Você está na página 1de 19

1.

MENDESAIN DAN MEMBUAT POLA JURNAL KHUSUS PENJUALAN PADA


HOTEL SEBAGAI LAPORAN YANG DIHASILKAN

Proses akuntansi dimulai dari pencatatan bukti transaksi ke dalam jurnal umum,
kemudian posting ke dalam rekening buku besar. Proses tersebut berjalan terus menerus
sepanjang tahun buku. Kegiatan semacam itu dapat dilakukan hanya untuk transaksi
keuangan yang memiliki frekuensi tidak sering terjadi dan jumlah bukti transaksinya pun
tidak banyak. Apabila transaksi yang sejenis memiliki frekuensi dalam kategori sering terjadi
dan jumlah transaksinya banyak, cara posting seperti dikemukakan pada pembahasan jurnal
umum tidak lagi efisien dan kurang praktis. Kondisi ini biasanya terjadi pada perusahaan
besar ataupun satuan usaha yang mulai berkembang pesat.
Oleh karena itu, bertolak dari jurnal umum yang biasanya digunakan untuk mencatat
transaksi sejenis dalam jumlah frekuensi yang cukup sering, dapat dibuatkan jurnal yang
mempunyai bentuk khusus. Jurnal tersebut sering dinamakan jurnal khusus. Transaksi-
transaksi yang dapat dicatat dalam jurnal khusus misalnya transaksi penerimaan kas, transaksi
pengeluaran kas, transaksi penjualan kredit, dan transaksi pembelian kredit. Setelah
pencatatan dalam jurnal khusus tersebut selanjutnya diposting ke dalam rekening buku yang
dilakukan secara periodik, biasanya setiap bulan sekali.
Secara umum jurnal khusus dalam akuntansi terdiri atas:
1. Jurnal penjualan barang dagangan, untuk mencatat transaksi penjualan barang dagangan
yang dilakukan secara kredit.
2. Jurnal pembelian barang dagangan, untuk mencatat transaksi pembelian barang dagangan
yang dilakukan secara kredit.
3. Jurnal penerimaan kas, untuk mencatat semua transaksi penerimaan kas atau uang tunai.
4. Jurnal pengeluaran kas, untuk mencatat semua transaksi pengeluaran kas atau uang tunai.
5. Jurnal umum, untuk mencatat semua transaksi yang tidak dapat dicatat ke dalam keempat
jurnal di atas.

Penggunaan jurnal khusus ini mempunyai beberapa keuntungan antara lain:


1. Memungkinkan Pembagian Pekerjaan
Jurnal khusus yang ditangani oleh satu orang sehingga terjadi spesialisasi pekerjaan, yakni
setiap transaksi yang sejenis dicatat oleh satu atau sekelompok orang ke dalam satu buku
jurnal khusus.
2. Memudahkan pemindahbukuan ke buku besar
Pemindahbukuan dari jurnal khusus ke buku besar biasanya dilakukan secara periodik
misalnya tiap satu bulan, yaitu pada akhir bulan.
3. Memungkinkan kontrol internal yang lebih baik.
Karena dikerjakan oleh petugas tertentu, setiap jurnal khusus menjadi tanggung jawab
bagi satu orang petugas, hal ini akan memudahkan kontrol terhadap buku jurnal tersebut.

A. JURNAL KHUSUS PENJUALAN PADA HOTEL

Dalam setiap periode akuntansi, siklus akuntansi akan diawali dengan pencatatan
transaksi berakhir dengan post-closing trial balance. Proses akuntansi bisa dilakukan secara
manual ataupun menggunakan aplikasi komputer. Beberapa transaksi penting dalam operasi
hotel, yaitu :

