Você está na página 1de 11

RANGKUMAN

ANIMALIA
Anggota kingdom Animalia bersifat heterotrof. Dapatkah Anda menjelaskan mengapa hewan bersifat
heterotrof? Hewan tidak dapat memproduksi makanan sendiri, hanya dapat memperoleh makanan dari
organisme lain. Hewan merupakan organisme multiseluler dan sel-selnya telah terspesialisasi, anggota
kingdom Animalia memiliki sistem pencernaan dan sistem transpor. Makanan yang didapat kemudian
dicerna menjadi molekul sederhana dan disalurkan ke seluruh sel tubuh melalui sistem transpor. Secara
umum ciri-ciri kingdom Animalia sebagai berikut.
1. Makhluk hidup multiseluler
2. Memperoleh makanan secara heterotrof
3. Memerlukan oksigen
4. Reproduksi secara seksual, pada beberapa filum secara aseksual
5. Bentuk dewasanya selalu diploid (2n)
Dari sekitar dua juta spesies kingdom Animalia, 97 persen merupakan kelompok invertebrata, yaitu
hewan yang tidak memiliki tulang belakang.
Adapun, tiga persen sisanya merupakan kelompok vertebrata, hewan yang memiliki tulang belakang.
Namun, perlu diingat bahwa pembagian hewan ke dalam dua kelompok tersebut bukanlah pembagian
secara formal berdasarkan taksonomi, melainkan peninggalan sistem klasifikasi terdahulu. Dari sekian
banyak anggota kingdom Animalia, para ahli taksonomi melakukan klasifikasi berdasarkan empat hal,
yakni simetri tubuh, rongga tubuh, jumlah lapisan tubuh, dan segmentasi tubuh.
Berdasarkan simetri tubuhnya, terdapat hewan yang memiliki simetri tubuh bilateral dan simetri tubuh
radial. Pada simetri tubuh bilateral, hanya terdapat satu bidang pembelahan khayal yang membagi
tubuh sama besar sehingga memiliki bagian tubuh anterior (depan), posterior (belakang), dorsal (atas),
dan ventral (bawah). Pada simetri radial, hanya memiliki bagian dorsal (atas) dan ventral (bawah) saja.
Untuk memahami bentuk simetri pada hewan, perhatikan gambar berikut:
(a)Simetri bilateral pada ikan dan (b) simetri radial
pada anemon laut.

