Você está na página 1de 8

Artikel Ilmiah Fisika Medis (2017) / NRP: 01114440000107 1

Analisis Pengaruh Kapasitansi Terhadap


Aktivitas Mammae pada Siklus Menstruasi
dengan Capacitometer
Levina Almira, Harisma Nugraha, dan Endarko
Departemen Fisika, Fakultas Ilmu Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: endarko@gmail.com

Abstrak—Telah dilakukan penelitian mengenai hubungan yang didalamnya terdiri dari sel Aciner, jaringan lemak, sel
antara nilai kapasitansi dengan siklus mentruasi yang bertujuan plasma, sel otot polos dan pembuluh darah. Alveolus
untuk mengetahui adakah hubungan antara kapasitansi dengan merupakan unit terkecil yang memproduksi susu. Kumpulan
aktivitas mammae pada siklus menstruasi dan mengetahui
dari alveolus ini akan membentuk lobules, dari lobules yang
hubungan nilai kapasitansi terhadap aktivitas mammae pada
siklus menstruasi. Prinsip kerja pada penelitian ini, terletak pada berkumpul akan menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara.
Capacitometer. Capacitometer yang digunakan memiliki dua Ketika kondisi menyusui, ASI akan disalurkan dari alveolus
katoda, elektroda pertama untuk memberikan sinyal sinusoidal kedalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus
dengan tegangan dan frekuensi tertentu, sedangkan elektroda bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus
kedua sebagai penerima sinyal yang telah melewati suatu bahan laktiferus). Bagian kedua adalah areola. Areola dapat disebut
atau benda. Subjek pada penelitian ini adalah 9 volunteer dari
sebagai kalang payudara. Areola ini terletak mengelilingi
staff/ karyawan perempuan dari CTECH Labs EdWar
Technology dengan range usia 20 -40 tahun. Setiap volunteer ini putting susu dan berwarna kegelapan yang disebabkan oleh
akan melakukan scan breast sebanyak 4x, yaitu payudara bagian penipisan dan penimbunan pigmen pada kulitnya. Bagian
kanan dan kiri dengan katoda bawah dan samping. Pada ketiga adalah papilla. Papilla dapat disebut sebagai putting
penelitian ini, memiliki dua kesimpulan. Pertama, terdapat susu. Pada tempat ini terdapat lubang-lubang kecil yang
hubungan antara kapasitansi dengan aktivitas mammae pada merupakan muara salah satunya dari duktus laktiferus. Berikut
siklus menstruasi. Kedua, nilai kapasitansi memiliki hubungan
terhadap aktivitas mammae pada siklus menstruasi, yaitu pada
gambar anatomi payudara.[1]
nilai kapasitansi berada pada titik terendah saat siklus mentruasi
berada pada fase folikuler dan fertil serta nilai kapasitansi berada
pada titik tertinggi saat siklus menstruasi berada pada fase luteal.

Kata Kunci—Capacitometer, Kapasitansi, Menstruasi, Siklus.

I. PENDAHULUAN
Gambar 1. Anatomi payudara

M ENSTRUASI merupakan suatu proses alami yang akan


terjadi pada setiap perempuan. Biasanya seorang
perempuan akan mengalami menstruasi pertama (disebut
Salah satu yang mempengaruhi fisiologi payudara adalah
hormon. Akibat hormon ini payudara wanita akan mengalami
beberapa perubahan. Perubahan pertama adalah ketika masa
dengan menarche) ketika masa pubertas, sekitar umur 12-13
anak-anak yang mengalami masa pubertas sampai masa
tahun. Datangnya menstruasi ini menandakan bahwa organ
menopause. Perubahan kedua adalah sesuai dengan daur haid.
kandungan telah berfungsi dengan matang. Menstruasi
biasanya berlangsung selama lima sampai tujuh hari pada Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan menyusui.
setiap bulannya dengan periode 28 – 35 hari, hal ini biasa Pada system kerja hormone ini dijelaskan sesuai siklus
disebut dengan siklus menstruasi. Pada siklus menstruasi ini haidnya. Siklus haid ini terdiri dari 3 fase. Fase pertama yaitu
dipengaruhi oleh hormon estrogen, hormon progesterone, LH fase menstrusi, fase ini dimulai dari akhir fase luteal dan awal
dan FSH. Melalui hormon ini dapat diketahui aktivitas fase folikular. Kedua adalah fase proliveratif, fase ini dimulai
payudara. Selain itu aktivitas payudara ini juga dapat dilihat pada akhir fase folikuler. Fase folikuler sendiri merupakan fase
dari sifat kelistrikannya, yaitu melalui capacitometer. dimana ovum akan mengalami pematangan pada ovarium.
Capacitometer adalah suatu alat ukur kapasitansi pada suatu Terakhir adalah fase sekretori atau fase luteal. Pada siklus haid
bahan atau benda. Dari capacitometer ini akan didapatkan data
ini yang bekerja kurang lebih ada 4 hormon, yaitu hormone
kapasitansi dan impedansi pada payudara.
esterogen, progesterone, follicle stimulating hormone (FSH),
Secara anatomi payudara terdiri dari tiga bagian utama.
Bagian pertama adalah korpus. Korpus merupakan bagian dan luteinizing hormone (LH) [2].
payudara yang membesar. Korpus ini merupakan alveolus,
Artikel Ilmiah Fisika Medis (2017) / NRP: 01114440000107 2

