Você está na página 1de 9

PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF DAN PELATIHAN KERJA

TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. JUTAM READYMIX


CONCRETE DI KOTA BATAM
By:
Johan*, Mauli Siagian**

*Mahasiswa Program Studi Manajemen, Universitas Putera Batam


**Dosen Program Studi Manajemen, Universitas Putera Batam
e-mail: johaanyan@gmail.com

ABSTRACT

The Effect of Incentives and Job Training on Employee Performance at PT. Jutam
Readymix Concrete in Batam City. Guided by the Advisor's Name. This research is about
employee performance carried out at PT. Jutam Readymix Concrete in Batam city. This
study aims to determine whether there is an effect of giving incentives and job training on
the performance of employees at PT. Next is Readymix Concrete in the city of Baram. This
type of research is quantitative and the population in this study are all employees of PT.
During Readymix Concrete, there were 105 people consisting of 98 male and 7 female.
Data collection is done by distributing questionnaires / questionnaires. Data were
analyzed by Classical Assumption Test and Influence Test. The classic assumption test
consists of normality test, heteroscedasticity test and multicollinearity test while the
influence test consists of multiple linear regression test, determination coefficient test and
hypothesis test. Based on the results of calculations using the t-test obtained t-count =
3.410 and t-table = 1.983. By using the t-test obtained that t count> t-table then H1 is
accepted. So it can be concluded that there is the effect of giving incentives and job
training to the performance of employees at PT. Jutam Readymix Concrete.

Keyword: Giving incentives; Job Training; Employee Performance.

