Você está na página 1de 176

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/326344584

Analisis Lap Keuangan

Book · July 2018

CITATIONS READS

0 2,379

1 author:

Herispon Herispon
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Riau, Pekanbaru
31 PUBLICATIONS   2 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Causes of Micro, Small and Medium Enterprises Do Not Have Financial Reports (Case in Pekanbaru City, Indonesia) View project

All content following this page was uploaded by Herispon Herispon on 12 July 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


BUKU AJAR

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN


(FINANCIAL STATEMENT ANALYSIS)

HERISPON, SE., M.Si

AKADEMI KEUANGAN & PERBANKAN RIAU


(AKBAR) PEKANBARU

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Tujuan Instruksional Umum

Tujuan dari pembelajaran analisis laporan keuangan ini adalah memberikan


pengetahuan tentang cara membaca, menganalisa, menilai dan
menginterprestasikan laporan keuangan perusahaan yang meliputi neraca,
perhitungan rugi laba, laba ditahan, dan laporan perubahan modal atau dana

Pokok Bahasan

1. Laporan Keuangan
a. Bentuk, isi dan prinsip-prinsip umum penyusunan laporan keuangan suatu
perusahaan.
b. Penilaian aktiva dan pasiva, depresiasi atas dasar prinsip-prinsip akuntansi
Indonesia
c. Prinsip-prinsip dasar dari laporan keuangan tentang cara penyusunan, bentuk dan
keterbatasan untuk analisis dan interprestasi.

2. Analisis dan Interprestasi Laporan Keuangan


a. Metode dan tehnik analisis serta interprestasi kondisi keuangan dan hasil
operasi perusahan, baik secara vertikal maupun secara horizontal.
b. Standard ratio dan ratio-ratio yang dapat digunakan sebagai alat analisis kondisi
keuangan dan hasil operasi perusahaan dalam jangka pendek maupun jangka
panjang.
c. Modal kerja, analisis perubahan modal kerja dan analisis perubahan kas.

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


KATA PENGANTAR

Berkat petunjuk dan hidayah Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan


penulisan buku ini dengan judul "Analisis Laporan Keuangan" yang mana analisis laporan
keuangan merupakan mata kuliah dasar keahlian (MKDK) atau mata kuliah keahlian
(MKK) yang diajarkan di Perguruan Tinggi.
Buku ini dimaksudkan untuk membantu para mahasiswa dalam mempelajari materi dari
mata kuliah analisis laporan keuangan. Penulisan buku ini hanya terdiri tujuh (VII) bab
yaitu bab I Pendahuluan, bab II Analisis Perbandingan, bab III Analisis Rasio, bab IV
Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, bab V Analisis Sumber dan Penggunaan
Kas, bab VI Analisis Perubahan Laba Kotor, dan bab VII Laporan Keuangan Bank,
dimana dalam penyajian materinya penulis berusaha menyajikan pembahasan secara
sederhana dan mudah dimengerti oleh pembaca khususnya mahasiswa, yang disertai
dengan contoh soal dan pemecahannya. Penulis juga menyadari bahwa tujuan dari
penulisan buku ini bukan hanya untuk digunakan dikalangan mahasiswa tapi juga
sebagai karya dan sumbangsih dari penulis yang ikut memperkaya khasanah
keilmuan dibidang keuangan.
Mudah-mudahan buku yang sederhana ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca
yang membutuhkannya. Akhirnya penulis sangat menghargai kepuasan dan kritik dari
pembaca, sehingga untuk kedepan dapat dilakukan perbaikan -perbaikan dan
penyempurnaan.

Pekanbaru, Agustus 2016


Penulis

( HERISPON )

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


DAFTAR ISI

Hal
Tujuan Instruksional Umum ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv
Bab I : Pendahuluan 1
1. Pentingnya Laporan Keuangan 1
2. Pengertian Laporan Keuangan 2
3. Keterbatasan Laporan Keuangan 4
4. Sasaran Laporan Keuangan 5
5. Hubungan Akuntansi dengan Laporan Keuangan 6
6. Kritik Terhadap Akuntansi 6
7. Bentuk Laporan Keuangan 6
8. Laporan Keuangan Perusahaan Industri 15
Bab II : Analisis Perbandingan 18
1. Pengertian 18
2. Tujuan Analisis 18
3. Metode dan Tehnik Analisis 20
4. Perhitungan dalam Analisis Perbandingan 21
5. Analisis Horizontal 26
6. Analisis Vertikal 27
7. Hubungan Neraca dengan Rugi Laba 29
Bab III : Analisis Ratio 32
1. Pengertian 32
2. Penggolongan Ratio 33
3. Metode Pembandingan Ratio 33
4. Pihak Yang Berkepentingan 34
5. Tujuan Analisis Ratio 34
6. Kategori Angka Ratio 35
7. Klasifikasi Angka Ratio 35
8. Neraca Proforma 42
9. Return On Investment 72
10.Kegunaan Analisis ratio 75
11.Analisis Profitabilitas Du Pont Sistim 77
Bab IV : Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja 79
1. Pengertian 79
2. Pentingnya Modal Kerja 80
3. Sumber Modal Kerja 82
4. Penggunaan Modal Kerja 84
Bab V : Analisis Sumber dan Penggunaan Kas 101
1. Pengertian 101
2. Sumber dan Penggunaan Kas 102
3. Tujuan Laporan Sumber dan Penggunaan Kas 105
4. Penyusunan Laporan Sumber dan Penggunaan Kas 106

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Bab VI : Analisis Laba Kotor 118
1. Pengertian dan Pembahasan 118
Bab VII : Laporan Keuangan Bank 131
1. Pengertian 131
2. Bentuk Laporan Keuangan Bank 132
3. Teknik Analisis Laporan Keuangan Bank 133
Eksibit I : Analisis Ratio 153
Eksibit II : Likuiditas, Solvabilitas, dan Rentablitas 163
Daftar Pustaka 172

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Hasil Karya Ini Ada, karena dorongan dari
Isteri ku :
HUSNIDA
Dan ketiga anak ku :
Addin Hafiz Kawirian
Taufiqul Dzakwananda
Salbiila Mareva

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


BAB I
PENDAHULUAN

Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat ; 1) Memahami dan


menjelaskan pengertian analisis laporan keuangan dan arti pentingnya laporan
keuangan, 2) Menjelaskan bentuk laporan keuangan dan kelemahan dari laporan keuangan.

1. Pentingnya Laporan Keuangan.

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu
perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pada sebuah
organisasi bisnis atau perusahaan, laporan keuangan dapat memberikan gambaran
tentang kondisi keuangan perusahaan saat dikeluarkannya laporan tersebut, dan bagi
mereka yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan serta kemajuan suatu
perusahaan sangatlah penting untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan yang dapat
dilihat dari gambaran neraca dan rugi laba. Sebuah laporan keuangan menjadi penting
karena :
a. Laporan keuangan dapat dijadikan sebagai indikator dalam penilaian kemajuan
perusahaan secara keseluruhan baik untuk kepentingan eksternal maupun untuk
kepentingan internal perusahaan. Secara eksternal pihak-pihak diluar perusahaan seperti
kreditur maupun investor dapat memantau kondisi perusahaan dari laporan keuangan
sebagai langkah awal untuk berinvestasi pada suatu perusahaan.
b. Laporan keuangan merupakan suatu alat untuk mempertanggung -jawabkan
kepada para pemilik perusahaan atas kepercayaan yang diberikan kepada
pimpinan atau manajer perusahaan.
c. Laporan keuangan dapat memberikan gambaran atau laporan kemajuan (progress
report) secara periodik yang dilakukan oleh manajemen. Jadi laporan keuangan adalah
bersifat historis.
Disamping itu laporan keuangan dapat digunakan oleh manajemen perusahaan untuk
beberapa hal yaitu :
a. Mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan
b. Untuk menentukan atau mengukur efisiensi tiap-tiap bagian, proses atau produksi serta
untuk menentukan derajat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan yang
bersangkutan.
c. Untuk menilai dan mengukur hasil kerja tiap-tiap individu yang telah diserahi
tugas, wewenang dan tanggung jawab.
d. Untuk menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau prosedur yang untuk
mencapai hasil yang lebih baik.(Munawir, 1997 : 3).

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


2. Pengertian Laporan Keuangan
Sebagaimana telah diketahui bahwa laporan keuangan merupakan hasil dari proses
akuntansi. Dimana akuntansi itu adalah seni dari pada pencatatan,
penggolongan dan peringkasan dari pada peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang
bersifat keuangan dengan cara setepat-tepatnya dan dengan penunjuk atau dinyatakan
dalam uang, serta penafsiran terhadap hal-hal yang timbul dari padanya. Menurut Myer
(dalam Munawir, 1997) yang dimaksud dengan laporan keuangan adalah"Dua daftar
yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua
daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan perusahaan dan daftar
pendapatan atau daftar rugi laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi
perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba
yang tidak dibagikan". Laporan keuangan dapat diberikan pengertian sebagai berikut :
a. Laporan keuangan merupakan suatu bentuk pertanggung jawaban keuangan yang
dilakukan oleh pimpinan perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
perusahaan.
b. Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat
untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak-
pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut.
Dari pengertian laporan keuangan tersebut dapat ditentukan pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan, yaitu :

1. Pihak internal
Yang dimaksud pihak internal ini adalah pemilik perusahaan, pimpinan / manajer
perusahaan, dan para pekerja, staf karyawan, atau pegawai pada perusahaan yang
bersangkutan.
a. Pemilik perusahaan
Bagi pemilik laporan keuangan mempunyai anti yang sangat penting, karena
pemilik dapat menilai hasil-hasil dan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh
perusahaan. Pemilik dapat menilai kemungkinan hasil-hasil yang akan dicapai
dimasa yang akan datang sehingga bisa menaksir bagian keuntungan yang akan
diterima dan perkembangan harga saham yang dimilikinya.
b. Pimpinan / Manajer perusahaan
Pimpinan perusahaan adalah orang yang terlibat langsung dalam pengelolaan dan
aktivitas perusahaan sehari-hari, oleh sebab itu pimpinan perusahaan adalah
orang yang paling tahu dengan kondisi perusahaan, apakah perusahaan dalam
kondisi baik atau dalam kondisi yang kurang baik. Dengan demikian laporan
keuangan adalah salah satu bentuk pertanggung jawaban keuangan dari pimpinan
perusahaan. Bagi pimpinan perusahaan laporan keuangan ini diperlukan untuk; 1)
mengetahui posisi keuangan perusahaan periode yang lalu, 2) memperbaiki
sistem pengawasan kearah yang labih baik, 3) menentukan
kebijaksanaan yang lebih tepat, 4) sebagai alat untuk mempertanggung
jawabkan kepada pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan
kepadanya.

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


c. Karyawan
Buruh atau karyawan adalah ujung tombak dalam pencapaian tujuan
perusahaan yang merupakan mitra dan assets bagi perusahaan, untuk itu buruh atau
karyawan harus mendapatkan kompensasi yang sebanding dengan pekerjaan
yang dilakukannya. Dari laporan keuangan seorang buruh atau karyawan dapat
melihat kondisi yang dialami oleh perusahaan tempatnya bekerja, bila
perusahaan dalam kondisi yang baik, dalam arti mendapatkan dan memperoleh
keuntungan, maka buruh atau karyawan berhak untuk mendapatkan
tingkat upah yang layak untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya
seperti menaikkan gaji, insentif, asuransi tenaga kerja, jaminan sosial tenaga
kerja dan lain-lainnya.

2. Pihak Ekstemal

a. Investor (penanam modal jangka panjang )


Investor adalah pihak yang bersedia menanamkan modalnya pada suatu perusahaan
dalam jangka waktu tertentu dalam bentuk kepemilikan saham dan surat berharga
lainnya. Pihak ini berkepentingan terhadap prospek keuntungan dimasa
mendatang dan perkembangan perusahaan selanjutnya, untuk mengetahui
jaminan investasinya dan untuk mengetahui kondisi kerja atau kondisi keuangan
jangka pendek perusahaan tersebut. Dari sinilah laporan keuangan dapat
digunakannya untuk melakukan penilaian terhadap kinerja perusahaan.
b. Kreditur / Banker
Untuk menolak atau mengabulkan suatu aplikasi kredit yang diinginkan oleh pihak
yang membutuhkan perlu terlebih dahulu mengetahui dan menganalisis posisi
keuangan perusahaan yang bersangkutan.
c. Pemerintah
Melalui instansi tertentu (cq. Inspeksi pajak) sangat berkepentingan dengan laporan
keuangan perusahaan untuk menentukan besarnya pajak yang dibebankan
atau ditanggung oleh perusahaan. Dan dapat digunakan oleh instansi lainnya
seperti Badan Pusat Statistik, Dinas Perindustrian, Dinas Tenaga Kerja dalam
penetapan upah standard minimum
d. Bursa Efek atau Pasar Modal dan Pasar Uang
Dalam laporan keuangan baik dari neraca maupun dan rugi laba terdapat
beberapa informasi penting, dimana informasi tersebut menggambarkan kondisi -
kondisi tertentu dari suatu perusahaan, seperti ;
a. Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban -kewajiban jangka
pendeknya, yang dapat pada distribusi dan komposisi aktiva lancar.
b. Struktur modal perusahaan, kondisi ini dapat dilihat pada distribusi pada hutang jangka
pendek dan hutang jangka panjangnya dan perbandingannya dengan jumlah
modal sendiri maupun dengan keseluruhan total assets yang dimiliki oleh perusahaan,
karena struktur permodalan ini akan berkaitan dengan kemampuan perusahaan melunasi
kewajiban jangka panjangnya disebut juga solvabilitas.

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


c. Distribusi dan komposisi pada aktivanya yang juga berhubungan dengan tingkat
likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas.
d. Keefektifan penggunaan aktiva, selain berhubungan dengan likuiditas,
solvabilitas, rentabilitas juga berkaitan dengan tingkat perolehan keuntungan
sebagai akibat penggunaan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.
e. Hasil usaha / pendapatan yang telah dicapai, besarnya tingkat keuntungan,
pendapatan, penerimaan perusahaan dari aktivitasnya gambarannya dapat dilihat pada
laporan rugi laba.
f. Beban-beban tetap yang harus dibayar, beban yang dimaksud adalah sewa, beban bunga
yang dikeluarkan setiap bulan atau setiap tahunnya.
g. Nilai-nilai buku tiap lembar saham perusahaan yang bersangkutan.

3. Keterbatasan laporan keuangan

Laporan keuangan yang disajikan atau yang dikeluarkan oleh suatu


perusahaan mempunyai nilai-nilai yang dapat digunakan oleh pihak-pihak tertentu
sesuai dengan kepentingannya, namun demikian laporan keuangan bukanlah sebuah
laporan yang bersifat mutlak yang dapat dipercayai dan digunakan begitu saja. Data-data
yang digunakan dalam penyusunan suatu laporan keuangan lebih banyak data historis atau
data yang dicatat dari transaksi tertentu dimasa yang telah berlalu. Jadi dari sifat dan
kondisi-kondisi tersebut laporan keuangan mempunyai beberapa kelemahan dan
kerterbatasan yaitu :
a. Laporan keuangan dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report
(laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan
merupakan laporan yang final. Disamping itu pada laporan kuangan juga
terkandung pendapat pribadi (personal judgment) yang telah dilakukan oleh
Akuntan atau Manajemen yang bersangkutan.
b. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti
dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standard nilai yang mungkin
berbeda atau berubah-ubah, pembuatan angka-angka ini didasarkan pada konsep going
concern atau anggapan bahwa perusahaan akan berjalan terus sehingga aktiva
tetap dinilai berdasarkan nilai -nilai historis atau harga perolehannya dan
pengurangannya dilakukan terhadap aktiva tetep tersebut sebesar akumulasi
depresiasinya. Atau dapat dikatakan angka dalam laporan keuangan merupakan nilai
buku (book value).
c. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai
rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli (purchasing
power) uang tersebut semakin menurun dibandingkan dengan tahuntahun sebelumnya,
sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu
menunjukkan atau mencerminkan unit dijual semakin besar. Berarti dalam permasalahan
ini harus ada penyesuaian harga-harga dari data-data tahun lalu, sehingga dapat
terhindar dari kesalahan dalam pengambilan kesimpulan.

10

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Ruang lingkup analisis laporan keuangan
a. Keadaan keuangan dalam jangka pendek.
Merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar hutang jangka pendek serta
menggunakan kebutuhan modal kerja baik berasal dari sumber dan penggunaannya.
b. Keadaan keuangan dalam jangka panjang.
Merupakan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba dalam satu periode
tertentu.

Prosedur analisis laporan keuangan

Merupakan suatu penelitian atas keuangan dan potensi atau kemajuan suatu
perusahaan dengan mempelajari angka-angka yang terdapat serta hubungan sebab
akibat dari laporan keuangan tersebut.

4. Sasaran laporan keuangan

Kekuatan laporan keuangan sebagai perangkat pengelolaan sering diremehkan. Ada


diantara manajer / pimpinan perusahaan beranggapan bahwa kegiatan itu hanya
merupakan kegiatan dan tanggung jawab keuangan. Dalam pandangan mereka
laporan keuangan memusatkan perhatian hanya pada penyusunan dan penyajian
laporan keuangan dasar seperti neraca, rugi laba serta laporan perubahan posisi
keuangan. Kadangkala manajer yang berpendapat bahwa laporan keuangan itu
terbatas pada ketiga laporan ini mengabaikan sebuah alat kendali pengelolaan.
Sebuah sistem laporan keuangan yang lengkap memusatkan perhatian pada setiap
kegiatan operasi dan keuangan yang penting dalam perusahaan tersebut. lni merupakan
proses terus menerus yang dirancang untuk mencapai dua sasaran pokok yaitu :
a. Melaporkan hasil-hasil keuangan perusahaan itu kepada puncak pimpinan, para
penanam modal dan badan-badan pemerintahan yang terkait. Laporan-laporan ini
memenuhi tuntutan kepentingan hukum dan masyarakat akan informasi keuangan.
Sasaran ini merupakan tanggung jawab utama bagian keuangan.
b. Memantau kinerja seluruh perusahaan yang berkaitan dengan tujuan-tujuan dan
ukuran-ukuran yang telah ditentukan. Laporan keuangan ini memungkinkan
semua pimpinan / manajer untuk memantau dan mengendalikan kinerja
perusahaan mereka maupun kinerja masing-masing unit operasinya. Sasaran ini
memerlukan dukungan dan partisipasi puncak pimpinan dan para manajer pada masing-
masing unit operasi.

11

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


5. Hubungan akuntansi dengan laporan keuangan

Dalam melaksanakan pencatatan-pencatatan transaksi usaha yang dilakukan sampai


dengan pengujian laporan keuangan didalam dunia usaha telah digunakan secara luas
suatu disiplin yang disebut akuntansi, baik yang dilakukan secara manual atau dengan
komputer. Akuntansi sendiri dapat diartikan sebagai suatu seni untuk mencatat,
mengklasifikasikan, melaporkan, dalam bentuk laporan keuangan atas semua transaksi
yang telah dilaksanakan oleh suatu perusahaan dan akhirnya menginterprestasikan laporan
keuangan tersebut.
Jadi dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan itu sendiri merupakan produk dari
akuntansi, begitu juga interprestasi laporan keuangan juga merupakan salah satu fungsi
pokok dari akuntansi. Mengingat banyaknya yang berkepentingan dengan laporan
keuangan maka laporan yang disajikan tersebut harus dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya dan kelayakannya.

6. Kritik terhadap akuntansi

Bila dibandingkan dengan berbagai kenyataan yang terjadi dalam dunia usaha
sehari-hari terdapat basic assumtion sebetulnya tidak riil. Diberbagai negara termasuk
Indonesia juga merupakan suatu permasalahan yang rumit dalam dunia akuntansi.
Begitu juga karena akuntansi didasarkan pada satu assumsi maka banyak kritik yang
dilontarkan terhadap akuntansi antara lain :
a. Akuntansi selalu mendasarkan diri pada biaya historis
b. Kurang memperhatikan peluang / pilihan biaya (oppurtunity / alternatif cost)
c. Hanya memberikan gambaran (deskription) kepada hal-hal yang sudah terjadi
d. Tidak memperhatikan faktor-faktor non financial yang mempengaruhi perusahaan
e. Kurang ilmiah (scientific) lebih merupakan seni (art).
f. Laporan keuangan yang dihasilkan adalah bersifat umum dan tidak dapat
menggambarkan / mewakili kepentingan masing-masing pihak (stakeholder)
terhadap laporan keuangan tersebut.
g. Angka neraca menunjukkan angka pada suatu tanggal tertentu saja dan hanya
menunjukkan nilai baku dan bukan likuidasi maupun nilai ekonomis dari aktiva yang
disajikan
Dengan demikian untuk memperkecil kesalahan dalam pengambilan
keputusan atau kesimpulan, maka para analis laporan keuangan perlu memperoleh
informasi-informasi lain yang bersumber baik yang bersifat intern (budgeting)
maupun informasi yang bersifat ekstern (perkembangan inflasi, dan lain-lain)

7. Bentuk-bentuk laporan keuangan

Sebelum menganalisis dan menafsirkan suatu laporan keuangan seorang analis


harus mempunyai pengertian yang mendalam tentang bentuk-bentuk maupun prinsipprinsip
penyusunan laporan keuangan serta masalah-masalah yang mungkin timbul dalam
penyusunan laporan tersebut.

