Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kuliner tradisional macamnya tentu saja berupa makanan dan minuman yang
terbuat dari bahan makanan yang menyehatkan dan terbuat dari bahan-bahan
merupakan minuman asli dari setiap daerah di Indonesia yang hanya terbuat dari
atau pewarna sintesis, tetapi hanya menggunakan bahan yang alami dari alam
sehingga tidak membahayakan tubuh jika dikonsumsi terus menerus dalam porsi
banyak.
karena dengan mengandalkan bisnis kecil ini dinilai kurang mencukupi untuk
tradisional sebagai bisnis sampingan. Padahal bisnis dari bisnis kecil-kecilan ini
ekonomi yang tentunya lebih mandiri dengan usaha yang dibangun sendiri
karena tidak bergantung pada pihak luar negeri. Bisnis ini tidak memerlukan
modal banyak, jika ulet dan tekun maka bisnis yang dimulai dari kecil ini bisa
menjadi bisnis yang besar dan memiliki keuntungan yang besar. Masyarakat
harus bisa memilih bisnis yang tentunya bisa mendongkrak perekonomian dalam
negeri sehingga menciptakan lapangan kerja baru untuk masyarakat lainnya yang
belum memiliki pekerjaan, karena dengan usaha yang sudah mulai berkembang,
tradisional ini mulai tersisih dengan minuman buatan pabrik. Minuman kemasan
buatan pabrik dianggap sangat praktis, bisa langsung dikonsumsi dan tahan lama
terminal, pasar, dan tempat wisata atau tempat yang biasanya ramai dikunjungi
orang-orang. Itu disebabkan karena minuman tradisional tidak tahan lama, hanya
bertahan satu hari dan juga peminatya sedikit, masyarakat lebih memilih
tradisional mudah dibuat sendiri dan juga mempunyai khasiat untuk tubuh.
Masyarakat hanya menilai dari sisi praktisnya saja, tidak melihat untuk jangka
harusnya bisa membandingkan mana yang baik untuk tubuh dan tidak baik bagi
tubuh, karena kesahatan adalah hal yang sangat penting. Banyak berbagai macam
penyakit baru yang muncul dan sangat membahayakan tubuh bahkan berakhir
kematian, penyumbang terbesar faktor penyebab itu semua yaitu makanan atau
ada di Indonesia beraneka ragam, salah satunya yaitu di provinsi Jawa Tengah
sekoteng, wedang ronde, dawet ayu. Dari banyak minuman tradisional, dalam
Banjarnegara.
cocok untuk bercocok tanam seperti padi dan sayur-sayuran seperti kentang,
semakin padat dan secara tidak langsung mereka akan mendirikan tempat tinggal
akhirnya muncul berbagai lapangan pekerjaan. Banyak yang beralih profesi yang
tadinya petani karena lahan yang untuk bercocok tanam sudah tidak ada, mereka
makanan, minuman yang dibuat secara kreatif agar dagangannya terlihat berbeda
dengan penjual lainnya atau dengan berinovasi baru yang orang lain belum bisa
menjadikan suatu kota terkenal dan menjadi ciri khas dari daerah tersebut.
Seperti kota Banjarnegara, memiliki makanan khas antara lain Buntil, jenang
salak, kripik jamur dieng dan minuman tradisional dawet ayu. Di antara kuliner
khas itu yang telah berhasil menasional adalah Dawet Ayu. Dawet Ayu khas
Banjarnegara ini minuman yang terdiri dari santan, air gula Jawa atau juruh dan
isinya dawet yang terbuat dari tepung beras dan tepung beras ketan.
sebelum bangsa Indonesia merdeka minuman tradisional Dawet Ayu ini sudah
ada. Seiring dengan perkembangan zaman Dawet Ayu menjadi minuman yang
alun-alun kota Banjarnegara, berdiri patung seorang lelaki penjual Dawet Ayu
Dawet Ayu lengkap dengan angkringannya berupa dua keranjang dan pada kedua
sisi pikulannya terdapat gambar tokoh pewayangan, yaitu Gareng dan Semar.
yaitu Ibu Munarjo, beliau adalah cucu Bapak Yusri, orang yang membuat resep
Dawet Ayu dari sebelum Indonesia merdeka. Ibu Munarjo adalah orang yang
dengan kekreatifannya untuk membuat minuman yang segar dengan rasa yang
sebagai ladang kehidupan mereka, bahkan banyak pula yang merantau ke kota
lain untuk berbisnis Dawet Ayu. Mereka sukses dengan berbisnis Dawet Ayu dan
namun banyak dari sebagian pedagang Dawet Ayu yang sukses dan bisa
bertambah dan semakin banyak, baik pedagang kios maupun pedagang keliling.
