Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rawan kekurangan gizi karena terjadi
peningkatan kebutuhan gizi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin yang dikandung. Pola
makan yang salah pada ibu hamil membawa dampak terhadap terjadinya gangguan gizi antara
lain anemia, pertambahan berat badan yang kurang pada ibu hamil dan gangguan pertumbuhan
janin. Salah satu masalah gizi yang banyak terjadi pada ibu hamil adalah anemia gizi, yang
merupakan masalah gizi mikro terbesar dan tersulit diatasi di seluruh dunia. World Health
negara berkembang. Di Indonesia (Susenas dan Survei Depkes- Unicef )dailaporkan bahwa
sekitar 4 juta ibu hamil, separuhnya mengalami anemia gizi dan satu juta lainnya mengalami
kekurangan energi kronis (Fatimah,2011). Kejadian anemia pada ibu hamil harus selalu
diwaspadai mengingat anemia dapat meningkatkan risiko kematian ibu, angka prematuritas,
BBLR dan angka kematian bayi. Untuk mengenali kejadian anemia pada kehamilan, seorang ibu
harus mengetahui gejala anemia pada ibu hamil, yaitu cepat lelah, sering pusing, mata
berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, napas
pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda. Dari
uraian permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk membahas Asuhan keperawatan keluarga
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakh konsep Keluarga itu ?
4. Bagaimanakah contoh Kasus dan Asuhan Keperawatan keluarga pada ibu hamil dengan anemia
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep medis Ibu hamil dengan anemia dan asuhan keperawatan keluarga
2. Tujuan Khusus
d. Untuk mengetahui contoh Kasus dan Asuhan Keperawatan keluarga pada ibu hamil dengan
anemia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Menurut Hariyanto, 2005 keluarga menunjuk kepada dua orang atau lebih yang
disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan
3. Tipe/Bentuk Keluarga
a. Keluarga Inti (Nuclear Family): keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
b. Keluarga Besar (Extended Family): keluarga inti ditambah sanak saudara misalnya nenek,
c. Keluarga Berantai (Serial Family): keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih
d. Keluarga Duda/Janda (Single Family): keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
secara bersama-sama.
f. Keluarga Kabitas (Cahabitation): dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk
suatu keluarga.
4. Peran Keluarga
5. Fungsi Keluarga
Fungsi dari keluarga adalah memenuhi kebutuhan anggota individu keluarga dan masyarakat
a. Fungsi Afektif
tampak kegembiraan dan kebahagiaan seluruh anggota keluarga, tiap anggota keluarga
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang menghasilkan
Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya
manusia.
d. Fungsi Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti
Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan yaitu mencegah terjadi
Perkembangan keluarga adalah proses perubahan dari sistem keluarga yang terjadi dari waktu ke
waktu meliputi perubahn interaksi dan hubungan di antara keluarga dari waktu ke waktu.
Menurut Duvall (1977) siklus kehidupan keluarga terdiri dari 8 tahapan yang mempunyai tugas
dan resiko tertentu pada setiap tahapan perkembangannya. Adapun 8 tahapan perkembangan
tersebut adalah:
a. Tahap 1 keluarga pemula: dimulai saat individu membentuk keluarga melalui perkawinan.
Tugas perkembangan:
Masalah kesehatan: Masalah seksual, peran perkawinan dan kehamilan yang kurang
direncanakan.
b. Tahap 2 keluarga dengan kelahiran anak pertama: dimulai sejak anak pertama lahir sampai
berusia 30 bulan.
Tugas perkembangan:
Masalah kesehatan: pendidikan meternitas, perawatan bayi yang baik, pengenalan dan
penanganan masalah kesehatan fisik secara dini, imunisasi, tumbuh kembang dan lain-lain.
c. Tahap 3 keluarga dengan anak pra sekolah: dimulai anak pertama berusia 2,5 tahun sampai
dengan 5 tahun.
Tugas perkambangan:
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang lain juga harus
dipenuhi.
Masalah kesehatan: masalah kesehatan fisik: penyakit menular pada anak.,masalah kesehatan
psikososial: hubungan perkawinan, perceraian., persaingan antara kakak adik, dan pengasuhan
anak.
d. Tahap 4 keluarga dengan anak usia sekolah: dimulia saat anak pertama berusia 6 tahun samapi
13 tahun.
