Você está na página 1de 16

Latar Belakang

I.Pengertian

Hipertensi adalah suatu keadaan medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah
melebihi normal. Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi. Tekanan darah itu
sendiri adalah kekuatan aliran darah dari jantung yang mendorong melawan dinding
pembuluh darah (arteri). Kekuatan tekanan darah ini bisa berubah dari waktu ke waktu,
dipengaruhi oleh aktivitas apa yang sedang dilakukan jantung (misalnya sedang berolahraga
atau dalam keadaan normal/istirahat) dan daya tahan pembuluh darahnya.
Tekanan darah tinggi adalah kondisi di mana tekanan darah lebih tinggi dari 140/90
milimeter merkuri (mmHG). Angka 140 mmHG merujuk pada bacaan sistolik, ketika jantung
memompa darah ke seluruh tubuh. Sementara itu, angka 90 mmHG mengacu pada bacaan
diastolik, ketika jantung dalam keadaan rileks sembari mengisi ulang bilik-biliknya dengan
darah.
Perlu diketahui bahwa tekanan sistolik adalah tekanan maksimal karena jantung berkontraksi,
sementara tekanan diastolik adalah tekanan terendah di antara kontraksi (jantung
beristirahat).

Di seluruh dunia hipertensi telah menjadi suatu penyakit yang dihubungkan dengan angka
morbiditas, mortalitas serta biaya (cost) yang tinggi di masyarakat. Hipertensi juga
merupakan faktor risiko penting, yang dapat dimodifikasi, untuk penyakit jantung koroner,
stroke, gagal jantung kongestif, gagal ginjal dan penyakit arteri perifer. Antihipertensi
adalah obat – obatan yang digunakan untuk mengobati hipertensi. Antihipertensi juga
diberikan pada individu yang memiliki resiko tinggi untuk terjadinya penyakit kardiovaskular
dan mereka yang beresiko terkena stroke maupun miokard infark. Pemberian obat bukan
berarti menjauhkan individu dari modifikasi gaya hidup yang sehat seperti mengurangi berat
badan, mengurangi konsumsi garam dan alkohol, berhenti merokok, mengurangi stress dan
berolahraga.

Sekali ditetapkan hipertensi, pertanyaan yang muncul, apakah diperlukan pengobatan atau
tidak dan obat mana yang digunakan haruslah dipertimbangkan. Tingkat tekanan darah, umur
dan jenis kelamin pasien, tingkat keparahan kerusakan organ (jika ada) karena tekanan darah
tinggi serta kemungkinan adanya faktor-faktor resiko kardiovaskular, semua harus
dipertimbangkan.

1
Kesuksesan pengobatan hipertensi menuntut kepatuhan terhadap instruksi diet dan
penggunaan obat yang dianjurkan. Pendidikan mengenai sifat alami hipertensi dan
pentingnya perawatan serta pengetahuan tentang efek-efek samping potensial obat sangat
perlu diberikan. Faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan kepatuhan pasien adalah
penyederhanaan aturan pemberian dosis dan juga meminta pasien untuk memantau tekanan
darahnya selama di rumah

Hipertensi berkepanjangan akan merusak pembuluh-pembuluh darah ginjal, jantung, dan


otak serta menimbulkan peningkatan insiden gagal ginjal, gagal jantung, stroke, dll. Factor
resiko orang yang terkena hipertensi antara lain : diabetes, hiperlipidema, dan adanya riwayat
keluarga penderita penyakit kardiovaskular.

Tekanan darah ditentukan oleh 2 faktor, yaitu :

a. Curah jantung
Ialah hasil kali denyut jantung da nisi sekuncup jantung. Besarnya sekuncup jantung
ditentukan oleh kekuatan kontraksi otot jantung dan volume darah kembali ke jantung
b. Resistensi perifer
Adalah gabungan tekanan otot polos arteri dan viskositas darah. Resistensi
disebabkan oleh berkurangnya elastisitas dinding pembuluh darah akibat adanya
arteriosclerosis yang terjadi karena meningkatnya usia atau karena pengendapan.
2 macam tekanan darah :

a. Sistolik
Adalah tekanan darah yang terjadi pada saat jantung benkontraksi. Tekanan ini selalu
lebih besar dari tekanan diastolic.

b. Diastolic

Adalah tekanan darah yang terjadi pada saat jantung bereaksi (mengembang).Tekanan
darah dinyatakan dengan satuan mmHg, missal 150 / 80 mmHg artinya tekanan darah sistolik
150 dan tekanan darah diastolic 80, mmHg sendiri artinya millimeter Hegnium atau tiap
millimeter air raksa.

