Você está na página 1de 25

Pengertian Anekdot

Pengertian anekdot. Anekdot merupakan sebuah cerita singkat yang lucu dan menarik, yang

mungkin menggambarkan tentang kejadian tertentu atau orang sebenarnya. Anekdot

terkadang bersifat menghibur, namun anekdot bukanlah hanya suatu lelucon, hal ini karena

tujuan utama anekdot adalah tidak hanya membangkitkan tawa si pembaca, tetapi untuk

mengungkapkan kebenaran yang lebih umum daripada kisah singkat tersebut. Anekdot

terkadang bersifat sindiran alami.

Struktur Anekdot:

Abstraksi : Bagian di awal paragraf yang berfungsi memberi gambaran tentang isi teks secara

umum.

Orientasi : Bagian yang menunjukkan awal kejadian cerita atau latar belakang bagaimana

peristiwa terjadi.

Krisis : Bagian dimana terjadi hal atau masalah yang unik atau tidak biasa yang terjadi pada

si penulis.

Reaksi : Bagian bagaimana cara penulis atau orang yang ditulis menyelesaikan masalah yang

timbul dibagian krisis tadi.

Koda : Bagian terakhir dari cerita unik tersebut.

Ciri-Ciri Anekdot
Ciri-ciri anekdot antara lain :

1. Hampir menyerupai seperti dongeng.

2. Menceritakan hewan dan manusia secara umum dan realistis.

3. Bersifat humor, menyindir, dan lelucon.

4. Memiliki tujuan tertentu.


Kaidah Anekdot

Kaidah anekdot antara lain :

1. Menggunakan pertanyaan retorik.

2. Menggunakan kata keterangan waktu lampau.

3. Menggunakan penghubung.

4. Menggunakan kata kerja.

5. Menggunakan kalimat perintah.

6. Urut berdasarkan kejadian waktu.

Kelasindonesia.Com
Portal pembelajaran Bahasa Indonesia secara Online

 Home
 About
 Contact Us
 Privacy Policy
Beranda » Cerpen » Penjelasan Unsur Instrinsik Cerpen dan Contohnya

Penjelasan Unsur Instrinsik Cerpen dan Contohnya


Penjelasan Unsur Instrinsik Cerpen dan Contohnya - Cerpen atau cerita pendek memiliki
unsur-unsur pembangun, yaitu unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur instrinsik adalah
unsur-unsur yang membangun dari dalam cerpen itu sendiri. Sedangkan unsur ekstrinsik
adalah unsur-unsur yang membangun cerpen dari luar. Pada kesempatan ini, Penulis akan
membahas unsur-unsur Instrinsik cerpen beserta contohnya.

Unsur-unsur instrinsik pada cerpen, diantaranya adalah tema, tokoh/penokohan, alur, latar,
sudut pandang, gaya bahasa dan amanat. Berikut ini adalah pembahasan unsur-unsur
instrinsik cerpen:

A. Tema

Tema adalah nyawa dari sebuah cerpen. Tema dapat menentukan konflik yang terjadi di
dalam cerpen dan tema juga menjadi ide dasar pengembangan seluruh isi cerita cerpen. Tema
bersifat general dan umum contohnya adalah, tema pendidikan, romansa, persahabatan, dan
lain-lain.

B. Tokoh dan Penokohan

Tokoh dan penokohan adalah 2 hal yang berbeda di dalam cerpen. Tokoh merupakan orang-
orang yang terlibat di dalam cerpen tersebut. Sedangkan penokohan adalah penentuan sifat
atau watak tokoh di dalam sebuah cerpen.

Di dalam cerpen ada 3 jenis tokoh yang ditampilkan, yaitu:

1. Antagonis

Antagonis adalah tokoh yang biasanya memerankan tokoh jahat atau yang terlibat konflik
dengan tokoh utama di dalam cerita. Tokoh-tokoh antagonis biasanya, sombong, jahat,
angkuh dan lain-lain.

2. Protagonis

Protagonis sering disebut juga dengan tokoh utama yang biasanya berperilaku baik.

3. Tritagonis

Tritagonis adalah tokoh yang membantu tokoh protagonis dan menjadi penengah konflik
antara tokoh antagonis dan protagonist. Tokoh ini biasanya memiliki sifat bijaksana dan
penolong.

Penokohan sifat atau watak tokoh di atas disampaikan oleh penulis dengan 3 cara diantaranya
adalah:

1. Analitik yaitu penyampaian watak tokoh dengan cara disampaikan langsung oleh penulis.
2. Dramatik yaitu penokohan yang disampaikan dengan tersirat melalui kehidupan atau
tingkah laku si tokoh dalam cerita.
C. Alur (Plot)

Alur adalah urutan atau jalannya cerita di dalam cerpen yang disampaikan oleh penulis.
Dalam menyampaikan jalan cerita, ada beberapa tahapan alur yang disampaikan oleh sang
penulis, yaitu:

1. Perkenalan
2. Penanjakan
3. Klimaks
4. Anti klimaks
5. Penyelesaian.

Tahap-tahap terebut harus ada di dalam sebuah cerita agar cerita tersebut tidak
membingungkan. Ada 2 jenis alur yang biasanya disampaikan oleh penulis, diantaranya
adalah:

1. Alur maju

Pada alur ini, penulis menceritakan jalan cerita secara urut dari awal yaitu perkenalan-
perkenalan tokoh, situasi, kemudian memunculkan masalah, timbulnya masalah, puncak
masalah, menurunnya masalah dan kemudian penyelesaian masalah tersebut apakah berakhir
bahagia atau tidak.

