Você está na página 1de 45

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI KAFEIN DENGAN

INSOMNIA PADA MAHASISWA UNIVERSITAS

PELITA HARAPAN

Ditulis untuk memenuhi persyaratan akademik


guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Strata Satu

Oleh :

NAMA : YORDAN KUSUMA


NPM : 00000015703

JUDUL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
KARAWACI
2018
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TUGAS

AKHIR

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TUGAS AKHIR

Saya mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan

Nama Mahasiswa : Yordan Kusuma

Nomor Pokok Mahasiswa : 00000015703

Jurusan : Pendidikan Dokter

Dengan ini menyatakan bahwa karya tugas akhir yang saya buat dengan judul
“HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI KAFEIN DENGAN INSOMNIA
PADA MAHASISWA UNIVERSITAS PELITA HARAPAN” adalah :

1. Dibuat dan diselesaikan sendiri, dengan menggunakan tinjauan lapangan


dan buku-buku serta jurnal acuan yang tertera di dalam referensi pada karya
tugas akhir saya.
2. Bukan merupakan duplikasi karya tulis yang sudah dipublikasikan atau
yang pernah dipakai untuk mendapatkan gelar sarjana di universitas lain,
kecuali pada sumber informasi dicantumkan dengan cara penulisan
referensi yang semestinya
3. Bukan merupakan karya terjemahan dari kumpulan buku atau jurnal acuan
yang tertera di dalam referensi pada karya tugas akhir saya.

Kalau terbukti saya tidak mematuhi apa yang telah dinyatakan di atas, maka karya
tugas akhir ini batal.

Karawaci, 21 Juli 2018

Yang membuat pernyataan

(Yordan Kusuma)
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING TUGAS AKHIR

JUDUL : HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI KAFEIN DENGAN


INSOMNIA PADA MAHASISWA UNIVERSITAS PELITA
HARAPAN

Nama : Yordan Kusuma

NPM : 00000015703

Fakultas : Kedokteran

Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dalam ujian tugas akhir guna mencapai
gelar Sarjana Kedokteran pada Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan,
Lippo Karawaci, Tangerang

Karawaci, 21 Juli 2018

Menyetujui:

Pembimbing Utama Co-Pembimbing/Supervisor

(Dr. dr. Julius J, Sp.BS, M.Kes, IFAANS) (Veli Sungono, SKM, M.S)

Ketua Program Studi Dekan

(Dr. dr. Allen W, Sp.P, CTTS, FAPSR) (Prof. Dr. Dr. dr. Eka J.W, Sp.BS, Ph.D)
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

PERSETUJUAN DOSEN PENGUJI TUGAS AKHIR

Pada 26 Juli 2018 telah diselenggarakan ujian komprehensif untuk memenui


persyaratan akademik guna mencapai Gelar Sarjana Kedokteran, di Fakultas
Kedokteran, Universitas Pelita Harapan, atas nama:
Nama : Yordan Kusuma
NPM : 00000015703

Tugas Akhir yang berjudul “Hubungan Antara Konsumsi Kafein dengan Insomnia
pada Mahasiswa Universitas Pelita Harapan” oleh tim penguji yang terdiri dari:

Nama Status Tanda tangan

1. Veli Sungono, SKM, M.S Ketua Sidang

2. dr. Michael Lekatompessy, Anggota Penguji


Sp.THT

3. Dr. dr. Julius July, Sp.BS, Sekretaris Sidang


M.Kes, IFAANS

Tangerang, 26 Juli 2018


UNIVERSITAS PELITA HARAPAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Pelita Harapan, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:

Nama : Yordan Kusuma

NIM : 00000015703

Fakultas : Kedokteran

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Pelita Harapan, Hak Bebas Royalti atas karya ilmiah saya yang
berjudul :

“Hubungan Antara Konsumsi Kafein dengan Insomnia pada Mahasiswa


Universitas Pelita Harapan”

Dengan Hak Bebas Royalti ini, Universitas Pelita Harapan berhak menyimpan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan sebagai pemilik
Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Karawaci, Tangerang

Pada tanggal : 21 Juli 2018

Yang Menyatakan

(Yordan Kusuma)
ABSTRACT

Yordan Kusuma (00000015703)


THE RELATIONSHIP BETWEEN CAFFEINE CONSUMPTION AND
INSOMNIA IN STUDENTS OF UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
(ix + 25 pages: 1 pictures; 4 tables; 3 attachments)
The prevalence rate of insomnia in young adults in Indonesia is 9.5% or about 5.87
million people. The tendency of young adults to consume beverages containing
caffeine is a current trend, and the caffeine content can cause insomnia. The impact
of insomnia can affect the performance of consumer activities. The high prevalence
of insomnia in young adults in Indonesia is a big problem. Researchers want to
prove whether the current trend of caffeine consumption is one of the factors
causing insomnia in young adults in Indonesia.
The aim is to see the relationship between caffeine and insomnia in UPH students.
The research design used a pure experimental study with Cross Over Design Study.
The research was conducted at Pelita Harapan University, Tangerang in March -
June 2018 among the students of Universitas Pelita Harapan for the population.
The sample will be divided into two groups and given caffeine (coffee) in different
weeks. Then the quality of sleep will be measured and compared to the time when
no caffeine consumption. The quality of sleep was measured by Pittsburgh Sleep
Quality Index (PSQI) questionnaire and the datas were analyzed with Mann-U
Whitney Test due to abnormal data. There was an increase in PSQI score when the
sample drank three packs of coffee in one drink (equivalent to caffeine ± 255mg).
Mann-U Whitney Test proved that there are significant differences statistically (p
value = 0.05) when drinking coffee and not drinking coffee. There is a significant
difference from PSQI score when drinking coffee and not drinking coffee. This
supports that caffeine consumption associated with insomnia in UPH students.
References: 24 (1990-2014).

