Você está na página 1de 12

1. Pada kehamilan kali ini, Ny. Melinda mendapatkan nutrisi yang kurang bergizi.

a. Bagaimana kriteria pemberian nutrisi yang cukup pada ibu hamil terutama
di usia gestasi 32 minggu?

b. Apa hubungan ibu kurang nutrisi terhadap ibu dan janin?


1. Terhadap Ibu. Gizi kurang pada ibu hamil dapat mengakibatkan resiko dan komplikasi
antara lain : anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal,
terkena penyakit infeksi.
2. Terhadap Persalinan. Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat
mengakibatkan proses persalinan sulit danlama, persalinan sebelum waktunya (premature),
pendarahan setelah persalinan serta persalinandengan operasi cenderung meningkat.
3. Terhadap Janin. Kekurangan gizi dapat ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan
janin dan dapatmenimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat
bawaan, anemia pada bayi, asfiksia. Intra partum (mati dalam kandungan) lahir
dengan berat badan rendah (BBLR).
 bayi BBLR.
 Anemia gizi dapat mengakibatkan antara lain, kematian janin di dalam
kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, abruption plasenta, cadangan
zat besi yang berkurang pada bayi-bayi dilahirkan sudah dalam keadaan
anemia.
 Defisiensi seng selama kehamilan dapat mengakibatkan hambatan
pada pertumbuhan janin, kehamilan serotinus atau partus lama. Bayi yang
dilahirkan dengan defisiensi Zn, gejalanya mungkin baru akan nampak
setelah anak berada dalam masa pertumbuha cepat

2. Pemeriksaan laboratorium: HB8,6 g/dl; MCV + 70fl; MCH 23 pg; MCHC 29g/dl.
Ferritin 12 ng/mL, TIBC 400 ug/dL, SI 260ug/L
Pemeriksaan Darah Tepi: anemia hipokromik mikrositik
a. Bagaimana interpretasi pada pemeriksaan laboratorium tersebut?
Pemeriksaan Nilai normal Nilai pada pasien Interpretasi
Hb 10-15 gram/dl 8,6g/dl Anemia
MCV 80-94 fl 70 fl Mikrositik
MCH 27-31 pg 23 pg Hipokrom
MCHC 32-37 g/dl 29 g/dl Hipokrom
Ferritin 12–200 ugr/l 12 ng/ml Normal batas bawah

TIBC 250–400 ugr% 400 ug/dl Normal

SI 80–160 ugr% 260 ug/l Peningkatan jumlah


besi
Apusan Hypochromic
darah tepi microcytic anemia

b. Bagaimana mekanisme abnormal pada pemeriksaan laboratorium tersebut?


 Hb : anemia
ibu dengan G6P4A1 dan usia anak terakhir adalah 2 tahun menunjukkan
kondisi (jarak kehamilan <2 tahun, riwayat abortus serta riwayat kelahiran
anak banyak) dan diperparah dengan faktor risiko bahwa ibu mengalami
poor dietary intake --> meningkatkan risiko terjadinya anemia
 MCV : mikrositik
 MCH : hipokrom
 MCHC : hipokrom
 ferittin :normal batas bawah
asupan nutrisi < --> absorbsi Fe < --> ferittin <
 SI : peningkatan jumlah besi
 apusan darah tepi : anemia hipokrom mikrositik (karena MCV & MCH
menurun)
3. Hipotesis: Mrs. Melinda, 34 tahun, G6P4A1, hamil 32 minggu, diduga mengalami
anemia defisiensi besi ec kurang asupan nutrisi.
a. Tatalaksana BELLA TASHYA AKILA
 Memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat atau Nafero bisirat.
Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/
bulan. Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50
nanogram asam folat untuk profilaksis anemia.
 Aturan minum untuk kasus diatas adalah 3x1 hari
 Serta pemberian Vit. C untuk membantu penyerapan zat besi, Vit. C yang
dibutuhkan ibu hamil sekitar 85 mg/hari.

