Você está na página 1de 30

Rencana Bisnis Anggaran

Puskesmas Sentolo 2

1 A. Gambaran Umum
PENDAHULUAN
Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang
dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah, dan
lingkungan Badan Usaha M i l i k N e g a r a ( B U M N ) m a u p u n B a d a n
U s a h a M i l i k D a e r a h ( B U M D ) d a l a m b e n t u k barang dan jasa
baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat
maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan perundang-undangan. Pada
hakekatnya pembangunan nasional suatu bangsa dilaksanakan oleh masyarakat
bersama pemerintah. Masyarakat adalah pelaku utama pembangunan,
sedangkan pemerintah berkewajiban untuk mengarahkan, membina
serta menciptakan suasana kondusif yang menunjang kegiatan rakyatnya.
Kegiatan masyarakat dan pemerintah tersebut harus saling mengisi, saling
menunjang, dan saling melengkapi dalam suatu kesatuan langkah
menuju tercapainya suatu tujuan pembangunan nasional suatu bangsa.
Pemberian pelayanan umum oleh aparatur pemerintah kepada masyarakat
merupakan perwujudan dari fungsi aparat negara, agar terciptanya
suatu keseragaman pola dan langkah pelayanan umum oleh aparatur
pemerintah perlu adanya suatu landasan yang bersifat umum dalam
bentuk pedoman tata laksana pelayanan umum. Pedoman ini
merupakan penjabaran dari hal - hal yang perlu mendapatkan
perhati an dalam prosedur operasionalisasi pelayanan umum yang diberikan
oleh instansi pemerintah baik di pusat maupun di daerah secara terbuka dan
transparan.
Rencana Bisnis Anggaran
Puskesmas Sentolo 2
Ada beberapa hal penting dalam konsep good governance United Nations
Development Programme (UNDP) antara lain : parsitipasi masyarakat,
transparansi, akuntabilitas, dan mengutamakan aturan hukum. Dalam Konteks
good governance peran pemerintah dalam sector Kesehatan ada tiga yaitu :
sebagai regulator, pemberi dana dan pelaksana kegiatan (Kovner 1995).
Peran Pemerintah sebagai Regulator dan penetap kebijakan pelayanan
Kesehatan dapat dilakukan oleh Kemenkes di Pemerintah Pusat melalui Sistem
Kesehatan Nasional di Tingkat Indonesia dan Sistem Kesehatan Daerah di tingkat
Provinsi dan Kabupaten/Kota. Contoh lain Penetapan Kebijakan/Regulasi oleh
Kemenkes dengan ditetapkannya Standar Pelayanan Minimal yang berisi
Indikator-indikator Pembangunan Kesehatan dan oleh daerah di buat Standar
Pelayanan Minimal daerah sesuai kebutuhan dan kondisi daerah masing-masing.
Peran pemerintah sebagai pemberi sumber pembiayaan dilakuan olen
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pembiyaan Sektor Kesehatan dari
Pemerintah Pusat yaitu bersumber dari APBN yang dibagi menjadi Dana
Dekonsentrasi dan Dana Alokasi Khusus, Dana Dekonsentrasi yaitu dana yang
membiayai sektor Kesehatan di tingkat Pusat dan di tingkat provinsi, sedangkan
Dana Alokasi Khusus adalah dana APBN yang membiayai sektor Kesehatan di
tingkat Kabupaten/Kota. Sedang pembiayaan pada sektor Kesehatan oleh
Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) bersumber dari Dana Alokasi
Umum (DAU).
Peran Pemerintah Sebagai Pelaksana dilakukan melalui Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Pemerintah berupa rumah sakit Pusat maupun daerah, dan
Puskesmas. Pelayanan Kesehatan terhadap masyarakat tidak hanya dilakukan
oleh Pemerintah tapi dilaksanakan juga oleh swasta untuk itu Pemerintah
sebagai pelaksana perlu mencipatakan sistem Manajeman Pelayanan Kesehatan
yang baik.
Landasan hukum pelaksanaan BLUD Puskesmas Sentolo II adalah :
a) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
b) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
c) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.
Rencana Bisnis Anggaran
Puskesmas Sentolo 2
d) Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum.
e) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan .
f) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah.
g) Peraturan Menteri Kesehatan No. 4 tahun 2013 tentang pedoman
penyusunan rencana bisnis dan anggaran Badan Layanan Umum di
lingkungan direktorat jenderal bina upaya kesehatan
h) Keputusan Bupati Kulon Progo Nomor 389 Tahun 2013 tentang
Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
Pada Pelaksana Teknis Dinas Pusat Kesehatan Masyarakat Sentolo II.

1. Sejarah berdirinya Puskesmas Sentolo II

Puskemas Sentolo II merupakan pengembangan dari Puskesmas Pembantu dari


Puskesmas Sentolo (yang sekarang menjadi Puskesmas Sentolo I) yang akhirnya
resmi beralih fungsi menjadi Puskesmas Induk pada tahun 1985, menempati
lokasi di Dusun Klebakan, Kalurahan Salamrejo, Kecamatan Sentolo , Kabupaten
Kulon Progo yang beralamat di Jalan Raya Jogja-Wates km 18, Sentolo, Kulon
Progo, Yogyakarta 55661.
Sejak awal berdirinya sampai sekarang, Puskesmas Sentolo II telah mengalami
beberapa peningkatan baik mengenai fisik bangunan, sarana dan prasarana
Puskesmas hingga peningkatan jumlah sumber daya manusianya. Sejak tahun
1985 beralih fungsi menjadi Puskesmas Induk, Puskesmas Sentolo II menjadi
tempat pelayanan kesehatan dasar dan UGD. Gempa Jogja yang terjadi pada
tahun 2006 lalu memberikan dampak yang cukup serius pada bangunan
Puskesmas dan lingkungan sekitarnya. Namun demikian, pelayanan kesehatan
pada masyarakat tidak berhenti, dengan memindahkan seluruh kegiatan
pelayanan kesehatan dan aset Puskesmas sementara waktu di gedung kelurahan
Salamrejo. Dalam perkembangan selanjutnya ternyata Puskesmas Sentolo II
mendapatkan bantuan donasi dari Jepang dalam pembangunan kembali fisik
gedung Puskesmas beserta alat kesehatan pendukungnya. Dengan
Rencana Bisnis Anggaran
Puskesmas Sentolo 2
diresmikannya kembali gedung Puskesmas yang baru tahun 2007 diharapkan bisa
memberikan peningkatan kwalitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Puskesmas Sentolo II adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten


Kulonprogo yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan. Sebagai unit pelaksana
teknis, puskesmas melaksanakan sebagian tugas Dinas Kesehatan kabupaten
Kulonprogo. Puskesmas berdasarkan kebijakan dasar pusat kesehatan
masyarakat (Keputusan Menteri Kesehatan nomor 128 tahun 2004) mempunyai
kedudukan yang sangat penting dalam sistem kesehatan nasional dan sistem
kesehatan kabupaten.
Puskesmas memiliki fungsi yang penting dalam mendukung tercapainya tujuan
pembangunan kesehatan nasional. Fungsi penting tersebut antara lain :
1) Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan. Dalam hal ini puskesmas berupaya menggerakkan lintas sektor dan
dunia usaha di wilayah kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan
berwawasan kesehatan. Puskesmas harus aktif memantau dan melaporkan
dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di
wilayah kerjanya serta mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan.
2) Puskesmas merupakan pusat pemberdayaan masyarakat. Dalam hal ini

puskesmas berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga


dan masyarakat memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri
sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam
memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaan serta ikut
menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program
kesehatan.
3) Puskesmas merupakan pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Dalam hal
ini puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama
secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan dalam bentuk pelayanan
kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Rencana Bisnis Anggaran
Puskesmas Sentolo 2
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 741/Menkes/PER/VII/2008
tentang standar pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten/kota, telah
ditetapkan indikator kinerja dan target pembangunan kesehatan tahun 2010-
2015 yang mencakup pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan,
penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan kejadian luar biasa serta
promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.

