Você está na página 1de 6

e-J.

Agrotekbis 3 (5) :638-643, Oktober 2015 ISSN : 2338-3011

ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH LEMBAH PALU


DI DESA WOMBO KALONGGO KECAMATAN TANANTOVEA
KABUPATEN DONGGALA

Marketing Analysis of Onion Valley of Palu In The VillageWombo Kalonggo District


Tanantovea Donggala

Syukrianto As Samana¹), Hj. Hadayani²)

¹)Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu


e-mail : syukriantosamana@gmail.com
e-mail :yaniansar@ymail.com

ABSTRACT

This study aims to determine the form of marketing channels, the amount of the marketing margin,
part of the price received by farmers and the efficiency of commodity marketing onion valley of
Palu in the village of Wombo Kalonggo Tanantovea District of Donggala. This research was
conducted in the village of Wombo Kalanggo, District of Donggala Tanantovea. Take the 30
respondents from 96 farmers using simple random sample method (Simple Random Sampling). In
addition to determining the respondent trader in use methods of assessment respondents (Tracing
Sampling Method). Based on the results of research, there are two forms of marketing channels in
the village Wombo Kalonggo, the channel I : Farmers - traders - retailers - consumers.Channel II :
Farmers - retailers - consumers. Marketing margins onion valley of Palu obtained for the first
channel Rp. 4000.00 and total marketing margin onion valley ofPalu obtained for the second line is
Rp. 3.000,00. Any part ofthe price received bythe farmeronthe firstlineis 4.33%. Any part ofthe
price received bythe farmeronthe secondlineis 3.62%. I channel marketing efficiency value of
4.33% and to channel II at 3.62%. From both the efficiency of the channels I and II are the most
efficiency is channel II.

Keywords: Efficiency, margin,marketing, onion valley of Palu.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk saluran pemasaran, besarnya margin
pemasaran,bagian harga yang diterima oleh petani dan efisiensi pemasaran komoditi bawang merah
Lembah Paludi Desa Wombo Kalonggo, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala.Penelitian
ini dilaksanakan di Desa Wombo Kalanggo, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten
Donggala.Mengambil 30 responden dari 96 petani dengan menggunakan metode sampel acak
sederhana (Simple Random Sampling).Selain itu untuk menentukan responden pedagang digunakan
metode penjajakan responden (Tracing Sampling Method).Berdasarkan Hasil Penelitian terdapat
dua bentuk saluran pemasaran yang ada di Desa Wombo Kalonggo, yaitu saluran I : Petani -
pedagang pengumpul -pedagang pengecer - konsumen.Saluran II : Petani - pedagang pengecer -
konsumen. Margin pemasaran bawang merah Lembah Paluyang diperoleh untuk saluran pertama
Rp. 4.000,00 dan total margin pemasaran bawang merah LembahPalu yang diperoleh untuk saluran
kedua yaitu sebesar Rp. 3.000,00. Bagian harga yang diterima petani pada saluran pertama sebesar
4,33%. Bagian harga yang diterima petani pada saluran kedua sebesar 3,62%. Nilai efisiensi
pemasaran saluran I sebesar 4,33% dan untuk saluran II sebesar 3,62%. Dari kedua nilai efisiensi
pada saluran I dan II yang paling efisiensi adalah saluran II.

Kata kunci :Bawang merah Lembah Palu, efisiensi, margin, pemasaran.