Keywords: Insomnia, Adolescents, Caffeine, PSQI

i
ABSTRAK

Yordan Kusuma (00000015703)


HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI KAFEIN DENGAN INSOMNIA
PADA MAHASISWA UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
(ix + 25 halaman: 1 gambar; 4 tabel; 3 lampiran)
Tingkat prevalensi insomnia pada dewasa muda di Indonesia adalah 9,5 % atau
sekitar 5,87 juta jiwa. Kecenderungan dewasa muda untuk mengkonsumsi
minuman yang mengandung kafein merupakan tren saat ini, dan kandungan kafein
tersebut dapat menyebabkan insomnia. Dampak dari insomnia dapat
mempengaruhi kinerja dari aktifitas konsumennya. Tingginya prevalensi penderita
insomnia pada dewasa muda di Indonesia merupakan masalah besar. Peneliti ingin
membuktikan apakah tren konsumsi kafein saat ini merupakan salah satu faktor
penyebab insomnia pada dewasa muda di Indonesia.
Untuk melihat hubungan antara kafein dengan insomnia pada mahasiswa UPH.
Desain penelitian yang digunakan adalah studi eksperimental murni dengan desain
Cross Over Design Study. Penelitian dilaksanakan di Universitas Pelita Harapan,
Tangerang pada Maret – Juni 2018 dengan populasi penelitian adalah mahasiswa
UPH. Sampel akan dibagi menjadi dua kelompok dan diberikan kafein (kopi) dalam
minggu yang berbeda. Kemudian kualitas tidurnya akan diukur dan dibandingkan
dengan saat tidak mengonsumsi kafein. Pengukuran kualitas tidur menggunakan
kuisioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan analisa data menggunakan
SPSS 24 dengan Uji Mann-U Whitney dikarenakan data tidak normal. Terdapat
peningkatan skor PSQI pada saat sampel meminum kopi sebanyak tiga bungkus
dalam sekali minum (setara kafein ± 255mg). Mann-U Whitney Test membuktikan
bahwa secara statistik terdapat perbedaan yang signifikan (p value = 0.05) antara
waktu meminum kopi dan tidak meminum kopi. Perbedaan yang signifikan dari
skor PSQI pada saat meminum kopi dan tidak meminum kopi. Hal ini mendukung
bahwa mengonsumsi kafein berhubungan dengan insomnia pada mahasiswa UPH.
Referensi: 24 (1990-2014)

ABSTRAK
Kata kunci : Insomnia, Dewasa muda, Kafein, PSQI

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus oleh karena kasih-Nya penulis

diberi kekuatan sehingga mampu menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi ini tepat pada

waktunya. Tugas Akhir Skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Konsumsi Kafein

dengan Insomnia pada Mahasiswa Universitas Pelita Harapan” ditulis untuk

memenuhi persyaratan akademik guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di

Universitas Pelita Harapan. Penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini memperoleh

banyak dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin berterima kasih

kepada:

1) Kedua orang tua, Sukartono Thio dan Juelny Kho, yang selalu memberikan

dukungan berupa doa dan nasihat selama penulis bersekolah hingga kuliah

di Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan;

2) Dr. dr. Julius July, Sp.BS, M.Kes, IFAANS, sebagai dosen pembimbing,

telah memberikan waktunya sehingga Tugas Akhir Skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik;

3) Bpk. Veli Sungono, SKM, M.S, sebagai yang telah membantu dalam

bimbingan pengolahan data serta analisis data;

4) Staff pengajar dan administrasi yang telah membantu dalam menyelesaikan

Tugas Akhir Skripsi ini;

5) Teman-teman satu bimbingan (Claudia Teofilus Gosal, Natasha Bastian,

Jason Tungadi) yang mendukung serta belajar bersama dengan penulis

dalam menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi ini;

iii
6) Keluarga kedua di FK (Jennifer Jane, Baby Tania, Caroline Sugiharto) yang

memberikan dukungan, semangat, dan hiburan kepada penulis selama

perkuliahan di FK;

7) Teman-teman kelompok belajar Bukan Spidol PBL, yang membantu dalam

belajar semasa perkuliahan;

8) Teman-teman mahasiswa Universitas Pelita Harapan yang telah menjadi

responden dari penelitian ini;

9) Dan pihak-pihak lain yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu

yang telah membantu dalam perkuliahan serta penyusunan Tugas Akhir

Skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir Skripsi

ini masih jauh dari kata sempurna. Karena itu, penulis memohon saran dan kritik

yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir Skripsi ini. Penulis

berharap Tugas Akhir Skripsi ini dapat menjadi sarana informasi yang bermanfaat

di bidang ilmu pengetahuan dan masyarakat umum.

Karawaci, 21 Juli 2018

Penulis

iv
DAFTAR ISI

JUDUL..................................................................................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TUGAS AKHIR ...................................................
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING TUGAS AKHIR ..............................................
PERSETUJUAN DOSEN PENGUJI TUGAS AKHIR........................................................
ABSTRACT......................................................................................................................... i
ABSTRAK .......................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. vii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3 Pertanyaan Penelitian .......................................................................................... 2
1.4 Tujuan Umum dan Khusus ................................................................................. 2
1.5 Manfaat Penelitian .............................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................... 4
2.1 Insomnia .............................................................................................................. 4
2.2 Kafein.................................................................................................................. 7
2.3 Hubungan antara Kafein dengan Insomnia ......................................................... 8
BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS ................. 10
3.1 Kerangka Teori ................................................................................................. 10
3.2 Kerangka Konsep .............................................................................................. 10
3.3 Hipotesis ........................................................................................................... 10
3.4 Variabel ............................................................................................................. 10
3.5 Definisi Operasional ......................................................................................... 11
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 12
4.1 Desain Penelitian/Rencana Penelitian ............................................................... 12
4.2 Lokasi dan Waktu ............................................................................................. 12
4.3 Bahan dan Cara Penelitian ................................................................................ 12
4.4 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................................ 13
4.5 Strategi Pengambilan Sampel ........................................................................... 13
4.6 Cara Perhitungan Jumlah Sampel ..................................................................... 13
4.7 Kriteria Inklusi dan Ekslusi............................................................................... 14

v
4.8 Alur Penelitian .................................................................................................. 15
4.9 Standar Operasional .......................................................................................... 16
4.10 Pengolahan Data dan Uji Statistik .................................................................... 17
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................ 18
5.1 Hasil Penelitian ................................................................................................. 18
5.2 Pembahasan....................................................................................................... 21
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 24
6.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 24
6.2 Saran ................................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 25
LAMPIRAN..........................................................................................................................
Lampiran A ................................................................................................................. A-1
Lampiran B ................................................................................................................. B-1
Lampiran C ................................................................................................................. C-1

