Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Secara historis, ilmu ini berasal dari kajian psikologi yang berawal dari keluhan-
keluhan masyarakat sebagai akibat dari munculnya gejala-gejala yang
menggelisahkan tidak hanya dirasakan oleh individu, melainkan juga masyarakat
luas (Rochman, 2010:10-11). Gejala-gejala gangguan mental dapat dilihat dari
perasaan, pikiran, tingkah laku, dan kesehatan badan. Dari segi perasaan,
gejalanya menunjukkan rasa gelisah, iri, dengki, risau, kecewa, putus asa,
bimbang, dan rasa marah. Dari segi pikiran dan kecerdasan, gejalanya
menunjukkan sifat lupa dan tidak mampu mengonsentrasikan pikiran kepada suatu
pekerjaan karena kemampuan berpikir menurun. Dari segi tingkah laku, sering
menunjukkan tingkah laku yang tidak terpuji, seperti suka mengganggu
lingkungan dan mengambil milik orang lain. Hal tersebut merupakan penyebab
penyimpangan fungsional pada sistem saraf (Rochman, 2010:156).
1
begitu kuat sehingga mengembangkan gangguan tingkah laku yang tentu saja
gangguan ini bisa berkembang dari gangguan yang ringan hingga pada gangguan
yang berat.
2
atau sanjungan, dan sering mengeluh tentang perasaan fisik yang tidak enak
walaupun hanya kecil (Semiun, 2006:318).
Yang dimaksud dengan keluhan-keluhan somatik berarti gangguan fisik dari
tubuh atau bisa disebut sebagai orang yang sakit dalam segi fisik. Sudarma
(2012:65) mengemukakan bahwa musibah sakit sering kali datang tanpa diketahui
asal-usulnya, dengan hadirnya penyakit menyebabkan penderita berada pada
posisi yang tidak mampu melaksanakan berbagai kegiatan sosial.
Menurut Kartono (2003:199) mengemukakan bahwa psikosis adalah bentuk
kekalutan mental yang ditandai adanya disintegrasi kepribadian (kepecahan
pribadi) dan terputusnya hubungan dengan realitas.
Penderita psikosis akan kehilangan hubungannya dengan dunia nyata, para
penderita memiliki dunia sendiri yang biasanya tidak dimiliki oleh orang normal.
Selalu bertingkah secara berlebihan ketika menghadapi sesuatu, bertingkah seperti
kriminal, bahkan bisa saja penderita akan melakukan bunuh diri.
Menurut Semiun (2006:19) menyatakan bahwa terdapat dua macam psikosis
utama, yaitu : psikosis organik dan psikosis fungsional.
Psikosis organik berhubungan dengan faktor-faktor organik yang mengakibatkan
gangguan mental individu menjadi lumpuh dan tidak bisa menyesuaikan diri,
dapat dikatakan faktor organik berperan dalam gangguan tingkah laku, mulai dari
pengaruh genetik sampai pada ketidakseimbangan neutrotransmiter. (Semiun,
2006:152).
Menurut Kartono (2003:201), “kebalikan psikosis organik, psikosis fungsional
disebabkan oleh faktor nonorganik”. Suatu gangguan mental yang tidak dapat
dilacak sebab-sebab organiknya seperti adanya kerusakan pada bagian otak
tertentu misalnya, kemungkinan individu tersebut mengalami gangguan patologi
secara fisik tetapi patologi tersebut tidak menunjukkan implikasi secara pasti
terhadap gangguan mental yang dialami (Siswanto, 2007:72).
“Penderita psikosis akan mengalami delusi (perasaan bahwa mereka sedang
disiksa atau rasa bersalah yang berlebihan atau rasa takut yang tidak wajar) juga
mengalami halusinasi. Penderita susah untuk menyerap dan mengolah informasi
dari luar karena mereka hidup dalam dunianya sendiri yang sangat berbeda
dengan dunia nyata” MacDonald (2009:20).
Menurut Siswanto (2007:60) mengemukakan bahwa ketika suatu individu sudah
mulai merasa dirinya terancam, individu tersebut harus bisa menguasai dan
mengatasi situasi yang dinilai sebagai suatu tantangan/ luka/ kehilangan/ ancaman
yang disebut dengan istilah koping. Jadi dapat disimpulkan bahwa penderita
psikosis bisa saja sembuh asalkan individu tersebut mendapat dorongan dari diri
sendiri untuk bisa melawan rasa ketakutan yang ada.
