Você está na página 1de 10

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA

KOMIK TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA


TENTANG PERSONAL HYGIENE SAAT MENSTRUASI

ARTIKEL ILMIAH

Oleh:
CUCU ROSMAWATI
I1B015001

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2019
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA KOMIK
TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG
PERSONAL HYGIENE SAAT MENSTRUASI

THE EFFECT OF HEALTH EDUCATION USING COMIC MEDIA ON


ADOLESCENT KNOWLEDGE AND ATTITUDE ABOUT PERSONAL
HYGIENE OF MENSTRUATION

Cucu Rosmawati1, Lutfatul Latifah2, Aprilia Kartikasari3

ABSTRACT

Background: Personal hygiene of menstruation is a way that women do to


protect the reproductive health by maintaining the cleanliness during menstruation
period. This can be influenced by knowledge and attitude. Health education is a
way to improve the knowledge and attitude, one of the suitable media is comic.
The goal of this research was to find out the effect of health education using
comic on adolescent knowledge and attitude about personal hygiene menstruation.
Method: This research used true experiment pre and posttest with control group
design. The sampling technigue used simple random sampling. Sixty two
respondents were the samples and divided into 2 groups with 31 respondents for
each group. Data analysis used Wilcoxon, paired t, and Mann-Whitney tests.
Results: There were differences in knowledge and attitude before and after the
comic media given to the intervention group (p=0.000). While there was no
difference in knowledge and attitude before and after the comic media given to the
control group (p>0.05). Besides, there were significant differences in between the
intervention and control groups in the posttest about knowledge and attitude score
(p<0.05).
Conslusion: There were effects of health education using comic media on
adolescent knowledge and attitude about personal hygience menstruation.
Keywords: Personal hygiene, knowledge, attitude, comic