Perkembangan itu sepertinya akan terus berlangsung, karena Dawet Ayu kini
pedagang dawet ayu sebagai kuliner tradisional khas Banjarnegara tahun 1990 -
2013 karena masih sedikit sekali orang yang menuliskan tentang Dawet Ayu
dan unik untuk diteliti. Dari minuman sederhana namun bisa menjadi ikon kota
Banjarnegara, ini merupakan suatu hal yang luar biasa. Sangat disayangkan jika
hanya sedikit sekali orang yang berminat untuk membahas tentang Dawet Ayu
yang memiliki sejarah perjalanan yang panjang. Berkaitan dengan hal tersebut
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut.
2. Bagaimana perkembangan bisnis Dawet Ayu dari tahun 1990 sampai tahun
2013?
pedagangnya?
C. Tujuan Penelitian
2. Mengetahui perkembangan bisnis Dawet Ayu dari tahun 1990 sampai tahun
2013.
pedagangnya.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
datang.
Dawet Ayu.
tradisional.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian ini, penelitian yang hampir sejenis yaitu penelitian yang
pernah dilakukan Eka Riyani (2013) yang berjudul Perkembangan Industri Batik
Tengah khususnya industri batik Anto Djamil sangat berkembang pesat karena
dalam waktu 5 tahun antara tahun 2008-2013 sudah bisa berkembang. Masyarakat
sekitar kena dampak positifnya karena merasa diuntungkan juga dan mengangkat
merasakan sedikit apa yang diperoleh Pak Anto seperti tukang parkir, penjual soto
dan es dawet.
Randengan. Dampak usaha bata merah menambah lapangan kerja bagi warga
anak-anaknya.
terbukti bahwa lima diantara dari beberapa pedagang asongan yang ada di
ditandai dengan banyaknya tungku pembakaran dan jumlah tenaga kerja yang
diserap. Hal ini disebabkan karena pemakaian minyak residu sebagai pengganti
kayu bakar dalam proses pembakaran yang lebih baik dan masih tersedianya
bahan baku yang berlimpah. Dengan berdirinya usaha kerajinan batu kapur
ternyata membawa kehidupan sosial ekonomi yang lebih baik yaitu menyerap
1. Landasan Teori
memperjual belikan produk atau barang kepada konsumen baik secara langsung
keahlian dalam kegiatan berdagang tersebut, yang mungkin karena seseorang itu
telah mempunyai bakat sejak kecil. Kemudian bakat itu dikembangkan dengan
berjualan atau berdagang sehingga ia bisa sukses, dan timbul pendapat yang
mengatakan salesman are born, not made yang artinya seorang penjual yang
berhasil karena memang ia telah dikaruniai bakat istimewa sejak lahir dan
ditakdirkan untuk menjadi penjual atau pedagang yang sukses. Tetapi walaupun
tidak hanya ditentukan oleh bakat saja, tetapi juga oleh segala daya upaya
yaitu pedagang distribusi (tunggal) yaitu pedagang yang memegang hak distribusi
satu produk dari perusahaan tertentu, pedagang (partai) besar yaitu pedagang yang
membeli suatu produk dalam jumlah besar untuk dijual kepada pedagang lain
seperti grosir, dan pedagang eceran yaitu pedagang yang menjual produk
terbuat dari tepung beras, santan, air gula jawa atau gula merah dan biasanya
dicampur dengan es. Sedangkan Ayu merupakan imbuhan untuk kata Dawet
karena terinspirasi dengan penjual dawet di Banjarnegara yang cantik atau dalam
bahasa jawa ayu dan untuk membedakan antara dawet Banjarnegara dengan dawet
dawet ayu adalah orang yang berdagang minuman yang terdiri dari tepung beras
atau dawet, santan, air gula dan biasanya dicampur dengan nangka atau durian
ditambah dengan es yang disebut dawet ayu khas Banjarnegara dengan cara
menjual belikan barang kepada konsumen baik secara langsung maupun tidak
langsung.
sesuatu yang terkait dengan masakan atau dapur. Culinary lebih banyak
masakan agar terlihat menarik dan lezat. Sedangkan tradisional yaitu sikap dan
cara berpikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan adat
Khas diartikan setiap daerah memiliki kesenian yang tidak dimiliki daerah lain.
tercipta dan diciptakan dari masyarakat suatu daerah tertentu yang memiliki cita
rasa berbeda dengan daerah lain yang dibuat secara turun-temuran serta tetap
terjaga keaslianya.
Dalam catatan sejarah, relatif tidak ada dokumentasi yang jelas dan
akurat tentang kuliner Indonesia meski fakta berupa masakan warisan masalalu
masih bisa dinikmati, belum ada ahli sejarah yang menulis secara lengkap (Yuyun
Alamsyah, 2008:5).
menyangkut dua hal, yaitu perkembangan dari segi kualitas dan kuantitas
kehidupan yang dialami para pedagang dawet ayu. Perkembangan secara kualitas
yaitu perkembangan yang dialami pedagang dawet ayu dari segi teknis pelayanan
pedagang dawet ayu dari tahun ke tahun sejak adanya Dawet Ayu di
Banjarnegara.
