menguap, terdapat
5.
(minyak dan kloroform) endapan berwarna coklat kehitaman
Memasukkan endapan ke dalam
Terbentuk kristal kafein berwarna
6. cawan penguapan dan
hitam
mengkristalisasinya dengan metanol
7. Menimbang kristal Berat kristal 0,1857 gram

Memasukkan kristal ke dalam pipa


kapiler dan mengikatnya pada ujung Titik leleh kafein
bawah termometer, memasukkan Titik leleh awal : 233°C
8.
termometer ke dalam minyak dan Titik leleh tengah : 234°C
memanaskannya memperhatikannya Titik leleh akhir : 235°C
titik leleh kristal kafein
G. PERHITUNGAN
a. Isolasi dan penetapan Tanin
Dik :Normalitas KMnO4 = 0,1 N
Titrasi 1 = 0,8 mL
Titrasi 2= 0,6 mL
Rata-rata = 0,7 mL
1 mL KMnO4 0,1 N = 0,00416 gram tannin
Berat contoh = 2,5 gram
Dit : kadar tanin = ...?
Penye :

𝑁
(25 𝐴 − 25 𝐵)𝑥 𝑥 0,00416
0,1
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑡𝑎𝑛𝑖𝑛 = 𝑥 100 %
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐶𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
0,1
(25 (0,8) − 25 (0,6))𝑥 𝑥 0,00416
0,1
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑡𝑎𝑛𝑖𝑛 = 𝑥 100 %
2,5 𝑔𝑟𝑎𝑚

(20 − 15))𝑥1𝑥 0,00416


𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑡𝑎𝑛𝑖𝑛 = 𝑥 100 %
2,5 𝑔𝑟𝑎𝑚

𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑡𝑎𝑛𝑖𝑛 = 0,832 %

b. Isolasi dan penetapan Nikotin


Dik : Bobot serbuk tembakau = 1 gram
Volume HCl 1 = 0,4 mL
Volume HCl 2 = 0,3 mL
Rata – rata = 0,35 mL
Normalitas HCl = 0,01 N
1 mL HCl 0,01 N = 1,6223 mg Nikotin
Dit : kadar nikotin = .... ?
Peny :
Berat Nikotin = ml HCl x N/0,01 x 1,6223 mg
= 0,35 mL x 0,01/0,01 x 1,6223 mg
= 0,5678 mg
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑁𝑖𝑘𝑜𝑡𝑖𝑛 (𝑚𝑔)
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑁𝑖𝑘𝑜𝑡𝑖𝑛 = 𝑥 100 % = ⋯ %
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑔)

0,5678 (𝑚𝑔)
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑁𝑖𝑘𝑜𝑡𝑖𝑛 = = 56,78 %
1 (𝑔)
H. PEMBAHASAN
a. Isolasi dan penetapan tanin
Percobaan pertama pada produk alam yaitu tentang isolasi dan
penetapan tanin.Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu
menggunakan daun jati yang telah dikeringkan lalu telah dihaluskan. Fungsi
dari penghalusan dari bahan bertujuan agar luas permukaan dari bahan
tersebut bisa lebih besar. Karena semakin kecil ukuran partikel maka luas
permukaannya semakin besar, begitupun sebaliknya. Selanjutnya sebanyak
2,5 gr bubuk daun jati dimasukkan kedalam gelas kimia dan menambahkan
200 mL aquadest dan memanaskan larutan tersebut. Fungsi dari proses
pemanasan agar air dan bahan yang digunakan benar-benar bercampur dan
kandungan yang ada dalam bahan bisa keluar dan bercampur dengan air yang
ditambahkan sebelumnya. Setelah proses pemanasan, di dinginkan larutan
tersebut kemudianmenyaring dengan menggunakan kertas saring.