12

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Neraca

Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu
perusahaan pada suatu saat tertentu.
Neraca merupakan suatu daftar dari aktiva-aktiva, utang-utang dan modal dari suatu
kesatuan usaha pada suatu tanggal / periode tertentu.
Jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukkan po sisi keuangan suatu
perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana buku -buku
ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender, dan
neraca ini Bering disebut "balance sheet". Pada umumnya neraca terdiri dari tiga
bagian yaitu :
1. Aktiva
Aktiva adalah harta atau kekayaan ( tangible dan intangible assets) yang dimiliki oleh
perusahaan dan termasuk pengeluaran-pengeluaran yang belum dialokasikan atau biaya
yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang. Aktiva ini dapat
dibagi menjadi :
a. Aktiva lancar (current assets)
b. Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk
dicairkan atau ditunaikan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode
satu tahun.
c. Aktiva tetap (fixed assets)
d. Aktiva tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang fisiknya nampak
(konkrit) yang digunakan dalam operasi yang bersifat permanen dan tidak habis
dalam satu kali perputaran kegiatan perusahaan atau satu tahun.
e. Aktiva tetap tidak berwujud (intangible fixed assets)
f. Adalah kekayaan perusahaan yang secara phisik tidak nampak, tetapi
merupakan suatu hak yang mempunyai nilai dan dimiliki oleh perusahaan untuk
digunakan dalam kegiatan perusahaan.
g. Aktiva lain-lain
h. Aktiva lain-lain adalah menunjukkan kekayaan atau aktiva perusahaan yang tidak
dapat atau belum dapat dimasukkan dalam klasifikasi-klasifikasi
sebelumnya.
2. Hutang
Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang
belum terpenuhi dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal
perusahaan yang berasal dari kreditor. Hutang atau kewajiban perusahaan dapat
dibedakan ke dalam hutang lancar/ hutang jangka pendek (current liability/short term
debt) dan hutang jangka panjang (long term debt).
a. Hutang lancer
Adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya dalam jangka satu
tahun (satu tahun sejak tanggal neraca).
b. Hutang jangka panjang
Adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya melebihi dari satu
tahun.

13

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


3. Modal
Merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh perusahaan yang ditunjukkan dalam
pos modal.

Bentuk Neraca

Bentuk atau susunan dari neraca tidak ada keseragaman diantara perusahaan-
perusahaan tergantung pada tujuan-tujuan yang akan dicapai, tetapi bentuk neraca yang
umum digunakan adalah :
1. Bentuk Skontro (account form)
Dimana semua aktiva tercantum sebelah kiri / debet dan hutang serta modal
tercantum sebelah kanan/kredit, lihat illustrasi 1 halaman 9
2. Bentuk Vertikal (report form)
Dimana semua aktiva, hutang dan modal berderet dari atas kebawah seperti urutan
struktural, lihat illustrasi 2 halaman 10
3. Bentuk neraca yang disesuaikan
Bentuk neraca seperti bertujuan agar kedudukan atau posisi keuangan yang
dikehendaki nampak dengan jelas, misal besarnya modal kerja neto atau jumlah modal
perusahaan, lihat illustrasi 3 halaman 11

Laporan Rugi Laba

Adalah suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya-biaya, rugi atau
laba yang diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Pada umumnya dalam
laporan rugi laba terdapat bagian yaitu :
1. Bagian pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan
( penjualan, harga pokok, dan laba kotor)
2. Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operasional yang terdiri dari biaya
penjualan, biaya administrasi dan umum
3. Bagian ketiga menunjukkan basil yang diperoleh diluar operasional pokok
perusahaan, yang diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi diluar usaha pokok
perusahaan
4. Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi

Bentuk dari laporan rugi laba adalah sebagai berikut


1. Single Step
Model laporan rugi seperti ini terdari dari tiga bagian yaitu ; bagian
pendapatan/penghasi Ian, bagian biaya -biaya, dan bagian pendapatan
bersih/keuntungan
2. Multiple Step
Model laporan rugi laba seperti ini dilakukan pengelompokkan yang lebih
terperinci sesuai dengan prinsip yang digunakan secara umum.
Lihat illustrasi 4 halaman 11, illustrasi 5 dan 7 halaman 12 dan 13

14

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Laporan Laba yang Ditahan / Perubahan Modal

Laba atau rugi yang timbul secara insidentil dapat diklasifikasikan tersendiri dalam
laporan-laporan rugi laba atau dicantumkan dalam laporan laba yang ditahan atau dalam
laporan perubahan modal tergantung pada konsep yang dianut perusahaan. Lihat illustrasi 6
halaman 12.

Illustrasi I: Bentuk Neraca Account Form


AKTIVA PASIVA

Hutang Lancar
Aktiva Lancar
Kas
Giro pada bank lain Hutang dagang
Efek Hutang wesel
Piutang wesel Hutang pajak
Piutang Dagang Biaya yang masih harus dibayar
Persediaan Panjar yang diterima
Penghasilan yang masih hams diterima Hutang jangka panjang yang segera
jatuh tempo
Biaya yang dibayar dimuka

Investasi

Aktiva Tetap Hutang Jangka Panjang


Tanah
Bangunan (Acc) Hutang obligasi
Mesin (Acc) Hutang hipotik
Inventaris (Acc)
Kendaraan (Acc)
Perlengkapan lainnya
Hutang Jangka Panjang Lainnya
Aktiva Tetap Tak Berwujud
Hak cipta / patent Penyediaan dana pensiun
Merk dagang Tunjangan kepada karyawan
Biaya pendirian (organization cost)
Lisensi
Good will
Modal
Beban Yang Ditangguhkan
Biaya pemasaran Modal saham
Diskonto obligasi Laba yang ditahan
Biaya pembukuan perusahaan Cadangan pelunasan obligasi

Biaya penelitian dan sebagainya

Aktiva Lain-lain
Gedung dalam proses pembangunan

15

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Tanah dalam penyelesaian
Piutang jangka panjang
Perkebunan yang belum menghasilkan

Total Aktiva Total Pasiva

16

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Illustrasi 2: Bentuk Neraca Report Form
Aktiva
Aktiva Lancar Kas
Giro pada bank lain
Efek
Piutang wesel Piutang
Dagang Persediaan
Penghasilan yang masih hams diterima
Biaya yang dibayar dimuka

Investasi

Aktiva Tetap
Tanah
Bangunan (Ace)
Mesin (Acc)
Inventaris (Acc)
Kendaraan (Acc)
Perlengkapan lainnya

Aktiva Tetap Tak Berwujud


Hak cipta / patent
Merk dagang
Biaya pendirian (organization cost) Lisensi
Good will

Beban Yang Ditangguhkan


Biaya pemasaran
Diskonto obligasi
Biaya pembukuan perusahaan Biaya
penelitian dan sebagainya

Aktiva Lain-lain
Gedung dalam proses pembangunan Tanah
dalam penyelesaian
Piutang jangka panjang
Perkebunan yang belum menghasilkan

Total Aktiva

Pasiva
Hutang Lancar Hutang
dagang Hutang wesel
Hutang pajak
Biaya yang masih hams dibayar
Panjar yang diterima
Hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo

Hutang Jangka Panjang


Hutang obligasi
Hutang hipotik

Hutang Jangka Panjang Lainnya


Penyediaan dana pensiun
Tunjangan kepada karyawan

Modal
Modal saham
Laba yang ditahan
Cadangan pelunasan obligasi

Total Pasiva

17

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Illustrasi 3: Bentuk Neraca Disesuaikan

Aktiva lancar 00000


Hutang jangka pendek 00000 -
Modal kerja netto 00000

Investasi 00000
Aktiva tetap tangible 00000
Aktiva tetap intangible 00000
Aktiva lain-lain 00000+
00000
Hutang jangka panjang 00000-
Modal 00000

Illustrasi 4: Laporan rugi laba "Single Step"

Laporan Rugi / Laba

Penghasilan
Penjualan 00000
Pendapatan sewa 00000 +
Total penghasilan 00000

Harga pokok 00000


Biaya operasional 00000
Biaya non operasional 00000
Kerugian insidentil 00000 +
Total biaya 00000 -
Pendapatan bersih 00000

18

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Illustrasi 5: Laporan rugi laba "Multiple Step"
Laporan Rugi / Laba

Penj ualan bruto 00000


Return penjualan 00000 -
Penjualan neto 00000
Harga pokok penjualan 00000 -
Laba penjualan 00000
Biaya operasi :
Biaya penjualan 00000
Biaya umum / administrasi 00000+ 00000 -
Laba operasional 00000
Penghasilan / biaya non operasi
Keuntungan dari penjualan harta tetap 00000
Biaya bunga 00000+/- 00000 -
Laba sebelum pajak 00000

Illustrasi 6: Laporan perubahan modal

Perubahan modal
Modal 1 Jan .... 00000
Laba bersih 00000
Private 00000 -
Pertambahan modal 00000 -
Modal 31 Des .... 00000

19

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Illustrasi 7 : Laporan Rugi laba "multiple step" yang lebih terperinci

Pendapatan dari penjualan


Penjualan 00000
Penyisihan/Pengembalian/Discount 00000 -
Penjualan bersih 00000
Harga pokok penjuaian
Persediaan awal 1 Jan ... 00000
Pembelian 00000
Potongan pembelian 00000-
Pembelian bersih 00000+
Barang yang tersedia 00000
Persediaan akhir 31 Des .. 00000-
Total harga pokok penjualan 00000-
Laba kotor 00000
Biaya-biaya operasi
Biaya-biaya penjualan
Biaya gaji penjualan 00000
Biaya iklan 00000
Biaya sewa penjualan 00000
Biaya penyusutan peralatan toko 00000
Biaya asuransi penjualan 00000
Biaya perlengakapan toko 00000
Biaya rupa-rupa penjualan 00000+
Total biaya penjualan 00000

Biaya-biaya umum
Biaya gaji kantor 00000
Biaya sewa umum 00000
Biaya penyusutan peralatan kantor 00000
Biaya asuransi umum 00000
Biaya perlengkapan kantor 00000
Biaya rupa-rupa umum 00000+
Total biaya umum 00000 +

Total biaya operasi 00000-


Laba dari operasi 00000
Pendapatan lain-lain
Keuntungan dari penjualan harta tetap 00000
Biaya lain-lain
Biaya bunga 00000 +/-
00000+
Laba sebelum pajak 00000
Pajak 00000-
Laba bersih 00000

20

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


8. Bentuk laporan keuangan pada perusahaan industri

Secara umum bentuk laporan keuangan pada semua perusahaan hampir sama yaitu
terdiri dari ; neraca, rugi laba, perubahan modal dan ini berlaku pada perusahaan dagang
dan jasa, namun pada perusahaan industri yang melakukan proses atau pengolahan
bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi bentuk laporan keuangan
sedikit berbeda yaitu ; neraca, rugi/laba, harga pokok produksi, dan perubahan laba
yang ditahan.

Illustrasi 8 : Laporan harga pokok produksi


Bahan baku
Bahan baku awal 00000
Pembelian 00000
Pembelian return 00000
Pembelian discount 00000+
00000-
Pembelian bersih 00000
Biaya transport 00000+
Bahan balm yang tersedia 00000
Bahan baku akhir 00000-
Bahan baku yang digunakan 00000
Upah langsung 00000
Biava pabrik tak langsung
Mandor (supervision) 00000
Biaya Acc pabrik 00000
Biaya reperasi mesin pabrik 00000
Biaya pabrik tak langsung lain-lain 00000+
00000 +
Harga pokok pabrikasi 00000
Barang setengah jadi awal 00000 +
00000
Barang setengah jadi akhir 00000 -
Harga pokok produksi 00000

Illustrasi 9 : Daftar rugi / laba


Penjualan 00000
Harga pokok penjualan
Barang jadi 00000
Harga pokok produksi 00000+
Barang yang akan dijual 00000
Barang jadi akhir 00000-
Total harga pokok penjualan 00000-
Laba kotor 00000
Biaya operasi
Biaya pemasaran 00000
Biaya administrasi 00000+
Total biaya operasi 00000 -
Laba /rugi dan operasi perusahaan 00000

21

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Soal untuk dibahas.

1. Mengapa harus ada laporan keuangan dari sebuah perusahaan ?


2. Apa tujuan dari penyusunan laporan keuangan ?
3. Sebutkan dan jelaskan pengertian dari laporan keuangan, dan pihak-pihak mana saja
yang berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan ?
4. Sebutkan dan jelaskan kelemahan dari laporan keuangan
5. Dimana perbedaan antara laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan
dagang / jasa dengan laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan industri
pengolahan.
6. Perusahaan "Tribun" membuat suatu ringkasan neraca yang dilaporkan pada
tanggal 31 Desember 2008 sebagai berikut :
Perlengkapan kantor 3.000
Asuransi dibayar dimuka 4.500
Akumulasi penyusutan peralatan 35.000
Akumulasi penyusutan bangunan 45.000
Bangunan 150.000
Kas 36.500
Dana pensiun 48.000
Efek 70.000
Good will 18.500
Gaji yang akan dibayar 2.500
Hak patent 70.000
Hutang dagang 12.500
Hutang deviden 25.000
Kredit investasi bank 117.000
Hutang pajak perseroan 17.500
Laba yang ditahan 57.500
Piutang dagang 50.000
Pinjaman pegawai 11.000
Cadangan piutang ragu-ragu 5.000
Persediaan 125.000
Penyertaan dalam saham PT. A 31.500
Peralatan 100.000
Panjar dari langganan 5.750
Sahara biasa 400.000
Wesel tagih 15.000
Wesel bayar 14.250
Pinjaman pegawai jangka panjang 20.000
Tanah 80.000

Dari data tersebut susunlah laporan keuangan dalam bentuk neraca.

22

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


7. PT. Genius memberikan data-data yang berhubungan dengan penjualan,
pembelian, dan biaya-biaya sebagai berikut :
Biaya penjualan 30.000
Biaya administrasi 15.000
Biaya penyusutan peralatan toko 5.000
Biaya penjualan lain-lain 10.000
Biaya gaji kantor 48.000
Biaya asuransi penjualan 20.000
Biaya alat-alat kantor 5.000
Biaya piutang ragu-ragu 2.500
Biaya amortisasi 10.600
Biaya umum lain-lain 4.400
Biaya bunga 7.500
Hasil bunga 3.000
Hasil deviden 5.000
Laba atas aktiva tetap 5.000
Penjualan 510.000
Potongan penjualan 2.500
Penjualan yang dikembalikan 7.500
Persediaan barang 1 Jan … 95.000
Persediaan barang 31 Des … 125.000
Pembelian 335.000
Pembelian potongan 5.000
Pajak perseroan 17.500

Berdasarkan data diatas susunlah daftar rugi laba dalam bentuk multiple step dari PT.
Genius tersebut.

23

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


BAB II
ANALISIS PERBANDINGAN

Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat ; 1) Memahami dan


menjelaskan pengertian analisis perbandingan, 2) Melakukan perhitungan -
perhitungan dalam analisis perbandingan, 3) Menjelaskan kegunaan dari analisis
perbandingan

1. Pengertian

Analisis perbandingan (comparative analysis) merupakan suatu analisis yang


dilakukan terhadap laporan keuangan baik neraca maupun rugi laba pada satu
periode, dua periode atau lebih. Dari perbandingan-perbandingan yang dilakukan akan
ditemukan kebaikan dan kelemahan sebagai dampak pengaplikasian dari kebijaksanaan
yang telah dibuat oleh perusahaan dalam distribusi dan komposisi assets, serta
bagaimana untuk dapat membuat suatu proyeksi kedepan sebagai perubahan dari
hasil analisis yang dilakukan terhadap laporan keuangan.

2. Tujuan Analisis.

Laporan keuangan merupakan alat yang penting untuk memperoleh informasi


sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil -hasil yang telah dicapai oleh
perusahaan yang bersangkutan. Dengan memperbandingkan data-data keuangan
perusahaan baik neraca maupun rugi laba pada dua periode atau lebih yang
dianalisis, diharapkan akan dapat membantu pimpinan perusahaan dalam menentukan
kebijaksanaan dan keputusan yang akan diambil. Adapun tujuan dari analisis
perbandingan ini adalah :
a. Untuk melihat suatu perubahan yang terjadi dalam laporan keuangan yang telah
dianalisis (neraca, rugi laba).
b. Untuk meneliti lebih lanjut masalah yang terjadi agar diperoleh informasi akibat dari
perubahan tersebut.
Tujuan dari setiap metode dan tehnik analisis yang digunakan adalah untuk
menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti, pertama-tama seorang analis hams
mengorganisir atau mengumpulkan, mengukur dan kemudian menganalisis,
menginterpretasikan, sehingga data ini menjadi lebih berarti. Perubahan-perubahan yang
terjadi dalam analisis perbandingan disebabkan oleh :
a. Laba atau rugi yang bersifat operasional maupun yang insidentil.

24

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


b. Diperolehnya aktiva baru maupun adanya perubahan-perubahan bentuk aktiva yang
dimiliki oleh perusahaan
c. Timbulnya atau lunasnya hutang maupun adanya perubahan-perubahan bentuk hutang
yang satu kebentuk hutang lain
d. Pengeluaran atau pembayaran atau penarikan kembali modal saham.

Dalam menganalisis dan menilai posisi keuangan serta potensi atau kemajuan-
kemajuan perusahaan, faktor yang paling utama mendapat perhatian oleh seorang
analis adalah :

a. Likuiditas
Suatu kondisi dimana perusahaan harus dapat melunasi seluruh kewajibankewajibannya
saat ditagih, atau kewajiban keuangan yang segera dipenuhi. Ini artinya sebuah
perusahaan harus betul-betul mempunyai kemampuan dan kesanggupan
keuangan dalam melunasi semua hutangnya saat ditagih (jangka pendek). Bila
perusahaan mampu melunasi semua kewajibannya maka kondisi disebut juga dengan
"likuid". Sebaliknya bila perusahaan tidak mampu maka kondisi ini disebut dengan
"i1likuid".
Kewajiban-kewajiban keuangan yang dimaksud dapat digolongkan menjadi dua bagian
yaitu :
1. Kewajiban keuangan yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan
(kreditur) atau disebut juga dengan likuiditas badan usaha.
2. Kewajiban keuangan yang berhubungan dengan proses produksi (intern perusahaan)
atau disebut juga dengan likuiditas perusahaan
b. Solvabilitas
Kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban -kewajiban
keuangannya apabila perusahaan dilikuidasi baik kewajiban jangka pendeknya maupun
kewajiban jangka panjangnya. Bila perusahaan mempunyai kemampuan untuk melunasi
kewajibannya maka disebut "solvabel". Tapi kondisi sebaliknya maka disebut juga
dengan "insolvabel".
Dalam hubungannya antara likuiditas dan solvabilitas ada empat kemungkinan yang
dapat dialami oleh perusahaan yaitu :
1. Perusahaan dalam kondisi likuid dan solvabel
2. Perusahaan dalam kondisi likuid tapi insolvabel
3. Perusahaan dalam kondisi illikuid tapi solvabel
4. Perusahaan dalam kondisi illikuid dan juga insolvabel.
c. Rentabilitas
Kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
Rentabilitas dapat diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan
menggunakan aktiva secara produktif. Jadi rentabilitas dapat diketahui dengan
memperbandingkan laba dengan jumlah modal dalam suatu periode. Modal perusahaan
pada dasarnya dapat berasal dari pemilik perusahaan (modal sendiri) dan dari para
kreditur (modal asing). Sehubungan dengan adanya dua sumber modal tersebut,
maka rentabilitas suatu perusahaan dapat dihitung dengan dua cara yaitu :

25

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


1) Perbandingan antara laba usaha dengan seluruh modal yang digunakan (modal sendiri
dan modal asing) yang disebut juga dengan rentabilitas ekonomis,
2) Perbandingan antara laba yang tersedia untuk pemilik perusahaan dengan jumlah
modal sendiri yang dimasukkan oleh pemilik perusahaan tersebut, yang disebut
juga dengan rentabilitas modal sendiri atau rentabilitas usaha.
Jumlah keuntungan yang diperoleh secara teratur serta kecenderungan atau trend
keuntungan yang meningkat merupakan suatu faktor yang penting yang perlu
mendapatkan perhatian penganalis didalam menilai profitabiliti atau rentabilitas suatu
perusahaan. Rentabilitas digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal
dengan memperbandingkan laba dengan modal yang digunakan dalam operasi. Jadi
keuntungan yang besar bukan merupakan ukuran bahwa perusahaan rentabel. Bagi
manajemen atau pihak-pihak lain rentabilitas yang tinggi lebih penting dari pada
keuntungan yang besar. Oleh karena itu bagi manajemen atau pihak-pihak lain,
rentabilitas yang tinggi lebih penting dari pada keuntungan yang besar.

d. Stabilitas usaha
Stabilitas usaha ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan
usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan :
- Kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya dan
akhirnya membayar kembali hutang-hutang tersebut tepat pada waktunya.
- Kemampuan perusahaan untuk membayar deviden secara teratur kepada para
pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan.
Bagi para kreditur yang terpenting adalah faktor rentabilitas karena merupakan
jaminan yang utama bagi kreditur.

3. Metode dan Tehnik Analisis

Metode dan tehnik analisis digunakan untuk menentukan dan mengukur


hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan-
perubahan dari masing-masing pos tersebut bila diperbandingkan dengan laporan dari
beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu, atau diperbandingkan dengan alat-alat
pembanding lainnya, misalnya diperbandingkan dengan laporan keuangan yang
dibudgetkan atau dengan laporan keuangan perusahaan lainnya. Tujuan dari analisis
ini adalah untuk menyederhanakan data sehingga dapat lebih mudah dimengerti.
Ada dua metode yang digunakan oleh setiap analis laporan keuangan yaitu :
a. Analisis horizontal / Dinamis / Trend
Adalah analisis dengan mengadakan pembandingan laporan keuangan untuk
beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya.
Analisis horizontal ini dapat dikatakan sama dengan analisis trend atau tendensi yang
menunjukkan posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam
porsentase (trend percentage analysis), karena disini akan terlihat tendensi keuangan
yang tetap, naik, atau menurun.