2. Alur mundur

Penulis menceritakan jalannya cerita secara tidak urut, bisa saja penulis menceritakan konflik
dahulu kemudian mengok kembali pada peristiwa yang menyebabkan konflik itu terjadi.

D. Setting (Latar)

Setting mengacu pada tempat terjadinya, suasana, dan waktu di dalam cerita tersebut. Setting
memberikan kesan konkret pada suatu cerpen.

Ada 3 jenis latar di dalam sebuah cerpen yaitu, latar tempat, waktu dan suasana.

Advertisement
E. Sudut pandang pengarang (Point of view)

Sudut pandang pengarang adalah strategi yang digunakan oleh penulis untuk menyampaikan
ceritanya. Sudut pandang bisa menempatkan pengarang sebagai orang pertama, orang kedua,
orang ketiga, atau bahkan orang yang berada di luar cerita.

F. Gaya bahasa

Gaya bahasa adalah ciri khas pengarang dalam menyampaikan tulisan seperti penggunaan
diksi, majas, dan pemilihan kalimat di dalam cerpennya.

G. Amanat (Moral value)

Amanat adalah pesan moral yang bisa dipetik di dalam cerpen tersebut. Di dalam sebuah
cerpen, moral tidak disebutkan secara tertulis oleh penulis melainkan tersirat dan tergantung
pada pemahaman pembaca akan cerpen tersebut.

Contoh cerpen beserta unsur-unsur instrinsiknya

Antara Sahabat dan Ego

Pagi itu tampak seperti hari-hari biasanya dengan langit biru cerah yang menutupi kampus
ini. Hari itu aku ada kelas yang harus aku ikuti. Ketika aku memarkirkan motorku, suara
yang sudah tak asing lagi bagiku menghampiri telingaku, "Hei bro gimana kabar hari ini?”
Dia adalah Rengga sahabat baikku kaena kami telah berteman sejak SMA. Rengga adalah
orang yng sangat supel dalam bergaul dan sangat ramah oleh karena itu dia memiliki teman
yang sangat banyak dikampus, berbeda denganku yang sedikit cuek dan dingin. “Baik bro!”
jawabku sambil merangkul pundaknya. Kami berduapun berlalu menuju kelas kami yang
akan segera dimulai 15 menit lagi.

Sesampainya di kelas kami berdua berpisah. Aku mengambil tempat duduk yang paling
belakang. Sedangkan Rengga memilih bangku yang paling depan, tak heran karena dia adalah
anak yang pintar dan disenangi oleh setiap dosen. “Hey ga, bagaimana tugas kelompok kita?”
Andi yang merupakan teman sekelas ku menghampiri Rengga dan menayainya. “Aku belum
menyelesaikannya, bagaiman jika kita selesaikan hari ini?” jawb Rengga. “Baiklah kalau
begitu kita selesaikan di kostku selepas kelas ini” Andi menimpali.

Setelah kelas usai, kami semua meninggalkan kelas dengan wajah yang gembira. Termasuk
aku yang sedari tadi ingin segera keluar dan menuju kantin. Ketika aku ingin pergi ke kantin,
Rengga dan Andi menahanku. “Eitt, mau kemana? ingat tugas kelompok kita gak?” kata
Andi. “Tugas lagi tugas lagi kalian berdua kan bisa menyelesaikannya,” jawabku sedikit
kesal. Mendengar jawabanku, Rengga merasa kesal dia pun sedikit membentakku, “Kau
harus lebih bertanggung jawab sedikit akan tugasmu, jangan seperti ini!” “Aku tidak peduli!”
Rengga semakin marah kepadaku, mungkin ini adalah kemarahannya yang terbesar semenjak
kami berteman. “Kau sendiri kan bisa menyelesaikannnya, kau akan si pintar sedangkan aku
si bodoh!” “Kenapa kau berbicara seperti itu? ada apa denganmu? kau seperti bukan teman
yang aku kenal!” jawab Rengga dengan nada tinggi. “Baiklah kalu begitu, anggap saja aku
bukan orang yang kau kenal!” kami berdebat cukup lama. Andi yang sejak tadi terdiam pun
mulai berbicara karena suasana semakin memanas. “Kalian berdua hentikan, Jangan
berbicara seperti itu. Kalian berdua kan sahabat sejati” Andi melerai dan menasehati kami.
Aku yang sudah tidak peduli dengan itu semua pergi meninggalkan mereka berdua dengan
emosi yang masih membara.

Saat aku hendak mengambil motorku yang ku parkirkan di seberang, tiba-tiba sebuah motor
yang melaju kencang menabrakku dari belakang. Aku pun terjatuh dan tak sadarkan diri.
Cukup lam aku pingsan dan ketika terbangun aku tubuhku penuh dengan luka dan perban.
Ketika itu juga aku melihat Rengga dan Andi di sampingku. “Apa kau baik-baik saja?” Tanya
Rengga. “Iya aku baik!” jawabku dengan penuh sesal. Aku pun meminta maaf kepada
Rengga dan Anda atas tingkahku hari ini dan berjanji akan lebih bertanggung jawab atas
kewajibanku. Untung saja Rengga mau memaafkanku dan kami berdua kembali berteman.

Unsur-Unsur Instrinsik cerpen

1. Tema : Persahabatan

2. Tokoh dan penokohan:

a. Protagonis = Rengga
b. Antagonis = Aku
c. Tritagonis = Andi

Penokohan

1. Watak tokoh Rengga yang pintar, supel dalam bergaul dan ramah disampaikan secara
langsung oleh penulis atau penokohan analtik
2. Watak tokoh Andi yang baik, bertanggung jawab dan bijak disampaikan dengan tersirat
melalui penokohan dramatic.
3. Watak tokoh aku yang tidak bertanggung jawab disampaikan melalui penokohan dramatic.