 Penyerapan zat besi (Fe) asal bahan makanan hewani dapat mencapai 1 0-
20%. Zat besi bahan makanan hewani (heme) lebih mudah diserap dari pada
zat besi nabati (non heme). Keanekaragaman konsumsi makanan sangat
penting dalam membantu meningkatkan penyerapan Fe di dalam tubuh.
Kehadiran protein hewani, vitamin C, vitamin A, zink (Zn), asam folat, zat
gizi mikro lain dapat meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh.
 Lakukan penilaian pertumbuhan dan kesejahteraan janin dengan memantau
pertambahan tinggi fundus, melakukan pemeriksaan USG, dan memeriksa
denyut jantung janin secara berkala.
b. Edukasi, pencegahan, dan family planning
Edukasi & Pencegahan anemia pada ibu hamil antara lain :
a) Mengkonsumsi pangan lebih banyak dan beragam, contoh sayuran warna
hijau, kacang – kacangan, protein hewani, terutama hati.
b) Mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C seperti jeruk, tomat,
mangga dan lain–lain yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi.
Suplemen zat besi memang diperlukan untuk kondisi tertentu, wanita hamil
dan anemia berat misalnya.
c) Menjaga kebersihan diri dan lingkungan untuk menghindari infeksi patogen.
c. Komplikasi
 Rendahnya kapasitas darah untuk membawa oksigen memicu kompensasi tubuh
dengan memacu jantung meningkatkan curah jantung. Jantung yang terus-
menerus dipacu bekerja keras dapat mengakibatkan gagal jantung dan komplikasi
lain seperti preeklampsia.
 Abortus
 kematian intrauterine
 persalinan prematuritas
 berat badan lahir rendah(BBLR)
 kelahiran dengan anemia
 dapat terjadi cacat bawaan
 bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal, dan inteligensia rendah

d. Prognosis
 Prognosis anemia defisiensi besi dalam kehamilan umumnya baik bagi ibu dan
anak. Persalinan dapat berlangsung seperti biasa tanpa perdarahan banyak atau
komplikasi lain. Anemia berat yang tidak diobati dalam kehamilan muda dapat
menyebabkan abortus, dan dalam kehamilan tua dapat menyebabkan partus lama,
perdarahan postpartum, dan infeksi.
 Walaupun bayi yang dilahirkan dari ibu yang menderita anemia defisiensi besi
tidak menunjukan Hb yang rendah, namun cadangan besinya kurang, yang baru
beberapa bulan kemudian tampak sebagai anemia infantum.
 Quo ad vitam: Bonam
 Quo ad sanationam: Bonam
 Quo ad functionam: Bonam
e. Kompetensi, manajemen awal, follow up dan rujukan
 Tingkat Kemampuan 4A: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara
mandiri dan tuntas yang dicapai pada saat lulus dokter
 Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan
penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas.
LEARNING ISSUE

Nutrisi yang Diperlukan Bagi Ibu Hamil


Masa hamil adalah masa penting untuk pertumbuhan optimal janin dan persiapan
persalinan. Oleh karena penambahan zat-zat gizi berguna untuk: kesehatan ibu hamil,
pertumbuhan janin, saat persalinan, persiapan menyusui dan tumbuh kembang bayi.
Oleh karena itu, diharapkan tidak ada kesulitan dalam pengaturan menu selama
hamil. Selama hamil calon ibu memerlukan lebih banyak zat gizi daripada wanita
yang tidak hamil, karena makanan ibu hamil dibutuhkan untuk dirinya dan janin yang
dikandungnya, bila makanan ibu terbatas janin akan tetap menyerap persediaan
makanan ibu sehingga ibu menjadi kurus, lemah, pucat, gigi rusak, rambut rontok.

Asupan gizi sangat menentukan kesehatan ibu hamil dan janin yang
dikandungnya. Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar 15%
dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan
untuk pertumbuhan rahim (uterus), payudara (mammae), volume darah, plasenta, air
ketuban dan pertumbuhan janin. Makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil akan
digunakan untuk pertumbuhan janin sebesar 40% dan sisanya 60% digunakan untuk
pertumbuhan ibunya.

