Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun oleh :
YUVENSIUS WELLY
C1071141041
PENDAHULUAN
Kualitas karkas dan daging dipengaruhi oleh faktor sebelum dan setelah
pemotongan. Faktor sebelum pemotongan yang dapat mempengaruhi kualitas daging
antara lain adalah genetik, spesies, bangsa, tipe ternak, jenis kelamin, umur, pakan
termasuk bahan aditif dan stres. Faktor setelah pemotongan yang mempengaruhi
kualitas daging antara lain meliputi metode pelayuan, metode pemasakan, pH karkas
dan daging, bahan tambahan termasuk enzim pengempuk daging, macam otot daging
dan lokasi pada suatu otot daging (Soeparno, 2005).
Nilai pH daging ini perlu diketahui karena pH daging akan menentukan tumbuh
dan berkembangnya bakteri. Hampir semua bakteri tumbuh secara optimal pada pH
sekitar 7 dan tidak akan tumbuh persis dibawah pH 4 atau diatas 9, tetapi pH untuk
pertumbuhan optimal ditentukan oleh kerja stimulan dari berbagai variabel lain di luar
faktor keasaman itu sendiri (Lawrie, 1979). Penurunan nilai daya ikat air oleh protein
daging, dan pada saat penyegaran kembali (thawing) daging beku, terjadi kegagalan
serabut otot menyerap kembali semua air yang mengalami translokasi atau keluar pada
saat penyimpanan beku (Bratzler et al., 1977 dan Lawrie, 1979). Semakin tinggi cairan
yang keluar dari daging menunjukkan bahwa nilai daya ikat air oleh protein daging
tersebut semakin rendah (Soeparno, 1998). Penurunan nilai daya mengikat air juga
dapat meningkatkan nilai susut masak (Jamhari, 2000). Nilai susut masak merupakan
nilai massa daging yang berkurang setelah proses pemanasan atau pengolahan masak.
Daging yang mempunyai angka susut masak rendah, memiliki kualitas yang baik
karena kemungkinan keluarnya nutrisi daging selama pemasakan juga rendah (Yanti,
2008)
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PRAKTIKUM
3.2. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
a. Pisau f. Timbangan analitik
b. Tissue g. Cawan petri
c. Labu erlenmyer h. Buret mikro
d. Beaker glass i. Gelas ukur
e. Pipet tetes j. pH meter
Bahan
Bahan yang diperlukan untuk praktikum ini adalah :
a. Daging ayam f. Plastik PE
b. Larutan NaOH
c. Indikator Phenolphthalien PP 1%
d. Larutan K-Oksalat
e. Formaldehyde
3.3. Diagram alir
Sampel di timbang
Penentuan pH
Angka yang terbaca pada layar pH meter dicatat setealah angka konstan
Titrasi kembali dengan larutan NaOH 0,1 N sampai warna merah muda
4.1. Hasil
Sampel Berat awal Berat akhir
Daging (B2) 48,83 gr 47,91 gr
Daging (D2) 48,02 gr 47,24 gr
Perhitungan drip :
Berat cairan
B2 : % drip = x 100 %
Berat daging
0,92
= x 100 % = 1,92 %
47,91
Berat cairan
D2 : % drip = x 100 %
Berat daging
0,78
= x 100% = 1,65 %
47,24
Perhitungan
Berat sampel sebelum dimasak – berat sampel setelah dimasak
Cooking loss = x 100 %
Berat sampel sebelum dimasak
5 – 3,25
B2 = x 100 % = 60 %
5
5 – 3,45
D2 = x 100 % = 64 %
5
2. Penentuan pH
Sampel Kadar Ph
Daging 1 (B2) 6
Daging 2 (D2) 5,86
= 1,26 %
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Pengujian sifat fisik daging dapat dilihat dengan cara mengukur nilai pH daging, daya
ikat air, keempukan daging dan susut masak daging. Keempat indikator ini saling
berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain.
Semakin tinggi cairan yang keluar dari daging menunjukkan bahwa nilai daya ikat air
oleh protein daging tersebut semakin rendah. Penurunan nilai daya mengikat air juga
dapat meningkatkan nilai susut masak.
Daging yang mempunyai angka susut masak rendah, memiliki kualitas yang baik
karena kemungkinan keluarnya nutrisi daging selama pemasakan juga rendah.
Keempukan dapat diukur dengan nilai daya putus Warner-Bratzler (WB). Keempukan
daging terbagi atas tiga bagian, yaitu kisaran empuk, cukup/sedang dan alot.
5.2. Saran
Diharapkan untuk menyiapkan alat dan bahan sebelum melakukan pengujian
kualitas daging serta memahami metode-metode praktikum yang telah disediakan.
Pengujian harus di dilakukan dengan teliti agar mendapatkan hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Soeparno. 1998. Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Yanti, H., Hidayati, dan Elfawati. 2008. Kualitas Daging Sapi dengan Kemasan Plastik PE
(polyethylen) dan Plastik PP (polypropylen) di Pasar Arengka Kota Pekanbaru. Jurnal
Peternakan Vol 5 No 1 Februari 2008 (22 – 27).
Pearson, A. M dan R. B. Young. 1971. Muscle and Meat Biochemistry. Academic Press, Inc.
San Diego, New York, Berkeley, Boston, London, Sidney, Yokyo, and Toronto.
Soeparno, 1992. Teknologi Pengawasan Daging. Fakultas Teknologi Pertanian Bogor, Bogor.
LAMPIRAN