3. Alur

Alur yang digunakan pada cerpen di atas adalah alur maju.

1. Perkenalan = Tokoh aku bertemu dengan Rengga di jalan menuju kelas.


2. Penanjakan = Tokoh Rengga mengajak tokoh Aku untuk mengerjakan tugas kelompok.
3. Klimaks = Tokoh Aku dan Rengga beretengkar.
4. Anti klimaks = Tokoh Andi menghentikan mereka dan tokoh Aku pergi meninggalkan
mereka.
5. Penyelesaian = Tokoh Aku meminta maaf atas kesalahan yang telah diperbuatnya.

4. Setting

Tempat = Kampus
Waktu = Pagi hari

Suasana =

1. Tegang (Ketika tokoh aku dan Rengga bertengkar)


2. Haru (Ketiak tokoh aku meminta maaf kepada Rengga)

5. Sudut Pandang Pengarang

Penulis menggunakan sudut pandang pengarang orang pertama tunggal karena penulis
terlibat langsung di dalam cerita.

6. Gaya Bahasa

Penulis menggunakan bahasa percakapan sehari-hari.

"Hei bro gimana kabar hari ini?” (Baris ke 3)


Penulis menggunakan majas metafora.

suara yang sudah tak asing lagi bagiku menghampiri telingaku (Baris ke 2)

7. Amanat

Amanat yang ingin disamapaikan oleh penulis adalah kita harus bertanggung jawab dengan
kewajiban kita dan jangan terlalu memikiran diri sendiri atau egois.

Kelasindonesia.Com
Portal pembelajaran Bahasa Indonesia secara Online

 Home
 About
 Contact Us
 Privacy Policy
Beranda » Cerpen » Penjelasan Unsur Ekstrinsik Cerpen dan Contohnya
Penjelasan Unsur Ekstrinsik Cerpen dan Contohnya
Penjelasan Unsur Ekstrinsik Cerpen dan Contohnya - Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya bahwa cerpen memiliki unsur-unsur pembangun yaitu unsur instrinsik, unsur
yang membangun dari dalam cerpen tersebut dan unsur ekstrinsik, unsur yang membangun
dari luar cerpen. Kali ini kita akan membahas unsur-unsur ekstrinsik lebih jauh.

Unsur-unsur ekstrinsik di dalam sebuah cerpen antara lain, Latar belakang masyarakat, latar
belakang pengarang dan nilai-nili yng terkandung di dalam cerpen itu sendiri. Berikut ini
adalah penjelasan-penjelasan mengenai unsur-unsur ekstrinsik cerpen dan contohnya.

Unsur-Unsur Ekstrinsik

A. Latar belakang masyarakat

Latar belakang masyarakat merupakan faktor-faktor di dalam lingkungan masyarakat penulis


yang mempengaruhi penulis dalam menulis cerpen tersebut. Ada beberapa latar belakang
yang mempengaruhi penulis, diantaranya adalah:

1. Ideologi Negara
2. Kondisi Politik
3. Kondisi Sosial, dan
4. Kondisi ekonomi yang terjadi di dalam masyarakat.

B. Latar belakang penulis

Latar belakang penulis adalah faktor-faktor dari dalam pengarang itu sendiri yang
mempengaruhi atau memotivasi penulis dalam menulis sebuah cerpen. Latar belakang
penulis terdiri dari beberapa faktor, antara lain:

1. Riwayat hidup sang penulis

Riwayat hidup sang penulis berisi tentang biografi sang penulis secara keseluruhan. Faktor
ini akan mempengaruhi jalan pikir penulis atau sudut pandang mereka tentang suatu cerpen
yang dihasilkan dari pengalaman-pengalaman hidup mereka. Kadang-kadang faktor ini
mempengaruhi gaya bahasa dan genre khusus seorang penulis cerpen.

2. Kondisi psikologis

Kondisi psikologis merupakan mood atau motivasi seorang penulis ketika menulis cerita.
Mood atau psikologis seorang penulis ikut mempengaruhi apa yang ada di dalam cerita
mereka, misalnya jika mereka sedang sedih atau gembira mereka akan membuat suatu cerita
sedih atau gembira pula.
3. Aliran sastra penulis

Aliran sastra merupakan agama bagi seorang penulis dan setiap penulis memiliki aliran sastra
yng berbeda-beda. Hal ini sangat berpengaruh jug terhadap gaya penulisan dan genre cerita
yang biasa diusung oleh sang penulis di dalam karya-karyanya.

C. Nilai-nilai yang terkandung di dalam cerpen

1. Nilai agama

Nilai agama adalah hal-hal yang bisa dijadikan pelajaran yang terkandung di dalam cerpen
yang berkaitan dengan ajaran agama.

2. Nilai sosial

Nilai sosial adalah nilai yang bisa dipetik dari interaksi-interaksi tokoh-tokoh yang ada di
dalam cerpen dengan tokoh lain, lingkungan dan masyarakat sekitar tokoh.

3. Nilai moral

Nilai moral adalah nilai-nilai yang terkandung di dalam cerita dan berkaitan dengan akhlak
atau etika yang berlaku di dalam masyarakat. Di dalam suatu cerpen, nilai moral bisa menjadi
suatu nilai yang baik maupun nilai yang buruk.

4. Nilai budaya

Nilai budaya adalah nilai-nilai yang berkenaan dengan nilai-nilai kebiasaan, tradisi, adat
istiadat yang berlaku.