26

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


b. Analisis Vertikal / Statis / Struktural
Adalah suatu analisis yang memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos yang
lain atau untuk mengetahui porsentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap
total aktiva, untuk mengetahui struktur kekayaan, untuk mengetahui porsentase utang
jangka pendek / utang jangka panjang / modal terhadap total pasivanya dalam satu
laporan keuangan ( dalam neraca ), atau untuk mengetahui porsentase komposisi
perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya (dalam
laporan rugi laba), sehingga dapat diketahui basil analisisnya adalah
keadaan keuangan pada saat itu saja. Analisis vertikal ini disebut juga analisis
statis karena kesimpulan yang dapat diperoleh hanya untuk periode itu saja tanpa
mengetahui perkembangannya. Analisis vertikal juga dapat disamakan dengan
analisis laporan dengan porsentase per komponen atau disebut juga dengan analisis
common size (common siza statement).
Dari analisis keuangan yang diperbandingkan ini akan dapat menunjukkan
beberapa hal yaitu :
 Data absolout atau jumlah jumlah dalam rupiah
 Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah
 Kenaikan atau penurunan dalam porsentase
 Perbandingan yang dinyatakan dalam ratio
 Porsentase dari total
Metode dan tehnik analisis manapun yang digunakan, kesemuanya itu
adalah merupakan permulaan dari proses analisis yang diperlukan untuk
menganalisis laporan keuangan, dan setiap metode analisis mempunyai tujuan yang
sama yaitu membuat agar data dapat lebih dimengerti oleh pihak-pihak sehingga
dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak yang
bersangkutan.

4. Perhitungan dalam analisis perbandingan

Analisis perbandingan pada data neraca disebut dengan comparative balance


sheet, sedangkan pada data rugi laba disebut juga dengan comparative income
statement. Pada necara yang diperbandingkan adalah aktiva, hutang dan modal,
sedangkan pada rugi laba semua perongkosan dengan penjualan. Dengan
memperbandingkan neraca dan rugi laba untuk dua tanggal atau lebih akan dapat
diketahui perubahan-perubahan yang terjadi. Perubahan perubahan ini penting untuk
diketahui sebab akan menunjukkan sampai seberapa jauh perkembangan keadaan
keuangan perusahaan, dimana perubahan-perubahan ini didalam neraca atau rugi laba
dalam satu periode antara lain disebabkan oleh :
a. Laba atau rugi yang bersifat operasional maupun yang insidentil
b. Diperolehnya aktiva barn maupun adanya perubahan bentuk aktiva
c. Timbulnya atau lunasnya hutang maupun adanya perubahan bentuk hutang yang satu
kebentuk hutang yang lain
d. Pengeluaran atau pembayaran atau penarikan kembali modal saham (adanya
penambahan atau pengurangan modal)

Keuntungan utama dapat diketahuinya pertambahan atau pengurangan ini adalah


bahwa perubahan yang besar akan terlihat dengan jelas, dan dapat segera diadakan
penyelidikan atau analisis lebih lanjut dan menunjukkan sampai seberapa jauh
27

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


perkembangan keadaan keuangan perusahaan dan hasil-hasil yang dicapai.
Bentuk atau kolom-kolom dalam laporan keuangan yang diperbandingan
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Neraca

31 Desember Naik / Turun % dari total


Uraian
2007 2008 Rp % Ratio 2007 2008
A B C D E F G

Aktiva Lancar
Kas 15.000 38.000 23.000 153,33 2,53 2,35 5,44
Giro 150.000 120.000 (30.000) (20) 0,8 23,5 17,19
Piutang dagang 22.000 40.000 18.000 81,81 1,81 3,45 5,73
Persediaan 50.000 55.000 5.000 10 1,1 7,84 7,87

Aktiva Tetap
Tanah 125.000 150.000 25.000 20 1,2 19,62 21,49
Gedung 175.000 200.000 25.000 14,28 1,14 27,47 28,69
Mesin 100.000 95.000 (5.000) (5) 0,95 15,69 13,61

Total Aktiva 637.000 698.000 61.000 9,57 1,09 100 100

Dari gambaran neraca diatas dapat diperoleh hasil perhitungan dari tiga kondisi
sekaligus yaitu :
a. Analisis perbandingan yang mencakup kolom A,B,C,D,dan E, yaitu perbandingan
dalam rupiah, porsentase, dan ratio.
b. Analisis horizontal yang mencakup kolom A,B,C, dan D
c. Analisis vertikal yang mencakup kolom A,B,F dan G

Perhitungannya sebagai berikut :

a. Kolom C menunjukkan perubahan-perubahan yang terjadi dalam absolut yaitu


dalam jumlah rupiah (dimana hasilnya diperoleh dari kolom B dikurangkan
dengan kolom A), misal pada kas ; 38.000 – 15.000 = 23.000
b. Kolom D menunjukkan pertambahan atau pengurangan yang dinyatakan dalam
porsentase. Dalam perhitungan untuk menentukan porsentase ini ditentukan
terlebih dahulu tahun pembanding atau tahun dasar (yaitu tahun 2002). Porsentase
hasil diperoleh dari kolom C dibagi kolom A ( misal pada kas ; 38.000 – 15.000 =
23.000, maka 23.000: 15.000 x 100 % = 153,33
c. Kolom E menunjukkan perubahan -perubahan yang dalam bentuk rasio
(perbandingan), yaitu hasilnya diperoleh dari kolom B dibagi kolom A. Dalam
perhitungan ini juga ditentukan tahun dasarnya / pembanding yaitu tahun 2002,
misal pada kas ; 38.000 : 15.000 = 2,53. Ratio yang lebih besar dari satu berarti
bahwa jumlah dalam tahun yang dibandingkan (kolom B) lebih besar dari pada
jumlah dalam tahun pembanding (kolom A). Ratio yang lebih kecil dari satu
berarti bahwa jumlah dalam tahun yang dibandingkan (kolom B) lebih kecil dari
pada jumlah dalam tahun pembanding (kolom A).
28

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


d. Kolom F dan kolom G merupakan suatu analisis per komponen yaitu
membandingkan tiap-tiap pos aktiva dengan total aktivanya, misal pada kas kolom F
15.000 : 637.000 = 2,35 %
Dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan yang menunjukkan data
absolutnya saja maka kita akan mengalami kesulitan, karena sulit untuk mengetahui
adanya hubungan-hubungan ataupun perubahan-perubahan yang penting diantara data-
data absolut, oleh karena itu didalam perbandingan tersebut ditunjukkan juga kenaikan
atau penurunan dalam jumlah rupiah. Besarnya perubahan dalam jumlah rupiah dari
tahun ketahun sebaiknya juga diikuti dengan menentukan perubahan relatifnya yang
dinyatakan dalam porsentase (%), sehingga kita mengetahui proporsi perubahan yang
terjadi, misalnya pada aktiva tetap yaitu; tanah dan gedung perubahannya dalam
rupiah adalah sama 25.000, tapi bila dilihat lebih jauh lagi dalam porsentase tanah naik 20
% dan gedung naik 14,28 %.
Dibawah ini disajikan analisis perbandingan dengan memakai data 3 tahun
yaitu

Neraca
Jml Rata Perbandingan %
31 Des Kum 2 per rata-rata
Keterangan ulatif th per tahun
2006 2007 2008 2006 2007 2008
A B C D E F G H
Aktiva Lancar

Kas 15.000 38.000 40.000 93.000 31.000 48,38 122,6 129,0


Giro 150.000 120.000 125.000
Piutang dagang 22.000 40.000 45.000
Persediaan 50.000 55.000 60.000

Aktiva Tetap

Tanah 125.000 150.000 200.000


Gedung 175.000 200.000 225.000
Mesin 100.000 95.000 90.000

Total Aktiva 637.000 698.000 785.000

Keterangan
a) Jumlah kumulatif (kolom D) yaitu jumlah kolom A,ditambah kolom B, dan
ditambah kolom C
b) Rata-rata pertahun (kolom E) yaitu jumlah kumulatif (kolom D) dibagi 3
c) Perbandingan rata-rata pertahun dalam porsentase
Tahun 2001 kas = 15.000: 31.000 x 100 % = 48,38
Tahun 2002 kas = 38.000 : 31.000 x 100 % = 122,6
Tahun 2003 kas = 40.000 : 31.000 x 100 % = 129,0
Perhitungan yang sama berlaku pada tiap-tiap pos berikutnya. Dimana yang
dijadikan pembanding adalah rata-rata pertahun (kolom E)

29

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Tahun Pembanding

Apabila laporan keuangan yang diperbandingkan terdiri dari dua neraca atau
laporan rugi laba dari dua periode, atau neraca dan laporan rugi laba yang
direncanakan (budget) dengan realisasinya maka penentuan data pembandingnya
tidak akan ditemukan kesulitan, yaitu bahwa data tahun sebelumnya atau data
menurut budget yang digunakan sebagai pembanding. Tetapi kalau data / laporan
keuangan yang diperbandingkan lebih dari dua periode atau tahun, maka yang
digunakan sebagai tahun pembanding (tahun dasar) dengan cara sebagai berikut :

1. Tahun yang paling awal digunakan sebagai tahun pembanding sehingga kolom
laporan tersebut kelihatan sebagai berikut :
Pos Neraca 31 Des Bertambah/ Berkurang
Atau 2007 atas 2006 2008 atas 2006
Rugi laba 2006 2007 2008 Rp % Ratio Rp % Ratio

2. Perbandingan dapat dilakukan dengan data keuangan dari tahun sebelumnya,


kolomnya kelihatan sebagai berikut :

Pos Neraca 31 Des Bertambah/ Berkurang


Atau 2007 atas 2006 2008 atas 2007
Rugi laba 2006 2007 2008 Rp % Ratio Rp % Ratio

3. Dasar pembandingnya adalah rata-rata dari jumlah kumulatif seluruh periode yang
bersangkutan. Hal ini akan bennanfaat sekali apabila diterapkan pada laporan rugi
laba, karena penganalis akan dapat mengetahui rata-rata dari beberapa tahun dan
dapat menentukan jumlah jumlahatau pos-pos mana yang menyimpang dari
jumlah rata-rata dan dapat segera mencari faktor-faktor penyebabnya. Bentuknya
sebagai berikut :

30

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


31 Des
Jml Rata2 per
Keterangan
Kumulatif th
2006 2007 2008
A B C D E
Aktiva Lancar

Kas 15.000 38.000 40.000 93.000 31.000


Giro 150.000 120.000 125.000 395.000 131.666,6
Pi utang dagang 22.000 40.000 45.000 107.000 35.666,6
Persediaan 50.000 55.000 60.000 165.000 55.000

Aktiva Tetap

Tanah 125.000 150.000 200.000 475.000 158.333,3


Gedung 175.000 200.000 225.000 600.000 200.000
Mesin 100.000 95.000 90.000 285.000 95.000

Total Aktiva 637.000 698.000 785.000 2.120.000 706.666,6

Setelah diadakan perhitungan terhadap data yang diperoleh, maka langkah


berikutnya dilakukan analisis terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Langkah-
langkah dalam analisis ini dimulai dari analisis terhadap perubahan jumlah totalnya
(misalnya dalam perubahan jumlah aktiva), kemudian analisis terhadap sub totalnya
seperti aktiva lancar, aktiva tetap, hutang lancar, hutang jangka panjang, modal,
sehingga akhirnya dapat ditarik berbagai kesimpulan dari hasil analisis tersebut.

31

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


5. Analisis Horizontal

Trend atau tendensi posisi kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan


dalam porsentase adalah suatu metode atau tehnik analisis untuk mengetahui tendensi
dari pada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau turun.
Lihat perhitungan perhitungan pada neraca dibawah ini :

Neraca

31 Desember Naik / Turun


Uraian
2007 2008 Rp %
A B C D

Aktiva Lancar

Kas 15.000 38.000 23.000 153,33


Giro 150.000 120.000 (30.000) (20)
Piutang dagang 22.000 40.000 18.000 81,81
Persediaan 50.000 55.000 5.000 10

Aktiva Tetap

Tanah 125.000 150.000 25.000 20


Gedung 175.000 200.000 25.000 14,28
Mesin 100.000 95.000 (5.000) (5)

Total Aktiva 637.000 698.000 61.000 9,57

Dari gambaran neraca diatas dapat dilakukan analisis terhadap pos-pos pada aktiva
lancar maupun aktiva tetap yaitu :
1. Posisi kas pada tahun 2007 jumlahnya 15.000 dan pada tahun 2008 menjadi
38.000 berarti terjadi perubahan kenaikan sebesar 23.000 atau 153,33 %, apa yang
menyebabkan terjadinya kenaikan pada kas ? kemungkinan dapat dijawab dengan
anggapan :
a. Terjadinya perubahan dalam menetapkan besarnya kas minimal, atau adanya
kebijaksanaan barn dalam menetapkan jumlah kas yang harus ditahan.
b. Terjadi penagihan piutang sebagai akibat dari penjualan kredit yang masuk
dalam kas.
c. Adanya kelebihan kas sebagai akibat penjualan aktiva tetap atau perubahan
aktiva tetap.
d. Dilakukannya pinjaman barn untuk menambah dana operasional perusahaan.
Adanya kelebihan dana yang tersimpan dalam kas juga mempunyai konsekuensi
yaitu dapat mengurangi tingkat rentabel, tapi disisi lain menambah
tingkat likuiditas dari perusahaan yang bersangkutan.

32

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


2. Pada posisi piutang menunjukkan perubahan yang naik yaitu sebesar 18.000 atau
81,81 %. Pada posisi giro (penempatan pada bank berupa giro) kondisinya
menunjukkan trend yang menurun sebesar 30.000 atau 20 %, apa yang
menyebabkan terjadi penurunan ini ? misalnya karena adanya pencairan giro
untuk kepentingan pembiayaan operasional perusahaan, dan lain-lain
3. Apa yang menyebabkan posisi piutang menjadi naik ini dapat ditelusuri misalnya
terjadi kenaikan jumlah atau volume penjualan kredit sehingga
memperbesar tingkat piutang seiring dengan itu adanya kebijaksanaan penjualan
yang longgar dengan tujuan untuk menambah jumlah langganan.
Begitulah seterusnya analisis ini dapat dilakukan pada masing-masing pos aktiva,
pasiva, atau penjualan. Begitu halnya analisis pada laporan atau daftar rugi laba
seperti dibawah ini :
Daftar Rugi laba

3 1 Desember Naik / Turun


Uraian
2007 2008 Rp %
A B C D
500.000 700.000 200.000 40
Penjualan
H p. penjualan
Persediaan awal 100.000 150.000 50.000 50
Pembelian 300.000 + 400.000 + 100.000 33,33
Brg yg akan dijual 400.000 550.000 150.000 37,5
Persediaan akhir 150.000 - 350.000 - 200.000 133,33
Total Hp Penjualan 250.000 200.000 (50.000) (20)
Laba kotor 250.000 500.000 250.000 100

Analisis dapat dilakukan pada masing-masing pos untuk mencari penyebab


perubahan-perubahan yang ada, sehingga untuk kedepan dapat dilakukan
perbaikan yang disebabkan oleh perubahan itu.

6. Analisis Vertikal
Analisis vertikal ( common size analysis) merupakan laporan keuangan yang
diperbandingkan dengan mengelompokkan terhadap jumlah harta dinyatakan 100 %
atau memperbandingan masing-masing pos aktiva terhadap total aktiva (total aktiva
dinyatakan 100 % sebagai pembanding), juga memperbandingkan masing-masing pos
utang jangka pendek / utang lancar, utang jangka panjang, dan modal terhadap total
pasivanya (total pasiva dinyatakan 100 % sebagai pembanding). Kondisi ini juga
berlaku pada laporan rugi laba yaitu memperbandingkan masing-masing pos selain

33

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


penjualan terhadap total penjualan atau penjualan bersih (total penjualan dinyatakan 100
% sebagai pembanding), perhitungannya sebagai berikut :

Rugi / Laba

31 Desember 2007 31 Des 2008


Uraian
Rp % Rp %
A B C D
Penjualan 500.000 100 700.000 100

H p. penjualan
Persediaan awal 100.000 20 150.000 21,42
Pembelian 300.000 + 60+ 400.000 + 57,15+
Brg yg akan dijual 400.000 80 550.000 78,57
Persediaan akhir 150.000 - 30- 350.000 - 50 -
Total Hp Penjualan 250.000 50 200.000 28,57
Laba kotor 250.000 50 500.000 71,43

Dari gambaran rugi laba diatas dapat dilakukan analisis masing-masing komponen
terhadap total penjualan dengan segala perubahan yang terjadi dan bagaimana
kebijaksanaan yang diambil untuk masa datang.

Neraca

31 Desember 2007 31 Des 2008


Uraian
Rp % Rp
Aktiva lancar 6.000 80 5.000 45,45

Aktiva tetap 1.500 20 6.000 54,55

Total a ktiva 7.500 100 11.000 100

Hutang 1.500 20 4.000 36,36

Modal 6.000 80 7.000 63,64


Total pasiva 7.500 100 11.000 100

34

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Dari gambaran neraca diatas dapat dilakukan analisis masing-masing komponen
terhadap total aktiva atau total pasiva dengan segala perubahan yang terjadi dan
bagaimana kebijaksanaan yang diambil untuk masa datang.

7. Hubungan neraca dengan rugi laba

Neraca
a. Untuk mengetahui tendensi atau trend bertambahnya atau berkurangnya modal atau
kekayaan perusahaan.
b. Untuk mengetahui jaminan (borg) yang disediakan oleh perusahaan atas semua
hutang-hutangnya akan dapat dilihat dari neraca perusahaan tersebut.

Rugi/Laba
a. Untuk mengetahui kemajuan atau sebab-sebab terjadinya perubahan modal
perusahaan.
b. Untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk membayar bunga modal yang
dipinjamnya sangat tergantung pada keuntungan dimasa datang (future profit).
Dan dari perusahaan yang mampu memperoleh keuntungan dari modal yang
dipinjamnyalah yang merupakan jaminan yang baik bagi para kreditor.

Soal untuk dibahas.

1. Sebutkan dan jelaskan manfaat yang dapat diambil dari analisis perbandingan
(comparative analysis).
2. Jelaskan apa maksud dan tujuan diadakannya analisis perbandingan terhadap
laporan keuangan sebuah perusahaan
3. Jelaskan pengertian analisis perbandingan, analisis horizontal, analisis vertikal
yang saudara ketahui.
4. Perusahaan "ABG" menyajikan laporan keuangan yaitu data-data neraca dan rugi
laba untuk tahun 2007 dan tahun 2008 sebagai berikut :
Data neraca :
Keterangan Tabun 2007 Tahun 2008
Kas 15.000 18.000
Piutang 5.000 8.000
Giro bank 10.000 12.000
Efek 8.000 9.000
Persediaan 2.000 3.000
Aktiva tetap 30.000 40.000
Total Aktiva 70.000 90.000
Data rugi / laba :
Penjualan 4.545.000 6.120.000
Return penjualan 45.000 120.000
Penjualan bersih 4.500.000 6.000.000
Harga pokok penjualan 2.700.000 3.690.000
Laba kotor 1.800.000 2.310.000
Biaya penjualan 675.000 1.230.000
Biaya adm / umum 225.000 288.000

35

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Total biaya 900.000 1.518.000
Laba operasi 900.000 792.000
Pendapatan lain- 22.500 24.000
Labalain
sebelum 922.500 816.000
pajak
Pajak 414.000 360.000
Laba bersih 508.500 456.000

Dari data yang disajikan tersebut buatlah analisis perbandingan dalam bentuk :
a. Analisis horizontal
b. Analisis vertikal
c. Berikanlah uraian dan penjelasan dari masing-masing komponen yang saudara
analisis, dan kemungkinan kebijaksanaan yang mungkin ditempuh dimasa
datang.
5. Perusahaan "AADC" memberikan data keuangannya sebagai berikut :

Keterangan 31 Desember
2007 2008
Harta
Harta lancar 955.500 855.000
Investasi jangka panjang 400.000 500.000
Tanah, gedung 875.000 775.000
Harta tak berwujud 100.000 100.000
Harta lain-lain 60.500 48.000

Jumlah harta 2.391.000 2.278.000

Kewaj iban
Kewajiban lancar 546.000 410.000
Kewajiban jangka panjang 400.000 400.000
Jumlah kewajiban 946.000 810.000

Modal
Saham preferen 350.000 350.000
Saham biasa 850.000 850.000
Laba ditahan 245.000 268.000
Jumlah modal 1.445.000 1.468.000
Total kewajiban dan modal 2.391.000 2.278.000

Diminta : Buatlah analisis horizontal dan berikan komentar masing-masing pos


yang dianalisis.

36

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


6. Dibawah ini adalah ringkasan neraca dan rugi laba per 31 Desember 2008
Perusahaan "Alam" dan Perusahaan "Awan". Dengan menggunakan common siza
statement saudara diminta untuk menganalisis dan menentukan mana yang berada pada
kondisi baik
Neraca
Keterangan 31 Desember
Perusahaan Alam Perusahaan Awan

Kas 25.000 30.000


Piutang 170.000 146.500
Persediaan 106.500 130.000
Aktiva tetap 300.000 300.000

Total Aktiva 602.000 606.500

Hutang dagang 130.000 130.000


Modal saham 210.000 210.000
Laba ditahan 262.000 266.500
Total Pasiva 602.000 606.500

Rugi Laba
Keterangan 31 Desember
Perusahaan Alam Perusahaan Awan

Penjualan 1.998.000 2.230.000


Harga pokok penjualan 1.728.000 2.040.000
Laba bruto 270.000 190.000
Biaya adm/penjualan 50.000 80.000
Laba neto 220.000 110.000

32

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


BAB III
ANALISIS RATIO

Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat ; 1) Memahami dan
menjelaskan pengertian analisis ratio, 2) Melakukan perhitungan-perhitungan dalam analisis
ratio, 3) Menjelaskan kegunaan dan analisis ratio

1. Pengertian

Analisis ratio merupakan suatu gambaran tentang hubungan dua unsur atau jumlah tertentu
dengan jumlah yang lain, yang mana pada akhirnya untuk diketahui tentang baik atau
buruknya posisi keuangan. Mengadakan analisis hubungan dari berbagai pos dalam
suatu laporan keuangan adalah merupakan dasar untuk dapat menginterprestasikan
kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan. Dengan menggunakan laporan
keuangan yang diperbandingkan, termasuk data tentang perubahan-perubahan yang
terjadi dalam jumlah rupiah, porsentase serta trendnya, penganalis menyadari bahwa
beberapa ratio secara individu akan membantu dalam menganalisis dan
menginterprestasikan posisi keuangan suatu perusahaan.
Ratio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (matematical relationship) antara
suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis
berupa ratio ini akan dapat menjelaskan atau memberikan gambaran kepada
penganalis tentang posisi keuangan perusahaan. Analisis ratio seperti halnya alat-
alat analisis lainnya adalah "future oriented", oleh karena itu penganalis hams mampu
untuk menyelesaikan faktor-faktor yang ada pada periode atau waktu ini dengan
faktor-faktor dimasa datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau
hasil operasi perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian kegunaan atau manfaat
suatu angka ratio sepenuhnya tergantung kepada kemampuan atau kecerdasan
penganalis dalam menginterprestasikan data yang bersangkutan, untuk itu sangat
diperlukan suatu sikap, ketelitian, dan kesanggupan dalam menganalisis suatu
laporan keuangan, karena kemampuan seorang penganalis dengan penganalis lain
mungkin saja terdapat perbedaan dalam pengalaman dan kemampuan kerjanya
(Munawir, 1997: hal 64).
Analisis ratio keuangan merupakan bentuk atau cara umum yang digunakan dalam
analisis laporan keuangan yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan atau
kelemahan yang dihadapi perusahaan dibidang keuangan. Ratio merupakan alat yang
dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara
satu faktor dengan faktor yang lain dari suatu laporan keuangan.