PENDAHULUAN terjadi karena sering tidak melakukan


Pemberian insentif di perusahaan PT perawatan rutin pada alat produksi sehingga
Jutam Readymix Concrete sangat minim alat tersebur sering terjadi kerusakan dan
dan tidak merata sehingga menyebabkan menggangu produktifitas. pemberian
karyawan tidak berkerja secara maksimal insentif kerajinan kehadiran yang hanya
untuk menyelesaikan tugas yang diberikan focus pada devisi Production dan supir
perusahaan, karena pemberian insentif yang di.sebabkan karena hanya terdapat orang
tidak sesuai dengan porsi kerja dan tertentu yang dapat mengoperasikan alat-
tanggung jawab. Disebabkan pemberian alat dan mesin yang di gunakan untuk
insentif yang minim ini banyak karyawan memproduksi dan pengantaran readymix,
yang kerja secara asal-asalan dalam sehingga dengan cara pemberian kerajian
melaksanakan tugas sehari-hari saat kerja. kehadiran akan mendorong karyawan untuk
Sehingga berdasarkan pengamatan pada rajin masuk kerja, tetapi karena pemberian
perusahaan sering menghasilkan kinerja insentif yang tidak rata ini menyebabkan
yang buruk, salah satu masalah yang sering devisi lain seperti office dan maintainer
terjadi adalah devisi maintainer. Masalah sering tidak masuk kerja sebagai tanda
ketidak puasan terhadap keputusan orang lain dalam melakukan kerjaan
perusahaan atas pemberian insentif tertentu.
tersebut.
Di samping itu kekurangan pelatihan Tujuan yang diharapkan dari penelitian
kerja juga merupakan salah satu alasan ini adalah untuk mengetahui apakah
turunnya kinerja karyawan dalam PT Jutam terdapat pengaruh yang signifikan
Readymix Concrete, dalam perusahaan pemberian insentif dan pelatihan kerja
selama satu tahun hanya terdapat dua kali terhadap kinerja karyawan PT Jutam
pelatihan diluar perusahaan dan hampir Readymix Concrete di Kota Batam.
tidak pernah ada pelatihan dalam
perusahaan. Untuk mengikuti pelatihan TINJAUAN PUSTAKA
kerja di luar perusahaan ini hanya karywan 2.1 Pemberian Insentif
dengan posisi tertentu yang ikut serta dalam Menurut Mandani & Minhaj (2016: 33)
perlatihan tersebut, setelah pulang dari beberapa kebutuhan untuk insentif
pelatihan dari pihak perusahaan juga tidak dalam suatu organisasi adalah:
pernah mengadakan review dari karyawan 1. Untuk meningkatkan produktivitas.
yang mengikuti pelatihan terhadap 2. Untuk mendorong atau membangkitkan
karyawan yang tidak ikut serta pelatihan kerja stimulus.
untuk menyampaikan apa yang telah 3. Untuk meningkat komitmen dalam
dipelajari dalam pelatihan tersebut. kinerja pekerja.
Sehingga masih terdapat karyawan yang 4. Untuk memuaskan secara psikologis
tidak mempunyai keterampilan atau seseorang yang mengarah ada kepuasan
kemampuan kerja dalam melakukan pekerja dan menghindari perputaran
perkerjaan dan produktifitas sehari-hari, pekerja.
sehingga secara keseruruhan perkerjaan 5. Untuk membentuk perilaku atau
sangat tergantung pada karyawan tertentu pandangan bawahan terhadap
dalam perkerjaan dan produktivitasnya, peningkatan efesiensi kerja.
sehingga berpengaruh terhadap kinerja 6. Untuk menanamkan semangat dan
karyawan secara keseluruhan apabila antusiasme terhadap pekerjaan.
karyawan yang mengerjakan perkerjaan 7. Untuk mendapatkan kemampuan
tersebut tidak masuk kerja atau cuti. maksimal mereka sehingga mereka
Bertolak dari latar belakang yang telah memanfaatkan dan menggunakan
dikemukakan, dapat diidentifikasi masalah secara maksimal untuk mencapai tujuan
sebagai berikut : mereka serta tujuan serta sasaran
1. Pemberian insentif yang minim organisasi.
sehingga karyawan merasa tidak 2.2 Pelatihan Kerja
sebanding dengan perkerjaannya. Menurut Marga (2016: 24) tujuan
2. Pemberian insentif yang tidak merata pelatihan pada dasarnya yaitu:
untuk semua karyawan sehingga 1. Menyesuaikan kemampuan
karyawan merasa tidak dihargai atas pengetahuan dan kepribadian pegawai
apa yang telah diberikan kepada dengan pekerjaan yang harus dilakukan
perusahaan. dalam jabatan-jabatannya untuk
3. Kurangnya pemberian pelatihan kerja memperoleh hasil dan efesiensi kerja
dari perusahaan kepada karyawan yang baik.
sehingga karyawan tidak dapat 2. Untuk meningkat kualitas kerja yang
menyelesaikan masalah kerjanya secara harus dilakukan dan mendapatkan hasil
optimal. yang diharapkan menurut bidangnya
4. Minimnya pelatihan kerja sehingga masing-masing.
perusahaan hanya tergantung pada
3. Untuk menguasai dan meciptakan serta METODE PENELITIAN
mengembangkan metode serta cara Penelitian ini menggunakan kuantitatif.
kerja yang lebih efektif dan efesien. Menurut Arifin (2017: 1295) metode ini
4. Menetapkan pola pikir yang sama. disebut metode kuantitatif karena data
5. Meningkatkan kemampuan penelitian tersebut merupakan angkat-
pengetahuan dan keahlian serta angka dan analisis statistik. Variabel yang
keterampilan yang efektif dan efesien. di teliti dalam penelitian ini adalah insentif
Faktor- faktor yang mempengaruhi (X1), pelatihan (X2) dan kinerja karyawan
pelatihan menurut Marga (2016: 24) (Y1). Desain penelitian yang digunakan
terdapat beberapa faktor yang dapat oleh peneliti adalah explanatory research,
mempengaruhi suatu pelatihan yaitu: yaitu penelitian yang bermaksud
1. Efektivitas biaya. menjelaskan kedudukan variabel-variabel
2. Isi program yang diperlukan yang diteliti serta hubungan antara variabel
perusahaan. yang satu dengan variabel yang lain dengan
3. Kelayakan fasilitas-fasilitas dalam menguji hipotesis yang telah dirumuskan
pelatihan. Septayuda Irwan & Meirista (2016: 4).
4. Preferensi dan kemampuan karyawan Variabel bebas (independen variabel)
dalam pelatihan. dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel
5. Preferensi dan kemampuan instruktur yaitu pemberian insentif dan pelatihan
dalam pelatihan. kerja.Variabel terikat dalam penelitian ini
6. Prinsip-prinsip belajar dalam pelatihan. adalah kinerja karyawan.
