Você está na página 1de 2

1.

Tatalaksana alergi titanium


Pada pasien yang memiliki alergi terhadap titanium perlu dilakukan substitusi
menggunakan bahan lain yang tidak alergen, diantaranya dapat diganti menggunakan
baja nirkarat atau keramik untuk breket ortodonti (Goenharto dan Sjafei, 2005) dan
polytheretherketone (PEEK) untuk implan gigi (Kusumadewi, 2017). Tatalaksana
gejala sitemik dapat dilakukan dengan pemberian steroid dan antihistamin untuk
meredakan urtikaria (Hadijev, 2003).
Ada beberapa tes diagnostik alergi titanium yaitu sebagai berikut:
1. Patch test
Patch test memiliki sensitivitas 75% terhadap alergi logam tipe IV. Reagen yang
digunakan berupa larutan titanium sulfat 0,1% dan 0,2% dan titanium klorida
0,1% dan 0,2%.
2. MELISA (Memory lymphocyte immuno-stimulation assay test)
Tes MELISA dapat dilakukan untuk mendeteksi sentisisasi terhadap titanium dan
logam-logam lain.
3. Tes darah
Tes darah membantu mendiagnosis alergi tipe IV.
4. Tes transformasi limfosit
Tes ini mengukur proliferasi limfosit setelah terjadi kontak dengan alergen yang
didasarkan pada penggabungan thymidine oleh limfosit (Goutam dkk., 2014).

2. Definisi formaldehid
Formaldehid adalah suatu bahan kimia dengan rumus umum HCHO. Pada
suhu normal dan tekanan atmosfer berbentuk gas tidak berwarna dengan berat
molekul 30,03. Dalam perdagangan, umumnya berbentuk larutan yang dikenal dengan
nama formalin atau formol, larutan formaldehid dalam bentuk padat diperdagangkan
dikenal sebagai Trioxane (CH2O)3, yaitu bentuk polymer formaldehid, dengan
formaldehid 8 -100 unit. Pada suhu diatas 150° C formaldehid akan terdekompsisi
menjadi metanol dan karbon monoksida (Naria, 2004).
Formaldehid banyak digunakan dalam perawatan endodontik sebagai
intrakanal medikamen. Derivat fomaldehid yang sering dipakai adalah formokresol
yang mengandung formaldehid 19-37% dan trikresol formalin yang komposisinya
terdiri atas 10% trikresol dan 90% formaldehid. Bila ditempatkan di saluran akar
akan mempunyai akses ke jaringan periradikuler dan sirkulasi sitemik. Selain dapat
menimbulkan reaksi alergi, formaldehid memiliki tosisitas yang tinggi serta
berpotensi mutagenik dan karsinogenik (Mattulada, 2010).

Goenharto, S., Sjafei, A., 2005, Breket Titanium, Maj Ked Gigi (Dent J), 38(3): 120-
123.
Goutam, M., Giriyapura, C., Mishra, S, K., dan Gupta, S., 2014, Titanium Allergy: A
Literature Review, Indian J Dermatol: 59(6): 630.
Kusumadewi, Sari., 2017, Berbagai Reaksi Alergi terhadap Dental Material di
Kedokteran Gigi, Universitas Udayana.
Matttulada, Indrya, Kirana, 2010, Pemilihan Medikamen Intrakanal Antar Kunjungan
yang Rasional, Dentofasial, 9(1): 63-68
Naria, Evi, 2004, Resiko Pemajanan Formaldehid sebagai Bahan Pengawet Tekstil di
Lingkungan Kerja, Universitas Sumatera Utara.
Hadjiev, B., and G. Avshalomov. Urticarial dermatitis caused by dental implant
adhesive compounds: A case report. Journ of Allergy and Clin Immun 113(2):133.

Você também pode gostar