Você está na página 1de 3

A.

Analisis Varians Belanja


Analisis varians merupakan analisis terhadap perbedaan atau selisih antara realisasi
belanja dengan anggaran. Analisis varians cukup sederhana namun dapat memberikan
informasi yang sangat berarti. Tahun anggaran 2014 menunjukkan anggaran sebesar Rp
2.957.754.417.000,00 dan realisasi belanja sebesar Rp 2.606.083.333.328,35 atau 88,11%
sehingga ini menimbulkan selisih sebesar Rp 120.020.918.594 atau 13,49% yang tidak
terealisasi dari total APBD. Jumlah anggaran yang tidak terealisasi dilihat dari presentasenya
cukup rendah dan nominalnya yang tidak terlalu signifikan.
Untuk tahun anggaran 2015, selisih anggaran belanja dan realisasinya menunjukkan
adanya efisiensi atau pengematan belanja sebesar Rp 413.620.358.362,75 atau sebesar
13,51% dari total APBD. Dengan demikian untuk tahun anggaran 2015 kinerja belanja
Pemerintah Kota Makassar dinilai baik. Pada tahun anggaran 2016 Pemerintah Kota Makassar
menunjukkan adanya efisiensi belanja yang juga baik sebesar Rp 627.546.960.917,31 atau
sebesar 19,15% dari APBD.
Dari analisis varians belanja tersebut dapat dikatakn dari tahun 2014 hinga 2016
Pemerintah Kota Makassar dapat menghemat belanja pemerintah dengan efisien.

B. Rasio Ekonomis

Realisasi Anggaran Rasio


Tahun Keterangan
Pengeluaran pengeluaran Ekonomis
2014 5.788.123.753,98 15.160.346.000,00 38,18% Ekonomis
2015 3.783.370.505,79 4.000.000.000,00 95% Ekonomis
Ekonomis
2016 239.635.668.579,00 239.845.583.000,00 100%
Berimbang
Analisis rasio ekonomis terhadap total pengeluaran dan pembiayaan daerah dari
Tahun Anggaran 2014 sampai dengan Tahun Anggaran 2016 yaitu untuk tahun 2014 sebesar
38%, tahun 2015 sebesar 95%, tahun 2016 sebesar 100%. Dari analisis rasio ekonomis
tersebut terlihat bahwa pada tahun 2012 pengeluaran dan pembiayaan yang terjadi sangat
ekonomis dimana Pemerintah Kota Makassar mengeluarkan biaya sebesar 5.788.123.753,98
untuk pembyaran pokok utang, di bawah target dari anggaran pengeluaran. Pada tahun 2015
pengeluaran yang terjadi ekonomis, dimana Pemerintah Kota Makassar melakukan
pembayaran pokok pinjaman dalam negeri – pemerintah pusat sebesar 3.783.370.505,79 di
bawah target anggaran. Pada tahun 2016 pengeluaran yang terjadi ekonomis berimbang,
dimana Pemerintah Kota Makassar mengeluarkan sebesar 239.635.668.579,00 yang hampir
mencapai target dari anggaran.
C. Rasio Efisiensi

Tahun Realisasi Belanja Realisasi pendapatan Rasio efesiensi

2014 2.606.083.333.328,35 2.629.817.615.252,03 99,10%


2015 3.474.797.009.000,00 2.952.609.910.737,09 117,69%
2016 3.277.243.223.082,69 3.546.650.155.445,06 92,40%
Pencapaian efisiensi Pemerintah Kota Makassar dalam mengelola dana APBD cukup
baik untuk tahun 2014 sampai 2016. Pada tahun 2014 dan 2016 menunjukkan rasio yang
efisien sehingga dapat dikatakan pada tahun 2014 dan 2016 Pemerintah Kota Makassar dapat
mengelolaan dana APBD secara baik. Namun pada tahun 2015 menunjukkan rasio yang
kurang efisien, dimana realisasi belanja yang terjadi melebihi realisasi pendapatan, sehingga
dapat dikatakan Pemerintah Kota Makassar kurang baik dalam mengelola dana APBD yang
ada. Pengelolaan dana APBD Pemerintah Kota Makassar cukup efisien dari tahun 2014
sampai 2016, yang berarti pemerintah mampu menggunakan sumber daya yang diperlukan
dengan minimum untuk mencapai target yang optimum.