33

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


2. Penggolongan Ratio
Penggolongan ini dapat dilihat dari :
a. Sumber datanya.
Sumber data dari analisis ratio ini adalah :
1. Rasio Keuangan / Financial ratio
Analisis dilakukan terhadap Neraca dengan mengukur misalnya ; current ratio, acid
test ratio, cash ratio dan lin-lain (disebut juga ratio neraca).
2. Financial operating ratio
Analisis dilakukan dengan menggunakan data dari laporan rugi laba misalnya ; gros
profit margin, net operating margin, operating ratio dan lain-lain.
3. Miscellaneous Ratio
Analisis ini dilakukan terhadap data gabungan dari neraca dan rugi laba
misalnya ; ratio dalam tingkat rentabilitas
b. Tujuan dari analisis
Tujuan tiap penganalis pada umumnya adalah untuk mengetahui tingkat :
likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan rasio-rasio lainnya yang sesuai dengan
kebutuhan penganalisis atau kebutuhan perusahaan.
Dengan demikian hasil dari penggolongan ratio ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Performance
Analisis Ratio
Proforma
Jelasnya analisis yang dilakukan terhadap bentuk laporan keuangan ( neraca dan rugi laba)
yaitu menganalisis apa yang disajikan atau apa yang ditampilkan (performance), atau dapat
juga diartikan bagaimana melakukan analisis terhadap tampilan sebuah laporan keuangan.
Sementara proforma adalah lebih ditekankan pada proyeksi dari sebuah laporan keuangan
untuk digunakan pada pengambilan kebijaksanaan keuangan (perencanaan keuangan)
berikutnya. Kedua kondisi ini saling mendukung khususnya bagi pimpinan
perusahaan untuk mengambil keputusan yang sesuai dengan kepentingan perusahaan.

3. Metode Pembandingan Ratio Keuangan Perusahaan


Metode pembandingan analisis ratio keuangan pada dasarnya terbagi pada dua
bagian yaitu :
a. Pembandingan ratio silang (cross sectional approach)
Suatu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan ratio-ratio antara satu
perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat bersaman.
Maksudnya untuk mengetahui seberapa baik atau buruk suatu perusahaan
dibandingkan dengan perusahaan sejenis lainnya. Pembandingan dengan cross sectional
approach ini dapat juga dilakukan dengan jalan membandingkan ratio keuangan
(financial ratio) perusahaan dengan ratio rata-rata industri.
b. Analisis dari waktu ke waktu (time series analysis)
Membandingkan ratio-ratio keuangan perusahaan dari satu periode ke periode lainnya
(dari waktu ke waktu) yang dapat memperlihatkan apakah perusahaan mengalami
kemajuan atau kemunduran.

34

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan ratio ini antara lain :
1. Sebuah ratio saja tidak dapat digunakan untuk menilai keseluruhan operasi
yang telah dilaksanakan. Untuk menilai keadaan perusahaan secara
keseluruhan sejumlah ratio haruslah dinilai secara bersama-sama.
2. Pembandingan yang dilakukan haruslah dari perusahaan yang sejenis dan pada saat
yang sama
3. Sebaiknya perhitungan ratio finansial didasarkan pada data laporan keuangan yang
sudah diaudit
4. Adalah sangat penting untuk diperhatikan bahwa pelaporan atau akuntansi
yang digunakan haruslah sama.
Dengan menggunakan analisis ratio dimungkinkan untuk dapat menentukan tingkat
likuiditas, solvabilitas, keefektifan operasi serta derajat keuntungan suatu perusahaan
(profitability perusahaan). Untuk dapat menentukan dan mengukur hal-hal tersebut
diperlukan alat pembanding dan ratio dalam industri sebagai keseluruhan yang sejenis
dimana perusahaan menjadi anggotanya dapat digunakan sebagai alat pembanding dari
angka ratio suatu perusahaan, angka ratio dari industri sebagai keseluruhan ini disebut
standard ratio atau ratio rata-rata.

4. Pihak yang paling berkepentingan dengan ratio-ratio financial

Seperti halnya pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan sebuah


perusahaan, pada analisis ratio finansial ini pihak -pihak yang sangat
berkepentingan adalah :
a. Para pemegang saham / calon pemegang saham
Terutama aspek likuiditas, aktivitas, dan leverage, serta proyeksi terhadap
distribusi income dimasa datang.
b. Kreditur
Yang lebih menekankan pada struktur finansial dan struktur modal dan ingin
mendapatkan jaminan serta keamanan dari modal yang mereka tanam.
c. Manajemen perusahaan (the firm's own management)
Pihak pengelola menyadari bahwa hal-hal yang tersebut diataslah yang akan
dinilai oleh pemilik, atau kreditur.

5. Tujuan analisis ratio

Ada dua tujuan dari pengaplikasian analisis ratio pada laporan keuangan
sebuah perusahaan yaitu :
a. Membantu pimpinan / manajer perusahaan untuk memahami apa yang perlu
dilakukan oleh perusahaan berdasarkan informasi yang tersedia yang sifatnya terbatas
berasal dari laporan keuangan.
b. Membiasakan pimpinan / manajer perusahaan untuk membuat keputusan atau
pertimbangan tentang apa yang perlu dicapai dan bagaimana prospek yang
dihadapi perusahaan dimasa akan datang.

35

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Karena fokus akan berbeda menurut kepentingan khusus dan pihak-pihak yang
berkepetingan, misalnya kreditur berorientasi pada kepentingan jangka pendek akan
memperhatikan harapan jangka pendek (short term out look), dan bagi investor
lebih berorientasi pada kepentingan jangka panjang akan lebih mangacu kepada
kelangsungan hidup perusahaan jangka panjang (long run viability) dan
kemampuan menghasilkan laba (profitability).

6. Kategori angka-angka ratio keuangan

Angka-angka ratio keuangan dapat dikategorikan sesuai kepada aktivitas yang


dilakukan oleh perusahaan yaitu :
a. Ratio-ratio untuk menilai likuiditas
b. Ratio-ratio untuk menilai struktur modal dan solvabilitas
c. Return on Investment Ratio. Misalnya return on assets / rentabilitas usaha dan
rentabilitas modal sendiri atau return on equity capital.
d. Ratio-ratio untuk menilai hasil operasi / operating performance ratio seperti ;
gross ratio, profit ratio
e. Ratio untuk menilai penggunaan aktiva / assets utilization ratio yaitu perimbangan
antara penjualan dengan kas, modal kerja, persediaan dan lain-lain.

7. Klasifikasi angka-angka ratio

Menurut Bambang Riyanto ( 1995 : 322) memberikan klasifikasi rasio


finansial sebagai berikut :
a. Ratio Likuiditas
Current ratio, Acid Test Ratio / Quick Ratio, Cash Ratio, dan Net Working Capital
Ratio.
b. Ratio Leverage
Total debt to equity ratio, Long term debt to equity ratio, Total debt to Total
equity ratio, Time interest earned ratio.
c. Ratio Aktivitas
Total assets turnover, Receivable turn over, Average collection period, Inventory
turnover, Average day's inventory, Working capital turn over, Fixed assets turn over.
d. Ratio Keuntungan
Gross profit margin, Profit margin, Net profit margin, Operating profit margin,
Operating ratio, Earning power, Rate of return on net worth.
Dan uraian-uraian diatas jelas bahwa penggolongan angka ratio yang paling baik
adalah yang disesuaikan dengan tujuan analisis yaitu untuk menilai likuiditas,
solvabilitas, dan rentabilitas dan informasi-informasi lain yang diperlukan, oleh karena
itu berikut ini akan diuraikan angka-angka ratio yang bersangkutan.

36

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Ratio Likuiditas / Ratio Modal Kerja

Analisis ratio likuiditas diperlukan untuk menganalisis dan


menginterprestasikan posisi keuangan jangka pendek, tetapi juga sangat membantu bagi
pihak manajemen untuk mengecek efisiensi modal kerja yang digunakan dalam perusahaan,
juga penting bagi kreditor jangka panjang dan pemegang saham yang akhirnya atau
setidak-tidaknya ingin mengetahui prospek dari devidend dan pembayaran bunga
dimasa yang akan datang. Tingkat likuiditas dapat diukur dengan :

a. Net Working Capital (NWC)


Net working capital merupakan selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar,
dengan kegunaan antara lain :
1. Untuk kepentingan pengawasan intern perusahaan dari pada lebih sekedar
angka pembanding.
2. Batas minimum net working capital yang harus dipertahankan persyaratan
yang ditentukan oleh kreditur
3. Sebagai gambaran tentang jalannya perusahaan
4. Net working capital yang semakin besar menunjukkan tingkat likuiditas yang se-
makin baik.
NWC = Aktiva lancar – Hutang lancar

b. Current Ratio (CR)


Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Ratio
ini menunjukkan bahwa nilai kekayaan lancar (yang segera dapat dijadikan uang) ada
sekian kali hutang jangka pendek / hutang lancar. Penetapan current ratio 200 %
hanya merupakan kebiasaan (rule of thumb) dan digunakan sebagai titik tolak untuk
mengadakan penelitian atau analisis yang lebih lanjut.
CurrentAssets
CurrentRatio  x100%
CurrentLiability
Untuk mengetahui current assets bisa dikurangi tanpa menganggu kemampuan
membayar hutang jangka pendek (jumlah aktiva lancar lama dengan jumlah
hutang lancar) dapat dihitung sebagai berikut :
( 1– ( 1 : current ratio) x 100 % )
c. Acid Test Ratio / Quick Ratio
Merupakan perbandingan antara aktiva laticar dikurangi persediaan dengan hutang
lancar. Ratio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena
persediaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisasikan menjadi
uang kas dan menganggap bahwa piutang segera dapat direalisir sebagai uang kas. Ra-
tio ini lebih tajam dari pada current ratio, karena hanya membandingkan aktiva yang
sangat likuid (mudah dicairkan atau divangkan) dengan hutang lancar.

37

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


CurrentAssets  Inventory
AcidTestRatio  x100%
CurrentLiability

d. Cash Ratio
Merupakan perbandingan kas / uang tunai yang dimiliki dengan hutang lancar, maksud-
nya berapa banyak jumlah kas yang dipunyai untuk membayar kewajibankewajiban
saat ditagih, kemungkinarmya bisa saja uang kas cukup dan ada kalanya tidak
cukup ini berarti harus segera dipenuhi dengan mencairkan efek, piutang, dan
persediaan. Cash ratio ini meliputi aktiva yang paling lancar yaitu kas, efek, dan giro
dan ini disebut j uga cash assets.
CashAssets
CashRatio  x100%
CurrentLiability

Ratio Aktivitas / Activity Ratio

Ratio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan dana yang terse-
dia yang tercermin dalam perputaran modal kerjanya. Atau digunakan untuk mengukur
tingkat likuiditas dari current account (perkiraan lancar tertentu). Rumusrumus yang
digunakan untuk menghitung ratio aktivitas ini yaitu :

a. Perputaran Persediaan (inventory turnover)


Kondisi ini untuk mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam persediaan berputar
dalam setahun.
CostOfGoodsold
InventoryTurnover  x............kali
AverageInventory
b. Average age of inventory / average day's inventory
Untuk menghitung berapa lama rata-rata persediaan berada dalam gudang.
Dengan perkataan lain berapa lama rata-rata modal terikat dalam persediaan.

AverageInventoryx360
ADI 
CostOfGoodsold
c. Perputaran piutang
Untuk menghitung berapa kali dana tertanam dalam piutang perusahaan berputar dalam
setahun.
AnnualCreditSales
Account Re ceivableTurnover 
AverageAccount Re ceivable
d. Rata-rata umur piutang
Untuk menghitung berapa lama rata-rata piutang berada dalam perusahaan atau berapa
lama rata-rata dana terikat dalam piutang.

38

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Average Re ceivablex 360
AverageCol lectionPer iod  x100%
NetCreditS ales

NetSales
e. Perputaran harta (total assets turnover), TotalAsset sTurnover 
TotalAsset s

Sales  CostOfGood sold


f. Working capital turnover (WCT), WCT 
Sales

NetSales
g. Fixed assets tunrover ( FAT ), FAT 
FixedAsset
h. Account payable turnover
Adalah untuk mengetahui / mengukur berapa kali utang dagang perusahaan
berputar dalam setahun.
AnnualCreditPurchase
AccountPayableTurnover 
AverageAccountPayable
i. Average Age of Account Payable
Untuk menghitung berapa lama rata-rata utang dagang dalam perusahaan, atau berapa
lama rata-rata dana terikat dalam utang dagang.

AverageAcc ountPayabl ex360


AverageAge OfAccountP ayable  x100%
AnnualCred itPurchase

Catatan : untuk pengukuran umur rata-rata dapat pula dihitung sebagai berikut :

360
j. Umur rata-rata persediaan = atau
TingkatPerputaranPersediaan

Rata  rataPersediaan
=
H arg aPokokBarangYgDijual

360
k. Umur piutang rata-rata = atau
TingkatPerputaranPiu tan g

Rata  rataPiu tan g


=
PenjualanKreditPertahun

360
l. Umur rata-rata utang dagang = atau
TingkatPerputaranHutan gDagang

39

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Rata  rataU tan gPerTahun
=
PembelianK reditPerta hun

Ratio Leverage/Ratio Hutang/Debt Ratio/Ratio Solvabilitas

Ratio ini menyangkut jaminan, yang mengukur kemampuan perusahaan untuk


membayar hutangnya bila satu saat perusahaan dibubarkan. Atau seberapa jauh perusahaan
difinansir oleh pihak luar atau kreditur. Jumlah hutang didalam neraca akan
menunjukkan besarnya modal pinjaman yang digunakan dalam operasi
perusahaan.
Modal pinjaman ini dapat berupa hutang jangka pendek maupun hutang jangka
panjang, tetapi umumnya pinjaman jangka panjang ini lebih besar
dibandingkan dengan utang jangka pendek, maka perhatian analis keuangan biasanya lebih
menekankan pada jenis hutang ini. Dengan rumus yang dapat digunakan sebagai berikut :
TotalDebt
a. Total debt to total assets ratio = x100 %
TotalAsset s
Ratio ini merupakan upaya untuk mengukur jumlah aktiva perusahaan yang
dibiayai oleh hutang atau modal yang berasal dari kreditur.
TotalDebt
b. Total debt to total equity ratio = x100%
TotalEquity
Adalah menghitung perbandingan antara total hutang dengan modal sendiri
LongTermDebt
c. Long term debt to equity ratio = x100%
TotalEquity
Adalah menghitung perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri
LongTermDebt
d. Total debt to total capitalization ratio = x100%
TotalCapitalization

Merupakan ratio utang jangka panjang dengan modal jangka panjang untuk
mengukur berapa bagian hutang jangka panjang yang terdapat didalam modal
jangka panjang perusahaan. Atau dapat juga dicari dengan rumus :

LongTermDebt
e. Total debt to total capitalization ratio = x100%
TotalCapitalization  Equity

Disamping itu dapat pula ditentukan tingkat kemampuan perusahaan dalam


membayar kewajiban finansial yang bersifat tetap, dengan rumus sebagai berikut :

EarningBeforeInterestTaxes
Time interest earned =
AnnualInetersPayment

40

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Hal ini menunjukkan bahwa dengan laba operasi atau laba usaha yang diperoleh
perusahaan, perusahaan mampu membayar beban bunga sekian kali. Dalam time
interest kreditur disamping melihat besarnya hutang dan kekayaan yang menjadi
jaminan, juga mempertahankan kemampuan perusahaan dalam memberikan servis atas
hutang tersebut. Dengan demikian time interest yang rendah, menunjukkan gejala yang
kurang menguntungkan, karena laba yang tersedia untuk membayar bunga kredit
relatif lebih kecil dan sebaliknya. Bunga yang dimaksud dapat berupa pembayaran
beban bunga tahunan (annual interest payment) atau bunga hutang jangka panjang
(interest charge)

EBIT
f. Total debt coverage = atau
Pr icipalPaym ent
Interets 
1 t
EBIT
=
AngsuranPinjaman
Bunga 
1  TingkatPajak
Adalah mengukur berapa besar kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga
dan angsuran pinjaman pokok dengan operasi atau laba usaha yang diperoleh.

g. Overal coverage ratio :


EBIT  LeasePayme nt
Pr incipal Pr eferenDividen
Interes   Lea sin gPayment 
1 t 1 t

EBIT  Pembayaranlea sin g


AngsuranPinjaman DividenSaham Pr eferen
Bunga   Lea sin g 
1  TingkatPajak 1  TingkatPajak

Adalah mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban -


kewajiban keuangan (finansial) yang bersifat tetap dengan menggunakan laba operasi
yang diperoleh ditambah dengan pembayaran sewa.

Ratio Profitabilitas / Rentabilitas

Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan dimana masingmasing


pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total aktiva, dan modal sendiri. Secara
keseluruhan ketiga pengukuran ini akan memungkinkan seorang analis untuk mengevaluasi
tingkat pendapatan/penerimaan (earning) dalam hubungannya dengan volume
penjualan, jumlah aktiva dan investasi tertentu dari pemilik perusahaan, rumus
yang digunakan dalam pengukuran ini adalah :

41

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Gross Pr ofit
a. Gross profit margin (GPM) =
NetSales
Adalah mengukur tingkat laba kotor yang diperoleh dibandingkan dengan volume
penjualan.
EBIT
b. Operating profit margin (OPM) =
NetSales
Adalah mengukur tingkat laba operasi / laba usaha dibandingkan dengan volume
penjualan.

NetIncomeA fterTax ( NIAT )


c. Net profit margin (NPM) =
NetSales
Adalah mengukur laba bersih yang diperoleh sesudah pajak dibandingkan dengan
volume penjualan

NetSales
d. Total assets turnover (ATO) =
TotalAsset s
Mengukur berapa kali total aktiva perusahaan dapat menghasilkan volume
penjualan.
NIAT
e. Return on Investment atau Return on Assets (ROI / ROA) =
TotalAsset s
Adalah mengukur tingkat penghasilan bersih yang diperoleh dari total aktiva
perusahaan.
f. Return on Equity (ROE)
Adalah mengukur tingkat penghasilan bersih yang diperoleh oleh pemilik
perusahaan atas modal yang diinvestasikan.
NIAT ROI
ROE = atau ROE =
TotalEquity 1  DebtRatio
 TotalAktiva 
ROI x Equity Multiplier, ROI x  
 TotalEquity 

g. Return on Common Stock (RCS)


Adalah mengukur tingkat penghasilan bagi pemegang saham biasa.
NIAT  Pr eferedDividen
RCS =
TotalEquity  ModalSahamPr eferen
h. Earning Per Share (EPS)
Adalah mengukur jumlah pendapatan perlembar saham biasa.
NIAT  DividenSaham Pr eferen
EPS =
JumlahLembarSahamBiasaYangBeredar

42

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


i. Deviden per Share (DPS)
Adalah menghitung jumlah pendapatan yang dibagikan (dalam bentuk deviden) untuk
setiap lembar saham biasa.
DividenSaham Pr eferen
DPS =
JumlahLembarSahamBiasaYangBeredar
j. Book Value per Share (BVS)
Book value per share merupakan nilai buku perlembar saham biasa, yang dihitung
adalah nilai atau harga buku saham biasa yang beredar.
JumlahModalSahamBiasa
BVS =
JumlahLembarSahamBiasaYangBeredar

8. Neraca Proforma

Neraca yang diproyeksikan (proforma) dalam laporan keuangan merupakan salah


satu bentuk perencanaan keuangan perusahaan yang berasal dari ratio-ratio keuangan.
Berdasarkan data-data keuangan atau ratio-ratio keuangan tertentu dapat disusun bentuk
dan hasil sebuah neraca atau rugi laba, sehingga dari hasil tersebut dapat ditentukan
kebijaksanaan kedepan apakah harus diadakan perubahan-perubahan atau tidak.