1. Penjualan produk dan jasa, untuk efisiensi dan mempermudah pekerjaan bagian
akuntansi-transaksi harian penjualan produk dan jasa dicatat dalam buku khusus
penjualan, diakhir periode akuntansi baru dibuatkan jurnal khusus penjualan.
2. Penerimaan kas dan pengeluaran kas (cash disbursement), merupakan transaksi dari
penagihan dan penjualan tunai harian dimana hasil penagiahn, penjualan tunai dan
pengeluaran kas harian dicatat dalam buku khusus yang disebut dengan buku kas dan
bank.
3. Pembelian produk dan jasa, untuk efisiensi dan mempermudah pekerjaan bagian
akuntansi, transaksi harian pembelian produk dan jasa dicatat buku khusus pebelian,
diakhir periode akuntansi dibuatkan jurnal khusus pembelian.
4. Payroll, karena dihotel terdiri dari beberapa departemen maka bagian personalia
membuat rekapitulasi daftar gaji, upah dan Pph 21 sesuai dengan departemen dimana
karyawan tersebut bekerja.

Dasar akuntasi untuk usaha hotel menggunakan double-entry bookkeeping, dimana


setiap entry data harus ada yang sama dan yang berlawanan sehingga hasilnya akan sama.

1. Journal entry, mencatat perubahan neto setiap akun yang mempengaruhi saldo debet
dan kredit.
2. General ledger, mencatat pengelompokan secara kolektif dari akun individual.
3. Trial balance, menunjukan daftar saldo akun dalam suatu periode.
4. Financial Statement, menggambarkan posisi keuangan usaha yang biasanya disiapkan
pada akhir periode akuntansi, bisa secara bulanan atau tahunan.

Jurnal penjualan adalah jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi-transaksi


penjualan barang dagang secara kredit. Dengan demikian bila perusahaan menjual barang
dagang secara kredit maka pencatatan transaksinya dilakukan pada jurnal penjualan.
Transaksi keuangan yang dicatat dalam jurnal penjualan merupakan semua transaksi
keuangan penjualan barang dagang yang dilakukan secara kredit dengan demikian dalam
jurnal penjualan tidak menampung pencatatan transaksi penjualan barang dagang tunai,
pembelian dan sebagainya.

B. JURNAL PENJUALAN

Semua penjualan hotel setelah dirinci akan dibukukan pada jurnal penjualan. Jurnal
ini menjadi tanggung jawab fungsi yang menangani penjualan hotel atau income auditor.
Oleh karena itu, kebenaran dan penyampaiannya dilakukan oleh income auditor. Pada jurnal
penjualan yang merupakan transaksi kredit adalah:

1. Penjualan jasa/produk seperti kamar, makanan, minuman, spa dan jasa-jasa lain.

2. Utang jasa layanan (service charge).

Hotel sebagai usaha jasa memungut jasa layanan sebesar 10% dari penjualan pada tamu.
Jasa layanan ini merupakan hak karyawan hotel yang dibebankan ke rekening tamu dan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hotel dalam hal ini hanya bertugas sebagai wajib
pungut. Jasa layanan ini merupakan utang hotel kepada karyawan yang pada gilirannya
akan didistribusikan kepada karyawan.

3. Pajak pembangunan I (PpbI). Hotel membebankan pajak pembangunan I yang merupakan


salah satu sumber pendapatan pemerintah. Hotel membebankan pajak pembangunan I ke
rekening tamu sebesar 11% dari penjualan jasa/produk hotel. Seperti halnya pada jasa
layanan, hotel hanya berfungsi sebagai wajib pungut pajak pembangunan I yang pada
gilirannya akan dibayarkan kepada pemerintah. Jadi, pajak pembangunan I merupakan
utang hotel kepada pemerintah sehingga dicatat pada bagian kredit pada jurnal penjualan.
4. Penjualan yang diterima terlebih dahulu. Hotel juga menerima penjualan yang diterima di
lebih dahulu dari tamu. Lazimnya, tamu memberikan uang muka untuk jasa kamar yang
akan digunakan di masa yang akan datang. Uang muka ini merupakan penjualan yang
diterima lebih dahulu karena jasa kamar belum dinikmati oleh tamu. Uang muka lazim
pula dibayarkan untuk pesta perjamuan sebagai tanda jaminan bahwa tamu akan
melaksanakan pesta yang dimaksud di masa yang akan datang.