2.3 Kinerja Karyawan Ketepatan pemilihan teknik
Menurut Afroz (2018: 114) kinerja adalah pengumpulan data sangat diperlukan,
ukuran yang menunjukkan keefektifan dan karena tanpa adanya ketepatan, maka data
yang diperoleh dalam penelitian tidak
efesisensi yang membuat pembayaran
mungkin memberikan hasil yang tepat.
tujuan organisasi dan mungkin tergantung Pengumpulan data dalam penelitian ini
pada banyak faktor seperti penilaian kinerja menggunakan metode angket.
karyawan. Menurut Arifin (2017: 1294) 3.1 Uji Coba Instrumen
kinerja Adalah kinerja adalah sebuah hasil Dalam penelitian data mempunyai
kerja secara kualitas dan kuantitas yang kedudukan yang paling tinggi, karena data
dicapai oleh seseorang karyawan dalam merupakan penggambaran variabel yang
diteliti dan berfungsi sebagai alat
melaksanakan tugasnya sesuai dengan
pembuktian hipotesis. Benar tidaknya data,
tanggung jawab yang diberikan. sangat menentukan bermutu atau tidaknya
hasil penelitian. Sebelum digunakan,
Menurut Sri Mulyati (2018: 5) kinerja instrumen dalam penelitian ini akan diuji
adalah produk atau jasa yang dihasilkan dengan uji validitas dan uji reliabilitas yang
atau diberikan oleh seseorang atau akan diujicobakan kepada responden.
sekelompok orang. Menurut Kahpi (2017: 3.1.1 .Uji Validitas
87) kinerja merupakan pencapaian hasil Menurut Hazriyanto (2015: 12) suatu
kerja manajemen terhadap sumber-sumber instrument dikatakan valid jika instrument
secara ekonomi dan berkaitan dengan dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa
finansial maupun non-finansial. yang hendak diukur. Untuk menafsirkan
Berdasarkan pengertian diatas dapat di hasil uji validitas, kriteria yang digunakan
simpulkan bahwa kinerja adalah suatu hasil adalah:
pencapaian dari seorang atau sekelompok -Jika nilai r hitung lebih besar (>) dari nilai
karyawan perusahaan dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggungjawab tabel r maka item angket dinyatakan valid
yang diberikan perusahaan. dan dapat dipergunakan.
-Jika nilai hitungr lebih kecil (<) dari nilai
tabel r maka item angket dinyatakan tidak lebih dari satu variabel bebas.
valid dan tidak dapat dipergunakan.
-Nilai tabel r dapat dilihat pada a = 5% dan Y= a + b1x1 + b2X2
db = n-2.
Sumber Sujarweni (2015: 116)
3.1.2 Uji Reliabilitas Koefisien determinasi merupakan nilai
Reliabilitas dapat dilakukan secara yang digunakan untuk mangukur besarnya
bersama-sama terhadap semua butir kontribusi variabel indenpenden terhadap
pertanyaan. Jika nilai alpha > 0,60 maka naik turun variabel dependen. Jika nilai
reliabel dan nilai alpha < 0,60 maka tidak korelasi mendekati -1 atau 1 maka dapat
reliabel menurut Sujarweni (2015: 175). diartikan korelasi antara variabel
Dalam penelitian ini untuk mempermudah yangditeliti kuat dan jika nilai korelasi
perhitungan validitas dan reliabilitas, maka mendekati 0 maka artinya korelasi tersebut
peneliti menggunakan perangkat lunak lemah, Kurniawan & Yuniarto (2016: 48).
computer (software) program axcel for
window dan SPSS (Statistical Product and 3.4 Uji Hipotesis
Service Solution). Pernyataan hipotesis terdiri dari
hipotesis nol (H0) dan hipotesis altenatif
3.2 Uji Asumsi Klasik (H1 atau Ha). H0 merupakan hipotesis yang
Uji normalitas digunakan untuk mengatakan tidak ada hubungan antara satu
menentukan apakah sampel penelitian variabel dengan variabel lain sedangkan H1
berasal dari populasi yang normal atau merupakan hipotesis yang mengatakan ada
tidak. Menentukan uji normalitas data, pada hubungan antara satu variabel dengan
penelitian ini menggunakan perangkat variabel lain.
lunak computer (software) program axcel Uji t digunakan untuk menguji pengaruh
parsial variabel indenpenden terhadap
for window dan SPSS (Statistical Product
variabel dependen. Uji f digunakan untuk
and Service Solution). menguji pengaruh simultan variabel
Uji heteroskedastisitas menurut (Irwan indenpenden
Gani & Amalia, 2015) heteroskedatitas
adalah kondisi dimana varian dari nilai sisa HASIL PENELITIAN DAN
tidak sama (Unequal) antara satu observer PEMBAHASAN
dengan observer lainnya. Deskripsi data penelitian dimaksudkan
untuk memperoleh gambaran umum
Uji Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai
mengenai penyebaran data atau distribusi
Variance Inflation Factor (VIF). Jika Nilai data berupa tabel distribusi frekuensi dan
VIF kurang dari 10, maka tidak ada grafik dalam histogram. Berdasarkan data
multikolinieritas. Sebaliknya jika nilai VIF penelitian yang di analisis maka dilakukan
lebih dari 10 maka model tersebut pembahasan tentang hasil penelitian adalah
mengandung multikolinieritas. “terdapat pengaruh yang signifikan
pemberian insentif dan pelatihan kerja
terhadap kinerja karyawan PT. Jutam
3.3 Uji Pengaruh
Readymix Concrete di Batam”.
Menurut (Pramesti, 2016) regresi linier
berganda merupakan analisis regresi yang
Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas Insentif
Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
Pemberian bonus yang diterapkan perusahaan 0,731 0,1900 Valid
cukup adil (X1_1)
Perusahaan memberikan bonus jika karyawan 0,747 0,1900 Valid
mampu mencapai kinerja yang diharapkan (X1_2)
Perusahaan memberikan bonus pada karyawan 0,723 0,1900 Valid
yang berprestasi (X1_3)
Perusahaan tidak memberikan jaminan hari tua 0,635 0,1900 Valid
pada karyawan (X1_4)
Perusahaan memberikan jaminan kesehatan 0,623 0,1900 Valid
karyawan (X1_5)
Perusahaan memberikan penghargaan terhadap 0,603 0,1900 Valid
karyawan yang telah berprestasi (X1_6)
Perusahaan akan mengucapkan terima kasih 0,228 0,1900 Valid
terhadap karyawan yang telah berprestasi (X1-7)
Perusahaan selalu memberikan kerjaan yang dapat 0,590 0,1900 Valid
meningkatkan kemampuan/ pengetahuan
karyawan yang mengerjakaan (X1_8)
Sumber: Hasil olah data SPSS 25

