Você está na página 1de 15

TUGAS AKHIR

TEORI INVESTASI PORTOFOLIO


PENGARUH BADNEWS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN YANG
TERDAFTAR DALAM BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2018

Disusun Oleh
Indira Stevi Iviana F0316047
Reviska Sekar Dipta Savita F0316055

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sebelas Maret
2018
PENGARUH BADNEWS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN YANG
TERDAFTAR DALAM BURSA EFEK INDONESIA

Abstrak

Penelitian yang kami lakukan bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh
badnews terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk
periode 2013 hingga 2018. Dalam penelitian ini, kami mengambil sampel sebanyak 55
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Badnews dapat berasal dari internal
maupun eksternal perusahaan. Permainan politik karyawan hinga direktur dan petinggi suatu
perusahaan, isu- isu buruk dari para pesaing dapat mempengaruhi investor untuk mengambil
keputusan berinvestasi di perusahaan tersebut. Badnews dapat berdampak negative dan
positif terhadap harga saham perusahaan. Dampak positif berupa harga saham yang tetap atau
statis hingga harga saham perusahaan tersebut naik dan dampak negatif ialah turunnya harga
saham suatu perusahaan, baik menurun sedikit demi sedikit hingga harga saham menurun
drastis. Metode analisis data yang kami gunakan dalam menguji penelitian ini yaitu studi
peristiwa untuk mengetahui apakah suatu pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia
diakibatkan oleh peristiwa tertentu sehingga dapat menciptakan abnormal return.
Kata kunci : harga saham, badnews, abnormal return.

Abstrack

This study was conducted to analyze and to determine the effect of badnews on the
stock prices of companies listed on Bursa Efek Indonesia in 2013-2018 period of time. In this
study, the authors took samples from 55 companies listed on Bursa Efek Indonesia. Badnews
can come from internal or external companies. Political game of employees of directors and
company owner, bad issues from competitors can influence the investors to make decisions to
invest in the company. The positive impact of stock price is fixed or the company's stock
price rises. And the negative impact is company's stock price decrease. Company's stock
price can be decrease gradually or the drops extremely. Badnews can cause negative and
positive impacts to the company’s stock prices. The data analysis method that the authors use
in assessing this study was the study of event to find out whether the movement of stock
prices on Bursa Efek Indonesia is caused by a particular event that can create an abnormal
return.
Key words: stock price, badnews, abnormal return.
I. PENDAHULUAN

Pasar modal sangat berpengaruh terhadap perekonomian di Indonesia. Para investor


berlomba untuk mendapatkan return dari hasil jual beli saham di pasar modal, mereka
dituntut untuk selalu mengetahui dan menganalisis informasi yang dapat berdampak
terhadap pergerakan harga saham tersebut. Selain itu investor juga harus memiliki sifat
yang rasional, mereka harus bijak dapat mengambil suatu keputusan ketika terdapat
informasi dari suatu perusahaan/informasi dari pihak lain apakah mereka akan langsung
melepas saham yang mereka miliki, atau menganalisis informasi tersebut lebih dulu.
Suatu perusahaan tidak lepas dari berita buruk entah itu hoax ataupun memang sudah
terbukti terjadi di perusahaan tersebut. Secara logis, berita badnews akan mempengaruhi
pergerakan harga saham baik harga itu akan turun ataupun naik, namun permasalahannya
terdapat investor yang terlambat dalam mengetahui informasi ini dan terdapat pula
kemungkinan adanya kebocoran dari pihak internal perusahaan sehingga investor memilih
melepaskan sahamnya sebelum informasi tersebut mencuat di publik.
Pengaruh badnews terhadap harga saham di 55 perusahaan di Bursa Efek Indonesia
selama 5 tahun ini akan kami analisis meggunakan abnormal return. Dengan data yang
kami peroleh, kami akan menghitung return ekspektasian dan return realisasi untuk
mendapatkan abnormal return atau selisih dari kedua return tadi.
II. LANDASAN TEORI