Gambar 1. Proses penyaringan filtrat dan residu


Fungsi dari proses penyaringan agar filtrat bisa terpisah bagus dari residu,
karena yang akan digunakan pada proses selanjutnya yaitu filtratnya.Setelah
di saring, lalu dimasukkan 250 ml ke labu takar dan menambahkan air suling
sampai tera, kemudian disaring (Filtrat I).Mengambil 10 mL filtrate I, 1 mL
larutan indigokarmin dan 75 mL air suling yang dimasukkan ke dalam
erlenmeyer. Kemudian mentitrasi dengan larutan KMnO4 0,1 N sampai warna
kuning emas. Melakukan titrasi 2 kali.
Gambar 2. Titrasi KMnO4 0,1 N + filtrat 1
Fungsi dari titrasi yaitu untuk menentukan konsentrasi dari suatu
reaktan.Dimana KMnO4 bertindak sebagai titran. Pada proses titrasi dengan
menggunakan indikator KMnO4 0,1 N harus teliti, karena sedikit saja dalam
proses titrasi dapat menyebabkan perubahan warna sehingga melakukan
titrasi harus dilakukan tetes demi tetes sampai titik akhir titrasi dan terjadinya
perubahan warna. Perubahan warna yang terjadi ditandai dengan larutan
berubah warna menjadi kuning emas dengan volume KMnO4 yang digunakan
0,6 ml. Mengulangi perlakuan untuk fltrat 1, sehingga didapatkan volume
KMnO4 0,5 ml. Percobaan selanjutnya mengambil 50 mL filtrate I,
menambahkan berturut-turut 25 mL larutan gelatin, 50 mL larutan garam
asam, 5 gram kaolin bubuk. Kemudian mengocok kuat-kuat beberapa menit
dan disaring (filtrate II).Disaring untuk mengunakan filtratnya saja dan
dihasilkan warnanya bening.Mengambil 25 mL filtrat II, dicampurkan dengan
2 tetes larutan indigokarmin larutan berubah warna menjadi biru dan 75 mL
air suling larutan berwarna biru muda.

Gambar 3. Filtrat II + indigokarmin + air suling


Kemudian mentitrasi dengan menggunakan larutan KMnO4 0,1 N.
Perubahan warna yang terjadi yaitu tidak terbentuk warna kuning emas hanya
berwarna merah dengan volume 0,6 ml.
Gambar 4. Hasil titrasi filtrat II
b. Isolasi dan penentuan Nikotin
Pada percobaan selanjutnya yaitu isolasi dan penetapan nikotin,
sampel yang digunakan dalam percobaan ini yaitu daun tembakau yang telah
dikeringkan dan telah dihaluskan. Sampel yang digunakan sebanyak 1 gram
tembakau, lalu dimasukan kedalam erlenmeyer 50 mL dan menambahkan 1
ml larutan NaOH sambil diaduk. Kemudian menambahkan 20 mL n-heksan
dan menutupnya dengan rapat. Mengocok dan menekan tutup erlenmeyer
supaya tidak terlompat .Mendiamkan beberapa saat sehingga batas lapisan
eter menjadi jelas. Memisahkan lapisan n-heksan dari sampel tersebut dengan
menyaring larutan menggunakan kertas saring agar yang diperoleh hanya
lapisan n-heksan yang sudah mengandung nikotin yang berasal dari daun
tembakau tersebut.

Gambar 5. Proses penyaringan dari daun tembakau


Filtrat yang dihasilkan berwarna kuning, sedangkan residunya berwarna
kecoklatan.Setelah proses penyaringan, larutan tersebut di uapkan di atas
penangas air sampai cairan tersisa kira-kira tinggal 2 mL. Kemudian setelah
dipanaskan, dibagi menjadi 2 bagian pada erlenmeyer, lalu masing – masing
ditambahkan 10 mL air suling dan 2 tetes indikator metil merah.Menitrasi
dengan 0,01 N HCl sehingga warna kekuningan berubah menjadi merah
muda. Melakukan 2 kali titrasi.Pada titrasi ini terbentuk 2 lapisan yaitu pada
lapisan atas berwarna kuning dan lapisan bawah berwarna merah muda yang
dilakukan duplo. Volume HCl pertama 0,7mL dan volume kedua 0,6 mL.
c. Pemisahan Kafein
Pada percobaan ketiga atau terakhir yaitu pemisahan kafein yang
terkandung dalam teh. Pertama pada 500 mL erlenmeyer, memasukan 125 mL
H2O, 12,5 gram teh dan 12,5 gram serbuk CaCO3 .Memanaskan di atas
penangas selama 20 menit sambil diaduk-aduk agar campuran dari teh, serbuk
CaCO3,dan air dapat bercampur dengan baik. Menyaring dalam keadaan panas
dan memasukan filtratnya ke dalam corong pemisah.Filtrat berwarna coklat
dan residu berwarna hitam.Fungsi penyaringan agar residu tidak ikut
bercampur dengan filtrat yang akan digunakan.Setelah disaring, filtratnya
dimasukkan kedalam corong pisah untuk diekstrak.Pada saat larutan yang
berada dalam corong pisah, terlihat bahwa air dan kloroform tidak dapat
bercampur.