Dikatakan hipertensi bila ada peningkatan tekanan darah sistolik atau diastolic yang
kronis. Tekanan darah diatur oleh Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron (RAAS). Hormone
renin yang dihasilkan oleh ginjal. Bila aliran darah dalam glomelurus berkurang ginjal akan

2
melepaskan renin. Dalam plasma renin bergabung dengan protein membentuk Angiotensin I,
yang oleh enzim ACE (Angiotensin Converting Enzym)dirubah menjadi Angiotensin II, yang
katif dan bersifat vasokontriksi dan menstimulir hormone aldosterone yang mempunyai efek
retensi air dan garam, sehingga volume darah bertambah mengakibatkan tekanan darah
meningkat.

Factor yang mempengaruhi tekanan darah :

a. Volume denyut jantung : makin besar volume denyut jantung, tekanan darah makin
tinggi

b. Elastisitas dinding arteri : makin kurang elastis pembuluh darah tekanan darah makin
tinggi

c. Hormone : gelisah, tegang, takut, emosi atau marah

II. Macam-macam Hipertensi


Berdasarkan etiologi :

a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer


Yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. Hipertensi esensial ini
merupakan 90% dari kasu hipertensi. Factor yang mempengaruhinya antara lain, usia,
jenis kelamin, merokok, kolesterol, berat beadan.
b. Hipertensi sekunder
Yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit, obat. Yang disebabkan oleh ginjal
disebut hipertensi renal, sedangkan yang disebabkan penyakit endokrin disebut hipertensi
endokrin. Sedang obat-obatan yang dapat menyebabkan hipertensi misalnya, hormone
kontrasepsi, hormone kortekosteroid, anti depresa, dll.

III.Gejala
Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah
kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun
pada seseorang dengan tekanan darah yang normal. Jika hipertensinya berat atau
menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
1. sakit kepala 4. muntah
2. kelelahan 5. sesak napas
3. mual 6. gelisah, serta

3
7. pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata,
jantung dan ginjal.Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran
dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati
hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.
IV.Pencegahan

Berhubung gejala khas tidak ada, sedangkan hipertensi beresikobesar, maka perlu
mengenal lebih awal gangguan ini., yaitu dengan mengukur tekanan darah berkala (minimal
sekali dalam setahun) terutama bagi yang sudah berusia 45 tahun ke atas.

Bebarapa tindakan umum yang perlu dilakukan oleh pasien meskipun hanya menderita
hipertensi ringan antara lain :

a. Bagi yang obesitas : menurunkan berat badan, sebab dengan menurunkan berat badan,
volume darah juga akan berkurang. Penurunan berat badan 1 kg akan menurunkan tensi
darah.
b. Diet garam : maksimum 2 gram per hari. Mengurangi konsumsi lemak termasuk daging,
sebaliknya memperbanyak konsumsi makanan nabati.
c. Tidak merokok, mengurangi minum kopi dan alcohol. Sebab nikotin mempunyai efek
vasokontrixi dan karbondioksida dalam asap rokok menggangu pernafasan. Kafein dapat
menstimulir kontaxi jantung begitu juga dengan alkohol.
d. Istirahat yang cukup dan olahraga teratur.

V. Pengobatan
Prinsip pengobatan hipertensi adalah menurunkan tekanan darah, bila mungkin
sampai tekanan darah normal atau pada tekanan yang tidak mengganggu fungsi ginjal, otak
dan jantung. Ada dua cara pengobatan hipertensi yaitu farmakologis dan non farmakologis.
a) Terapi non farmakologis

Adalah terapi tanpa menggunakan obat-obatan missal menurunkan berat badan, diet
garam dan sebagainya.