PENDAHULUAN
Remaja termasuk proses perubahan merupakan suatu usaha dalam
dari anak-anak menjadi dewasa yang menjaga kebersihan dan kesehatan
disertai proses pubertas dan diri sendiri baik fisik maupun psikis
berlangsungnya pematangan seksual. (Tarwoto dan Wartonah 2010).
Sarwono (2007) menyatakan bahwa Personal hygiene menstruasi
tanda pubertas pada remaja putri merupakan cara seorang wanita
salah satunya yaitu menstruasi. Salah memelihara kebersihan dirinya untuk
satu masalah yang sering terjadi saat menjaga kesehatan reproduksi dan
menstruasi yaitu jarang meningkatkan kesejahteraan (Sinaga
memperhatikan kebersihan diri atau et al. 2017).
tidak berperilaku higienis saat Personal hygiene yang buruk
menstruasi. Personal hygiene mengakibatkan infeksi saluran
reproduksi (ISR) dan dapat baik. Diantara 7 dari 10 siswi SMP
meningkat pada remaja (El-Mowafy Maarif NU 1 Purwokerto
2014; Priya 2017). Prevalensi mengatakan pada saat menstruasi
terjadinya infeksi saluran reproduksi merasa gatal-gatal pada area
(ISR) masih cukup tinggi, di genitalia. Guru BK (bimbingan
Indonesia jumlah penderita infeksi konseling) dikedua sekolah juga
saluran reproduksi sebanyak 90 – mengatakan belum pernah dilakukan
100 kasus per 100.000 penduduk pendidikan kesehatan mengenai
pertahun (Depkes RI 2014). personal hygiene saat menstruasi.
Prevalensi ISR pada remaja dengan Pendidikan kesehatan penting untuk
kandidiasis sebanyak 20%-50%, meningkatkan pengetahuan dan sikap
vaginosis bacterial 20%-40% dan remaja tentang personal hygiene saat
sebanyak 5%-15% mengalami menstruasi (Maulana 2009). Media
trikomoniosis (Depkes RI 2014). yang digunakan dalam memberikan
Infeksi saluran reproduksi memiliki pendidikan kesehatan sangat
dampak buruk terhadap kesehatan beragam salah satunya yaitu komik.
yaitu keputihan, kandidiasis, herpes Pendidikan kesehatan yaitu usaha
genitalia, dan condyloma acuminate dalam mempengaruhi orang lain
(El Manan 2011). Personal hygiene supaya terbentuk kehidupan yang
pada remaja dipengaruhi oleh lebih baik (Notoadmojo 2012).
beberapa faktor diantaranya yaitu Penelitian tentang pendidikan
pendidikan, pengetahuan, sikap, kesehatan terhadap pengetahuan dan
budaya, dukungan keluarga, sikap remaja tentang personal
dukungan teman, sarana prasarana, hygiene telah banyak dilakukan. Hal
dan akses informasi (Ristiana 2016). tersebut didukung oleh hasil
Pengetahuan remaja tentang menjaga penelitian Puspitaningrum et al.
kebersihan alat kelamin saat (2017) yang menggunakan media
menstruasi belum memadai, hal ini booklet dalam memberikan
sesuai dengan penelitian sebelumnya pendidikan kesehatan dengan hasil
terdapat 66,7% responden yang terdapat pengaruh yang signifikan
mempunyai pengetahuan kurang dan terhadap peningkatan pengetahuan
responden yang memiliki remaja mengenai personal hygiene
pengetahuan baik sekitar 5,6% saat menstruasi. Ngestiningrum et al.
(Nur’aini 2016). (2017) dalam hasil penelitiannya
Studi pendahuluan yang peneliti melaporkan bahwa terdapat pengaruh
lakukan terhadap 10 siswi SMP NU metode index card match dan
Ma’arif 1 Purwokerto, diperoleh 2 ceramah dalam meningkatkan
orang memiliki pengetahuan baik, 4 pengetahuan, sikap dan perilaku
orang pengetahuannya cukup, dan 4 remaja tentang personal hygiene saat
orang pengetahuannya kurang, tetapi menstruasi. Selain itu ada juga
rerata nilai sikap masing-masing penelitian lain tentang pendidikan
siswi masih negatif dalam hal kesehatan dengan komik seperti
personal hygiene saat menstruasi. penelitian yang dilakukan oleh
Hasil studi pendahuluan di MT’s N 1 Safitri (2015) tentang pengaruh
Banyumas yaitu 4 siswi mempunyai komik menstruasi terhadap kesiapan
