Você está na página 1de 4

Analisis Produk Hukum : Implikasi Terbitnya PP No 11 Tahun 2019?

I. PENDAHULUAN
Perangkat Desa seluruh Indonesia yang tergabung dalam Organisasi PPDI
(Persatuan Perangkat Desa Indonesia) telah bertemu dengan Presiden Jokowi
menuntut kenaikan gaji perangkat desa setara dengan ASN golongan IIA.
Lebih kurang satu bulan lebih setelah pertemuan dengan Presiden di Istora Senayan
Jakarta itu, akhirnya Pemerintah mewujudkan apa yang menjadi harapan perangkat
desa dengan diterbitkannya PP Nomor 11 Tahun 2019.
PP Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua terhadap PP No.
43/2014 yang berkaitan dengan Penghasilan Tetap (Siltap) Perangkat Desa telah
diterbitkan pemerintah. Peraturan pemerintah tersebut ditetapkan pada tanggal 28
Februari 2019 adalah Tentang Perubahan Kedua terhadap PP No 43/2014. Karena
sebelumnya juga sudah ada Perubahan Pertama, yakni PP No 47 Tahun 2015.
Inti perubahan yang ada dalam PP nomor 11 ini intinya hanya ada sekitar 3
poin saja. Yaitu :
A. Perubahan kalimat dan substansi pasal 81.
B. Antara pasal 81 dan 82 ditambah dengan Pasal 81A dan Pasal 81B.
C. Perubahan kalimat pada pasal 100.

Walaupun hanya merubah 2 pasal saja, namun ini sangat lengkap dan sudah
bisa mengakomodir keinginan dan harapan para perangkat desa seluruh Indonesia.

Penghasilan Tetap atau gaji Perangkat Desa saat ini sudah bisa disejajarkan
dengan PNS golongan 2a. Namun demikian, masih banyak para perangkat desa
atau bahkan Kepala Desa yang belum memahami isi daripada Perubahan PP
tersebut, sehingga mereka beranggapan bahwa PP yang baru ini belum bisa
mengakomodir keinginannya yang setara dengan gaji ASN golongan IIA.

Pada dasarnya PP No 11 tahun 2019 boleh diberlakukan dari sekarang dan


paling lambat awal Januari tahun 2020. Bisa diterapkan dari sekarang, tentunya
dengan syarat jika Peraturan Bupati (Perbup) di daerahnya yang berkaitan dengan
Siltap perangkat setara 2a belum di tetapkan, sehingga masih ada kesempatan untuk
memasukkan poin-poin penyetaraan siltap 2a ke Perbup tersebut. Namun,
sepertinya rata-rata Perbup tentang Siltap perangkat itu sudah terbit di masing-
masing Kabupaten, mengingat saat ini sudah bulan Maret.

Jika sudah di tetapkan dan besarannya tidak sesuai dengan PP yang baru ini,
maka otomatis awal tahun depan baru bisa direalisasikan penyetaraan gaji sejajar
pegawai negeri Sipil gol. IIA.

II. PEMBAHASAN
A. Sumber Dana ( Pasal 81 ayat 1 PP Nomor 11/2019 )
Anggaran Penghasilan Tetap Perangkat Desa bersumber dari APBDesa yang
diambil dari Alokasi Dana Desa (ADD) dan sumber lainnya, selain dari Dana
Desa (DD).
B. Besaran Siltap ( Pasal 81 ayat 2 PP no. 11/2019 )
Besaran Siltap Perangkat Desa ditetapkan melalui Peraturan Bupati.
Rincian besaran siltap perades didalam Perbup tersebut harus mengacu kepada
PP no 11/2019, dengan rincian sebagai berikut :
1. Kepala Desa paling sedikit Rp 2.426.640,- (setara 120% Gaji Pokok PNS
golongan 2A)
2. Sekretaris Desa paling sedikit Rp 2.224.420,- (setara 110% gaji pokok PNS
golongan 2A)
3. Perangkat Desa lainnya yaitu Kaur, Kasi dan Kadus paling sedikit Rp
2.022.200,- (setara 100% gaji ASN golongan ruang 2A).

C. Jika ADD tidak mencukupi (pasal 81 ayat 3)


Jika dana ADD dari Kabupaten tidak mencukupi untuk menggaji perangkat desa,
maka boleh mengambil dari sumber lain, asalkan bukan dari Dana Desa.
Misalnya dari Pendapatan Asli Desa (PAD), dana bagi hasil pajak dan retribusi,
bantuan keuangan Kabupaten, bantuan keuangan propinsi dan lainnya.

D. Ketentuan Lain (pasal 81 ayat 4)


Ketentuan lain-lain yang berkaitan dengan Penghasilan Tetap Perangkat Desa
ditetapkan melalui Perbup/wal.
Misalnya tentang Tunjangan Kepala Desa, Tunjangan Sekdes, Tunjangan Kasi
dan Kadus, Tunjangan anggota Badan Permusayawaratan Desa (BPD) dan
operasionalnya, jaminan kesehatan perangkat serta ketentuan-ketentuan lainnya.

E. Mulai berlaku siltap setara ASN golongan 2A (Pasal 81A PP no 11/2019)


Gaji perangkat desa setara ASN golongan 2A mulai berlaku bersamaan dengan
diundangkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 11 tahun 2019. Yaitu mulai
tanggal 28 Februari 2019.

