Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ABORTUS IMMINENS
Oleh :
INDIRA SELLY ETIKOWATI
FATIMAH BIN USMAN
Pembimbing :
RS BHAYANGKARA KEDIRI
FAKULTAS KEDOKTERAN
2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pendarahan selama kehamilan dapat dianggap sebagai keadaan akut yang dapat
membahayakan ibu dan anak, dan sampai dapat menimbulkan kematian. Sebanyak
20% wanita hamil pernah mengalami pendarahan pada awal kehamilan dan
dunia luar tanpa mempersoalkan penyebabnya. Anak baru hidup di dunia luar kalau
beratnya telah mencapai lebih dari 500 gram atau umur kehamilan lebih dari 20
minggu. Abotus dibagi kedalam abortus spontan, yaitu abortus yang terjadi dengan
sendirinya, kurang lebih 20% dari semua abortus, sedangkan abortus buatan
(provocatus), yaitu abortus yang terjadi disengaja, digugurkan, dan 80% dari semua
Sebagian besar studi mengatakan kasus abortus spontan antara 15-20 % dari
semua kehamilan. Jika dikaji lebih jauh kejadian abortus sebenarnya bisa
mendekati 50%. Kejadian abortus habitualis sekitar 3-5%. Data dari beberapa studi
menunjukkan bahwa setelah satu kali abortus spontan, pasangan punya risiko 15
2
Kejadian abortus di Indonesia setiap tahun terjadi 2 juta kasus. Ini artinya
terdapat 43 kasus abortus per 100 kelahiran hidup. Menurut sensus penduduk tahun
2000, terdapat 53.783.717 perempuan usia 15 – 49 tahun, dan dari jumlah tersebut
umumnya terdapat lebih dari satu penyebab. Penyebabnya seperti Faktor genetik,
3
IDENTITAS PASIEN
● Nama: Ny. E
● Umur: 30 thn
● Suami : Tn. IC
● Umur : 32 thn
● Pekerjaan : Swasta
II). ANAMNESIS
● RPS : KU dirasakan sejak 2 hari SMRS, flek berwarna coklat kehitaman, keluar
sedikit-sedikit tapi terus menerus, nyeri perut (+), mual (-), muntah (-)
● RPD : Hipertensi (-), DM (-) Asma (-), Penyakit jantung (-), ISK (-), Keputihan
● RPK : -
Riwayat Menstruasi
Riwayat Obstetri
I : Immatur
II : Hamil ini
● HPHT: 07/10/2018
● TP: 14/07/2019
4
● UK : 4 - 6 mggu
Riwayat Pernikahan:
Riwayat Pemakaian KB : -
● Suhu: 36.7 C
● RR: 20x/menit
● BB: 52 kg
● TB: 148 cm
Mata :
5
Telinga :
Hidung :
Thorax:
Paru :
Jantung :
Abdomen:
Inspeksi : Linea nigra (-), striae albicans (-), luka bekas operasi (-).
6
Perkusi : Timpani.
Ektremitas :
Ekstremitas Atas :
Ekstremitas Bawah
Akral dingin, edema (-/-), varises (-/-), refleks patella (+/+) normal
ABDOMEN
GENITALIA EKSTERNA
GENITALIA INTERNA
● VT : porsio lunak, pembukaan (-), teraba jaringan (-), flek darah berwarna
coklat kehitaman
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
bawah 20 minggu, atau berat fetus yang lahir 500 gram atau kurang. Sedangkan
Llewollyn & Jones (2002) mendefinisikan abortus adalah keluarnya janin sebelum
mencapai viabilitas, dimana masa gestasi belum mencapai 22 minggu dan beratnya
kurang dari 500 gram.3 WHO merekomendasikan viabilitas apabila masa gestasi
telah mencapai 22 minggu atau lebih dan berat janin 500 gram atau lebih.1
2.2 Klasifikasi
maupun mekanis.
jantung, hipertensi esential, dan karsinoma serviks. Keputusan ini ditentukan oleh
tim ahli yang terdiri dari dokter ahli kebidanan, penyakit dalam dan psikiatri, atau
psikolog.
pengguguran kehamilan tanpa alasan medis yang sah atau oleh orang yang tidak
8
Klasifikasi Menurut gambaran klinis abortus dapat dibedakan kepada :
Perdarahan dapat berlanjut beberapa hari atau dapat berulang, dapat pula disertai
sedikit nyeri perut bawah atau nyeri punggung bawah seperti saat menstruasi.
ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan.5
dimana serviks telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil
konsepsi masih dalam kavum uteri. Abortus insipiens didiagnosis apabila pada
yang disertai nyeri karena kontraksi rahim kuat dan ditemukan adanya dilatasi
serviks sehingga jari pemeriksa dapat masuk dan ketuban dapat teraba. Kadang-
kadang perdarahan dapat menyebabkan kematian bagi ibu dan jaringan yang
Janin biasanya sudah mati dan mempertahankan kehamilan pada keadaan ini
merupakan kontraindikasi.5
9
Gambar 2. Abortus Insipien
3. Abortus inkomplit (incomplete abortion) yaitu jika hanya sebagian hasil konsepsi
biasanya terus berlangsung, banyak, dan membahayakan ibu. Sering serviks tetap
terbuka karena masih ada benda di dalam rahim yang dianggap sebagai benda asing
(corpus alienum). Oleh karena itu, uterus akan berusaha mengeluarkannya dengan
mengadakan kontraksi sehingga ibu merasakan nyeri, namun tidak sehebat pada
abortus insipiens. 5
4. Abortus komplit (complete abortion) artinya seluruh hasil konsepsi telah keluar
(desidua atau fetus), sehingga rongga rahim kosong. Perdarahan segera berkurang
10
setelah isi rahim dikeluarkan dan selambat-lambatnya dalam 10 hari perdarahan
berhenti sama sekali karena dalam masa ini luka rahim telah sembuh dan epitelisasi
telah selesai. Serviks juga dengan segera menutup kembali. Kalau 10 hari setelah
abortus masih ada perdarahan juga, abortus inkompletus atau endometritis pasca
5.Missed abortion adalah abortus dimana fetus atau embrio telah meninggal dalam
kali berturut-turut atau lebih. Etiologi abortus ini adalah kelainan dari ovum atau
11
spermatozoa, dimana sekiranya terjadi pembuahan, hasilnya adalah patologis.
Selain itu, disfungsi tiroid, kesalahan korpus luteum dan kesalahan plasenta yaitu
genital.5
8. Abortus septik (septic abortion) adalah abortus yang disertai infeksi berat dengan
2.3. Etiologi1,2,3,4
a. Faktor ovofetal :
bahwa pada 70% kasus, ovum yang telah dibuahi gagal untuk berkembang atau
terjadi malformasi pada tubuh janin. Pada 40% kasus, diketahui bahwa latar
belakang kejadian abortus adalah kelainan chromosomal. Pada 20% kasus, terbukti
b. Faktor maternal :
12
bahwa masalah psikologis memiliki peranan pula dengan kejadian abortus
1. Faktor janin
Faktor janin penyebab keguguran adalah kelainan genetik, dan ini terjadi pada
2. Faktor ibu:
phospholipid syndrome.
c. Infeksi, diduga akibat beberapa virus seperti cacar air, campak jerman,
3. Faktor Ayah: kelainan kromosom dan infeksi sperma diduga dapat menyebabkan
abortus.