Contoh soal

1. Tahun lalu PT. "ESIA" melaporkan penjualan bersih Rp 1.505. Harga pokok
penjualan Rp 936. Harga pokok itu sama besarnya dengan harga pembelian tahun itu.
Penjualan dan pembelian dilakukan seimbang sepanjang tahun. Data-data aktiva
lancar akhir tahun lalu sebagai berikut :
Kas 121
Piutang 301
Persediaan 104 +
Total aktiva lancar 526
Jumlah piutang dagang pada awal tahun sama dengan akhir tahun. Perusahaan
mempertahankan sisa kas cukup membayar pembelian barang dan biaya operasi untuk
satu bulan. Pada akhir tahun ratio lancar (current ratio) 4 : 1 dan modal pemilik 50
% lebih besar dari pada jumlah aktiva lancar. Perusahaan tidak mempunyai
investasi jangka panjang maupun hutang jangka panjang. Dad persoalan tersebut
diminta :
a. Tentukanlan besar jumlah harta perusahaan
b. Hitunglah perputaran piutang dan persediaan
Jawab :
a. Harta perusahaan
Current ratio = 4 : 1
Current assets : Current liability = 4 : 1
CL = ¼ x CA, maka ¼ x 526 = 131,5

43

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


b. Perputaran persediaan dan piutang
Modal pemilik adalah 50 % lebih besar dari aktiva lancar, maka 150 / 100 x 526 =
789, dengan demikian dapat ditentukan besarnya jumlah harta perusahaan yaitu :
Harta = Kewajiban + Modal
= 131,5 + 789
= 920,5
Perputaran persediaan dan piutang
Perputaran persediaan = 936 / 104 = 9 kali
Perputaran piutang = 1.505 / 301 = 5 kali

2. PT. "AMCO" memberikan data-data keuangan perusahaannya masih dalam


bentuk ratio-ratio sebagai berikut :
Ratio modal dan hutang 60 %
Tingkat perputaran aktiva 1,5 kali
Periode rata-rata pengumpulan piutang 40 hari
Laba kotor (gross profit margin) 30 %
Perputaran persediaan 6 kali
Acid Test Ratio 1,2
Modal saham 450.000
Laba ditahan 660.000
Laba bersih (net profit margin) 10 %
Diminta
a. Susunlah neraca proforma perusahaan tersebut
b. Susunlah laporan rugi labanya
Jawab :
Dari data diatas untuk neraca bagian modalnya sudah terdapat jumlah modal
sebesar 1.110.000

Ratio hutang dan modal (total debt to total equity ratio)


Hutang / Modal = 60 %Hutang / 1.110.000 = 60 %
Hutang = 60 % x 1.110.000
= 666.000
Berarti hutang disini baik lancar maupun hutang jangka panjang totalnya adalah sebesar
666.000, maka dalam persamaannya :
Harta = kewajiban + modal
= 666.000 + 1.110.000
= 1.776.000
Tingkat perputaran aktiva ( operating assets turnover )
OAT = Penjualan / total aktiva
1,5 = Penjualan / 1.776.000
Penjualan = 1,5 x 1.776.000
= 2.664.000

44

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Periode rata-rata pengumpulan piutang (average day's collection period)
40 = 360 / perputaran
perputaran = 360 / 40
= 9 kali
Perputaran piutang = penjualan piutang rata-rata
9 = 2.664.000 / piutang
Piutang = 2.664.000 / 9 = 296.000

Laba kotor (gross profit margin) = 30 %


Laba kotor = penjualan - harga pokok penjualan
30 % = 100 % - 70 %
(30 % x 2.664.000) = 2.664.000 – (70 % x 2.644.000)
799.200 = 2.664.000 – 1.864.800
Maka gross profit margin = 799.200
Harga pokok penjualan = 1.864.800

Tingkat perputaran persediaan (inventory turnover) = 6 kali


6 = harga pokok penjualan / persediaan rata-rata
6 = 1.864.800 / persediaan
Persediaan = 1.864.800 / 6
= 310.800

Acid Test Ratio = 1,2

1,2 = aktiva lancar – persediaan / kewajiban landar


1,2 = aktiva lancar – 310.800 / 666.000
1,2 x 666.000 = aktiva lancar – 310.800
799.200 + 310.800 = aktiva lancar
Aktiva lancar = 1.110.000
Aktiva lancar 1.110.000
Piutang 296.000
Persediaan 310.000 +
606.000-
Kas 503.200
Aktiva tetap = total aktiva - aktiva lancar
= 1.776.000 - 1.110.000
= 666.000,-.

Setelah dilakukan perhitungan atau analisis dari masing-masing pos atau data
keuangan yang diberikan, maka dapatlah disusun neraca dan rugi laba sebagai berikut :

45

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Neraca
Harta Kewajiban + Modal

Aktiva lancar Total Kewajiban 666.000


Kas 503.200
Piutang 296.000
Persediaan 310.800 Modal
Total aktiva lancar 1.110.000 Saham 450.000
Laba ditahan 660.000
Aktiva tetap 666.000 Total modal 1.110.000
Total aktiva 1.776.000 Total Pasiva 1.776.000

Rugi / laba

Penjualan 2.664.000 100 %


Harga pokok penjualan 1.864.800 70 %
Laba kotor 799.200 30 %
Biaya operasi 532.800 20 %
Laba bersih 266.400 10 %

3. Perusahaan "X" pada awal tahun mempunyai neraca sebagai berikut :

Kas 10.000
Piutang 10.000 Hutang lancar 10.000
Persediaan 30.000 Obligasi 30.000
Aktiva tetap 50.000 Modal sendiri 60.000
Total aktiva 100.000 Total pasiva 100.000
Selama tahun tersebut perusahaan mempunyai berbagai ratio atas dasar rata-rata sebagai
berikut :
Perputaran kas 25 kali
Perputaran piutang 25 kali
Perputaran persediaan 12 '/2 kali
Ratio hutang jangka panjang dengan jumlah harta 33 % kali
Perputaran harta 4 kali
Ratio modal sendiri terhadap aktiva tetap 200 %
Penjualan 500.000
Diminta :
Susunlah neraca pada akhir tahun perusahaan tersebut.

46

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Jawab :
Perputaran kas = 25 kali, dan kas awal tahun 10.000 Kas akhir
tahun = x
Kas rata-rata = 1/25 x 500.000 = 20.000
= 10.000 + X / 2 = 20.000
X = 40.000 - 10.000
= 30.000 (kas akhir tahun)

Perputaran piutang = 25 kali, dan piutang awal tahun 10.000


Piutang akhir tahun =x
Piutang rata-rata = 1/25 x 500.000
= 1/25 x 500.000 = 20.000
= 10.000 + X / 2 = 20.000
X = 40.000 - 10.000
= 30.000 (piutang akhir tahun)

Perputaran persediaan = 12½ kali, dan persediaan awal tahun 30.000


Persediaan akhir tahun =x
Persediaan rata-rata = 1/ 12 ½ x 500.000 = 40.000
= 30.000 + X / 2 = 40.000
X = 80.000 - 30.000
= 50.000 (persediaan akhir tahun)
Perputaran jumlah harta = 4 kali, dan harta awal tahun 100.000
Harta akhir tahun = x
Harta rata-rata = 1/4 x 500.000 = 125.000
= 100.000 + X / 2 = 125.000
X = 250.000 - 100.000
= 150.000 (harta akhir tahun)

Aktiva tetap = 150.000 - (30.000 + 30.000 + 50.000)


= 150.000 - 110.000
= 40.000

Hutang jangka panjang dengan jumlah harta = 33½ %


Hutang jangka panjang = 1/3 x 150.000
= 50.000

Modal sendiri terhadap aktiva tetap = 200 %


Modal = 2 x 40.000
= 80.000

Hutang lancar = 150.000 - ( 50.000 + 80.000 )


= 150.000 - 130.000
= 20.000

47

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Neraca

Aktiva Pasiva

Kas 30.000 Hutang lancar 20.000


Piutang 30.000 Obligasi 50.000
Persediaan 50.000
110.000 Modal sendiri 80.000
Aktiva tetap 40.000
Total aktiva 150.000 Total pasiva 150.000

4. PT. X mempunyai data-data laporan rugi laba sebagai berikut


Penjualan 200.000.000
Harga pokok penjualan 90.000.000
Biaya penjualan dan administrasi 40.000.000
Biaya sewa 10.000.000
Bunga 10 % dari laba operasi
Pajak 40 %
Total assets perusahaan 400.000.000
Diminta :
Susunlah laporan rugi laba tersebut dan hitunglah :
a. The interest coverage
b. The fixed charge coverage
c. Return on investment
d. Profit margin
e. Total assets turnover

Jawab :

Penjualan 200.000.000
Harga pokok penjualan 90.000.000 -
Laba kotor 110.000.000
Biaya penjualan dan administrasi 40.000.000
Biaya sewa 10.000.000 +
Total biaya 50.000.000 -
Laba operasi 60.000.000
Bunga (10 % x 60.000.000) 6.000.000 -
Laba sebelum pajak 54.000.000
Pajak 40 % 21.600.000 -
Laba bersih 32.400.000

48

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


a. The interest coverage = NIAT + Interest / Interest
= 32.400.000 + 6.000.000 / 6.000.000
= 6,4 kali

= E B I T / Interest
= 60.000.000 / 6.000.000 = 10 kali
b. Fixed charge coverage = EBIT + Sewa / Bunga + Sewa
= 60.000.000 + 10.000.000 / 6.000.000 + 10.000.000
= 4,375 kali atau 437, 5 %
Interest coverage merupakan kelipatan keuntungan terhadap beban bunga
c. ROI = N 0 I / Operating Assets
= 60.000.000 / 400.000.000
= 15 %

d. Profit margin = N 0 I / Net Sales


= 60.000.000 / 200.000.000
= 30%
e. Total assets turnover = Net Sales / Operating assets
= 200.000.000 / 400.000.000
= 0,5 kali

5. Pada tahun 2007 PT. Amboy bekerja dengan modal 2.000.000 yang terdiri dari
modal sendiri sebesar 1.500.000, sedangkan sisanya merupakan modal asing
dengan tingkat bunga 10 %. Pada tahun 2008 direncanakan penambahan modal sebesar
1.000.000, sehingga tingkat penjualan dapat dinaikan menjadi 3.500.000. Biaya
produksi tahun 2007 merupakan harga pokok diperkirakan sebesar 2.000.000.
Biaya-biaya operasi sebesar 500.000. Sedangkan pajak yang dibayar 40 %. Dari data
diatas hitunglah :
a. Earning power tahun 2008
b. Profit margin tahun 2008
c. Total assets turnover tahun 2008
d. Rentabilitas modal sendiri, bila tambahan modal dibelanjai dengan modal
sendiri atau modal asing

Jawab :

Penjualan 3.500.000
Harga pokok penjualan 2.000.000 -
Laba kotor 1.500.000
Biaya operasi 500.000 -
Laba operasi 1.000.000
Modal usaha = 2.000.000 + 1.000.000
= 3.000.000

49

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


a. Earning power = laba usaha / modal usaha
= 1.000.000 / 3.000.000 x 100 %
= 33,33 %
b. Profit margin = Laba usaha / Penjualan
= 1.000.000 / 3.500.000 x 100 %
= 28,57 %
c. Total assets turnover = Penjualan / total assets
= 3.500.000 / 3.000.000
= 1,16 kali

ModaL asing Modal sendiri


Laba usaha 1.000.000 1.000.000
Bunga 10 % 150.000 50.000
EBT 850.000 950.000
Pajak 40 % 340.000 380.000
Laba bersih 510.000 570.000

Rentabiltas modal sendiri = 510.000 / 1500.000 = 510.000 / 2.500.000


= 34 % = 22,8 %
6. PT. Piramida merencanakan untuk menyusun neraca proforma berdasarkan ratio industri.
Pos-pos yang terdapat dalam neraca proforma meliputi :
Operating assets turnover 1,5 kali
Average collection period 40 hari
Gross profit 30 %
Inventory turnover 4 kali
Debt to net worth 50 %
Acid test ratio 80 %
Disamping itu perusahaan tetap mempertahankan investasi dalam saham biasa sebesar
800.000. Dari data tersebut susunlah dan lengkapilah neraca proforma PT tersebut.

Jawab :
Debt / Net worth = 50 %
Debt / 800.000 = 50 %
Debt = 50 % x 800.000
= 400.000 (total hutang)
Hart a = kewaj iban + m odal
= 400.000 + 800.000
= 1.200.000

Operating assets turnover = 1,5 kali


OAT = Penjualan / total assets
1,5 = Penjualan / 1.200.000
Penjualan = 1,5 x 1.200.000
= 1.800.000

50

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Rata-rata pengumpulan piutang = 40 hari
40 = 360 / perputaran
Perputaran = 360 / 40
Perputaran = 9 kali
Perputaran piutang = penjualan / piutang rata-rata
9 = 1.800.000 / piutang
Piutang = 1.800.000 / 9
= 200.000

Laba kotor (gross profit margin) = 30 %


Laba kotor = penjualan - harga pokok penjualan
30 % = 100 % - 70 %
(30 % x 1.800.000) = 1.800.000 – (70 % x 1.800.000)
540.000 = 1.800.000 – 1.260.000
Maka gross profit margin = 540.000
Harga pokok penjualan = 1.260.000

Inventory turnover = 4 kali


4 = harga pokok penjualan / persediaan rata-rata
4 = 1.260.000 / persediaan
Persediaan = 1.260.000 / 4
= 315.000

Acid Test Ratio = 80 %


0,8 = aktiva lancar – persediaan / kewajiban landar
0,8 . Kewajiban lancar = Harta lancar – persediaan
0,8 x 400.000 = Harta lancar - 315.000
320.000 = Harta lancar - 315.000
320.000 + 315.000 = Harta lancar
635.000 = Harta lancar

Aktiva lancar / harta lancar = 635.000


Aktiva lancar 635.000
Piutang 200.000
Persediaan 315.000 +
515.000-
Kas 120.000

Aktiva tetap = total aktiva - aktiva lancar


= 1.200.000 - 635.000
= 565.000,-.

51

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Neraca
Aktiva Pasiva
Kas 120.000 Hutang dagang 400.000
Piutang 200.000
Persediaan 315.000

Aktiva tetap 565.000 Saham biasa 800.000


Total Aktiva 1.200.00 Total pasiva 1.200.000

7. PT. Ajinomoto mempunyai data finansial selama tahun 2008 sebagai berikut :
Net worth / Equity 60.000.000
Leverage factor 40 %
Net operating income 10.000.000
Assets turnover 2 kali
Interest 8%
Dengan kondisi tersebut perusahaan tidak mampu menaikan produksinya,
produksi hanya bisa dinaikan bila diadakan tambahan kapasitas, untuk itu perlu
tambahan modal sebesar 10.000.000 sehingga menyebabkan :
Penjualan naik 65 %
Net operating income naik 75 %
Pajak 25 %
Diminta :
a. Carilah penjualan bersih sebelum dan sesudah adanya tambahan modal
b. Total assets turnover sesudah adanya tambahan modal
c. Profit margin setelah tambahan modal
d. Tentukan rate of return terhadap net worth bila :
- Tambahan dana dibelanjai dengan modal sendiri
- Tambahan dana dibelanjai dengan modal asing

Jawab :
Debt / net worth = 40 % Debt / 60.000.000 = 40 %
Debt = 40 % x 60.000.000
= 24.000.000
Harta = kewajiban + modal
= 24.000.000 + 60.000.000
= 84.000.000

Leverage faktor = 40 %
Modal asing = 40 % x 84.000.000 = 33.600.000
Modal sendiri = 60 % x 84.000.000 = 50.400.000 +
Modal usaha = 84.000.000

52

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


a. Penjualan sebelum tambahan modal
Assets turnover = 2 kali
2 = penjualan / total assets
2 = penjualan / 84.000.000
Penjualan = 2 x 84.000.000
= 168.000.000
Jumlah modal usaha = 84.000.000
Tambahan = 10.000.000 +
Modal usaha sekarang = 94.000.000

Penjualan sesudah tambahan modal


165 / 100 x 168.000.000 = 277.200.000
Net operating income
175 / 100 x 10.000.000 = 17.500.000
b. Assets turnover sesudah tambahan modal
Penjualan / total assets = 277.200.000 / 94.000.000 = 3 kali
c. Profit margin
N O I / penjualan x 100 % = 17.500.000 / 277.200.000 x 100 % = 6,3 %
d. RoR terhadap net worth
Tambahan MA Tambahan MS
Laba usaha 17.500.000 17.500.000
Bunga 8 % 2.720.000 1.920.000
Laba sebelum pajak 14.780.000 15.580.000
Pajak 25 % 3.695.000 3.895.000
Laba bersih 11.085.000 11.685.000

RoR terhadap net worth = Rentabilitas modal sendiri ( RMS)


RMS, jika tambahan M A = 11.085.000 / 60.000.000 = 18,4 %
RMS, jika tambahan M S = 11.685.000 / 70.000.000 = 17,7 %

Modal sendiri = 60.000.000 = 70.000.000


Modal asing = 34.000.000 = 24.000.000
= 94.000.000 = 94.000.000

53

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


8. PT. "Sakurata" memberikan data- data keuangan. Dengan data tersebut
lengkapilah Neraca Proforma dan Rugi Laba dibawah ini sebagai berikut :
Debt to Equito ratio 60 %
Acid Test Ratio 1,2 : 1
Assets Turnover 1,5 kali
Collection period 40 hari
Gross profit margin 30 %
Inventory turnover 6 kali
Common stock 150.000
Retained Earrning 220.000
Operating expenses to sales 15 %
Taxes 50 %
Interes 15 %

Jawab :
Debt / Equity = 60 % Debt / 370.000 = 60 %
Debt = 60 % x 370.000
= 220.000

Harta = Kewajiban + Modal


= 222.000 + 370.000 = 592.000

Assets Turnover = 1,5 kali


1,5 = Net Sales / Total Assets
= Net Sales / 592.000
Net Sales = 1,5 x 592.000 = 888.000

Collection Period = 40 hari


40 = 360 / perputaran
perputaran = 360 / 40
= 9 kali

Perputaran piutang = Sales / Piutang rata-rata


9 = 888.000 / piutang rata-rata
Piutang rata-rata = 888.000 / 9
= 98.666,66

Laba kotor (gross profit margin) = 30 %


Laba kotor = penjualan - harga pokok penjualan
30 % = 100 % - 70 %
(30 % x 888.000) = 888.000 – (70 % x 888.000)
266.400 = 888.000 – 621.600
Penjualan = 888.000
Hp penjualan = 621.600
Laba kotor = 266.400
54

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Inventory Turnover = 6 kali
6 = Harga pokok penjualan / Persediaan rata-rata
6 = 621.600 / Persediaan rata-rata
Persediaan = 621.600 / 6 = 103.600

Acid Test Ratio = 1,2 : 1


1,2 = Harta lancar - Persediaan / Hutang lancar
1,2 . Hutang lancar = Harta lancar - 103.600
1,2 . 222.000 = Harta lancar - 103.600
266.400 = Harta lancar - 103.600
266.400 + 103.600 = Harta lancar
Harta lancar = 370.000

Harta lancar 370.000


Piutang 98.666,66
Persediaan 103.600
202.266,66
Kas 167.733,34

Aktiva tetap = Total aktiva - Aktiva lancer


= 592.000 - 370.000
= 222.000

Neraca
Aktiva Pasiva
Cash 167.733,34 Account payable 222.000
Receivable 98.666,66
Inventory 103.000
370.000 Common stock 150.000
Retained Earning 220.000
Fixed assets 222.000

Total Aktiva 592.000 Total Pasiva 592.000

Rugi / Laba
Sales 888.000
Cost of Goods Sold 621.600
Gross profit 266.400
Operating expenses 133.200
Net Operating Income 133.200
Interest 15 % 19.980
Earning before taxes 113.220
Taxes 50 % 56.610
Net income after tax 56.610

55

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Soal dan Pembahasan.

1. PT. "Setia" pada akhir tahun mempunyai data-data keuangan (finansial) sebagai berikut :
Sales 12.000.000
Current Assets to Fixed Assets Ratio 150 %
Inventory 2.000.000
Tax Rate 50 %
Total Debt to Total Equity Ratio 100 %
Receivable 3.000.000
Cash Turnover 12 kali
Total Expense to Total Sales Ratio 1 : 1,5
Interest to Debt /bunga atasa hutang 1.000.000
Current Liability to Total Debt Ratio 40 %
Setahun terdiri dari 360 hari

Dari data tersebut hitunglah :


a. Hari rata-rata pengumpulan piutang (collection period)
b. Hari rata-rata penyimpanan barang
c. Current Assets Turnover
d. Rentabilitas Ekonomis
e. Rentabilitas Modal Sendiri (Return on Equity = ROE)
f. Current Ratio,
g. Quick Ratio dan Solvabilitas

Dan lengkapilah neraca dan rugi/laba dibawah ini :


Neraca
Aktiva Pasiva

Cash Current Liability


Receivable
Inventory Long Term Debt

Fixedassets Equity

TotalAktiva Total Pasiva

56

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Rugi / Laba

Sales
Cost of goods sold
Gross profit
Interest to debt
Earning before taxes
Tax rate 50 %
Earning after taxes

Jawab :
a. Hari rata-rata pengumpulan piutang = HRPP
HRPP = Piutang rata-rata x 360 / Penjualan kredit
= 3.000.000 x 360 / 12.000.000
= 90 hari

b. Hari rata-rata penyimpanan barang = HRPB


HRPB = Persediaan rata-rata x 360 / Harga pokok penjualan
Harga pokok dapat dicari melihat perbandingan antara total biaya
dengan total penjualan yaitu 1 : 1,5 yang berarti :
Harga pokok penjualan = 1/1,5 x 12.000.000 = 8.000.000,-. Maka
HRPB = 2.000.000 x 360 / 8.000.000
= 90 hari

c. Tingkat perputaran aktiva lancar = TPAL/Current Assets Turnover=CAT


TPAL = Penjualan neto / Aktiva Lancar
Aktiva lancar = Kas + Piutang + Persediaan
Cash turnover = 12 kali
Cash turnover = Penjualan neto : Kas
12 = 12.000.000 : Kas
Kas = 12.000.000 : 12
= 1.000.000
Aktiva lancar = 1.000.000 + 3.000.000 + 2.000.000
= 6.000.000,-.
CAT = 12.000.000 / 6.000.000
= 2 kali

d. Rentabilitas Ekonomis = RE = Laba kotor / Total Aktiva


Laba kotor = Penjualan – harga pokok penjualan
= 12.000.000 – 8.000.000
= 4.000.000
Total Aktiva = Aktiva lancar + Aktiva tetap
Aktiva tetap = 1/1,5 x 6.000.000
= 4.000.000
57

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Total aktiva = 6.000.000 + 4.000.000
= 10.000.000,-.
RE = 4.000.000 / 10.000.000 x 100 %
= 40 %

e. Rentabilitas Modal Sendiri = RMS = Laba bersih / Modal sendiri


Modal sendiri :
Total debt to total eqiuty = 100 %, yang berarti perbandingan antara hutang
dengan modal sendiri adalah sama atau 1 : 1
Total debt = Total equity
10.000.000 = Total debt + Total equity
Equity = ½ x 10.000.000
= 5.000.000
Laba kotor = 4.000.000
Bunga atas hutang = 1.000.000 -
Laba sebelum pajak = 3.000.000
Pajak 50 % = 1.500.000 -
Laba setelah pajak = 1.500.000
RMS = 1.500.000 / 5.000.000 x 100 % = 30 %

f. Curent Ratio = Current Assets / Current Liability x 100 %


Current liability to total debt ratio = 40 %
Curent liability : 5.000.000 = 0,4
Current liability = 0,4 x 5.000.000
= 2.000.000

Current ratio = 6.000.000 / 2.000.000 x 100 %


= 300 %

g. Quick Ratio = Current Assets – Inventory / Current Liability x 100 %


= 6.000.000 – 2.000.000 / 2.000.000 x 100 %
= 200 %

h. Solvabilitas = Total aktiva / Total hutang x 100 %


= 10.000.000 / 5.000.000 x 100 %
= 200 %
Neraca
PT. Setia
Kas 1.000.000 Hutang lancar 2.000.000
Piutang 3.000.000
Persediaan 2.000.000 Htg Jk panjang 3.000.000

Aktiva tetap 4.000.000 Modal 5.000.000

Total Aktiva 10.000.000 Total Pasiva 10.000.000


58

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Rugi / Laba
PT. Setia
Penjualan 12.000.000
Harga pokok penjualan 8.000.000
Laba kotor 4.000.000
Bunga atas hutang 1.000.000
Laba sebelum pajak 3.000.000
Pajak 50 % 1.500.000
Laba sesudah pajak 1.500.000

2. Perusahaan "ASTINA" pada akhir 2008 mempunyai data keuangan (finansial)


sebagai berikut :
Total Debt to Total Net Worth ratio 60 %
Acid Test Ratio 120 %
Assets Turnover 1,5 kali
Collection period 40 hari
Grodd Profit Margin 30%
Inventory Turnover 6 kali
Common Stock 15.000
Retained Earning 22.000
Seluruh hutang terdiri dari hutang lancar
Pimpinan perusahaan tersebut merasa belum puas terhadap hasil yang dicapai
dalam akhir tahun 2008. Maka dalam tahun 2009 pimpinan melakukan efisiensi
sehingga hasil yang diharapkan sebagai berikut :
 Penjualan akan menjadi 1,5 kali lipat tahun 2008
 Acid Test Ratio akan diturunkan menjadi 100 %
 Inventory turnover akan menjadi 8 kali
 Assets Turnover akan menjadi 2 kali
 Collection Period akan menjadi 50 hari
 Gross Profit Margin adalah tetap
 Common Stock adalah tetap
 Jumlah hutang lancar akan meningkat untuk dapat membiayai perluasan penjualan
sehingga total debt to total assets ratio sebesar 40 %.