pengetahuan kurang, 3 siswi menarche siswi SD Kecamatan
mempunyai pengetahuan cukup dan Mrebet Kabupaten Purbalingga.
3 siswi mempunyai pengetahuan
Pendidikan kesehatan yang kuesioner sikap diuji validitas dan
digunakan dalam memberikan reliabilitas kembali dengan skor
informasi juga bisa menggunkan Cronbach Alpha 0,689. Analisis data
komik. Komik merupakan bentuk bivariat menggunakan uji Wilcoxon, t
media komunikasi visual berbentuk test berpasangan, t-test tidak
cerita atau gabungan gambar dan berpasangan, dan Mann-Whitney.
tulisan untuk menyampaikan
informasi yang mudah dimengerti HASIL PENELITIAN
(Waluyanto 2005). Keuntungan
Tabel 4.1 Karakteristik Responden
komik daripada media lain yaitu
Berdasarkan Usia pada Kelompok
lebih mempermudah pembaca dalam Intervensi (n=31) dan Kelompok Kontrol
mengartikan suatu informasi, (n=31)
memotivasi siswa selama proses
belajar mengajar, meningkatkan
keinginan membaca khususnya
mereka yang tidak suka membaca
dan lebih disenangi oleh kalangan
remaja. Hal ini menunjukkan bahwa
komik lebih cocok digunakan Berdasarkan tabel 4.1 usia minimum
sebagai media pembelajaran bagi pada kelompok intervensi dan
remaja (Ambaryani & Airlanda kontrol yaitu 12 tahun dan usia
2017; Lestari et al. 2009). maksimumnya 14 tahun dengan nilai
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti median masing-masing kelompok
ingin mengetahui “apakah terdapat yaitu 12 tahun dan 13 tahun. Hasil
pengaruh pendidikan kesehatan uji homogenitas usia yaitu p=0,840
dengan media komik terhadap yang menunjukkan bahwa tidak
pengetahuan dan sikap remaja terdapat perbedaan antara kedua
tentang personal hygiene saat kelompok (keduanya homogen).
menstruasi?”
Tabel 4.2 Karakteristik Responden
METODE PENELITIAN Berdasarkan Pendidikan Ibu pada
Kelompok Intervensi (n=31) dan
Penelitian ini menggunakan true Kelompok Kontrol (n=31)
eksperimen pre and posttest with
control group design. Penelitian ini
dilakukan di SMP Maarif NU 1
Purwokerto dan MT’s Negeri 1
Banyumas yang dimulai dari tanggal
23 Januari sampai 28 Januari 2019.
Pengambilan sampel menggunakan
simple random sampling sesuai
kriteria inklusi. Jumlah sampel dalam
penelitian ini 31 responden pada Berdasarkan tabel 4.2 menunujkkan
masing-masing kelompok. Instrumen bahwa pendidikan ibu pada
penelitian ini menggunakan kelompok intervensi dan kontrol
kuesioner pengetahuan dan sikap. mayoritas SMA sebanyak 15 orang
Kuesioner sikap diadopsi dari (48,4%) dan 9 orang (45,2%). Hasil
penelitian Nur’aini (2016) dan uji homogenitas menujukkan nilai
p=0,073 yang berarti tidak ada Berdasarkan tabel 4.9 hasil uji t-test
perbedaan pendidikan ibu pada tidak berpasangan yaitu nilai
kelompok intervensi dan kelompok signifikansi sebesar p=0,975 yang
kontrol (homogen). menunjukkan tidak terdapat
perbedaan skor prettest pengetahuan
Tabel 4.6 Perbedaan Pengetahuan kelompok intervensi dan kontrol
Sebelum dan Sesudah pada Kelompok
Intervensi dan Kelompok Kontrol
dengan nilai mean 8,58 dan 8,03.
Hasil uji Mann-Whitney
menunjukkan nilai median posttest
pengetahuan yaitu 11 pada kelompok
intervensi dan 8 pada kelompok
kontrol dengan nilai signifikansi
sebesar p=0,000 yang berarti
terdapat perbedaan skor posttest
pengetahuan kelompok intervensi
dan kontrol.
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan Tabel 4.10 Perbedaan Skor Pretest dan
pengetahuan sebelum dan sesudah Posttest Pengetahuan pada Kelompok
Intervensi dan Kelompok Kontrol
perlakuan pada kelompok intervensi
dengan hasil p=0,000. Sedangkan
pada kelompok kontrol didperoleh
nilai p=0,289 yang menunjukkan
tidak terdapat perbedaan
pengetahuan sebelum dan sesudah
tanpa perlakuan.