Puskesmas sebagai institusi pelayanan publik diberikan kewenangan


kemandirian oleh Dinas Kesehatan untuk melaksanakan tugas-tugas operasional
pembangunan kesehatan di wilayah kerja. Namun dalam pelaksanaannyan
selama ini terutama dalam pengelolaan keuangan terkadang terbentur oleh
peraturan birokrasi sehingga dalam memecahkan masalah tidak bisa maksimal
sesuai kebutuhan yang seharusnya. Untuk itu dalam rangka peningkatan mutu
pelayanan kepada publik perlu adanya suatu perubahan manajemen
pengelolaan keuangan.

Sesuai dengan Undang-Undang nomor 1 tahun 2004 yang kemudian diatur


dalam Peraturan Pemerintah nomor 23 tahun 2005 tentang Badan Layanan
Umum dan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 61 tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, lembaga-
lembaga pelayanan sosial milik pemerintah baik di Provinsi/Kabupaten/Kota
dapat mengubah statusnya dari Lembaga Birokratis menjadi Badan Layanan
Umum ( BLU ) yang merupakan badan yang memiliki otonomi atau semi otonomi
dalam pengelolaan keuangannya. Dalam peraturan pemerintah tersebut,
puskesmas dapat diklasifikasikan sebagai Lembaga Usaha Non Profit, dengan
demikian prinsip efisiensi dan produktifitas harus menjadi bagian dari social
management, hal inilah yang nantinya dapat dijadikan titik pangkal untuk
meningkatkan sosial manajemen di Puskesmas.

Terkait dengan adanya PP nomor 23 tahun 2005 dan Permendagri nomor 61


tahun 2007 tersebut, maka dalam upaya untuk pengusulan dan penetapan
satuan kerja Instansi Pemerintah untuk menerapkan PPK-BLU, Puskesmas
Rencana Bisnis Anggaran
Puskesmas Sentolo 2
Sentolo II termasuk salah satu instansi pelayanan kesehatan yang juga
berkewajiban memenuhi persyaratan pada peraturan tersebut. Dengan
pengelolaan Badan Layanan Umum diharapkan Puskesmas Sentolo II akan lebih
mampu bersaing dengan kompetitor yang saat ini sudah jauh melangkah
kedepan, disamping juga akan lebih leluasa dalam menerapkan prinsip-prinsip
manajemen bisnis guna menjawab tuntutan pelayanan kepada masyarakat yang
paripurna dan prima.

Dalam rangka Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum ( BLU)


disamping persyaratan substantif juga harus dipenuhi persyaratan teknis dan
administratif. Dengan latar belakang permasalahan seperti tersebut diatas perlu
dimaksimalkan peran dan fungsi Puskesmas Sentolo II kearah fungsi sosial
ekonomi. Untuk maksud tersebut perlu dilakukan analisis tentang berbagai aspek
yang ada di lingkungan internal maupun eksternal Puskesmas Sentolo II dalam
bentuk penyusunan Rencana Bisnis Strategis Puskesmas Sentolo II sebagai Badan
Layanan Umum Daerah.

2. Gambaran Singkat Bisnis

Kegiatan Utama Puskesmas Sentolo II adalah dalam usaha pelayanan kesehatan


perorangan dengan pendekatan pelayanan medis, tindakan medik dan
keperawatan, pelayanan penunjang medik, dan upaya rujukan. Dengan core
bisnis adalah pelayanan medis. Selain itu Puskesmas Sentolo II memfungsikan
sebagai pusat pemberdayaan masyarakat melalui program ; KIA/ KB, Promosi
Kesehatan, Penyehatan Lingkungan, Gizi, Pemberantasan Penyakit Menular dan
program-program kesehatan yang lain berdasarkan kebutuhan masyarakat
sesuai urutan prioritas dan terjamin kesinambungan pelaksanaanya.

Dalam upaya menghadapi persaingan global, terutama terhadap competitor


layanan sejenis di Kabupaten Kulonprogo, Puskesmas Sentolo II berusaha
memenangkan persaingan dengan cara menjaga mutu layanan; SDM dan Sarana
Prasarana, serta terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.
Rencana Bisnis Anggaran
Puskesmas Sentolo 2
Jenis pelayanan yang tersedia di Puskesmas Sentolo II adalah rawat jalan yang
terdiri dari Unit Balai Pengobatan Umum, Unit Pelayanan Gigi, Unit Kesehatan
Ibu dan Anak, Unit Pelayanan Imunisasi, Pusat Pemulihan Gizi Balita, Unit
Laboratorium serta Unit Gawat Darurat.

Selain itu puskesmas sentolo II juga memiliki beberapa program unggulan


seperti ; Puskesmas peduli remaja dengan program PKPR dan program
pemberikan layanan khusus bagi pengunjung usia lanjut dengan program
Puskesmas Santun Usila.

A. Visi Puskesmas Sentolo II :


Pelayanan dan pemberdayaan kesehatan yang optimal,
guna mewujudkan kemandirian masyarakat untuk hidup
sehat

B. Misi Puskesmas Sentolo II :


1) Mememberikan pelayanan yang bermutu, merata dan terjangkau seluruh

lapisan masyarakat
2) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan
3) Memberdayakan seluruh komponen pendukung pembangunan
kesehatan
4) Menerapkan sistem informasi puskesmas dan sistem manajemen yang
efektif dan efisien