Tugas perkembangan:
e. Tahap 5 keluarga dengan anak remaja: dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun sampai 19-20
tahun.
Tugas perkembangan :
f. Tahap 6 keluarga dengan anak dewasa: dimulai saat anak pertama meninggalkan rumah sampai
anak terakhir, lamanya tergantung dengan jumlah anak atau banyaknya anak belum menikah dan
Tugas perkembangan:
3) Membantu orang tua yang sedang sakit dan memasuki masa tua
Masalah kesehatan: masa komunikasi dewasa muda dengan orang tua tidak lancar, transisi
peran suami istri, memberi perawatan pada kondisi kesehatan kronis, masalah menopause,
g. Tahap 7 keluarga dengan usia pertengahan: dimulai saat anak terakhir meninggalkan rumah dan
Tugas perkembangan:
1) Mempertahankan kesehatan.
komunikasi dan hubungan dengan anak cucu dan lain-lain, masalah hubungan dengan
perawatan.
h. Tahap 8 keluarga dengan usia lanjut: dimulai salah satu meninggal atau pension sampai
a. Pendidik. Perawat memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar keluarga dapat
melakukan program Asuhan Keperawatan Keluarga secara mandiri dan bertanggung jawab
d. Pengawas Kesehatan. Perawat harus melakukan kunjungan rumah yang teratur untuk
kesehatan.
f. Kolaborasi. Perawat harus bekerja sama dengan pelayanan rumah sakit atau anggota tim
g. Fasilitator. Peran disini adalah membantu keluarga di dalm menghadapi kendala untuk
1. Pengertian
Ibu Hamil adalah suatu kondisi dimana seorang perempuan mengalami kehamilan. Kehamilan
adalah: suatu kondisi yang terjadi bila ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum)
Kehamilan terbagi atas : trimister I ( 1- 14 minggu), trimister II ( 14- 28 minggu), trimister III (
28- 42 minggu)
gravidarum). Pada areola mamae dan Puting susu, daerah yang berwarna hitam di sekitar puting
susu akan menghitam. Sekitar areola yang biasanya tidak berwarna akan berwarna hitam. Hal ini
disebut areola mamae sekunder. Puting susu menghitam dan membesar sehingga lebih menonjol.
Pada areola suprapubis, terdapat garis hitam yang memanjang dari atas simfisis sampai
pusat.Warnanya lebih hitam dibandingkan sebelumnya, muncul garis baru yang memanjang
ditengah atas pusat (linea nigra).Pada perut, selain hiperpigmentasi terjadi stria gravidarum yang
merupakan garis pada kulit.Terdapat 2 jenis stria gravidarum yaitu stria livida (garis berwarna
biru) dan stria albikan (garis berwarna putih).Hal ini terjadi karena pengaruh melanophore
b. Perubahan Kelenjar
Kelenjar gondok membesar sehingga leher ibu berbentuk seperti leher pria.Perubahan ini tidak
c. Perubahan Payudara
Perubahan ini pasti terjadi pada wanita hamil karena dengan semakin dekatnya persalinan,
payudara menyiapkan diri untuk memproduksi makanan pokok untuk bayi setelah lahir.
selalu lembab dan lemas sehingga tidak menjadi tempat berkembang biak bakteri
5) Payudara ibu mengeluarkan cairan apabila dipijat. Mulai kehamilan 16 minggu, cairan yang
dikeluarkan jernih. Pada kehamilan 16 minggu sampai 32 minggu, warna cairan agak putih
seperti air susu yang sangat encer. Dari kehamilan 32 minggu sampai anak lahir, cairan yang
dikeluarkan lebih kental, berwarna kuning, dan banyak mengandung lemak.Cairan ini disebut
kolostrum.
d. Perubahan Perut
Semakin mendekati masa persalinan, perut semakin besar.Biasanya hingga kehamilan 4 bulan,
membesar.Saat hamil tua, perut menjadi tegang dan pusat menonjol ke luar. Timbul stria
Alat kelamin luar ini tampak hitam kebiruan karena adanya kongesti pada peredaran
darah.Kongesti terjadi karena pembuluh darah membesar, darah yang menuju uterus sangat
banyak, sesuai dengan kebutuhan uterus untuk membesarkan dan memberi makan
janin.Gambaran mukosa vagina yang mengalami kongesti berwarna hitam kebiruan tersebut
salah satu tungkai.Edema terjadi karena tekanan uterus yang membesar pada vena femoralis
2) Trimester II meliputi: perasaan lebih nyaman serta kebutuhan mempelajari perkembangan dan
pertumbuhan janin meningkat. Kadang tampak egosentris dan berpusat pada diri sendiri.
