Você está na página 1de 6

TUGAS 1

ASISTENSI ANALISA DATA DIGITAL

Oleh :
Adjeng Yalatri Atha Nafilah

DEPARTEMEN TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL LINGKUNGAN DAN SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2019
Script
clear all
clc

t=0:0.0001:0.1;
n=38; %NRP
A=1.5; %Amplitudo
f1=2*n; %frekuensi gelombang 1
f2=3*n; %frekuensi gelombang 2
f3=4*n; % frekuensi gelombang 3
y1=A*sin(2*pi*f1*t) %gelombang 1
y2=A*sin(2*pi*f2*t) %gelombang 2
y3=A*sin(2*pi*f3*t) %gelombang 3
y_tot=y1+y2+y3 %gelombang total

% plot gelombang 1
figure(1)
subplot(2,1,1),plot(t,y1)
title('gelombang 1')
xlabel('waktu')
ylabel('amplitudo')
grid on
% plot gelombang 2
subplot(2,1,2),plot(t,y2)
title('gelombang 2')
xlabel('waktu')
ylabel('amplitudo')
grid on
% plot gelombang 3
figure(2)
subplot(2,1,1),plot(t,y3)
title('gelombang 3')
xlabel('waktu')
ylabel('amplitudo')
grid on
% plot gelombang total
subplot(2,1,2),plot(t,y_tot)
title('gelombang total')
xlabel('waktu')
ylabel('amplitudo')
grid on

% % ------rekonstruksi sinyal dengan berbagai frekuensi sampling------%%


% nomer A
fs1=2*n; %frekuensi sampling
ts1=0:1/fs1:0.1;
ys1=A*sin(2*pi*f1*ts1)+A*sin(2*pi*f2*ts1)+A*sin(2*pi*f3*ts1) %proses
rekonstruksi sinyal
% plot perbandingan sinyal sampling dan original
figure(3)
subplot(2,1,1),plot(t,y_tot)
title('gelombang total')
xlabel('waktu')
ylabel('amplitudo')
grid on
subplot(2,1,2),stem(ts1,ys1)
axis ([0 0.1 -5 5])
title('gelombang sampling1')
xlabel('waktu')
ylabel('amplitudo')
grid on
%%---------------------------------------------------------------------%%
% nomer B
fs2=3*n; %frekuensi sampling
ts2=0:1/fs2:0.1;
ys2=A*sin(2*pi*f1*ts2)+A*sin(2*pi*f2*ts2)+A*sin(2*pi*f3*ts2) %proses
rekonstruksi sinyal
% plot perbandingan sinyal sampling dan original
figure(4)
subplot(2,1,1),plot(t,y_tot)
title('gelombang total')
xlabel('waktu')
ylabel('amplitudo')
grid on
subplot(2,1,2),stem(ts2,ys2)
axis ([0 0.1 -5 5])
title('gelombang sampling2')
xlabel('waktu')
ylabel('amplitudo')
grid on
%%---------------------------------------------------------------------%%
% nomer C
fs3=4*n; %frekuensi sampling
ts3=0:1/fs3:0.1;
ys3=A*sin(2*pi*f1*ts3)+A*sin(2*pi*f2*ts3)+A*sin(2*pi*f3*ts3) %proses
rekonstruksi sinyal
% plot perbandingan sinyal sampling dan original
figure(5)
subplot(2,1,1),plot(t,y_tot)
title('gelombang total')
xlabel('waktu')
ylabel('amplitudo')
grid on
subplot(2,1,2),stem(ts3,ys3)
axis ([0 0.1 -5 5])
title('gelombang sampling3')
xlabel('waktu')
ylabel('amplitudo')
grid on
%%---------------------------------------------------------------------%%
% nomer D
fs4=6*n; %frekuensi sampling
ts4=0:1/fs4:0.1;
ys4=A*sin(2*pi*f1*ts4)+A*sin(2*pi*f2*ts4)+A*sin(2*pi*f3*ts4) %proses
rekonstruksi sinyal
% plot perbandingan sinyal sampling dan original
figure(6)
subplot(2,1,1),plot(t,y_tot)
title('gelombang total')
xlabel('waktu')
ylabel('amplitudo')
grid on
subplot(2,1,2),stem(ts4,ys4)
axis ([0 0.1 -5 5])
title('gelombang sampling4')
xlabel('waktu')
ylabel('amplitudo')
grid on
%%---------------------------------------------------------------------%%
% nomer E
fs5=8*n; %frekuensi sampling
ts5=0:1/fs5:0.1;
ys5=A*sin(2*pi*f1*ts5)+A*sin(2*pi*f2*ts5)+A*sin(2*pi*f3*ts5) %proses
rekonstruksi sinyal
% plot perbandingan sinyal sampling dan original
figure(7)
subplot(2,1,1),plot(t,y_tot)
title('gelombang total')
xlabel('waktu')
ylabel('amplitudo')
grid on
subplot(2,1,2),stem(ts5,ys5)
axis ([0 0.1 -5 5])
title('gelombang sampling5')
xlabel('waktu')
ylabel('amplitudo')
grid on
%%---------------------------------------------------------------------%%
% nomer F
fs6=10*n; %frekuensi sampling
ts6=0:1/fs6:0.1;
ys6=A*sin(2*pi*f1*ts6)+A*sin(2*pi*f2*ts6)+A*sin(2*pi*f3*ts6) %proses
rekonstruksi sinyal
% plot perbandingan sinyal sampling dan original
figure(8)
subplot(2,1,1),plot(t,y_tot)
title('gelombang total')
xlabel('waktu')
ylabel('amplitudo')
grid on
subplot(2,1,2),stem(ts6,ys6)
axis ([0 0.1 -5 5])
title('gelombang sampling6')
xlabel('waktu')
ylabel('amplitudo')
grid on
Hasil Run