Gambar 6. Proses pemisahan air dan kloroform


Karena air berada pada bagian atas dan kloroform berada pada bagian
bawah karena massa jenis kloroform lebih besar dari pada air. Mengekstraksi
berturut-turut dengan 10 mL dan 5 mL kloroform.Kafein merupakan zat
organik yang dapat larut dalam pelarut organik kloroform dan memiliki gugus
karbonil yang hidrofilik sehingga juga mudah larut dalam air. Terbentuk 2
lapisan pada corong pisah yaitu lapisan atas berwarna coklat tua dan lapisan
bawah berwarna coklat muda dengan terdapat minyak berwarna
kuning.Mengabungkan seluruh ekstrak yang di pisahkan dari corong pisah
menjadi satu dan memanaskan campuran lapisan bawah (minyak dan
kloroform) sampai tersisa kira-kira 10 ml dan menguapkan sampai
mengering.Selanjutnya merekristalisasi kafein kasar dengan
metanol.Terbentuk kristal kafein berwarna hitam.

Gambar 7. Proses rekristalisasi kafein kasar


Lalu menimbang berat kristal, sehingga didapatkan hasilnya 0,1577
gram. Setelah itu melakukan uji titik leleh dengan cara memasukkan kristal ke
dalam pipa kapiler dan mengikatnya pada ujung bawah termometer,
memasukkan termometer ke dalam minyak dan memanaskannya lalu
diperhatikan titik leleh kristal kafein.

Gambar 8. Uji titik leleh kafein kasar


Didapatkan suhu titik leleh awal 233oC, titik leleh tengah 234oC, dan
titik leleh akhir 235oC.
I. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Tanin adalah sekelompok senyawa fenolik yang cirikan dari
kemampuannya mengendapkan protein. .Tanin juga terdapat dalam daun
jamburan. Daun jamburan yang tlah dihaluskan ditirasi untuk mengetahui
taninnya dengan menambahkan beberapa larutan seperti air suling,
indigokarmin,KMnO4 NH4Cl dan gelatin, sehingga hasil akhir yang
diperoleh Kadar tanin yang ada pada ekstrak daun jati adalah 0,832 %.
2. Nikotin(C10H14N2) merupakan senyawa organic alkaloid, yang umumnya
terdiri dari Karbon, Hydrogen, Nitrogen dan terkadang juga Oksigen.
Senyawa kimia alkaloid ini memiliki efek kuat dan bersifat stimulant
terhadap tubuh manusia.Kadar nikotin yang ada pada ekstrak tembakau
adalah dengan berat 56,78 %, dan
3. Titik leleh dari kafein yang diperoleh adalah 233 °C dan 235 °C.
J. JAWABAN PERTANYAAN
1. Golongan produk alam
a. Vincristine dan vinblastine
Tapak dara (catharanthus roseus) diketahui mengandung senyawa
aktif untuk melawan kanker.
b. Aspirin
Zat ini dikenal sebagai pereda rasa sakit yang disebut Aspirin atau
asam asetilsalisilat (asetosa).
c. Quinine dan chloroquine
Senyawa antimalarial quinine (kina) diisolasi dari kulit kayu
tanaman kina Chinchona Officinalis.
d. Artemisinin
Diekstrak dari tumbuhan Artemisia annua.
e. Atropine
Adalah alkaloid yang sebagian besar diekstrak dari tanaman
anggota keluarga solanaceae, Datura metel, dan Mandragora.
f. Kokain
Merupakan senyawa hasil isolasi daun Erythroxyloncoca.Tanaman
coca berasal dari benua Amerika terutama amerika selaan.
g. Tannin
Adalah suatu senyawa polifenol yang berasal dari tumbuhan,
berasa pahit dan kelat, yang bereaksi dan mengumpulkan protein
atau berbagai senyawa organic lainnya.
h. Kafein
Adalah senyawa alkaloid xantina berbentuk Kristal dan berasa
pahit yang bekerja sebagai obat perangsang psikoaktif dan diuretic
ringan.
i. Codein
Adalah saudara dari morfin, sama-sama ditemukan dalam bunga
Papaver bracteatum.
j. Nikotin
Didapat dari daun tanaman Nicotiana.Di dalam tubuh ia bekerja
sebagai stimulant, mengaktifkan stimul-stimul saraf pusat.
2. Karena tannin bersifat hidrofil (suka akan air), karena itu tannin dapat
diekstrak dengan air atau pelarut organik polar lainnya.
3. Kafein besifat basa lemah, fungsi penambahan asam pada kafein yakni
untk mengekstrak kafein tersebut sedangkan penambahan basa untuk
meregenerasi atau memperoleh kembali kafein tersebut dengan
reaksidi bawah ini :
R3N: + H+ R3NH