Advertisement

Contoh cerpen dan unsur-unsur ekstrinsiknya

Antara Sahabat dan Ego

Pagi itu tampak seperti hari-hari biasanya dengan langit biru cerah yang menutupi kampus
ini. Hari itu aku ada kelas yang harus aku ikuti. Ketika aku memarkirkan motorku, suara
yang sudah tak asing lagi bagiku menghampiri telingaku, "Hei bro gimana kabar hari ini?”
Dia adalah Rengga sahabat baikku kaena kami telah berteman sejak SMA. Rengga adalah
orang yng sangat supel dalam bergaul dan sangat ramah oleh karena itu dia memiliki teman
yang sangat banyak dikampus, berbeda denganku yang sedikit cuek dan dingin. “Baik bro!”
jawabku sambil merangkul pundaknya. Kami berduapun berlalu menuju kelas kami yang
akan segera dimulai 15 menit lagi.

Sesampainya di kelas kami berdua berpisah. Aku mengambil tempat duduk yang paling
belakang. Sedangkan Rengga memilih bangku yang paling depan, tak heran karena dia adalah
anak yang pintar dan disenangi oleh setiap dosen. “Hey ga, bagaimana tugas kelompok kita?”
Andi yang merupakan teman sekelas ku menghampiri Rengga dan menayainya. “Aku belum
menyelesaikannya, bagaiman jika kita selesaikan hari ini?” jawb Rengga. “Baiklah kalau
begitu kita selesaikan di kostku selepas kelas ini” Andi menimpali.

Setelah kelas usai, kami semua meninggalkan kelas dengan wajah yang gembira. Termasuk
aku yang sedari tadi ingin segera keluar dan menuju kantin. Ketika aku ingin pergi ke kantin,
Rengga dan Andi menahanku. “Eitt, mau kemana? ingat tugas kelompok kita gak?” kata
Andi. “Tugas lagi tugas lagi kalian berdua kan bisa menyelesaikannya,” jawabku sedikit
kesal. Mendengar jawabanku, Rengga merasa kesal dia pun sedikit membentakku, “Kau
harus lebih bertanggung jawab sedikit akan tugasmu, jangan seperti ini!” “Aku tidak peduli!”
Rengga semakin marah kepadaku, mungkin ini adalah kemarahannya yang terbesar semenjak
kami berteman. “Kau sendiri kan bisa menyelesaikannnya, kau akan si pintar sedangkan aku
si bodoh!” “Kenapa kau berbicara seperti itu? ada apa denganmu? kau seperti bukan teman
yang aku kenal!” jawab Rengga dengan nada tinggi. “Baiklah kalu begitu, anggap saja aku
bukan orang yang kau kenal!” kami berdebat cukup lama. Andi yang sejak tadi terdiam pun
mulai berbicara karena suasana semakin memanas. “Kalian berdua hentikan, Jangan
berbicara seperti itu. Kalian berdua kan sahabat sejati” Andi melerai dan menasehati kami.
Aku yang sudah tidak peduli dengan itu semua pergi meninggalkan mereka berdua dengan
emosi yang masih membara.

Saat aku hendak mengambil motorku yang ku parkirkan di seberang, tiba-tiba sebuah motor
yang melaju kencang menabrakku dari belakang. Aku pun terjatuh dan tak sadarkan diri.
Cukup lam aku pingsan dan ketika terbangun aku tubuhku penuh dengan luka dan perban.
Ketika itu juga aku melihat Rengga dan Andi di sampingku. “Apa kau baik-baik saja?” Tanya
Rengga. “Iya aku baik!” jawabku dengan penuh sesal. Aku pun meminta maaf kepada
Rengga dan Anda atas tingkahku hari ini dan berjanji akan lebih bertanggung jawab atas
kewajibanku. Untung saja Rengga mau memaafkanku dan kami berdua kembali berteman.
(AN)

Unsur-unsur ekstrinsik cerpen

A. Latar belakang masyarakat

Sesuai dengan cerpen yang ditulis oleh pengarang diatas, kemungkinan keadaan lingkungan
pengarang adalah lingkungan yang penuh dengan suasana pergolakan hati dan ketidak
puasaan penulis dengan apa yang ada di dalam dirinya. Penulis juga menulis cerita ini agar
pembaca mengetahui bahwa di dalam lingkungan atau kehidupan bermasyarakat selalu ada
konflik atau masalah-masalah datang menguji kita semua.

B. Latar belakang pengarang

Cerpen ini ditulis oleh seorang pengarang yang berinisial AN. Dia adalah pengarang yang
masih muda dan ada kemungkinan dia merupakan seorang pelajar yang sedang menempuh
pendidikan dan bukan merupakan seorang penulis yang telah malang melintang di dunia
sastra. Ini bisa dilihat dari gaya bahasa yang digunakan oleh pengarang adalah kebanyakan
bahasa-bahasa anak muda atau bisa disebut juga dengan bahasa gaul.

Contoh:

"Hei bro gimana kabar hari ini?” baris ke 3


“Baik bro!” jawabku sambil merangkul pundaknya baris ke 6
“Eitt, mau kemana? ingat tugas kelompok kita gak?” baris ke 16

Dikarenakan penuis cerpen di atas adalah anak muda, karangan-karangan AN cenderung


bertemakan kehidupan seperti persahabatan, dan romansa.

C. Nilai-nilai yang terkandung di dalam cerpen

1. Nilai agama

Di dalam cerpen tersebut terkandung nilai-nilai agama bahwa kita seharusnya jangan iri
dengan orang lain karena setiap orang memiliki potensi dan bakatnya masing-masing.