4
b) Terapi farmakologi :

1. Pemberian diuretic

Diuretic dapat digunakan sebagai terapi obat pilihan pertama untuk hipertensi, kecuali
jika terdapat alasan memilih obat lain. Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara
mengeluarkan cairan tubuh (lewat kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang
mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan.
Contoh obatannya adalah Hidroklorotiazid.

a. Diuretic tiazid

Kegunaan terapeutik : diuretic tiazid menurunkan tekanan darah pada posisi baik
telentang ataupun berdiri. Obat ini bekerja berlawanan terhadap retensi air dan natrium yang
terjadi oleh obat lain yang juga digunakan untuk terapi hipertensi. Oleh sebab itu tiazid biasa
dikombinasikan dengan beragam obat antihipertensi lain termasuk penghambat β,
penghambat ACE dan lain-lain.

· Mekanisme kerja : menghambat reabsorbsi Natrium dan Klorida pada lengkung henle,
yang menyebabkan diuresis ringan, menurunkan tekanan darah dengan mendeplesi simpanan
natrium dan ekskresi air. Suplemen kalium mungkin diperlukan karena efeknya yang boros
kalium.
· Contoh : Hidroklortiazid, klortalidon, indapamid
· Farmakokinetik : diuretic tiazid per oral. Kecepatan absorbsi dan eliminasi sangat
bervariasi namun belum ada data yang falid yang menunjukan kelebih tepatan setiap obat.
b. Loop diuretik
Mekanisme kerja : adanya penghambatan terhadap transport elektrolit Na, K danCl
sehingga menyebabkan hipokalemia, sehingga kadar kalium harus dipantau.
Contoh : furosemid, bumetanid.
c. Diuretik hemat kalium
Mekanisme kerja : meningkatkan eksresi natrium dan air sambil menahan kalium. Obat-
obat ini dipasarkan dalam gabungan dengan diuretik boros kalium untuk memperkecil
kesetimabangan kalium.
Contoh : amilorid, spironolakton, triamterin.

5
d. Diuretik osmotik
Mekanisme kerja : menarik air ke urin, tanpa mengganggu sekresi atau absorbsi ion
dalam ginjal.
Contoh : manitol
2. Penghambat adrenoreseptor atau antagonis adrenergik

Obat ini digunakan untuk terapi hipertensi ketika penyakit penyerta timbul misal
gagal jantung. Agonis adrenergik meningkatkan tekanan darah dengan merangsang jantung
(reseptor β1) dan/ atau kontriksi pembuluh darah perifer (reseptor α1). Efek adrenegrik dapat
ditekan dengan menghambat pelepasan agonis adrenergik atau melakukan antagonisasi
reseptor adrenergik.

3. Penghambat Simpatetik

Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf yang
bekerja pada saat kita beraktivitas ).
Contoh obatnya adalah : Metildopa, Klonidin dan Reserpin.

4. Betabloker

Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya pompa
jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap
gangguan pernapasan seperti asma bronkial.
Contoh obatnya adalah : Metoprolol, Propranolol dan Atenolol. Pada penderita
diabetes melitus harus hati-hati, karena dapat menutupi gejala hipoglikemia (kondisi dimana
kadar gula dalam darah turun menjadi sangat rendah yang bisa berakibat bahaya bagi
penderitanya). Pada orang tua terdapat gejala bronkospasme (penyempitan saluran
pernapasan) sehingga pemberian obat harus hati-hati.

5. Vasodilator

Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos
(otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah : Prasosin, Hidralasin. Efek
samping yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini adalah : sakit kepala dan
pusing.

6
6. Penghambat ensim konversi Angiotensin

Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat Angiotensin II (zat
yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah).
Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek samping yang
mungkin timbul adalah : batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.

7. Antagonis kalsium

Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat
kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah : Nifedipin,
Diltiasem dan Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah : sembelit, pusing, sakit
kepala dan muntah.

