Você está na página 1de 3

Arti Penting Teori Akuntansi

Dewasa ini praktik akuntansi di indonesia tidak terlepas dari permasalahan baik itu secara teoritis
atau pun praktik itu sendiri, tidak jarang seorang praktisi (pelaksana profesi) sering mengalami
masalah fundamental mengenai praktik akuntansi seperti :

 Apakah selisih kurs valuta asing dibiayakan atau dikapitalisasi?


 Manakah istilah yang tepat unruk padanan kata cost of goods sold: harga pokok
penjualan, beban pokok penjualan, atau kos barang terjual?
 Apa kriteria kapitalisasi sewaguna yang seharusnya di Indonesia?

Dari permasalahan di atas dan berbagai permasalahan lainnya yang sederhana dapat diselesaikan
dengan dua cara taktik cerdik (shrewd tact) atau atas dasar penalaran yang sehat (sound theory),
artinya seorang praktisi dituntut untuk menyelesaikannya dengan cara baik dan sehat sehingga
pemecahan masalah atas dasar pengalaman saja tidak cukup mumpuni untuk menyelesaikan
permasalahannya.

Teori akuntansi merupakan bagian penting dari praktik. Pemahamannya oleh praktisi dan
penyusun standart akan sangat mendorong pengembangan serta perbaikan menuju praktik yang
sehat. Teori akuntansi menjadi landasan untuk memecahkan masalah-masalah akuntansi secara
beralasan atau bernalar yang secara etis dan ilmiah dapat dipertanggungjawabkan. Permasalahan
akuntansi yang kompleks cenderung tidak dapat diselesaikan dengan hanya menggunakan taktik
cerdik, karena dapat dipastikan bahwa hasilnya tidak akan memadai dan tidak akan menuju ke
praktik yang sehat.

Taktik cerdik memang memadai untuk menangani masalah sederhana tetapi pada masalah-
masalah yang kompleks dan berimplikasi luas, seorang praktisi harus bergantung pada kearifan
(wisdoms) dan tilikan (insights) yang terkandung alam teori yang sehat. Pengetahuan tentang
teori akan mengembangi keterbatasan pengalaman dan kepentingan praktis. Dengan teori, orang
akan melihat masalah dengan perspektif yang lebih luas dan bebas dari hal-hal teknis atau rinci.

Pemecahan masalah akuntansi dengan taktik cerdik atas dasar pengalaman saja dapat disamakan
dengan pemecahan masalah secara coba-coba atau coba dan ralat (trial and error). Hal ini akan
berdampak terhambatnya kemajuan profesi.

Praktik akuntansi yang baik dan maju tidak akan tercapai tanpa dilandasi dengan teori yang baik.
Praktik dan profesi harus dikembangkan atas dasar penalaran (causes and reasons). Dari
argumen-argumen tersebut, dapat dikatakan bahwa teori merupakan unsur yang penting dalam
mengembangkan dan memajukan praktik akuntansi. Diibaratkan teori merupakan obor yang
menerangi praktek dengan prinsip-prinsip masuk akal, sehingga seorang praktisi tidak
melenceng dalam pemecahan masalah agar mengarah ke praktik yang sehat semata-mata untuk
kemajuan profesi akuntansi dalam memenuhi tuntutan perkembangan dunia bisnis.
Verifikasi Teori Akuntansi

seorang praktisi harus mempunyai keyakinan akan kebenaran (valid) akan suatu teori, untuk
menentukan apakah suatu teori itu valid atau tidak ialah dengan cara verifikasi. Pendekatan
tersebut dilakukan untuk mengevaluasi validitas teori bergantung pada sasaran dan tataran teori
yang diverifikasi. Teori akuntasi normatif dievaluasi validitasnya atas dasar penalaran logis
(logical reasoning) yang melandasi teori yang diajukan. teori normatif dikembangkan atas dasar
kesepakatan terhadap asumsi atau tujuan kemudian diturunkan suatu kaidah atau prinsip
akuntansi tertentu. Penalaran logis menjadi kriteria validitas karena teori normative dalam
banyak hal tidak atau belum menghasilkan fakta atau observasi untuk mendukungnya.

Teori positif dinilai validitas biasanya atas dasar kesesuaian teori dengan fakta atau apa yang
nyatanya terjadi. Validitas teori akuntansi positif banyak dilakukan dengan metode
empiris.karena teori akuntansi positif bebas nilai, verifikasi dibatasi pada apa yang nyatanya
dipraktekan tetapi tidak diarahkan untuk menentukan teori tersebut baik atau tidak bila dijadikan
basis untuk menentukan kebijakan.

Berkaitan dengan masalah nilai (value), perlu diingat suatu kadah berikut: kenyataan bahwa
banyak orang melakukan sesuatu tidak menjadikannya benar. Penelitian empiris dapat
memverifikasi bahwa nyatanya banyak orang melakukan sesuatu tetapi tidak memverifikasi
apakah sesuatu tersebut benar secara nilai(baik atau buruk).

Teori akuntansi sintetik biasanya tidak berkaitan langsung dengan fakta sehingga verifikasi
validitasnya mengandalkan penalaran logis semata-mata. Baru setelah teori tersebut dipraktekkan
dalam bentuk kebijakan, pengujian secara empiris dapat dilakukan untuk menguji penalaran
(teori) yang maendasarinya.

Teri akuntansi semantic melibatkan penyimbolan fakta/realitas sehingga mengandung unsur


empiris. Oleh karenanya, validitas teori dapat diverifikasi secara empiris dengan pengamatan.
Misalnya istilah “perlengkapan” yang banyak dipakai sebagai padan kata supplies dapat diuji
validitasnya dengan menanyai pemakai tentang persepsinya terhadap istilah tersebut.

Teori akuntansi pragmatik mempunyaikandungan empiris yang besar karena teori ini banyak
memanfaatkan fakta atau data empiris perilaku pasar/individual sebagai reaksi terhadap
informasi akuntansi. Verifikasi teori ini dapat dilakukan dengan penelitian empiris yang
didasarkan atas asumsi bahwa informasi dianggap bermanfaat bila pemakai berbuat atau
bertindak seakan-akan menggunakan informasi tersebut.

Daya prediksi sering digunakan sebagai kriteria validitas teori, asumsi, atau premis akuntans.
Suatu teori dikatakan mempunyai daya prediksi yang tinggi bila sesuatu yang diharapkan dari
kebijakan yang didasarkan atas teori tersebut besar kemungkinannya akan terjadi
Karena teori akuntansi semantik, sintaktik, dan pragmatik tidak berdiri sendiri tetapi saling
mendukung dan melengkapi, semua pendekatan pengujian biasanya dilakukan untuk
memverifikasi suatu teori. Jadi, sedapat-dapatnya teori harus diverifikasi validitasnya atas dasar
prnalaran logis, bukti empiris, daya prediksi dan pertimbangan nilai yang telah disepakati.

Você também pode gostar