3) Trimester III meliputi: memiliki perasaan aneh, sembrono, lebih introvert, dan merefleksikan
Perubahan fisiologis kehamilan menimbulkan perubahan bentuk tubuh yang cepat dan
nyata.Selama trimester I bentuk tubuh sedikit berubah, tetapi pada trimester II pembesaran
abdomen yang nyata, penebalan pinggang dan pembesaran payudara memastikan status
kehamilan.Wanita merasa seluruh tubuhnya bertambah besar dan menyita ruang yang lebih luas.
Perasaan ini semakin kuat seiring bertambahnya usia kehamilan. Secara bertahap terjadi
kehilangan batasan – batasan fisik secara pasti, yang berfungsi memisahkan diri sendiri dari
Sikap wanita terhadap tubuhnya di duga dipengaruhi oleh nilai – nilai yang diyakininya dan sifat
pribadinya.Sikap ini sering berubah seiring kemajuan kehamilan.Sikap positif terhadap tubuh
biasanya terlihat selama trimester I. Namun, seiring kemajuan kehamilan, perasaan tersebut
menjadi lebih negatif.Pada kebanyakan wanita perasaan suka atau tidak suka terhadap tubuh
mereka dalam keadaan hamil bersifat sementara dan tidak menyebabkan perubahan persepsi
Ambivalensi didefinisikan sebagai konflik perasaan yang simultan, seperti cinta dan benci
terhadap seseorang, sesuatu, atau suatu keadaan.Ambivalensi adalah respon normal yang dialami
individu yang mempersiapkan diri untuk suatu peran baru.Kebanyakan wanita memiliki sedikit
perasaan ambivalen selama hamil.Bahkan wanita yang bahagia dengan kehamilannya, dari waktu
ke waktu dapat memiliki sikap bermusuhan terhadap kehamilan atau janin.Pernyataan pasangan
tentang kecantikan seorang wanita yang tidak hamil atau peristiwa promosi seorang kolega
ketika keputusan untuk memiliki seorang anak berarti melepaskan pekerjaan dapat meningkatkan
rasa ambivalen.Sensasi tubuh, perasaan bergantung, dan kenyataan tanggung jawab dalam
Perasaan ambivalen berat yang menetap sampai trimester III dapat mengindikasikan bahwa
konflik peran sebagai ibu belum diatasi (Lederman, 1984). Setelah kelahiran seorang bayi yang
sehat, kenangan akan perasaan ambivalen ini biasanya lenyap. Apabila bayi yang lahir cacat,
seorang wanita kemungkinan akan mengingat kembali saat – saat ia tidak menginginkan anak
tersebut dan merasa sangat bersalah. Tanpa penyuluhan dan dukungan yang memadai, ia dapat
c. Hubungan seksual
Ekspresi seksual selama masa hamil bersifat individual. Beberapa pasangan menyatakan puas
dengan hubungan seksual mereka, sedangkan yang lain mengatakan sebaliknya. Perasaan yang
berbeda – beda ini dipengaruhi oleh faktor – faktor fisik, emosi, dan interaksi, termasuk takhayul
tentang seks selama masa hamil, masalah disfungsi seksual, dan perubahan fisik pada wanita.
Dengan berlanjutnya kehamilan, perubahan bentuk tubuh, citra tubuh, dan rasa tidak nyaman
mempengaruhi keinginan kedua belah pihak untuk menyatakan seksualitas mereka. Selama
trimester I seringkali keinginan seksual wanita menurun, terutama jika ia merasa mual, letih, dan
mengantuk. Saat memasuki trimester II kombinasi antara perasaan sejahteranya dan kongesti
seksualitasnya.Pada trimester III peningkatan keluhan somatik (tubuh) dan ukuran tubuh dapat
menyebabkan kenikmatan dan rasa tertarik terhadap seks menurun (Rynerson, Lowdermilk,
1993).
