Você está na página 1de 8

AGRICULTURAL COMMODITIES

Makalah
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Goods Inspection

Oleh:
Amos B. Pratama 6154197

DIPLOMA IV AKUNTANSI KEUANGAN


POLITEKNIK POS INDONESIA
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana atas ridho dan
hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah materi kuliah Good Inspection
yang berjudul “ Agricultural Commodities ” dengan tepat waktu.
Saya ucapkan terimakasih kepada teman-teman dan dosen yang telah memberikan
dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Diharapkan makalah ini menambah
pengetahuan dan pemahaman kepada dikalangan mahasiswa dan pembaca tentang
Agricultural Commodities .
Saya menyadari bahwa penulisan dalam kliping ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh sebab itu dengan tangan terbuka saya mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi kita
semua.
Demikian makalah ini saya susun, bila ada kata-kata yang salah dalam penyusunan
makalah ini, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Bandung, 6 Febuari 2019


BAB 1 Pendahuluan
1. Latar Belakang

Perkembangan sektor pertanian di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat


baik pertanian rakyat maupun yang dikelolah perusahaan. Ini disebabkan oleh
sumberdaya alam (SDA) yang memadai dan jumlah penduduk (tenaga kerja) yang
bekerja dalam sektor pertanian sangat banyak. Pemerintah mengusahakan agar tujuan
pembangunan pertanian dapat tercapai secara aktif disektor pertanian agar petani
dapat meningkatkan pendapatannya melalui peningkatan produksi. Langkah yang
ditempuh pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan yaitu menganjurkan kepada
masyarakat tani agar membudidayakan tanaman yang memiliki nilai ekonomis lebih
baik dari yang telah diusahakan oleh petani sebelumnya dan mengadakan penyuluhan
kepada petani agar memiliki kemampuan bercocok tanam yang baik dan efisien.
Sektor Potensial atau sektor unggulan dalam ilmu ekonomi regional disebut pula
dengan sektor basis. Pengertian sektor basis (unggulan) pada dasarnya harus dikaitkan
dengan suatu bentuk perbandingan, baik perbandingan dalam skala internasional,
nasional maupun regional. Dalam kaitannya dengan lingkup internasional, suatu
sektor dikatakan unggul apabila sektor tersebut mampu bersaing dengan sektor yang
sama dari Negara lain. Sedangkan dalam lingkup nasional, menurut Azhar, dkk
(2001) suatu sektor dikatakan unggul jika sektor tersebut di wilayah tertentu mampu
bersaing dengan sektor sama yang dihasilkan oleh wilayah lain di pasar domestik atau
nasional. Apabila sektor tersebut menjadi sektor basis (unggulan), maka sektor
tersebut harus mampu mengekspor produknya ke daerah atau wilayah lain, sebaliknya
apabila sektor tersebut menjadi sektor non basis (bukan unggulan), maka sektor
tersebut harus mengimpor produk tersebut dari daerah lain. Sehingga dapat dipahami
bahwa suatu sektor basis (unggulan) adalah sektor yang memiliki keunggulan
komparatif. Sektor pertanian merupakan penggerak pembangunan (engine of grow )
baik dari segi penyedia bahan baku, kesempatan kerja, bahan pangan serta sebagai
daya beli bagi produk yang dihasilkan oleh sektor lain. Secara alamiah pembangunan
ekonomi harus didukung oleh berkembangnya sektor pertanian yang kuat baik dari
sisi penawaran maupun sisi permintaan. Dari sisi penawaran, sektor pertanian harus
mampu menciptakan surplus produksi yang menguntungkan bagi produsen dan dapat
di bantukan kembali pada kegiatan produksi yang ditanamkan kembali pada kegiatan
produksi yang tinggi dan menciptakan kegiatan industri yang bertumpu pada
kemampuan sektor pertanian sebagai sumber dari investasi dan penyedia bahan baku
bagi industri yang bersangkutan. Dari sisi permintaan adalah pertanian yang kuat
harus menciptakan permintaan potensial bagi produk sektor pertanian itu sendiri/
produk kegiatan lain yang tidak dihasilkan oleh sektor lain. Tujuan pembangunan
pertanian adalah meningkatkan produksi dan mutu hasil yang berdaya saing tinggi
dalam rangka mencapai ketahanan pangan dan peluang pasar, meningkatkan
kesempatan kerja dan berusaha, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani
serta keluarganya melalui agribisnis lainnya terutama dipedesaan, meningkatkan
kualitas masyarakat tani dan sumber daya manusia untuk mendukung keberhasilan
pembangunan pertanian dan mendorong pembangunan ekonomi pedesaan melalui
pengembangan sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing berkerakyatan dan
berkelanjutan. Secara umum jenis lahan pertanian di Kabupaten Landak terbagi dua
jenis lahan yaitu tanah sawah dan bukan sawah. Luas tanah sawah di Kabupen landak
akhir tahun 2015 mencapai 75.078 Ha (9,71%) dan tanah bukan sawah seluas 697.926
Ha (90,29%). Untuk lahan bukan sawah meliputi : tegal/kebun, lading/huma.
Perkebunan, hutan rakyat, penggembalaan, sementara tidak diusahakan dan lain-lain.
Penggunaan lahan bukan sawah paling luas digunakan Sosial Ekonomi Pertanian
Jurnal Agribisnis 2018 untuk areal perkebunan yaitu sebesar 202.632 Ha (29,03%).
Kemudian hutan rakyat/Negara seluas 75.281 Ha (10.79%) dan tegal/kebun sebesar
69.423 Ha (9,95%).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari Agricultural Commodities?
2. Apa saja contoh produk dari Agricultural?
3. Metode , prosedur dan Standar Pemeriksaan apa yang digunakan dalam
komoditi Agricultural?
4. Apa saja jenis” pemeriksaan dalam komoditi Agricultural?
5. Bagaimana cara pengambilan sample dalam komoditi Agricultural?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan pembahasan berdasarkan identifikasi masalah diatas adalah untuk
mengetahui:
1. Untuk mengetahui pengertian Agricultural Commodities
2. Untuk mengetahui contoh produk dari Agricultural
3. Untuk mengetahui metode, prosedur dan standar pemeriksaan yang digunakan
dalam komoditi agricultural
4. Untuk mengetahui jenis” pemeriksaan dalam komoditi agricultural
5. Untuk mengetahui bagaimana cara pengambilan sample
BAB II
Pembahasan
2.1 Pengertian Agricultural Commodities