Reseptor esterogen dan progesterone dipelajari secara sifat kapasitif, sedangkan sifat konduktivitas ditentukan dari
imunohistokimia menggunakan antibody monoclonal dengan permeabilitas selektif. Untuk jaringan payudara terdiri dari
spesifikasi antireseptor pada berbagai tahap siklus menstruasi. lemak dan granular. Untuk nilai permitivitas dan konduktivitas
Lokalisasi imunohistokimia diukur dengan intensitas pada payudara ini materi lemak juga memiliki nilai tersendiri.
pewarnaan dan distribusi jaringan ada epitel glandular, stroma Sehingga dapat dikatakan nilai permitivitas dan konduktivitas
dan myometrium. Konsentrasi maksimal esterogen dan pada payudara ini berbeda-beda tergantung penyusunnya [5].
progesterone terjadi pada fase proliferative pertengahan Dalam penelitian sebelumnya, hubungan siklus haid
hingga akhir siklus menstruasi. Kandungan esterogen akan dengan sifat dielektrik diteliti menggunakan sistem EIT. Pada
menurun sepanjang fase sekretori. Tetapi kandungan penelitian tersebut berfokus pada evaluasi penggunaan EIT
progesterone akan mengalami fluktuasi selama fase sekretori. dalam pemeriksaan kelenjar susu dengan hormone yang
Secara khusus, epitel glandular telah mengurangi kandungan berbeda-beda. Hasilnya gambar EIT sama ketika fase pertama
progesterone, sedangkan stroma dan myometrium akan dan kedua menstruasi serta selama kehamilan. Selama
mempertahankan kandungan progesterone yang signifikan [3]. menyusui didapatkan warna terang pada tengah gambar , hal
ini menunjukkan peningkatan konduktivitas karena kandungan
susu di saluran. Sedangkan pada saat menaopause gambar
yang didapatkan sangat berbeda dari gambar lainnya. Selain
itu juga didapatkan tingkat konduktivitas yang sama pada saat
fase pertama dan kedua dari siklus haid 28 hari. Sehingga
dapat disimpulkan dari penelitian tersebut, nilai konduktivitas
tidak berpengaruh terhadap siklus haid di fase pertama dan
kedua [6].
Gambar 2. Grafik hubungan siklus haid dengan hormone estrogen
dan progesteron
Konsentrasi serum LH dan FSH telah diukur dengan radio
immunoassay. Dari hasil pengukuran tersebut didapatkan
konsentrasi LH dan FSH masing-masing naik tajam pada hari
pertama menstruasi dan ketika diulang kembali konsentrasinya
cukup konstan sampai sebelum pertengahan siklus. (4.a) (4.b)
Konsentrasi LH dan FSH akan meningkat tajam pada
pertengahan siklus (fase folikuler). Untuk LH akan bekerja Gambar 4.a Fase pertama dan 4.b Fase kedua
terlebih dahulu dari pada FSH, sehingga secara otomatis LH Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sifat dielektrik
akan berlangsung lebih lama juga (sehari – dua hari) daripada payudara adalah lemak dan air. Salah satu hormon yang
FSH. Setelah pada puncaknya, konsentrasi LH akan lebih mempengaruhi mentruasi adalah hormon estrogen. Hormon
rendah dari fase folikuler pada saat ini berada pada fase luteal. estrogen pada siklus menstruasi cenderung naik turun. Pada
Selama fase luteal, konsentrasi FSH semakin menurun sekitar masa menjelang haid berakhir atau fase folikuler, estrogen
setengah yang terlihat selama fase folikuler. Ketika LH pada akan meningkat dan terus meningkat sampai di puncaknya
tingkat yang lebih rendah FSH berada pada fase folikular [4]. menjelang fase tengah siklus atau fase fertil. Kemudian turun
di masa menjelang haid atau fase luteal, tetapi di beberapa
kondisi hormon estrogen tidak menurun sebagaimana
seharusnya. Ketika hormon estrogen ini meningkat maka akan
terjadi beberapa efek salah satunya jaringan lemak akan
mengalami peningkatan bioaktifitasnya[7].
Setiap wanita yang mengalami siklus menstruasi akan
mengalami yang namanya pre menstruasi, lebih dikenal
dengan istilah PMS. Gejala ini akan dirasakan pada satu atau
dua minggu menjelang datangnya menstruasi. Gejala ini akan
Gambar 3. Grafik hubungan antara siklus haid dengan LH dan FSH hilang beberapa hari setelah mengalami fase menstruasi.
Bagian jaringan tubuh manusia yang memiliki nilai Ketika PMS ini estrogen dan progesteron akan bekerja
permitivitas dan konduktivitas ada pada sekumpulan struktur mempengaruhi sistem renin angiostensin aldosteron (RAAS)
sel dan ekstraseluler yang mengandung larutan ion. Pada sel, dengan jalur yang berbeda sehingga menimbulkan efek retensi
membrane selulerlah yang paling utama dalam menentukan cairan dan sodium. Hal ini terjadi karena estrogen bersifat
Artikel Ilmiah Fisika Medis (2017) / NRP: 01114440000107 3