F. Jadi sekarang sudah bisa diterapkan oleh desa masing-masing yang mana harus
sesuai dan mengacu kepada Peraturan Bupati di daerahnya.
Jika besaran siltap perades yang telah ditetapkan dalam Perbup sudah setara
atau melebihi gaji PNS gol 2A, maka tinggal direalisasikan saja.

G. Batasan waktu penyetaraan gaji setara PNS golongan 2A (pasal 81B ayat 1 dan
2)
Batas waktu untuk menerapkan gaji perangkat desa menjadi setara golongan II/a
paling lambat sampai akhir tahun 2019. Jadi awal tahun 2020 terhitung mulai
Januari, semua Perangkat Desa Siltapnya sudah harus setara dengan gaji pokok
Pegawai Negeri Sipil golongan ruang II/A.

H. Pembagian Porsi Belanja Desa dalam APBDes (pasal 100 ayat 1 PP no.
11/2019)
Pembagian porsi belanja desa didalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APBDesa) masih tetap menggunakan pola 70% : 30%.
Dimana rinciannya adalah sebagai berikut :
1. Minimal 70% dari APBDes digunakan untuk membiayai 4 Bidang
pembangunan desa yang terdiri dari :
 Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, termasuk Insentif RT dan
RW serta Operasional pemerintah Desa.
 Bidang Pembangunan Infrastruktur Desa
 Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Desa
 Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa.
2. Maksimal 30% dari APBDes digunakan untuk membiayai :
 Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa lainnya.
 Tunjangan Jabatan Kepala Desa dan Perangkat desa lainnya.
 Tunjangan Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
 Operasional BPD.
I. Tanah Bengkok atau sebutan lain ( PP No. 11 Tahun 2019 pasal 100 ayat 2)
III. PENUTUP
Kesimpulan
A. Operasional Pemerintahan Desa tidak lagi masuk dalam porsi 30% APBDesa.
B. Insentif RT dan RW tidak lagi masuk dalam porsi 30%, tetapi masuk porsi 70%
APBDesa, sehingga insentif RT dan RW juga memiliki peluang untuk naik karena
porsi sumber dana nya lebih besar.
C. Penggunaan anggaran untuk pembiayaan Siltap Perangkat dan BPD tidak lagi di
klasifikasikan menurut besarnya ADD. ( PP 43/ 2014 Pasal 81 ayat 2 poin a,b,c
dan d )
D. Bagi Desa yang Siltapnya dalam Perbup sudah melebihi dari gaji pokok PNS gol.
2A, maka tidak perlu diturunkan. Karena setara 2a tersebut adalah angka
minimal.

Namun begitu penjelasan lengkap PP Nomor 11 Tahun 2019 tersebut masih


memunculkan beberapa permasalahan yang mungkin timbul di lapangan.

Permasalahan #1

Ada beberapa permasalahan yang terjadi di Desa maupun Kabupaten dalam upaya
merealisasikan ketentuan-ketentuan baru yang ada dalam PP nomor 11 tersebut.

Sehingga banyak Kepala Desa dan perangkat desa yang bertanya-tanya bagaimana
solusi dan cara mengatasinya.

Permasalahan itu antara lain :

A. Bagaimana jika porsi 30% APBDes tidak mencukupi untuk pembiayaan Siltap dan
Tunjangan Kades, perangkat dan BPD, meskipun sudah ditambah dengan
sumber lainnya?

Dalam kasus seperti ini, perlu kita fahami bahwa ada beberapa hal yang bisa
digarisbawahi :
 Bisa dipastikan bahwa kasus seperti itu terjadi karena Perbup tentang Siltap
perangkat sudah diterbitkan Pemda dan belum menyesuaikan dengan PP No.
11/2019.
 Tugas penyetaraan 2A sebenarnya menjadi tanggung jawab Pemerintah
Daerah atau Kabupaten, karena Penghasilan Tetap Perades harus diatur
melalui Peraturan Bupati.
B. Ada beberapa alternatif yang bisa dipertimbangkan untuk solusi cara mengatasi
masalah tersebut :
 Desa atau Kabupaten terpaksa harus menunda realisasi penyetaraan siltap
gol 2A sampai Desember tahun 2019.
 PPDI, APDESI, Ikatan Kepala Desa atau organisasi lainnya bisa hearing dan
sharing dengan wakil rakyat di DPRD guna membicarakan masalah tersebut,
agar bisa segera direalisasikan.
 Bupati harus merubah Perbup yang sudah terbit (Perbup perubahan) dan
menyesuaikan dengan aturan baru dalam PP 11/2019.
 Pemda atau Bupati harus memberikan dana tambahan atau Bantuan
Keuangan kepada Desa untuk mencukupi besaran Siltap seperti yang sudah
diatur PP No 11.

Permasalahan #2
A. Ketika gaji pokok ASN golongan 2A naik, apakah siltap perangkat desa juga ikut
naik? Sebab sebagaimana kita ketahui bahwa gaji pokok PNS selalu mengalami
kenaikan walaupun hanya sebesar 5% meskipun tidak terjadi setiap tahun.

B. Jika siltap ikut dinaikkan otomatis Pemda harus mencari tambahan dana lagi untuk
mencukupi kebutuhan tersebut. Dan ini tentunya menjadi beban lagi buat Pemda.

Você também pode gostar