C. Budaya Kerja Puskesmas Sentolo II


Untuk mewujudkan visi dan misi dengan berbagai nilai dasar yang dijadikan
pegangan dan dijiwai bagi seluruh karyawan dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya, di Puskesmas Sentolo II menetapkan “BERPRESTASSI” sebagai
budaya kerja yaitu :
1. KeBERsamaan, bahwa pelayanan terbaik kepada masyarakat di Puskesmas
hanya akan dicapai apabila melibatkan peran seluruh komponen karyawan
secara sinergis. Konsekuensinya adalah bahwa dalam melaksanakan tugas
dimanapun posisinya dalam organisasi harus dilandasi oleh sikap tanggung
jawab dan kepentingan bersama diantara seluruh anggota organisasi.
2. PRofesionalisme, bahwa dalam melaksanakan tugas dan atau kewajiban
harus dilandasi oleh:
Rencana Bisnis Anggaran
Puskesmas Sentolo 2
a. standar pelayanan profesi yaitu ukuran-ukuran dan prosedur yang harus
dipatuhi dalam melaksanakan tugas profesinya,
b. kompetensi yaitu pelaksanaan tugas yang sesuai dengan kemampuan,
keahlian, dan kewenangannya,
c. integritas yaitu kesadaran dalam bersikap untuk melaksanakan tugas
dengan menjunjung tinggi etika,
d. responsif yaitu sikap tanggap terhadap situasi dan kondisi yang
berkembang khususnya dalam melaksanakan tugas profesinya.
3. Efisien, bahwa dalam melaksanakan tugas jabatan/profesi selalu
didasarkan pada upaya pengorbanan sumber daya minimal dengan hasil
optimal atau pengorbanan sejumlah sumber daya tertentu dengan hasil
maksimal baik dari sisi biaya, waktu, tenaga maupun sumberdaya lainnya.
3. KepuaSan pelanggan, bahwa dalam melaksanakan tugas jabatan/profesi
selalu diorientasikan pada upaya mencapai kualitas optimal (pelayanan
prima) sehingga tercapai kepuasan konsumen/masyarakat (customer
satisfaction) sebagai pelanggan Puskesmas.
4. TAnggung jawab, bahwa dalam melaksanakan tugas atau kewajiban harus
memegang teguh prinsip kehati-hatian dan kesadaran akan segala resiko
yang akan terjadi sehingga tugas tidak hanya sekedar dilaksanakan
melainkan dengan dilandasi semangat agar diperoleh hasil yang
memuaskan dari segala aspek.
5. TransparanSi, bahwa berbagai data dan informasi yang secara substantif
dan normatif boleh/dapat dikonsumsi atau diketahui oleh pihak lain
(dalam/luar organisasi) maka akses terhadap informasi tersebut harus
dibuka dengan tetap memegang prinsip kehati-hatian dan kewajiban untuk
menjaga rahasia negara dan jabatan.
6. DiSIplin, bahwa dalam melaksanakan tugas/kewajiban harus dilandasi oleh
ketaatan dan kepatuhan tanpa paksaan dan atau tanpa pengawasan,
melainkan dengan kesadaran yang tinggi terhadap peraturan, dan norma
yang berlaku.

D. Susunan Pejabat Pengelola BLUD dan Dewan pengawas


Rencana Bisnis Anggaran
Puskesmas Sentolo 2
1) Susunan Pejabat Pengelola BLUD Puskesmas Sentolo II :
Pejabat pengelola BLUD di Puskesmas Sentolo II berdasarkan Surat Keputusan Kepala
Dinas Kesehatan Kulon Progo No… tahun 2013 sebagai berikut :
a) Pemimpin BLUD : Kepala Puskesmas Sentolo II
b) Pejabat Keuangan BLUD : Pengelola Keuangan Puskesmas Sentolo II
c) Pejabat Teknis BLUD
(1). Pejabat teknis Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentolo II
(2). Pejabat teknis Upaya Kesehatan Perorangan Puskesmas Sentolo II

Adapun Uraian tugas dan fungsinya sebagai berikut :

(a) Pemimpin BLUD sebagaimana dimaksud berfungsi sebagai penanggung jawab


umum operasional dan keuangan BLUD yang berkewajiban :
(1) Menyiapkan rencana strategis bisnis BLUD

(2) Menyiapkan RBA tahunan

(3) Mengusulkan calon pejabat keuangan dan pejabat teknis sesuai dengan

ketentuan yang berlaku dan

(4) Menyampaikan pertanggungjawaban kinerja operasional dan keuangan BLUD

(b) Pejabat Keuangan BLUD sebagaimana dimaksud berfungsi sebagai penanggung


jawab keuangan yang berkewajiban :
(1) Mengkoordinasikan penyusunan RBA

(2) Menyiapkan dokumen pelaksanaan anggaran BLUD

(3) Melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja

(4) Menyelenggarakan pengelolaan kas

(5) Melakukan pengelolaan utang-piutang

(6) Menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap, dan investasi BLUD
Rencana Bisnis Anggaran
Puskesmas Sentolo 2
(7) Menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan dan

(8) Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan.

(c) Pejabat teknis BLUD sebagaimana dimaksud berfungsi sebagai penanggung jawab
teknis di bidang masing-masing yang berkewajiban :

(1) Menyusun perencanaan kegiatan teknis di bidangnya

(2) Melaksanakan kegiatan teknis sesuai menurut RBA dan

(3) Mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidangnya

Dalam pelaksanaannya kegiatan pengelolaan BLUD di Puskesmas Sentolo II diatur dengan


surat keputusan Kepala UPTD Puskesmas Sentolo II No. 188.45/501.6/X/ 2013 tentang
Susunan Tim Pengelola BLUD Puskesmas Sentolo II sebagai berikut :( lampiran 1)

(1). Penanggungjawab : Dwi Ciptorini, SKM, M.Kes.

(2). Koordinator BLUD : drg. Lia Desire Octarina

(3). Sekretaris : Totok Handoko

(4). Rencana Bisnis : Kadri Sriyono (koordinator)

a. : Zaenal Arifin

b. : Ratmini

(5). Laporan Keuangan : Riyanto (Koordinator)

a. : Sumini

b. : Rumiyati

(6). Tata Kelola dan SPM : dr. Yusniar (koordinator)

a. : Siti Aminah

b. : Budi Haryono

2) Susunan Dewan Pengawas BLUD Puskesmas Sentolo II :


a. Ketua Dewan Pengawas : Kepala Dinas Kesehatan Kulon Progo
b. Anggota Dewan Pengawas :
(1). Kepala Bidang Pengembangan Kesehatan Dinas Kesehatan Kulon Progo
(2). Kepala Bagian Keuangan Dinas Kesehatan Kulon Progo
Rencana Bisnis Anggaran
Puskesmas Sentolo 2
Adapun tugas dan kewajiban Dewan Pengawas adalah sebagai berikut :
Dewan pengawas bertugas melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
pengelolaan BLUD yang dilakukan oleh pejabat pengelola sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, yang berkewajiban :
(a) Memberikan pendapat dan saran kepada kepala daerah mengenai RBA yang
diusulkan oleh pejabat pengelola;
(b) Mengikuti perkembangan kegiatan BLUD dan memberikan pendapat serta saran
kepada kepala daerah mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi
pengelolaan BLUD
(c) Melaporkan kepada kepala daerah tentang kinerja BLUD
(d) Melakukan evaluasi dan penilaian kinerja baik keuangan maupun non keuangan,
serta memberikan saran dan catatan-catatan penting untuk ditindaklanjuti oleh
pejabat pengelola BLUD; dan
(e) Memonitor tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaian kinerja

KINERJA BLUD TAHUN

2 ANGGARAN BERJALAN
A. Kondisi Lingkungan yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja

Kondisi Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi Pencapaian k inerja Tahun