mineralkortikoid, bekerja menginduksi sintesis dilakukan analisa data, yang pertama data dihubungkan dengan
angiotensinogen pada hepar, mengakibatkan peningkatan pula siklus menstruasi fase folikuler dan fase fertile dan yang kedua
kadar aldosteron serta terjadi retensi cairan dan sodium. data dihubungkan dengan siklus menstruasi pada fase luteal.
Sebaliknya hormon progesteron memiliki sifat anti Terakhir diambil kesimpulan. Berikut flowchart dari alur
minerlakortikoid bekerja melawan estrogen dengan cara penelitian
inhibisi kompetitif pada aldosteron dalam serta reseptor
aldosteron pada tubulus ginjal. Sehingga dapat disimpulkan
dari rendahnya kadar hormon progesteron terhadap estrogen
pada fase luteal akhir menimbulkan retensi cairan, yang
menjadi penyebab timbulnya berbagai gejala PMS [8].

II. METODOLOGI
Pada penelitian ini dilakukan dengan cara mengukur
aktivitas mammae dengan capacitometer Prinsip
capacitometer adalah terdapat dua elektroda. Elektroda
pertama digunakan untuk memberikan sinyal sinusoidal
dengan tegangan dan frekuensi tertentu. Elektroda kedua
sebagai penerima sinyal yang telah melewati suatu bahan atau Gambar 5. Flowchart alir penelitian
benda. Metodologi penelitian yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
III. PEMBAHASAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
A. Analisa Data
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Agustus 2017
Dari penilitian yang telah dilakukan memiliki tujuan yaitu
sampai 8 Agustus 2017 di Ctech Labs EdWar Technology,
mengetahui adakah hubungan antara kapasitansi dengan
Alam Sutera.
aktivitas mammae pada siklus menstruasi serta mengetahui
B. Alat pengaruh nilai kapasitansi terhadap aktivitas mammae pada
Alat yang digunakna dalam penelitian ini adalah siklus menstruasi. Berhubung, penelitian ini berhubungan
capacitometer. Nilai yang didapat dari capacitometer ini dengan siklus menstruasi, maka penelitian ini dilakukan tiap
adalah kapasitansi dan impedansi. Untuk penilitian kali ini hari selama satu bulan atau selama satu kali siklus menstruasi.
hanya menganalisa nilai kapasitansinya. Selanjutnya Data yang dihasilkan tersebut didapatkan melalui pengkuran
dibutuhkan computer yang terdapat aplikasi matlab, sebagai dengan menggunakan capacitometer.
penerima nilai kapasitansi dan impedansi dari capacitometer. Capacitometer yang digunakan menggunakan dua katoda,
Dibutuhkan juga baju bedah, digunakan saat scan breast dan sehingga untuk mendapakan nilai kapasitansi pada setiap
sebagai acuan pelapis yang sama antara satu volunteer dengan payudara tidak dapat dilakukan sekali pengukuran tiap harinya.
volunteer lainnya. Tak lupa meteran, digunakan untuk Pada penelitian ini, mendapatkan nilai kapasitansi dengan dua
mengukur ukuran lingkar dada serta payudara tiap volunteer. cara yaitu dengan katoda bagian bawah serta katoda bagian
Pengukuran ini dilakukan setiap setelah scan breast selesai samping. Hal ini dilakukan karena untuk mendapatkan
dilakukan. distribusi arus listrik yang berbeda arah, serta untuk
memudahkan volunteer dalam mengingat cara pengambilan
C. Subjek Penelitian
data dengan capacitometer. Sehingga pada penelitian ini
Pada penelitian ini menggunakan volunteer dari staff/ mendapatkan 4 data yaitu nilai kapasitansi payudara kanan
karyawan perempuan dari Ctech Labs EdWar Technology dengan katoda bagian bawah dan samping serta nilai
dengan range usia 20-40 tahun kapasitansi payudara kiri dengan katoda bagian bawah dan
D. Alir Penelitian samping.
Dari pengambilan data yang dilakukan antara volunteer satu
Pada penelitian ini dilakukan studi literature terlebih dahulu,
dengan yang lainnya memiliki sistem yang sama. Jadi ketika
selanjutnya dilakukan pengukuran mammae dengan
mereka melakukan scan breast dengan capacitometer, terlebih
capacitometer. Pada pengukuran ini dilakukan tiap hari selama
dahulu mereka menggunakan satu pelapis yang sama yaitu
satu bulan. Setelah mendapatkan data kapasitansi, maka
setiap volunteer menggunakan pakaian baju bedah yang telah
dilakukan variasi umur. Dari data kapasitansi yang didapat
Artikel Ilmiah Fisika Medis (2017) / NRP: 01114440000107 4