Pada sisi debet jurnal penjualan, dibukukan transaksi berikut:

1. Piutang dagang. Ketika tamu meninggalkan hotel (check out) dan menyelesaikan dengan
kartu kredit atau dibebankan ke lembaga (kantor tempat bekerja, agen perjalanan, dan
lembaga lain), transaksi ini akan dikelompokkan sebagai piutang dagang atau biasa juga
disebut city ledger.
2. Rekening tamu. Semua transaksi yang dibebankan ke rekening tamu merupakan piutang
hotel. Usia piutang ini sangat pendek, tetapi harus selalu dimonitor oleh manajemen hotel
untuk tujuan pengendalian.
3. Piutang lain-lain seperti paid-out, piutang karyawan, dan lainnya. Khusus untuk paid-out
bila jumlah dan frekuensi yang terjadi signifikan, maka harus dikendalikan oleh
manajemen. Artinya pada jurnal penjualan harus dicantumkan kolom khusus untuk paid-
out.

Untuk mendapatkan visualisasi jurnal penjualan, gambar di bawah dapat dikaji


sebagai contoh isian jurnal penjualan. (angka yang disajikan hanya ilustrasi).

Jurnal penjualan seperti jurnal khusus yang lain dilengkapi secara kronologis, dengan
bukti transaksi yang utuh. Artinya, untuk penjualan kamar, dokumen pendukung dari tiga
sumber yang berlaku yaitu penjualan kamar dari kantor depan, laporan kamar terhuni dari tata
graha dan penjualan kamar dari D card report oleh night auditor.
Pada setiap akhir periode jurnal penjualan ini ditutup dengan penyiapan ringkasan
melalui sistem voucher. Dengan kata lain, voucher jurnal penjualan disiapkan tiap akhir
periode untuk menutup dan meringkas jurnal penjualan. Perputaran penjualan di hotel terjadi
relatif cepat, walaupun dalam jumlah nominal yang relatif kecil.

Secara sederhana, kaitan antara akun-akun dalam siklus penjualan hotel digambarkan
dalam bagan T-account berikut:

Penjualan Tunai Saldo Awal Berbagai transaksi


Penjualan Kredit Penjualan Tunai Kas Keluar
Penagihan Piutang

Piutang Usaha

Penjualan Tunai Penjualan Kredit Penagihan Piutang


Penjualan Kredit Saldo Akhir

Penjualan Tunai
Penjualan Kredit

Oleh karena itu, diperlukan sistem pengendalian penjualan yang memadai. Jurnal
penjualan merupakan salah satu dokumen akuntansi yang membantu menelusuri penjualan
harian hotel. Jurnal penjualan di hotel ditangani khusus oleh fungsi yang menangani
penjualan, yang biasanya disebut Income Auditor.
Sumber data atau dokumen pendukung untuk melengkapi jurnal penjualan ini berasal
dari kantor depan seperti rekapitulasi penjualan kamar, tata graham seperti room count sheet
dan turn down report, restoran dan bar seperti rekapitulasi penjualan, kasir kantor depan
seperti laporan penerimaan kas, dan penjualan lain seperti laporan penjualan.
Seperti halnya pada jurnal khusus lainnya, pada jurnal penjualan prinsip dasar
akuntansi seperti debet = kredit berlaku. Pada jurnal penjualan debet adalah piutang,
sedangkan kredit adalah penjualan. Fungsi pengendalian internal dan internal cek oleh fungsi
Income Auditor biasanya dilakukan bila terjadi perbedaan laporan antara fungsi kantor depan
dengan tata graham, dan perbedaan laporan antara kas yang seharusnya disetor dengan
jumlah kas yang sebenarnya disetor oleh kasir (kasir kantor depan dan kasir outlet).
Hal yang perlu dicatat dalam jurnal penjualan:
1) Catatlah tanggal transaksi
2) Catatlah nama debitur atau keterangan lainnya
3) Beri tanda check (v) yang menandakan bahwa transaksi dalam jurnal tersebut telah
dipindah bukukan ke buku besar pembantu
4) Catatkan syarat pembayaran
5) Catatlah jumlah transaksi sebagai penjualan dan piutang dagang