Dengan demikian, dapat disimpulkan seberapa cermat suatu instrumen atau


bahwa seluruh item pernyataan dari item-item.
variabel insentif (X1) sudah valid karena
nilai r hitung lebih besar dari r tabel.
Maka dapat dinyatakan bahwa seluruh
pernyataan pada variabel insentif ini
dapat dipercaya untuk mengetahui

Tabel 4.2. Hasil Uji Validitas Pelatihan kerja


Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
Materi yang disampaikan dalam pelatihan sesuai 0,210 0,1900 Valid
dengan tujuan yang diinginkan oleh perusahaan
(X2_1)
Materi yang disampaikan mampu menambah 0,514 0,1900 Valid
pengetahuan/ kemampuan peserta pelatihan
(X2_2)
Metode penyajian dalam pelatihan sesuai dengan 0,497 0,1900 Valid
jenis pelatihan (X2_3)
Metode penyampaian dalam pelatihan 0,645 0,1900 Valid
mempermudah peserta untuk memahaminya
(X2_4)
Instruktur dalam pelatihan mampu menyampaikan 0,531 0,1900 Valid
materi pelatihan dengan baik (X2_5)
Instruktur menguasai materi pelatihan yang 0,419 0,1900 Valid
disampaikan (X2_6)
Peserta pelatihan dipilih secara objektif oleh 0,352 0,1900 Valid
perusahaan (X2_7)
Peserta pelatihan dapat memanfaatkan 0,575 0,1900 Valid
pengetahuan yang didapatkan dari pelatihan ke
dalam pekerjaan (X2_8)
Sarana yang diterapkan dalam pelatihan sudah 0,374 0,1900 Valid
efektif (X2_9)
Sumber: Hasil olah data SPSS 25

Dengan demikian, dapat disimpulkan Maka dapat dinyatakan bahwa seluruh


bahwa seluruh item pernyataan dari pernyataan pada variabel pelatihan kerja ini
variabel pelatihan kerja (X2) sudah valid dapat dipercaya untuk mengetahui seberapa
karena nilai r hitung lebih besar dari r tabel. cermat suatu instrumen atau item-item