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang dimaksud
adalah semangat yang dimiliki para pedagang karena termotivasi oleh keinginan
berdagang Dawet Ayu. Hal ini telah mendorong masyarakat setempat untuk
Sebagai mahluk sosial manusia tidak bisa hidup sendiri, tidak ada
manusia adalah mahluk sosial yang pada hakikatnya sifat sosial manusia itu
berasal dari kenyataan bahwa untuk menolong dirinya sendiri yang diperlukan
zaman dahulu dan berjalan dengan sangat cepat. Perubahan - perubahan tersebut
terkait oleh waktu dan tempat, akan tetapi karena sifatnya yang berantai, maka
keadaan tersebut berlangsung terus. Emil Salim sebagaimana yang dikutip oleh
Elza Peldi Taher dalam bukunya Demokrasi Politik, Budaya dan Ekonomi (1994:
99), menyatakan bahwa semakin cepat suatu proses perubahan, maka semakin
besar pula goncangan terhadap sistem nilai masyarakat, apalagi jika sistem proses
tersebut meliputi:
a. Perubahan yang membutuhkan waktu yang lama dan ada perubahan kecil
b. Evolusi melalui bertahap yang dipengaruhi oleh waktu dan taraf peradaban.
c. Evolusi yang terjadi dengan tahap kelajuan yang tidak serasi yang
pengaruh yang sangat kuat, mendatangkan akibat negatif atau positif sehingga
maupun positif. Akan tetapi di Negara maju banyak orang lebih atau hanya
negatif. Oleh karena itu dalam banyak buku terdapat bagian atau bab yang
positif.
bahwa, “sosial adalah berkenan dengan perilaku atau yang berkaitan dengan
demikian dapat dikatakan bahwa kehidupan sosial berarti suatu fenomena atau
menderma, dan sebagainya ini sangat terkenal pula (Kamus Besar Bahasa
rumah tangga. Rumah tangga yang dimaksud disini bukan berarti rumah tangga
dalam pengertian sehari-hari, tetapi mempunyai arti yang cukup luas. Dimana
pengertian rumah tangga secara luas yaitu bentuk kerja sama antar manusia yang
menitik beratkan pada hubungan antara kenyataan hidup seseorang dengan tingkat
kehidupannya yang pada umumnya ditentukan oleh jumlah dan mutu barang dan
jasa yang dipergunakan oleh seseorang sebagai suatu kebutuhan aktivitas ekonomi
digunakan oleh Ibnu Khaldun dalam menganalisis nilai pekerja manusia, dalam
dirujuk pada konsep tindakan sosial yang di ajukan oleh Weber (Damsar,
2009:31), tindakan ekonomi dapat dipandang sebagai suatu tindakan sosial sejauh
tindakan tersebut memperhatikan tingkah laku orang lain. Memberi perhatian ini
dilakukan secara sosial dalam berbagai cara misalnya memperhatikan orang lain,
berbicara dengan mereka, dan memberi senyuman kepada mereka. Lebih jauh
orang lain melalui makna-makna yang terstruktur. Ini berarti bahwa aktor
2. Pendekatan
meneropong segi-segi sosial peristiwa yang dikaji, seperti golongan sosial mana
lain (Kartodirdjo, 1992:4). Pendekatan sosiologi melihat suatu gejala dari aspek
subjek dari segi ekonominya. Beberapa dengan pendekatan teori ekonomi yang
melihat persoalan ekonomi secara utuh, sistem ekonomi dipandang sebagai suatu
totalitas. Dengan demikian setiap persoalan ekonomi yang dihadapi, kita lihat
secara menyeluruh dilihat dari seluruh fakta yang berkaitan dengan persoalan
tersebut bisa terungkap secara lengkap. Dalam penelitian ini, kondisi ekonomi
penting.
3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan peneliti dalam tulisan ini adalah metode sejarah
yaitu menguji dan manganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa
sebagai berikut.
1. Heuristik, yaitu data sejarah itu harus dicari dan juga ditemukan dengan
mencari data sejarah lisan yang menyangkut para pelaku dan para penyaksi
sejarah, atau dokumen yang tersimpan pada lembaga, baik kearsipan maupun
berupa gambar-gambar atau foto dawet ayu dan beberapa hal yang berkaitan
2. Verifikasi (kritik), yaitu menyelidiki apakah jejak – jejak itu sejati, baik
wawancara kemudian dinilai, diseleksi, dan diuji agar mendapatkan data yang
terhadap data tersebut. Tahap ini sering disebut subyektifitas, karena menurut
mencantumkan data dan keterangan dari mana data itu diperoleh. Orang lain
menguji sumber (kritik sumber). Dengan kata lain dalam interpretasi data-
kisah (Notosusanto,1978:36)
4. Sistimatika Penyajian
penyajian.
masyarakat Banjarnegara