Berjalan Puskesmas Sentolo II sebagai berikut :
1. Faktor internal
Pola pengelolaan orgnisasi sebagai UPTD yang berada langsung dibawah Dinas
Kesehatan, Puskesmas Sentolo II dalam menentukan kebijakan internalnya secara
umum tidak banyak berperan karena kewenangan lebih banyak ditentukan Dinas
kesehatan. Termasuk fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-
Rencana Bisnis Anggaran
Puskesmas Sentolo 2
praktek bisnis yang sehat dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Praktek bisnis yang sehat adalah penyelenggaraan fungsi organisasi berdasarkan
kaidah-kaidah manajemen yang baik dalam rangka pemberian layanan yang bermutu
dan berkesinambungan.
a) Sumber Daya Manusia
Puskesmas Sentolo II per Mei 2012 terjadi kekosongan di Jabatan Struktural,
dimana Kepala Puskesmas telah dipindah tugaskan. Puskesmas Sentolo II dipegang oleh
jabatan PLT bersamaan dengan Puskesmas Sentolo I. Adanya kekosongan jabatan
Struktural sedikit menjadi faktor penghambat untuk menentukan kebijakan-kebijakan
terkait dengan keuangan dan manajemen.

Pada bulan Mei 2012 terjadi pula mutasi dokter umum fungsional, dari semula 2
dokter Umum menjadi 1 Dokter Umum. Hal ini menjadi sedikit permasalahan dalam
pelayanan, karena jumlah pasien yang banyak, 26.303 pasien (tahun 2012).
Tidak terpenuhinya formasi kebutuhan pegawai yang menduduki jabatan-jabatan
fungsional tekhnis tertentu, merupakan salah satu hambatan dalam rangka mencapai
kinerja yang telah ditentukan. Ketersediaan sumber daya puskesmas, secara langsung
berakibat pada beban kerja petugas langsung pelayanan sehingga bekerja tidak
maksimal dalam melayani klien dan berdampak pada penurunan pendapatan
fungsional.
Kemudian kebijakan yang ditempuh dalam memenuhi kebutuhan tenaga fungsional
tersebut, dengan menugaskan tenaga fungsional yang lainya untuk melaksanakan tugas
dan fungsinya.
Dengan setrategi mengoptimalkan kekuatan untuk mengatasi kelemahan ,
Puskesmas Sentolo II selalu berupaya meningkatkan kepuasan pelanggan dengan tetap
selalu mengutamakan mutu pelayanan yang optimal, respon time cepat, ketaatan pada
prosedur, senyum sapa dan keramahan serta selalu terbuka untuk inovasi pelayanan .

b) Sarana dan prasarana

Puskesmas Sentolo II memiliki lokasi strategis, lahan luas dan mudah dijangkau. Serta
peralatan medis, sarana transportasi, juga sarana fisik lain dalam jumlah dan jenis yang
Rencana Bisnis Anggaran
Puskesmas Sentolo 2
cukup lengkap. Sarana-prasarana yang memadai dalam menunjang pelayanan
merupakan persyaratan substantif yang harus dipenuhi dalam perebutan customer,
karena saat ini nilai pelayanan kesehatan merupakan industri yang berada dalam
mekanisme pasar.
Dalam mengoptimalkan pelayanan, Puskesma Sentolo II telah dilengkapi dengan
sarana-prasarana yang cukup memadai. Selain pelayanan poliklinik umum, gigi, KIA/KB,
UGD, juga didukung pelayanan EKG dan laboratorium.
Permasalahan yang ada dalam pengoperasian alat-alat medis yang modern tersebut
adalah biaya pemeliharaan dan operasional, sehingga berpotensi dapat menghambat
kinerja.

2. Faktor Eksternal
Pencapaian kinerja sangat dipengaruhi oleh peraturan perundang-undang; kebijakan
pemerintah; keadaan persaingan; keadaan perekonomian daerah dan nasional;
perkembangan sosial budaya; dan perkembangan teknologi yaitu:

a. Undang-undang dan peraturan


1) Permendagri
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 tahun 2006, mengharuskan
pelaksanaan kegiatan harus dengan PPTK, sementara di UPTD Puskesmas tidak ada
PPTK dan yang bertanggung jawab terhadap program kegiatan, di UPTD Puskesmas
masih awam dengan pokok-pokok dan pengelolaan keuangan sebagaimana yang
diamanatkan di Permendagri tersebut. Hal ini menyebabkan keterlambatan
pelaksanaan kegiatan, dan tidak tercapainya target kinerja.

Dalam aturan Menteri Dalam Negeri khususnya dalam penatausahaan


keuangan, semua pengeluaran belanja berdasarkan program dan kegiatan.
Dalam format aturan tersebut, bisa dimungkinkan penambahan program dan
kegiatan berdasarkan kewenangan dan kemampuan daerah. Namun dalam
kenyataannya, pemerintah daerah melakukan pembatasan dengan program dan
kegiatan yang sudah ada di Permendagri. Dengan demikian banyak program dan
Rencana Bisnis Anggaran
Puskesmas Sentolo 2
kegiatan upaya kesehatan perorangan yang tidak bisa masuk dalam
penganggaran.

Hal ini menyulitkan manajemen dalam penganggaran belanja, contoh


konkrit adalah belanja untuk jasa pelayanan, sampai saat ini belum ada aturan,
format baku atau kode rekening tentang jasa pelayanan, sehingga manajemen
Puskesmas kesulitan dalam menyusun penganggaran jasa pelayanan, sementara
pemerintah daerah ragu-ragu untuk membuat program, kegiatan dan kode
rekening baru untuk dapat mewadahi belanja tersebut.

2) Permenkeu
Dasar hukum pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum di daerah
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pengelolaan dan
pertanggungjawaban daerah diatur dalam BAB XV Pasal 324, Pasal 325, Pasal
326, Pasal 327, Pasal 328 dan Pasal 329.

Pasal 68 dan Pasal 69 UU No. 1 ahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara


telah membuka koridor baru kepada
departemen/lembaga/provinsi/kabupaten/kota yang bertugas memberikan
pelayanan publik seperti layanan kesehatan, pendidikan, pengelolaan kawasan,
lisensi untuk menerapkan pola pengelolaan keuangan yang fleksibel melalui
pembentukan Badan Layanan Umum yang diatur lebih lanjut dalam PP 23 tahun
2005.

Sebagai kekayaan negara/daerah yang tidak dipisahkan BLUD


perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan keuangan disajikan dan disusun
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kementriann/ lembaga/pemerintah
daerah. Untuk itu Laporan Keuangan BLU disampaikan secara berkala kepada
menteri/piminan lembaga/gubernur/bupati/walikota sesuai dengan
kewenanggannya untuk dikonsolidasikan dengan laporan keuangan kementrian
negara/lembaga/SKPD/pemerintah daerah.