Pengertian Agribisnis menurut Austin adalah kesatuan kegiatan usaha yang meliputi kegiatan
usaha tani, pengolahan bahan makanan, usaha sarana dan prasarana produksi pertanian,
transportasi, perdagangan, kestabilan pangan dan kegiatan-kegiatan lainnya termasuk
distribusi bahan pangan dan serat-seratan kepada konsumen.
Pengertian Agribisnis menurut Wibowo dkk adalah mengacu kepada semua aktivitas mulai
dari pengadaan, prosesing, penyaluran sampai pada pemasaran produk yang dihasilkan oleh
suatu usaha tani atau agroindustri yang saling terkait satu sama lain. Dengan demikian
agribisnis dapat dipandang sebagai suatu sistem pertanian yang memiliki beberapa komponen
sub sistem yaitu, sub sistem usaha tani yang memproduksi bahan baku; sub sistem
pengolahan hasil pertaniam dan sub sistem pemasaran hasil pertanian.
2.1.2 Contoh Produk Agricultural Commodities
kayu-kayuan,
kulit hewan,
perindustrian kimiawi (kanji, gula, alcohol, dan dammar)
, serat-serat (kapas, wol, rami, sutra dan rami halus)
, bahan bakar (metana dari biomas, etanol, biodisel)
, potongan bunga, tanaman hias, dan tanaman bibit,
ikan tropis dan burung-burung untuk perdagangan binatang piaraan,
dan obat-obatan sah maupun tidak sah (apotik hidup, tembakau, ganja, opium dan kokain).