D. Analisis Belanja Oprasional terhadap Total Belanja Daerah


Analisis belanja operasi terhadap total belanja daerah merupakan perbandingan
antara belanja operasi dengan total belanja. Rasio ini memberikan informasi mengenai porsi
belanja daerah yang dialokasikan untuk belanja operasi.

Tahun Total Belanja Oprasional Total Belanja Daerah Rasio


2014 2.142.822.788.567,13 2.606.083.333.328,35 82,22%
2015 2.378.540.551.393,25 3.061.176.650.637,25 72,70%
2016 2.642.623.655.375,69 3.277.243.223.082,69 80,64%
Analisis belanja operasi terhadap total belanja daerah dari Tahun Anggaran 2014
sampai dengan Tahun Anggaran 2016 yaitu untuk tahun 2014 sebesar 82,22%, tahun 2014
sebesar 72,70%, dan tahun 2016 sebesar 80,64%. Pada tahun 2015 total belanja meningkat
pesat namun total belanja operasi tidak meningkat secara signifikan sehinggan rasio belanja
langsung mengalami penurunan sebesar 9% dibanding tahun 2014 yang dinilai stabil. Dari
analisis rasio ini terlihat bahwa belanja oprasional terhadap total belanja daerah menunjukan
hasil yang fluktuatif.

E. Analisis Belanja Modal terhadap Total Belanja Daerah

Analisis belanja modal terhadap total belanja daerah merupakan perbandingan antara
total realisasi belanja modal dengan total belanja daerah. Berdasarkan rasio ini, dapat
diketahui porsi belanja daerah yang dialokasikan untuk belanja modal yang disajikan pada
tabel sebagai berikut:
Tahun Realisasi Belanja Modal Total Belanja Daerah Rasio
2014 463.260.544.761,22 2.606.083.333.328,35 17,78%
2015 673.026.825.829,00 3.061.176.650.637,25 21,99%
2016 634.536.951.557,00 3.277.243.223.082,69 19,36%
Analisis belanja modal terhadap total belanja daerah dari tahun anggaran 2014 sampai
dengan 2016 yaitu untuk tahun 2014 sebesar 17,78%, tahun 2015 mengalami kenaikan
menjadi 21,99%, selanjutnya tahun 2016 mengalami penurun berkisar 3% menjadi 19,36%.
Dengan demikian terlihat bahwa dengan besaran total belanja modal berbanding lurus
dengan total belanja daerah.

F. Rasio Efisiensi Belanja

Rasio efisiensi belanja merupakan perbandingan antara realisasi belanja dengan


anggaran belanja. Rasio efisiensi belanja digunakan untuk mengukur tingkat penghematan
anggaran yang dilakukan oleh pemerintah. Berikut ini merupakan tabel yang menunjukkan
rasio efisiensi belanja Pemerintah Kota Makassar Tahun Anggaran 2014 sampai dengan Tahun
Anggaran 2016.

Tahun Realisasi Belanja Anggaran Belanja Rasio


2014 2.606.083.333.328,35 2.957.754.417.000,00 88,11%
2015 3.061.176.650.637,25 3.474.797.009.000,00 88,10%
2016 3.277.243.223.082,69 3.904.790.184.000,00 83,93%
Hasil perhitungan rasio efisiensi belanja, maka dapat dilihat mulai dari tahun anggaran
2014 sampai dengan tahun anggaran 2016 Pemerintah Kota Makassar dapat melakukan
penghematan anggaran. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penghematan anggaran
yang dilakukan Pemerintah Kota Makassar terlihat stabil dari tahun 2014 sampai tahun 2016.

Você também pode gostar