C. FORMAT JURNAL PENJUALAN


 Piutang Usaha (City ledger/Guest ledger)
 Penjualan Kamar (Rooms revenue)
 Hutang Jasa Pelayanan (Service charge)
 Hutang PHR (Government Tax)

Dalam industri hotel akun piutang usaha biasanya dibedakan antara tamu yang masih
aktif dan tamu yang sudah keluar (check out), untuk tamu yang masih aktif akan dicatat
dalam akun Guest Legder, dan setelah tamu keluar dari hotel tetapi tagihannya masih ada
yang mana tagihan ini menjadi beban dari pihak agen perjalanan, maka tagihan tersebut akan
dipindahkan ke akun City Ledger.

Adapun prosedur yang harus dilakukan saat penjualan kamar, makanan dan minuman
dan outlet lainnya, antara lain :
1. Pada akhir hari, semua kasir outlet memasukkan hasil penjualan beserta bukti
pendukung dan laporannya ke dalam ROF, kemudian menitipkan ROF pada front
office yang selanjutnya akan dicek oleh night audit.
2. Keesokan harinya, semua ROF diserahkan ke income audit yang akan melakukan
pengecekan ulang, kemudian menyerahkan hasil penjualan yang berupa tunai, seperti
uang, slip kartu kredit, bank note, traveler cheque pada general cashier.
3. General cashier akan mengecek kembali sesuai dengan laporan dari masing-masing
outlet, kemudian mencatat dalam buku kas, mengarsipkan laporan masing-masing
outlet sebagai bukti penerimaan kas dan menyimpan atau menyetorkan uang ke bank.
D. LAPORAN PENJUALAN HARIAN HOTEL
Laporan ini di siapkan oleh Income auditor. Laporan ini dapat dikatakan meyatukan
dan merangkum semua penjualan hotel dan didasarkan pada laporan penjualan yang
disiapkan oleh bagian yang menangani penjualan.
Income auditor berfungsi mengaudit semua pendapatan hotel agar sesuai dengan kebijakan
manajemen. Setelah proses audit semua penjualan hotel untuk harian dan tanggal tertentu
selesai, laporan penjualan harian disiapkan oleh income auditor. Dalam laporan ini di
cantumkan penjualan untuk
1. Penjualan jasa kamar. Penjualan jasa kamar dilaporkan pada laporan penjualan harian
setelah semua dokumen pendukung lengkap dan diisi dengan benar. Lengkap berarti
bahwa dokumen pendukung yang diperlukan sudah ada. Sebagai ilustrasi untuk penjualan
jasa kamar , dokumen yang harus ada adalah room count sheet, rekapitulasi penjualan
kamar, house keeper’s report dan D card Report. Benar berate bahwa data yang
dicantumkan pada room count sheet tidak bertentangan dengan house keeper’s report, dan
jumlah penjualan jasa kamar pada rekapitulasi penjualan kamar sama dengan jumlah
penjualan kamar pada D card report.
2. Penjualan makanan dan minuman. Pada laporan harian penjualan hotel, dicantumkan
penjualan makanan dan minuman untuk seluruh waktu tugas (shift) . Artinya penjualan
makanan di coffee shop dilaporkan untuk seluruh shift pada laporan harian penjualan
hotel. Pada sisi dokumen pendukung, laporan penjualan makanan untuk coffee shop dibuat
untuksetiap shift. Laporan penjualan makanan dan minuman dianggap benar apabila
jumlah penjualan yang dilaporkan oleh restoran sama dengan yang dilaporkan oleh night
audit pada D card report. Laporan yang disampaikan lengkap apabila disertai dokumen
pendukung, seperti nomor voucher / check telah berurutan dan dokumen order makanan
yang diperlukan.
3. Penjualan dari departemen lain. (minor operated departments ). Penjualan jasa dan produk
hotel yang digolongkan sebagai penjualan lain lain dan biasa di kategorikan sebagai
penjualan minor antara lain cucian, telepon, spa, taksi, dan sebagainya. Penjualan jasa jasa
ini dilaporkan ke income auditor melalui kasir kantor depan dan diteliti sebelumnya oleh
night auditor. Kebenaran dan keakuratan laporan penjualan ini harus diteliti lagi oleh
income auditor . Kebenaran di teliti lewat bukti transaksi pendukung penjualan minor ini
seperti voucher yang berurutan dan laporan disiapkan oleh department minor yang
disahkan oleh penyelia. Keakuratan laporan penjualan minor ini diyakinkan dengan
kesamaan antara jumlah yang tercantum dengan jumlah yang dibebankan ke rekening
tamu dan laporan tunai night auditor dan kasir kantor depan untuk penjualan tunai.