Berdasarkan jumlah lapisan tubuhnya, hewan


terbagi menjadi hewan diploblastik dan
triploblastik. Hewan diploblastik merupakan hewan
yang tubuhnya memiliki lapisan ektoderm dan
lapisan endoderm. Contoh hewan kelompok ini
adalah Porifera. Adapun hewan triploblastik adalah
hewan yang tubuhnya memiliki tiga lapisan yaitu
lapisan paling luar (ektoderm), lapisan tengah
(mesoderm), dan lapisan dalam (endoderm). Hewan
triploblastik ini terbagi menjadi tiga macam, yaitu
Acoelomata,
Pseudocoelomata, dan Coelomata.
Acoelomata adalah hewan yang bertubuh padat tanpa rongga (coelom) di antara usus dan tubuh bagian
luarnya. Contoh dari hewan ini antara lain anggota Platyhelminthes (cacing pipih) (Gambar a).
Pseudocoelomata adalah hewan yang memiliki rongga (coelom) di dalam saluran tubuhnya (Gambar
b). Rongga tersebut berisi cairan, yang memisahkan alat pencernaan dengan lapisan mesoderm dan
ektoderm. Contoh hewan dari kelompok ini adalah Nematoda (cacing gilig) dan Porifera. Adapun
Coelomata merupakan hewan yang memiliki rongga tubuh (coelom) berisi cairan dan memiliki sekat.
Sekat-sekat tersebut berasal dari jaringan mesoderm (Gambar c).
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, kingdom Animalia dikelompokkan antara lain menjadi 14 filum.
Keempat belas filum tersebut terdiri atas dua kelompok besar, yaitu invertebrata (tidak bertulang
belakang) dan vertebrata (hewan bertulang belakang).
Apabila dibuat dalam sebuah tabel, klasifikasi Kingdom Animalia dapat dinyatakan sebagai berikut.
Klasifikasi Kingdom Animalia
A. Kelompok Invertebrata terdiri atas:
a. Porifera (hewan berpori)
b. Cnidaria termasuk Coelenterata (hewan berongga)
c. Ctenophora termasuk Coelenterata (hewan berongga)
d. Platyhelminthes (cacing pipih)
e. Nematoda (cacing gilik)
f. Annelida (cacing gelang)
g. Mollusca (hewan lunak)
h. Arthropoda (hewan berkaki buku)
i. Echinodermata (hewan berkulit duri)
B. Kelompok Vertebrata
terdiri atas:
1. Aves
2. Mammalia
3. Pisces
4. Amphibia
5. Reptilia
1. Porifera
Porifera (Latin: porus = pori,fer = membawa) atau spons atau hewan berpori adalah sebuah filum
untuk hewan multiseluler yang paling sederhana.
Ciri-ciri morfologinya antara lain:
a. tubuhnya berpori (ostium)
b. multiseluler
c. tubuh porifera asimetri (tidak beraturan), meskipun ada yang simetri radial.
d. berbentuk seperti tabung, vas bunga, mangkuk, atau tumbuhan
e. warnanya bervariasi
f. tidak berpindah tempat (sesil)
Ciri-ciri anatominya antara lain:
memiliki tiga tipe saluran air, yaitu askonoid, sikonoid, dan leukonoid, pencernaan secara intraseluler
di dalam koanosit dan amoebosit,Porifera hidup secara heterotrof. Makanannya adalah bakteri dan
plankton. Makanan yang masuk ke tubuhnya dalam bentuk cairan sehingga porifera disebut juga
sebagai pemakan cairan. Habitat porifera umumnya di laut. Porifera melakukan reproduksi secara
aseksual maupun seksual. Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan tunas dan gemmule.
Gemmule disebut juga tunas internal. Gemmule dihasilkan menjelang musim dingin di dalam tubuh
Porifera yang hidup di air tawar. Secara seksual dengan cara peleburan sel sperma dengan sel ovum,
pembuahan ini terjadi di luar tubuh porifera.
2. Cnidaria
Cnidaria adalah sebuah filum yang terdiri atas sekitar 9.000 spesies hewan sederhana yang
hanya ditemukan di perairan, kebanyakan lingkungan laut. Dari sudut etimologi, kata Cnidaria
berasal dari bahasa Yunani "cnidos" yang berarti "jarum penyengat". Kemampuan menyengat
cnidaria-lah yang merupakan asal nama mereka. Ciri khas Cnidaria adalah knidosit, yang
merupakan sel terspesialisasi yang mereka pakai terutama untuk menangkap mangsa dan membela
diri. Tubuh mereka terdiri atas mesoglea, suatu bahan tak hidup yang mirip jeli, terletak di antara
dua lapisan epitelium yang biasanya setebal satu sel.
Mereka memiliki dua bentuk tubuh dasar: medusa yang berenang dan polip yang sesil, keduanya
simetris radial dengan mulut dikelilingi oleh tentakel berknidosit. Kedua bentuk tersebut
mempunyai satu lubang jalan masuk yang berfungsi sebagai mulut maupun anus yang disebut
manus serta rongga tubuh yang digunakan untuk mencerna makanan dan bernapas. Banyak
cnidaria memproduksi koloni yang meruapakan organisme tunggal terdiri atas zooid mirip medusa
atau mirip polip atau keduanya. Kegiatan cnidaria dikoordinasikan oleh jaring-jaring saraf tak
terpusat serta reseptor sederhana. Beberapa Cubozoa dan Scyphozoa yang berenang bebas
memiliki indera penyeimbang statokista dan ada yang punya ropalia, suatu struktur pengindera
kompleks yang dapat termasuk mata pembentuk citra dengan lensa dan retina yang sederhana.
Semua cnidaria berkembangbiak secara seksual. Banyak cnidaria memiliki daur hidup yang rumit
dengan tingkat perkembangan polip aseksual dan medusa seksual, namun beberapa tidak memiliki
polip atau tidak memiliki medusa.Dalam waktu lama, Cnidaria dikelompokkan dengan Ctenophora