4. Patofisiologi
Mekanisme awal terjadinya abortus adalah lepasnya sebagian atauseluruh bagian embrio
akibat adanya perdarahan minimal pada desidua.Kegagalan fungsi plasenta yang terjadi akibat
prosesabortus.7,8
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu :Embrio rusak atau cacat yang masih terbungkus
dengan sebagian desidua danvilli chorialis cenderung dikeluarkan secara in toto, meskipun
13
sebagian darihasil konsepsi masih tertahan dalam cavum uteri atau di canalis servikalis.Perdarahan
Pada kehamilan 8-14 minggu :Mekanisme di atas juga terjadi dan diawali dengan
pecahnya selaput ketubantelebih dahulu dan diikuti dengan pengeluaran janin yang cacat
namunplasenta masih tertinggal dalam cavum uteri. Jenis ini sering menimbulkanperdarahan
pervaginam banyak.8
Pada kehmilan minggu ke 14-22 :Janin biasanya sudah dikeluarkan dan diikuti dengan
pervaginam banyak. Perdarahan pervaginam umumnya lebih sedikit namun rasa sakit lebih
menonjol. 7,8
1. Amenore
2. Perdarahan pervaginam
3. Rasa mulas atau kram perut di daerah simfisis, sering disertai nyeri
4. Pemeriksaan ginekologi
b. Inspekulo: perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah
tertutup, ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau
c. Vagina toucher (VT): portio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau
tidak jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia
14
kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa,
Missed Tidak Tidak ada Tidak ada Jaringan Tidak Tertutup Lebih
ada telah ada kecil dari
mati tapi usia
tidak ada kehamilan
ekspulsi
jaringan
konsepsi
Sepsis Ada Ada Ringan-DIC Masih Jaringan Tertutup, Kecil
lekorea Terbuka dibanding
bau bau usia
kehamilan
2.5 Diagnosis
a. Anamnesis
Tiga gejala utama (postabortion triad) pada abortus adalah nyeri di perut bagian
dan perineum, perdarahan pervaginam dan demam yang tidak tinggi.11 Gejala ini
terutamanya khas pada abortus dengan hasil konsepsi yang masih tertingal di dalam
15
rahim. Selain itu, ditanyakan adanya amenore pada masa reproduksi kurang 20
minggu dari HPHT.10 Perdarahan pervaginam dapat tanpa atau disertai jaringan
hasil konsepsi. Bentuk jaringan yang keluar juga ditanya apakah berupa jaringan
yang lengkap seperti janin atau tidak atau seperti anggur. Rasa sakit atau keram
Riwayat penyakit sekarang seperti IDDM yang tidak terkontrol, tekanan darah
tinggi yang tidak terkontrol, trauma, merokok, mengambil alkohol dan riwayat
malaria dan pengambilan narkoba malalui jarum suntik dan seks bebas dapat
b. Pemeriksaan Fisik
Bercak darah diperhatikan banyak, sedang atau sedikit.4 Palpasi abdomen dapat
bimanual. Yang dinilai adalah uterus membesar sesuai usia gestasi, dan
serviks dapat dinilai samaada terbuka atau tertutup , ditemukan atau tidak sisa hasil
konsepsi di dalam uterus yang dapat menonjol keluar, atau didapatkan di liang
vagina.4
Pemeriksaan fisik pada kehamilan muda dapat dilihat dari table di bawah ini:4
Perdarahan Serviks Uterus Gejala dan Diagnosis
tanda
Bercak Tertutup Sesuai Kram perut Abortus
sedikit dengan usia bawah, uterus immines
gestasi lunak
16
hingga Tertutup/terbuka Lebih kecil Sedikit/tanpa Abortus
sedang dari usia nyeri perut komplit
gestasi bawah,
riwayat
ekspulsi hasil
konsepsi
Sedang Terbuka Sesuai Kram atau Abortus
hingga dengan usia nyeri perut insipien
massif kehamilan bawah, belum
terjadi ekspulsi
hasil konsepsi
Kram atau Abortus
nyeri perut incomplit
bawah,
ekspulsi
sebahagian
hasil konsepsi
Terbuka Lunak dan Mual/muntah, Abortus
lebih besar kram perut mola
dari usia bawah,
gestasi sindroma
mirip PEB,
tidak ada janin,
keluar jaringan
seperti anggur
1. Tes kehamilan : positif jika janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu
setelah abortus
17
2.Pemeriksaan doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih
hidup
2.6 Penatalaksanaan
paska operasi.