Tabel 4.8 Perbedaan sikap sebelum dan Berdasarkan tabel 4.10 hasil uji t-test
sesudah pada kelompok intervensi dan tidak berpasangan yaitu nilai
kelompok kontrol signifikansi sebesar p=0,539 yang
menunjukkan tidak terdapat
perbedaan skor prettest sikap
kelompok intervensi dan kelompok
kontrol dengan nilai mean 66,03 dan
63,06. Hasil uji Mann-Whitney
menunjukkan nilai median posstest
Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan sikap pada kelompok intervensi yaitu
bahwa terdapat perbedaan sikap 73 sedangkan peda kelompok kontrol
sebelum dan sesudah perlakuan pada 62, sehingga terdapat perbedaan skor
kelompok intervensi dengan hasil posttest sikap kelompok intervensi
p=0,000. Sedangkan pada kelompok dan kelompok kontrol dengan nilai
kontrol didperoleh nilai p=0,636 signifikansi sebesar p=0,000.
yang menunjukkan tidak terdapat
PEMBAHASAN
perbedaan sikap sebelum dan
sesudah tanpa perlakuan. Usia responden pada kedua
Tabel 4.9 Perbedaan Skor Pretest dan
kelompok berada pada rentang usia
Posttest Pengetahuan pada Kelompok 12 – 14 tahun baik kelompok
Intervensi dan Kelompok Kontrol intervensi dan kelompok kontrol.
Pada usia 12 – 14 tahun responden
sudah mengalami menstruasi. pendidikan ibu pada kedua kelompok
Penelitian Kurniawati (2014) juga homogen atau setara. Variabel
menunjukan usia responden yang pendidikan ibu yang homogen
telah mengalami menstruasi berada menunjukkan bahwa tidak ada
pada rentang usia 12-14 tahun. perbedaan, sehingga variabel
Usia dapat mempengaruhi pemikiran pendidikan ibu tidak menjadi
seseorang, seiring bertambahnya usia perancu hasil penelitian.
maka interakasi seseorang dengan Hasil uji Wilcoxon menunjukkan
lingkungan meningkat sehingga nilai signifikansi p=0,000 yang
pengetahuan yang didaptakan juga berarti terdapat perbedaan
akan bertambah (Budiman & pengetahuan sebelum dan sesudah
Riyanto 2013). Penelitian ini diberikan pendidikan kesehatan
menunjukkan nilai uji homogenitas dengan media komik pada kelompok
pada usia yaitu p=0,840. Hal ini intervensi.
menunjukkan bahwa karakteristik Peningkatan pengetahuan dapat
usia antara kelompok intervensi dan dilihat dari nilai mean yaitu 8,58
kelompok kontrol homogen atau menjadi 10,84. Hal ini didukung
setara. Sehingga tidak ada perbedaan dengan hasil penelitian Kartika
usia antara kedua kelompok. (2016) yaitu nilai p=0,000 yang
Karakteristik pendidikan ibu dalam diartikan bahwa terdapat peningkatan
penelitian ini sebanyak 24 orang pengetahuan sebelum dan sesudah
(38,7%) mayoritas berpendidikan diberikan media komik tentang
SMA. Hal ini didukung oleh hasil pubertas.
penelitian Nuryanto (2014) dimana Hasil penelitian ini menunjukkan
pendidikan terakhir ibu mayoritas nilai p pada kelompok kontrol yaitu
SMA sebanyak 32 orang (45,5%) p=0,289 yang berarti tidak terdapat
pada kelompok intervensi dan perbedaan pengetahuan sebelum dan
kontrol. sesudah tanpa perlakuan pada
Pengetahuan anak dapat dipengaruhi kelompok kontrol. Hasil penelitian
oleh tingkat pendidikan ibu. Tingkat Nurzaman (2018) menunjukkan
pendidikan ibu yang semakin tinggi bahwa tidak terdapat peningkatan
maka diharapkan dapat memberikan pengetahuan pada kelompok kontrol
pengetahuan dan informasi yang tanpa perlakuan dengan nilai
cukup bagi seorang anak, sehingga p=0,056.
dengan meningkatnya pengetahuan Pada kelompok intervensi terdapat
anak dapat mempengaruhi sikap peningkatan skor pengetahuan
yang positif (Puspitasari, Sudargo, & sebelum dan sesudah diberikan
