1. Pengertian Anak Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun) usia bermain/toddler (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah (5-11 tahun) hingga remaja (11-18 tahun). Rentang ini berada antara anak satu dengan yang lain mengingat latar belakang anak berbeda. Pada anak terdapat rentang perubahan pertumbuhan dan perkembangan yaitu rentang cepat dan lambat. Dalam proses perkembangan anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola koping dan perilaku sosial. Ciri fisik adalah semua anak tidak mungkin pertumbuhan fisik yang sama akan tetapi mempunyai perbedaan dan pertumbuhannya. Demikian juga halnya perkembangan kognitif juga mengalami perkembangan yang tidak sama. Adakalanya anak dengan perkembangan kognitif yang lambat. Hal tersebut juga dapat dipengaruhi oleh latar belakang anak. Perkembangan konsep diri ini sudah ada sejak bayi, akan tetapi belum terbentuk secara sempurna dan akan mengalami perkembangan seiring dengan pertambahan usia pada anak. Demikian juga pola koping yang dimiliki anak hampir sama dengan konsep diri yang dimiliki anak. Bahwa pola koping pada anak juga sudah terbentuk mulai bayi, hal ini dapat kita lihat pada saat bayi menangis. Salah satu pola koping yang dimiliki anak adalah menangis seperti bagaimanana anak lapar, tidak sesuai dengan keinginannya, dan lain sebagainya. Kemudian perilaku sosial pada anak juga mengalami perkembangan yang terbentuk mulai bayi. Pada masa bayi perilaku sosial pada anak sudah dapat dilihat seperti bagaimana anak mau diajak orang lain, dengan orang banyak dengan menunjukkan keceriaan. Hal tersebut sudah mulai menunjukkan terbentuknya perilaku sosial yang seiring dengan perkembangan usia. Perubahan perilaku sosial juga dapat berubah sesuai dengan lingkungan yang ada, seperti bagaimana anak sudah mau bermain dengan kelompoknya yaitu anak-anak (Hidayat, 2005). Anak adalah seseorang yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan. Anak merupakan individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan lingkungan, artinya membutuhkan lingkungan yang dapat memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan dasarnya dan untuk belajar mandiri (Supartini, 2012).
2. Konsep tumbuh kembang Anak
Istilah tumbuh kembang mencakup dua peristiwa yang berbeda sifatnya. Namun, peristiwa itu saling berkaitan dan sulit untuk dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan (Soetjiningsih, 2005). Pertumbuhan (growth), merupakan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang dapat diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilo). Ukuran panjang dengan cm atau meter, umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih komplek dalam pola yang teratur sebagai hasil dari proses pematangan. 1. Teori terkait tumbuh kembang a. Freud (1856-1929) Menurut Freud, memperkenalkan sejumlah konsep-konsep tentang pikiran alam bawah sadar, mekanisme pertahanan diri, serta ide, ego, dan superego. Berdasarkan teori perkembangan psikoseksual Freud, kepribadian berkembang dalam lima tahap yang tumbang tindih dari lahir hingga dewasa. Lokasi penekanan libido dari satu tahap perkembangan ketahap perkembangan lain. Oleh sebab itu, area tubuh tertentu memiliki kemaknaan khusus bagi individu ditahap tertentu. Jika individu tidak mencapai perkembangan yang memuaskan pada satu tahap, kepribadian akan terfiksasi pada tahap tersebut. Fiksasi adalah imobilisasi atau ketidakmampuan kepribadian untuk beralih ketahap berikutnya yang disebabkan oleh kecemasan. b. Erick H. Erickson (1963) Kehidupan sebagai rangkaian tingkat pencapaian. Setiap tahap mengindikasikan tugas yang harus diselesaikan. Tugas dapat diselesaikan seluruhnya, sebagaian, atau malah gagal diselesaikan. Erickson menekankan bahwa manusia harus berubah dan menyesuaikan perilaku mereka guna mempertahankan kontrol terhadap hidup mereka. Dalam perkembangannya, tidak ada satu pun tahap didalam perkembangan kepribadian yang dapat dilewatkan, tetapi dalam kondisi cemas atau stres, individu dapat terfiksasi pada tahap perkembangannya tertentu atau mundur ketahap perkembangan sebelumnya. c. Piaget (1952) Perkembangan kognitif merujuk pada cara manusia dalam belajar berpikir, menalar, dan menggunakan bahasa. Perkembangan tersebut melibatkan kecerdasan, kemampuan persepsi, dan kemampuan memproses informasi yang dimiliki oleh individu. Perkembangan kognitif menggambarkan peningkatan kemampuan mental dari pikiran yang tidak logis menjadi pemikir logis, dari pemecahan masalah sederhana menjadi pemecahan masalah komplek, dan dari pemahaman ide konkrit menjadi pemahaman konsep abstrak.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang Anak
Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang menurut Rohmah (2009) secara umum ada 2 faktor yang mempengaruhi diantaranya adalah herediter dan faktor lingkungan. 1. Faktor herediter Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil hasil proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku atau bangsa. 2. Posisi anak pada keluarga Posisi anak sebagai anak tunggal, anak sulung, anak tengah, anak bungsu akan mempengaruhi pola anak tersebut diasuh dan dididik dalam keluarga. Anak tunggal tidak mempunyai teman bicara atau beraktivitas kecuali dengan orang tuanya. Oleh karena itu, kemampuan intelektual anak tunggal anak akan dapat lebih cepat berkembang dan mengembangkan harga diri yang positif karena terus-menerus berinteraksi dengan orang dewasa, yaitu orang tuanya dan mendapat stimulasi secara psikososial. Akan tetapi, mereka akan lebih bergantung dan kurang mandiri. Perkembangan motorik lebih lambat karena tidak ada stimulasi untuk melakukan aktivitas fisik yang biasanya dilakukan oleh saudara kandungnya. 3. Faktor lingkungan Menurut Putra, dkk (2014), terdapat faktor lingkungan internal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, adalah sebagai berikut : a. Intelegensi Kecerdasan anak dimiliki sejak ia dilahirkan. Anak yang dilahirkan dengan tingkat kecerdasan yang rendah tidak akan mencapai prestasi yang cemerlang walaupun stimulus yang diberikan lingkungan demikian tinggi. Sementara anak yang dilahirkan dengan tingkat kecerdasan tinggi dapat didorong oleh stimulus lingkungan untuk berprestasi secara cemerlang. b. Hormon Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap tumbuh 2 kembang antara lain : growth hormone, tiroid, hormone seks, insulin, IGFs (Insulin Like Growth Factors), dan hormon yang dihasilkan kelenjar adrenal. c. Emosi Pendidikan dalam keluarga sangat berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Sebagian besar waktu anak dihabiskan dalam keluarga, apa yang anak rasakan dan apa yang anak lihat akan menjadi model yang dapat ia tiru dalam berperilaku sehari-hari. Cara anak berinteraksi dalam anak akan mempengaruhi anak berinteraksi di luar rumah. Hubungan yang hangat dengan ayah, ibu, saudara akan berpengaruh terhadap hubungan dengan teman sebaya. Apabila kebutuhan emosi anak tidak terpenuhi dalam tahap perkembangannya akan berpengaruh pada perkembangan selanjutnya. Putra, dkk (2014), terdapat juga faktor lingkungan eksternal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, adalah sebagai berikut : a. Budaya lingkungan (mempengaruhi tingkah laku dan pola pemeliharaan anak). b. Nutrisi baik kuantitas maupun kualitas. c. Penyimpangan dari keadaan sehat (sakit atau kecelakaan). d. Olahraga (mempengaruhi sirkulasi dan menstimulasi perkembangan otak). e. Urutan posisi anak dalam keluarga. f. Status sosial dan ekonomi keluarga. g. Iklim atau cuaca.
4. Periode perkembangan Anak
NO PERIODE SUB PERIODE WAKTU 1 Pranatal a. Embrio Konsepsi-8 minggu b. Fetus Fetus muda (8-28 minggu) Fetus tua (28 minggu- lahir) 2 Post natal a. Lahir-28 minggu b. 1-12 bulan 3 Awal masa anak a. Neonatal a. 1-3 tahun b. Bayi b. 3-6 tahun 4 Pertengahan a. Toddler 6-12 tahun masa anak b. Pra sekolah 5 Akhir masa anak Usia sekolah a. Perempuan 10-11 tahun a. Pubertas b. Laki-laki 12-13 tahun a. Perempuan 13-18 tahun b. Laki-laki 14-19 tahun a. Rata-rata 12-17 tahun b. Adolesent 5. Arah Pertumbuhan dan perkembangan 1. Directional Trend a. Cephalocaudal/head to toe (mengangkat kepala dulu kemudian dada dan diakhiri ekstremitas bagian bawah). Kemudian dada dan di akhiri ekstremitas bagian bawah). b. Proximodistall from the center outward (menggerakkan anggota gerak yang paling dekat dengan jantung pusat tubuh kemudian pada anggota yang jauh, contohnya menggerakkan bahu dulu baru jari- jari). c. Mass to spesifik/simple to complex (dari kemampuan yang sederhana dulu baru kemampuan yang kompleks, contoh melambaikan tangan dulu baru memainkan jari).