dalam filum Coelenterata, akan tetapi setelah lebih disadari perbedaan mereka menyebabkan
mereka ditempatkan pada filum yang terpisah. Cnidaria diklasifikasikan menjadi empat kelompok
utama: Anthozoa yang sesil terdiri dari anemon laut, koral, dan pena laut; serta Scyphozoa (ubur-
ubur), Cubozoa (ubur-ubur kotak) dan Hydrozoa yang ketiganya perenang, kelompok
beranekaragam yang termasuk cnidaria air tawar dan juga cnidaria laut, dan memiliki baik anggota
yang sesil seperti Hydra(genus) dan perenang berkoloni seperti ubur-ubur kapal perang portugis.
Staurozoa baru-baru ini diakui sebagai satu kelas tersendiri dan bukan bagian kelompok
Scyphozoa, dan ada perdebatan tentang apakah Myxozoa dan Polypodiozoa merupakan cnidaria
atau lebih dekat pada bilateria (hewan yang lebih kompleks).
Banyak cnidaria memangsa organisme yang berukuran dari plankton hingga binatang
yang berukuran beberapa kali lebih besar dari mereka sendiri, tetapi banyak dari mereka
mendapatkan nutrisi dari alga endosimbiotik, dan ada yang bersifat parasit. Banyak cnidaria yang
dimangsa oleh binatang lain termasuk bintang laut, ikan dan penyu. Terumbu karang yang
polipnya kaya akan alga endosimbiotik, menopang beberapa ekosistem paling produktif di dunia,
dan melindungi vegetasi di daerah pasang-surut dan pada garis pantai dari arus yang kuat dan juga
pasang air laut. Sementara koral terbatas hidup di air laut hangat dan dangkal, cnidaria lain hidup
di laut dalam, dai lautan kutub dan di air tawar.Fosil cnidaria telah ditemukan di bebatuan yang
terbentuk 580 juta tahun lalu, dan fosil lain menunjukkan bahwa koral sudah ada tak lama sebelum
490 juta tahun lalu dan menjadi beranekaragam beberapa juta tahun kemudian. Fosil cnidaria yang
tidak membuat struktur bermineral sangat jarang Ilmuwan saat ini berpikir bahwa cnidaria,
ctenophora dan bilateria loebih dekat kekerabatannya dengan spons calcarea daripada dengan
spons lain, dan bahwa anthozoa adalah "bibi" atau "saudara" evolusioner dari cnidaria lain, dan
lebih berkerabat dekat dengan bulateria. Analisis baru-baru ini menyimpulkan bahwa cnidaria,
meskipun dianggap lebih "primitif" dari bilateria, memiliki rentang gen yang besar.
Sengat ubur-ubur membunuh beberapa ratus orang pada abad ke 20 , dan ubur-ubur kotak lah yang
terutama sekali berbahaya. Di pihak lain, beberapa ubur-ubur besar dianggap sebagai makanan
enak di Asia timur dan selatan. terumbu karang telah lama dianggap penting secara ekonomi
sebagai tempat memancing, pelindung bangunan di pantai dari arus dan pasang air laut, dan baru-
baru ini sebagai pusat wisata. Namun, mereka rentan terhadap penangkapan ikan berlebih,
pertambangan material bangunan, polusi, dan kerusakan akibat pariwisata.
Cnidaria membentuk filum hewan yang lebih kompleks daripada spons, hampir
sekompleks ctenophora (ubur-ubur sisir), dan kurang kompleks dibanding bilateria, yang termasuk
hampir semua hewan lain. Akan tetapi, cnidaria dan ctenophora lebih kompleks daripada spons
karena mereka memiliki: sel-sel yang diikat oleh penghubung antar-sel dan membran dasar yang
mirip karpet; otot; sistem saraf, dan beberapa mempunyai organ pengindera. Cnidaria berbeda dari
binatang lain karena memiliki knidosit yang menembak seperti harpun dan digunakan terutama
untuk menangkap mangsa dan tambatan pada beberapa spesies.Seperti spons dan ctenophora,
cnidaria mempunyai dua lapisan sel utama yang mengapit lapisan tengah yang mirip jeli yang
disebut mesoglea pada cnidaria; hewan yang lebih kompleks memiliki tiga lapisan sel utama dan
tidak ada lapisan perantara mirip jeli. Oleh karena itu, cnidaria dan ctenophora disebut sebagai
diploblastik secara tradisional, bersama dengan spons.Akan tetapi, cnidaria dan ctenophora
memiliki tipe otot yang, pada hewan yang lebih kompleks, berasal dari lapisan sel tengah.Sebagai
hasilnya beberapa buku teks baru-baru ini mengklasifikasikan ctenophora sebagai triploblastik,dan
diperkirakan bahwa cnidaria berevolusi dari moyang yang triploblastik.
Cnidaria adalah binatang diploblastik, dengan kata lain mereka mempunyai dua lapisan sel
utama, sedangkan binatang yang lebih kompleks adalah triploblastik yang mempunyai tiga lapisan
utama. Dua lapisan sel utama cnidaria membentuk epitel yang kebanyakan setebal satu sel, dan
melekat pada membran dasar berserat, yang mereka sekresikan. mereka juga mensekresikan
mesoglea yang mirip jeli yang memisahkan lapisan-lapisan tersebut. Lapisan yang menghadap ke
luar, dikenal sebagai eksoderm ("kulit luar"), biasanya terdiri dari tipe-tipe sel berikut:: Sel
epiteliomuskuler yang tubuhnya membentuk bagian epitelium tapi yang dasarnya meluas
membentuk serat-serat otot pada baris-baris sejajar. Serat-serat lapisan sel yang menghadap keluar
ini umumnya tegak lurus pada serat-serat dari lapisan sel yang menghadap kedalam. Pada
