Você está na página 1de 5

Lembar Kerja Mahasiswa

Jawablah pertanyaan berikut dengan ringkas dan jelas!

1. Kemukakan gambaran lengkap Anda tentang hakikat manusia!


2. Manusia memiliki potensi yang dapat berkembang ke arah yang positif atau negatif.
Bagaimana hal tersebut terjadi?
3. Apa manfaat yang diperoleh manusia dengan mengetahui bahwa di dalam dirinya terdapat
potensi yang positif dan negatif?
4. Jelaskan mengapa Allah memilih manusia sebagai Khalifah fil ardhi!
5. Kekuasaan yang diberikan Allah kepada manusia sebagai Khalifah fil ardhi tidak bersifat
mutlak. Jelaskan maksud pernyataan tersebut
6. Manusia memiliki dwifungsi yaitu sebagai khalifah dan hamba Allah. Jelaskan hubungan
kedua fungsi tersebut!

JAWAB
1. Didalam al-Qur’an telah dijelaskan gambaran konkret tentang manusia, dan penyebutan
nama manusia tidak hanya satu macam. Azra dkk. (2002:3/161) mengemukakan bahwa di
dalam al-Qur’an ada tiga istilah untuk manusia: al-basyar, al-nas dan al-insan. Sedangkan
depag RI (1999:10-11) Menyebutkan lima istilah untuk manusia, yaitu bani Adam, basyar,
nas, insan, dan ‘abd. Konsep penyebutan ini menunjukan berbagai aspek kehidupan
manusia itu sendiri, yaitu antara lain:
 Sebagai al- Nas
Konsep Al-nas menunjuk kepada semua manusia sebagai makhluk sosial. Dalam
al- Qur’an manusia disebut dengan al- nas. Kata al nas dalam Alquran cenderung
mengacu pada hakikat manusia dalam hubungannya dengan manusia lain atau
dalam masyarakat. Manusia sebagaimana disebutkan dalam ilmu pengetahuan,
adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa keberadaan manusia lainnya.
 Sebagai Bani Adam
Sebutan Bani, Sebagai anak keturunan Adam yang merupakan manusia yang
pertama sebagaimana islam memandang manusia sebagai bani Adam untuk
menghormati nilai-nilai pengetahuan dan hubungannya dalam masyarakat.
 Sebagai Makhluk Biologis (al- Basyar)
Manusia juga disebut sebagai makhluk biologis atau al basyar karena manusia
memiliki raga atau fisik yang dapat melakukan aktifitas fisik, tumbuh, memerlukan
makanan, berkembang biak dan lain sebagainya sebagaimana ciri-ciri makhluk
hidup pada umumnya. Sama seperti makhluk lainnya di bumi seperti hewan dan
tumbuhan, hakikat manusia sebagai makhluk biologis dapat berakhir dan
mengalami kematian, bedanya manusia memiliki akal dan pikiran serta
perbuatannya harus dapat dipertanggungjawabkan kelak di akhirat.
 Sebagai Hamba Allah
Hakikat manusia yang utama adalah sebagai hamba atau abdi Allah SWT. Sebagai
seorang hamba maka manusia wajib mengabdi kepada Allah SWT dengan cara
menjalani segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Sebagai seorang
hamba, seorang manusia juga wajib menjalankan ibadah seperti shalat wajib, puasa
ramadhan (baca puasa ramadhan dan fadhilahnya), zakat (baca syarat penerima
zakat dan penerima zakat), haji (syarat wajib haji) dan melakukan ibadah lainnya
dengan penuh keikhlasan dan segenap hati.
2. Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah, manusia dibekali potensi yang dapat
dimanfaatkannya dalam menjalani kehidupannya menju kea rah posif atau negatif yang di
citakan-citaknnya. Namun Allah telah memberi petunjuk tentang apa yang seharusnya
dilakukan oleh manusia, dan ia juga diberi kebebasan untuk memilih atara keduannya.
Penjelasan al-Qur’an tentang potensi positif dan negatif yang ada pada diri manusia tidak
berarti menjukkan adanya pertentangan satu dengan yang lainnya, akan tetapi untuk
menujukkan beberapa kelemahan manusia yang harus dihindari. Disamping itu untuk
menunjukkan pula bahwa manusia memiliki potensi untuk mempati tempat tertinggi
sehingga ia terpuji, atau berada di tempat yang terendah sehingga ia tercela (Shibah,
1996:282).
3. Manfaat yang diperoleh manusia dengan mengetahui bahwa di dalam dirinnya terdapat
potensi yang positif dan negatif dapat diketahui melaui uraian tentang fitrah, nafsu, qalb,
dan akal.
 Fitrah
Diartikan sebagai penciptaan atau kejadian, artinnya fitrah manusia merupakan
kejadiaan sejak semula atau bawaan sejak lahir sehingga fitrah keagamaan akan
tetap melekat pada diri manusia untuk selamannya. Dengan kata lain manusia
menurut fitrahnya adalah makhluk beragam (mempercayai keesaan Tuhan).
Apabial dipelihara dan dikembangkan, maka seseorang akan dapat mewujudkan
potensinya kearah yang positif. Namun tidak sedikit diantara manusia yang ternyata