disiapkan. Hal ini dilakukan untuk menyamakan antara Tabel 3. Data nilai kapasitansi dengan capacitometer pada volunteer-
volunteer pertama dan volunteer yang lainnya serta 1009
menyamakan pengambilan data anatara hari pertama dengan Siklus Cx kanan Cx kiri Lingkar (cm)
hari selanjutnya pada tiap volunteer. haid
(hari Payu-
Dari penjelasan diatas, berikut data yang didapatkan ke- ) Bawah Samping Bawah Samping Dada dara
dari 3 volunteer. Untuk data volunteer lain diletakkan pada 1 6,2188 5,7551 4,2419 3,9466 87 99
lampiran. 3 3,9919 2,8362 6,6259 5,6553 88 98
Tabel 1. Data nilai kapasitansi dengan capacitometer pada volunteer - 6 4,2485 2,8446 2,6429 2,0214 87 97
1001 7 3,7813 2,9836 4,8988 3,3398 86 97
Siklus Cx kanan Cx kiri Lingkar (cm) 8 2,6931 2,0922 2,6345 2,3924 87 98
haid
9 4,6495 5,1947 3,4907 3,2469 87 97
(hari Payu-
ke-) Bawah Samping Bawah Samping Dada dara 10 2,4159 2,2571 3,6037 3,1707 86 97
1 6,5014 7,0005 6,092 8,0943 76 87 13 5,5387 5,2949 2,3535 3,1683 86 98
2 9,0478 9,9541 5,9991 6,6898 74 88 14 3,0569 2,8954 7,5376 4,484 87 98
3 8,5237 8,4198 6,3855 7,5089 74 87 15 1,9516 2,4358 2,3567 2,4805 87 98
6 5,8644 6,7146 7,54001 6,5141 76 86 21 4,1966 3,9816 4,3778 4,8584 88 98
7 7,3607 8,2737 4,9774 5,2177 74 86 22 3,9708 4,0807 4,2697 3,6284 87 97
8 7,7556 10,4945 8,1843 10,1848 71 85
23 3,5922 4,2618 3,4629 4,5873 87 98
13 9,1836 9,8509 1,6213 9,5874 71 85
24 6,486 3,5227 7,5629 6,6826 87 99
14 6,5485 8,8835 9,3304 11,3731 73 85
15 7,5901 7,79001 11,4528 9,9445 72 84 25 6,0662 1,8181 5,0728 5,4369 86 98
16 11,6811 8,9198 10,3007 8,7241 70 85 28 5,3705 5,0003 5,0728 5,1772 87 99
17 11,1902 10,9148 8,7778 10,4469 69 84 29 2,4359 2,0584 2,4244 2,1738 88 99
20 5,1609 7,8347 9,2174 5,3622 70 84
21 12,3954 8,9717 7,0617 10,4613 70 85 Dari data yang didapatkan, ketika dilakukan perbandingan
22 13,2329 11,3473 13,2794 12,4486 70 86 antara nilai kapasitansi pada payudara bagian kanan dengan
28 9,7706 11,0374 11,4021 13,2269 70 84
katoda bagian bawah dan samping serta nilai kapasitansi pada
29 12,7946 10,8236 12,7028 11,5507 73 88
30 11,7197 8,0176 7,5448 9,9964 73 88 payudara bagian kiri dengan katoda bawah dan samping pada
34 13,873 8,2158 8,3534 3,2063 77 90 setiap harinya dan pada setiap volunteer, maka didapatkan
35 8,2193 8,1849 8,4911 7,1862 76 90 perbedaan sebesar 0,077353 sampai 5,9078712. Karena
perbedaan tersebut sangat sedikit maka pada penelitian ini
Tabel 1. Data nilai kapasitansi dengan capacitometer pada volunteer -
akan dibahas salah satu dari keempat nilai kapasitansi yang
1008
Siklus Cx kanan Cx kiri Lingkar (cm) dibahas. Selain itu karena perbedaan yang tidak terlalu
haid signifikan ini juga tidak akan berpengaruh dengan hormon
(hari Payu- maupun siklus menstruasi. Sehingga pada penelitian ini akan
ke- ) Bawah Samping Bawah Samping Dada dara
focus membahas nilai kapasitansi pada payudara kanan dengan
1 4,0438 2,7782 10,5616 8,3534 92 105
2 3,0439 0,5029 10,4795 5,4429 92 106
katoda bagian bawah.
3 4,5861 2,9768 8,3612 6,8069 94 108 B. Analisa Scan Breast Bagian Kanan dengan Katoda
5 2,7118 2,9002 2,2577 4,8143 94 106 Bagian Bawah
6 7,4482 6,4302 4,5704 4,5704 94 106
8 6,4391 5,9169 5,3052 6,1734 92 105 Dari nilai kapasitansi yang telah didapat pada payudara
9 6,5098 5,3626 6,1239 6,6691 89 103 bagian kanan dengan katoda bagian bawah dari 9 volunteer
12 6,3408 3,9605 11,8701 7,6396 91 104 (data dapat dilihat dilampiran). Didapatkan sebuah grafik nilai
13 6,9594 4,6785 6,5938 3,1781 91 103 kapasitansi terhadap siklus menstruasi sebagai berikut.
14 6,6047 5,3934 7,5056 8,8188 92 105
16 7,3921 5,1519 8,4766 4,9195 92 105
19 1,9292 0,6406 4,8463 5,9942 92 103
20 4,6241 3,1073 8,1833 5,3475 91 104
21 9,6172 2,8773 7,5478 4,1078 91 106
22 5,1615 1,5355 7,8964 7,4325 93 106
23 2,3507 1,5427 6,4441 3,1188 94 107
26 5,9671 2,4437 4,3819 2,2806 92 104
27 9,8376 4,0064 3,3585 2,9582 92 107
28 5,1742 4,1024 7,2018 1,1195 93 107
Artikel Ilmiah Fisika Medis (2017) / NRP: 01114440000107 5

