Você está na página 1de 4

Judul “Using Peer Led Health Education Intervention to improve In-School Adolescents’

Cigarette Smoking Related Knowledge, Attitude and Behaviour in a North West


Nigeria State”
“Menggunakan Intervensi Peer Led Health Education untuk meningkatkan
Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Remaja yang Merokok di Sekolah Remaja di
sebuah Sekolah Negara Nigeria bagian barat laut”
Peneliti Mansur Raji, Isa Abubakar, Mansur Oche, Aminu Kaoje, Balarabe Isah

Tujuan Untuk mengetahui efektivitas pemberian intervensi Peer Led Health Education atau
pendidikan kesehatan oleh teman sebaya terhadap perilaku merokok remaja Sekolah
Menengah Atas
Partisipan Dari seluruh populasi yang terdiri dari 15.702 Siswa Sekolah Menengah Atas (usia
10-19 tahun), dipilih 114 siswa yang terdiri dari siswa sekolah negeri, swasta dan
home school di 4 daerah pemerintah metropolitan di sokoto, nigeria bagian barat
laut.
Lokasi dan Penelitian antara bulan Februari dan Juli 2012 di 4 daerah pemerintah metropolitan
di sokoto, nigeria bagian barat laut. 4 daerah itu yaitu Sokoto utara, Sokoto selatan,
waktu
Wammako and Dange-Shuni. Diterbitkan pada 2014.

Desain Studi Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimental yang membandingkan
kelompok studi dan kontrol (dengan pengumpulan data pra dan pasca intervensi).
Metode - Dari 114 Siswa Sekolah menengah Atas dibagi kedalam 2 kelompok yaitu
kelompok kontrol dan kelompok intervensi
- Kemudian dilakukan tes menggunakan kuesioner modifikasi dari kuesioner
global youth tobacco survey tentang self-administered yang terdiri dari 44
pertanyaan kepada kedua kelompok
- Kuesioner ini terdiri dari 4 bagian yang mencari informasi karakteristik
demografi responden (misalnya usia, jenis kelamin, etnisitas dll), terkait rokok
pengetahuan (misal pengetahuan yang dikaitkan dengan dampak merokok),
sikap (misal sikap terhadap membiarkan perokok merokok di depan umum dll)
dan perilaku (misal responden membeli dan merokok dalam 30 hari sebelum
survei)
- Pengambilan data dan intervensi dilakukan di semua sekolah pada hari terpisah.
Intervensi terdiri dari 2 sesi pendidikan kesehatan yang diberikan kepada
responden di kelompok intervensi saja
- Kuesioner diberikan kepada responden sebelum dan sesudah teman sebayanya
memberikan pendidikan kesehatan yang didampingi oleh asisten terlatih.
- Kelompok intervensi diberikan 2 bentuk intervensi perilaku merokok yaitu
pengajaran diktatis dan pemutaran video.
- Pengajaran didaktis bertujuan untuk berusaha memperbaiki pengetahuan
responden, memberikan sikap dan perilaku positif berkenaan dengan merokok.
Dan pemutaran video berdurasi 18 menit, yang mendramatisir efek berbahaya
dari merokok. Setelah pemutaran video, dilakukan diskusi interaktif (tanya
jawab) dengan seluruh responden.
- Peserta kelompok intervensi juga ditugaskan membuat poster atau tulisan tangan
untuk memperkuat pesan pendidikan kesehatan yang diberikan.
- Setiap sesi berlangsung sekitar 60 menit dan diulang lagi 4 minggu setelah
intervensi pendidikan kesehatan pertama.
- Pengumpulan data pasca intervensi diperoleh 3 bulan setelah intervensi
pendidikan kesehatan kedua.
- Kemudian data skor pra-intervensi dan skor pasca intervensi dimasukkan dan
dianalisis menggunakan software statistik SPSS versi 17.
- Paired t-test digunakan untuk menentukan hubungan nilai pengetahuan dari
responden antara pra dan pasca- Intervensi
- McNemar Chi square test digunakan untuk menentukan signifikansi perbedaan
statistik tahap pra dan pasca intervensi dari penelitian
- Semua uji statistik dilakukan dengan menggunakan 2 tailed tests dengan alpha
set at 0.05

Hasil 1. Sebagian besar responden dalam kelompok studi dan kontrol berada
pada rentang usia 17-19 tahun.
2. Pada kelompok studi, rata-rata skor pengetahuan responden meningkat
dari 61,24 sebelum intervensi menjadi 92,31 setelah intervensi,
3. Kedua kelompok mengetahui bahwa merokok dikaitkan dengan
penyakit paru-paru maupun penyakit jantung.
4. Pada kelompok studi, mayoritas responden merasa bahwa rokok tidak
boleh dijual kepada orang-orang yang berusia kurang dari 18 tahun
5. Responden juga merasa bahwa orang tidak diperbolehkan merokok di
tempat umum.
6. kelompok studi melaporkan bahwa mereka akan meninggalkan tempat
dimana rokok dihisap .
7. Pembelian rokok pada bulan sebelum inetrvensi juga menurun menjadi
lebi sedikit setelah intervensi
8. proporsi responden yang merasa bahwa orang yang merokok tidak
memiliki teman lebih banyak daripada mereka yang tidak merokok
9. Pada intervensi pasca ada lebih sedikit responden di kelompok studi
yang melaporkan merokok.
Kelebihan Intervensi yang dilakukan oleh teman sebaya terbukti efektif dalam meningkatkan
pengetahuan, sikap, dan perilaku terkair merokok

Kekurangan - Tidak adanya program yang berkelanjutan pasca intervensi

Kesimpulan Intervensi pendidikan kesehatan yang dipimpin oleh rekan sebaya terbukti efektif
dalam meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku terkair merokok. Program
pendidikan kesehatan yang berkelanjutan harus dibentuk untuk memperbaiki
pengetahuan, perilaku dan perilaku merokok remaja di sekolah remaja

Você também pode gostar