Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Di susun oleh:
Kelompok 6
S1 KEPERAWATAN 3A
2. I = INTERVENTION
a. Prevalensi dermatitis kontak akibat kerja berdasarkan jenis kelamin (Laki- laki,
dan perempuan).
b. Prevalensi dermatitis kontak akibat kerja berdasarkan pemakaian APD
(memakai APD dan tidak memakai APD)
c. Prevalensi dermatitis kontak akibat kerja berdasarkan masa kerja (<3 tahun dan
≥3 tahun)
3. C = COMPARATIVE
4. O = OUTCOME
Petugas yang tidak menggunakan APD berisiko 2,71 kali untuk terkena
dermatitis kontak akibat kerja dibanding petugas yang mengenakan APD. Masa
kerja tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap kejadian dermatitis
kontak akibat kerja pada petugas cleaning service di RSUDAM Provinsi
Lampung. Faktor - faktor yang mempengaruhi terjadinya dermatitis kontak
akibat kerja pada petugas cleaning service di RSUDAM antara lain adalah
penggunaan APD yang kurang, seringnya berkontak dengan bahan-bahan
polisher floor, pembersih kaca, cairan pembersih lantai, kaporit, detergen, air,
dan bahan lateks sarung tangan.
5. T = TIME
Penelitian dilakukan pada bulan Oktober sampai November tahun 2014
KESIMPULAN
Dermatitis kontak adalah peradangan berupa ruam gatal kemerahan pada
kulit yang muncul akibat kontak langsung dengan zat tertentu dan mengiritasi
kulit, atau merupakan reaksi alergi terhadap zat tertentu.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Salah satu penyakit
yang dapat terjadi yaitu Dermatitis Kontak. Dermatitis kontak itu sendiri
merupakan
Menurut kelompok kami berdasarkan Jurnal Prevalensi Dermatitis
Kontak Akibat Kerja (Penyakit Akibat Kerja) diatas dapat disimpulkan
bahwa penyakit dermatitis kontak dapat terjadi pada pekerja di lingkungan rumah
sakit terutama petugas kebersihan yang kontak langsung dengan bahan-bahan
pembersih atau bahan kimia yang dapat menimbulkan reaksi iritan, terutama
apabila petugas kebersihan tersebut tidak menggunakan Alat Perlindungan Diri
saat bekerja.