8. Penghambat Reseptor Angiotensin II

Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat Angiotensin II pada
reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan yang termasuk
dalam golongan ini adalah Valsartan (Diovan). Efek samping yang mungkin timbul adalah :
sakit kepala, pusing, lemas dan mual.
Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur, serta menghindari faktor resiko
terjadinya hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan
a. Kerja : menurunkan tekanan darah terutama dengan penurunan curah jantung obat ini
juga dapat menurunkan aliran keluar simpatis dari SSP dan menghamabt pelepasan renin dari
ginjal sehingga menurunkan pembentukan Anginotensin II.
Farmakokinetik : penghambat β efektif per oral. Penghambat β dapat memerlukan beberapa
minggu untuk menghasilkan efeknya.
Contoh : propanolol, timolol
b. Anti adrenergik sentral : mencegah aliran keluar simpatis (adrenergik) dari otak dengan
mengaktifkan α2 penghambat.
Contoh : klonidin, metil DOPA
c. Antiadrenergik perifer : mencegah pelepasan noreepineprin dari terminal saraf perifer
(misalnya yang berakhir di jantung).
Contoh : reserpin, guanetidin.

7
d. Bloker alfa dan beta
Bersaing dengan agonis endogen memperebut reseptor adrenergik. Penempatan
resepator α1 oleh antagonis menghambat vasokonstriksi dan penempatan reseptor β1
mencegah perangsangan adrenergik pada jantung.

9. Penghambat ACE

Direkomendasikan apabila diuretic atau penghambat β tidak efektif.

Kerja : menurunkan tekanan darah dengan menurunkan resistensi vaskuler tanpa


peningkatan curah jantung

Contoh : kaptopril, lisinopril, enalapril, lamipril

8
CONTOH OBAT ANTIHIPERTENSI DIPASARAN
Sediaan di Pasaran
· Diuretik : Aldactone, Furosemid, dan Classic.
· Antiadrenergik :Bbisovell, B-Beta, Propanolol, Reserpin dan Carbloxal.
· Vasodilator : Brainact, Dizine, dan Ergotika.
· ACE –inhibitor : Accupril, Captopril, Lisinopril, Captensin, Cardace, dan Angioten
· Antagonis Kalsium : Nilardipin, Verapamil, Actapin, Amcor, dan Cardiover

9
Amlodipine

Amlodipine adalah obat calcium channel blockers untuk menurunkan tekanan darah
tinggi. Amlodipine bekerja melebarkan pembuluh darah sehingga darah dapat mengalir lebih
mudah. Obat ini dapat digunakan sebagai kombinasi dari obat lain untuk mengobati tekanan
darah tinggi atau digunakan mandiri. Menurunkan tekanan darah tinggi membantu mencegah
stroke, serangan jantung, dan masalah ginjal.

Amlodipine juga digunakan untuk mencegah beberapa jenis nyeri dada (angina). Obat
ini dapat membantu untuk meningkatkan kemampuan Anda untuk berolahraga dan
menurunkan frekuensi serangan angina. Obat ini tidak boleh digunakan untuk mengobati
serangan nyeri dada ketika kondisi tersebut terjadi. Gunakan obat lain (seperti nitrogliserin
sublingual) untuk meringankan serangan nyeri dada seperti yang diarahkan oleh dokter Anda.

Aturan pakai Amlodipine

Konsumsi obat ini dengan atau tanpa makanan seperti yang diarahkan oleh dokter
Anda, biasanya sekali sehari. Dosis didasarkan pada kondisi medis dan respon terhadap
pengobatan. Dokter Anda mungkin akan secara bertahap meningkatkan dosis Anda. Ikuti
petunjuk dokter dengan hati-hati.Gunakan obat ini secara teratur untuk mendapatkan
manfaatnya. Untuk membantu Anda ingat, gunakan pada waktu yang sama setiap hari.
Penting untuk terus minum obat ini bahkan jika Anda sudah merasa baik. Kebanyakan orang
dengan tekanan darah tinggi tidak merasa sakit.