Anthozoa (anemon laut, koral, dan lain-lain) dan Scyphozoa (ubur-ubur), mesogleanya juga
terdapat sel-sel otot. Knidosit (Cnidocyte) , sel penyengat mirip harpun yang memberi nama filum
Cnidaria ini. Sel-sel ini berada di antara atau kadang di atas sel-sel otot. Sel saraf. Sel pengindera
berada di antara atau kadangkala di atas sel-sel otot, dan berkomunikasi melalui sinapsis (celah
yang dilalui sinyal kimia) dengan sel saraf motor, yang terutama terletak di antara dasar dari sel-sel
otot. Sel interstisial, yang tak terspesialisasi, dan dapat menggantikan sel-sel yang hilang atau
rusak dengan berubah menjadi tipe yang sesuai. Sel-sel ini terdapat di antara dasar sel-sel otot.
Selain sel epiteliomuskuler, saraf dan interstisial, gastrodermis ("kulit perut") mengandung sel-sel
kelenjar yang mensekresikan enzim pencernaan. Pada beberapa spesies ia juga mempunyai
knidosit yang dipakai untuk mengalahkan mangsanya yang masih berjuang. Mesoglea memiliki
sejumlah kecil sel-sel yang mirip amoeba, dan sel otot pada beberapa spesies. Akan tetapi jumlah
sel dan tipe lapisan tengah lebih sedikit daripada spons..
3. Ctenophora/Coelentrata
adalah sebuah filum hewan yang hidup di perairan laut di seluruh dunia. Anggota filum ini
menyerupai hewan ubur-ubur walaupun secara klasifikasi berbeda filum. Ctenophore berasal dari
bahasa Yunani kteno-, kteis, "sisir" dan -phore, "pembawa" yang dalam bahasa Latin disebut
ctenophorus. Fitur yang paling khas mereka adalah "sisir", kumpulan silia yang mereka gunakan
untuk berenang, dan mereka adalah hewan terbesar yang berenang dengan menggunakan silia-
dewasa dari berbagai jenis berkisar dari beberapa milimeter sampai 1,5 m ukurannya. Seperti
cnidaria , tubuh mereka terdiri dari massa jelly, dengan satu lapisan sel di luar dan lain melapisi
rongga internal.
4. Platyhelminthes
adalah filum dalam Kerajaan Animalia (hewan). Filum ini mencakup semua cacing pipih kecuali
Nemertea, yang dulu merupakan salah satu kelas pada Platyhelminthes, yang telah dipisahkan.
Ciri-ciri:
Tubuh pipih dosoventral dan tidak bersegmen. Umumnya, golongan cacing pipih hidup di
sungai, danau, laut, atau sebagai parasit di dalam tubuh organisme lain. Cacing golongan ini
sangat sensitif terhadap cahaya. Beberapa contoh Platyhelminthes adalah Planaria yang sering
ditemukan di balik batuan (panjang 2-3 cm), Bipalium yang hidup di balik lumut lembap
(panjang mencapai 60 cm), Clonorchis sinensis, cacing hati, dan cacing pita.
Struktur dan fungsi tubuh:
Platyhelminthes merupakan cacing yang tergolong triploblastik aselomata karena memiliki 3
lapisan embrional yang terdiri dari ektoderma, endoderma, dan mesoderma.Namun, mesoderma
cacing ini tidak mengalami spesialisasi sehingga sel-selnya tetap seragam dan tidak membentuk
sel khusus.
Sistem pencernaan:
Sistem pencernaan cacing pipih disebut sistem gastrovaskuler, dimana peredaran makanan tidak
melalui darah tetapi oleh usus. Sistem pencernaan cacing pipih dimulai dari mulut, faring, dan
dilanjutkan ke kerongkongan. Di belakang kerongkongan ini terdapat usus yang memiliki
cabang ke seluruh tubuh. Dengan demikian, selain mencerna makanan, usus juga mengedarkan
makanan ke seluruh tubuh.
Selain itu, cacing pipih juga melakukan pembuangan sisa makanan melalui mulut karena tidak
memiliki anus. Cacing pipih tidak memiliki sistem transpor karena makanannya diedarkan
melalui sistem gastrovaskuler. Sementara itu, gas O2 dan CO2 dikeluarkan dari tubuhnya
melalui proses difusi.
Sistem syaraf
Sistem syaraf tangga tali merupakan sistem syaraf yang paling sederhana. [3]Pada sistem
tersebut, pusat susunan saraf yang disebut sebagai ganglion otak terdapat di bagian kepala dan
berjumlah sepasang. [3] Dari kedua ganglion otak tersebut keluar tali saraf sisi yang memanjang
di bagian kiri dan kanan tubuh yang dihubungkan dengan serabut saraf melintang.
Pada cacing pipih
yang lebih tinggi tingkatannya, sistem saraf dapat tersusun dari sel saraf (neuron) yang
dibedakan menjadi sel saraf sensori (sel pembawa sinyal dari indera ke otak), sel saraf motor
(sel pembawa dari otak ke efektor), dan sel asosiasi (perantara).
Klasifikasi
Platyhelminthes dapat dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu Turbellaria (cacing bulu getar),
Trematoda (cacing hisap), Monogenea, dan Cestoda (cacing pita).
Kelas Turbellaria merupakan cacing pipih yang menggunakan bulu getar sebagai alat geraknya,
contohnya adalah Planaria.
Kelas Trematoda memiliki alat hisap yang dilengkapi dengan kait untuk melekatkan diri pada
inangnya karena golongan ini hidup sebagai parasit pada manusia dan hewan. Beberapa contoh
Trematoda adalah Fasciola (cacing hati), Clonorchis, dan Schistosoma
Kelas Cestoda memiliki kulit yang dilapisi kitin sehingga tidak tercemar oleh enzim di usus
inang. Cacing ini merupakan parasit pada hewan, contohnya adalah Taenia solium dan T.
saginata Spesies ini menggunakan skoleks untuk menempel pada usus inang. Taenia