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria operasional untuk mendiagnosis insomnia ............................................ 6


Tabel 5.1 Tabel jumlah responden .................................................................................... 19
Tabel 5.2 Perbandingan antar kelompok A dan B pada dua kondisi ................................ 20
Tabel 5.3 Perbandingan skor PSQI yang meminum kopi dan tidak minum kopi ............. 20

vii
DAFTAR SINGKATAN

ADD = Attention Deficit Disorder

DSM-IV = Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder , Fourth

Edition

UPH = Universitas Pelita Harapan

OSA = Obstructive Sleep Apnea

PSQI = Pittsburgh Sleep Quality Index

SMS = Short Message Service / Surat Menyurat Singkat

SRBD = Sleep Related Breathing Disorder

UARS = Upper Airway Resistance Syndrome

viii
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A................................................................................................................ A-1


LAMPIRAN B ................................................................................................................ B-1
LAMPIRAN C ................................................................................................................ C-1

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Insomnia merupakan gangguan tidur yang sering dialami oleh semua

orang di dunia. Insomnia merupakan keadaan di mana seseorang mengalami

kesulitan memulai tidur, kesulitan dalam mempertahankan tidur maupun

kualitas tidur yang buruk dan disertai keadaan yang kurang baik untuk tidur.1

Tingkat prevalensi insomnia pada dewasa muda di Bali adalah 9,5%, dan

tidak ada perbedaan signifikan antara pria dan wanita.2 Jumlah pemuda di

Indonesia sebanyak 61,83 juta jiwa atau sekitar 24,53 persen dari 252,04 juta

jiwa penduduk Indonesia.3 Jika diasumsikan bahwa prevalensi insomnia pada

dewasa muda di Bali sama dengan skala nasional, maka diperkirakan jumlah

penderita insomnia pada dewasa muda di Indonesia adalah 5,87 juta jiwa.

Kecenderungan dewasa muda untuk konsumsi minuman yang

mengandung kafein merupakan tren saat ini. Kafein adalah zat psikoaktif

yang paling banyak digunakan. Selain berada di kopi; teh, cola, dan coklat

juga mengandung kafein. Kafein dapat membuat seseorang merasa lebih

terjaga dan sulit tidur karena merangsang sistem saraf. Konsumsi kafein

dalam dosis antara 200-400 mg dapat menyebabkan seseorang terjaga dan

sulit untuk tidur.4 Dampak dari kurang tidur dapat mempengaruhi

produktivitas manusia dalam beraktivitas sehingga mempengaruhi kualitas

1
hasil dari aktivitasnya. Selain itu, kurang tidur juga merupakan faktor

timbulnya berbagai macam penyakit seperti darah tinggi (hipertensi),

serangan jantung, stroke, obesitas, ADD (Attention Deficit Disorder),

masalah pada ginjal, dsan diabetes.5

Peneliti ingin meneliti dampak kafein terhadap insomnia pada dewasa

muda. Hal ini dikarenakan kurangnya penelitian yang membuktikan hal

tersebut saling berkaitan. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi

pengetahuan secara umum dan tidak terbatas pada kalangan tertentu.

1.2 Rumusan Masalah

Dampak dari kurang tidur dapat mempengauhi produktivitas dan peneliti

ingin melihat pengaruh kafein terhadap insomnia pada mahasiswa UPH.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Adakah hubungan antara konsumsi minuman kafein dengan insomnia pada

mahasiswa UPH?

1.4 Tujuan Umum dan Khusus

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk melihat hubungan antara kafein dengan insomnia pada mahasiswa

UPH.

1.4.2 Tujuan Khusus

Untuk menilai akibat dari insomnia terhadap produktivitas pada mahasiswa

UPH.

2
1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Akademik

Memberikan data tambahan terhadap literatur yang ada saat ini.

1.5.2 Manfaat Praktis

Memberikan masukan/informasi bagi seluruh kalangan masyarakat,

khususnya di dewasa muda.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Insomnia

Insomnia adalah keluhan tidur yang biasanya timbul sebagai kesulitan

memulai tidur, mempertahankan tidur, atau tidur dengan kualitas yang buruk.

Orang dengan insomnia merasa tidak puas dengan tidur mereka dan hal itu

mengganggu mereka untuk kerja, sekolah, dan kegiatan lainnya. Pada

umumnya, orang yang mengalami insomnia sering mengalami kelelahan,

mudah tersinggung, dan gangguan kognitif.6

Adapun faktor yang mempengaruhi insomnia yaitu,

1. Kurang Waktu Tidur 6

Kurang tidur merupakan penyebab paling umum kantuk di siang hari

yang berlebihan. Rata-rata orang dewasa membutuhkan 7,5-8 jam tidur.

Pemaparan cahaya malam, menonton televisi, video game, media sosial,

SMS, dan penggunaan smartphone sering menunda waktu tidur meskipun

waktu bangun dan bangun awal yang dibutuhkan untuk pekerjaan atau

sekolah.

2. Keadaan Psikiatri7,8

Keadaan psikiatri tertentu seperti Major Depressive Disorder, Bipolar

Disorder, dan Anxiety Disorder dapat menyebabkan insomnia. Karena

4
kecemasan terjadi akibat seseorang kekurangan hormon serotonin yang

merupakan pembuat hormon melatonin di kelenjar pineal.

3. Konsumsi Obat Tertentu9

Insomnia dapat diakibatkan oleh penggunaan obat tertentu (seperti

theophylline, antidepresan, glukokortikoid) yang terlalu dekat dengan

waktu tidur. Efek obat-obatan dapat mempengaruhi irama sirkadian

(circadian rhythm) yang menyebabkan jam tidur seseorang menjadi

terlambat.