Gumayanti 2011). Tingkat media komik. Hal ini dikarenakan
pendidikan ibu yang tinggi bukan adanya proses perubahan
berarti pengetahuan setiap anak juga pengetahuan yaitu tahu (know)
meningkat, hal ini sesuai dengan dimana sesorang mengetahui sesuatu
faktor yang mempengauhi yang telah dipelajari, memahami
pengetahuan seperti pendidikan (comprehention) berarti dapat
kesehatan, pengalaman, lingkungan menjelaskan kembali informasi yang
dan informasi. Hasil penelitian ini diperoleh, aplikasi (application)
menunjukkan nilai p pada yaitu mampu menerapkan suatu hal
karakteristik responden pendidikan yang telah dipelajari dalam
ibu yaitu p=0,073 yang berarti kenyataan, analisis (analysis) yaitu
mampu menganalisis informasi yang dan sesudah tanpa perlakuan dengan
diperoleh, sintesis (synthesis) yaitu nilai p=0,184.
mampu menyusun meringkas Pada kelompok intervensi terdapat
informasi-informasi yang diperoleh, peningkatan skor sikap sebelum dan
dan evaluasi (evaluation) yaitu dapat sesudah diberikan media komik,
kemampuan menilai suatu informasi tetapi tidak terdapat peningkatan
yang diperoleh (Notoadmojo 2012). skor sikap sebelum dan sesudah
Pada kelompok kontrol tidak tanpa perlakuan pada kelompok
terdapat peningkatan pengetahuan kontrol. Hal ini dikarenakan pada
sebelum dan sesudah tanpa kelompok kontrol tidak diberikan
perlakuan. Hal ini dikarenakan tidak media komik.
diberikan komik pada kelompok Menurut Mariyaningsih (2018) sikap
kontrol. Pada kelompok kontrol responden setelah diberikan
media komik diberikan setelah perlakuan dengan media komik
posttest yang dapat mengakibatkan terjadi peningkatan karena responden
responden tidak banyak memiliki mampu menangkap hal positif yang
informasi sehingga tidak didapatkan dari media komik. Hal ini
menunjukkan adanya peningkatan sesuai dengan pernyataan Fitriani
pengetahuan sebelum dan sesudah (2011) yang menyatakan bahwa
tanpa perlakuan. sikap mempunyai 4 tingkatan yaitu
Hasil uji t test berpasangan menerima (receiving) berarti mampu
menunjukkan nilai signifikansi memperhatikan rangsangan yang
p=0,000 yang berarti terdapat diberikan, merespon (responding)
perbedaan sikap sebelum dan yaitu apabila diberikan pertanyaan
sesudah diberikan pendidikan mampu memberikan jawaban,
kesehatan dengan media komik pada menghargai (valuting) berarti dapat
kelompok intervensi. Peningkatan menerima ide yang berbeda dari
sikap dapat dilihat dari nilai median orang lain dan bertanggung jawab
yaitu 65 menjadi 73. Hal ini sejalan (responsible) ialah mampu
dengan hasil penelitian mempertanggungjawabkan suatu hal
Mariyaningsih (2018) dengan nilai yang telah dipilih.
signifikansi p=0,000 yang Hasil penelitian menunjukkan nilai
menunjukkan adanya peningkatan p=0,975 (p>0,05) yang berarti tidak
sikap sebelum dan sesudah diberikan terdapat perbedaan skor pretest
pendidikan kesehatan dengan komik pengetahuan antara kelompok
tentang tablet darah dan anemia pada intervensi dan kontrol.
kelompok intervensi. Hasil penelitian ini juga
Hasil penelitian ini juga menunjukkan nilai signifikansi
menunjukkan nilai signifikansi p=0,000 yang berarti terdapat
p=0,339 yang berarti tidak terdapat perbedaan skor posttest pengetahuan
perbedaan sikap sebelum dan antara kelompok intervensi dan
sesudah diberikan media komik pada kelompok kontrol. Perbedaan skor
kelompok kontrol. Hasil penelitian pengetahuan pada kelompok
ini sesuai dengan penelitian intervensi lebih besar dibandingkan