Pasangan tersebut perlu merasa bebas untuk membahas hubungan seksual mereka selama
masa hamil. Kepekaan individu yang satu terhadap yang lain dan keinginan untuk berbagi
masalah dapat menguatkan hubungan seksual mereka. Komunikasi antara pasangan merupakan
hal yang penting.Pasangan yang tidak memahami perubahan fisiologis dan emosi, yang terjadi
dengan cepat selama masa hamil, dapat menjadi bingung saat melihat perilaku
memperlancar komunikasi antar pasangan dengan berbicara kepada pasangan tentang perubahan
perasaan dan perilaku yang mungkin dialami wanita selama masa hamil (Rynerson, Lowdermilk,
1993).
1988). Kekhawatiran pertama timbul pada trimester I dan berkaitan dengan kemungkinan
terjadinya keguguran. Banyak wanita yang sengaja tidak mau memberitahukan kehamilannya
kepada orang lain sampai periode ini berlalu. Ketika janin menjadi semakin jelas, yang terlihat
dengan adanya gerakan dan denyut jantung, Kecemasan orang tua yang terutama ialah
kemungkinan cacat pada anaknya. Orang tua mungkin akan membicarakan rasa cemasnya ini
secara terbuka dan berusaha untuk memperoleh kepastian bahwa anaknya dalam keadaan
sempurna. Pada tahap lanjut kehamilan, rasa takut bahwa anaknya dapat meninggal semakin
melemah.
4. Tugas Perkembangan
a. Menerima Kehamilan
Langkah pertama dalam beradaptasi terhadap peran ibu ialah menerima ide kehamilan dan
mengasimilasi status hamil ke dalam gaya hidup wanita tersebut (Lederman, 1984). Tingkat
penerimaan dicerminkan dalam kesiapan wanita dan respons emosionalnya dalam menerima
kehamilan.
Ketersediaan keluarga berencana mengandung makna bahwa kehamilan bagi banyak wanita
merupakan suatu komitmen tanggung jawab bersama pasangan. Namun, merencanakan suatu
kehamilan tidak selalu berarti menerima kehamilan (Entwistle, Doering, 1981).Wanita lain
memandang kehamilan sebagai suatu hasil alami hubungan perkawinan, baik diinginkan maupun
Wanita yang siap menerima suatu kehamilan akan dipicu gejala - gejala awal untuk mencari
validasi medis tentang kehamilannya. Beberapa wanita yang memiliki perasaan kuat, seperti
“tidak sekarang,” bukan saya,” dan “ tidak yakin,” mungkin menunda mencari pengawasan dan
perawatan (Rubin, 1970). Namun , beberapa wanita menunda validasi medis karena akses
keperawatan terbatas, merasa malu, atau alasan budaya. Untuk orang lain, kehamilan dipandang
sebagai suatu peristiwa alami, sehingga tidak perlu mencari validasi medis dini.
Setelah kehamilan dipastikan respon emosi wanita dapat bervariasi, dari perasaan sangat gembira
sampai syok, tidak yakin, dan putus asa.Reaksi yang diperlihatkan banyak wanita ialah respon”
suatu hari nanti, tetapi tidak sekarang.” Wanita lain dengan sederhana menerima kehamilan
sebagai kehendak alam. Banyak wanita mula- mula terkejut ketika mendapatkan diri mereka
mereka menerima kehamilan.Tidak menerima kehamilan tidak dapat disamakan dengan menolak
anak.Seorang wanita mungkin tidak menyukai kenyataan dirinya hamil, tetapi agar anak itu
dilahirkan.
c. Respon Emosional
Wanita yang bahagia dan senang dengan kehamilannya sering memandang hal tersebut sebagai
pemenuhan biologis dan merupakan bagian dari rencana hidupnya. Mereka memiliki harga diri
yang tinggi dan cenderung percaya diri akan hasil akhir untuk dirinya sendiri, untuk bayinya, dan
untuk anggota keluarga yang lain. Meskipun secara umum keadaan mereka baik, namun
kelabilan emosional yang terlihat pada perubahan mood yang cepat untuk dijumpai pada wanita
hamil.