2. Nilai sosial

Cerpen tersebut mengajarkan kita untuk baik kepada setiap orang agar disenangi oleh orang
banyak dan juga cerpen tersebut mengajarkan kita bahwa emosi dan ketidakpedulian terhadap
sesuatu akan merugikan diri sendiri maupun orang lain yang ada di sekitar kita.

3. Nilai moral

Nilai moral yang terkandung di dalam cerpen ini adalah kita harus bertanggung jawab dengan
apa yang telah menjad kewajiban kita dan juga, apa bila kita bersalah hendaknya kita
introspeksi diri dan meminta maaf.

4. Nilai budaya

Nilai budaya yang bisa kita petik di dalam cerpen ini adalah suatu persahabatan yang kuat
tidak akan goyah waluapun dengan masalah-masalah yang menghantam mereka bila disertai
dengan saling pengertian dan saling memaafkan antar sesama teman.
Macam macam majas dan contohnya lengkap
DAMARYANTI UPDATED AT : 02:14

Macam macam majas dan contohnya lengkap - Majas adalah adalah bahasa kias dan
indah yang di gunakan untuk mempercantik susunan kalimat yang dipergunakan untuk
tujuan menimbulkan kesan imajinatif serta mampu menciptakan efek-efek tertentu baik itu
melalui lisan atau tertulis untuk pembaca dan pendengarnya.
Macam macam Majas

Secara garis besar majas terdiri atas empat macam majas yang tiap-tiap macamnya terdiri dari
beberapa jenis majas turunan,

Majas terdiri dari :

1). Majas Perbandingan;


2). Majas Pertentangan;
3). Majas Sindiran;
4). Majas Penegasan.

1. Majas Perbandingan

Pengertian Majas Perbandingan adalah kata-kata berkias yang menyatakan perbandingan


untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca. Jika
diperhatikan dari cara pengambilan perbandingannya, Majas Perbandingan terbagi atas:
1) Asosiasi atau Perumpamaan
Majas asosiasi atau perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya
berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini ditandai oleh penggunaan kata bagai,
bagaikan, seumpama, seperti, dan laksana.
Contoh :
a) Semangatnya keras bagaikan baja.
b) Mukanya pucat bagai mayat.
c) Wajahnya kuning bersinar bagai bulan purnama

2) Metafora
Metafora adalah majas yang mengungkapkan ungkapan secara langsung berupa perbandingan
analogis.
Me·ta·fo·ra /métafora/ : Pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang
sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan,
misalnya tulang punggung dalam kalimat pemuda adalah tulang punggung negara
Contoh:
a) Engkau belahan jantung hatiku sayangku. (sangat penting)
b) Raja siang keluar dari ufuk timur
c) Jonathan adalah bintang kelas dunia.
d) Harta karunku (sangat berharga)
e) Dia dianggap anak emas majikannya.
f) Perpustakaan adalah gudang ilmu.

3) Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah
mempunyai sifat seperti manusia.
Contoh:
a) Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk.
b) Ombak berkejar-kejaran ke tepi pantai.
c) Peluit wasit menjerit panjang menandai akhir dari pertandingan tersebut.

4) Alegori
Alegori adalah Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.
Alegori: majas perbandingan yang bertautan satu dan yang lainnya dalam kesatuan yang
utuh. Contoh: Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai juru mudi
Alegori biasanya berbentuk cerita yang penuh dengan simbol-simbol bermuatan moral.
Contoh:
Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang
kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang
pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.

5) Simbolik
Simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan
mempergunakan benda, binatang, atau tumbuhan sebagai simbol atau lambang.
Contoh:
a) Ia terkenal sebagai buaya darat.
b) Rumah itu hangus dilalap si jago merah.
c) Bunglon, lambang orang yang tak berpendirian
d) Melati, lambang kesucian
e) Teratai, lambang pengabdian

6) Metonimia
Metonimia adalah majas yang menggunakan ciri atau lebel dari sebuah benda untuk
menggantikan benda tersebut.Pengungkapan tersebut berupa penggunaan nama untuk benda
lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
Contoh:
a) Di kantongnya selalu terselib gudang garam. (maksudnya rokok gudang garam)
b) Setiap pagi Ayah selalu menghirup kapal api. (maksudnya kopi kapal api)
c) Ayah pulang dari luar negeri naik garuda (maksudnya pesawat)

7) Sinekdok
Sinekdok adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara
keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdokhe terdiri atas dua bentuk berikut.
a) Pars pro toto, yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.
Contoh:
(a) Hingga detik ini ia belum kelihatan batang hidungnya.
(b) Per kepala mendapat Rp. 300.000.
b) Totem pro parte, yaitu menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.
Contoh:
(a) Dalam pertandingan final bulu tangkis Rt.03 melawan Rt. 07.
(b) Indonesia akan memilih idolanya malam nanti.

8. Simile
Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan
penghubung, seperti layaknya, bagaikan, " umpama", "ibarat","bak", bagai".
Contoh:
Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta
berkorban apa saja.()

2. Majas Pertentangan
Majas Pertentangan adalah “Kata-kata berkias yang menyatakan pertentangan dengan yang
dimaksudkan sebenarnya oleh pembicara atau penulis dengan maksud untuk memperhebat
atau meningkatkan kesan dan pengaruhnya kepada pembaca atau pendengar”. Jenis-jenis
Majas Pertentangan dibedakan menjadi berikut.

1) Antitesis
Antitesis adalah majas yang mempergunakan pasangan kata yang berlawanan artinya.
Contoh:
a) Tua muda, besar kecil, ikut meramaikan festival itu.
b) Miskin kaya, cantik buruk sama saja di mata Tuhan.