Nurzaman (2018) yang menunjukkan kelompok kontrol yaitu dengan nilai
bahwa pada kelompok kontrol tidak mean masing-masing kelompok
terdapat peningkatan sikap sebelum 10,84 dan 7,71. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pendidikan
kesehatan dengan media komik dapat kelompok yang tidak diberikan
mempengaruhi pengetahuan pada intervensi. Pemberian intervensi
kelompok intervensi daripada memberikan manfaat untuk remaja
kelompok kontrol. supaya sikap yang diperoleh menjadi
Penelitian Nurzaman (2018) juga lebih baik kearah yang lebih positif.
mendukung penelitian ini yang
menunjukkan nilai signifikansi
sebesar p=0.002 (p<0,05) yang KESIMPULAN DAN SARAN
berarti terdapat perbedaan skor
KESIMPULAN
posttest pengetahuan pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol. 1. Usia responden yaitu 12 tahun
Perbedaan pengetahuan skor posttest pada kelompok intervensi dan
antara kelompok intervensi dan berusia 13 tahun pada kelompok
kontrol disebabkan adanya kontrol dengan pendidikan
pemberian media komik yang dapat terakhir ibu responden mayoritas
meningkatkan pengetahuan siswi SMA.
tentang personal hygiene, dimana 2. Terdapat perbedaan pengetahuan
media komik sangat disenangi oleh sebelum dan sesudah diberikan
kalangan remaja sehingga dapat pendidikan kesehatan pada
meningkatkan pengetahuan (Arif kelompok intervensi dan tidak
2011). terdapat perbedaan pengetahuan
Hasil penelitian menunjukkan nilai pada kelompok kontrol.
p=0,539 (p>0,05) yang berarti tidak 3. Terdapat perbedaan sikap
terdapat perbedaan skor pretest sikap sebelum dan sesudah diberikan
antara kelompok intervensi dan pendidikan kesehatan pada
kontrol. Hasil penelitian ini juga kelompok intervensi dan tidak
menunjukkan nilai signifikansi terdapat perbedaan sikap pada
p=0,000 yang berarti terdapat kelompok kontrol.
perbedaan skor posttest sikap antara 4. Terdapat perbedaan skor posttest
kelompok intervensi dan kelompok pengetahuan kelompok intervensi
kontrol. Perbedaan skor sikap pada dan kontrol.
kelompok intervensi lebih besar 5. Terdapat perbedaan skor posttest
dibandingkan kelompok kontrol sikap kelompok intervensi dan
yaitu dengan nilai mean masing- kontrol.
masing kelompok 72,13 dan 62,81.
Hal tersebut menunjukkan bahwa SARAN
pendidikan kesehatan dengan media Penelitian selanjutnya dapat
komik mempengaruhi sikap pada dilakukandengan menggabungkan
kelompok intervensi daripada media komik dengan media lainnya,
kelompok kontrol. seperti video atau yang lainnya.
Penelitian Kartika (2016) juga
menunjukkan terdapat peningkatan DAFTAR PUSTAKA
skor posttest sikap dari 9,89 menjadi
12,19 dengan nilai p=0,000. Arief, S. & Sadiman. 2011, Media
Hasil penelitian ini menunjukkan pendidikan: pengertian,
adanya perbedaan yang signifikan pengembangan dan
antara rerata sikap pada kelompok pemanfaatannya, Rajawali
yang diberikan intervensi dengan Press, Jakarta.
Ambaryani, & Airlanda, G.S. 2017, Maulana, H.D.J, 2009, Promosi
‘Pengembangan media komik kesehatan, EGC, Jakarta.
untuk efektifitas dan Mariyaningsih, D. 2008, ‘Pengaruh
meningkatkan hasil belajar pendidikan kesehatan dengan
kognitif materi perubahan media komik terhadap
lingkungan fisik’, Jurnal pengetahuan dan sikap siswa
Pendidikan Surya Edukasi, vol. tentang tablet tambah darah
3, no. 1, pp. 19-28. dan anemia di SMPN 2
Budiman & Riyanto, A. 2013, Sragen’, Skripsi, Fakultas Ilmu
Kapita selekta kuesioner Kesehatan Universitas
pengetahuan dan sikap dalam Muhammadiyah Surakarta,
penelitian kesehatan, Salemba Surakarta.