Perubahan mood yang cepat dan peningkatan sensitifitas terhadap orang lain ini membingungkan
calon ibu dan orang- orang di sekelilingnya. Peningkatan iritabilitas, uraian air mata dan
kemarahan serta perasaan suka cita, serta kegembiraan yang luar biasa muncul silih berganti
hanya karena suatu provokasi kecil atau tanpa provokasi sama sekali.
Perubahan hormonal yang merupakan bagian dari respon ibu terhadap kehamilan, dapat menjadi
penyebab perubahan mood, hampir sama seperti saat akan menstruasi atau selama menopause.
Alasan lain, seperti masalah seksual atau rasa takut terhadap nyeri selama melahirkan, juga
dijadikan penjelasan timbulnya perilaku yang tidak menentu ini. Seiring kemajuan kehamilan,
wanita lebih menjadi terbuka tentang terhadap diri sendiri dan orang lain. Ia bersedia
membicarakan hal- hal yang tidak pernah dibahas atau yang dibahas hanya dalam keluarga dan
tampak yakin bahwa pikiran- pikirannya dan gejala - gejala yang dialaminya akan menarik untuk
si pendengar yang dianggapnya protektif. Keterbukaan ini, disertai kesiapan untuk belajar,
meningkatkan kesempatan untuk bekerja sama dengan wanita hamil dan meningkatkan
kehamilan.
Apabila anak tersebut diingingkan, rasa tidak nyaman yang timbul akibat kehamilan cenderung
dianggap sebagai suatu iritasi dan upaya dilakukan untuk meredakan rasa nyaman tersebut
biasanya membawa keberhasilan. Rasa senang yang timbul karena memikirkan anak yang akan
lahir dan perasaan dekat dengan anak membantu menyesuaikan diri terhadap rasa tidak nyaman
ini. Pada beberapa keadaan wanita yang biasanya mengeluhkan ketidak nyamanan fisik dapat
mencari bantuan untuk mengatasi konflik peran ibu dan tanggung jawabnya.Pengkajian lebih
lanjut tentang toleransi dan kemampuan koping perlu dilakukan (Lederman, 1984).
Proses mengidentifikasi peran ibu dimulai pada awal setiap kehidupan seorang wanita, yakni
melalui memori - memori ketika ia, sebagai seorang anak, diasuh oleh ibunya. Persepsi
kelompok sosialnya mengenai peran feminim juga membuatnya condong memilih peran sebagai
ibu atau wanita karir, menikah atau tidak menikah, dan mandiri dari pada interdependen.Peran -
peran batu loncatan, seperti bermain dengan boneka, menjaga bayi, dan merawat adik - adik,
Banyak wanita selalu menginginkan seorang bayi, menyukai anak - anak, dan menanti untuk
menjadi seorang ibu.Mereka sangat dimotivasi untuk menjadi orang tua. Hal ini mempengaruhi
penerimaan mereka terhadap kehamilan dan akhirnya terhadap adaptasi prenatal dan adaptasi
menjadi orang tua (Grossman, Eichler, Winckooff,1980 ;Lederman, 1984). Wanita yang lain
tidak mempertimbangkan dengan terinci arti menjadi seorang ibu bagi diri mereka sendiri.
Konflik selama masa hamil, seperti tidak menginginkan kehamilan dan keputusan - keputusan
Ikatan emosional dengan anak mulai timbul pada periode prenatal, yakni ketika wanita mulai
membayangkan dan melamunkan dirinya menjadi ibu (Rubin, 1975; Gaffney, 1988a). Mereka
mulai berpikir seakan - akan dirinya adalah seorang ibu dan membayangkan kualitas ibu seperti
apa yang mereka miliki. Orang tua yang sedang menantikan bayi berkeinginan untuk menjadi
orang tua yang hangat, penuh cinta, dan dekat dengan anaknya. Mereka mencoba untuk
kehadiran sang anak dan membayangkan apakah mereka bisa tahan terhadap kebisingan,
kekacauan, kurangnya kebebasan, dan bentuk perawatan yang harus mereka berikan. Mereka
mempertanyakan kemampuan mereka untuk membagi kasih mereka kepada anak yang belum
dilahirkan ini. Rubin (1967) menemukan bahwa wanita “ menerapkan “dan menguji perannya
sebagai ibu dengan mengambil contoh ibunya sendiri atau wanita lain pengganti ibu yang
memberi pelayanan, dukungan, atau berperan sebagai sumber informasi dan pengalaman.