2) Paradoks
Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada.
Contoh;
a) Aku merasa sendirian di tengah kota Jakarta yang ramai ini.
b) Hatiku merintih di tengah hingar bingar pesta yang sedang berlangsung ini.

3) Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang berupa pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan
maksud memberikan kesan mendalam atau meminta perhatian.
Contoh:
a) Suaranya menggelegar membelah angkasa.
b) Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.

4) Litotes
Litotes adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan cara yang berlawanan dari
kenyataannya dengan mengecilkan atau menguranginya. Tujuannya untuk merendahkan diri.
Contoh:
a) Makanlah seadanya hanya dengan nasi dan air putih saja.
b) Mengapa kamu bertanya pada orang yang bodoh seperti saya
ini?()

3. Majas Sindiran
Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan sindiran untuk meningkatkan
kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”. Majas sindirian dibagi menjadi:

1) Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan denganmaksud menyindir.
Contoh:
a) Ini baru siswa teladan, setiap hari pulang malam.
b) Bagus sekali tulisanmu sampai tidak dapat dibaca.

2) Sinisme
Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung.
Contoh :
a) Perkataanmu tadi sangat menyebalkan, tidak pantas diucapkan oleh orang terpelajar
sepertimu.
b) Lama-lama aku bisa jadi gila melihat tingkah lakumu itu.

3) Sarkasme
Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas ini biasanya diucapkan oleh orang
yang sedang marah.
Contoh:
a) Mau muntah aku melihat wajahmu, pergi kamu!
b) Dasar kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus!()

4. Majas Penegasan

Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan penegasan untuk meningkatkan
kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”. Majas penegasan terdiri atas
tujuh bentuk berikut.

1) Pleonasme
Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud
menegaskan arti suatu kata.
Contoh:
a) Semua siswa yang di atas agar segera turun ke bawah.
b) Mereka mendongak ke atas menyaksikan pertunjukan pesawat tempur.

2) Repetisi
Repetisi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan.
Contoh:
a) Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang kuharap.
b) Marilah kita sambut pahlawan kita, marilah kita sambut idola kita, marilah kita sambut
putra bangsa.

3) Paralelisme
Paralelisme adalah majas perulangan yang biasanya ada di dalam puisi.
Contoh:
Cinta adalah pengertian
Cinta adalah kesetiaan
Cinta adalah rela berkorban

4) Tautologi
Tautologi adalah majas penegasan dengan mengulang beberapa kali sebuah kata dalam
sebuah kalimat dengan maksud menegaskan. Kadang pengulangan itu menggunakan kata
bersinonim.
Contoh:
a) Bukan, bukan, bukan itu maksudku. Aku hanya ingin bertukar pikiran saja.
b) Seharusnya sebagai sahabat kita hidup rukun, akur, dan bersaudara.

5) Klimaks
Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturutturut dan makin lama makin
meningkat.
Contoh:
a) Semua orang dari anak-anak, remaja, hingga orang tua ikut antri minyak.
b) Ketua Rt, Rw, kepala desa, gubernur, bahkan presiden sekalipun tak berhak mencampuri
urusan pribadi seseorang.

6) Antiklimaks
Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturutturut yang makin lama
menurun.
a) Kepala sekolah, guru, dan siswa juga hadir dalam acara syukuran itu.
b) Di kota dan desa hingga pelosok kampung semua orang merayakan HUT RI ke -62.

7) Retorik
 Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya namun tak memerlukan jawaban. Tujuannya
memberikan penegasan, sindiran, atau menggugah.
Contoh:
a) Kata siapa cita-cita bisa didapat cukup dengan sekolah formal saja?
b) Apakah ini orang yang selama ini kamu bangga-banggakan ?()

Ciri-ciri sastra lama

Ciri – ciri sastra lama


1. Anonim (tanpa nama pengarang)
2. Istanasentris (terikat pada kehidupan istana kerajaan)
3.Tema karangan bersifat Fantastis
4.Karangaan terbentuk tradisional
5. Proses pengembangannya statis
6. Bahasa klise
Tokoh hitam putih (tokoh yang baik selamanya akan jadi baik juga sebaliknya yang jahat
akan selalu jadi jahat).

Pengertian Frasa, Ciri-ciri, Jenis Dan Contoh Frasa


Bahasa indonesia

Pengertian Frasa, Ciri-ciri, Jenis Dan Contoh Frasa– Frasa merupakan salah satu materi
yang sangat erat kaitannya dengat pelajaran bahasa indonesia. Tidak cukup dijadikan materi
saja, namun frasa juga sering dijadikan sebagai soal ujian dalam jenjang sekolah tertentu.
Oleh sebab itu pada artikel kali ini kita akan membahas materi mengenai frasa (pengertian
dan cohtoh frasa). Untuk lebih memudahkan maka penjelasan materi tentang frasa akan kita
bagi menjadi dua bagian. Pada bagian pertama kita akan membahas pengertian dari frasa
terlebih dahulu, lalu dilanjutkan pada bagian kedua kita akan membahas berbagai jenis dari
frasa yang disertai contoh frasa tersebut. Langsung saja kita simak pembahasan frasa berikut
ini.
Pengertian, Jenis, Dan Contoh Frasa

Untuk dapat memahami apa itu frasa, maka simaklah artikel dibawah ini yang sudah dibagi
menjadi sub-bagian pengertian frasa, jenis frasa, dan contoh frasa.

Pengertian Frasa

Frasa adalah gabungan atau kesatuan kata yang terbentuk dari dua kelompok kata atau lebih
yang memiliki satu makna gramatikal (makna yang berubah-ubah menyesuaikan dengan
konteks). Singkatnya frasa adalah gabungan dari dua kata atau lebih namun tidak dapat
membentuk kalimat sempurna karena tidak memiliki predikat.