Gambar 6. Grafik Kapasitansi terhadap Siklus Menstruasi Gambar 9. Grafik hubungan antara kapasitansi terhadap fase luteal
Dari grafik tersebut akan dianalisa menjadi 3 bagian, menurut Dari beberapa fase tersebuta ada beberapa hormone yang
fase pada siklus menstruasi. Pada siklus menstruasi terdapat 4 bekerja. Hormone ini terdiri dari hormone estrogen, hormone
fase. Fase pertama yaitu fase menstruasi selama hari pertama progesterone, follicle stimulating hormone (FSH), dan
sampai hari ke-8. Dilanjutkan fase folikuler dimulai dari hari luteinizing hormone (LH). Pada masing-masing hormone ini
ke-8 sampai hari ke-14 dan fase fertil dari hari ke-15 sampai akan bekerja berdasarkan fase siklus menstruasi. Akan tetapi
hari ke-20. Untuk fase terakhir adalah fase luteal, fase ini untuk FSH dan LH akan bekerja dominan ketika wanita sedang
dimulai dari hari ke-20 sampai hari sebelum menstruasi mengalami hamil dan menyusui, untuk pada waktu normal
pertama keluar. Untuk mempermudah analisa pada masing hormone estrogen dan hormone progesteronelah yang bekerja
masing fase pada siklus menstruasi, dibuatlah grafik pada tiap dominan. Berhubung pada penelitian ini menggunakan
fase. Berikut grafik yang didapat dari tiap fase. volunteer yang tidak sedang hamil maupun menyusui, jadi
pembahasan akan difokuskan pad hormone estrogen dan
hormone progesterone. Berikut grafik hubungan antara
keempat hormone tersebut dengan siklus menstruasi.