Diminta :

Berdasarkan data diatas susunlah Neraca dan Rugi /Laba tahun 2008 dan 2009 yang
comparative, dan berikan analisis serta komentar dari setiap pos / komponen yang ada
pada neraca atau rugi laba.

59

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Neraca
2008 2009 2008 2009

Kas Hutang lancar


Piutang
Persediaan
Common Stock 15.000 15.000
AktivaTetap Retained Earning 22.000
TotalAktiva Total Pasiva

Uraian 2008 2009


Penjualan
Harga pokok penjualan
Laba Kotor

Jawab :
a. Ratio modal terhadap hutang
Utang / Modal = 60 % Utang / 37.000 = 60 %
Hutang = 60 % x 37.000
= 22.200
Semua hutang adalah hutang lancar
Harta = Hutang + Modal
= 22.200 + 37.000
= 59.200
b. Assets turnover = 1,5 kali
1,5 = Sales / Aktiva rata-rata
1,5 = Sales / 59.200
Sales = 1,5 x 59.200
= 88.800
c. Pengumpulan hari piutang = 40 hari
40 = 360 / perputaran
40 . perputaran = 360
Perputaran = 360 / 40
= 9 kali
Perputaran piutang = Sales / piutang rata-rata
9 = 88.800 / piutang rata-rata
Piutang rata-rata = 88.800 / 9
Piutang = 9.867

60

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


d. Gross profit margin = 30 %
Gross profit = Sales - Cost of Goods Sold
30 % = 100 % - 70 %
30 % x 88.800 = 88.800 - (70% x 88.800)
26.640 = 88.800 – 62.160
e. Inventory turnover = 6 kali
6 kali = Harga pokok / Persediaan rata-rata
6 kali = 62.160 / Persediaan rata-rata
Persediaan rata-rata = 62.160 / 6
= 10.360
f. Acid Test Ratio = 120 % ( 1,2 : 1 )
1,2 = Harta lancar – Persediaan / Hutang lancer
1,2 . Hutang lancar = Harta lancar – Persediaan
1,2 x 22.200 = Harta lancar – 10.360
26.640 = Harta lancar – 10.360
Harta lancar = 26.640 + 10.360
= 37.000
Harta lancar 37.000
Piutang 9.867
Persediaan 10.360
20.227
Kas 16.773

Aktiva tetap = Total aktiva - Aktiva lancar


= 59.200 - 37.000
= 22.200
Perhitungan untuk tahun 2009.
- Penjualan = 1,5 kali penjualan tahun 2008
Penjualan = 1,5 x 88.800 = 133.200
Harga pokok penjualan = 93.240
Profit margin 30 % = 39.960
- Assets Turnover = 2 kali
2 kali = 133.200 / Total aktiva
Total aktiva = 133.200 / 2
= 66.600

61

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


- Total debt to Total assets ratio = 40 %
Total debt / Total assets = 0,4 Total debt / 66.600 = 0,4
Total debt = 0,4 x 66.600
= 26.460
- Pengumpulan piutang = 50 hari 50 = 360 / perputaran
Perputaran = 360 / 50
= 7,2 kali
- Perputaran piutang = Penjualan / Piutang
9 kali = 133.200 / piutang
Piutang = 133.200 / 9
= 18.500
- Perputaran persediaan = 8 kali
8 kali = Harga pokok penjualan / persediaan
8 kali = 93.240 / 8
= 11.655
- Acid Test Ratio = 1
1 = Harta lancar – persediaan / hutang lancer
1 . Hutang lancar = Harta lancar - 11.655
1 x 26.640 = Harta lancar – 11.655
26.640 + 11.655 = Harta lancar
Harta lancar = 37.295

Harta lancar 38.295


Piutang 18.500
Persediaan 11.655
30.155
Kas 8.140

Aktiva tetap = Total aktiva – aktiva lancar


= 66.600 - 38.295
= 28.305

Total harta = Hutang + Modal + Laba ditaha


66.600 = 26.640 + 15.000 + Laba ditahan
66.600 – 41.640 = Laba ditahan
Laba ditahan = 24.960

62

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Neraca
2008 2009 2008 2009

Kas 16.773 8.140 Hutang lancar 22.200 26.640


Piutang 9.867 18.500
Persediaan 10.360 11.655
Common Stock 15.000 15.000
AktivaTetap 22.200 28.305 Retained Earning 22.000 24.960
TotalAktiva 59.200 66.600 Total Pasiva 59.200 66.600

Uraian 2008 2009


Penjualan 88.800 133.200
Harga pokok penjualan 62.160 93.240
Laba Kotor 36.640 39.460

3. Pada akhir tahun PT. KTB mempunyai data-data sebagai berikut :


 Kewajiban lancar 50.000
 Persediaan 75.000
 Acid Test Ratio 2:1
 Perputaran Modal 6 kali
 Operating Ratio 90 %
Diminta : Laba Usaha

Jawab :
Acid Test Ratio = Harta lancar – persediaan / Kewajiban lancar
2 . Kewajiban = Harta lancar – 75.000
2 x 50.000 = Harta lancar – 75.000
100.000 = Harta lancar – 75.000
100.000 + 75.000 = Harta lancar
Harta lancar = 175.000

Perputaran Modal = Harta lancar – kewajiban lancar


= 175.000 – 50.000
= 125.000 ( modal kerja rata-rata)
Perputaran modal = 6 kali
6 kali = Penjualan / Modal rata-rata
6 kali = Penjualan / 125.000
Penjualan = 6 x 125.000
= 750.000

63

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Operating ratio = Harga pokok penjualan + Biaya operasi / Penjualan
90 % = (Hp.Penjualan + biaya operasi) / Penjualan
90 % x 750.000 = (Hp Penjualan + Biaya operasi)
675.000 = Hp. Penjualan / Biaya operasi
Laba usaha = Penjualan – biaya operasi
= 750.000 – 675.000
= 75.000

4. Neraca PT. AXE pada akhir tahun (31 Des) yang belum selesai dengan
memperhatikan data-data sebagai berikut :
Long term debt to total equity ratio 5:1
Assets Turnover 2,5 kali
Average Collection Period 18 hari
Inventory Turnover 9 kali
Gross Profit Margin 10%
Acid Test Ratio 3

Neraca
PT. AXE
31 Des
Kas Hutang lancar 100.000
Piutang Ht Jk panjang
Persediaan Modal 100.000
Gedung Laba 100.000
Total Aktiva Total Pasiva
Selesai neraca diatas.

Jawab :
Ratio hutang jangka panjang terhadap modal sendiri
5: 1 = Hutang jangka panjang / Modal sendiri
5: 1 = Hutang jangka panjang / 200.000
Hutang jangka panjang = 5/1 x 200.000
Hutang jangka panjang = Rp 1.000.000
Aktiva = Hutang + Modal
= 1.100.000 + 200.000
= 1.300.000

Perputaran harta = 2,5 kali


2,5 = Net sales / Jumlah aktiva
2,5 = Net sales / 1.300.000
Net sales = 2,5 x 1.300.000
= 3.250.000

64

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Pengumpulan hari piutang = 18 hari
18 hari = 360 / perputaran piutang
18 . perputaran = 360
1 perputaran = 360 / 18
= 20 kali
Perputaran piutang = sales / piutang rata-rata
20 = 3.250.000 / piutang rata-rata
20. piutang rata-rata = 3.250.000
Piutang = 3.250.000 / 20
= 162.500

Gross profit margin = 10 %


10 % = Sales – Harga pokok penjualan
10 % = 100 % - 90 %
(10 % x 3.250.000) = 3.250.000 – ( 90 % x 3.250.000)
325.000 = 3.250.000 – 2.925.000

Perputaran persediaan = 9 kali


9 kali = Harga pokok penjualan / persediaan rata-rata
9 kali = 2.925.000 / persediaan rata-rata
9 . persediaan = 2.925.000
Persediaan = 2.925.000 / 9
= 325.000

Acid Test Ratio =3


ATR = Harta lancar – persediaan / Hutang lancar
3 = Harta lancar – 325.000 / 100.000
3 x 100.000 = Harta lancar – 325.000
300.000 + 325.000 = Harta lancar
625.000 = Harta lancar

Harta lancar 625.000


Piutang 162.500
Persediaan 325.000
487.500
Kas 137.500

Total aktiva 1.300.000


Harta lancar
Kas 137.500
Piutang 162.500
Persediaan 325.000
Total harta lancar 625.000
Aktiva tetap 675.000

65

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Neraca
PT. AXE
31 Des
Kas 137.500 Hutang lancar 100.000
Piutang 162.500 Ht Jk panjang 1.000.000
Persediaan 325.000 Modal 100.000
Gedung 675.000 Laba 100.000
Total Aktiva 1.300.000 Total Pasiva 1.300.000

5. Berdasarkan ratio industri dibawah ini buatlah neraca proforma dan tentukanlah taksiran
harga pokok penjualan.
Debt / Net Worth 40 %
Acid Test Ratio 140 °A
Assets Turnover 5 kali
Collection Period 18 hari
Gros Profit Margin 40 %
Inventory Turnover 12 kali
Common Stock 500.000
Retained Earning 200.000
Jawab :

Ratio hutang terhadap modal = 40 %


Hutang / Modal = 40 %
Hutang / 700.000 = 40 %
Hutang = 40 % x 700.000
= 280.000
Jadi semua hutang baik lancer atau jangka panjang totalnya adalah : Rp 280.000
Harta = Hutang + Modal
= 280.000 + 700.000
= 980.000

Perputaran harta / assets turnover = 5 kali


5 kali = Penjualan / Aktiva rata-rata
5 kali = Penjualan / 980.000
Penjualan = 5 x 980.000
= 4.900.000

Pengumpulan hari piutang = 18 hari


18 hari = 360 / perputaran
18 . peprutaran = 360
1 perputaran = 360 / 18
= 20

66

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Perputaran piutang = Penjualan / piutang rata-rata
20 = 4.900.000 / piutang rata-rata
Piutang = 4.900.000 / 20
= 245.000

Gross profit margin = 40 %


40 % = Penjualan – Harga pokok penjualan
40 % = 100 % - 60 %
(40 % x 4.900.000) = 4.900.000 - (60 % x 4.900.000)
1.960.000 = 4.900.000 – 2.940.000

Perputaran persediaan / inventory turnover = 12 kali


12 kali = Harga pokok penjualan / Persediaan rata-rata
12 kali = 2.940.000 / persediaan rata
Persediaan = 2.940.000 / 12
= 245.000

Acid Test Ratio = 140 % ( 1,4 : 1 )


1,4 = Harta lancar – Persediaan / Hutang lancar
1,4 . Hutang lancar = Harta lancar – persediaan
1,4 x 280.000 = Harta lancar – 245.000
392.000 + 245.000 = Harta lancar
637.000 = Harta lancar

Harta lancar 637.000


Piutang 245.000
Persediaan 245.000
490.000
Kas 147.000

Kas 147.000 Hutang lancar 280.000


Piutang 245.000
Persediaan 245.000 Saham biasa 500.000
Laba yang ditahan 200.000
Aktiva Tetap 343.000

Total Aktiva 980.000 Total Pasiva 980.000

67

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


6. Lengkapilah Neraca dan Rugi / Laba dari Perusahaan "Tagoda" sebagai berikut :

Kas Hutang lancar


Piutang Obligasi 10 %
Persediaan 30.000
Aktiva tetap Modal sendiri

Total Aktiva Total pasiva

Penjualan
Harga pokok penjualan
Laba kotor
Biaya Operasi
Biaya penjualan 100.000
Biaya umum 200.000 300.000

Pendapatan operasi
Biaya lain-lain
Biaya bunga
Laba sebelum pajak
Pajak 50 %
Laba setelah pajak

Dengan data tambahan :


Assets turnover 4 kali
Inventory turnover 7,5 kali
Quick ratio 100 %
Current liability to total debt ratio 40 %
Ratio aktiva tetap terhadap total aktiva 60 %
Ratio hutang jangka panjang terhadap aktiva tetap 50 %
Operating ratio 75 %
Ratio kas terhadap quick assets 50 %
Jawab :
Perputaran persediaan = Harga pokok penjualan / persediaan rata-rata
7,5 = Harga pokok penjualan / 30.000
Hp penjualan = 7,5 x 30.000
= 225.000

Operating ratio = Harga pokok penjualan + Biaya operasi / Penjualan


75 % = 225.000 + 300.000 / Penjualan
Penjualan = 525.000 / 0,75
= 700.000

68

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Perputaran aktiva = penjualan / total aktiva
4 kali = 700.000 / total harta
4 . total harta = 700.000
Total harta = 700.000 / 4
= 175.000

Ratio aktiva tetap terhadap total aktiva = aktiva tetap / total aktiva
60 % = aktiva tetap / 175.000
Aktiva tetap = 0,60 x 175.000
= 105.000

Ratio hutang jangka panjang terhadap aktiva tetap


= Hutang jangka panjang / total aktiva
50 % = Hutang jangka panjang / 105.000
Hutang jk panjang = 0,50 x 105.000
= 52.500

Ratio kas terhadap quick assets = 50 %


Total harta 175.000
Persediaan 30.000
Aktiva tetap 105.000
135.000
Quick assets 40.000
Quick assets = kas + piutang
Kas = 50 % x 40.000
= 20.000,-, yang berarti piutang adalah setengah juga quick assets
yaitu = 20.000
atau dapat ditentukan dengan model berikut :
Piutang = ( kas + persediaan) – persediaan
= ( 20.000 + 30.000 ) - 30.000
= 20.000

Quick ratio = harta lancar - persediaan / hutang lancar


100 % = 70.000 - 30.000 / hutang lancar
Hutang lancar = (70.000 – 30.000) . 1
Hutang lancar = 40.000

Modal sendiri = total hutang dan modal – ( hutang jangka pendek + hutang jangka
panjang)
= 175.000 – ( 40.000 + 52.500 )
= 82.500

69

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Neraca
PT. Tagoda
Kas 20.000 Hutang lancar 40.000
Piutang 20.000 Obligasi 10 % 52.500
Persediaan 30.000
Aktiva tetap 105.000 Modal sendiri 82.500

Total Aktiva 175.000 Total pasiva 175.000

R/L
PT. Tagoda
Penjualan 700.000
Harga pokok penjualan 225.000
Laba kotor 475.000
Biaya Operasi
Biaya penjualan 100.000
Biaya umum 200.000 300.000
Pendapatan operasi 175.000
Biaya lain-lain
Biaya bunga ( 10 % 52.500) 5.250
Laba sebelum pajak 169.750
Pajak 50 % 84.875
Laba setelah pajak 84.875

7. Perusahaan "Mekar" pada akhir tahun 2008 mempunyai data-data keuangan


sebagai berikut :
- Current ratio 250 %
- Hutang wesel 150.000
- Kas 150.000
- Modal sendiri, terdiri dari
Modal ditanam 750.000
Cadangan ekspansi 150.000 (*)
- Hutang dagang 50.000
- Net worth to debt ratio 200 %
- Plant equipment to long term debt ratio 200 %
- Jumlah penjualan selama tahun 2003 sebesar 2.000.000, dimana 60 % nya
merupakan penjualan kredit.
- Tingkat perputaran piutang 24 kali
- Rata-rata pendapatan (earning) yang diperoleh beberapa tahun yang lalu adalah
170.000
- Rate of return yang normal adalah 10 %
- Rate of capitallization 20 %
- Cadangan ekspansi 150.000 (*) dicadangkan dari hutang jangka panjang

70

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Diminta :
Susunlah dan lengkapilah Neraca PT. Mekar per 31 Des 2008 seperti yang
dibawah ini :

Aktiva Pasiva
Kas 150.000 Hutang dagang 50.000
Piutang Hutang wesel 150.000
Persediaan Hutang jangka panjang .
Plant and Eqiupment Modal Sendiri :
Good will Modal ditanam 750.000
Cadangan Ekspansi 150.000
Total harta Total Hutang + Modal

Jawab:
Current ratio = harta lancar / hutang lancer
250 % = harta lancar / 200.000
Harta lancar = 250 % x 200.000
= 500.000

Perputaran piutang = penjualan kredit / piutang


24 = 1.200.000 / piutang
Piutang = 1.200.000 / 24 = 50.000

Persediaan = harta lancar – ( kas + piutang)


= 500.000 – ( 150.000 + 50.000)
= 300.000

Ratio hutang terhadap modal sendiri = Modal sendiri / Hutang


200 % = 900.000 / Hutang
Hutang = 900.000 / 2
= 450.000
Hutang jangka panjang = total hutang - hutang lancar
= 450.000 – 200.000
= 250.000

71

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Ratio aktiva tetap terhadap hutang jangka panjang
200 % x 250.000 = 500.000

Average earning = 170.000


RoR yang normal 10 %
(modal sendiri ditambah hutang jangka panjang
dikurang cadangan hutang jangka panjang) atau
( 900.000 + 250.000 – 150.000), maka :
10 % x 1.000.000 = 100.000
Exces earning = 70.000

Goodwill = 100 / 20 x 70.000 = 350.000

Neraca
PT. Mekar
Aktiva Pasiva
Kas 150.000 Hutang dagang 50.000
Piutang 50.000 Hutang wesel 150.000
Persediaan 300.000 Hutang jangka panjang 250.000
Plant and Eqiupment 500.000 Modal Sendiri :
Good will 350.000 Modal ditanam 750.000
Cadangan Ekspansi 150.000
Total harta Total Hutang + Modal
1.350.000 1.350.000

Catatan, RoR yang normal adalah 10 % dapat diperoleh dengan perhitungan berikut :
Modal sendiri : 10 % x 900.000 = 90.000
Cadangan : 10 % x 150.000 = 15.000
Hutang jangka panjang : 10 % x 250.000 = 25.000

( 90.000 + 25.000 – 15.000 = 100.000 )

72

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


9. Return On Investment (ROI).

Analisis return on investment dalam analisis keuangan mempunyai arti yang sangat
penting, karena :
a. Sebagai tehnik analisis keuangan yang bersifat menyeluruh atau komprehensif dari
suatu aktivitas keuangan perusahaan
b. Untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan, yang berkaitan dalam
pencapaian sasaran dan tujuan.
Return on investment dari ratio profitabilitas dimaksudkan untuk dapat mengukur
kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva
yang digunakan untuk operasinya perusahaan dalam menghasilkan tingkat
keuntungan tertentu, yaitu sebagai :
a. Net operating income (NOI)
Keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan, laba kotor dikurangi biayabiaya.
b. Net operating assets (NOA)
Jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan tingkat
keuntungan tertentu.
Sebutan lain untuk ratio ini adalah "net operating profit rate of return" atau
"operating earning power". Besarnya return on investment dipengaruhi oleh :
a. Perputaran (turnover) dari modal usaha (operating assets) yang digunakan, atau tingkat
perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi.
b. Profit margin, yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam
persentase dan jumlah penjualan bersih. Profit margin ini mengukur tingkat
keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan
penjualannya. Besarnya return on investment dapat diketahui sebagai berikut :

ROI = Operating Assets Turnover x Profit Margin


atau
Penjualan LabaUsaha
ROI = x
OperatingAssets Penjualan

Kegunaan Analisis ROI

1. Sifat yang menyeluruh dapat mengukur efisiensi penggunaan tingkat modal kerja,
tingkat produksi, dan tingkat penjualan.
2. Mengukur ratio industri dengan perusahaan lain
3. Mengukur efisiensi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh devisi atau bagian yang
satu dengan bagian yang lain
4. Mengukur profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan perusahaan dengan
menggunakan "product cost system" yang baik, sehingga dapat diketahui "profit
potensial".
5. Untuk keperluan kontrol, perencanaan untuk dasar dalam pengambilan keputusan
perusahaan.