1. PASAR MODAL
Pasar modal yaitu tempat yang digunakan oleh para investor untuk melakukan
kegiatan jual beli untuk memperoleh modal berupa surat berharga. Dalam pasar
modal terdapat dua pemain yaitu pemain utama yang terdiri dari investor serta
emiten, sedangkan pemain kedua yaitu lembaga penunjang yang terdiri dari
perantara perdagangan efek, perusahaan surat berharga, kantor administrasi efek,
dan lain lain. Lembaga penunjang berguna dalam membantu dan melayani
kebutuhan pemain utama.
2. INVESTASI
Pengertian Investasi Menurut Jogiyanto (2009:5), “Investasi adalah penundaan
konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu yang
tertentu”
3. SAHAM
Saham yaitu surat yang menandakan kepemilikan terhadap suatu perusahaan
dimana pemegang surat tersebut akan mendapatkan hak berupa dividen dari
perusahaan penerbit saham. Besarnya dividen yang dibagikan tergantung oleh
kebijakan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Kepemilikan saham memiliki
porsi yang bergantung dengan seberapa besar penyertaan yang ditanamkan dalam
perusahaan terkait. Terdapat berbagai hal yang dapat mempengaruhi harga saham
diantaranya pembagian dividen, stock split, merger akuisisi dan masih banyak lagi.
Terdapat beberapa jenis saham diantaranya saham biasa dan saham preferen. Pemilik
saham preferen akan mendapatkan hak lebih dulu disaat pembagian dividen
dibandingkan dengan pemilik saham biasa.
4. HARGA SAHAM
Harga saham adalah harga yang ditentukan antara penjual dan pembili
berdasarkan harapan mereka terhadap keuntungan suatu perusahaan. Terdapat dua
harga saham yaitu harga pasar dan harga saham perdana. Harga saham perdana
merupakan harga jual pertama yang ditawarkan oleh emiten kepada investor.
Sedangkan harga pasar adalah harga saham yang digunakan saat transaksi antar
investor atau dengan kata lain harga yang ada di pasar saham.
5. RETURN dan RISIKO
Return dan Risiko Menurut Tandelilin (2010:9), “Return adalah tingkat
keuntungan investasi”. Menurut Fahmi (2012:184), “Risiko dapat ditafsirkan sebagai
bentuk keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya
(future) dengan keputusan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada
saat ini”

6. ABNORMAL RETURN
Abnormal return adalah hasil pengurangan dari keuntungan yang didapatkan
investor dan keuntungan yang diharapkan akan diperoleh dari investasi tersebut.
Analisis data yang kami hitung menggunakan rumus dari Jogiyanto.

ARt= Rit – Rmt

ARt : Return tidak normal saham pada bulan ke t


Rit : Return rata-rata saham i pada bulan t
Rmt : Return pasar pada bulan t

7. ACTUAL RETURN
Actual return adalah laba sebenarnya yang didapat oleh investor dari investasi
yang dimiliki. Rumus actual return :
𝑃𝑖,𝑡−𝑃𝑖,𝑡−1
Rit =
𝑃𝑖,𝑡−1

Keterangan :
𝑅𝑖, = Return sesungguhnya yang terjadi saham i pada periode t.
𝑃𝑖, = Harga saham sekarang (closing price).
𝑃𝑖,−1 = Harga saham sebelumnya.
8. EXPECTED RETURN
Expected Return adalah hasil yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dari
investasi yang dimiliki. Terdapat 3 cara dalam menghitung Expected Return :
a. Mean Adjusted Return
Menganggap bahwa Expected Return bernilai konstan.
∑ 𝑅𝑖𝑡
ERi,t = 𝑡

Keterangan :
ERi,t = Expected return saham i pada periode t.
Ri,t = Return sesungguhnya yang terjadi saham i pada periode t.
b. Mean Ajdusted Model

ERi,t = ERm,t

Keterangan :
ERi,t = Expected return saham i pada periode t.
Rm,t = Return pasar pada periode t.

c. Market Model
Menggunakan 2 tahapan, yang pertama membentuk model ekpektasi dengan
menggunakan data realisasi selama periode estimasi kemudian menggunakan
model estimasi utuk menentukan return di periode jendela.
ERi,t = 𝛼𝑖 + 𝛽𝑖. 𝑅𝑚, 𝑡 + 𝜀𝑖, 𝑡

Keterangan :
ERi,t = Expected return saham i pada periode t.
𝛼i = intercept, independen terhadap 𝑅𝑚.𝑡.
𝛽i = slope, resiko sistematis, dependen terhadap 𝑅𝑚.𝑡.
Rm,t = Return pasar pada periode t.
𝜀i,t = Kesalahan residu sekuritas i pada periode estimasi ke t.
Kerangka Pemikiran

Munculnya
Badnews dalam
suatu 55 perusahaan yang Abnormal
perusahaan terdaftar di BEI. Return Saham