4. Keadaan Medis/Penyakit Tertentu10

Keadaan medis seperti Sleep Related-Breathing Disorder (SRBD)

merupakan salah satu penyebab insomnia. Penyakit Obstructive Sleep Apnea

(OSA) dan Upper Airway Resistance Syndrome (UARS) merupakan

penyebab utama SRBD. Insomnia disebabkan oleh penyempitan jalur napas

yang diakibatkan oleh penyakit tersebut. Kekurangan oksigen membuat

penderita terbangun pada malam hari.

5. Konsumsi Makanan/Minuman Tertentu

Mengkonsumsi makanan/minuman yang mengandung zat stimulant

(seperti kafein, alcohol, nikotin) sebelum tidur dapat menyebabkan gangguan

tidur.9 Kafein memiliki waktu paruh 6-9 jam untuk bekerja (tergantung dari

dosis, metabolisme, dan sensitivitas) sehingga dapat menyebabkan gangguan

tidur pada seseorang.6

5
Menurut Journal of Psychosomatic Research, diagnosis insomnia dapat

ditegakan oleh Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, Fourth

Edition (DSM-IV). Kriteria operasional untuk mendiagnosis insomnia

terdapat di tabel 2.1.11

Tabel 2.1 Kriteria operasional untuk mendiagnosis insomnia

6
2.2 Kafein

Gambar 2.1 Bagan molekul kafein

Kafein berasal dari bahasa Jerman kaffee dan bahasa Perancis café yang

berarti kopi.12 Kafein terdiri dari grup molekular Methylxanthine dan

memiliki nama IUPAC 3,7-dihydro-1,3,7-trimethyl-1H-purine-2,6-

dione.13 Kafein akan diserap oleh tubuh dalam 45 menit setelah dikonsumsi

dan memiliki puncak konsentrasi tertinggi di plasma darah dalam 15 hingga

120 menit setelah dikonsumsi.14 Kafein juga memiliki waktu paruh selama 6

jam di dalam tubuh.15

Kafein adalah zat yang dapat merangsang sistem kerja saraf pusat, yang

dapat memberi efek peningkatan detak jantung dan kewaspadaan. Kafein

dapat diperoleh dari mengkonsumsi kopi, teh, kola, minuman berenergi,

coklat, dan kacang.16 Menurut Drake, konsumsi kafein dalam dosis 200-400

mg dapat menyebabkan seseorang tetap terjaga dan sulit untuk tidur.4

7
1. Efek Positif

Kafein dapat digunakan sebagai zat kewaspadaan yang cukup efektif.

Kafein dapat memberi efek positif pada suasana hati dan kinerja mental bagi

yang mengkonsumsinya. Dosis normal kafein adalah sekitar 50 mg sampai

200 mg. Kafein paling baik dikonsumsi tidak secara terus menerus. Efek

kafein hilang dengan cepat saat digunakan secara teratur. 17

2. Efek negatif

Kafein dapat memiliki efek yang mengganggu tidur konsumennya. Satu

studi juga menemukan bahwa kafein dapat menunda waktu jam tubuh (body

clock) yang dapat mengurangi total waktu tidur. Efek kafein dapat muncul
17
walaupun dikonsumsi pada siang ataupun malam hari. Satu studi

menemukan bahwa mengkonsumsi kafein 6 jam sebelum tidur dapat

mengurangi total waktu tidur hingga 1 jam.4 Efek dari kafein lebih kuat pada

orang dewasa.17

2.3 Hubungan antara Kafein dengan Insomnia

Kafein adalah salah satu zat yang paling sering dikonsumsi oleh semua

orang, khususnya untuk kaum dewasa muda yang menganggap bahwa

meminum kopi dapat membuat terjaga dalam mengerjakan pekerjaan mereka.

Tidak sedikit juga orang yang mengkonsumsi kafein untuk memenuhi tren

seperti minum kopi di kafe dan restoran. Beberapa studi menunjukan bahwa

kafein memegang peranan penting dalam mempengaruhi jam tidur seseorang.

Konsumsi kafein mendekati jam tidur akan mengurangi jumlah jam tidur

seseorang. 4,18 Kadar kafein yang dikonsumsi juga mempengaruhi jam tidur,

8
namun sebuah studi mengatakan bahwa konsumsi kafein pada kadar tinggi

saja yang dapat mempengaruhi jam tidur.4,19

Kafein menyebabkan gangguan pada sistem saraf pusat jika dikonsumsi

secara berlebih. Fungsi dari kafein yaitu untuk stimulasi aktivitas dopamine

dengan menghilangkan efek dari adenosine yang terdapat pada dopamine

receptor.20 Aktivitas dari dopamine menghambat sinyal dari adrenergic

receptor dan menghambat sintesis dari melatonin.21 Melatonin adalah zat

yang berfungsi untuk mengatur circadian rhythm, khususnya di bagian siklus

bangun-tidur. Jika sintesis melatonin menurun, maka tubuh akan terjaga dan

dapat mengakibatkan seseorang menderita insomnia. 22

Di lain sisi, penelitian yang dilakukan oleh Oscar H. Del Brutto

menyatakan bahwa konsumsi kafein tidak memiliki pengaruh terhadap

insomnia. Hal ini dibuktikan dengan nilai p value pada penelitiannya

memiliki nilai paling tinggi (usia = 0,187; caffeine = 0,834). Dikatakan bahwa

kualitas tidur buruk seseorang disebabkan oleh jenis kelamin, usia, depresi,

dan aktivitas fisik yang buruk.15

9
BAB III

KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN


HIPOTESIS

3.1 Kerangka Teori

3.2 Kerangka Konsep

Kafein Insomnia

3.3 Hipotesis
Ada hubungan antara konsumsi kafein dengan insomnia pada mahasiswa FK
UPH.

3.4 Variabel
Variabel bebas yaitu konsumsi kafein.
Variabel terikat yaitu adanya insomnia.

10
3.5 Definisi Operasional

N Refe
Variabel Indikator Metode Definisi
o rensi
Kafein dalam penelitian
Memberikan 3 ini adalah kafein yang
bungkus kopi terdapat dalam kopi
Kadar kafein 15,23
1. Kafein dengan kadar Kapal Api dengan kadar
± 255 mg
kafein kafein tiap bungkusnya
85mg/bungkus sebanyak 85
mg/bungkus.
Insomnia pada penelitian
PSQI score ≥
Pittsburgh Sleep ini adalah insomnia yang
6 menyatakan 15,24
2. Insomnia Quality Index diukur melalui PSQI dan
kualitas tidur
(PSQI) dianggap insomnia jika
buruk
nilai PSQI Score ≥ 6.