2.1.3 metode, prosedur dan standar pemeriksaan


Metode dan standar yang digunakan dalam pemeriksaan terhadap komoditi Agricultural
mengacu pada metode dan standar yang dikeluarkan oleh Organisasi perdagangan dunia
diantaranya : GAFTA ( Grain and Feed Trade association ), FOSFA ( Federation of Seed and
Fats Association ), NOPA ( National Oilseed Producers Association), NOP ( National
Institute of Oilseeds Products ), NCPA ( National Cottonseed Producers Association ), ISO
(International Organization for Standardization ) dll.
Jika Prinsipal tidak menetapkan metode dan standar pemeriksaan yang akan digunakan untuk
melaksanakan suatu pemeriksaan, maka Surveyor akan melakukan pemeriksaan sesuai
dengan prosedur, standar, metode, aturan, dan persyaratan-persyaratan yang ditetapkan oleh
Organisasi tersebut.
Di dalam melaksanakan pemeriksaan pemuatan atau pembongkaran, Surveyor harus
melakukan pemeriksaan secara visual terhadap semua barang yang dimuat atau dibongkar
serta terhadap adanya kerusakan atau kehilangan barang dan kondisi kemasan barang tersebut
2.1.4 Jenis” Pemeriksaan
Sampling and samples
Sampling bertujuan untuk mendapatkan bagian kecil dari jumlah barang secara keseluruhan
yang dapat mewakili dalam memberikan informasi dari keseluruhan partai barang yang
diperiksa, status serta ciri-cirinya.
Instruksi yang disampaikan oleh Prinsipal akan memberikan informasi mengenai perlunya
dilakukan pengambilan contoh ( misalnya: untuk penentuan kwalitas, penentuan kondisi,
mengetahui ada tidaknya kontaminasi dll)
Metode dan cara pengambilan contoh yang harus dilakukan akan disampaikan oleh prinsipal
atau jika Prinsipal tidak menyampaikannya, maka metoda dan cara pengambilan contoh akan
menggunakan metode yang berlaku secara umum misalnya : 5% atau 10% 250 gram, 1 kg
dll.
Weight Ascertainment
Jika diminta untuk melakukan penentuan kuantitas, maka Surveyor harus melakukan
penentuan berat melalui penimbangan dan membandingkan hasilnya dengan dokumen yang
disampaikan oleh Prinsipal.
Surveyor harus menentukan metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan
penimbangan, menentukan alat timbang yang digunakan, melakukan pengecekan terhadap
tanggal kalibrasi alat timbangan tersebut serta melakukan observasi terhadap kemungkinan
adanya faktor yang dapat mempengaruhi hasil penimbangan.
Metode penentuan berat yang digunakan akan disampaikan oleh prinsipal, namun jika tidak
ada Instruksi kliusus yang disampaikan oleh Prinsipal maka akan digunakan metoda yang
berlaku secara umum misalnya : 10 % ,100% dll.
Cleanliness Inspection
Pemeriksaan kebersihan dilakukan terhadap alat angkut yang digunakan untuk memuat
barang secara Visual dan hasil pemeriksaan tidak membebaskan pihak-pihak yang terkait
dalam Sales Contract atau Contract of Carriage dari kewajibannya untuk memuat dan
mengangkut barang.
Tanggung jawab Surveyor daiam pemeriksaan ini hanya sebatas pada kebersihan kapal,
container atau alat angkut yang digunakan dan Surveyor harus melaporkan kondisi
container/alat angkut , barang yang dimuat sebelumnya atau adanya bau asing yang
diakibatkan oleh pemuatan barang sebelumnya.
Surveyor tidak bertanggung jawab terhadap kelayakan alat angkut untuk dimuati/mengangkut
suatu barang.
Packing Inspection
Jika di daiam sales contract, Prinsipal meminta dilakukannya pemeriksaan terhadap kemasan
yang digunakan , maka Surveyor harus melakukan pemeriksaan terhadap jenis kemasan,
kondisi kemasan, dimensi kemasan serta marking yang tercantum pada kemasan.
Faktor-faktor yang berkaitan dengan masalah kemasan merupakan hal yang penting dan
menjadi tanggung jawab dari Shipper. Selain itu hams diperhatikan juga hal-hal sebagai
berikut:
Kemasan yang digunakan tidak perlu baru tetapi memiliki kualitas yang baik dan layak untuk
digunakan.
Kemasan yang digunakan tidak boleh bocor, yang akan menyebabkan tercecernya barang.
Kemasan harus sesuai dengan barang yang dikemasnya, contoh : barang-barang yang bersifat
asam tidak boleh dikemas menggunakan kemasan logam.
2.1.5 Cara Pengambilan Sample
Sample primer : dilakukan secara acak sebanyak 10% dari partai barang di dalam truk,
menggunakan probe pada tiga bagian yang berbeda , atas, tengah dan bawah.
Untuk pemeriksaan hama & penyakit, bau, dedak & katul, kadar air - secara visual,
penciuman dan moisture tester.
Sample kerja : pengambilan contoh sebanyak ± 0,8 kg dari contoh primer.
Untuk pemeriksaan derajat sosoh - secara visual.

BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Metode, prosedur dan standar pemeriksaan yang digunakan dalam komoditi agricultural
adalah metode dari Organisasi perdagangan dunia diantaranya : GAFTA ( Grain and Feed
Trade association ), FOSFA ( Federation of Seed and Fats Association ), NOPA ( National
Oilseed Producers Association), NOP ( National Institute of Oilseeds Products ), NCPA (
National Cottonseed Producers Association ), ISO (International Organization for
Standardization )
Dan cara pengambilan sample ada 2 cara yaitu sample primer dan kerja dan jenis”
pemeriksaan ada 4 jenis pemeriksaan yaitu: sampling dan samples,weight Ascertainment,
Packing Inspection, Cleanliness Inspection
Daftar Pustaka
https://brainly.co.id/tugas/14660860
Fredinata Charles(1*) , Adi Suyatno(1) , Hamid A. Yusra(1) Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi –

Você também pode gostar