Medika, Jakarta, pp. 66-69. Ngestiningrum, A.H., Nuryani &
Departemen Kesehatan RI. 2014, Setiyani, A. 2017, ‘Efektifitas
Peraturan Menteri Kesehatan metode index card match dan
Republik Indonesia Nomor 5, ceramah dalam meningkatkan
Depkes RI, Jakarta, pp. 441- pengetahuan, sikap, dan
448. perilaku personal hygiene saat
El-Mowafy, R.I., Moussa, M.M.M., menstruasi pada remaja’,
& El-Ezaby, H.H. 2014, Jurnal Elektronik, vol. 7, no. 2,
‘Effect of health education 114-120.
program on knoledge and Notoadmojo, S. 2012, Promosi
practices about menstrual kesehatan dan perilaku
hygiene among adolescents kesehatan. Edisi Revisi.
girls at orphanage home’, IOSR Jakarta: Rineka Cipta.
Journal of Nursing and Health Nur’aini. 2016, ‘Pengaruh
Science, vol. 3, no. 1, pp. 48- pendidikan kesehatan dengan
55. booklet terhadap pengetahuan
Fitriani, S. 2011, Promosi kesehatan, dan sikap menstrual hygiene
Graha Ilmu, Yogyakarta. pada siswi di SD 1 Al-Falah 1
Kartika, A.D. 2016, ‘Efektivitas Jakarta’, Skripsi, Jurusan
penggunaan media komik Keperawatan Fakultas
terhadap peningkatan Kedokteran dan Ilmu
pengetahuan dan sikap siswi Kesehatan Universitas Islam
tentang pubertas’, Skripsi, Negeri Syarif Hidayatullah,
Program Studi Kesehatan Jakarta.
Masyarakat Universitas Nuryanto, M. 2014, ‘Pengaruh
Muhammadiyah Pontianak, pendidikan gizi melalui komik
Pontianak. gizi seimbang terhadap
Kurniawati, A.A. 2014, ‘Perbedaan pengetahuan dan sikap pada
pengaruh media pendidikan siswa SDN Bendungan di
kesehatan leaflet dengan short Semarang’, Jurnal Kesehatan,
message service (sms) terhadap vol. 3, no. 4, pp 925-932.
pengetahuan dan sikap remaja Nurzaman, H. 2018, ‘Efektivitas
putri tentang personal komik pergaulan islami
hygiene’, Skripsi, Program terhadap pengetahuan dan
Pascasarjana Universitas sikap mencegah perilaku
Sebelas Maret, Surakarta. seksual pranikah pada siswa
SMP X di Banyumas’, Skripsi, Sarwono. 2007, Ilmu kandungan.
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Yayasan Bina Pustaka
Universitas Jenderal Sarwono Prawirohardjo,
Soedirman, Purwokerto. Penerbit Tridasa Printer,
Priya, H.S., Nandi, P, Seetharaman, Jakarta.
N, Ramya, M.R., Nishanthini, Sinaga, E., Saribanon, N., Sa’adah,
N. & Lokeshmaran, A. 2017, S.N., Salamah, U., Murti, Y.A.,
‘A study of menstrual hygiene Trisnamiati, A. & Lorita, S.
and related personal hygiene 2017, Manajemen kesehatan
practices among adolescent reproduksi, Universitas
girls in rural Peducherry’, Nasional, Jakarta.
International Journal of Tarwoto dan Wartonah. 2010,
Community Medicine and Kebutuhan dasar manusia dan
PublicHealth, vol. 4, no. 1, pp. proses keperawatan, Salemba
2348-2355. Medika, Jakarta.
Puspitaningrum, 2012, Praktik Waluyanto, H.D. 2005, ‘Komik
perawatan organ genitalia sebagai media komunikasi
eksternal pada anak usia 10-11 visual pembelajaran’,
tahun yang mengalami NIRMANA, vol. 7, no. 1, pp.
menarche dini di sekolah dasar 45-55.
Kota Semarang, Jurnal
Promosi Kesehatan Indonesia,
vol. 7, no. 2, pp. 126-135.
Ristiana, N. 2016, ‘Faktor yang
berhubungan dengan praktik
personal hygiene organ
genitalia eksterna pada
santriwati di Pondok Pesantren
Al-Uswah’ Skripsi, Jurusan
Ilmu Kesehatan Universitas
Negeri Semarang, Semarang.
Safitri, L. 2015, ‘Pengaruh komik
menstruasi terhadap kesiapan
menarche siswi SD Kecamatan
Mrebet Kabupaten
Purbalingga’, Skripsi, Fakultas
Ilmu-Ilmu Kesehatan Jurusan
Keperawatan UNSOED,
Purwokerto.

Você também pode gostar