Gambar 7. Grafik hubungan antara kapasitansi terhadap fase


menstruasi

Gambar 10. Grafik hubungan antara kadar hormone dengan siklus


menstruasi
Dari grafik yang didapatkan antara nilai kapasitansi dengan
setiap fase pada siklus menstruasi terdapat korelasi dengan
grafik hubungan antara kadar hormone dengan siklus
menstruasi. Pada gambar 7 ketika fase menstruasi grafik
terlihat dominan konstan tiap harinya, hal ini dikarenakan pada
fase tersebut hormone estrogen maupun hormone progesteron
masih belum mulai bekerja. Sehingga nilai kapasitansi pada
fase menstruasi masih terbilang cukup konstan.
Gambar 8. Grafik hubungan antara kapasitansi terhadap fase folikuler
Selanjutnya pada fase folikuler dan fase fertile, pada fase
folikuler hormone estrogen mulai muncul tetapi hormone
progesterone belum. Saat fase folikuler akan berpindah ke fase
fertile hormone estrogen berada pada titik puncak sedangkan
Artikel Ilmiah Fisika Medis (2017) / NRP: 01114440000107 6

hormone progesterone masih mulai bertambah, selanjutnya hubungan diantara keduanya pada beberapa volunteer. Untuk
saat mulai fase fertile hormone estrogen mulai turun dan pembuktian ini menggunakan data dari 3 volunteer saja.
hormone progesterone terjadi peningktan. Di akhir fase fertile Diambil data dari 3 volunteer ini, dikarenakan dari 9 volunteer
kedua hormone sama sama mengalami kenaikan yang yang sebagai objek pada penelitian ini hanya ada 3 volunteer
signifikan. Hal ini sangat berkorelasi dengan keadaan nilai yang hampir seluruh hari dalam siklus menstruasi memiliki
kapasitansi, nilai terendah kapasitansi tiap volunteer berada nilai kapasitansi. Berikut grafik yang didapat pada 3 volunteer
pada akhir fase folikuler dan awal fase fertile. Dari pernyataan tersebut.
diatas dapat disimpulkan nilai terendah kapasitansi saat
hormone estrogen mengalami titik puncak. Disisi lain jika
dihubungkan dengan kondisi tubuh, yaitu ketika hormone
estrogen naik kandungan lemak dalam tubuh juga naik
termasuk pada payudara. Pada penelitian sebelumnya
mengatakan bahwa ketika lemak pada tubuh lebih tinggi maka
nilai kapasitansinya lebih rendah. Sehingga ketika
dihubungkan dari beberapa aspek yang telah dijelaskan akan
memiliki korelasi yang baik, yaitu ketika hormone estrogen
yang naik menyebabkan kandungan lemak pada tubuh naik,
dan ketika kandungan lemak pada tubuh naik nilai
kapasitansinya turun. Dapat disimpulkan bahwa kapasitansi Gambar 11. Grafik hubungan antara kapasitansi, hormon estrogen
pada payudara berada pada titik terendah ketika hormone (ng/ml) dan progesterone (ρg/ml) dengan siklus menstruasi pada
estrogen berada pada puncak, hal ini beriringan dengan volunteer-1001
bertambahnya lemak ketika hormone estrogen bertambah. Dari gambar 11 tersebut sesuai dengan pernyataan
Selanjutnya pada fase terakhir yaitu fase luteal. Pada fase ini sebelumnya. Hal ini terlihat pada saat nilai kapasitansi rendah
nilai kapasitansi berkebalikan dengan fase folikuler maupun berada pada hari ke 14 serta hari ke 20, hari tersebut
fase fertile, karena pada fase ini terdapat nilai tertinggi merupakan bagian dari fase folikuler dan fase fertile. Sehingga
kapasitansi. Disis lain hormone estrogen dan progresteron data ini dapat dikatakan sesuai dengan penjelasan diatas,
mulai turun dan bahkan pada keadaan tertentu akan hilang, hal karena pada hari tersebut hormon estrogen sedang naik. Untuk
ini mempengaruhi sistem pada tubuh. Ketika hormone nilai kapasitansi tertinggi ada pada hari ke 22 dan hari ke 24,
estrogen dan hormone progesterone turun, meneybabkan hari tersebut merupakan bagian dari fase luteal. Walaupun
sistem renin angiostensin aldosterone (RAAS) terganggu. sesuai dengan penjelasan diatas, tetapi pada hari ke 22 hormon
Ketika pada keadaan normol (tidak pada fase luteal), sistem progesterone masih dititik puncak hal ini tidak sesuai dengan
RAAS ini akan berjalan sesuai dengan jalurnya. Akan tetapi penjelasan yang diatas. Untuk hari ke 24 sesuai dengan
karena hormone estrogen dan progesterone turun, hormone penjelasan karena pada hari tersebut hormon progesterone dan
tersebut mempengaruhi sistem RAAS dengan jalur yang hormon estrogen sangat kecil bahkan tidak ada. Sehingga
berbeda sehingga menimbulkan efek retensi cairan dan sodium untuk hari ke-22 masih perlu pembahasan, dan akan dibahas
dapat dikatakan volume cairan pada tubuh meningkat setelah dua grafik data dua volunteer dilampirkan.
termasuk pada payudara. Pada penilitian sebelumnya juga
menjelaskan hubungan antara cairan dengan kapasitansi,
diketahui bahwa semakin tinggi kadar cairan pada tubuh maka
semakin tinggi juga nilai kapasitansinya. Dari berbagai
penjelasan diatas dapat memiliki korelasi yang baik, yaitu
ketika hormon estrogen dan hormon progesterone turun
menyebabkan sistem RAAS akan terganggu dan kandungan
cairan pada tubuh meningkat, dan ketika cairan meningkat
pada tubuh nilai kapasitansinya juga akan meningkat. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa nilai kapasitansi pada payudara
berda pada titik tertinggi ketika fase luteal, hal ini disebabkan
pada fase tersebut cairan pada tubuh meningkat karena
Gambar 12. Grafik hubungan antara kapasitansi, hormon estrogen
pengaruh hormon estrogen dan progesterone yang hilang.
(ng/ml) dan progesterone (ρg/ml) dengan siklus menstruasi pada
Untuk membuktikan kembali kesimpulan hubungan antara volunteer-1008
nilai kapasitansi dengan siklus menstruasi, disajikan grafik
Artikel Ilmiah Fisika Medis (2017) / NRP: 01114440000107 7