Pembinaan keuangan BLUD dilakukan oleh Pejabat Pengelola Keuangan


Daerah (PPKD) dan pembinaan teknis dilakukan oleh kepala yang bertanggung
Rencana Bisnis Anggaran
Puskesmas Sentolo 2
jawab atas urusan pemerintah yang bersangkutan. Pembinaan keuangan BLUD
meliputi pemberian pedoman, bimbingan, supervisi, pendidikan dan pelatihan
di bidang pengelolaan keuangan BLUD.

Permasalahan yang timbul adalah perbedaan standar akuntansi sebagai


dasar penyusunan laporan keuangan BLU dengan dasar penyusunan laporan
keuangan kementrian atau lembaga. Sesuai dengan pasal 26 ayat (2) PP 23
Tahun 2005 akuntansi dan laporan keuangan BLU diselenggarakan sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Hal ini menjadi masalah ketika
laporan tersebut dikonsolidasikan dengan Laporan Keuangan Kementerian/
Lembaga/ SKPD/ pemerintah daerah yang menggunakan Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP).

Permasalahan lain timbul ketika satuan kerja tersebut menerima dana


dari APBN seperti pada kasus Puskesmas sebagai BLU yang mendapat dana dari
APBN/APBD. Selain sebagai BLU juga berfungsi sebagai satker yang wajib
menyusun Laporan Keuangan tahunan atas dana APBN/APBD yang diterima
sesuai dengan Sistem Akuntansi dimana Laporan Keuangannya disebut Laporan
Keuangan BLU.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005


tanggal 13 Juni 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
(BLU) pasal 26 antara lain menyatakan setiap transaksi keuangan BLU harus
diakuntansikan dan dokumen pendukungnya dikelola secara tertib dan
Akuntansi dan Laporan Keuangan BLU diselenggarakan sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh asosiasi profesi akuntansi indonesia.

Sementara itu Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005


tanggal 20 Juli 2005 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Pemerintah Pusat Bab VIII Laporan Keuangan Kementrian Negara/Lembaga
pasal 32 antara lain Laporan Keuangan Kementrian Negara/Lembaga Tahunan
dilampiri Laporan Keuangan BLU yang berada dilingkungan Kementrian
Negara/Lembaga. Laporan Keuangan BLU sebagaimana dimaksud disusun
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Rencana Bisnis Anggaran
Puskesmas Sentolo 2
3) Peraturan Pemerintah dan Peraturan Daerah
Peraturan pemerintah tentang puskesmas sampai saat ini belum begitu
jelas, yang ada baru rancangan. Sedangkan pemerintah daerah sesuai dengan
Peraturan pemerintah nomor 48 tahun 2007, Puskesmas masih dalam koridor
lembaga teknis daerah.

Walaupun ada peraturan Menteri Dalam Negeri dan Peraturan Menteri


Keuangan tentang Badan Layanan Umum, namun aturan tersebut baru secara
tegas untuk instansi vertikal dalam kementerian yang bersangkutan, sehingga
untuk Puskesmas Sentolo II masih dalam bentuk wacana yang perlu
pengkajian secara mendalam.

Masih belum jelasnya peraturan pemerintah tentang rekruitmen


pegawai, membawa dampak yang sangat besar bagi kinerja pelayanan di
Puskesmas. Sedangkan Puskesmas tidak memiliki kewenangan dalam
penerimaan pegawai termasuk pegawai non PNS, padahal masih ada
beberapa formasi kebutuhan pegawai yang menduduki jabatan-jabatan
fungsional tekhnis tertentu belum terpenuhi dan juga ada beberapa SDM yang
ada di Puskesmas sudah banyak yang memasuki masa pensiun.

b. Kondisi Ekonomi Daerah


Secara umum, ekonomi daerah Kulonprogo tergolong daerah yang
memiliki kemampuan ekonomi menengah, sehingga dalam pengembangan
pelayanan inovatif mungkin akan terbentur dalam hal pentarifan. Walaupun
demikian fenomena menarik masyarakat Kulonprogo adalah semakin banyaknya
bermunculan institusi pelayanan kesehatan swasta yang menawarkan jenis
pelayanan kesehatan yang beragam dengan tarif layanan yang beragam juga.

Dari keterbatasan pendapatan daerah, banyak program dan kegiatan


Puskesmas yang terkendala, sementara kebutuhan untuk pemeliharaan dan
operasional Puskesmas saja masih minim, bahkan tidak sesuai dengan
pendapatan operasional yang dicapai Puskesmas.
Rencana Bisnis Anggaran
Puskesmas Sentolo 2
c. Sosial Budaya Masyarakat
Selain memiliki jumlah penduduk yang relatif besar dan
bermatapencaharian yang beraneka ragam, warga masyarakat Kulonprogo,
memiliki tipe atau berkarakteristik tradisionil, sehingga budaya dan tradisi
masyarakat masih cukup kental bahkan sangat dilestarikan, yaitu jiwa gotong-
royong dan rasa kekeluargaannya yang cukup tinggi. Namun demikian masih ada
beberapa perilaku tradisi yang masih kurang mendukung dalam pembangunan
kesehatan dan efisiensi pengeluaran masyarakat, yaitu kemandirian dalam
berperilaku hidup bersih sehat seperti kebiasaan buang air besar sembarangan
dan kebiasaan merokok.

d. Perkembangan Teknologi Kesehatan


Teknologi yang semakin berkembang menuntut sebuah realisasi yang
berdampak positif terhadap kehidupan manusia khusunya di bidang kesehatan.
Dengan semakin berkembangnya teknologi kesehatan, banyak alat-alat kesehatan
yang sudah cukup umur tidak diproduksi lagi, dan sekaligus tidak ada suku
cadangnya, hal itu menyulitkan Puskesmas dalam pemeliharaan alat yang dimiliki
karena sebagian besar alat-alat kesehatan yang ada sudah out of date.

Artinya perkembangan teknologi kesehatan khususnya alat-alat medis


disamping dapat meningkatkan kinerja Puskesmas tetapi juga dapat menghambat
kinerja Puskesmas, karena ada beberapa alat kesehatan untuk kerja pelayanan
yang tidak sustainable lagi.

e. Perkembangan Teknologi Informasi


Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah merambah
ke berbagai sektor termasuk kesehatan. Teknologi informasi, mau tidak mau harus
dikuasai oleh Puskesmas. Untuk perangkat kerasnya, bagi kebanyakan Puskesmas
daerah tidak ada kendala, namun dalam pemeliharaan, software, petugas
informasi dan pemeliharaannya membutuhkan dana yang besar. Sementera
kebanyakan SDM Puskesmas masih berorientasi klerikal, dan kurang peduli
dengan data dan informasi.
Rencana Bisnis Anggaran
Puskesmas Sentolo 2
Dengan adanya teknologi informasi, akan memudahkan manajemen
dalam mengambil keputusan, karena semua informasi dapat diterangkan dalam
sistem informasi manajemen secara terintegrasi.