Tahun 2013 -
2018

Sebelum Sesudah
Peristiwa (t-5) Peristiwa (t+5)

(Gambar 1)

Kerangka Pemikiran
III. METODOLOGI PENELITIAN
Periode Pengamatan
Terdapat dua teknik dalam studi peristiwa yaitu periode estimasi dan periode
peristiwa. Tanggal suatu peristiwa tersebut terjadi adalah sebagai t0, namun apabila t0
merupakan hari libur maka ditarik ke tanggal setelahnya. Untuk periode peristiwa dicatat
pada saat lima hari sebelum terjadi (t-5) dan lima hari setelah peristiwa tersebut terjadi
(t+5). Sedangkan untuk periode estimasi dicatat 120 hari sebelum peristiwa
dipublikasikan.

Data dan Jenis Penelitian


Penelitian ini menggunakan studi peristiwa/ event study untuk mengukur pengaruh
badnews terhadap harga saham perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Studi Peristiwa
adalah sebuah studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang
dipublikasikan. Event Study untuk menguji kandungan informasi dari suatu
pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar (Jogiyanto, 2007).
Bentuk dan jenis data yang kami gunakan berupa data sekunder yang kami peroleh dari
daftar harga saham di IDX dan seputar forex periode 2013-2018.

Populasi dan sampel


Populasi dalam penilitian ini adalah perusahaan – perusahaan yang pernah mengalami
bad news, baik hoax maupun sudah terbukti benar benar terjadi. Dalam pengambilan
sampel, digunakan Teknik pengambilan sampel dengan berbagai pertimbangan dan
beberapa kriteria yang biasa disebut dengan purposive sampling. Kriteria – kriterianya
ialah :
1. Perusahaan - perusahaan yang hingga saat ini masih aktif dalam perdagangan,
yang pernah mengalami bad news hingga beritanya tersebar ke masyarakat.
2. Perusahaan – perusahaan yang terdafatar dalam Bursa Efek Indonesia selama
periode 2013 – 2018.

Berdasarkan purposive sampling ini, sampel yang digunakan dalam penilitian ini
sebanyak 55 perusahaan.
Metode Analisis Data

Model return yang digunakan dalam penilitian ini ialah abnormal return. Dalam
pengolahan dan perhitungannya menggunakan Microsoft Excel.

Tahap-tahap pengujian return abnormal yang dipraktikan antara lain :


1) Proses penentuan sampel.
2) Proses identifikasi hari pada saat munculnya bad news dalam perusahaan tersebut dari
tahun 2013 hingga 2018.
3) Proses penentuan periode penilitian termasuk periode estimasi atau periode peristiwa.
4) Proses penghitungan return actual yang terjadi pada setiap perusahaan selama periode
tersebut dan dilanjutkan dengan menghitung return ekspektasian yaitu rata – rata dari
return actual.
5) Proses penghitungan abnormal return yaitu selisih dari return aktual dengan return
ekspektasian dan dilanjutkan dengan menghitung return abnormal standarisasi.
6) Uji Beda t
Pengujian statistik dilakukan dengan menggunakan uji beda dengan membandingkan
nilai t hitung dengan nilai t-statistik yang terdapat dalam tabel statistik.
IV. PEMBAHASAN
Berikut adalah data kode perusahaan dan tanggal pada saat terjadinya badnews (t0) :