638
PENDAHULUAN Palu,dengan luas panen yang dimiliki seluas
88 Ha, mampu menghasilkan produksi
Pertanianadalahmotor penggerak bagi sebanyak 413 Ton.
sektor-sektor lain sehingga dapat Kabupaten Donggala terdiri dari 16
menunjang tujuan pembangunan pertanian, Kecamatannamun hanya dua diantaranya
taraf hidup petani, memperluas lapangan yang merupakan Kecamatan penghasil
kerja, kesempatan usaha dalam mendorong bawang merah Lembah Paluyaitu
pembangunan perekonomian, pertumbuhan Kecamatan Labuan, dan
dinamika ekonomi pedesaan yang pada Tanantovea.KecamatanTanantovea,
gilirannya akan memberikan peluang mempunyai areal luas panen tanaman
mensejahterakan kehidupan masyarakat bawang merah Lembah Paluseluas 69 Ha,
secara lebih banyak khususnya di daerah dengan produksi 304 Ton pada tahun
pedesaan (Rahardi, dkk, 2004).Subsektor 2012.Luas panen, produksi dan
tanaman pangan merupakan subsektor produktivitasbawang merah Lembah
pendukung utama sektor pertanian setelah Palumenurut Kecamatan di Kabupaten
subsektor perkebunan (Yantu, dkk, Donggala, dapat dilihatpada Tabel 2 sebagai
2008).Bawang merah Lembah Paluadalah berikut.
salah satu komoditas sayuran rempah Tabel 2. Luas Panen, Produksi dan
unggulan yang biasa digunakan sebagai
Produktivitas Bawang Merah
bumbu penyedap masakan, bahan baku
industri makanan, obat-obatan dan disukai Lembah PaluMenurut Kecamatan
karena aroma dan cita rasanya yang khas di Kabupaten Donggala, 2012.
(Limbongan & Maskar,2003). No. Kecamatn Luas Produksi Produktivitas
Kabupaten Donggala merupakan panen (Ton) (Ton/Ha)
(Ha)
salah satu wilayah di Sulawesi Tengah yang 1. Labuan 19 109 5,73
mempunyai areal luas panen tanaman 2. Tanantovea 69 304 4,40
bawang merah Lembah Palu seluas 88 Ha Jumlah 88 413
dengan produksi 413 Ton pada tahun Rata-rata 44 206,5 4,69
2012.Luas panen, produksi dan Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan, dan
produktivitas bawang merah Lembah Palu Kesehatan Hewan Kab. Donggala. 2013
di Sulawesi Tengah dapat dilihat pada Tabel Tabel 2. menunjukkan bahwa
1. Kecamatan Tanantovea merupakan salah
Tabel 1. Luas Panen,Produksi dan satu wilayah penghasil bawang merah
Produktivitas Bawang Merah lembah palu, dengan luas panen yang
Lembah Paludi Sulawesi Tengah, dimiliki seluas 69 ha, mampu menghasilkan
Tahun 2012. produksi 304 Ton, hal ini terlihat cukup
Luas besar bila dibandingkan dengan Kecamatan
Kabupaten/ Produksi Produktivitas Labuan yang hanya menghasilkan 109 Ton
No Panen
Kota (Ton) (Ton/Ha)
(Ha) produksi, selain itu pula potensi yang
5 Donggala 88 413 4,69 dimiliki Kecamatan Tanantovea termasuk
10 Sigi 892 3.363 3,76
cocok untuk membudidayakan tanaman
11 Palu 283 1.500 5,30
bawang merah lembah palu.
Jumlah 1.263 5.276 -
Perkembangan luas panen, produksi
Rata-rata 421 1.757 4,17
Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Tengah, tahun 2013.
dan produktivitas tanaman bawang merah
Tabel1.menunjukkan bahwa Lembah Palu di Kecamatan Tanantovea
Kabupaten Donggala merupakan salah satu menurut Desa terlihat pada Tabel 3.Sebagai
wilayah penghasil Bawang merah Lembah berikut :