Tabel 4.3. Hasil Uji Validitas Kinerja Karyawan


Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
Saya dapat memahami dan menyelesaikan tugas- 0,556 0,1900 Valid
tugas rutin yang diberikan kepada saya di
perusahaan (Y_1)
Saya sering melakukan pekerjaan diluar jam kerja 0,694 0,1900 Valid
untuk mencapai/ menyelesaikan target yang
dibebankan oleh perusahaan (Y_2)
Saya mampu mengatasi masalah di kantor/ 0,794 0,1900 Valid
lapangan dengan baik (Y_3)
Skill yang saya miliki sesuai dengan pekerjaan 0,708 0,1900 Valid
dan tugas yang saya kerjakan saat ini (Y_4)
Saya membuat target waktu untuk penyelesaian 0,230 0,1900 Valid
pekerjaan dan kegiatan (Y_5)
Saya mencari solusi lain agar pekerjaan selesai 0,740 0,1900 Valid
tepat waktu ketika saya mengalami kebuntuan
dalam proses penyelesaian pekerjaan (Y_6)
Saya dapat menyelesaikan pekerjaan yang 0,737 0,1900 Valid
diberikan perusahaan dengan teliti sesuai yang
diharapkan (Y_7)
Berusaha dengan serius menyelesaikan pekerjaan 0,622 0,1900 Valid
sampai dengan selesai (Y-8)
Tingkat absensi kehadiran saya tinggi selama saya 0,402 0,1900 Valid
bekerja ini (Y_9)
Saya selalu hadir dalam kerja jika tidak ada 0,392 0,1900 Valid
kepentingan mendesak (Y_10)
Sumber: Hasil olah data SPSS 25
Dengan demikian, dapat disimpulkan pernyataan pada variabel kinerja karyawan
bahwa seluruh item pernyataan dari ini dapat dipercaya untuk mengetahui
variabel kinerja karyawan (Y) sudah valid seberapa cermat suatu instrumen atau item-
karena nilai r hitung lebih besar dari r tabel. item.
Maka dapat dinyatakan bahwa seluruh

Tabel 4.4. Hasil Uji Reliabilitas Data


No Variabel Cronbach’s Standard Keterangan
Alpha
1 Insentif 0,739 0,60 Reliabel
2 Pelatihan Kerja 0,689 0,60 Reliabel
3 Kinerja Karyawan 0,736 0,60 Reliabel
Sumber: Hasil olah data SPSS 25

Berdasarkan tabel di atas, diketahui Cronbach Alphamasing-masing variabel


bahwa nilai Cronbach Alpha untuk lebih besar dari 0,60. Dengan demikian
variabel insentif (X1) sebesar 0,739, hal tersebut dapat diartikan bahwa
variabel pelatihan (X2) sebesar 0,689 dan pernyataan-pernyataan dalam kuisioner
variabel kinerja karyawan (Y) sebesar berapa kalipun ditanyakan kepada
0,736. Maka dapat disimpulkan bahwa pegawai akan menghasilkan hasil ukur
instrumen penelitian ini sudah reliabel yang sama.
dan layak digunakan karena nilai

Tabel 4.5. Hasil Uji One Sample Kolmogorov Smirnov


One-Sample Kolgomorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 105
Normal Parametersa,b Mean 0.000000
Std. 2.84410135
Deviation
Most ExtremeDifferences Absolute .096
Positive .071
Negative -.096
Test Statistic .096
Asymp. Sig. (2-tailed) .18c

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Pada hasil olah data pada tabel 4.8, besar dari 0,05. Artinya data pada tabel
dapat dilihat bahwa hasil Asymp. Sig. (2- tersebut terdustribusi secara normal,
tailed) adalah sebesar 0,18. Maka dapat sehingga dapat dilanjutkan pengelolaan
disimpulkan bahwa data terdistribusi data selanjutnya.
normal karena Asymp. Sig. (2-tailed) lebih

Tabel 4.6. Hasil Uji-t


Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 21.498 7.063 3.044 .003
Intensif .476 .140 .348 3.410 .001
Pelatihan Kerja .146 .196 .76 0.743 .459
H1 : Dari hasil olah data pada tabel 4.13. hipotesis pelatihan kerja sebesar 0,743 <
dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian 1,98350 dan taraf signifikansi 0,459 >
hipotesis kepemimpinan sebesar 3,410 > 0,05, berarti hipotesis dalam penelitian
1,98350 dan taraf signifikansi 0,001 <
ini bahwa variabel pelatihan kerja tidak
0,05, berarti hipotesis dalam penelitian
ini bahwa variabel insentif berpengaruh berpengaruh terhadap variabel kinerja
signifikan terhadap variabel kinerja karyawan, dengan demikian H2 ditolak.
karyawan, dengan demikian H1 diterima. Jadi variabel pelatihan kerja secara
Jadi variabel insentif secara parsial dan parsial dan signifikan tidak berpengaruh
signifikan berpengaruh terhadap variabel terhadap variabel kinerja karyawan
kinerja karyawan.
H2 : Dari hasil olah data pada tabel 4.13.
dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian

Tabel 4.7. Hasil Uji-F


ANOVAa
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
1 Regression 148,601 2 74,30 9,009 ,000b
Residual 841,247 102 8,248
Total 989,848 104

Dari hasil olah data pada tabel DAFTAR PUSTAKA


4.14. dapat disimpulkan bahwa hasil Afroz, N. N. (2018). Effects Of Training
uji F sebesar 9,009 > 3.09 dan taraf On Employee Performance - A
signifikansi 0,000 < 0,05, dengan Study On Banking Sector , Tangail
demikian H3 diterima. Jadi variabel Bangladesh, 4(1), 111–124.
Arifin, Z. (2017). Pengaruh Insentif
intensif dan pelatihan kerja secara
Terhadap Kinerja Karyawan Pt Idec
simultan dan signifikan berpengaruh Wood Di Tarakan, 5(4), 1292–
terhadap kinerja karyawan. 1303.
Hazriyanto, S.E., M. . (2015). Statistik
Semakin baik pemberian insentif dan Spss Mcta. Jl.Lintas Barat Km.19
pelatihan kerja semakin baik kinerja Toapaya Bintan Kepulauan Riau:
karyawan, dan setelah melakukan uji Stai Sultan Abdurrahman Tanjung
statistik yaitu f test pada hipotesis Pinang.
diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan taraf Irwan Gani, & Amalia, S. (2015). Alat
signifikasi 0,05 yang besarnya 3,410 > Analisis Data Aplikasi Statistik
1,983. Untuk Penelitian Bidang Ekonimo
KESIMPULAN Dan Sosial. (M. Bendatu, Ed.). Jl.
Beradasarkan hasil dan pembahasan, Beo 38-40 Yogyakarta: Andi
diketahui bahwa hipotesis alternatif yang Yogyakarta.
penulis ajukan diterima artinya “terdapat Kudsi, M. Ridwan, Riadi, S. S., & As, D.
pengaruh yang signifikan antara L. (2017). Pengaruh Pengembangan
pemberian insentif dan pelatihan kerja Karir Dan Sistem Insentif Terhadap
terhadap kinerja karyawan PT. Jutam Kinerja Karyawan, 9(2), 85–93.
Readymix Concrete di kota Batam”. Kurniawan, R., & Yuniarto, B. (2016).
Analisis Regresi Dasar Dan
Penerapan Dengan R. Jl. Tambra Septayuda Irwan, & Meirista, Y. (2016).
Raya No.23 Rawamangun, Jakarta: Pengaruh Pelatihan Kerja Dan
Kencana. Insentif Terhadap Kinerja
Mandani, Kanees Fatima, & Minhaj, S. Karyawan Pada Cv. Jaya Multi
(2016). Effects Of Motivational Perkasa Palembang. Mbia, 15(1),
Incentives On Employees ’ 1–10.
Performance : A Case, 9(2), 32–39. Sri Mulyati. (2018). Pengaruh Disiplin,
Marga, Y. K. (2016). Pengeruh Pemberian Insentif, Dan Iklim
Pelatihan, Kecerdasan Emosional, Kerja Terhadap Kinerja Guru Non
Dan Budaya Organisasi Terhadap Pns Pada Sekolah Menengah
Kinerja Karyawan Pada Pt Kejuruan ( Survey Pada Sekolah
Pelayaran Tempuran Emas Menengah Kejuruan Rujukan Di
Surabaya, 2(1), 22–36. Kabupaten Tasikmalaya ), 2(1), 1–
Pramesti, G. (2016). Statistikas Lengkap 12.
Secara Teoridan Aplikasi Dengan Sujarweni, V. W. (2015). Statistik Untuk
Spss 23. Gedung Kompas- Bisnis Dan Ekonomi. Jl. Wonosari
Gramedia Lantai 2, Jl. Palmerah Km 6, Rt 04, Demblaksari,
Barat No. 29 - 32, Gelora, Tanah Baturetno,Banguntapan, Batul,
Abang, Rt.1/Rw.2, Gelora, Kota Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Jakarta Pusat: Pt Elex Media
Komputindo.

Você também pode gostar