Dari gambar 12 terlihat pada saat nilai kapasitansi rendah setelah dilihat kembali datanya pada kedua hari tersebut
berada pada hari ke 19 serta hari ke 23, hari tersebut memiliki factor yang sama, sehingga menyebabkan memiliki
merupakan bagian dari fase luteal. Walaupun pada hari nilai kapasitansi tinggi. Factor tersebut adalah kedua hari
tersebut tidak sesuai dengan penjelasan diawal, tetapi pada tersebut memiliki selisih lingkar antara payudara dengan dada
hari tersebut kadar hormon estrogen sedang naik atau dapat yang paling besar dalam satu bulan dengan masing-masing
dikatakan kadarnya sedang tinggi. Sehingga dapat dikatakan volunteer. Hal ini jika digabungkan dengan badan ternyata
data ini sesuai dengan penjelasan, karena hormon estrogen memiliki hubungan, yaitu beberapa wanita akan merasa
sedang banyak daripada sebelumnya. Untuk nilai kapasitansi payudaranya lebih kencang ketika sebelum menstruasi. Seperti
tertinggi ada pada hari ke 21 dan hari ke 29, hari tersebut yang sudah dijelaskan sebelumnya, pada fase luteal itu akan
merupakan bagian dari fase luteal. Walaupun sesuai dengan mengalami penurunan kedua hormon yang menyebabkan
penjelasan diatas, tetapi pada hari ke 21 hormon progesterone tingginya cairan pada tubuh termasuk payudara. Akibat dari
masih dititik puncak hal ini tidak sesuai dengan penjelasan banyaknya cairan pada payudara, maka akan berpengaruh pada
yang diatas. Untuk hari ke 29 sesuai dengan penjelasan karena ukuran payudara, payudara akan mengalami pembengkakan
pada hari tersebut hormon progesterone dan hormon estrogen sehingga terasa lebih kencang. Sehingga dapat dikatakan
sangat kecil bahkan tidak ada. Sehingga untuk hari ke-21 semakin besar ukuran payudara, pada penilitian ini didapatkan
masih perlu pembahasan, dan akan dibahas setelah satu grafik melalui selisih antara lingkar payudara dengan lingkar dada,
lagi dibahas. maka semakin tinggi nilai kapasitansinya. Dapat disimpulkan
untuk data pada volunteer 1001 dan volunteer 1008 sesuai.
Untuk membuktikannya didapatkan grafik hubungan antara
nilai kapasitansi pada volunteer 1001, 1008 dan 1009 dengan
selisih antara lingkar payudara dengan lingkar dada. Berikut
grafik yang didapatkan