B. Perbandingan Asumsi pada Waktu Menyusun Rencana Bisnis dan Anggaran


dengan Fakta yang Terjadi

1. Aspek Makro

Asumsi Fakta
No Unsur Ket.
TA 2013 TA 2013
1 2 3 4 5
1 Pertumbuhan ekonomi (%) 6.5 % 6.8 %
2 Tingkat inflasi (%) 4.3 % 7.9 %
3 Tingkat suku bunga pinjaman 12 % 14 %
(%)
4 Kurs (Rp) Rp. 9000 Rp. 12.000

Tingkat inflasi mempengaruhi operasional puskesmas dalam mengadakan bahan


habis pakai untuk operasional pelayanan, walaupun secara tidak secara langsung berdampak
pada kinerja puskesmas, namun ada kekawatiran adanya pengurangan pendanaan dari
berbagai sumber pendapatan puskesmas, yang kemudian akan mengubah prediksi kinerja.
Nilai kurs rupiah terhadap mata uang asing utama juga memacu fluktuasi harga-harga pasar
terutama barang-barang untuk kesehatan dari luar negeri apalagi dengan seringnya kebijakan
pemerintah dalam menaikkan harga BBM, yang membuat harga-harga domestik melambung.

Di saat sekarang terjadi perubahan dalam nilai pelayanan kesehatan. Pelayanan


kesehatan merupakan industri yang berada dalam lingkungan mekanisme pasar. Saat
sekarang pengaruh kondisi eksternal organisasi sangat kuat dan berorientasi "value for
money" sehingga persaingan bertambah sangat ketat dengan terjadinya perebutan customer
internal dan customer eksternal, sehingga status organisasi dan remunerasi menjadi sangat
penting. Sistem remunerasi adalah suatu sistem pengupahan yang mengatur gaji,
insentif(merit), dan bonus pegawai pada suatu organisasi.
Rencana Bisnis Anggaran
Puskesmas Sentolo 2

2. Aspek Mikro

Asumsi Fakta
No Unsur Ket
TA 2013 TA 2013
1 2 3 4 5
Pembiayaan pelayanan
1 publik dalam upaya Rp. 271.714.019 Rp. 355.517.819
kesehatan perorangan
Pembiayaan pelayanan
2 publik dalam rangka Rp. 130.895.000 Rp. 130.895.000
kesehatan masyarakat
tarif dasar
3 Kenaikan tarif layanan Rp.3000 Rp.6250 pelayanan
umum
Pemeriksaan
Pengembangan / Pemeriksaan Darah
4 Darah Lengkap
peningkatan layanan Rutin

C. Pencapaian Kinerja
1) Pencapaian Non Keuangan

No Jenis Satuan Target Realisasi Prognosa Pencapaian


Layanan Kinerja s.d 30 Juni s.d 31 Des. (%)
TA 2013 2013 2013
1 2 3 4 5 6 7=6/4
UKP
Pelayanan BP
1 Pasien 10603 6085 12170 114 %
Umum
Pelayanan BP
2 Pasien 2130 1240 2480 116 %
Gigi
Pelayanan
3 Pasien 4248 2430 4860 114 %
KIA
4 Laboratorium Pasien 2144 1145 2236 104 %
5 UGD Pasien 286 150 345 120 %
UKM
a. KIA
Kunj. Bumil
1 % 100 49,85 100 100 %
K1
Kunj. Bumil
2 % 93 42,39 99,7 107 %
K4
3 Kunj. Bayi % 95 64,38 95 100 %
Rencana Bisnis Anggaran
Puskesmas Sentolo 2
Neonatus
dengan
4 % 99,7 44,44 99,7 99,7 %
komplikasi yg
ditangani
Pelayanan
5 % 92 48,31 92 100 %
anak balita
Komplikasi
kebidanan
6 % 100 54 112 112 %
yang
ditangani
Pertolongan
7 persalinan % 99,7 45 100 100,3 %
oleh nakes
Pelayanan
8 % 93 43,48 100 107 %
nifas
Imunisasi
Des atau
b. % 100 43,21 100 100 %
kelurahan
UCI
c. GIZI
Pemberian
makan
1 % 100 100 100
pendamping
ASI (6-24 bl)
Balita gizi
buruk
2 % 100 100 100
mendapat
perawatan

Pencapaian kinerja kegiatan non keuangan dapat dilihat dari hasil pencapaian
kegiatan berdasarkan indikator Kewenangan Wajib Standar Pelayanan Minimal
(KW-SPM). Indikator KW SPM kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
mengacu pada KepMenkes No. 828/MENKES/SK/V/2009, sedangkan
penentuan target KW SPM mengacu pada Keputusan Kepala Dinas Kesehatan
Kab. Kulon Progo Nomor 188/025-A. Indikator KW SPM kegiatan Upaya
Pelayanan Kesehatan mengacu pada Keputusan Kepala Dinas Kesehatan
kabupaten Kulon Progo Nomor 188/78 tentang Standar Pelayanan Minimal
dan Tahapan Pencapaian Pelayanan Kesehatan pada Unit Pelaksana Teknis
Dinas Puskesmas Kabupaten Kulon Progo.

2) Keuangan

a) REALISASI PENDAPATAN BERDASAKAN UNIT PELAYANAN


Rencana Bisnis Anggaran
Puskesmas Sentolo 2
Prognosa
Anggaran Th Realisasi s.d Pencapaian
NO UNIT PELAYANAN 1 Jan. s.d 31
2013 30 Juni 2013 ( %)
Des 2013
I. UKP
1. Operasional Pusk.
- Pasien Umum 43.552.000 22.521.300 40.301.800 93
- Jamkesmas 56.454.500 61.762.850 128.726.450 228
- Jamkesda 100.628.500 65.266.250 117.289.650 117
- Jamkessos 11.974.800 5.270.000 8.815.600 74
- Askes PNS 13.476.000 7.747.600 14.976.100 111
- Jampersal 500.000 - 280.000 56
226.585.800 162.568.000 310.389.600 137
2. Lain-lain
- APBD Murni 8.470.000 2.430.000 8.470.000 100
- Pengembalian 26.207.411 - 26.207.411 100
- Sisa Kapitasi
100
Askes 2012 10.450.808 - 10.450.808
45.128.219 2.430.000 45.128.219 100
271.714.019 164.998.000 355.517.819 131
II UKM
1. BOK 72.000.000 41.612.000 72.000.000 100
2. Promkes 53.975.000 - 53.975.000 100
3. Gizi 4.920.000 - 4.920.000 100
130.895.000 41.612.000 130.895.000 100
402.609.019 206.610.000 486.412.819 121

B). Realisasi Biaya Berdasarkan Unit Layanan


Prognosa
Anggaran Th Realisasi s.d Pencapaian
NO UNIT PELAYANAN 1 Jan. s.d 31
2013 30 Juni 2013 ( %)
Des 2013
I. UKP
1. Operasional Pusk. 226.585.800 84.478.630 226.585.800 100
2. APBD Murni 45.128.219 2.430.000 45.128.219 100
271.714.019 86.908.630 271.714.019 100
II UKM
1. APBN ( BOK)
- KIA 20.000.000 7.735.000 20.000.000 100
- Imunisiasi 3.925.000 550.000 3.925.000 100
- Gizi 13.855.000 1.075.000 13.855.000 100
- P2M 9.800.000 4.355.000 9.800.000 100