Ciri-ciri frasa
Adapun ciri-ciri frasa adalah sebagai berikut:

1. Dalam frasa harus terdiri setidaknya minmal dua kata atau lebih.
2. Menduduki atau memiliki fungsi gramatikal dalam kalimat.
3. Dalam frasa harus memiliki satu makna gramatikal.
4. Frasa bersifat nonpredikatif.
Contoh Frasa
Berdasarkan pengertian dan ciri-ciri diatas kita dapat menyimpulkan bahwa frasa adalah
gabungan dari dua kata atau lebih yang tidak dapat membentuk kalimat sempurna. Maka kita
dapat membuat contoh frasa sebagai berikut:

 Nasi goreng
 Sedang Tidur
 Sedang makan
 Banting tulang
 Tidur siang
 Dengan tangan kanan
Baca Juga : Contoh Frasa Nominal Dan Verbal
Kategori Frasa
Berdasarkan Jenisnya, frasa terbagi menjadi sebagai berikut.

 Frasa verbal, yaitu frasa yang memiliki inti kata kerja dalam unsur pembentukannya
serta dapat berfungsi sebagai pengganti kedudukan kata kerja dalam kalimat.
Contoh:
Sedang tidur
Akan muncul
Baru datang
Tidak makan
 Frasa Nominal, yaitu frasa yang memiliki inti kata benda dalam unsur
pembentukannya serta dapat berfungsi sebagai pengganti dari kata benda.
Contoh:
Rumah kayu
Sepatu kaca
Lemari besi
Buku gambar
 Frasa ajektiva, yaitu frasa yang memilik inti berupa kata sifat dalam unsur
pembentukannya.
Contoh:
Sangat baik
Cukup hebat
Sangat cepat
Mahal sekali
Lumayan dekat
 Frasa preposisional, yaitu frasa yang menggunakan kata depan dalam unsur
pembentukannya.
Contoh:
Dari sana
Ke Pasar
Dengan kaki
Di Solo
Kepada guru
Oleh saya
Berdasarkan Fungsi unsur pembentukannya frasa terbagi sebagai berikut :

 Frasa Endosentris, yaitu frasa yang salah satu unsur atau keduanya merupakan unsur
inti atau pusat.
Contoh:
Kuda hitam
Anak sapi
Sudah selesai
Dua orang

Frasa endosentris sendiri memiliki 4 macam sebagai berikut

 Frasa atribut, yaitu frasa yang unsur pembentukannya menggunakan diterangkan dan
menerangkan atau menerangkan dan diterangkan.
Contoh:
Ayah kandung (diterangakan dan menerangkan)
Seekor nyamuk ( menerangkan dan diterangkan)
 Frasa apositif, yaitu frasa yang salah satu unsur pembentukannya dapat digunakan
sebagai pengganti unsur inti.
 Frasa koordinatif, yaitu frasa yang unsur-unsur pembentukannya berperan sebagai
unsur inti.
Contoh:
Kakek nenek
Warta berita
Tua muda
 Frasa Eksosentris, yaitu frasa yang pada salah satu unsurnya merupakan kata tugas.
Contoh:
Kepada ayah
Dari Solo
Di rumah
Pada hari

Berdasarkan kesatuan makna yang terkandung dalam unsur-unsur pembentukannya frasa


dapat dibagi menjadi :

 Frasa biasa, frasa yang memiliki makna sebenarnya.


Contoh : Ibu membeli sayur bayam
 Frasa idiomatik, frasa yang mempunyai makna baru atau makna yang bukan
sebenarnya (denotasi).
Contoh : Orang tua saya pergi ke luar kota

Frasa ambigu
Frasa ambigu merupakan frasa yang memiliki makna ganda dalam pemakaian kalimat.
Contoh : tangan panjang

Pada contoh diatas tangan panjang dapat berarti tangan yang panjang dan juga bisa diartikan
sebagai orang yang suka mencuri.

Sekian artikel saya kali ini tentang Pengertian Frasa, Ciri-ciri, Jenis Dan Contoh . Semoga
dengan pembahasan ini kalian bisa memahami materi ini lebih dalam, dan jangan lupa
kunjungi terus blog ini untuk pembahasan materi-materi terbaru lainnya.

Cerpen ditulis pengarang tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari yang dialaminya.
Pengalaman hidup ini kemudian diekspresikan ke dalam cerpen. Proses penciptaannya
bukan semata-mata menggambarkan kehidupan nyata itu, melainkan didasari oleh
pandangan pengarang. Pandangan inilah yang menggambarkan nilai dalam suatu
cerpen.

Pada umumnya para penulis cerpen tidak menuliskan nilai-nilai di dalam cerpennya secara
eksplisit. Untuk itu, bila kita ingin mengenalinya, terlebih dahulu kita harus membaca karya
tersebut secara tuntas. Tahap berikutnya adalah mengenali unsur-unsur instrinsik, seperti
tema, alur, dan penokohan. Nilai-nilai dalam cerpen meliputi banyak bidang kehidupan
manusia. Nilai dalam cerpen adalah sesuatu yang dapat diambil atau dipetik dari cerpen yang
bersifat edukatif, menambah pengetahuan, memberikan hiburan, atau yang dapat
memanusiakan manusia sehingga berguna bagi manusia dalam kehidupan seharihari.

Nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen, antara lain dapat dikemukakan sebagai
berikut.
1. Nilai moral, yaitu nilai yang berkaitan dengan akhlak/budi pekerti/susila atau baik buruk
tingkah laku.
2. Nilai sosial/kemasyarakatan, yaitu nilai yang berkaitan dengan norma yang berada di
dalam masyarakat.
3. Nilai religius/keagamaan, yaitu nilai yang berkaitan dengan tuntutan beragama.
4. Nilai pendidikan/edukasi, yaitu nilai yang berkaitan dengan pengubahan tingkah laku dari
baik ke buruk
(pengajaran).
5. Nilai estetis/keindahan, yaitu nilai yang berkaitan dengan hal-hal yang
menarik/menyenangkan (rasa
seni).
6. Nilai etika, yaitu nilai yang berkaitan dengan sopan santun dalam kehidupan.
7. Nilai politis, yaitu nilai yang berkaitan dengan pemerintahan.
8. Nilai budaya, yaitu nilai yang berkaitan dengan adat istiadat.
9. Nilai kemanusiaan, yaitu nilai yang berhubungan dengan sifat-sifat manusia. Nilai-nilai ini
ada yang bersifat ideologis, politis, ekonomis, sosiologis, budaya, edukatif, humoris, dan
sebagainya
Pengertian Sudut Pandang Dan Jenisnya Pembahasan Terjelas
SORA N 17/09/2015

Inilah pengertian sudut pandang dan jenisnya dilengkapi juga dengan contohnya. Apakah
itu sudut pandang dalam suatu cerita? dalam artikel ini kita akan belajar bersama-sama
mengenai definisi sudut pandang dan jenis-jenisnya, untuk dapat memahaminya kamu dapat
membaca artikel ini.

A. Penjelasan sudut pandang


Sudut pandang adalah cara bagaimana penulis cerita menempatkan dirinya pada cerita, atau
dari sudut mana penulis cerita memandang cerita yang dibuatnya. Sudut pandang dapat
dikatakan juga sebagai suatu teknik ataupun siasat yang disengaja dilakukan oleh penulis
untuk menyampaikan ceritanya. Oleh karena itu sudut pandang dapat mempengaruhi
penyajian suatu cerita dan alurnya.

B. Jenis-jenis sudut pandang yang terdapat dalam cerita


Sudut pandang umumnya dibagi kedalam 4 jenis, diantaranya sebagai berikut ini:

1. Sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama

Yang pertama yaitu sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama, sudut pandang ini
umumnya menggunakan kata ganti seperti Aku ataupun Saya pada tokoh utama cerita. Dalam
sudut pandang ini penulis atau pembuat cerita seolah-olah terlibat dalam ceritanya dan dia
sendiri sebagai tokoh utama dalam cerita.
Apakah itu sudut pandang dalam cerita?
Contohnya: Pagi hari aku bangun dari tidur panjang yang telah melelapakanku, aku bergegas
pergi ke kamar mandi untuk mandi sebelum berangkat ke sekolah. Setelah itu aku
membereskan tempat tidur dan sarapan pagi terlebih dahulu, lalu setelah selesai sarapan
barulah aku berangkat ke sekolah dan berpamaitan kepada orang tua…

Baca juga: Pengertian cerpen dan strukturnya dilengkapi unsur-unsurnya.

2. Sudut pandang orang pertama sebagai pelaku sampingan

Yang kedua yaitu orang pertama sebagai pelaku sampingan, maksudnya dalam sudut pandang
ini seolah-olah si tokoh utama yang bercerita, akan tetapi posisinya dalam cerita bukanlah
sebagai tokoh utama.

Contohnya: Aku bangga melihat Agus teman baik ku, dia sangat cerdas dalam berbagai mata
pelajaran di sekolah. Terkadang aku merasa iri padanya, karena dia lebih pintar dari pada
aku, akan tetapi dia selalu membantuku jika aku dalam kesulitan dan dia selalu menemaniku
saat bermain…
3. Sudut pandang orang ketiga serba tahu

Yang ketiga yaitu sudut pandang orang ketiga serba tahu, pada sudut pandang ini umumnya
menggunakan kata ganti seperti ia, dia atau nama dari pelaku yang ada dalam cerita yang
dibuat oleh penulis.

Contohnya: sudah satu bulan ini aku sering melihat dia menunggu bus di bangku pinggir
jalan itu, tapi belum satu kalipun dia terlihat menunggu bus bersama temannya. Apa mungkin
dia tidak memiliki teman baik? Ataukah dia seorang penyendiri?…

Baca juga artikel lainnya: Pengertian novel dan unsur-unsurnya.

4. Sudut pandang orang ketiga pengamat

Dalam sudut pandang ini maksudnya kata “dia” sangat terbatas. Penulis cerita
menggambarkan apa yang dilihat, didengar, yang dialami dan yang dirasakan oleh tokoh
utama dalam cerita, akan tetapi hal tersebut sangat terbatas hanya pada seorang tokoh saja.
Tokoh yang ada dalam cerita mungkin cukup banyak tetapi mereka tidak diberikan
kesempatan yang lebih untuk menunjukan sosok yang sebenarnya, jadi hanya tokoh utama
saja yang menunjukan sosok yang sebenarnya.

Contohnya: Datang seorang siswa baru berpakaian keren kedalam kelas. Wajahnya yang
tampan membuat semua siswi di kelas tersebut terdiam. Tiba-tiba siswa baru tersebut
tersenyum dan membuat semua siswi di kelas menjerit histeris, karena tidak menyangka
senyum siswa baru itu sangat mempesona…

Mungkin hanya itulah pembahasan tentang pengertian sudut pandang dalam cerita, semoga
artikel ini dapat memberikan banyak manfaat dan tentunya bisa menambah wawasan kamu,
serta mohon dimaafkan jika memang ada kesalahan ataupun kekurangan.

Você também pode gostar