NO KODE PERUSAHAAN t0 Dimulainya t120


1 TSPC 22 JUNI 2018 5 JUNI 2018
DLTA 4 OKTOBER 2018 26 SEPTEMBER
2
2018
3 KBLV 8 JUNI 2018 30 MEI 2018
4 TBIG 23 OKTOBER 2018 15 OKTOBER 018
TOWR 5 SEPTEMBER 28 AGUSTUS
5
2018 2018
6 ROTI 27 JUNI 2018 8 JUNI 2018
KONI 7 NOVEMBER 2017 23 OKTOBER
7
2017
RMBA 26 SEPTEMBER 15 SEPTEMBER
8
2017 2017
UNVR 19 OKTOBER 2018 12 OKTOBER
9
2018
10 LPKR 12 OKTOBER 2018 4 OKTOBER 2018
11 BBRI 13 MARET 2018 5 MARET 2018
12 ULTJ 3 AGUSTUS 2018 26 JULI 2018
13 BMRI 27 MARET 2018 19 MARET 2018
WSKT 6 MARET 2018 26 FEBRUARI
14
2018
15 WIKA 17 APRIL 2018 9 APRIL 2018
16 BBCA 4 MEI 2018 25 APRIL 2018
APLN 28 NOVEMBER 20 N0V 2017
17
2017
18 GIAA 19 JANUARI 2017 11 JANUARI 2017
19 MNCN 13 JUNI 2017 5 JUNI 2017
20 AISA 21 JULI 2017 13 JULI 2017
JSMR 22 SEPTEMBER 13 SEPTEMBER
21
2017
BBNI 4 JANUARI 2017 2 DESEMBER
22
2016
23 MDRN 22 JUNI 2017 15 JUNI 2017
24 DGIK 14 JULI 2017 7 JULI 2017
TAXI 4 OKTOBER 2017 26 SEPTEMBER
25
2017
26 BIRD 21 MARET 2017 14 MARET 2017
27 SUGI 8 AGUSTUS 2017 31 JULI 2017
BSWD 25 AGUSTUS 2017 16 AGUSTUS
28
2017
29 GJTL 25 JULI 2017 17 JULI 2017
HOME 28 NOVEMBER 20 NOVEMBER
30
2017 2017
31 DGIK 31 MARET 2016 22 MARET 2016
32 FMII 3 OKTOBER 2017 25 SEPTEMBER
2017
KINO 13 SEPT 2016 1 SEPTEMBER
33
2016
34 INTP 18 MARET 2016 10 MARET
35 BBCA 13 MEI 2016 4 MEI 2016
CKRA 29 NOVEMBER 22 NOVEMBER
36
2016 2016
37 SRIL 22 JANUARI 2016 13 JANUARI 2016
MLBI 7 NOVEMBER 2016 28 OKTOBER
38
2016
39 TRAM 18 JUNI 2015 10 JUNI 2015
40 ASBI 31 MARET 2016 22 MARET 2016
MAIN 1 SEPTEMBER 24 AGUSTUS
41
2016
INCO 3 OKTOBER 2016 22 SEPTEMBER
42
2016
43 KLBF 17 FEBRUARI 2015 9 FEBRUARI 2015
44 SMCB 10 MARET 2015 2 MARET 2015
45 SIDO 6 AGUSTUS 2015 29 JULI 2015
MERK 18 DESEMBER 10 DESEMBER
46
2015 2015
47 FAST 19 JANUARI 2015 9 JANUARI 2015
48 SSTM 30 MARET 2015 20 MARET 2015
GWSA 26 AGUSTUS 2015 14 AGUSTUS
49
2015
HMSP 25 NOVEMBER 17 NOVEMBER
50
2014 2014
51 SPMA 22 MARET 2014 14 MARET 2014
ASJT 15 DESEMBER 5 DESEMBER
52
2014 2014
53 ISAT 10 JANUARI 2013 2 JANUARI 2013
AMFG 25 FEBRUARI 2013 15 FEBRUARI
54
2013
55 SULI 2 JULI 2013 14 JUNI 2013

Setelah mengetahui tanggal pada saat terjadinya badnews maka kami menentukan t-
5 dan t+5 untuk menghitung return actual, sedangkan 120 hari sebelum terjadinya
badnews kami gunakan untuk menghitung return ekspektasi. Abnormal return dapat
diketahui dengan cara mengurangkan return actual dan return ekpektasi. Selain mencari
return abnormal, kami juga mencari return abnormal standarisasi dengan cara membagi
return abnormal dengan KSE. Rata-rata return abnormal standarisasi yang kemudian
disebut T hitung, digunakan untuk mengetahui signifikansi dari data.
Perhitungan abnormal return dengan cara mengurangkan return actual dan return
ekspektasi menggunakan metode mean adjusted, kami mendapatkan hasil :

RATA-RATA
Hari ke RETURN T HITUNG SIGNIFIKANSI
ABNORMAL

+5 0,00073 -0,16887 TIDAK


+4 -0,01289 -3,87005 TIDAK
+3 -0,00907 -1,72232 TIDAK
+2 -0,01925 -5,88521 TIDAK
+1 -0,0429 -13,7323 TIDAK
0 -0,02284 -6,33108 TIDAK
-1 -0,0035 -1,35742 TIDAK
-2 0,002324 0,65204 TIDAK
-3 -0,00729 -1,97322 TIDAK
-4 0,001632 1,307766 TIDAK
-5 0,006387 1,963092 TIDAK
T TABEL 2