bereproduksi dengan menggunakan telur yang telah dibuahi dan di dalamnya terkandung larva
yang disebut onkosfer
Siklus Hidup Platyhelminthes
Fasciola hepatica
Telur (bersama feces) -> larva bersilia (mirasidium) -> siput air (lymnea auricularis atau lymnea
javanica) -> sporokista -> redia -> serkaria -> keluar dari tubuh siput -> menempel pada rumput
/ tanaman air -> membentuk kista (metaserkaria) -> dimakan domba(hepatica)/sapi(gigantica) -
> usus -> hati -> sampai dewasa
Chlornosis sinensis
Telur (bersama feces) -> mirasidium -> siput air -> sporosista -> menghasilkan redia ->
menghasilkan serkaria -> keluar dari tubuh siput -> ikan air tawar (menempel di ototnya) ->
membentuk kista (metaserkaria) -> ikan dimakan -> saluran pencernaan -> hati -> sampai
dewasa
Schistosoma javanicum
Telur (bersama feces) -> mirasidium -> siput air -> sporosista -> menghasilkan redia ->
menghasilkan serkaria -> keluar dari tubuh siput -> menembus kulit manusia -> pembuluh
darah vena
Taenia saginata / Taenia Solium
Proglotid (bersama feces) -> mencemari makanan babi -> babi -> usus babi (telur menetas jadi
hexacan) -> aliran darah -> otot/daging (sistiserkus) -> manusia -> usus manusia (sistiserkus
pecah -> skolex menempel di dinding usus) -> sampai dewasa di manusia -> keluar bersama
feces
Penyakit yang disebabkan Platyhelminthes
Beberapa spesies Platyhelminthes dapat menimbulkan penyakit pada manusia dan hewan. Salah
satu diantaranya adalah genus Schistosoma yang dapat menyebabkan skistosomiasis, penyakit
parasit yang ditularkan melalui siput air tawar pada manusia. Apabila cacing tersebut
berkembang di tubuh manusia, dapat terjadi kerusakan jaringan dan organ seperti kandung
kemih, ureter, hati, limpa, dan ginjal manusia.Kerusakan tersebut disebabkan
perkembanganbiakan cacing Schistosoma di dalam tubuh hingga menyebabkan reaksi imunitas.
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit endemik di Indonesia.. Contoh lainnya adalah
Clonorchis sinensis yang menyebabkan infeksi cacing hati pada manusia dan hewan mamalia
lainnya. Spesies ini dapat menghisap darah manusia. Pada hewan, infeksi cacing pipih juga
dapat ditemukan, misalnya Scutariella didactyla yang menyerang udang jenis Trogocaris
dengan cara menghisap cairan tubuh udang tersebu
5. Nematoda (dari bahasa Yunani νῆμα (nema): "benang" + -ώδη -ode "seperti") adalah sebuah
filum. Disebut juga Nemathelminthes. Filum ini merupakan salah satu filum yang
beranggotakan terbanyak (sekitar 80.000 spesies, 15.000 diantaranya merupakan parasit).
Contohnya adalah cacing tambang, cacing kremi, dan cacing perut.
Nematoda merupakan cacing silindris tidak bersegmen, memiliki rongga tubuh
triploblastik (pseudocoelom), dan hidup bebas maupun parasit. Cacing Nematoda disebut juga
cacing gilig. Dapat ditemukan pada perairan, tanah basah, jaringan tumbuhan, dan jaringan
hewan atau manusia. Memiliki sistem pencernaan sempurna dan cairan tubuh pada coelom yang
berfungsi sebagai sistem peredaran darah.
Cacing jantan umumnya lebih kecil daripada cacing betina. Reproduksi dilakukan secara
seksual dan terjadi di dalam tubuh (internal). Zigot yang dihasilkan pada hampir semua spesies
tahan terhadap kondisi buruk. Contoh spesies filum ini, antara lain cacing gelang (Ascaris
lumbricoides), cacing tambang (Ancylostoma duodenale), cacing kremi (Oxyuris vermicularis),
dan cacing filaria (Wuchereria bancrofti).
Cacing gelang atau yang disebut juga cacing perut, merupakan parasit pada usus halus
manusia. Cacing dengan panjang 15 cm –35 cm ini memiliki warna tubuh putih kekuning-
kuningan, mulut di bagian anterior, dan dilengkapi 3 buah bibir. Cacing betina mampu
menghasilkan sekitar 200 ribu telur dalam satu kali pengeluaran.
Telur terbawa bersama feses dan dapat masuk tubuh melalui makanan atau telapak kaki. Dalam
usus halus, telur menetas dan menjadi larva kecil. Setelah menembus dinding usus, larva
terbawa aliran darah sampai jantung dan paru-paru. Dalam paru-paru, larva dapat mencapai
trakea sehingga tertelan kembali ke usus halus dan tumbuh dewasa. Cacing gelang ini
merupakan penyebab penyakit ascariasis.
Cacing tambang hidup di usus manusia dan dapat mengisap darah dan cairan tubuh manusia.
Cacing filaria (Wuchereria bancrofti) hidup di pembuluh darah dan dapat menyebabkan
penyumbatan pembuluh getah bening yang mengakibatkan penyakit kaki gajah (elephantiasis).
Cacing ini disebarkan oleh tusukan nyamuk Culex.
6. Annelida
adalah filum luas yang terdiri dari cacing bersegmen, dengan sekitar 15.000 spesies modern,
antara lain cacing tanah, pacet dan lintah. Filum ini ditemukan di sebagian besar lingkungan
basah, seperti air tawar dan di laut. Panjang anggotanya mulai dari di bawah satu milimeter
sampai tiga meter. Filum ini dikelompokkan menjadi tiga kelas yaitu Polychaeta, Oligochaeta,
dan Hirudinea
Ciri Ciri umum Annelida:

1. Tempat hidup air tawar, air laut, dan darat. Annelida juga ada yang bersifat parasit.

2. Alat eksresi disebut nephridium.

3. Respirasi dengan epidermis pada seluruh permukaan tubuh dan berlangsung difusi.

4. Hewan ini bersifat hermafrodit.

5. Alat pencernaan lengkap.

6. Bersegmen dan memiliki otot.

7. Reproduksi secara seksual/aseksual.

8. Bilateral simetris, tubuhnya bulat dan memanjang dengan segmen yang jelas.

9. Appendages kecil berupa setae (rambut)

10. Tubuh dilapisi kutikula tipis dan lembab.


Klasifikasi Annelida
1. Polychaeta
Ciri-ciri:
a. Annelida berambut banyak

b. Plychaeta memiliki parapodia. Parapodia adalah sepasang struktur yang menyerupai


dayung. Berfungsi sebagai alat gerak dan insang.

c. Sebagian besar hidup di laut.

d. Tubuh dibedakan menjadi prostomium (kepala) dan peristomium (segmen pertama)

Contoh: Cacing Kipas (Sabellastarte sp.), Nereis sp, Marphysa sanguinea, Eunice viridis
(cacing palolo) dan Lysidice oele (cacing wawo).
2. Oligochaeta
Ciri-Ciri:
a. Berambut sedikit

b. Tidak memiliki parapodia

c. Hidup di darat atau di air tawar.


d. Hewan Hemafordit.
e. Berguna untuk menggemburkan tanah.
Contoh: cacing tanah.
3. Hirudinea
Ciri-Ciri:
a. Tidak memiliki rambut, parapodia, dan septa.

b. Penghisap darah.

c. Parasit.

Contoh: Pacet dan Lintah


7. Mollusca
Moluska berasal dari bahasa latin: molluscus yang artinya lunak. Moluska adalah hewan
triploblastik slomata yang bertubuh lunak. Mollusca hidup di laut, air tawar, payau, dan darat.
Beberapa Mollusca memiliki cangkang. Filum Mollusca merupakan filum terbesar kedua
setelah Artropoda.
Ciri-Ciri:
1. Ukuran dan bentuk tubuh Mollusca bervariasi.