11
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian/Rencana Penelitian

Penelitian ini menggunakan studi eksperimental murni dengan Cross

Over Design Study.

4.2 Lokasi dan Waktu

Penelitian ini akan dilakukan di Universitas Pelita Harapan.

Pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret – Juni 2018. Secara

keseluruhan, penelitian ini akan berlangsung dari Desember 2017 hingga Juli

2018.

4.3 Bahan dan Cara Penelitian

Bahan yang diperlukan untuk penelitian ini adalah sampel yang

memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi untuk dapat diukur kejadian insomnia

yang terjadi pada sampel dengan atau tanpa konsumsi kafein. Selain itu, alat

yang akan digunakan adalah Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI).

Penelitian dilakukan dengan memberikan kafein ± 255mg pada

kelompok A dan tidak memberikan kafein kepada kelompok B. Selanjutnya,

memberikan kuisioner PSQI pada kedua kelompok tersebut. Kemudian

peneliti menukar kedua kondisi pada kedua kelompok tersebut pada minggu

berikutnya dan memberikan kuesioner PSQI sehari setelahnya. Kuisioner

tersebut terdiri dari 10 pertanyaan yang berisi tentang kualitas tidur subjek,

waktu tertidur, durasi tidur, dan efisiensi kebiasaan tidur.

12
4.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian dilakukan kepada mahasiswa dan sederajat. Sampel

penelitian dilakukan kepada mahasiswa UPH yang masuk dalam kriteria

inklusi.

4.5 Strategi Pengambilan Sampel

Dengan memberikan kafein ± 255 mg pada kelompok A dan tidak

memberikan kafein pada kelompok B diluar hari perkuliahan mahasiswa

UPH. Kemudian peneliti memberikan kuisioner pada kedua kelompok yang

memenuhi kriteria inklusi. Pada minggu berikutnya, peneliti menukar kondisi

kedua kelompok. Pada kelompok A tidak akan mendapat kafein dan

kelompok B akan mendapat ± 255 mg kafein. Kemudian peneliti memberikan

lagi kuisioner pada kedua kelompok tersebut di hari berikutnya.

4.6 Cara Perhitungan Jumlah Sampel

Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimental namun

menggunakan perhitungan analitik komparatif numerik tidak berpasangan 2

kelompok. Oleh karena itu, jumlah minimal sampel penelitian dapat dihitung

menggunakan rumus:

2(𝑛𝑛 + 𝑛𝑛)2𝑛 2
𝑛=
(𝑛1 − 𝑛2)2

2(2,81 + 0,84)2(2,2)2
𝑛=
(2)2

2(3,65)2(4,84)
𝑛=
4
128,96
𝑛= = 32,19
4

13
𝑛 + 25% = 32,19 × 125%

𝑛 = 40,23

Pembulatan  𝑛 = 40

Zα = 1% Zβ = 20%

Zα = 2,81 Zβ = 0,84

x1-x2 = 2 s = 2,2

Hasil dari perhitungan sampel adalah 32,19; berarti penelitian ini

membutuhkan 32 orang sampel minimal untuk dapat dilaksanakan.

Kemudian peneliti menambahkan 25 persen populasi dari jumlah sampel

pertama, maka didapatkan hasil 40,23 yang kemudian dibulatkan menjadi 40

orang yang kemudian akan menjadi sampel penelitian ini. Penambahan

jumlah sampel ini diperlukan untuk meminimalisir terjadinya bias karena lose

to follow up dan sampel tidak mematuhi batasan yang telah ditentukan oleh

peneliti.

4.7 Kriteria Inklusi dan Ekslusi

1. Kriteria Inklusi

Mahasiswa Universita Pelita Harapan

2. Kriteria Eksklusi

a. Mengkonsumsi makanan/minuman yang mengandung kafein seperti

teh, kola, minuman berenergi (Kratingdeng), dan coklat.

b. Kejadian gangguan tidur sebelumnya dalam seminggu lalu

(Screening test PSQI ≥ 6)

14
4.8 Alur Penelitian

Pengumpulan Sampel

Inform Consent
+ Screening PSQI

Pembagian Kelompok
Sampel

Kelompok A Kelompok B
(255 mg Kafein) (tidak menerima Kafein)

Pengisian Kuisioner
Post-test PSQI + Cross
Over Group

Washout period
1 minggu

Kelompok B Kelompok A

(255 mg Kafein) (tidak menerima Kafein)

Pengisian Kuisioner
Post-test PSQI

Analisa dan
Pengolahan Data

Penyusunan Laporan

15
4.9 Standar Operasional

1. Peserta yang memenuhi kriteria diberikan penjelasan mengenai

penelitian ini.

2. Peseta yang setuju akan menandatangani inform consent yang diberikan.

3. Peserta akan dimasukan ke dalam kelompok secara acak.

4. Peserta mengisi screening test kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index

(PSQI).

5. Jika hasil screening test PSQI menunjukan angka ≥ 6 maka penelitian

dengan responden ini akan ditunda selama 1 minggu. Jika subjek tertunda

selama > 3 minggu, maka akan dikeluarkan dari penelitian ini.

6. Peserta kelompok A diminta untuk meminum kopi pada tanggal tertentu

dan mengisi kuesioner PSQI pada hari berikutnya.