Pengujian yang digunakan dalam melihat pengaruh bad news terhadap harga saham
ialah pengujian parsial ( uji -t). Dari table hasil uji t tersebut dapat dilihat bahwa pada 11
hari periode (t-5, t0, dan t+5) saat terjadinya bad news rata – rata return abnormal adalah
tidak signifikan seluruhnya. Hal ini dikarenakan nilai t – hitung lebih kecil dari bilai t –
table yaitu 2. T tabel yang kami gunakan berasal dari kolom alpha 5% dengan degrees of
freedom 60.
Berdasarkan 55 perusahaan yang kami telaah, tidak semua perusahaan tersebut
mengalami dampak buruk terhadap harga saham akibat adanya badnews yang tersebar di
publik. Walaupun dari sampel yang kami ambil, kurang lebih 50% perusahaan
mengalami penurunan harga saham karena pengaruh badnews.
Jadi, terdapat beberapa kemungkinan yaitu investor kurang memperhatikan adanya
bad news dalam suatu perusahaan pada saat mengambil keputusan untuk berinvestasi
karena kurangnya informasi investor terhadap badnews tersebut. Kemungkinan lainnya,
investor merasa bahwa dengan adanya badnews tidak selalu mempengaruhi
laba/keuntungan yang akan mereka terima dari hasil kepemilikan saham jadi investor
cenderung tidak melepaskan saham yang dimiliki.
Namun, perusahaan yang mengalami penurunan saham akibat badnews biasanya
dikarenakan badnews tersebut memiliki kemungkinan besar mempengaruhi keuntungan
yang diterima oleh investor, seperti korupsi oleh direktur perusahaan, pencemaran nama
baik akibat produk yang dihasilkan mengakibatkan hal buruk bagi konsumen,dan
perusahaan dengan sengaja mengubah laporan keuangan agar terlihat bahwa mereka
memiliki laba bersih yang tinggi sehingga dapat menarik minat investor untuk membeli
saham perusahaan tersebut.
Setelah dilakukan pengujian seperti data diatas, ternyata diketahui bahwa badnews
tidak mengandung informasi dikarenakan hasil uji T tidak signifikan, akibatnya harga
saham tidak bereaksi terhadap adanya badnews.
V. KESIMPULAN DAN KETERBATASAN

A. Kesimpulan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh badnews/hal buruk
yang berdampak terhadap harga saham di suatu perusahaan terkait. Penurunan harga
saham menunjukkan adanya kandungan informasi dalam badnews tersebut.
Pengujian ini dilakukan dengan menguji rata-rata abnormal return dari tahun 2013-
2018 dengan sampel 55 perusahaan.
Abnormal return kami teliti dengan periode jendela 11 hari yaitu t-5 (sebelum
badnews terjadi) dan t+5 (setelah badnews mencuat ke publik/setelah badnews
terjadi). Penelitian ini juga menggunakan return normal dengan periode estimasi 120
hari sebelum badnews terjadi. Berdasarkan perhitungan serta pengujian rata-rata
abnormal return, dapat disimpulkan bahwa :

1. Hasil uji beda rata-rata abnormal return diperoleh hasil yang tidak signifikan
pada hari-hari dalam periode jendela. Hal ini menunjukkan bahwa harga
saham tidak bereaksi terhadap informasi badnews. Jadi tidak ada kandungan
informasi dalam badnews tersebut.
2. Dalam hasil uji beda rata-rata abonormal return, terdapat hasil bahwa harga
saham tidak menanggapi adanya badnews di suatu perusahaan karena hasil
dalam uji tersebut tidak signifikan.

B. Keterbatasan
1. Penelitian yang kami lakukan menggunakan mean adjusted dalam
mengestimasi pengaruh badnews terhadap harga saham. Besaran abnormal
return memungkinkan dapat dicari dengan menggunakan model lainnya yang
dapat memberikan hasil yang lebih baik.
2. Terbatasnya berita adanya berita buruk di publik yang terjadi sebelum tahun
2013, penelitian ini hanya meneliti dampak badnews di suatu perusahaan
selama 5 tahun yaitu dari tahun 2013-2018 dengan sampel sebanyak 55
perusahaan.
3. Periode penelitian yang relatif pendek sehingga hanya mampu menguji
dalam jangka waktu yang pendek.
VI. REFRENSI

1. Hartono, Jogiyanto. Teori Protofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta. 2017.


2. https://www.seputarforex.com/saham/data_historis/
3. Husnan, Suad. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN, 2005.
4. Tandelilin, Eduardus. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama.
Yogyakarta: KANISIUS. 2010.

Você também pode gostar