Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh:
Kelompok 4
Siapa yang tahu tentang hidup ini? Kehidupan ini tak selamanya seindah yang dilalui
sekarang, bisa jadi beberapa menit kemudian akan berubah. Kita tak tahu apa yng akan kita lalui
di masa yang akan datang, tapi sungguh kehendak Tuhan sangat luar biasa. Kita tidak tahu,
hikmah apa yang di berikan Tuhan untuk kita.
Bumi selalu berputar, begitu juga dengan hidup seorang gadis yang bernama Rindha.
Baginya hidup ini begitu indah dengan segala rencana Tuhan, tetapi seketika itu hidupnya gelap
dan tak terlihat jalan olehnya. Ayahnya meninggal akibat kecelakaan, setelah itu ibunya menikah
lagi dengan pria yang tak bertanggung jawab.
Perawat 1 : “Iya, anda baru saja dilarikan ke rumah sakit ini. Jangan banyak bergerak
agar lukamu tidak semakin parah. Istirahatlah yang cukup dan tenangkan
pikiranmu agar kondisimu semakin membaik!”
Perawat 1 : (sambil memegang kaki Rindha) “Semua penyakit pasti ada obatnya,
termasuk untuk menyembuhkan luka yang kamu derita saat ini”
(Perawat 2 datang)
(melihat kaki Rindha yang masih dipegang oleh perawat 1) “Oh, pasti
tentang kaki mbak, ya? Kata dokter nggak papa kok, kita akan melakukan
terapi agar kaki kamu bisa di gerakkan, tapi kamu harus percaya dan
melakukan saran-saran dari dokter dan perawat di sini agar kaki mbak bisa
digerakkan kembali”
(Dokter datang)
Dokter : “Gimana keadaan Rindha, sudah enakan? Syukurlah kamu cepat sadar”
Rindha : (sambil memegang kaki) “Kaki saya tidak bisa di gerakkan, dokter. Ada
apa ini?
Perawat 1 : (memegang pundak Rindha) “Sabar dulu ya, kami sedang berusaha
melakukan yang terbaik untuk kesembuhanmu. Percayalah pada kami!”
Dokter : “Setelah kondisimu benar-benar membaik, kita akan melakukan terapi dan
pemulihan. Dan ingat, kamu juga harus semangat untuk sembuh!”
Rindha : “Jadi semuanya baik-baik saja kan, sus? Apa yang terjadi pada saya?”
Perawat 1 : (terkejut) “Rindha, nggak boleh bilang seperti itu. Mereka keluargamu. Di
mana orang tuamu? Kamu tinggal di mana?”
Di malam hari, Rindha memainkan telepon selulernya. Karena ia sudah tidak memiliki
keinginan untuk melanjutkan hidupnya yang berantakan dan penuh dengan cobaan, terbesit di
benaknya untuk mengakhiri hidupnya.
Perawat 3 : (menyelimuti Rindha) “Oh, begitu. Tidurlah, ini sudah malam. Matikan
ponselmu!”
Perawat 3 : “Selamat pagi, saya Nova peawat rumah sakit ini, di sini saya akan
mengganti perban di kaki mbak”
Perawat 3 : (sambil memakai APD) “Sudah, jangan kau ingat-ingat lagi istilah itu!”
Perawat 3 : (sambil mengganti perban) “Untuk apa memikirkan itu? Setelah ini kau
akan menjalani terapi, jadi persiapkan dirimu untuk sembuh”
Perawat 1 : (kaget, ragu menjelaskan) “Emm.. Euthanasia itu suatu pembunuhan yang
diperbolehkan dalam dunia medis yang disengaja karena pasien tersebut
sudah tidak mempunyai harapan untuk hidup lagi. Mengapa kau
menanyakan hal itu?”
Rindha : “Bagaimana jika aku meminta dokter untuk melakukan hal tersebut
kepadaku?”
Perawat 1 : (kaget) “Kamu ini berbicara apa? Kok ngawur. Dengan melakukan
perawatan yang rutin kamu akan segera pulih”
Rindha : “Untuk apa aku hidup jika tidak ada seorang pun yang peduli terhadapku.
Hidupku sudah hancur”
Perawat 1 : “Yang berhak menentukan hidup dan mati seseorang hanyalah Tuhan.
Lebih baik kau pikirkan kembali hal itu!”
Rindha : (berontak) “Aku sudah tak ingin sembuh. Apakah ada cara lain sehingga
aku dapat mati dengan perlahan? Bisakah kalian melakukan euthanasia itu
padaku?”
Perawat 1 sampai tak habis pikir, bisa-bisanya anak itu meminta tindakan euthanasia.
(Dokter, perawat 1, perawat 2, perawat 3 memasuki ruangan Rindha)
Dokter : (bernapas dalam-dalam) “Atas dasar apa kau meminta tindakan ini?”
Rindha : “Tak ada lagi yang ku punya, orang tua, keluarga, teman, dan kedua
kakiku juga. Kalau aku tidak mati, pasti aku akan mati secara perlahan-
lahan dengan kondisiku yang sekarang, menderita”