Hubungan ibu - anak terus berlangsung sepanjang masa hamil sebagai suatu proses
perkembangan(Rubin, 1975).
diri untuk menghadapi persalinan. Mereka membaca buku, menghadiri kelas untuk orang tua,
dan berkomunikasi dengan wanita lain (ibu, saudara perempuan, teman, orang yang tidak
dikenal).Mereka akan mencari orang terbaik untuk memberi nasihat, arahan, dan perawatan
(Patterson, Freese, Goldenberg, 1990). Rasa cemas dapat timbul akibat kekhawatiran akan proses
Orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil biasanya ialah ayah dari sang anak
(Richardson,1983), karena semakin banyak bukti menunjukkan bahwa wanita yang diperhatikan
dan dikasihi oleh pasangan prianya selama hamil akan menunjukkan lebih sedikit gejala emosi
dan fisik, lebih sedikit komplikasi persalinan, dan lebih mudah melakukan penyesuaian selama
Kebutuhan pertama ialah menerima tanda – tanda bahwa ia dicintai dan dihargai. Kebutuhan
kedua ialah merasa yakin akan penerimaan pasangannya terhadap sang anak dan mengasimilasi
bayi tersebut ke dalam kelurga. Rubin (1975) menyatakan bahwa wanita hamil harus
“memastikan tersedianya akomodasi sosial dan fisik dalam keluarga dan rumah tangga untuk
anggota baru tersebut.Hubungan pernikahan tidak tetap, tetapi berubah dari waktu ke waktu.
Bertambahnya seorang anak akan mengubah sifat ikatan pasangan untuk selama – lamanya.
Lederman (1984) melaporkan bahwa hubungan istri dan suami bertambah dekat selama masa
hamil. Dalam studinya, ia mengatakan bahwa kehamilan berdampak mematangkan hubungan
suami – istri akibat peran dan aspek – aspek baru yang ditemukan dalam diri masing – masing
pasangan.
g. Kesiapan melahirkan
Menjelang akhir trimester III, wanita akan mengalami kesulitan napas dan gerakan janin menjadi
Nyeri pinggang, sering berkemih, keinginan untuk berkemih, konstipasi, dan timbulnya varies
dapat sangat mengganggu. Ukuran tubuh yang besar dan rasa canggung mengganggu
kemampuannya melakukan pekerjaan rumah tangga rutin, dan mengambil posisi yang nyaman
Pada saat ini kebanyakan wanita akan tidak sabar untuk menjalani persalinan, apakah disertai
rasa suka cita, rasa takut, atau campuran keduanya. Keinginan yang kuat untuk melihat hasil
akhir kehamilannya dan untuk segera menyelesaikannya membuat wanita siap masuk ke tahap
persalinan.
C. Konsep Anemia
1. Pengertian
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr%
(Wiknjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II
(Saifuddin, 2002).
2. Klasifikasi
Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. Pengobatannya yaitu,
keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan adalah
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekatai 800 mg. Kebutuhan ini terdiri
dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk
meningkatkan massa haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan lewat
usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 8–10 mg zat
besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20–25 mg zat besi
perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi
sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba,
2001).
b. Anemia Megaloblastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang sekali karena
c. Anemia Hipoplastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel darah merah
d. Anemia Hemolitik
Adalah anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih cepat
kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital.
3. Etiologi
Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat besi, jenis pengobatannya
relatif mudah, bahkan murah. Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim
disebut Hidremia atau Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang dibandingkan
dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah
sebagai berikut: plasma 30%, sel darah 18% dan haemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam
kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan
Secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja jantung yang
semakin berat dengan adanya kehamilan.Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh
defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Safuddin,
2002).Sebagian besar penyebab anemia di Indonesia karena kurang zar besi dalam tubuh
disebabkan karena:
a. Kurangnya konsumsi makanan yang kaya akan besi, terutama yang berasal dari sumber hewani.
d. Ketidakseimbangan antara kebutuhan tubuh akan besi dibandingkan dengan penyerapan dari
makanan
4. Manifestasi klinis
a. Mata berkunang-kunang.
b. Lemah.
c. Badan lesu.
d. Cepat lelah.
g. Gampang mengantuk.