mengabaikannya, sehingga membuat dirinnya cenderung kea rah yang negative.
 Nafs (Nafsu atau Jiwa)
Diartikan sebagai syahwat (nafsu) dan juga dapat diartikan sebagai jiwa. Menunjuk
kepada sisi dalam manusia yang berpotensi baik dan buruk, yang di ciptsksn Allah
dalam keadaan sempurna dan berfungsi menampung dan mendorong manusia
berbuat kebaikan dan ke burukan (shihab, 1996:286). Pada hakikatnya potensi
positif manusia lebih kuat dari potensi negatifnya, karenannya manusia dituntut
untuk memelihara kesuciaan nafsu dan tidak mengotorinnya. Dengan kata lain
Islam tidak menganjurkan untuk membunuh nafsu, melainkan mengendalikan dan
mengolahnya serta mengerahkannya kepada nilai-nilai yang mempertinggi derajat
manusia.
 Qalb (hati)
Qalb atau hati menunjuk kepada sifat-sifat seseorang untuk melakukan tindakan
berpotensi tidak konsisten, ada yang baik ada pula sebaliknya. Sehingga berfungsi
sebagai pemandu, pengontol, dan pengendali semua tingkah laku manusia.
Memiliki natur ilahiyah yang merupakan aspek supra kesadaran. Dengan natur ini
manusia tidak sekedar mengenal lingkungan fisik dan sosial, juga mampu
mengenal lingkungan spiritual, ketuhanan, dan keagamaan.
 Aql (akal)
Diartikan Sebagai pengingat, penghalang. Maksudnya ialah sesuatu yang
mengingat atau menghalangi seseorang agar tidak terjerumus kedalam kesalahan
atau dosa. Akal dapat dipahami antara lain sebagai:
a. Daya Untuk memahami dan menggambarkan sesuatu ( Q.S.al-Ankabut:43)
b. Dorongan Normal, yaitu Merupakan potensi manusia untuk tidak melakukan
perbuatan yang tidak dibenarkan/dilarang oleh agama.
c. Daya untuk mengambil pelajaran atau kesimpulan serta hikmah, yaitu
kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan menyimpulkan derdasarkan
dorongan normal yang sisertai kematangan berpikir.
4. Dalam pandangan islam, manusia diberi dua kedudukan yang mulia oleh Allah, yaitu
sebagai hamba Allah, yaitu sebagai hamba Allah (‘abdullah) dan khalifah Allah. Manusia
diberi kedudukan sebagai khalifah (wakil atau pengganti) Allah yang merunjuk pada
tugasnnya sebagai pemegang mandat Tuhan guna mewujudkan kemakmuran di bumi.
Menurut Al- Jilany (2009:62) tugas kekhalifahan itu adalah memperbaiki akhlak dan hal-
ihwal penghuni bumi, makhluk tersebut sebagaimana disebutkan pada ayat-ayat
berikutnya adalah nabi Adam dan keturunannya. Mereka diciptakan oleh Allah untuk
menjadi pengganti makhluk yang mendiami bumi sebelummnya. Dengan demikian jelas
bahwa manusia dalam hidupnya memiliki tugas sebagai ‘khalifah fil-ardhi’ atau penguasa
bumi.
5. Kekuasaan yang diberikan Allah kepada manusia sebagai khalifah fil-ardhi tidak bersifat
mutlak yang artinnya bersifat sementara karena apa yang di kerjakan oleh manusia dalam
menjalankan tugasnya dibatasi oleh-oleh aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh Allah,
sang pemberi mandat tersebut (Nurdin, et.al., 1993:15). Aturan-aturan itu berupa hukuman
Tuhan yang dibuat sedemikian rupa, agar manusia dalam menjalankan tugas
kekhalifahannya selalu mendapat ridho Allah, sehingga ia bisa merasakan kenikmatan dan
kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Kelak di akhirat pada saat menghadap Allah, manusia
diminta pertanggungjawaban atas seluruh kinerjanya dalam menjalankan mandat sebagai
khalifahnya di muka bumi. Itulah sebabnya apabila manusia melanggar atau menyimpang
dari atura-aturan tersebut, ia akan men dapat sangsi, yaitu kesulitan dan kesengsaraan hidup
di dunia, dan siksa yang amat pedih di akhirat.
6. Dalam pandangan islam manusia memiliki dwifungsi yaitu sebagai khalifah dan hamba
Allah. Sebagai hamba Allah, manusia bertugas beribadah, tunduk, patuh serta menyembah
Allah sehingga kita tidak boleh membangkang pada-Nya. Jika kita membangkang maka
kita akan terkena konsekuensi yang sangat berat. Kita adalah budak Allah, karenanya setiap
perilaku kita harus direstui oleh-Nya, harus menyenangkan-Nya, harus mengagungkan-
Nya. Untuk pedoman hidup manusia Allah SWT menurunkan Al Qur'an agar supaya
manusia bisa mengemban amanah yang diberikan oleh Allah SWT, disamping itu juga kita
juga wajib untuk melaksanakan pedoman hidup dan cara beribadah dan bermuamalah
berdasarkan Sunnah Rasullullah SAW, serta ijtihad para ulama dan tabiin yang
berdasarkan pada Al Quran dan Al Hadist.