- Penyehatan
Lingkungan 6.197.000 4.757.000 6.197.000 100
- Promkes 6.374.000 4.415.000 6.374.000 100
Rencana Bisnis Anggaran
Puskesmas Sentolo 2
- UKS 2.875.000 750.000 2.875.000 100
- UKGMD 850.000 600.000 850.000 100
- Kesehatan Jiwa 475.000 300.000 475.000 100
- Kesehatan Usila 600.000 300.000 600.000 100
- Manajemen 7.049.000 3.280.000 7.049.000 100
72.000.000 28.117.000 72.000.000 100
2. APBD
- Promkes 53.975.000 - 53.975.000 100
- Gizi 4.920.000 - 4.920.000 100
58.895.000 - 58.895.000 100
130.895.000 28.117.000 130.895.000 100

402.609.019 115.025.630 402.609.019 100

3 RENCANA BISNIS ANGGARAN


TAHUN 2014
A. Kondisi Ligkungan yang diprediksi akan mempengaruhi Pencapaian Kinerja
Dalam upaya mencapai hasil kinerja pada tahun 2014, Puskesmas Sentolo II akan
menerapkan strategi mengoptimalkan kekuatan untuk mengatasi kelemahan, yaitu ada
beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah :

1. Faktor Internal
a) Kondisi Pelayanan
Beberapa kekuatan yang dimiliki Puskesmas Sentolo II dalam bidang pelayanan
yaitu selalu terbuka untuk inovasi pelayanan, meningkatkan kepuasan pelanggan,
mengptimalkan mutu pelayanan, senyum-sapa dan keramahan, ketaatan pada
prosedur dan respon time cepat. Pengoptimalan hal tersebut juga merupakan
Rencana Bisnis Anggaran
Puskesmas Sentolo 2
upaya dalam mengatasi kelemahan yang dimiliki Puskesmas Sentolo II dalam
bidang pelayanan, yaitu kurangnya promosi pelayanan puskesmas dan penerapan
SMM yang belum optimal

b) Kondisi Keuangan :
Pencapaian realisasi yang baik dari target kinerja keuangan merupakan kekuatan
kondisi keuangan di puskesmas Sentolo II. Namun ada beberapa hambatan dan
kendala yang merupakan kelemahan yang harus antisipasi yaitu ketersediaan
sumberdaya manusia, seperti belum terisinya formasi kasubbag TU dan beberapa
jabatan fungsional tertentu yang secara langsung akan berakibat pada beban kerja
petugas pelayanan, sehingga bekerja tidak maksimal dan berdampak pada
punurunan pendapatan fungsional

c) Kondisi Organisasi dan Sumber Daya Manusia :


Kekuatan pada kondisi dan sumber daya manusia di puskesmas Sentolo II adalah
sebagian besar pegawai berstatus PNS, prosentase yang besar tenaga paramedis
yang berpendidikan D III, sudah ada staf administrasi dan kepegawaian, ada
kebijakan pengembangan SDM dan sikap terbuka terhadap perubahan. Kurangnya
komitmen diantara pelaku pelayanan terhadap institusi merupakan hambatan
koordinasi kinerja team dalam pencapaian target kinerja.

d) Kondisi Sarana dan Prasarana :


Dalam mengoptimalkan pelayanan, Puskesma Sentolo II telah dilengkapi dengan
sarana-prasarana yang cukup memadai yaitu dengan didukung peralatan peralatan
medis dalam jumlah dan jenis yang lengkap, sarana transportasi yang cukup,
sarana fisik lengkap, peralatan-peralatan baru dan sumber dana yang cukup
memadai. Namun jumlah dan volume ruangan yang belum memenuhi kebutuhan,
perawatan alat yang kurang optimal dan adanya beberapa alat yang sudah rusak
merupakan salah satu kendala dan hambatan dalam pelaksanaan mencapai target
kinerja

2. Faktor Eksternal
a) Peraturan perundang-undangan yang terkait

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 tahun 2006, mengharuskan pelaksanaan kegiatan
harus dengan PPTK, sementara di UPTD Puskesmas tidak ada PPTK dan yang bertanggung
jawab terhadap program kegiatan, di UPTD Puskesmas masih awam dengan pokok-pokok
dan pengelolaan keuangan sebagaimana yang diamanatkan di Permendagri tersebut. Hal ini
menyebabkan keterlambatan pelaksanaan kegiatan, dan tidak tercapainya target kinerja.
Rencana Bisnis Anggaran
Puskesmas Sentolo 2
Dalam aturan Menteri Dalam Negeri khususnya dalam penatausahaan keuangan,
semua pengeluaran belanja berdasarkan program dan kegiatan. Dalam format
aturan tersebut, bisa dimungkinkan penambahan program dan kegiatan
berdasarkan kewenangan dan kemampuan daerah. Namun dalam kenyataannya,
pemerintah daerah melakukan pembatasan dengan program dan kegiatan yang
sudah ada di Permendagri. Dengan demikian banyak program dan kegiatan upaya
kesehatan perorangan yang tidak bisa masuk dalam penganggaran.

b) Kebijakan Pemerintah Daerah tentang Sumber Daya Manusia (SDM)

Masih belum jelasnya peraturan pemerintah tentang rekruitmen pegawai,


membawa dampak yang sangat besar bagi kinerja pelayanan di Puskesmas,
misalnya untuk mengangkat tenaga honorer saja Puskesmas tidak memiliki
kewenangan, sementara ada permasalahan SDM yang ada di Puskesmas tidak
sedikit yang hendak memasuki masa pensiun.

c) Perkembangan sosial budaya dan tingkat pendidikan masyarakat


Warga masyarakat Kulonprogo, selain memiliki jumlah penduduk yang relatif besar
dan bermatapencaharian yang beraneka ragam, memiliki tipe atau berkarakteristik
tradisionil, sehingga budaya dan tradisi masyarakat masih cukup kental bahkan
sangat dilestarikan, yaitu jiwa gotong-royong dan rasa kekeluargaannya yang cukup
tinggi. Namun demikian masih ada beberapa perilaku tradisi yang masih kurang
mendukung dalam pembangunan kesehatan dan efisiensi pengeluaran masyarakat,
yaitu kemandirian dalam berperilaku hidup bersih sehat seperti kebiasaan buang air
besar sembarangan dan kebiasaan merokok. Dilihat tingkat pendidikan sebagian
besar masyarakat Kulon Progo berpendidikan paling dominan berpendidikan dasar
(SD dan SMP). Hal tersebut salah satu yang mempengaruhi faktor pengetahuan dan
tingkat kesadaran masyarakat yang rendah terhadap perilaku hidup bersih dan
sehat.