Jika digunakan untuk angina, obat ini harus diminum secara teratur agar efektif. Obat
ini tidak boleh digunakan untuk mengobati angina ketika angina terjadi. Gunakan obat lain
(seperti nitrogliserin sublingual) untuk meringankan serangan angina seperti yang diarahkan
oleh dokter Anda. Konsultasikan dengan dokter atau apoteker untuk rinciannya.

Cara menyimpan Amlodipine

Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan
tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan. Merek lain dari
obat ini mungkin memiliki aturan penyimpanan yang berbeda. Perhatikan instruksi
penyimpanan pada kemasan produk atau tanyakan pada apoteker Anda. Jauhkan semua obat-
obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.Jangan menyiram obat-obatan ke

10
dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila diinstruksikan. Buang produk ini bila
masa berlakunya telah habis atau bila sudah tidak diperlukan lagi. Konsultasikan kepada
apoteker atau perusahaan pembuangan limbah lokal mengenai bagaimana cara aman
membuang produk Anda.

Dosis

Dosis Dewasa Biasa untuk Hipertensi

Dosis awal: 5 mg secara oral sekali sehari

Dosis Pemeliharaan: 5-10 mg per oral sekali sehari. Pasien yang rentan dapat dimulai pada
2,5 mg oral sekali sehari.

Dosis Dewasa Biasa untuk Angina Pektoris

Angina kronis stabil atau vasospastik, atau penyakit arteri koroner angiografi yang
didokumentasikan pada pasien tanpa gagal jantung atau fraksi ejeksi kurang dari 40%:

5-10 mg secara oral sekali sehari Kebanyakan pasien dengan angina stabil atau vasospastik
kronis membutuhkan 10 mg untuk efek yang memadai. Dalam studi klinis, sebagian besar
pasien dengan penyakit arteri koroner diperlukan 10 mg.

Dosis Dewasa Biasa untuk Penyakit Arteri Koroner

Angina kronis stabil atau vasospastik, atau penyakit arteri koroner angiografi yang
didokumentasikan pada pasien tanpa gagal jantung atau fraksi ejeksi kurang dari 40%:

5-10 mg secara oral sekali sehari Kebanyakan pasien dengan angina stabil atau vasospastik
kronis membutuhkan 10 mg untuk efek yang memadai. Dalam studi klinis, sebagian besar
pasien dengan penyakit arteri koroner diperlukan 10 mg.

Dosis Amlodipine untuk anak

Dosis Anak-anak Biasa untuk Hipertensi

6-17 tahun: 2,5-5 mg oral sekali sehari. Catatan: Dosis lebih dari 5 mg sehari belum diteliti
pada pasien anak.

11
Efek Samping

Dapatkan bantuan medis darurat jika Anda memiliki tanda-tanda reaksi alergi ini:
mual, muntah, berkeringat, gatal-gatal, gatal, kesulitan bernapas, pembengkakan wajah, bibir,
lidah, atau tenggorokan, atau merasa seperti akan pingsan.

Hentikan menggunakan amlodipine dan hubungi dokter Anda jika Anda memiliki salah satu
dari efek samping yang serius berikut ini:

 Bengkak di tangan, pergelangan kaki, atau kaki


 Detak jantung berdebar atau berkibar di dada; atau
 Nyeri dada atau perasaan berat, nyeri menyebar ke lengan atau bahu, mual, berkeringat,
perasaan sakit umum

Efek samping yang kurang serius mungkin termasuk:

 Sakit kepala
 Pusing, mengantuk
 Perasaan lelah
 Sakit perut; atau
 Flushing (kehangatan, kemerahan di kulit, atau sensasi kesemutan)

Pencegahan & Peringatan

Sebelum menggunakan amlodipine,

 Beri tahu dokter dan apoteker jika Anda alergi terhadap amlodipine atau obat lain
 Beri tahu dokter dan apoteker tentang obat resep dan obat non resep, vitamin, suplemen gizi,
dan produk herbal yang Anda gunakan atau yang akan Anda gunakan
 Beri tahu dokter Anda jika Anda memiliki atau pernah memiliki gagal jantung atau penyakit
hati
 Beri tahu dokter Anda jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau menyusui. Jika
Anda hamil sewaktu menggunakan amlodipine, hubungi dokter Anda

12
Apakah Amlodipine aman untuk ibu hamil atau menyusui?

Tidak ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan obat ini pada ibu
hamil atau menyusui. Selalu konsultasikan kepada dokter Anda untuk mempertimbangkan
potensi manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat ini. Obat ini termasuk ke dalam risiko
kehamilan kategori C menurut US Food and Drugs Administration (FDA).