7. Peserta kelompok B diminta untuk tidak mengonsumsi kafein dalam

bentuk apapun pada tanggal tertentu dan mengisi kuesioner PSQI pada

hari berikutnya.

8. Pada minggu berikutnya, kondisi dari kedua kelompok akan ditukar.

Kelompok A diminta untuk tidak mengonsumsi kafein dalam bentuk

apapun dan Kelompok B akan diminta untuk meminum kopi. Kedua

kelompok akan diberika kuesioner PSQI pada hari berikutnya.

9. Kopi yang digunakan adalah kopi Kapal Api Special dengan kadar kafein

85 mg per bungkus. Responden diminta untuk meminum 3 bungkus kopi

dalam 600 mL air pada pukul 18.00-20.00 WIB.

10. Hasil kuesioner yang diberikan akan dijaga kerahasiaannya.

16
4.10 Pengolahan Data dan Uji Statistik

Alat pengolah data yang digunakan yaitu Microsoft Excel 2016 dan

SPSS 24.0. Uji Statistik menggunakan metode Uji T-test tidak berpasangan

untuk data normal dan Uji Mann-U Whitney jika data tidak normal.

17
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga Juni 2018. Periode Maret

hingga Mei merupakan waktu untuk pengumpulan sampel penelitian. Untuk

mengambil sampel, penelitian ini menggunakan metode non randomize

clinical trial. Pemberian kesempatan untuk menjadi responden disebarkan

melalui aplikasi sosial media, LINE, diberikan kepada ± 800 mahasiswa yang

terdiri dari berbagai fakultas di Universitas Pelita Harapan. Calon responden

yang menanggapi respon tersebut sebanyak 41 orang. Kemudian calon

responden diminta untuk mengisi inform consent dan peneliti menjelaskan

sekaligus memberikan kopi pada responden.

Peneliti membuat kelompok secara acak dari responden tersebut.

Penelitian dilakukan pada bulan Juni pada hari Jumat-Minggu. Peneliti

memberikan kesempatan untuk meminum kopi pada hari Jumat atau Sabtu

pada pukul 18.00-20.00. Pengisian kuesioner pada hari Sabtu jika sampel

meminum kopi pada hari Jumat dan hari Minggu jika sampel meminum kopi

pada hari Sabtu. Peneliti melakukan control terhadap sampel melalui pesan

dengan aplikasi LINE. Peneliti melakukan penelitian di dua periode yang

berbeda dikarenakan pada saat penelitian berlangsung sebanyak 4 orang

responden sakit dan harus ditunda di minggu berikutnya setelah penelitian.

Peneliti memberikan kuesioner secara online yang dibuat melalui Google

Forms. Hasil dari Google Forms secara otomatis ter-input ke Microsoft Excel.

18
Hal ini memudahkan peneliti untuk menghitung penilaian melalui coding di

Microsoft Excel. Dari 41 orang mahasiswa yang mengikuti penelitian ini, 1

orang harus dieksklusi karena tidak mau mematuhi aturan yang dibuat oleh

peneliti dan juga tidak mengisi kuesioner yang diberikan. Data yang didapat

dari 40 orang kemudian diolah menggunakan SPSS 24.

Tabel 5.1 Tabel jumlah responden

Usia (tahun)
Gender N
Mean ± SD Min Max

Pria 22 20.68 ± 0.64 19 21

Wanita 18 20.56 ± 0.50 19 21

Penelitian ini menggunakan teknik non randomize clinical trial dan

didapatkan jumlah responden sebanyak 40 orang yang terdiri dari 22 orang

pria dan 18 orang wanita dengan rata-rata usia pria 20.68 ± 0.64, dan wanita

20.56 ± 0.50.

Pengolahan data dimulai dari pengujian normalitas data menggunakan

variabel terikat (dependent variable). Dengan test Kolmogorov-Smirnov,

kuesioner PSQI dengan jumlah sampel 40 data memperoleh hasil tidak

normal (p value = 0.005), sehingga pengolahan data harus menggunakan

Mann-U Whitney Test.

19
Tabel 5.2 Perbandingan antar kelompok A dan B pada dua kondisi

PSQI P
N
KONDISI Mean±SD Min Max VALUE

Kelompok A Minum Kopi 20 5.7 ± 2.83 1 11


0.97
Kelompok A Tidak Minum Kopi 20 4.75 ± 2.59 0 11

Kelompok B Minum Kopi 20 6.55 ± 2.48 2 10


0.83
Kelompok B Tidak Minum Kopi 20 5.3 ± 2.18 1 11

Tabel di atas mempresentasikan skor PSQI pada kedua kelompok di dua

kondisi. Pada kelompok A yang meminum kopi (mean = 5.7), memiliki nilai

rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak minum kopi

(mean = 4.75). Sedangkan pada kelompok B yang meminum kopi (mean =

6.55), memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang

tidak meminum kopi (mean = 5.3). Perbandingan dari masing-masing

kelompok menunjukan data yang tidak signifikan (p value > 0.05).

Tabel 5.3 Perbandingan skor PSQI yang meminum kopi dan tidak minum kopi

KONDISI N Mean ± SD Min Max P VALUE

Minum Kopi 40 6.13 ± 2.66 1 11


PSQI 0.05
Tidak Minum Kopi 40 5.03 ± 2.38 0 11

20
Ketika kedua kelompok dikategorikan dalam dua kondisi, maka

diperoleh hasil yang signifikan antara saat meminum kopi dan tidak

meminum kopi (p value = 0.05). Jika dilihat dari Tabel 5.2, hasil yang

diperoleh tidak signifikan seperti pada Tabel 5.3. Hal ini dipengaruhi oleh

faktor jumlah responden yang dihitung, yang dibuktikan pada N = 40 (Tabel

5.3) hasil yang diperoleh menjadi lebih signifikan dibanding dengan N = 20

(Tabel 5.2).