Gambar 1. Gelombang 1 dan gelombang 2 Gambar 2. Gelombang 3 dan gelombang total

Gambar 3. Hasil sampling gelombang pertama (2x38) Gambar 4. Hasil sampling gelombang total kedua (3x38)

Gambar 5. Hasil sampling gelombang total ketiga (4x38) Gambar 6. Hasil sampling gelombang total keempat (6x38)
Gambar 7. Hasil sampling gelombang total kelima (8x38) Gambar 8. Hasil sampling gelombang total keenam (10x38)

Pembahasan
Untuk memperoleh sinyal diskrit dari sinyal analog harus dilakukan proses sampling.
Dalam proses sampling dibutuhkan frekuensi sampling minimal 2 kali frekuensi informasi
(gelombang) agar tidak terjadi aliasing. Frekuensi ini disebut frekuensi Nyquist dimana
Fs (Sampling) ≥ 2 Fmaks (frekuensi gelombang/informasi)
Pada percobaan ini bertujuan untuk menunjukkan bentuk gelombang terekonstruksi dengan baik
atau tidak terjadi aliasing (karena frekuensi tertentu terlihat sebagai frekuensi yang lain).
Percobaan kali ini menggunakan script untuk membuat gelombang sinus yang merupakan
penjumlahan dari tiga gelombang sinus agar menyerupai sinyal analog. Frekuensi gelombang yang
digunakan masing-masing sebesar 2 Hz, 3 Hz, dan 4 Hz dengan n (atau Fmaks) 38 Hz. Linspace
yang digunakan untuk membuat vektor baris secara linear antara x1 dan x2 jarak antara x1 dan x2
yaitu (0-1)/(fsl-0.1). Periode sampling yang digunakan yaitu 10000 sampel/detik.
Terlihat pada Gambar 3 sampai Gambar 8 pencacahan atau frekuensi sampling digunakan
sebesar 0.0001 s dengan rentan 0-0.2 s. Jika dibandingkan hasil sampling gelombang dengan
gelombang asli pada Gambar 3 sampai Gambar 6 tidak mendekati dengan gelombang total
(aslinya). Hal ini dikarenakan batas waktu sampling yang digunakan terlalu cepat yaitu 0.2 s.
Sehingga hasilnya kurang merepresentasikan gelombang sebenarnya atau tidak terekonstruksi
dengan baik (terjadi aliasing). Sedangkan pada Gambar 7 dan Gambar 8 yang hampir mendekati
dengan gelombang total karena sudah memenuhi teori Frekuensi Nyquist dimana Fs ≥ 2Fmax.
Pada Gambar 7 dan Gambar 8 Frekuensi sampling yang digunakan yaitu 8x38 dan 10x38.
Frekuensi Nyquist terjadi pada Gambar 3 karena frekuensi sampling yang digunakan yaitu 2x38
tetapi tidak terekonstruksi dengan ideal karena terdapat variabel-variabel pembatas.

Você também pode gostar