639
Tabel 3. Luas Panen Produksi, dan Produktivitas Tanaman Bawang Merah Lembah Paludi
Kecamatan Tanantovea Menurut Desa, 2012.
Luas
Produksi Produktivitas
No Desa Panen
(Ton) (Ton/Ha)
(Ha)
Wombo
1. 24 136 5,66
Kalonggo
2. Wombo Induk 16 102 6,37
Wombo
3. 12 37 3,08
Mpanau
4. Upabomba 7 6 1,16
5. Guntarano 10 23 2,30
Jumlah 69 304 -
Rata-rata 13,8 60,8 4,40
Sumber : Balai Penyuluhan Pertanian
Kecamatan Tanantovea, Tahun 2013. Wombo Kalonggo, untuk meminimalisir
Tabel 3. menunjukkan bahwa Desa terjadinya selisih harga jual yang tinggi,
Wombo Kalonggo, merupakan penghasil petani harus lebih teliti dalam melihat
bawang merah Lembah Palu terbesar dari situasi harga pasar, agar dapat
kelima Desa lainnya, yang ada di menyesuaikan harga jual dengan pedagang.
Kecamatan Tanantovea. Hal ini terlihat dari Tingginya selisih harga pemasaran,
luas panen 24 Ha, mampu menghasilkan disebabkan oleh perbedaan harga yang
produksi136 Ton. Meskipun jumlah cukup besar antara harga yang dibayarkan
produksi bawang merah Lembah Paluyang oleh pedagang dengan harga yang diterima
dihasilkan lebih tinggi dari Desa lainnya petani dengan mengetahui situasi harga
namun tidak menjamin memberikan pasar petani dapat menyesuaikan proses
pendapatan yang tinggi pula bagi petani di penjualan hasil produksinya sehingga
Desa Wombo Kalonggo.Proses penjualan memperoleh hasil yang lebih efisien dan
hasil produksi bawang merah Lembah Palu, menguntungkan.
Pemasaran bawang merah Lembah
petani tidak dapat menetukan harga jual Palu oleh petani di Desa Wombo Kalonggo,
yang sesuai dengan keinginan mereka.Hal di jual dalam bentuk bembengan dimana
ini disebabkan karena yang menentukan setiap bembengannya memiliki berat rata-
harga jual hasil produksi adalah pedagang rata25 Kg, dengan harga jual Rp. 375.000,
yang mendatangi langsung ketempat perbembengnya. Dengan demikian masalah
produksi dengan membeli hasil produksi ini sekiranya dapat diminimalisir
untukmemperoleh pemasaran yang lebih
petani dalam jumlah yang cukup besar, baik dan lebih efisien, penelitian ini
sehingga petani hanya dapat menjual hasil bertujuan untukmengetahui bentuk saluran
produksi bawang merah Lembah Palu dan besarnya margin pemasaran komoditi
berdasarkan harga yang telah ditentukan bawang merah Lembah Palu di Desa
oleh pedagang. Wombo Kalonggo, Kecamatan Tanantovea,
Proses pemasaran bawang merah Kabupaten Donggala, serta
untukmengetahui bagian harga yang
Lembah Palu di Desa Wombo Kalonggo diterima oleh petani serta tingkat efisiensi
memiliki saluran yang dilalui dalam proses pemasaran komoditi bawang merah
pemasaran hasil produksi bawang merah LembahPalu di Desa Wombo Kalonggo,
Lembah Palu, hingga akhirnya sampai Kecamatan Tanantovea, Kabupaten
kepada konsumen akhir, dalam hal ini Donggala.
dimana terdapat pihak atau lembaga tertentu
yang mengambil bagian dalam proses METODE PENELITIAN
penyaluran hasil produksi komoditi bawang Tempat dan Waktu
merah Lembah Palu yang ada di Desa
640
Penelitiandilaksanakan di Desa Analisis Data
Wombo Kalonggo,Kecamatan Untuk mengetahui tujuan dari
Tanantovea,Kabupaten penelitian ini digunakan rumus antara lain:
Donggala.Penentuan lokasi ditentukan 1) Untuk menghitung margin pemasaran
secara sengaja (purposive).Pemilihan Desa
Wombo Kalonggosebagai lokasi penelitian analisis yang digunakan adalah,
berdasarkan data dari Balai analisis yang mengacu pada besarnya
PenyuluhanPertanianKecamatanTanantovea margin pemasaran, dihitung dengan
2013, menunjukkan bahwa, Desa Wombo meggunakan rumus Ratya
Kalonggo mempunyai luas panen sebesar Anindita(2004) sebagai berikut :
24Ha,dengan pertimbangan bahwa Desa M = Hp - Hb
Wombo Kalonggomerupakan daerah sentral Keterangan :
penghasil bawang merah Lembah Palu M = Margin Pemasaran
terbesar di Kecamatan
Tanantovea,Kabupaten Donggala, Hp = Harga Penjualan
ditunjukkan berdasarkan pada Tabel 3, Hb = Harga Pembelian
tahun 2013. Penelitiandilaksanakan dari 2) Menghitung margin total pemasaran
bulan Agustus sampai dengan bulan (MT) dari semua kelembagaan
Oktober 2014. pemasaran yang terlibat dalam
pemasaran komoditi bawang merah
Penentuan Responden Lembah Palu, dapat dihitung dengan
Penentuan responden dalam penelitian rumus sebagai berikut Ratya Anindita
ini menggunakan metode acak sederhana (2004):
(Simple random sampling method). Jumlah MT = M1 + M2 + M3 +… + Mn
responden yang diambil sebagai sampel Keterangan :
pada penelitian ini yaitu sebanyak 30 MT = Margin total Tataniaga
responden petani bawang merah Lembah M1 = Lembaga Pemasaran 1
Palu dari total populasi sebanyak 96 petani M2 = Lembaga Pemasaran 2
bawang merah Lembah Palu, dengan M3 = Lembaga Pemasaran 3
pertimbangan bahwa 30 responden petani Mn = Margin pemasaran lainnya
bawang merah Lembah Palu tersebut dapat 3) Analisis efisiensi digunakan untuk
mewakili populasi yang mengusahakan mengetahui hasil perhitungan
tanaman bawang merah Lembah Palu yang pemasaran bawang merah Lembah
ada di Desa Wombo Kalonggo.Penentuan Palu dari produsen ke pedagang
responden pedagang digunakan cara pengumpul atau dari pedagang
penjajakan (Tracing sampling) dimana pengecerke konsumen yang ada di
pedagang pengumpul sebanyak 2 orang dan Desa Wombo Kalonggo, Kecamatan
pedagang pengecer sebanyak 2 orang. Jadi, Tanantovea, Kabupaten Donggala.
jumlah responden secara keseluruhan Digunakan rumus perhitungan
sebanyak 34 responden. efisiensi pemasaran, Shepherd dalam
Metode Pengumpulan Data Soekartawi (2002) :
Data yang dikumpulkan dalam Eps = (TB/TNP) x 100%
penelitian ini adalah terdiri dari data primer Keterangan :
dan data sekunder.Data primer diperoleh Eps =Efisiensi Pemasaran (%)
dengan melakukan wawancara langsung TB = Total Biaya Pemasaran (Rp)
dengan petani sebagai responden dengan TNP =Total Nilai Produk yang
menggunakandaftar pertanyaan dipasarkan (Rp)
(Questionaire).Sedangkan data sekunder Makin tinggi ET makin efektif pasar
merupakan data yang diperoleh dari makin efisien pemasaran.
literatur-literatur dan instansi terkait.
HASIL DAN PEMBAHASAN