Gambar 13. Grafik hubungan antara kapasitansi, hormon estrogen


(ng/ml) dan progesterone (ρg/ml) dengan siklus menstruasi pada
volunteer-1009
Dari gambar 13 terlihat pada saat nilai kapasitansi rendah
berada pada hari ke 15, hari tersebut merupakan bagian dari
fase folikuler dan fase fertil. Walaupun pada hari tersebut tidak
sesuai dengan kadar hormon estrogen yang tertera, tetapi data Gambar 14. Grafik hubungan antara nilai kapasitansi dengan selisih
antara lingkar payudara dengan lingkar dada
tersebut masih dapat dikatakan sesuai dengan penjelasan.
Karena hormon estrogen akan berada pada titik puncak ketika
mengalami masa ovulasi dan ovulasi tersebut terjadi pada hari IV. KESIMPULAN
ke-14 jika siklus menstruasi selama 28 hari. Sedangkan pada Kesimpulan yang didapat dari penelitian yang telah dilakukan
volunteer ini siklus menstruasinya selama 30 hari jadi saat ini adalah
mengalami ovulasi terjadi pada hari ke 15. Sehingga data ini 1. Terdapat hubungan antara kapasitansi dengan aktivitas
dikatakan sesuai dengan penjelasan, yaitu ketika hormon mamaae pada siklus menstruasi.
estrogen naik maka kapasitansi turun. Untuk nilai kapasitansi 2. Nilai kapasitansi memiliki hubungan terhadap aktivitas
tertinggi ada pada hari ke 24, hari tersebut merupakan bagian mammae pada siklus menstruasi, yaitu pada nilai
dari fase luteal. Untuk hari ke-24 sesuai dengan penjelasan kapasitansi berada pada titik terendah saat siklus mentruasi
karena pada hari tersebut hormon progesterone dan hormon berada pada fase folikuler dan fertile serta nilai kapasitansi
estrogen sedang mengalami penurunan. Sehingga ketika kedua berada pada titik tertinggi saat siklus menstruasi berada
hormon tersebut mengalami penurunan maka nilai kapasitansi pada fase luteal.
akan naik karena cairan dalam tubuh juga tinggi.
Selanjutnya membahas yang terjadi pada gambar 11 pada
hari ke 22 serta pada gambar 12 pada hari ke-21. Ternyata
Artikel Ilmiah Fisika Medis (2017) / NRP: 01114440000107 8

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis L.A. mengucapkan terima kasih kepada Harisma
Nugraha dan Nurul yang telah membimbing kerja praktek, Pak
Endarko serta teman-teman kerja praktek yang telah bersedia
menjadi volunteer.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Sjamsuhidajat, R dan De Jong W. 2005. Buku Ajar Ilmu
Bedah. Jakarta: EGC
[2] Indryawati, rini. Pengaruh Hormon Seksual Terhadap
Wanita, 2007. Universitas Gunadarma
[3] Lessey, Bruce A.,et al. Immunohistochemical Analysis of
Human Uterine Estrogen and Progesterone Receptors
Throughout the Menstrual Cycle. Journal of Clinical
Endocrinology and Metabolism, Vol. 67, No. 2.
[4] Midgley, A. Rees and Jaffe, Robert B. Regulation of
Human Gonadotropins: IV. Correlation of Serum
Concentrations of Follicle Stimulating and Luteinizing
Hormones During the Menstrual Cycle. Departemen of
Pathology and Obstetrics and Gynecology, The University
of Michigan.
[5] Hagl, Dina M.,et al. Sensing Volume of Open-Ended
Coaxial Probes for Dielectric Characterization of Breast
Tissue at Microwave Frequencies. IEEE Transactions on
Microwave Theory and Technique, Vol. 51, No. 4 (2003).
[6] Ng, Eddie YK., et al. The use of Tissue Electrical
Characteristics for Breast Cancer Detection: A
Perspective Review. Technology in Cancer Research and
Treatment. ISSN 1533-0346, Vol. 7, No. 4 (2008), DOI:
10.1177/153303460800700404, Sumber: PubMed.
[7] Batubara, Jose RL. 2010. Adolescent Development
(Perkembangan Remaja). Jakarta: Sari Pediatri.
[8] Wahyuni, Lusi dan Hidayati, Nurul Fitri. Tipe dan Cara
Mengatasi Pre Menstruasi Sindrom pada Mahasiswi
Kebidanan Ummuh Surabaya. Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Mumahammadiyah Surabaya.

Você também pode gostar