Secara normal, ibu hamil akan mengalami kenaikan berat badan sebesar 11-13 kg.
Hal ini terjadi karena kebutuhan asupan makanan ibu hamil meningkat seiring dengan
bertambahnya usia kehamilan. Asupan makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil
berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, mengganti sel-sel tubuh yang
rusak atau mati, sumber tenaga, mengatur suhu tubuh dan cadangan makanan.

Untuk pertumbuhan janin yang memadai diperlukan zat-zat makanan yang


adekuat, dimana peranan plasenta besar artinya dalam transfer zat-zat makanan
tersebut. Pertumbuhan janin yang paling pesat terutama terjadi pada stadium akhir
kehamilan. Misalnya pada akhir bulan ketiga kehamilan berat janin hanya sekitar 30 g
dan kecepatan maksimum pertumbuhan janin terjadi pada minggu 32-38. Sehingga
dibutuhkan lebih banyak zat-zat makanan pada stadium akhir kehamilan tersebut.

a. Karbohidrat

Janin mempunyai sekitar 9 g karbohidrat pada minggu ke 33 kehamilan, dan pada


waktu lahir meningkat menjadi 34 g. konsentrasi glikogen pada hati dan otot-otot
skelet meningkat pada akhir kehamilan.
b. Protein
Protein dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, uterus, payudara, hormon,
penambahan cairan darah ibu, dan persiapan laktasi. Kebutuhan protein adalah 9
gram/hari. Sebanyak 1/3 dari protein hewani mempunyai nilai biologis tinggi.
Kebutuhan protein untuk fetus adalah 925 gram selama 9 bulan. Efisiensi protein
adalah 70%. Terdapat protein loss di urine +30%.

c. Lemak
Selama hamil, terdapat lemak sebanyak 2-2,5 kg dan peningkatan terjadi
mulai bulan ke-3 kehamilan. Penambahan lemak tidak diketahui, namun
kemungkinan dibutuhkan untuk proses laktasi yang akan datang.Sebagian besar dari
500 g lemak tubuh janin ditimbun antara minggu 35-40 kehamilan.
d. Zat Besi (Fe)
Dibutuhkan untuk pembentukan Hb, terutama hemodilusi, pemasukan harus
adekuat selama hamil untuk mencegah anemia.wanta hamil memerlukan 800 mg
atau 30-50 gram/hari. Anjuran maksimal: penambahan mulai awal kehamilan,
karena pemberian yang hanya pada trisemester III tidak dapat mengejar kebutuhan
ibu/fetus dan juga untuk cadangan fetus. Kebutuhan zat besi meningkat sehingga
dibutuhkan tambahan 700-800 mg atau 30-60 mg perhari yang didapat dari
suplemen untuk mengganti penggunaan zat besi oleh sum-sum tulang, fetus, dan
plasenta.

e. Kalsium (Ca)
Kalsium diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi, vitamin D
membantu penyerapan kalsium, kebutuhan 30-40 g/hari untuk janin, wanita hamil
perlu tambahan 600 mg/hari dan total kebutuhan ibu hamil selama kehamilan adalah
1200 mg/hari.

f. Asam Folat

Rendahnya kadar asam folat pada wanita hamil menyebabkan kelahiran cacat,
gangguan saraf, atau gangguan perkembangan kecerdasan (retardasi mental).
Kebutuhan asam folat pada wanita hamil sebanyak 280 µg per hari selama kehamilan
trisemester I, 660 ug pada trisemester II, dan 470 ug per hari pada trisemester III bisa
didapat dari sayuran hijau, hati, dan ayam.