73

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Kelemahan Analisis ROI

a. Kesukaran dalam membandingkan tingkat pengembalian (rate of return) satu


perusahaan dengan perusahaan lain karena perbedaan dalam praktek akuntansi, metode
dalam penilaian (lifo, fifo, dan lain-lain).
b. Adanya fluktuasi nilai dari uang (daya belinya), nilai dari waktu ke waktu akan selalu
mengalami perubahan.
c. Dengan analisis return on investment (ROI) saja tidak akan dapat digunakan untuk
mengadakan perbandingan antara dua perusahaan atau lebih dengan mendapatkan
kesimpulan yang memuaskan.

Keuntungan dan Beban Tetap

Pengukuran terhadap tingkat keuntungan suatu yang dicapai perusahaan dapat


dilakukan dengan :
a. Hubungan antara keuntungan dengan beban bunga tetap yang dibayarkan oleh
perusahaan yang bersangkutan
b. Hubungan keuntungan dengan devidend yang hams dibayarkan perusahaan untuk para
pemegang saham (prioritas)
c. Masih tersedianya keuntungan untuk para pemegang saham umum atau saham
biasa.
Ada dua pendapat mengenai keuntungan yang digunakan sebagai dasar perhitungan tentang
keuntungan dan beban tetap ini yaitu :
a. Bahwa keuntungan sesudah dikurangi pajak adalah menunjukkan keuntungan
yang sebenarnya (rill) dari suatu perusahaan atau margin of safety yang riil untuk
menutup beban bunga adalah jumlah keuntungan yang diperoleh oleh pemilik
perusahaan.
b. Bahwa keuntungan sebelum dikurangi pajak dan beban bunga yang digunakan
sebagai dasar perhitungan "interest coverage" dengan alasan bahwa beban pajak barn
diperhitungkan sesudah bunga pada pihak ketiga diperhitungkan atau
dikurangkan. Interest coverage adalah kelipatan keuntungan terhadap beban bunga atau
dapat juga dikatakan berapa rasio keuntungan dibandingkan dengan jumlah beban bunga
yang ditanggung perusahaan.

Contoh :
Earning Before Interest Taxes 100.000
Interest 25.000
Earning Before Taxes 75.000
Taxes 50 % 37.500
Net Income After Taxes 37.500

74

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Pendapat I
Interest Coverage = NIAT + Interest / Interest
= 37.500 + 25.000 / 25.000
= 2,5 kali
Pendapat II
Interest Coverage = EBIT / Interest
= 100.000 / 25.000
= 4 kali
Misalkan
Tahun lalu Perusahaan "ABC" melaporkan penjualan neto sebesar 1.505.000. Harga pokok
penjualan 936.000. Harga pokok tersebut sama besarnya dengan harga pembelian
tahun itu. Penjualan dan pembelian dilakukan seimbang sepanjang tahun. Aktiva lancar
akhir tahun lalu sebagai berikut :
Kas 121.000
Piutang 301.000
Persediaan 104.000
526.000
J um l ah piut ang pada awal t ahun sam a dengan akhi r t ahun, perusahaan
mempertahankan sisa kas cukup untuk membayar pembelian barang dan biaya-biaya
operasi untuk satu bulan. Depresiasi setiap tahun 30.000. Pada akhir tahun current ratio
adalah 400 % dan modal pemilik adalah 50 % lebih besar dari pada total aktiva lancar.
Perusahaan tidak mempunyai investasi jangka panjang maupun hutang jangka panj ang.
Diminta :
a. Berapa besarnya aktiva tetap akhir tahun itu
b. Hitunglah turnover piutang dan persediaan
c. Hitunglah profit margin, retrun on total assets dan return on owner's equity

Jawab :

Current ratio = 400 %


Hutang lancar = 526.000 : 4 131.500
Modal pemilik = 150/100 x 526.000 789.000
Hutang lancar + Modal pemilik 920.500
Aktiva lancar 526.000
Aktiva tetap 394.500
Depresiasi 30.000
Besarnya aktiva tetap akhir tahun 364.500

75

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Turn over piutang = penjualan kredit / piutang rata-rata
= 1.505.000 / 301.000
= 5 kali
Inventory turnover = Harga pokok penjualan / persediaan rata-rata
= 936.000 / 104.000
= 9 kali
Profit margin = laba / penjualan neto
= 569.000 / 1.505.000
= 37,81 %
Return on Total Assets = laba / jumlah aktiva
= 569.000 / 890.500
= 63,9 %
Return on Owner's Equity = laba / modal pemilik
= 569.000 / 789.000
= 72,11 %

10. Kegunaan Analisis Ratio

Sebagaimana diuraikan dimuka bahwa dalam analisis ratio, maka angka-angka


ratio keuangan yang diperoleh dapat dianalisis dengan memperbandingkan angka
ratio tersebut dengan :
a. Standard ratio atau ratio rata-rata dari seluruh industri semacam dimana
perusahaan yang data keuangannya sedang dianalisis menjadi anggotanya.
b. Ratio yang telah ditentukan dalam budget perusahaan yang bersangkutan,
sekalipun dalam penetapan standard ratio ini antar perusahaan dapat saja berbeda.
c. Ratio-ratio yang semacam diwaktu-waktu yang lalu (ratio historis) dari
perusahaan yang bersangkutan.
d. Ratio keuangan dari perusahaan lain yang sejenis yang merupakan pesaing
perusahaan yang dinilai cukup baik atau berhasil dalam usahanya.
Dari keempat data ratio pembanding tersebut maka bagi seorang analis eksternal
memungkinkan diperoleh datanya hanyalah data pembanding c dan d, berdasarkan
angka-angka ratio dari waktu kewaktu yang dapat diketahui trend atau tendensi dari
ratio yang bersangkutan. Kalau diketahui trend dari angka ratio yang bersangkutan
maka dapatlah diambil kesimpulan mengenai tendensi atau kecenderungan keadaan
keuangan serta hasil operasi perusahaan yang bersangkutan. Lain halnya bagi analis
internal, selain dapat menggunakan data pembanding c dan d maka masih dapat
menggunakan data budget sebagai data pembanding. Dengan memperbandingkan
antara angka ratio yang direncanakan dengan angka ratio yang dapat direalisir maka
akan dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dan mengadakan
koreksi-koreksi seperlunya (S. Munawir, 1997: 101-102).

Angka pembanding "standard ratio" untuk Indonesia sampai saat ini belum
dapat dilaksanakan karena belum ada lembaga atau badan yang menyusun ratio
industri atau standard ratio tersebut. Walaupun belum adanya standar yang ditetapkan
secara nasional di Indonesia, dibawah ini disajikan angka-angka ratio menurut

79

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


standard industri yang hanya merupakan kebiasaan (rule of thumb) dalam menilai
hasil analisis rasio keuangan suatu perusahaan, yaitu :

RATIO STANDARD / NORMA INDUSTRI


Likuiditas
1. Current Ratio 250 %
2. Quick Ratio 150 %
Leverage
1. Debt to Equity Ratio 2,0
2. Debt to Total Assets Ratio 50 %

Aktivitas
1. Total Assets Turnover 2,5 kali
5 kali
2. Inventory Turnover
3. Average Collection Period 60 hari

Profitability
36 %
1. Gross Profit Margin
6%
2. Net Profit Margin
19 %
3. Operating Margin
15 %
4. Return on Investment
40 %
5. Return on Equity
6. Time Interest Earned 4,8 %

7. Sales to Investory 5,2

8. Sales to Total Assets 2,0

9. Net Income to Sales 2,8 %

10. Net Income to Total Assets 5,6 %


11. Ne t Income to Equity 10,2 %

Bila ratio perusahaan besar dari standard/norma industri berindikasi sangat baik
Bila ratio perusahaan sama dengan standard/norma industri berindikasi baik
Bila ratio perusahaan kecil dari standard/norma industri berindikasi kurang baik
11. Analisis Profitabilitas dengan Du Pont System

Untuk memperluas analisis profitability ratio, khususnya mengenai return on


investment adalah lebih baik apabila mendalami faktor- faktor yang mempengaruhi naik
turunnya rasio tersebut. Perubahan dalam salah satu faktor, akan mempengaruhi rate of
return, seperti perubahan dalam penjualan dan biaya akan mempengaruhi profit margin
dan perputaran modal, sehingga rate of return akan berubah. Rangkaian ini dapat

80

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


digambarkan dalam suatu formulasi yang disebut dengan Du Pont Formula atau Du
Pont System. Dimana Du Pont Formula ini digunakan untuk mengontrol
perubahan dalam aktivitas ratio dan profit margin dan sejauh mana pengaruhnya
terhadap rate of return. Dalam perhitungan ini average ratio dianggap sudah diketahui
(given), Du Pont Formula seperti yang tampak dalam gambar dibawah ini :

DU PONT SYSTEM

ROI

Total Assets Profit


Turnover x Margin

Net : Total Laba Usa : Net


Sales Assets ha (NOI) Sales

Fixed + Current Net - Total


Assets Assets Sales Cost

COST OF GOODS SOLD


ADM / GENERAL COST

SELLING COST
CASH / EFFEC
RECEIVABLE
INVENTORY

+ + + +

81

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


8. Perusahaan "Andong" mempunyai data komparatif untuk tahun 2007 dan tahun
2008 sebagai berikut :
Data Neraca
31 Des 2007 31 Des 2008
Aktiva
Kas 105.000 165.000
Piutang 960.000 1.200.000
Persediaan 1.140.000 1.260.000
Persekot 30.000 90.000
Pabrik 1.900.000 2.190.000
Cadangan penyusutan (100.000) (150.000)
Intangible assets 300.000 300.000
Aktiva lain-lain 15.000 45.000
Jumlah aktiva 4.350.000 5.100.000
Hutang dan modal
Hutang dagang 435.000 615.000
Upah dan bunga yang akan dibayar 105.000 165.000
Hutang pajak perseroan 245.000 105.000
Hutang lancar lainnya 445.000 430.000
5 % obligasi 1.160.000 500.000
Saham 1.000.000 2.100.000
Perbedaan kurs 600.000 780.000
Laba ditahan 360.000 405.000
Jumlah hutang dan modal 4.350.000 5.100.000
Data Rugi / Laba
2007 2008
Penjualan 3.090.000 3.645.000
Harga pokok penjualan 1.980.000 2.280.000
Laba kotor 1.110.000 1.365.000
Biaya adm, sales, umum 900.000 1.050.000
Laba usaha 210.000 315.000
Pajak perseroan 45.000 105.000
Laba sesudah pajak 165.000 210.000

Dan data komparatif tersebut diatas diminta untuk menghitung ratio-ratio untuk tahun
2008 (atas dasar ratio rata-rata) yang menunjukkan :
a. Likuiditas
b. Solvabilitas
c. Rentabilitas
d. Aktivitas
e. Lakukan analisis ROI dengan Du Pont System
Untuk masing-masing ratio tersebut digunakan 3 ratio
Berikanlah komentar atas setiap hasil analisis yang dilakukan

82

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


BAB IV
ANALISIS SUMBER
D A N P E N G G U N A A N MODAL KERJA

Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat ; 1) Memahami dan


menjelaskan pengertian analisis sumber dan penggunaan modal kerja, 2) Menjelaskan
fungsi, kegunaan dan arti pentingnya modal kerja, 3) Melakukan perhitungan -
perhitungan dalam permasalahan modal kerja.

1. Pengertian.

Pengertian sumber dan penggunaan modal kerja yang sering disebut juga
sumber dan penggunaan dana (fund). Pengertian laporan sumber dan penggunaan
dana menggambarkan suatu ringkasan sumber dan penggunaan modal kerja dan
perubahan unsur modal kerja selama periode yang bersangkutan, pengertian -
pengertian dapat dilihat sebagai berikut :
a. Pengertian yang pertama dana diartikan sama dengan "modal kerja", baik dalam
arti modal kerja bruto maupun modal kerja neto, sehingga den gan demikian
laporan sumber dan penggunaan dana menggambarkan suatu perubahan.
b. Pengertian kedua dana diartikan sama dengan kas, dengan demikian laporan
sumber dan penggunaan dana menggambarkan suatu ringkasan sumber dan
penggunaan kas selama periode yang bersangkutan.
c. Pengertian ketiga dana adalah sebagai "net monetary assets, yaitu kas dan aktiva-
aktiva lain yang mempunyai sifat sama dengan kas, dan bahkan ada yang
mengartikan sama dengan seluruh aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.
Modal kerja berhubungan erat dengan operasi perusahaan sehari-hari dan akan
menunjukkan tingkat keamanan atau margin of safety para kreditur terutama kreditur jangka
pendek. Adanya modal kerja yang cukup sangat penting bagi suatu perusahaan karena
dengan modal kerja yang cukup itu memungkinkan suatu perusahan untuk beroperasi
dengan seekonomis mungkin dan perusahaan tidak mengalami kesulitan atau menghadapi
bahaya-yang mungkin timbul karena adanya krisis keuangan jangka pendek khususnya.
Atau adanya modal kerja yang berlebihan mengkibatkan dana tidak produktif, hal ini
akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena adanya kesempatan untuk
memperoleh keuntungan telah disia-siakan.
Secara umum konsep atau definisi dari modal kerja dapat dilihat pada uraian
berikut ini :
a. Konsep kwantitatif.
Konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah seluruh jumlah aktiva lancar
(gross working capital). Konsep ini menitik beratkan kepada jumlah yang
diperlukan untuk mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya
yang bersifat rutin, atau menunjukkan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk
tujuan operasi jangka pendek, konsep ini tidak mementingkan kualitas dari modal
kerja apakah modal kerja dibiayai dari modal para pemilik, hutang jangka panjang

83

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


maupun hutang jangka pendek, sehingga dengan modal kerja yang besar tidak
mencerminkan margin of safety para kreditur jangka pendek yang besar juga,
bahkan disebutkan menurut konsep ini belum tentu modal kerja yang besar
menjamin kelangsungan operasi perusahaan yang akan datang.
b. Konsep Kwalitatif
Pengertian modal kerja menurut konsep ini adalah kelebihan aktiva lancar atas
besamya hutang lancar /utang jangka pendek (net working capital). Konsep ini
menunjukkan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar dari hutang lancar akan
menunjukkan tingkat margin of safety atau tingkat keamanan bagi para kreditur
jangka pendek, serta menjamin kelangsungan operasi perusahaan dimasa
mendatang.
c. Konsep Fungsional
Pada prinsipnya semua dana yang dimiliki oleh perusahaan ditujukan untuk
menghasilkan laba bagi perusahaan, laba itu ada yang dihasilkan sekarang
(current income) dan ada juga dana untuk menghasilkan laba dimasa mendatang
(future income) seperti tanah, bangunan, mesin, pabrik dan lainnya. Jadi menurut
konsep ini pengertian modal kerja adalah keseluruhan dana yang dimiliki oleh
perusahaan untuk menghasilkan laba dari usaha pokok perusahaan.

2. Pentingnya Modal Kerja.

Telah diuraikan diatas bahwa dari pengertian modal kerja didapat suatu
simpulan dari makna modal kerja itu sendiri, yaitu ketersediaan dana yang dimiliki
oleh perusahaan dalam menjalankan operasinya juga untuk memenuhi kewajiban-
kewajiban jangka pendek yang berhubungan dengan kelancaran operasi/jalannya
perusahaan. Ketersediaan dana yang dimaksud dapat dilihat pada ketersediaan kas,
pembelian bahan, persediaan bahan, produksi, penjualan, dari kondisi ini akan terjadi
penjualan tunai dan penjualan kredit, penjualan tunai akan menyebabkan kas
bertambah, dan penjualan kredit menimbulkan tagihan piutang, piutang yang belum
tertagih merupakan modal kerja potensial. Ketersediaan dana yang cukup
memungkinkan perusahaan dapat berjalan secara efektif, dan keadaan ini
memberikan beberapa keuntungan bagi perusahaan ( Munawir.S, 1997: 116) yaitu :
a. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari
aktiva lancar perusahaan.
b. Dapat membayar semua kewajiban-kewajiban jangka pendek perusahaan tepat pada
waktunya.
c. Menjamin dimilikinya kredit standing perusahan semakin besar dan
memungkinkan perusahaan dapat menghadapi bahaya-bahaya atau kesulitan
keuangan yang mungkin terjadi.

d. Memungkinkan perusahaan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup


untuk melayani para konsumennya.
e. Memungkinkan perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih ringan
kepada para langganannya.
f. Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efsien
karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang ataupun jasa yang
dibutuhkan.
Modal kerja yang cukup dimiliki perusahaan memungkinkan perusahaan

84

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


bersangkutan dapat beroperasi dengan baik, tapi ada permasalahan yang menarik
disini yaitu besarnya modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan. Besarnya modal
kerja yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan tentulah tidak akan sama karena akan
dipengaruhi oleh sifat, jenis, dan bentuk usaha yang dijalankan. Modal kerja yang
dimiliki dan dibutuhkan oleh perusahaan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor
tertentu yaitu :
a. Sifat / Type dari perusahaan.
Sifat atau type perusahaan tentu saja ada yang berbeda, misal modal kerja
perusahaan industri, perusahaan dagang, perusahaan jasa. Dapat dilihat dalam
penyediaan modal kerja sebuah perusahaan jasa dengan perusahaan industri. Pada
perusahaan jasa (misal perhubungan darat, laut, dan udara) yang diperlukan dana
untuk membeli peralatan atau mesin-mesin, sementara dana untuk membiayai gaji
karyawan dapat dipenuhi dari jasa yang diberikan konsumen melalui karcis atau
tiket yang dibelinya. Sedangkan pada perusahaan industri memerlukan modal
kerja yang cukup besar dalam operasionalnya seperti dalam penyediaan bahan
baku, persediaan bahan baku.
b. Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi barang atau memperoleh barang
yang akan dijual serta harga persatuan dari barang tersebut. Jelasnya makin lama
waktu yang dibutuhkan dalam proses produksi suatu produk maka makin besar
modal kerja yang dibutuhkan. Misal perusahaan yang memproduksi kapal terbang,
dengan perusahaan yang memproduksi meubel.
c. Syarat pembelian bahan atau barang dagangan.
Maksudnya syarat pembelian disini adalah dalam hal pembelian barang atau
bahan baku. Jika dalam pembelian sifatnya selalu tunai maka modal kerja yang
dibutuhkan adalah besar atau periode pembayaran dari pembelian dengan jangka
waktu yang pendek.
d. Syarat penjualan
Dalam penjualan produk atau barang oleh suatu perusahaan kepada pembeli atau
langganannya ada yang memakai sistem penjualan tunai dan penjualan kredit.
Dalam hal penjualan kredit semakin longgar penjualan kredit yang diberikan
semakin memperbesar tingkat piutang konsekwensinya akan semakin besar pula
modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan, akibat lainnya adalah akan
semakin besar juga piutang ragu-ragu dan piutang tak tertagih, jalan yang dapat
ditempuh oleh perusahaan untuk dapat mengurangi resiko ini adalah dengan
mengadakan potongan tunai dalam penjualan.

85

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


e. Tingkat perputaran persediaan
Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan yang dimiliki oleh perusahaan
menunjukkan berapa kali persediaan tersebut diganti dalam arti dibeli dan dijual
kembali, bila keadaan ini yang terjadi maka dapat dilakukan penghematan dalam biaya
penyimpanan, akibat kerusakan barang, penurunan harga, perubahan selera konsumen,
biaya pemeliharaan, maka penyediaan modal kerja menjadi rendah.
f. Ketersediaan barang / Pasokan dari supplier
Dalam operasi perusahaan adakalanya kondisi-kondisi tertentu yang dijumpai
seperti kaitan dengan musim ; seperti musim hujan, musim kemarau atau musimmusim
lainnya yang dapat mempengaruhi penjualan perusahaan. Disaat sulit mendapatkan
barang/bahan pihak perusahaan dihadapkan pada kondisi yang sulit dimana
barang/bahan itu harus ada berarti ini harga bisa naik, dan berapa jumlah barang akan
dibeli bahkan perusahaan akan menimbun barang sebagai persediaan, maka keadaan
ini juga memperbesar jumlah modal kerja yang dibutuhkan.

3. Sumber Modal Kerja.

Pada prinsipnya modal kerja itu terdiri dari dua bagian pokok yaitu modal kerja
yang sifat tetap dan yang selalu berubah sesuai dengan aktivitas operasional perusahaan :
a. Modal kerja yang sifatnya permanen (permananet working capital)
Adalah bagian yang tetap atau jumlah minimum yang harus ada dan tersedia agar
perusahaan dapat berjalan dengan lancar tanpa kesulitan keuangan. Kebutuhan modal
kerja yang permanen ini sebaiknya dibiayai oleh pemilik perusahaan atau pemegang
saham, karena semakin besar modal ini akan semakin baik bagi perusahaan
karena akan memperbesar kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman, dan
memperbesar jaminan bagi kreditor jangka pendek,
b. Modal kerja yang sifatnya variabel (variable working capital)
Jumlah modal kerja yang variabel yang jumlahnya tergantung pada aktivitas
musiman dan kebutuhan-kebutuhan di luar aktivitas yang biasa.

Dibawah akan diperlihatkan arus dana yang menggambarkan proses perubahan aktiva
tetap ke modal kerja.
b
Bahan,
Upah dan c d
ongkos
Bahan, Bahan,
Upah, Upah,
a biaya Ongkos-
KAS

ongkos
Kas lainnya
depresiasi
depresiasi
Aktiva te
tap dan pe Laba
nyusutan

Keterangan

86

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


a. Kas atau uang yang dimiliki oleh perusahaan diinvestasikan
b. Kas digunakan untuk membeli aktiva tetap (bangunan, mesin, tanah) dan membayar
biaya-biaya, dan membeli bahan baku.
c. Produk atau barang siap untuk dijual atau dipasarkan
d. Modal kembali dari penjualan menjadi kas.