5.2 Pembahasan

Dari data yang diperoleh dengan kuesioner PSQI, data kemudian diuji

normalitasnya dengan tes Kolmogorov-Smirnov dan didapatkan hasil yang

tidak signifikan (p value = 0.005). Sehingga penelitian ini tidak dapat diolah

dengan Uji T test tidak berpasangan dan harus menggunakan Uji Mann-U

Whitney. Dengan Uji Mann-U Whitney, diperoleh data yang signifikan dari

PSQI saat meminum kopi dan tidak meminum kopi.

Dari hasil pengolahan data, skor PSQI kedua kelompok pada saat

meminum kopi (mean 6.13 ± 2.66) lebih tinggi daripada saat tidak meminum

kopi (mean 5.03 ± 2.38). Adanya perbedaan yang signifikan membuktikan

bahwa kopi mempengaruhi skor dari kuesioner PSQI (p value = 0.05).

Ini membuktikan bahwa penelitian yang dilakukan mendukung

penelitian yang dilakukan oleh Drake (Caffeine effects on sleep taken 0, 3, or

6 hours before going to bed, 2013). Penelitian ini mendukung teori Drake

bahwa 200-400 mg kafein mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Waktu

21
penelitian dilakukan pukul 18.00-20.00 untuk meminum kopi. Jika diambil

rata-rata tidur mahasiswa pukul 23.00, ini juga mendukung penelitian Drake

karena dilakukan 3-6 jam sebelum tidur.

Penelitian ini juga menyangkal pernyataan dari Oscar H (Caffeine

intake has no effect on sleep quality in community dwellers living in a rural

Ecuadorian village (The Atahualpa project)) yang menyatakan bahwa kafein

tidak memiliki efek terhadap kualitas tidur.15 Penelitian yang dilakukan Oscar

juga menghitung dari segi jenis kelamin, usia, body mass index, tekanan darah,

kadar gula darah, dan konsumsi alcohol. Faktor tersebut juga mempengaruhi

hasil penelitian sehingga perbandingan yang didapatkan kurang spesifik dari

segi kualitas tidur terhadap konsumsi kafein.

Kelebihan dari penelitian ini adalah data penelitian mudah diperoleh

karena menggunakan kuesioner yang sudah sering dipakai, yaitu PSQI. Selain

itu, penelitian ini menggunakan biaya yang sangat murah karena hanya

menggunakan tiga bungkus kopi hitam untuk setiap respondennya.

Kelemahan dari penelitian ini adalah kurangnya durasi dari penelitian.

Seharusnya penelitian ini dilakukan dalam waktu satu minggu berturut-turut

untuk meminum kopi.4 Menimbang efek samping dari meminum kopi yang

berlebihan dapat menyebabkan dispepsia dan ulkus gaster terhadap

responden, maka penelitian ini hanya dilakukan satu hari saja. Selain itu,

penggunaan kafein dalam bentuk 3 bungkus kopi hanya menarik sedikit

22
perhatian dari suatu populasi yang terdiri dari mahasiswa (41 dari 800

mahasiswa).

Kelemahan lain dari penelitian ini yaitu teknik kontrol yang

menggunakan pesan relatif tinggi bias untuk memastikan kepatuhan dari

sampel. Penggunaan kuesioner PSQI juga memiliki kelemahan, dimana

kuesioner PSQI menilai kualitas secara keseluruhan dalam sebulan terakhir.

Sedangkan penelitian ini hanya dilakukan selama satu minggu sehingga

tinggi bias dari segi hasil.

23
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Terdapat perbedaan yang signifikan dari skor PSQI pada saat meminum

kopi dan tidak meminum kopi. Hal ini membuktikan bahwa meminum kopi

berhubungan dengan insomnia pada mahasiswa UPH.

6.2 Saran

Mahasiswa disarankan tidak meminum kopi atau zat yang mengandung

kafein sebelum tidur jika tidak memiliki keperluan yang membuat diri untuk

terjaga.

Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan kontrol yang lebih

ketat dibandingkan dengan penelitian ini sehingga peneliti selanjutnya dapat

memantau aktivitas harian responden dan memastikan apakah responden

tersebut sudah meminum kafein yang diberikan.

Penggunaan kuesioner lain untuk menilai kualitas tidur dapat

digunakan seperti Insomnia Severity Index dan Epworth Sleepines Scale. Hal

ini mungkin dapat memberikan hasil yang lebih bermakna jika penelitian

dilakukan dengan durasi yang singkat.

24
DAFTAR PUSTAKA

1. Buysse DJ. Chronic insomnia. Am J Psychiatry. 2008;165(6):676–86.


2. Sholehah LR. Penanganan insomnia. E-Jurnal Univ Udayana. 2013;1–21.
3. Badan Pusat Statistik. Statistik Pemuda Indonesia. 2014.
4. Drake C, Roehrs T, Shambroom J, Roth T. Caffeine effects on sleep taken 0,
3, or 6 hours before going to bed. J Clin Sleep Med. 2013;9(11):1195–200.
5. Sutanto I, Hartanto DD, Sn S, Si M, Sylvia M, Sn S, et al. Perancangan
Komunikasi Visual Iklan Layanan Masyarakat Kampanye Bahaya Kurang
Tidur Terhadap Dewasa Muda Di Surabaya. :1–10.
6. Czeisler CA, Scammell TE, Saper CB. Sleep Disorders. In: Kasper D, Fauci
A, Hauser S, Longo D, Jameson JL, Loscalzo J, editors. Harrison’s Principles
of Internal Medicine, 19e . New York, NY: McGraw-Hill Education; 2015.
7. Neubauer DN. Insomnia and Psychiatric Disorders. Medscape. 2014.
8. Klein DC, Coon SL, Roseboom PH, Weller J., Bernard M, Gastel JA, et al.
The Melatonin Rhythm-generating Enzyme: Molecular Regulation of
Serotonin N-acetyltransferase in the Pineal Gland. Recent Prog Horm Res.
1997;52:307–58.
9. Chawla J. Insomnia: Practice Essentials, Background, Anatomy. 2016.
10. Wickwire EM, Collop NA. Insomnia and sleep-related breathing disorders.
Chest. 2010;137(6):1449–63.
11. Vela-Bueno A, Moreno-Jiménez B, Rodríguez-Muñoz A, Olavarrieta-
Bernardino S, Fernández-Mendoza J, De la Cruz-Troca JJ, et al. Insomnia
and sleep quality among primary care physicians with low and high burnout
levels. J Psychosom Res. 2008;64(4):435–42.
12. Harbolic BK. Caffeine: Read About Side Effects, Addiction, and Withdrawal
[Internet]. Available from:
https://www.medicinenet.com/caffeine/article.htm#caffeine_facts
13. Egawa T, Kamiya A, Takeuchi H, Konaka S. Molecular structure of caffeine
as determined by gas electron diffraction aided by theoretical calculations. J
Mol Struct. 2006;825(1–3):151–7.
14. Performance MT, Committee MO, Isbn NB, Pdf T, Press NA, Press NA, et
al. Caffeine for the Sustainment of Mental Task Performance. Washington:
National Academy of Sciences; 2001. 4 p.
15. Del Brutto OH, Mera RM, Zambrano M, Castillo PR. Caffeine intake has no
effect on sleep quality in community dwellers living in a rural Ecuadorian
village (The atahualpa project). Sleep Sci. 2016;9(1):35–9.