Pada laporan ini dapat dikaji bahwa manajemen memerlukan informasi penjualan
antara yang dicapai periode (bulan) ini dibandingkan dengan bulan lalu dan bulan yang sama
tahun lalu. Data penjualan yang disajikan dalam laporan penjualan harian ini akan
memberikan gambaran runut waktu pergerakan penjualan hotel. Dengan peyajian data
penjualan haria secara runut waktu, analisis dapat dilaksanakan di masa yang akan datang.

2. MENDESAIN DAN MEMBUAT POLA JURNAL KHUSUS PENERIMAAN KAS


PADA HOTEL SEBAGAI LAPORAN YANG DIHASILKAN
A. PERAN KAS PADA HOTEL

Kas merupakan akun yang penting dalam operasional suatu hotel, tanpa ditunjang
dengan kas yang memadai maka akan dapat mengganggu kelancaran aktivitas operasional
suatu hotel. Kas juga sebagai modal kerja yang sangat menunjang kelangsungan aktivitas
keseharian suatu hotel. Suatu hotel dalam operasionalnya memerlukan kas atau dana yang
tidak sedikit, dimana kas atau dana tersebut akan digunakan untuk membiayai semua
pengeluaran yang disediakan untuk fasilitas tamu selama menginap. Kas atau dana tersebut
baru bisa diperoleh kembali oleh manajemen hotel setelah tamu yang menginap atau
menggunakan fasilitas hotel sudah melakukan pembayaran. Hampir sebagian besar tamu
yang menggunakan agent atau biro perjalanan akan menunda pembayaran sampai mereka
selesai menggunakan fasilitas yang ada kecuali tamu yangdatang secara individu (walk in)
biasanya memberikan pembayaran dimuka sebagai uang muka (deposit). Penerimaan kas
operasi diperoleh dari penerimaan hasil penjualan tunai outlet, hasil penjualan di Front office
saat tamu check out dan hasil pengumpulan piutang dari agent perjalanan (biro perjalanan).

Contoh :

The Legend Hotel adalah sebuah hotel yang terletak di Denpasar. Hotel ini menjual
kamarjenis super deluxe dengan harga Rp 1.000.000 per malam. Setiap tamu yang menginap
sudahmendapatkan breakfast dengan harga Rp 100.000,-. Haga tersebut belum termasuk
governmenttax and service charge sebesar 21%.

Jurnal Penerimaan Kas :


1. Penjualan kamar serta makanan dan minuman
10401 AR Guest Ledger Rp 1.210.000
40101 Room revenue Rp 900.000
41105 Food revenue meal coupon Rp 100.000
20304 Service charge Rp 100.000
20301 Gevernment tax Rp 110.000
2. Penerimaan kas yang diterima Front office saat tamu check out
10203 Cash in Bank Rp 1.210.000
10401 AR Guest Ledger Rp 1.210.000
3. Reklasifikasi piutang usaha (jika tamu menggunakan travel agent), saat tamu check
out 10402 AR City Ledger Rp 1.210.000
10401 AR Guest Ledger Rp 1.210.000
4. Penerimaan kas atas pembayaran travel agent
10203 Cash in Bank Rp 1.210.000
10402 AR City Ledger Rp 1.210.000
5. Penerimaan uang muka (advance deposit)
10203 Cash in Bank Rp 1.210.000
20401 Deposit from Guest Rp 1.210.000