641
Saluran Pemasaran Bawang Merah Lembah membeli komoditi bawang merah
Palu.Umumnya penyaluran barang dari Lembah Palu langsung dari petani.
produsen ke konsumen akhir melalui Berikut ini jumlah nilai margin yang
lembaga pemasaran yang saling diperoleh pada saluran Kedua, yaitu :
berkaitan.Lembaga pemasaran mutlak Pedagang pengecer, Nilai margin total yang
diperlukan untuk membantu petani dalam diperoleh sebesar Rp. 3.000/Kg, dari hasil
menyalurkan hasil panen sampai ke
pengurangan harga jual ditingkat petani
konsumen.Hal ini juga dijumpai pada
pemasaran bawang merah Lembah Palu kepada pedagang pengecer yaitu sebesar
yang dihasilkan oleh petani di Desa Wombo Rp. 15.500/Kg dikurangi dengan harga jual
Kalonggo yang mana konsumen akhirnya pedagang pengecer ke konsumen sebesar
berada di Kota Palu dan sekitarnya. Rp 18.500/Kg.
Berdasarkan penelitian yang telah
Pemasaran Bawang Merah Lembah Palu.
dilakukan di Desa Wombo Kalonggo, Sistem pemasaran produk komoditi bawang
terdapat II (dua) saluran pemasaran bawang merah Lembah Palu seringkali dikatakan
merah Lembah Palu yaitu sebagai berikut : merupakan bagian yang lemah di dalam
1. Petani PedagangPengumpul mata rantai pemasaran hal ini disebabkan
Pedagang Pengecer Konsumen karena sifat produk yang mudah rusak atau
2. Petani Pedagang Pengecer busuk, sehingga pemasaran produk tersebut
Konsumen masih tergolong rendah. Oleh sebab itu,
Margin dan Bagian Harga perlu adanya pengolahan lebih lanjutagar
Pemasaran.Berikut ini nilai margin yang dapat meningkatkan nilai tambah dalam hal
diperoleh pada saluran pertama sebagai ini bawang merah Lembah Palu dapat
berikut : diolah menjadi olahan bawang goreng yang
a) Pedagang Pengumpul dapatbertahan dengan penyimpanan waktu
Diperoleh nilai margin sebesar Rp. yang cukup lamaagar kemungkinan atau
2000/Kg dari hasil pengurangan antara peluang untuk pemasarannya masih akan
harga jual ditingkat petani yaitu terus berlanjut.
sebesar Rp. 15.000/Kg dikurangi Melihat pada seluruh rangkaian
dengan harga jual pedagang proses pemasaran bawang merah Lembah
pengumpul ke pengecer yaitu sebesar Palu yang telah dijelaskan mulai dari awal
Rp. 17.000/Kg hingga akhir proses pemasaran kepada
b) Pedagang Pengecer konsumen dapat diketahui nilai tingkat
Diperoleh nilai margin sebesar Rp. efisiensi pada masing-masing saluran
2000/Kg dari hasil pengurangan antara pemasaran, terlihat pada Tabel 4.
harga jual pedagang pengumpul Rp. Tabel4. Efisiensi Pemasaran Tiap-tiap
17.000/Kg dikurangi dengan harga jual Saluran Pemasaran yang
ke konsumen Rp. 19.000/Kg. Jumlah Terlibat dalam Pemasaran
total margin keseluruhan yang BawangMerah Lembah Palu di
diperoleh dari pedagang pengumpul Desa Wombo Kalonggo, 2014.
dan pengecer sebesar Rp. No Saluran TB TNP Efisiens
4000/Kg.Margin pemasaran tersebut Pemasaran (Rp) (Rp) i
diharapkan dapat memberikan (%)
keuntungan yang proposional bagi 1 Pertama 9.785.000 225.740. 4,33%
para petani dan kelembagaan yang 000
terkait dalam pemasaran bawang merah 2 Kedua 3.510.000 96.840.5 3,62%
Lembah Palu. Margin total pemasaran 00
pada saluran Kedua relatif lebih
kecilkarena pedagang pengecer Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014.