Berikut referensi kategori risiko kehamilan menurut FDA:

 A= Tidak berisiko
 B= Tidak berisiko pada beberapa penelitian
 C= Mungkin berisiko
 D= Ada bukti positif dari risiko
 X= Kontraindikasi
 N= Tidak diketahui

Interaksi

Obat-obatan apa yang mungkin berinteraksi dengan Amlodipine?

Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat Anda atau meningkatkan risiko efek
samping yang serius. Tidak semua kemungkinan interaksi obat tercantum dalam dokumen
ini. Simpan daftar semua produk yang Anda gunakan (termasuk obat-obatan resep/nonresep
dan produk herbal) dan konsultasikan pada dokter atau apoteker. Jangan memulai,
memberhentikan, atau mengganti dosis obat apapun tanpa persetujuan dokter

Beri tahu dokter Anda tentang semua obat-obatan lain yang Anda gunakan, terutama:

 Simvastatin (Zocor, Simcor, Vytorin); atau


 Setiap obat jantung atau tekanan darah lainnya

Pengaruh Amlodipine terhadap Makanan?

Obat-obatan tertentu tidak boleh digunakan pada saat makan atau saat makan makanan
tertentu karena interaksi obat dapat terjadi. Mengonsumsi alkohol atau tembakau dengan
obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan interaksi terjadi. Diskusikan penggunaan obat
Anda dengan makanan, alkohol, atau tembakau dengan penyedia layanan kesehatan Anda.

13
Kondisi kesehatan yang dapat berinteraksi dengan Amlodipine

Adanya masalah kesehatan lain di tubuh Anda dapat mempengaruhi penggunaan obat ini.
Beri tahukan dokter Anda bila Anda memiliki masalah kesehatan lain, seperti:

 Angina (nyeri dada)


 Serangan jantung, akut
 Penyakit jantung atau penyakit pembuluh darah (misalnya, penyakit arteri koroner)
 Hipotensi (tekanan darah rendah) — Gunakan dengan hati-hati. Mungkin membuat kondisi
lebih buruk
 Penyakit jantung atau masalah jantung lainnya (misalnya, stenosis aorta) — Gunakan dengan
hati-hati. Efek penurun tekanan darah dari obat ini dapat ditingkatkan
 Penyakit hati — Gunakan dengan hati-hati. Efek dapat ditingkatkan karena pembersihan obat
yang lebih lambat dari tubuh

14
PENUTUP

A. Kesimpulan

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sehingga tekanan sistolik > 140 mmHg dan
tekanan diastolik > 90 mmHg (Kee & Hayes). Obat antihipertensi adalah obat yang
digunakan untuk menurunkan tekanan darah tingggi hingga mencapai tekanan darah normal.
Semua obat antihipertensi bekerja pada satu atau lebih tempat kontrol anatomis dan efek
tersebut terjadi dengan mempengaruhi mekanisme normal regulasi TD.

Pengobatan Farmakologis

1. Diuretik
2. Antagonis Reseptor- Beta
3. Antagonis Reseptor-Alfa
4. Kalsium Antagonis
5. ACE inhibitor
6. Vasodilator

B. Saran

Agar kiranya makalah ini digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan ilmu, terutama
tentang obat antihipertensi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Theodorus. Penuntun Praktis Peresepan Obat. Penerbit Buku Kedokteran

EKG. Jakarta 1996.

Katzung G. Bertram. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 1. Salemba Medika.Jakarta 2001.

http://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan-darah-tinggi.

http://ilmu-kedokteran.blogspot.com/2007/11/hydrochlothiazide.html.

16

Você também pode gostar