5. Patofisiologi
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi
yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat
45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan
meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta kembali normal 3 bulan
setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta, yang
6. Pemeriksaan
anamnesa.Hasil anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-
kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda.Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat
dilakukan dengan menggunakan alat sachli, dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu
trimester I dan III. Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai berikut:
7. Komplikasi
a. Keguguran.
b. Lahir sebelum waktunya.
8. Penatalaksanaan
1) Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung zat hewani seperti hati, ikan, daging, dan
sumber nabati seperti: sayuran hijau, tempe, tahu dan buah-buahan yang berwarna.
2) Hindarkan pantangan terhadap makanan yang keliru yang dapat merugikan kesehatan ibu seperti
3) Bila nafsu makan ibu berkurang, makanlah makanan yang segar seperti buah, sayur bening,
4) Selama hamil makanlah beraneka ragam setiap hari dalam jumlah cukup dan makanan yang
5) Ibu hamil harus makan dan minum lebih banyak daripada saat tidak hamil.
iv. Bila bumil telah melahirkan tapi Fe yang dimakan belum mencukupi
Menimbulkan gejala antara lain: mual – muntah, kadang diare / sulit BAB.
Minum tablet tambah darah setelah makan malam / menghindari gejala efek samping.
Dianjurkan untuk tidak minum bersama dengan susu, teh, kopi dan tablet kalk.
D. Contoh Kasus dan Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ibu Hamil dengan Anemia
1. Kasus
Tn.A menikah dengan Ny.S pada tahun 2010 lalu dan saat ini Ny.S sedang mengandung anak
pertama. Kehamilan Ny. S sekarang mulai masuk trimester II. Ny.S mengatakan selama
kehamilan sering merasakan pusing dan memang Ny.S tampak kelihatan pucat. Menurut
pemeriksaan Ny.S menderita anemia. Ny.S Mengatakan jarang makan makanan yang bergizi
yang terjadi pada dirinya, seperti berat badannya yang mulai meningkat dan sering merasa lelah.
Ny.S mengatakan susah tidur karena kondisi kamar yang sempit dan pengap, di tambah lagi
Hasil Pemeriksaan :
Nadi = 70 x/menit
R = 24 x/menit
S = 36, 5 ºC
Analisis Data
NO DATA PROBLEM ETIOLOGI
1. DS : Kehamilan
• Ny.S mengatakan sering pusing Anemia
• Ny.S mengatakan jarang Perubahan hematologi
mengkonsumsi makanan bergizi
seperti sayur-sayuran. Sirkulasi meningkat
• Ny.S mengatakan pernah di beri
obat penambah darah oleh bidan Volume plasma meningkat
saat kunjungannya di puskesmas
namun sekarang obat tersebut telah Peeningkatan sekresi
habis aldosteron
DO :
• Konjungtiva anemis Kebutuhan zat besi
• TTV : meningkat
TD : 100/ 80
N : 70x/ menit Suplay zat besi berkurang
R : 24x/ menit Resiko
S : 36,5 ° C. gangguan Anemia
perkembangan
janin Ketidakmampuan keluarga
dalam mengenal masalah
kebutuhan untuk BUMIL
2. DS:
• Ny.S mengatakan jarang
mengkonsumsi makanan yang Kehamilan
bergizi dan sudah tidak minum
vitamin yang berguna untuk Perubahan hematologi
perkembangan janinnya.
• Ny.S mengatakan harusnya dia Sirkulasi meningkat
sudah memeriksakan kembali
kandungannya namun sampai saat Volume plasma meningkat
ini dia belum juga ke puskesmas
setelah kunjungan pertamanya. Peeningkatan sekresi
Do : aldosteron
• Hasil pemeriksaan Lab
menunjukan HB turun Kebutuhan zat besi
meningkat
Anemia
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Anemia Ny.S pada keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam mengenal masalah kebutuhan untuk BUMIL