Você está na página 1de 1

BAB I

PENDAHULUAN

Setiap siswa mempunyai masalah yang sangat variatif. Permasalahan yang dihadapi siswa dapat
dapatbersifat pribadi, sosial, belajar, atau karier. Oleh karena keterbatasan kematangan siswa
dalam mengenali dan memahami hambatan dan permasalahan yang dihadapi siswa, maka
konselor sebagai pihak yang berkompeten perlu memberikan intervensi. Apabila siswa tidak
mendapatkan intervensi, siswa mendapatkan permasalahan yang cukup berat untuk
dipecahkan.Konselor sekolah senantiasa diharapkan untuk mengetahui keadaan dan kondisi
siswanya secara mendalam serta membantu siswa untuk mengatasi permasalahan dan hambatan
dalam perkembangannya. Sebelum melakukan proses konseling, sebaiknya konselor mengetahui
kondisi dan keadaan siswa. Konseling baru dapat diberikan dengan baik apabila data mengenai
individu yang akan di konseling sudah diperoleh. Ada banyak metode dan pendekatan yang
dapat digunakan, salah satu metode yang dapat digunakan yaitu studi kasus (Case Study).
Metode ini merupakan integrasi dari data yang diperoleh dengan metode-metode lain. Dengan
metode studi kasus ini pembimbing bisa mendapatkan tinjauan yang mendalam. Studi kasus akan
mempermudah konselor sekolah untuk membantu memahami kondisi siswa seobyektif mungkin
dan sangat mendalam. Membedah permasalahan dan hambatan yang dialami siswa sampai ke
akar permasalahan, dan akhirnya konselor dapat menentukan skala prioritas penanganan dan
pemecahan masalah bagi siswa tersebut.

Você também pode gostar