Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Landasan Teori
Dinding aorta yang mengalami aneurisma lebih lemah daripada dinding aorta
yang normal. Oleh karena itu, karena tekanan yang begitu besar dari darah
menyebabkan dinding aorta menjadi melebar.
1. Fusiform aortic aneurysm : bentuknya lebih baik, dilatasinya simetris pada sekeliling
dinding aorta, dan bentuknya lebih sering ditemukan.
2. Saccular aortic aneurysm : berbentuk seperti kantong yang menonjol keluar dan
berhubungan dengan dinding aorta melalui leher yang sempit.
1. Abdominal aortic aneurysm (AAA) : lokasinya pada aorta abdominalis, biasanya mulai
dari bawah arteri renalis dan meluas ke bifurkasio aorta, kadang-kadang melibatkan
arteri iliaka. Aneurisma ini jarang meluas ke atas arteri renalis untuk melibatkan
cabang-cabang viseral mayor aorta.
2. Thoracic aortic aneurysm (AAT) : lokasinya pada aorta toraks, bagian-bagian yang
mengalami pelebaran biasanya pada ascending aorta di atap katup aorta, aortic arch,
dan descending thoracic aorta di luar arteri subklavia kiri.
Epidemiologi
Thoracic aortic aneurysm lebih jarang terjadi daripada aneurisma pada aorta
abdominalis. Aneurisma ini lebih sering terjadi pada laki-laki daripada wanita (5:1) dan
jarang terjadi pada pasien yang umurnya kurang dari 50 tahun. Biasanya aorta
desendens paling sering terserang.
Etiologi
Selain itu thoracic aortic aneurysm juga disebabkan oleh congenital defect pada
dinding aorta, hipertensi, merokok, infeksi, dan trauma dada. Trauma dada biasanya
pada kecelakaan kendaraan bermotor, dapat menyebabkan ruptur tunika intima dan
media aorta desendens pada ligamentum arteriosus. Ligamentum arteriosus mengikat
aorta pada suatu titik tertentu, sehingga pada saat laju kendaraan berhenti mendadak,
struktur-struktur dalam toraks masih bergerak ke depan, sedangkan aorta yang diikat
oleh ligamentum arteriosus tetap pada tempatnya, hal ini dapat menyebabkan
terjadinya robekan pada tunika-tunika pembuluh darah. Akibatnya, tipe cedera ini
dikenal sebagai trauma karena perlambatan. Tunika adventisia dapat tetap utuh,
walaupun dapat pula terjadi ruptur atau berkembang menjadi aneurisma palsu.
Penyakit pada arkus biasanya disebabkan oleh aterosklerosis. Nekrosis media kistik
seperti sindroma Marfan, paling berat pada aorta asendens dan sering kali
menyebabkan pembentukan aneurisma.
Gambaran Klinis
Aneurisma torasika harus cukup besar untuk dapat menimbulkan gejala. Oleh
karena itu, aneurisma mungkin baru ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan
radiogram dada. Jika benar-benar timbul gejala, biasanya disebabkan oleh perluasan
dan kompresi pada struktur-struktur yang berdekatan. Kompresi esophagus, walaupun
jarang, dapat menimbulkan gejala disfagia. Kompresi saraf laringeus rekuren
menyebabkan suara serak. Distensi vena di leher serta edema kepala dan lengan dapat
menunjukkan kompresi pada vena kava superior. Nyeri akibat aneurisma torasika
timbul di dada. Aneurisma dapat menyebabkan nyeri akibat erosi pada kolumna
vertebralis dan kompresi pada saraf spinal.
Diagnosis
Untuk mendiagnosis aneurisma ini dapat dilakukan pemeriksaan foto rontgen. Pada
pemeriksaan foto rontgen akan memperlihatkan pelebaran mediastinum, pembesaran
aortic knob, atau tertariknya trakea. Namun pada aneurisma yang kecil khususnya pada
saccular aneurysm, foto rontgen akan sulit memperlihatkan adanya aneurisma.
Penanganan
Masalah yang sering ditemui saat pemasangan stent diantaranya pemasangan yang
tidak mudah. Diperlukan dokter yang kompeten untuk melakukannya. Sering pula stent
sulit diarahkan ke pembuluh darah yang menjadi tujuan karena biasanya pembuluh
darah teroklusi oleh trombus. Pada bebarapa kasus, aorta ditemukan tidak lurus
melainkan berkelok-kelok. Hal itu makin menambah daftar masalah pemasangan stent.
Keuntungan endovaskular stent daripada bedah konvensional yaitu : tidak memerlukan
insisi abdomen, tidak perlu diseksi retroperitoneal, meningkatkan fungsi perioperatif
kardiorespiratorik, mengurangi respon stress metabolik selama operasi, meningkatkan
fungsi ginjal dan gastrointestinal, dan mengurangi waktu rawat inap
Indikasi Pemeriksaan
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada pemeriksaan aortografi
thoracal.
2. Pastikan keadaan pasien dalam kondisi yang mendukung jalannya pemeriksaan.
3. Pasien diposisikan supien diatas meja pemeriksaan dengan sudah memakai baju
pemeriksaan.
4. Tindakan dimulai dengan dokter mencari pembuluh darah arteri yang besar misal
pembuluh darah femoralis.
5. Ketika ditemukan lokasi pembuluh darah arteri yang akan diperiksa, dilakukan
desinfektan dengan betadine atau larutan desinfektan lainnya pada daerah tersebut.
6. Setelah dilakukan desinfektan, lokasi pembuluh darah arteri tersebut di anastesi lokal
menggunakan lidocain sebanyak ± 5 ampul.
7. Setelah di anastesi lokal, introducer seat 5 Fr, dimasukkan ke pembuluh darah
femoralis menggunakan jarum sheldinger 18 Fr.
8. Mix Catheter dimasukkan bersamaan dengan guide wire ke dalam introducer seat
menuju pembuluh darah arteri. Ketika catheter sudah masuk kedalam pembuluh darah
arteri yang diinginkan, lalu guide wire di lepas atau dikeluarkan dari catheter dan
kemudian, media kontras dimasukkan dan tampak media kontras mengisi pembuluh
darah arteri pada pelvis.
9. Apabila media kontras sudah mengisi arteri yang ada pada thoracal maka dilakukan
pengambilan gambar
10. Setelah gambar yang ditampilkan bagus dapat memperlihatkan pembuluh darah arteri
pada thoracal, maka catheter dan introducer seat dicabut.
11. Daerah bekas pemeriksaan diberikan betadine dan di tutup dengan kapas. dan
dikompresi agar darah tidak keluar setelah pemeriksaan paling lama 4 jam setelah
pemeriksaan.
Daftar Pustaka