g. Kolin
Kolin merupakan salah satu vitamin B kompleks yang dibutuhkan oleh ibu hamil,
terutama pada minggu kedelapan belas kehamilan. Vitamin ini dapat meningkatkan
kemampuan bayi untuk membentuk hubungan antarneuron yang sedang tumbuh
pesat. Kolin bisa didapat dari kuning telur, daging tanpa lemak, ragi, kedelai, hati,
otak, ginjal, dan jantung.

h. Vitamin E

Vitamin E berfungsi sebagai anti-oksidan yang dapat melindungi tubuh dari


radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan kromosom atau jaringan sel bayi,
terutama paling rawan terjadi pada tahap-tahap awal kehamilan. Vitamin E dapat
ditemukan pada gandum, sayuran hijau, biji-bijian, kedelai, minyak biji kapas, dan
minyak jagung.

i. Vitamin A
Kebutuhan ibu hamil akan vitamin A harus dipenuhi yaitu sekitar 500 SI.
Kekurangan vitamin A selama kehamilan dapat menyebabkan bayi prematur dan
perlambatan pertumbuhan janin serta rendahnya berat badan bayi saat dilahirkan.
Dampak negatif kekurangan vitamin A dapat dicegah dengan mengonsumsi hati,
susu, ikan laut, sayuran, dan buah berwarna hijau atau kuning.
j. Vitamin B1
Kekurangan vitamin B1 akan meingkatkan jumlah kasus kelahiran sebelum
waktunya dan gangguan perkembangan janin. Vitamin B1 bisa
dipenuhi kebutuhannya dengan mengonsumsi biji-bijian, kacang-kacangan, padi-
padian, dan daging.
k. Iodine

Iodine adalah salah satu mineral yang dibutuhkan ibu hamil. Penambahan
kebutuhan iodine pada masa kehamilan adalah 25 µg. kekurangan iodine pada masa
kehamilan akan mengakibatkan kretin (tubuh kerdil) yang ditunjukkan dengan
adanya gangguan mental dan fisik menyerupai karakteristik anak yang mengalami
down syndrome.)

l. Zinc (Seng)
Kebutuhan ibu hamil akan zinc (seng) meningkat 5 mg karena tingkat zinc yang
rendah akan menyebabkan kenaikan tingkat kelahiran tidak normal. Zinc berperan
untuk meningkatkan sistem imun dan memperbaiki fungsi organ perasa
(penglihatan, penciuman, dan pengecap). Sumber zinc dapat diperoleh dari daging,
hati, telur, ayam, seafood, susu, dan kacang-kacangan.
Bahan Makanan Trimester I Trimester II dan III

Nasi/ Penukar 3 ¼ gelas 3 ½ gelas

Daging/penukar 2 ½ potong 2 ½ potong

Tempe/ Penukar 5 potong 5 potong

Sayur 3 gelas 3 gelas

Buah 2 potong 2 potong

Minyak 2 sdm 2 sdm

Kacang Hijau 2 ½ sdm 2 ½ sdm

Susu 2 ½ sdm 2 ½ sdm

Tepung sarikedelai - 4 sdm

Gula 1 sdm 1 sdm

Nilai Gizi Trimester I Trimester II dan III

Energi 2095,8 kal 2164,5 kal

Protein 79,5 gram 82,5 gram

Lemak 57 gram 65 gram

Karbohidrat 273,8 gram 275 gram

Vitamin C 70 mg 70 mg

Zat Besi 31 mg 31 mg
sumber: Direktorat Bina Gizi. 2011. Makanan Sehat Ibu Hamil.Kementrian
Kesehatan RI.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nutrisi Ibu Hamil


A. Faktor Langsung
Nutrisi secara langsung dipengaruhi oleh asupan makanan dan penyakit,
khususnya penyakit infeksi. Faktor-faktor tersebut meliputi:

(1) Keterbatasan ekonomi, yang berarti tidak mampu membeli bahan makanan yang
berkualitas baik, sehingga mengganggu pemenuhan gizi.