Kartono (1981:271) mengemukakan bahwa delusi merupakan gejala yang timbul
karena komunikasi sosial yang terputus dan adanya disorientasi sosial, sehingga
3
individu tersebut merasa dirinya paling super, menjadi sangat agresif, berusaha
melakukan pengrusakan atau melakukan bunuh diri.
Halusinasi merupakan suatu perasaan dimana seseorang pernah mengalami
sesuatu, tetapi dalam dunia nyata sesuatu itu tidak terjadi padanya. Halusinasi
yang terjadi akan sangat berdampak pada penderita. Penderita akan terus
mengingat sehingga menyebabkan keadaan jiwanya akan tertekan dan tidak bisa
terkontrol karena rasa takut dan cemas yang berlebihan.
Menurut Siswanto (2007:72-73) “dalam spektrum gangguan jiwa, gangguan yang
tergolong ke dalam psikosis merupakan spektrum yang tertinggi, karena tingkat
gangguannya sudah sangat berat”.
Menurut Hops & Lewinsohn (dalam Siswanto, 2007) menyebutkan bahwa
gangguan depresi pada kelompok usia remaja diperkirakan hampir separuh
mengalami depresi.
Banyak faktor yang mempengaruhi psikososial remaja salah satu diantaranya, rasa
rendah diri, tidak nyaman, dan takut untuk mencoba, karena pemikiran remaja
yang masih dipengaruhi oleh lingkungan sekitar juga dari media massa, terlebih
pengaruh negatif yang rentan terhadap perilaku remaja, tanpa memilah baik
buruknya (Poltekkes Depkes Jakarta 1, 2010:85).
Jadi dapat disimpulkan bahwa remaja sangat rentan dalam mengalami gangguan
mental karena masih labilnya pemikiran remaja yang sering mengedepankan ego
dan emosi dalam setiap masalah yang sedang dihadapi.
Di tengah hiruk pikuk kehidupan kota yang serba tergesa-gesa dan banyak
menuntut, orang harus selalu berpacu dan bersaing dalam perlombaan hidup,
suasana kompetitif yang diwarnai dengan perilaku yang tidak wajar, seperti
tingkah laku kriminal, spekulatif, manipulatif, atau tingkah laku munafik dan cara
hidup yang berbahaya lainnya menimbulkan banyak ketakutan dan ketegangan
batin pada penduduknya, dan menjadi penyebab utama timbulnya macam-macam
penyakit mental (Kartono, 1981:273).
Simpulan
Gangguan kesehatan mental secara sederhana dapat dikatakan sebagai suatu
keadaan dimana kejiwaan seseorang tidak dalam kondisi normal. Setiap masalah
dan konflik yang terjadi, penderita selalu merasa tertekan dan tidak bisa
mengendalikan diri. Dalam pembagiannya sendiri, terdapat dua jenis gangguan
mental, yaitu neurosis dan psikosis.
Neurosis merupakan gangguan kesehatan mental yang tidak begitu parah karena
hanya mengalami gangguan saraf dan gangguan fungsi tubuh lain. Simtom-
simtom yang dialami juga tidak menghawatirkan dibandingkan dengan gangguan
kesehatan lainnya.
4
Psikosis yaitu gangguan kesehatan mental yang dapat memengaruhi kinerja otak,
sehingga penderita memiliki dunia sendiri seperti dunia fantasi dan merasakan
sesuatu yang tidak dialami oleh orang normal. Terdapat dua macam psikosis
utama, yaitu : psikosis organik dan psikosis fungsional.
Psikosis organik disebabkan oleh faktor-faktor fisik/organik yang mengakibatkan
gangguan mental individu menjadi lumpuh dan tidak bisa menyesuaikan diri
dengan lingkungan sekitar, sedangkan psikosis fungsional merupakan suatu
gangguan mental yang tidak dapat dilacak sebab-sebab organiknya, ada
kekacauan mental secara fungsional yang sifatnya nonorganis.
Penderita psikosis akan mengalami delusi dan halusinasi. Gangguan kesehatan
mental banyak dialami oleh remaja, karena sifat remaja yang tidak bisa
mengontrol diri dengan baik dan terpengaruh oleh lingkungan sekitar tanpa
memilahnya terlebih dahulu dampak positif dan negatifnya, sehingga
menyebabkan remaja rentan terpengaruh akan hal-hal negatif.
Daftar rujukan