d) Perkembangan Teknologi Kesehatan


Perkembangan teknologi kesehatan sangat pesat dan semakin canggih. Untuk
institusi pelayanan kesehatan yang mampu, mereka berlomba-lomba mengadakan
alat-alat kesehatan karena didukung pendanaan yang memudahkan inovasi dan
diversifikasi pelayanan kesehatan. Dengan semakin berkembangnya teknologi
Rencana Bisnis Anggaran
Puskesmas Sentolo 2
kesehatan, banyak alat-alat kesehatan yang sudah cukup umur tidak diproduksi lagi,
dan sekaligus tidak ada suku cadangnya, hal itu menyulitkan Puskesmas dalam
pemeliharaan alat yang dimiliki karena sebagian besar alat-alat kesehatan yang ada
sudah out of date. Artinya perkembangan teknologi kesehatan khususnya alat-alat
medis disamping dapat meningkatkan kinerja Puskesmas tetapi juga dapat
menghambat kinerja Puskesmas, karena ada beberapa alat kesehatan untuk kerja
pelayanan yang tidak sustainable lagi.

e) Kondisi Ekonomi Daerah


Secara umum, ekonomi daerah Kulonprogo tergolong daerah yang memiliki
kemampuan ekonomi menengah, sehingga dalam pengembangan pelayanan
inovatif mungkin akan terbentur dalam hal pentarifan. Walaupun demikian
fenomena menarik masyarakat Kulonprogo adalah semakin banyaknya
bermunculan institusi pelayanan kesehatan swasta yang menawarkan jenis
pelayanan kesehatan yang beragam dengan tarif layanan yang beragam juga.

Dari keterbatasan pendapatan daerah, banyak program dan kegiatan Puskesmas


yang terkendala, sementara kebutuhan untuk pemeliharaan dan operasional
Puskesmas saja masih minim, bahkan tidak sesuai dengan pendapatan operasional
yang dicapai Puskesmas.

C. Perbandingan Asumsi pada Waktu Menyusun Rencana Bisnis dan Anggaran


dengan Fakta yang Terjadi

1. Aspek Makro

Asumsi Fakta
No Unsur Ket.
TA 2014 TA 2014
1 2 3 4 5
1 Pertumbuhan ekonomi (%) 6.8 %
2 Tingkat inflasi (%) 7.9 %
3 Tingkat suku bunga pinjaman (%) 14 %
4 Kurs (Rp) Rp. 12.000
Tingkat inflasi mempengaruhi operasional puskesmas dalam mengadakan bahan
habis pakai untuk operasional pelayanan, walaupun secara tidak secara langsung berdampak
pada kinerja puskesmas, namun ada kekawatiran adanya pengurangan pendanaan dari
Rencana Bisnis Anggaran
Puskesmas Sentolo 2
berbagai sumber pendapatan puskesmas, yang kemudian akan mengubah prediksi kinerja.
Nilai kurs rupiah terhadap mata uang asing utama juga memacu fluktuasi harga-harga pasar
terutama barang-barang untuk kesehatan dari luar negeri apalagi dengan seringnya kebijakan
pemerintah dalam menaikkan harga BBM, yang membuat harga-harga domestik melambung.

2. Aspek Mikro

Asumsi Fakta
No Unsur Ket
TA 2014 TA 2013
1 2 3 4 5
1 Pembiayaan pelayanan publik
dalam upaya kesehatan Rp. 271.714.019 -
perorangan
Pembiayaan pelayanan publik
2 dalam rangka kesehatan Rp. 130.895.000 Rp. 130.895.000
masyarakat
tarif
dasar
3 Kenaikan tarif layanan Rp.6250 -
pelayana
n umum
Pengembangan / peningkatan -
4 -
layanan

D. Sasaran, Indikator, Target Kinerja dan Kegiatan Berdasarkan Unit Layanan

No Jenis Pelayanan Sasaran Standar Target Kegiatam

1 2 3 4 5 6

1 Gawat Darurat Jam buka  Puskesmas Non 100% 100 %


Pelayanan Perawatan
Gawat Darura Sesuai Jam
kerja
 Puskesmas - -
dengan
perawatan 24
jam
Pemberi 100% 41,67% 100%
pelayanan gawat

darurat yang
bersertifikat yang
masih berlaku
Rencana Bisnis Anggaran
Puskesmas Sentolo 2
PPGD

Ketersediaan tim Ada Ada Ada


penanggulangan
bencana (SK)

Waktu tanggap < 5 menit terlayani, 5 menit < 5 menit


pelayanan setelah pasien
datang
di Gawat
Darurat

2 Rawat jalan Jam buka 08.00 s/d 100% 100%


pelayanan 13.00 WIB
kecuali
 Jumat
08.00 -
11.00 WIB
 Sabtu
08.00 –
12.00 WIB
Pemberi 100% dokter 100% 100%
pelayanan Poli
Umum
{Puskesmas
Induk)

Pemberi 100% dokter gigi 70% 100%


pelayanan Poli
Gigi

Rawat jalan Waktu tunggu di < 60 menit 30 menit < 60 menit


rawat jalan

3 Konsultasi Hari Pelayanan Setiap hari Setiap hari Setiap 3 hari

Pemberi 100% Tenaga Sesuai 100% 100%


pelayanan keahliannya
Konsultasi

4 Rawat Inap Kejadian pulang <5% - -


paksa

Lama hari Maksimal 4 hari - -


perawatan (LOS)

BOR 70 % - -

5 Persalinan,perinatologi Pemberi Dokter umum/bidan - -


pelayanan terlatih
persalinan (Asuhan Persalinan
normal Normal)
Rencana Bisnis Anggaran
Puskesmas Sentolo 2
6 Laboratoroum sederhana Waktu tunggu < 100 menit < 140 menit
hasil
Kimia darah &
pelayanan darah rutin
laboratorium.

7 Farmasi waktu tunggu Obat jadi < 15 5 menit Obat jadi < 15
pelayanan menit menit

Obat racikan < 60 Obat racikan < 60


menit 10 menit menit

Penggunaan Maksimal 20 % 0% Maksimal 20 %


Injeksi

Pemakaian Obat 100% 99% 100%


Generik

Pengunaan Maksimal 30% 3% Maksimal 30%


antibiotik pada
kasus ISPA non
pneumonia

8 Gizi di Rawat inap Ketepatan waktu 90 % - -

pemberian
makanan kepada
pasien

9 Rekam Medik Kelengkapan 100% 100% 100%


pengisian

rekam medik 24
jam setelah
selesai
pelayanan

Waktu < 10 menit 7 menit < 10 menit


penyediaan

dokumen rekam
medik pelayanan
rawat jalan

Waktu < 15 menit - -


penyediaan

dokumen rekam
medik pelayanan
rawat inap

10 Pengelolaan limbah Pengelolaan 100% 70% 100%


limbah padat
infeksius sesuai
Rencana Bisnis Anggaran
Puskesmas Sentolo 2
dengan aturan

13 Administrasi & Ketepatan waktu 100% 80% 100%


Manajemen pengusulan
kenaikan
pangkat
karyawan

Karyawan yang 60 % 45,45% 30%


mendapat
pelatihan > 20
jam setahun

Ketepatan waktu 100% 100% 100%


penyusunan
laporan
Keuangan
Rencana Bisnis Anggaran
Puskesmas Sentolo 2

D. Prognosa Laporan Keuangan

1. Neraca

2. Laporan Operasional

3. Laporan Arus Kas

4. Catatan atas Laporan Keuangan

Você também pode gostar