(2) Produk pangan, dimana jenis dan jumlah makanan di negara tertentu atau daerah
tertentu biasanya berkembang dari pangan setempat untuk jangka waktu yang
panjang sehingga menjadi sebuah kebiasaan turun-temurun.

(3) Sanitasi makanan (penyiapan, penyajian, penyimpanan) hendaknya jangan sampai


membuat kadar gizi yang terkandung dalam bahan makanan menjadi tercemar
atau tidak higienis dan mengandung kuman penyakit.

(4) Pembagian makanan dan pangan masyarakat Indonesia umumnya masih


dipengaruhi oleh adat atau tradisi. Misalnya, masih ada kepercayaan bahwa ayah
adalah orang yang harus diutamakan dalam segala hal termasuk pembagian
makanan keluarga.

(5) Pengetahuan gizi yang kurang, prasangka buruk pada bahan makanan tertentu,
salah persepsi tentang kebutuhan dan nilai gizi suatu makanan dapat
mempengaruhi status gizi seseorang.

(6) Pemenuhan makanan berdasarkan pada makanan kesukaan saja akan berakibat
pemenuhan gizi menurun atau berlebih.

(7) Pantangan pada makanan tertentu, sehubungan dengan makanan yang dipandang
pantas atau tidak untuk dimakan. Tahayul dan larangan yang beragam didasarkan
pada kebudayaan daerah yang berlainan. Misalnya, ada sebagian masyarakat yang
masih percaya ibu hamil tidak boleh makan ikan.
(8) Selera makan juga akan mempengaruhi dalam pemenuhan kebutuhan gizi. Selera
makan dipicu oleh sistem tubuh (misal dalam keadaan lapar) atau pun dipicu oleh
pengolahan serta penyajian makanan.

(9) Suplemen Makanan. Ada beberapa suplemen makanan yang biasanya diberikan
untuk ibu hamil, antara lain:

a) Tablet Tambah Darah (TTD) yang mengandung zat besi (Fe) yang dapat
membantu pembentukan sel darah merah yang berfungsi sebagai pengangkut
oksigen dan zat nutrisi makanan bagi ibu dan janin. TTD mengandung 200 mg
ferrosulfat yang setara dengan 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat.
Tablet Tambah Darah diminum satu tablet tiap hari di malam hari selama 90
hari berturut-turut, karena pada sebagian ibu
yang hamil merasakan mual, muntah, nyeri pada lambung, diare, dan susah
buang air besar. Usaha lain untuk menambah asupan zat besi adalah daging
segar, ikan, telur, kacangkacangan, dan sayuran segar yang berwarna hijau
tua.

b) Kalsium merupakan zat yang dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan gigi
bayi, jika asupan kalsium kurang maka kebutuhan kalsiun diambil dari tulang
ibu. Kebutuhan akan 6 kalsium bagi ibu hamil adalah 950 mg tiap harinya.
Asupan Kalsium bisa didapat dari minum susu, ikan, udang, rumput laut, keju,
yoghurt, sereal, jus jeruk, ikan sarden, kacangkacangan, biji-bijian, dan sayur
yang berwarna hijau gelap.

c) Vitamin juga diperlukan untuk menjaga kesehatan ibu yang hamil. Beberapa
vitamin ibu hamil yang dibutuhkan adalah vitamin C (80 mg) yang berfungsi
untuk membantu penyerapan zat besi, vitamin A (6000 IU), vitamin D (4
mcg). Vitamin ini dapt diperoleh dari cabe merah, mangga, pepaya, wortel,
ubi, aprikot, dan tomat.

B. Faktor Tidak Langsung


(1) Pendidikan keluarga. Faktor pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan
menyerap pengetahuan tentang gizi yang diperolehnya melalui berbagai
informasi.
(2) Faktor budaya. Masih ada kepercayaan untuk melarang memakan makanan
tertentu yang jika dipandang dari segi gizi, sebenarnya sangat baik bagi ibu hamil.
(3) Faktor fasilitas kesehatan. Fasilitas kesehatan sangat penting untuk menyokong
status kesehatan dan gizi ibu hamil, dimana sebagai tempat masyarakat
memperoleh informasi tentang gizi dan informasi kesehatan lainnya, bukan hanya
dari segi kuratif, tetapi juga preventif dan rehabilitatif.