Setelah tamu yang memberi uang muka tadi check out, maka dibuat jurnal penyesuaian
sebagai berikut :

20401 Deposit from Guest Rp 1.210.000

10401 AR Guest Ledger Rp 1.210.000

B. BAGIAN YANG TERLIBAT PADA PROSEDUR PENERIMAAN KAS


HOTEL

Fungsi-fungsi yang terkait pada prosedur penerimaan kas pada sebuah hotel adalah
sebagai berikut:

1. Penjualan Kamar
a. Front office cashier, dimana bagian ini bisa dirangkap oleh bagian front office
yang bertugas menerima dan melaporkan setiap pembayaran tamu.
b. Night audit, bertanggung jawab atas kebenaran dan ketelitian pemasukan data
penjualan tunai kamar dalam satu hari dari masing-masing outlet.
c. Income audit, mempunyai tugas untuk mencocokkan semua hasil penjualan
tunai dan mengoreksi kembali pekerjaan night auditor.
d. General cashier, mempunyai tanggung jawab penuh atas semua penerimaan
penjualan kamar.
2. Penjualan makanan dan minuman
a. Cashier outlet, bertanggung jawab atas penerimaan pada masing-masing outlet
(outlet restaurant).
b. Night audit, bertanggung jawab atas kebenaran dan ketelitian pemasukan data
penjualan tunai makanan dan minuman dalam satu hari.
c. Income audit, mempunyai tugas untuk mencocokkan semua hasil penjualan
tunai makanan dan minuman dan mengoreksi kembali pekerjaan night auditor.
d. General cashier, mempunyai tanggung jawab penuh atas semua penerimaan
penjualan makanan dan minuman dalam satu hari.
3. Pengumpulan piutang dari travel agent
a. Account receivable, bertanggung jawab atas penyiapan tagihan dan penagihan
kepada tamu yang melakukan reservasi melalui agent.
b. Collector, bertanggung jawab atas penagihan piutang ke travel agent.
c. General cashier, mempunyai tanggung jawab penuh atas semua penerimaan
hasil pengihan yang dilakukan oleh collector dalam satu hari.
4. Penerimaan Uang Muka
a. Reservation, menerima reservasi dari tamu yang datang langsung atau melalui
travel agent.
b. Front office cashier, bertugas menerima dan melaporkan setiap pembayaran
tamu.
c. Night audit, bertanggung jawab atas kebenaran dan ketelitian pemasukan data
uang muka dalam satu hari.
d. Income audit, mempunyai tugas untuk mencocokkan semua hasil penerimaan
uang muka dari tamu dan mengoreksi kembali pekerjaan night auditor.
e. General cashier, mempunyai tanggung jawab penuh atas semua penerimaan
uang muka dalam satu hari.

C. DOKUMEN YANG DIGUNAKAN PROSEDUR PENERIMAAN KAS HOTEL


Setiap ada transaksi yang terjadi, tentunya harus didokumentasikan ke formulir
transaksi. Penggunaan dokumen ini adalah salah satu cara untuk membuat suatu transaksi
yang kemudian bisa digunakan sebagai bukti audit (audit trail) dari pihak yang independen.
Adapun dokumen yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Penjualan kamar
a. Guest Bill
b. Room Sales Recapitulation
c. Remittance of Fund
2. Penjualan Makanan dan Minuman
a. Restaurant and Bar Bill
b. Restaurant and Bar Summary of Sales
c. Remittance of Fund
3. Pengumpulan Piutang dari Agen
a. Guest Bill
b. Reservation Form
c. Agent Voucher
d. Invoice
e. Cash receipt
4. Penerimaan Uang Muka
a. Cash Receipt
b. Reservation Form