Regenerasi : R3NH + OH- R3N + H2O

Karena titik didih kafein lebih tinggi dibandingkan dengan titik didih
kloroform, sehingga kafein tidak ikut menguap bersama-sama dengan
kloroform.
DAFTAR PUSTAKA

Bialangi, N., Mustapa, A., Salimi, Y., Widiantoro A., & Situmeang, B. (2018).
Isolation Of Steroid Compounds From Suruhan (Peperomia pellucida L.
Kunth) and Their Antimalarial Activity. ASIAN JOURNAL OF
CHEMISTRY, 30(8), 1751-1754.
Bialangi, N., Mustapa, M. A., Salimi, Y. K., Widiantoro, A., & Situmeang, B.
(2016). Antimalarial activity and phitochemical analysis from Suruhan
(Peperomia pellucida) extract. JURNAL PENDIDIKAN KIMIA, 8(3), 33-
37.
Bialangi, N., & Musa, W. (2007). JA, Subarnas, A., Ischak, Netty.,(2008). Studi
Kandungan Kimia dan Aktivitas Biologi Flavinoid dari Daun Tumbuhan
Jarak Pagar (Jatropha Curcas Linn) Asal Gorontalo, 2007-2008.
Cannas, a. 2001. Tannins. Animal Science at Cornell University.
http://www.ansci.cornell.edu/plants/toxicagents/tanin/index.html.

Djuramang, r. R., retnowati, y., & bialangi, n. (2017).Pengaruh ekstrak buah


mengkudu (morinda citrifolia) terhadap pertumbuhan staphylococcus aureus The
Effect of Noni Fruit Extracts (Morinda Citrifolia) on Staphylococcus aureus
growth.GLASSER, 2(2).
Gafur, M. A., Isa, I., & Bialangi, N. (2013).Isolasi dan identifikasi Senyawa
Flavonoid dari daun Jamblang (Syzygium cumini).Naskah Skripsi S, 1.
Idrus, R. B., Bialangi, N., & Alio, L. (2013).Isolasi dan Karakterisasi Senyawa
Alkaloid dari Biji Tumbuhan Sirsak (Annona muricata Linn).Sainstek,
7(01).
Ilyas,Asriany. 2013. Kimia Organik Bahan Alam. Makassar : UIN-Press.
Kudus, R. 2011.Penentuan Kadar Nikotin dalam Asap Aliran utama (mainstream
smoke) dan Tembakau pada Rokok Cerutudengan Kromotografi Gas.Padang
: Universitas Andalas.
Robinson, Trevor. 1995. Kandungan organiktumbuhan tinggi. edisi keenam.
Terjemahan Kokasih Padmawinata. Bandung: FMIPA ITB
Swain, t., 1979. tannins and ignins. In: Rosenthal, G.a., and D.H Janzen (Eds)
Herbivores; Their Interactions with secondary plant Metabolites. academic
Press. New York.
Tengo, N. A., Bialangi, N., & Suleman, N. 2013. Isolasi dan Karakterisasi
Senyawa Alkaloid dari Daun Alpukat (Persea americana Mill). Sainstek,
7(01).
Tobing, R. 1989. Kimia Bahan Alam. Jakarta : DepartemenPendidikandan
Kebudayaan.
Saman, S. I., Nurhayati, B., & Wenny, J. A. M. 2013.Isolasi dan Karakterisasi
Senyawa Flavonoid dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol
Rimpang Jeringau.
Usman, A. D., Lukum, A., & Bialangi, N. 2009. Isolasi dan Karakterisasi Kitosan
dari Kulit Udang Windu (Peneaus monodon) yang Dibudidayakan di
Gorontalo. Jurnal Entropi, 5(01

Você também pode gostar