2. Bertubuh lunak dan tidak beruas-ruas.

3. Hewan triplobastik selomata.

4. Tidak mempunyai tulang belakang

5. Hidup di air dan di darat


6 Memiliki cincin syaraf yang merupakan sistem syaraf

7. Organ ekskresi berupa nefridia

8. Memiliki radula (lidah bergigi).

9. Hewan Heterotof

10. Bereproduksi secar seksual

11. Struktur tubuhnya simetri bilateral

12. Tubuh terdiri dari kaki, massa viseral, dan mineral.

Struktur Tubuh Mollusca


Mollusca terdiri dari 3 bagian:
1. Kaki
Kaki berfungsi untuk bergerak. Sebagian Mollusca kaki telah berubah menjadi tentakel yang
berfungsi untuk menangkap mangsa.
2. Massa Viseral
Di dalam Massa Viseral terdapat organ pencernaan, ekskresi, dan reproduksi. Massa Viseral
dilindungi oleh mantel.
3. Mantel
Mantel adalah jaringan tebal yang melindungi Massa Viseral. Mantel membentuk rongga
mantel, yang isinya adalah tempat lubang insang, lubang ekskresi, dan anus.
Sistem syaraf mollusca terdiri dari cincin syaraf yang mengelilingi esofagus. Sistem
pencernaan Mollusca terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.
Klasifikasi Mollusca
1. Amphineura
Amphineura merupakan jenis Mollusca yang masih primitif. Amphineura memiliki tubuh
simteri bilateral. Memiliki beberapa insang di dalam rongga mantelnya. Hidup di sekitar panta.
Contoh: Chiton.
2. Scaphopoda
Scaphopoda hidup di laut atu di pantai, memiliki cangkang yang tajam, berbentuk seperti
terompet, memiliki kaki kecil, di kepalanya terdapat beberapa tentakel, dan tidak memiliki
insang. Contoh: Dentalium Vulgare.
3. Gastropoda
Gastropoda adalah hewan yang menggunakan perutnya sebagai kaki. Hidupnya di darat, air
tawar, maupun di laut. Umumnya Gastropoda memiliki cangkang. Contoh: Siput.
4. Cephalopoda
Cephalopoda menggunakan kepalanya sebagai alat gerak. Mempunyai endoskeleton,
eksoskeleton, atau tanpa keduanya. Tubuhnya simetri bilateral. Tubuhnya terdiri dari kepala,
leher, dan badan. Contoh: Cumi-Cumi
5. Pelecypoda (Bilvalvia)
Pelecypoda memiliki bentuk kaki seperti kapak yang terletak di anterior. Bilvalvia adalah
hewan bercangkang yang terdiri atas dua bagian. Memiliki sistem saraf dan otak yang
berkembang baik. Hidup di air tawar dan laut. Contoh: Meleagrina (kerang mutiara), Anadonta
(kijing), Ostrea (tiram), Panope Generosa (kerang raksasa)
8. Arthropoda
Artropoda memiliki nama lain yaitu hewan berbuku-buku. Artropoda bisa ditemukan di laut, air
tawar, darat, dan di udara. Artropoda bisa menjadi parasit. Filum Artropoda memiliki spesies
yang paling besar, yaitu 75% dari seluruh hewan yang ada di seluruh dunia. Arthropoda
berasal dari bahasa latin: Arthra artinya ruas, buku, segmen, dan Podos artinya kaki yang berarti
merupakan hewan yang memiliki kaki beruas, berbuku, atau bersegmen. Tubuh Arthropoda
merupakan simetri bilateral dan tripoblastik selomata.
Ciri-Ciri Arthropoda:
1. Memiliki 3 bagian tubuh utama yaitu tubuh bersegmen (ruas), rangka luar
(eksoskeleton) yang keras, dan ekor.
2. Tubuh dibungkus oleh kutikula sebagai rangka luar yang terbuat dari protein dan
kitin.
3. Esoskleten bersifat kaku dan keras dan dapat mengalami pergantian pada kurun
waktu tertentu yang disebut eksidisis.
4. Ukuran tubuh bervariasi.
5. Bentuk tubuh simetris bilateral.
6. Sifat hidup: parasit, heterotropik, dan hidup secara bebas.
7. Alat pernapasan: Trakea, insang, dan paru-paru (berbuku)
8. Alat pencernaan lengkap (mulut, kerongkongan, usus, dan anus)
9. Bereproduksi secara seksual dan aseksual.
10. Sistem saraf berupa tangga tali dan alat peraba berupa antena
11. Hidup di darat, air tawar dan laut.
12. Sistem peredaran darah terbuka, darah tidak memilikik hemoglobin.
Klasifikasi Arthropoda
1. Crustacea (udang-udangan)
Ciri-ciri:
a. Memiliki dua pasang antena.
b. Kepala menyatu dengan dada (sefalotoraks)
c. Tubuh terdiri dari Cephalothorax dan abdomen.