25
16. Somogyi LP. Caffeine Intake by the U.S. Population. 2010. 90 p.
17. Heffron M. Sleep and Caffeine [Internet]. 2013. Available from:
http://www.sleepeducation.org/news/2013/08/01/sleep-and-caffeine
18. Lloret-Linares C, Lafuente-Lafuente C, Chassany O, Green A, Delcey V,
Mouly S, et al. Does a single cup of coffee at dinner alter the sleep? A
controlled cross-over randomised trial in real-life conditions. Nutr Diet.
2012;69(4):250–5.
19. Youngberg MR, Karpov IO, Begley A, Pollock BG, Buysse DJ. Clinical and
physiological correlates of caffeine and caffeine metabolites in primary
insomnia. J Clin Sleep Med. 2011;7(2):196–203.
20. Benowitz NL. Clinical Pharmacology of Caffeine. Annu Rev Med.
1990;41(1):277–88.
21. Meredith SE, Juliano LM, Hughes JR, Griffiths RR. Caffeine Use Disorder:
A Comprehensive Review and Research Agenda. J Caffeine Res.
2013;3(3):114–30.
22. Rondanelli M, Opizzi A, Monteferrario F, Antoniello N, Manni R, Klersy C.
The effect of melatonin, magnesium, and zinc on primary insomnia in long-
term care facility residents in italy: A double-blind, placebo-controlled
clinical trial. J Am Geriatr Soc. 2011;59(1):82–90.
23. Wardana GA, Irwadi I, Soetjipto H. EFFECT OF COFFEE DRINKS TO
THE REACTION TIME OF 18-22 YEARS OLD MALE. 2014;50(1):48–
51.
24. Zunhammer M, Eichhammer P, Busch V. Sleep Quality during Exam Stress:
The Role of Alcohol, Caffeine and Nicotine. PLoS One. 2014;9(10).

26
Lampiran A

LAMPIRAN
Persetujuan Keikutsertaan dalam Penelitian Hubungan Antara Konsumsi
Kafein Dengan Insomnia Pada Mahasiswa FK UPH

Kami meminta persetujuan anda untuk ikut serta dalam penelitian

“Hubungan Antara Konsumsi Kafein Dengan Insomnia Pada Mahasiswa


Universitas Pelita Harapan”

Untuk itu, anda diminta untuk meminum kopi (Kapal Api Special Mix) sebanyak 3
sachet (penyajian dalam 600 ml) pada pukul 18.00 – 20.00 WIB.

Penelitian ini bersifat sukarela dan tidak dikenakan biaya. Semua data pasien
akan disimpan dan dirahasiakan.

Saya mengerti keterangan yang sudah diberikan sebelumnya kepada saya.

Nama Peserta :
Alamat :
No. Telp :
Tanggal :

Ttd Peserta Ttd Peneliti

( ) Yordan Kusuma

A-1
Lampiran B

B-1
Lampiran B

C-1
Lampiran C

SURAT KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
Nomor: 066//SD/FK/UPH/VI/2016
Tentang

PEDOMAN TATA TERTIB DAN PELAKSANAAN DAN


SIDANG TUGAS AKHIR SKRIPSI FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
Menimbang : a. Bahwa untuk penyusunan tugas akhir skripsi perlu
dibuat suatu pedoman penulisan;
b. Bahwa dalam rangka siding tugas akhir skripsi perlu
diatur tata tertib beserta persyaratannya;
c. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas, perlu
ditetapkan dengan keputusan Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Pelita Harapan
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66
Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010
tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan.
3. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor: 232/U/2000 tentang Pedoman
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan
Penilaian Hasil Pendidian Nasional tanggal 20
Desember 2000.
4. Statuta Universitas Pelita Harapan tahun 2007.

C-1
5. Keputusan Rektor No. 071-SKR/UPH/IV/2012
tentang kompilasi dan penyempurnaan pedoman
tata tertib dan pelaksanaan tugas akhhir, siding tugas
akhir dan pedoman umum penulisan tugas akhir
program sarjana di lingkungan Universitas Pelita
Harapan.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DEKAN TENTANG PEDOMAN
TATA TERTIB PELAKSANAAN DAN SIDANG
TUGAS AKHIR SKRIPSI, FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA
HARAPAN
Pertama : Pedoman Tata Tertib dan Pelaksanaan dan Sidang
Tugas Akhir Skripsi sebagaimana tercantum dalam
lampiran Surat Keputusan ini;

Kedua : Keputusan ini berlaku bagi mahasiswa yang mengambil


tugas akhir skripsi pada tahun akademik 2015/2016

Ketiga : Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam


keputusan ini akan diubah dan diperbaiki semana
mestinya.

Ditetapkan di : Karawaci,
Pada tanggal : 30 Juni 2016
Dekan,

Prof. Dr. Dr. dr. Eka J. Wahjoepramono Sp.BS, PhD.

C-2

Você também pode gostar