secara mekanis, melakukan aspirasi vakum, atau keduanya. Untuk usia gestasi di
atas 16 minggu, dilakukan dilatasi dan evakuasi (D&E). Tindakan ini berupa
dilatasi serviks lebar diikuti oleh destruksi dan evakuasi mekanis bagian-bagian
besar untuk mengeluarkan palsenta dan jaringan yang tersisa. Dilatasi dan ekstraksi
(D&X) serupa dengan D&E kecuali bahwa pada D&X bagian janin pertama kali
18
b. Dilator higroskopik
Trauma akibat dilatasi mekanik dapat dikurangi dengan suatu alat yang dapat
digunakan secara perlahan membuka serviks. Alat ini menarik air dari jaringan
serviks dan juga digunakan untuk pematangan serviks prainduksi. Batang laminaria
a. Oksitosin
Pemberian oksitosin dosis tinggi dalam sedikit cairan intravena dapat menginduksi
abortus pada kehamilan trimester kedua. Salah satu regimen yang efektif adalah 10
mL (10 IU/mL) ke dalam 1000 mL larutan RL. Larutan ini mengandung 100 mU
oksitosin per mL Iinfus IV dimulai dengan kecepatan 0,5 mL/mnt. Apabila pada
kecepatan infus ini belum terjadi kontraksi yang efektif, konsentrasi oksitosin
sebagian dan disisakan 500 mL yang mengandung 100 mU oksitosin per mL. Ke
dalam 500 mL ini ditambahkan 5 ampul oksitosin. Larutan yang terbentuk sekarang
19
mL/mnt dan kecepatan ini dibiarkan selama 4 atau 5 jam, atau sampai janin
dikeluarkan.
Perdarahan USG
Antiprostaglandin
Amoxicillin 500
5 hari
20
Abortus inkomplet Perdarahan Memperbaiki
kehamilan/plasenta 12 minggu:
methylergometrin
Cegah infeksi
amoxicillin 500 mg
hari
minggu langsung
kuretase
Kehamilan > 12
minggu: misoprostol 1
21
tab/intravaginal/tiap 6
dan kuretase
Disarankan
untuk monitoring
fibrinogen serum
jam
2.7 Komplikasi
a. Perdarahan akibat luka pada jalan lahir, atonia uteri, sisa jaringan
tertinggal, diatesa hemoragik dan lain-lain. Perdarahan dapat timbul segera pasca
b. Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam
22
kriminalis. Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadinya perforasi, laparatomi
harus segera dilakukan untuk menentukan luasnya perlukaan pada uterus dan
apakah ada perlukan alat-alat lain. Pasien biasanya datang dengan syok hemoragik.
dengan teliti.
uterus. Hal ini terjadi karena pada waktu penyemprotan, selain cairan juga
gelembung udara masuk ke dalam uterus, sedangkan pada saat yang sama sistem
vena di endometrium dalam keadaan terbuka. Udara dalam jumlah kecil biasanya
e. Inhibisi vagus, hampir selalu terjadi pada tindakan abortus yang dilakukan
tanpa anestesi pada ibu dalam keadaan stress, gelisah, dan panik. Hal ini dapat
terjadi akibat alat yang digunakan atau suntikan secara mendadak dengan cairan
lokal seperti KmnO4 pekat, AgNO3, K-Klorat, Jodium dan Sublimat dapat
seperti kina atau logam berat. Pemeriksaan adanya Met-Hb, pemeriksaan histologik
23
g. Infeksi dan sepsis. Komplikasi ini tidak segera timbul pasca tindakan tetapi
sp., Bacteroides sp, Listeria dan jamur. Umumnya pada abortus infeksiosa, infeksi
terbatas padsa desidua. Pada abortus septik virulensi bakteri tinggi dan infeksi
2.8 Prognosis
sebelumnya:6
1. Perbaikan endokrin yang abnormal pada wanita dengan abotus yang rekuren
janin pada kehamilan 5 sampai 6 minggu pada wanita dengan 2 atau lebih aborsi
24
DAFTAR PUSTAKA
3. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, GilstrapIII LC, Hauth JC, Wenstrom
Review: February 11, 2012 [cited May 30, 2015]. Available from:
http://bpk.litbang.depkes.go.id/index.php/hsr/article/view/2992/2225.
http://digilib.unsri.ac.id/download/MASALAH%20ABORTUS%20DAN%20
KESEHATAN.pdf
25
7. Manuaba IBG, Chandranita IA, Fajar IBG. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta:
EGC; 2007.
9. Achadiat CM. Prosedur Tetap Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC; 2004.
11. Kepmenkes RI. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
http://emedicine.medscape.com/article/795359-overview
26