Akibat Gangguan Gizi pada Pertumbuhan Janin

Kecukupan gizi bagi ibu hamil sangat penting. Bila gizi ibu kurang, tumbuh
kembang janin akan terganggu, terlebih bila keadaan gizi ibu pada masa sebelum
hamil telah buruk pula. Keadaan ini dapat mengakibatkan abortus, Bayi lahir
prematur, atau bahkan bayi lahir mati. Pada saat persalinan dapat mengakibatkan
persalinan lama, perdarahan, infeksi dan kesulitan lain.

a. Kekurangan energi dan protein (KEP)


KEP akan mengakibatkan ukuran plasenta kecil dan kurangnya suplai zat-zat
makanan ke janin. Bayi BBLR mempunyai resiko kematian lebih tinggi dari pada
bayi cukup bulan. Kekurangan gizi pada ibu lebih cenderung mengakibatkan BBLR
atau kelainan yang bersifat umum daripada menyebabkan kelainan anatomik yang
spesifik. Kekurangan gizi pada ibu yang lama dan berkelanjutan selama masa
kehamilan akan berakibat lebih buruk pada janin daripada malnutrisi akut.
Akibat lain dari KEP adalah kerusakan struktur SSP terutama pada tahap pertama
pertumbuhan otak (hyperplasia) yang terjadi selama dalam kandungan. Dikaitkan
bahwa masa rawan pertumbuhan sel-sel saraf adalah trisemester III kehamilan
sampai sekitar dua tahun setelah lahir. Kekurangan gizi pada masa dini dari
perkembangan otak akan menghentikan sintesis protein dan DNA. Akibatnya adalah
berkurangnya pertumbuhan otak, sehingga lebih sedikit sel-sel otak yang berukuran
normal. Dampaknya akan terlihat pada struktr dan fungsi otak pada masa kehidupan
mendatang, sehingga berpengaruh pada intelektual anak. Pemberian suplementasi
makanan kepada ibu hamil akan mengurangi kematian perinatal dan menaikkan
berat badan bayi.
b. Anemia Gizi
Anemia gizi terjadi akibat kekurangan Fe, asam folat dan vitamin B12. Anemia
gizi dapat mengakibatkan antara lain, kematian janin di dalam kandungan, abortus,
cacat bawaan, BBLR, abruption plasenta, cadangan zat besi yang berkurang pada
bayi-bayi dilahirkan sudah dalam keadaan anemia. Sehingga mortalitas dan
morbiditas ibu dan kehamilan perinatal secara bermakna lebih tinggi.
c. Defisiensi Yodium
Pemberian yodium pada wanita didaerah endemik dapat mengurangi angka
kejadian kretin endemik. Akibat lain dari defisiensi yodium bisa mengakibatkan
janin diresorpsi, abortus, lahir mati, atau bayi lahir lemah, masa hamil yang lebih
lama atau partus lama.
d. Defisiensi Seng (Zn)
Defisiensi seng selama kehamilan dapat mengakibatkan hambatan pada
pertumbuhan janin, kehamilan serotinus atau partus lama.
e. Defisiensi Vitamin A
Defisiensi vitamin A pada masa kehamilan akan mengakibatkan
meningkatnya prevalensi prematuritas dan reterdasi janin.
f. Defisiensi Thiamin

Defisiensi thiamin yang berat dapat mengakibatkan penyakit beri-beri congenital.

g. Defisiensi Kalsium
Defisiensi kalsium pada ibu hamil akan mengakibatkan kelainan struktur
tulang secara menyeluruh pada bayi.

REFERENSI:

 Direktorat Bina Gizi. 2011. Makanan Sehat Ibu Hamil.Kementrian Kesehatan RI.

Você também pode gostar