d. Memiliki eksoskeleton dari zat tanduk/kitin.
e. Dapat mengalamai pelepasan kulit dari tubuhnya
f. Tidak memiliki pembuluh darah kapiler.
g Sebagian respirasinya menggunakan insang.
h. Pertukaran udara terjadi secara difusi.
Contoh: Penaeus (udang windu), Cambarus virilis (udang air tawar), Portunus s-exdentalus
(kepiting), dan Neptunus pelagicus (rajungan).
2. Myriapoda (Hewan berkaki banyak)
Ciri-ciri:
a. Tubuh terdiri atas kepala, toraks, dan abdomen.
b. Pada kepala terdapat sepasang mata, sepasang alat peraba besar, dan peraba kecil yang
beruas-ruas.
c. Tiap ruas pada tubuhnya terdapat sepasang atau dua pasang kaki.
d. Sistem respirasinya menggunakan trakea.
e. Tubuh berbentuk silindris, memanjang, terdiri dari cephalon (ruas-ruas kepala).
Diklasifikasikan lagi menjadi dua, yaitu Chilopoda (Scolopendra subspinipes (lipan)) dan
Diplopoda (Julus teristris (luwing)), Myriapoda memiliki peran dalam penguraian sampah
organik.
3. Arachnoidea
Ciri-ciri:
a. Tubuh terdiri dari Andomen dan sefalotoraks.
b. Memiliki enam pasan anggota gerak.
c. Hidup di darat maupun di dalam air.
d. Jumlah matanya bervariasi
e. Bernafas dengan paru-paru buku atau trakea atau dengan keduanya
Arachnoidea diklasifikasikan menjadi 3, yaitu Scorpionida (Kalajengking), Arachnida
(laba-laba), dan Acaringa (caplak, tungau).
4. Insecta
Ciri-ciri:
1. Tubuh tersusun atas kepala, dada, dan perut.
2. Mulut bertipe penggigit, penghisap dan penelan.
3. Memiliki 3 pasang kaki.
4. Sebagian besar hidup di darat.
9. Echinodermata
Echinodermata berasal dari bahasa Yunani yang artinya Kulit Berduri. Filum
Echinodermata, kelompok hewan ini ditemukan di hampir semua kedalaman laut.
Echinodermata adalah filum hewan terbesear yang tidak memiliki anggota yang hidup di air
tawar atau darat. Echinodermata mempunyai kulit berduri, simteri radial dan bergerak
lamban dengan bantuan kaki tabung. Dalam ekosistem, Echinodermata berperan sebagai
hewan pemakan bangkai.
Struktur dan Fungsi Tubuh Echinodermata:
Bentuk tubuh Echinodermata biasanya seperti bintang, bulat, pipih, bulat memanjang, dan
seperti tumbuhan. Tubuh terdiri dari bagian oral (yang memiliki mulut) dan aboral (yang
tidak memiliki mulut).
Permukaan tubuh Echinodermata umumnya berduri, baik itu pendek tumpul maupun
panjang berduri. Hewan Echinodermata tidak memiliki otak. Echinodermata mempunyai
Ambulakral yang berfungsi untuk mengatur pergerakan.
Ciri-Ciri Echinodermata
1. Tubuh Echinoderamta terdiri dari 3 lapisan dan memiliki rongga tubuh atau disebut
triploblastic selomata.
2. Bentuk tubuh simetri bilateral pada saat masih menjadi larva, dan pada saat dewasa
bentuk tubuhnya simetri radial.
3. Kulit tubuh terdiri dari zat kitin.
4. Mempunyai ambulakral
5. Memiliki sistem penceranaan yang sempurna kecuali bintang laut yang tidak
memiliki anus.
6. Tidak memiliki sistem ekskresi.
7. Perkembangbiakan terjadi secara seksual
Klasifikasi Echinodermata
1. Asteroidea atau Bintang Laut
Bentuk tubuh seperti bintang, bagian bawahnya disebut permukaan oral, dan bagian atas
disebut permukaan adoral. Mulut Bintang Laut berada di permukaan oral.
Contoh: Asteria forbesi (bintang laut), Linkia laevigata (bintang laut biru), dan
Pentaceros (bintang laut bertanduk).
2. Ophiuroidea atau Bintang Mengular
Memiliki 5 lengan dan bergerak seperti ular. Tidak memiliki kaki tabung dan anus.
Contoh: Ophiothrix.
3. Crinoidea atau Lilia Laut
Hidupnya menempel di substrat yang ada di laut.

Contoh: Antedon sp, dan Holopus sp.


4. Echinoidea
Memiliki lima baris kaki tabung (ambulakral). Bentuk tubuh bulat dan ditutupi duri. Tidak
memliliki lengan.

Contoh: Bulu babi (Diadema) dan landak laut (Echinus).


5. Holothuroidea atau Teripang atau Mentimun Laut
Tidak memiliki duri dan memiliki 5 baris kaki tabung.

Conoth: Holothuria atau teripang.

Você também pode gostar