642
Pemasaran yang efisien apabila pertama,karena saluran kedua aliran
biaya pemasaran lebih rendah dari pada pemasarannyalebihpendek jika
dibandingkan saluran pertama.
nilai produk yang dipasarkan, semakin
3. Nilai efisiensi pemasaran saluran
rendah biaya pemasaran dari nilai produk pertama 4,33% dan untuk saluran
yang dipasarkan semakin efisien saluran kedua 3,62 %,saluran yang lebih
pemasaran dari produk tersebut. efisien adalah saluran kedua.

KESIMPULAN DAN SARAN Saran


Melalui penelitian ini,disarankan pula
Kesimpulan kepada petani agar pada kondisi yang sama
Berdasarkan hasil penelitian yang untuk menyalurkan hasil panennya
telah diuraikan pada pembahasan maka menggunakan saluran kedua (dari petani,
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : disalurkan ke pedagang pengecer
1. Ada dua bentuk saluran pemasaran selanjutnya ke konsumen), karena pada
komoditi Bawang merah Lembah saluran ini lebih efisien dibandingkan
Palu yang terdapat di Desa Wombo saluran pertama (dari petani ke pedagang
Kalonggo yaitu: saluran pertama, pengumpul selanjutnya disalurkan ke
Petani menjual bawang merah pedagang pengecer sampai ke konsumen).
Lembah Palu kepada pedagang
pengumpul, kemudian dari pedagang DAFTAR PUSTAKA
pengumpul dilanjutkan penjualan ke
Limbongan dan Maskar. 2003. Potensi
pedagang pengecer yang ada di pasar Pengembangan dan Ketersediaan
Tawaeli kemudian meneruskan ke Teknologi Bawang merah Lembah Palu di
konsumen akhir yang ada di Kota Sulawesi Tengah. Jurnal Litbang
Palu dan sekitarnya. Saluran Pertanian.Vol 22. (3) Hal 1.
Kedua,Petani menjual produksinya ke
Ratya Anindita. 2004. Pemasaran Hasil Pertanian.
pedagang pengecer tanpa melalui Papyrus. Surabaya.
pedagang pengumpul, kemudian
pedagang pengecer menjual bawang Rahardi, RoniPalungkum, AsianiBudiarti. 2004.
merah Lembah Palu langsung ke AgribisnisTanamanSayuran.PenebarSwad
konsumen akhir yang ada di pasar aya. Jakarta.
Tawaeli dan di sekitar Kota Palu. Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi
2. Margin pemasaran bawang merah Pertanian. PT. Rajagrafindo Persada.
Lembah Palu yang diperoleh untuk Jakarta.
saluran pertama, yaitu Rp 4.000 dan
margin pemasaran bawang merah Yantu, M.R., Sisfahyuni, LudindanTaufik.2008.
Lembah Palu yang diperoleh untuk KomposisiIndustriSubsektor-Subsektor
saluran kedua yaitu Rp 3.000. Margin DiKelembagaanSektorPertanian Sulawesi
pada saluran kedua lebih kecil Tengah. Jurnal Agroland.Vol. 15. (4) Hal
dibanding pada saluran 1

643

Você também pode gostar