D. PROSEDUR PENERIMAAN KAS HASIL PENJUALAN KAMAR,


MAKANAN DAN MINUMAN DAN OUTLET LAINNYA

Pada gambar 7.1 tersaji prosedur penerimaan kas yang berasal dari penjualan kamar,
makanan dan minuman serta outlet lainnya, dengan narasi sebagai berikut:

1. Pada akhir hari, semua kasir outlet memasukkan hasil penjualan beserta bukti
pendukung dan pelaporannya ke dalam ROF, kemudian menitipkan ROF pada front
office, yang selanjutnya akan di cek oleh night audit.
2. Keesokan harinya, semua ROF diserahkan ke income audit yang akan melakukan
pengecekan ulang, kemudian akan menyerahkan hasil penjualan yang berupa tunai,
seperti uang, slip kartu kredit, bank note traveler cheque pada general cashier
3. General Cashier akan mengecek kembali sesuai dengan laporan masing-masing outlet,
kemudian mencatat dalam buku kas, mengarsipkan laporan masing-masing outlet
sebagai bukti penerimaan kas, dan menyimpan atau menyetor uang ke bank.

E. PROSEDUR PENERIMAAN KAS HASIL PENGUMPULAN PIUTANG DARI


AGEN
Gambar 7.2 menggambarkan prosedur penerimaan kas dari hasil pengumpulan
piutang dari agen, dengan narasi sebagai berikut:

1. Account Receivable, akan memantau umur piutang dari agen sesuai waktu jatuh
temponya, saat tiba waktunya untuk melakukan penagihan, Account Receivable akan
menyiapkan daftar penagihan piutang beserta bukti pendukungnya (invoice, guest bill,
agent voucher, dll), dan menyiapkan cash receipt.
2. Account Receivable, akan meminta persetujuan dari head department, kemudian akan
memberikan data tersebut kepada collector untuk melakukan penagihan kepada agen.
3. Hasil penagihan piutang akan diserahkan oleh collector pada general cashier, yang
akan mencatat pada penerimaan kas. Dan kemudian Collector akan menginformasikan
pada Account Receivable, yang mencatat pada kartu piutang agen.

F. PROSEDUR PENERIMAAN KAS UNTUK PEMBAYARAN UANG MUKA

Berikut penjelasan dari prosedur penerimaan kas yang berasal dari pembayaran uang
muka oleh tamu (tersaji pada gambar 7.3).

1. Suatu agen membayar uang muka untuk tamu-tamunya pada saat reservasi,
pembayaran uang muka tersebut akan diterima oleh front office cashier, dengan
membuatkan cash receipt dilampiri reservation form, kemudian melaporkannya pada
room sales recapitulation dan memasukkannya dalam ROF bersama-sama dengan
dokumen hasil penjualan kamar lainnya.
2. Agen tersebut akan menerima cash receipt asli, yang nantinya akan dipakai untuk
memperhitungkan kekurangan pembayarannya setelah tamu dari agen tersebut
menggunakan fasilitas hotel.
3. Pada esok harinya, General Cashier akan menerima uang muka tersebut dan
mencatatnya sebagai penerimaan kas. Kemudian General Cashier akan
menginformasikan pada Account Receivable akan adanya pembayaran uang muka
tersebut.

G. LAPORAN YANG DIHASILKAN PROSEDUR PENERIMAAN KAS

General Cashier Summary, yang merupakan laporan yang dibuat oleh general cashier
pada akhir periode yang berisi semua penerimaan kas.
DAFTAR PUSTAKA

Ariyanto, Dodik, Widanaputra, AAGP Sari, Maria M, Ratna Sari. 2018. Akuntansi Perhotel
(Pendekatan Sistem Informasi Berbasis Usali). Pekalongan: PT.NASYA EXPANDING
MANAGEMENT.
Suartini, Ni Made 2013 (https://dexsuar.wordpress.com/2013/12/25/akuntansi-perhotelan-
penerimaan-kas/). Diakses pada tanggal 5 Maret 2016
Widanaputra, AA. GP, dkk. 2009. Akuntansi Perhotelan Pendekatan Sistem Informasi.
Yogyakarta: Graha Ilmu

Você também pode gostar