B. Tugas Konstekstual

1. Sebutkan dapak yang akan terjadi apabial potensi manusia yang negatif menguasai dirinya
! identifikasi dari kejadian di lingkungan sekitarmu!
2. Buatlah studi kasus tentang seseorang di tempat tinggalmu yang sukses dalam hidupnya.
Identifikasilah hal-hal yang menjadiakan ia sukses.
3. Identifikasi orang di sekitarmu yang sholeh/sholehah, dan cari tau rahahsia sikapnya yang
baik tersebut.
Jawab
1. Dapak yang akan terjadi apabial potensi manusia yang negatif menguasai dirinya akan
menimbulkan sifat-sifat tercela yang menguasai seorang manusia sehingga muncul puncak
kerusakan, kemaksiatan, kemungkaran dan dosa yang dapat memicu tumbuhnya sifat-sifat
yang tidak terpuji di lingkungan sekitar kita, kemudian muncul berbagai macam maksiat
dan dosa, seperti tamak, rakus, dan ambisi nafsu perut juga biologis termasuk pula
perbuatan zina, sodomi, pencurian, memakan harta anak yatim, pengumpulan harta untuk
melayani syahwat, serta jalan-jalan tanpa tujuan hanya karena kesenangan semu belaka
yang sekarang ini semakin merajalela di lingkungan sekitar kita yang disebabkan
Lingkungan yang tidak kondusif serta berteman dan bersahabat dengan orang-orang yang
tidak baik. Lingkungan juga teman yang tidak baik sangat besar pengaruhnya pada
pembentukan karakter serta kebiasaan.
2.

Você também pode gostar