Uraian mengenai depresiasi merupakan sumber modal kerja dapat pula digambar
dengan angka-angka sebagai berikut :

Penjualan 5.000.000
Harga pokok penjualan 3.000.000 -
Laba kotor 2.000.000
Biaya tunai 800.000
Depresiasi 500.000 +
Total biaya 1.300.000 -
Laba bersih 700.000

Dapat dijelaskan bahwa aktiva lancar bertambah sebesar 5.000.000 dari penerimaan
penjualan barang dagangan, dari hasil penjualan ini dikeluarkan lagi harga pokok penjualan
dan biaya tunai ( 2.000.000 + 800.000 = 2.800.000), sehingga biaya yang dikeluarkan
seluruhnya adalah 2.800.000 secara neto aktiva lancar bertambah hanya sebesar 2.200.000.
Jumlah 2.200.000 ini sama dengan jumlah laba bersih ditambah dengan jumlah penyusutan
periode itu juga. Dengan demikian yang menjadi sumber dari modal kerja adalah :
a. Hasil operasi perusahaan
Hasil operasi ini meliputi net income yang terdapat pada laporan rugi laba
ditambah dengan depresiasi dan amortisasi, dan depletion untuk barang tambang.
b. Keuntungan dari penjualan surat berharga / investasi jangka pendek ( marketable
securities / efek) adalah salah satu elemen aktiva lancar yang segera dapat dijual dan
akan menimbulkan keuntungan bagi perusahaan.
c. Penjualan aktiva tetap
Penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang, dan aktiva tidak lancar lainnya yang
tidak diperlukan perusahaan lagi akan dapat menaikan jumlah modal kerja perusahaan
sebesar jumlah atau nilai aktiva tetap yang dijual tersebut.
d. Penjualan saham atau obligasi
Modal kerja perusahaan dapat bertambah akibat adanya penjualan saham (emisi saham
baru) dan penjualan obligasi oleh perusahaan.
e. Uang muka yang diterima dari langganan
f. Bantuan kredit dari bank / pemerintah
Butir e dan f walaupun nampaknya dapat meningkatkan modal kerja
perusahaan seperti bertambahnya aktiva lancar, tapi seiring dengan itu juga mengakibatkan
bertambahnya hutang lancar jadi modal kerja dalam arti net working capital tidak berubah.

Dari uraian tentang sumber-sumber modal kerja tersebut dapat disimpulkan bahwa

87

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


modal kerja akan bertambah apabila :
a. Adanya kenaikan sektor modal baik yang berasal dari laba tersebut maupun
adanya pengeluaran modal saham atau tambahan investasi dari pemi lik
perusahaan.
b. Adanya pengurangan atau penurunan aktiva tetap yang diimbangi dengan
bertambahnya aktiva lancar karena adanya penjualan aktiva maupun melalui
proses depresiasi.
c. Adanya penambahan hutang jangka panjang baik dalam bentuk obligasi, hipotik
atau hutang jangka panjang lainnya yang diimbangi dengan bertambahnya aktiva
lancar. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa modal kerja akan bertambah
apabila aktiva lancar bertambah yang diimbangi atau dibarengi dengan perubahan
dalam sektor atau pos tidak lancar (non current account) dan dapat digambarkan
dengan skema sebagai berikut :

AKTIVA LANCAR
HUTANG
(MODAL KERJA) LANCAR

AKTIVA HUTANG
TETAP JANGKA
PANJANG

AKTIVA
TETAP
LAINNYA MODAL

4. Penggunaan Modal Kerja.


Penggunaan-penggunaan aktiva lancar yang mengakibatkan turunnya modal kerja
adalah sebagai berikut :
a. Pembayaran biaya-biaya dalam operasi operasi perusahaan meliputi ; pembayaran
upah, gaji, pembelian bahan atau barang dagangan, supplies kantor, dan
pembayaran biaya lainnya.
b. Pembayaran hutang jangka panjang, meliputi hutang obligasi, hutang hipotik, dan
hutang jangka panjang lainnya.
c. Kerugian yang diderita perusahaan karena adanya penjualan surat berharga atau efek,

88

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


atau yang sifatnya insidentil.
d. Pembelian aktiva tetap atau penambahan aktiva tetap yang mengakibatkan
berkurangnya aktiva lancar.
e. Pembelian atau penarikan saham kembali.
f. Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk tujuan-tujuan
tertentu dalam jangka panjang misal; dana pelunasan obligasi, dana pensiunan
pegawai, dana ekspansi.

Penggunaan aktiva lancar yang mengakibatkan berkurangnya modal kerja dapat


digambarkan dengan skema sebagai berikut :

AKTIVA LANCAR
HUTANG
(MODAL KERJA) LANCAR

AKTIVA HUTANG
TETAP JANGKA
PANJANG

AKTIVA
TETAP
LAINNYA MODAL

Dari pembahasan-pembahasan dimuka dapat ditarik kesimpulan bahwa modal kerja


akan berubah apabila aktiva lancar dan atau hutang lancar berubah, sedangkan untuk
mengetahui sebab perubahan tersebut (sumber atau penggunaannya) dapat diketahui
dengan menganalisa perubahan yang terjadi dalam sektor non current (aktiva tetap,
hutang jangka panjang, dan modal). Oleh karena itu laporan perubahan modal kerja harus
menunjukkan kedua hal tersebut dan dapat disajikan dalam dua bagian yaitu :
a. Bagian pertama menunjukkan perubahan yang terjadi untuk setiap jenis atau elemen
modal kerja (perubahan masing-masing pos aktiva lancar dan hutang lancar) dan
perubahan modal kerja secara total. Bagian ini menggambarkan kenaikan atau
penurunan setiap elemen aktiva lancar, hutang lancar serta perubahan total
modal kerja dalam suatu periode tertentu.
b. Bagian kedua menunjukkan sumber dan penggunaan modal kerja atau sebab -

89

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


sebab terjadinya perubahan modal kerja. Bagian ini menggambarkan sumber -
sumber tertentu dari mana modal kerja diperoleh serta berbagai penggunaan dari modal
kerja tersebut.
Berikut akan diberikan contoh dalam analisis perubahan-perubahan sumber dan
penggunaan modal kerja seperti pembahasan soal dibawah ini :

1. PT. "Expo" memberikan data keuangan dalam neraca yang diperbandingan antara tahun
2007 dan 2008 sebagai berikut :

Keterangan 2007 2008

Kas 200.000 150.000


Piutang 250.000 270.000
Persediaan 450.000 480.000
Biaya dibayar dimuka 30.000 50.000
Tanah 180.000 180.000
Gedung - 250.000
Mesin - 180.000
Total aktiva 1.110.000 1.560.000

Hutang pajak 60.000 80.000


Hutang dagang 300.000 260.000
Obligasi 150.000 100.000
Modal saham 550.000 850.000
Laba ditahan 50.000 270.000
Total hutang dan modal 1.110.000 1.560.000

Data tambahan :

Laba yang dihasilkan tahun 2008 sebesar 250.000. Jika pada neraca ada juga dituliskan
laba ditahan berarti yang dipakai data yang sudah ada pada necara. Dari data diatas
buatlah :
a. Perubahan modal kerja tahun 2008
b. Perubahan sumber dan penggunaan modal kerja per 31 Des 2008

Jawab :

90

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


PT. Expo
Perubahan Modal Kerja
31 Des 2008
Keterangan 31 Desember Modal Kerja
2007 2008 Naik Turun
Kas 200.000 150.000 50.000
Piutang 250.000 270.000 20.000
Persediaan 450.000 480.000 30.000
Biaya dibayar dimuka 30.000 50.000 20.000
Hutang pajak 60.000 80.000 20.000
Hutang dagang 300.000 260.000 40.000

110.000 70.000
Kenaikan modal kerja 40.000
110.000 110.000

PT. Expo
Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
31 Des 2008
Sumber modal kerja
Laba perusahaan 220.000
Penjualan saham 300.000
Total sumber modal kerja 520.000

Penggunaan modal kerja


Pembayaran obligasi 50.000
Pembelian Aktiva tetap :
Mesin 180.000
Gedung 250.000
480.000
Kenaikan modal kerja 40.000

Tujuan utama penyusunan laporan perubahan modal kerja (sumber dan penggunaan
dana) adalah untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya perubahan modal kerja selama
periode yang bersangkutan. Informasi tentang sumber dan penggunaan modal kerja ini
sangat penting, tidak hanya bagi manajemen perusahaan (sebagai dasar perencanaan
sumber dan penggunaan modal kerja periode-periode berikutnya) tetapi juga sangat
berguna bagi para bankers atau kreditur jangka pendek lainnya karena dengan
mengetahui sumber dan penggunaan modal kerja perusahaan yang bersangkutan akan dapat
digunakan sebagai dasar penilaian kebijaksanaan manajamen dalam mengelola modal
kerjanya dan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh bankers atau
kreditur.
Sumber dan penggunaan modal kerja ini dapat juga dibuat dalam bentuk work sheet,
yaitu :

91

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Dalam Rp. 000
Keterangan 31 Des Perubahan Sumber/Pengg Mkerja
2007 2008 D K Sumber Pengg odal
Naik Turun
2 1 5
Kas 00 50 -0 - - - 5
Piutang 2 2 2 - - - 2 -
Persediaan 50 4 70 40 3 - - -0 3 -
By bayar dimuka 50 3 80 50 2 - - -0 2
Tanah 0 1 0 10 - - - -0 - -
Gedung 80 - 80 2 2 2 -
Mesin - 50 1 50 1 - - 50 1 - -
1 80 1 80 80
.110 .560
6 8 2 2
Hutang pajak - - -
0 0 0 0
Hutang dagang 3 2 4 - - - 4 -
Obligasi 00 1 60 10 5 - - 50
Modal saham 50 5 00 80 - 3 3 0 -
Laba ditahan 50 5 50 2 - 00 2 00 2 -
0 70 20 20
1 1 5 5
.110 .560 90 90 5 4 1 7
Kenaikan modal kerja 20 80 4 10 0 4
5 0 5 01 1
20 20 10 10

2. Perusahaan "X" menyajikan neraca perbandingan untuk tahun 2007 dan 2008
sebagai berikut :

Keterangan 2008 2007

Kas 75.000 100.000


Piutang 170.000 110.000
Persediaan 195.000 160.000
Biaya dibayar dimuka 10.000 20.000
Tanah 160.000 160.000
Bangunan 130.000 -
Total aktiva 740.000 550.000

Hutang dagang 160.000 100.000


Biaya yang ditangguhkan 20.000 30.000
Hutang jangka panjang 80.000 100.000
Saham istimewa 100.000 100.000
Saham biasa 320.000 200.000
Laba ditahan 60.000 20.000
Total pasiva 740.000 550.000

Diminta :
a. Buatlah daftar perubahan modal kerja 2008

92

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


b. Buatlah daftar sumber dan penggunaan modal kerja tahun 2008

Jawab :
PT. "X"
Perubahan Modal Kerja
31 Des 2008

Keterangan 31 Desember Modal Kerja


2008 2007 Naik Turun

Kas 75.000 100.000 25.000


Piutang 170.000 110.000 60.000
Persediaan 195.000 160.000 35.000
Biaya dibayar dimuka 10.000 20.000 10.000
Hutang dagang 160.000 100.000 60.000
Biaya yg ditangguhkan 20.000 30.000 10.000

105.000 95.000
Kenaikan modal kerja 10.000
105.000 105.000

PT. "X"
Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
31 Des 2008

Sumber modal kerja


Laba perusahaan 40.000
Penjualan saham 120.000
Total sumber modal kerja 160.000

Penggunaan modal kerja


Pembayaran hutang jangka 20.000
Pembelian Aktiva tetap :
Gedung 130.000
150.000
Kenaikan modal kerja 10.000

3. PT. "Global" memberikan nerara untuk tahun 2007 dan 2008 sebagai berikut :

93

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Keterangan 2007 2008

Kas 85.000 116.500


Surat berharga 140.000 23.000
Piutang 115.000 120.000
Persediaan 218.000 250.000
Biaya dibayar dimuka 2.000 1.500
Bangunan + peralatan 1.450.000 1.838.500
Acc. Penyusutan (665.000) (745.000)
1.345.000 1.604.500

Hutang dagang 315.000 204.500


Hutang gaji 35.000 25.000
Hutang wesel 200.000 50.000
Hutang jangka panjang - 500.000
Modal saham 800.000 800.000
Laba ditahan (5.000) (25.000)
1.345.000 1.604.500

Keterangan Tambahan
Pembelian peralatan dilakukan dengan tunai dan posisi modal kerja pada waktu penjualan
surat berharga : nilai jual 117.500 dijual 120.000. Dan dikeluarkan sebagai hutang jangka
panjang. Harga pokok peralatan 25.000 dengan nilai buku 5.000 dijual sebesar 6.000,
keuntungan atas penjualan tersebut dimasukkan kedalam laba perusahaan. Dan
dalam tahun tersebut perusahaan membayar deviden secara tunai sebesar 30.000.
Selama tahun itu pendapatan / laba yang dilaporkan sebesar 60.000.

Diminta :
a. Hitunglah perubahan modal kerja
b. Buatlah daftar sumber dan penggunaan modal kerja

94

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Jawab :
PT. "Global"
Perubahan Moda kerja
31 Des 2008
Keterangan 31 Desember Modal Kerja
2007 2008 Naik Turun

Kas 85.000 116.500 31.5000


Surat berharga 140.000 23.000 117..000
Piutang 115.000 120.000 5.000
Persediaan 218.000 250.000 32.000
Biaya dibayar dimuka 2.000 1.500 500

Hutang dagang 315.000 204.500 110.500


Hutang gaji 35.000 25.000 10.000
Hutang wesel 200.000 50.000 150.000

339.000 117.500
Kenaikan modal kerja 221.500
339.000 339.000

Penjelasan
a. Penjualan surat berharga dengan nilai 117.000 dijual 120.000 berarti terdapat
keuntungan atas penjualan ini sebesar 3.000, dan ini telah dimasukkan kedalam
laba usaha yang dilaporkan sebesar 60.000
b. Harga pokok peralatan 25.000, nilai buku 5.000 dan dijual sebesar 6.000 dengan
ada keuntungan sebesar 1.000
Jadi nilai buku
Cost 25.000
Acc 20.000
Nilai buku 5.000

Pembelian bangunan + peralatan = 388.500


Pembelian peralatan = 25.000
Pembelian = 413.500

Penyusutan bangunan + peralatan


(665.000) – (745.000) = 80.000
Akumulasi peralatan = 20.000 +
= 100.000
Dengan demikian dapatlah disusun daftar sumber dan penggunaan modal kerja sebagai
berikut :

95

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


PT. "Global"
Daftar sumber dan penggunaan modal kerja

Sumber Modal Kerja

Laba usaha 60.000


Acc. bangunan / peralatan 100.000 160.000
Keuntungan atas penjualan
Aktiva tetap (1.000)
159.000
Penjualan aktiva tetap 6.000
Pinjaman jangka panjang 500.000
665.000
Penggunaan modal kerja

Pembayaran deviden 30.000


Pembelian bangunan 413.500
443.500
Modal kerja naik 221.500

4. Dari data dibawah ini saudara diminta untuk :


a. Membuat daftar modal kerja neto (schedule of net working capital)
b. Menyusun laporan sumber dan penggunaan modal kerja, data tersebut adalah :

Ne r a c a
31 Desember
Keterangan 2007 2008

Kas 50.000 52.000


Piutang 70.000 60.000
Persediaan 50.000 44.000
Gedung 210.000 606.000
Tanah 20.000 24.000
Mesin 400.000 700.000
800.000 1.486.000

Hutang dagang 110.000 400.000


Hutang hipotik - 86.000
Modal saham 400.000 600.000
Laba yang ditahan 290.000 400.000
800.000 1.486.000

96

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Keterangan tambahan :
Laba bersih tahun 2008 sebesar 140.000,-. Penyusutan selama tahun 2008 sebagai berikut :
untuk gedung 6.000 dan untuk mesin 14.000,-. Dalam tahun 2003 telah terjadi penjualan tanah
yang harga belinya 6.000 dengan harga jual juga 6.000

Jawab :

Perubahan Modal kerja


31 Des 2008

Keterangan 31 Desember Modal Kerja


2007 2008 Naik Turun

Kas 50.000 52.000 2.000


Piutang 70.000 60.000 10.000
Persediaan 50.000 44.000 6.000
110.000 400.000 290.000
Hutang dagang

2.000 306.000
Penurunan modal kerja 304.000
306.000 306.000

Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Sumber modal kerja 452.000


Laba operasi 140.000
Penyusutan gedung 6.000
Penyusutan mesin 14.000
Penyusutan tanah 6.000
Hutang hipotik 86.000
Penjualan saham 200.000

Penggunaan modal kerja


Pembelian tanah
(24.000 - 20.000) + 6.000 10.000
Pembelian mesin
(700.000 - 400.000) + 14.000 314.000
Pembelian gedung
(606.000 - 210.000) + 6.000 402.000
Pembayaran deviden
(290.000 - 400.000) + 140.000 30.000
756.000
Modal kerja turun 304.000

97

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


5. Tuan A dan Tuan B bekerja sama dan membuka toko, sejak pertengahan 2006. Dari
laporan keuangan untuk dua tahun berturut-turut diperoleh informasi sebagai berikut :
Keterangan Neraca per Neraca per
31 Juni 2007 31 Juni2008

Aktiva lancar 1.145.000 1.510.000


Hutang lancar 296.250 256.250
Aktiva tetap 400.000 645.000
Ak. Depr. Aktiva tetap 251.250 338.750
Hutang bank jangka panjang - 175.000
Modal A 488.750 513.750
Modal B 508.750 871.250

Untuk periode 1 Juli 2007 sampai dengan 30 Juni 2008 toko tersebut memperoleh laba
bersih sebesar 375.000. Sesuai dengan perjanjian, laba (rugi) bersih dibagi dengan
perbandingan yang sama dan ditambahkan kesaldo masing-masing pemilik,
pengambilan hak atas laba baru diperkenankan setelah usaha bersama berjalan
minimal selama 5 tahun. Dalam jangka waktu 5 tahun pertama para pemilik
diwajibkan untuk menambah setoran modal kepada perusahaan yang besarnya sesuai
dengan kemampuan masing-masing pemilik. Prive tuan A sebesar 187.500 dan tuan B
juga sebesar 187.500.
Diminta :
a. Buatlah laporan perubahan modal kerja
b. Buatlah laporan sumber dan penggunaan modal kerja

Jawab :
Perubahan modal kerja

Modal kerja 30 Juni 2008 :

Aktiva lancar 1.510.000


Hutang lancar 256.250 -
1.253.750

Modal kerja 30 Juni 2007

Aktiva lancar 1.145.000


Hutang lancar 296.250 -
848.750 -
Modal kerja naik 405.000

98

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Sumber dan penggunaan modal kerja

Sumber modal kerja


Laba bersih 375.000
Hutang jangka panjang 175.000
Depresiasi 87.500
Tambahan modal A 25.000
Tambahan modal B 362.500 +
1.025.000

Penggunaan modal kerja


Pembelian aktiva tetap 245.000
Prive tuan A 187.500
Prive tuan B 187.500 +
620.000 -
Modal kerja naik 405.000

Soal untuk dibahas.

1 Jelaskan pengertian modal kerja dari dua unsur yaitu : a) dari unsur dasar pengertiannya, b)
menurut konsepnya.
2 Apakah tujuan dari mempelajari manajamen modal kerja ini ? uraikan !
3 Buatlah dalam suatu bentuk bagaimana modal kerja itu berputar dalam suatu
aktivitas perusahaan (siklus modal kerja)
4 Perusahaan "EnaO" memberikan data-data keuangannya sebagai berikut :
Data Neraca
Keterangan 2007 2008

Kas 250.000 300.000


Piutang 450.000 240.000
Persediaan 500.000 650.000
Aktiva tetap 5.000.000 5.000.000
Acc.Aktiva tetap (1.500.000) (1.000.000)
Total aktiva 4.700.000 5.190.000

Hutang dagang 150.000 390.000


Hutang gaji dan upah 50.000 300.000
Modal saham 3.000.000 3.000.000
Laba ditahan 1.500.000 1.500.000
Total hutang dan modal 4.700.000 5.190.000

99

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Data rugi / laba
Penjualan 2.000.000
Harga pokok penjualan 1.100.000
Laba kotor 900.000
Biaya :
Biaya gaji dan upah 100.000
Biaya penjualan 500.000 600.000
Laba bersih 300.000
Pembagian deviden sebesar 300.000
Diminta :
a. Buatlah laporan perubahan modal kerja, sumber dan penggunaan modal kerja untuk
tahun 2008
b. Hitunglah berbagai ratio dan berbagai indikator tentang posisi keuangan dan hasil
usaha perusahaan pada tahun 2008 tersebut dibawah ini :
Capital working Turnover
Operating ratio
Inventory Tunrover
Average day's collection period
Rentabilitas Ekonomis

5. Perusahaan "X" mempunyai data-data sebagai berikut :


Data neraca
Keterangan 2007 2008

Kas 29.800 37.400


Piutang 63.200 57.500
Piutang wesel 11.500 13.000
Persediaan 47.500 42.100
Perabot kantor 42.000 40.500
Alat angkut 15.000 13.000
209.000 203.500

Cadangan penyusutan alat angkut 8.000 11.000


Hutang dagang 20.000 17.500
Hutang wesel 10.000 34.000
Hutang hipotik - 25.000
Modal saham 125.000 125.000
Laba ditahan 46.000 (9.000)
209.000 203.500

100

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Laba yang ditahan

1 Juli 2008 1 Januari 2008


Cash deviden 25.000 Saldo 46.000
31 Desember 2003 Defisit (9.000)
Net Loss 30.000
55.000 55.000
Keterangan tambahan : Penyusutan
untuk tahun 2008
a. Perabot kantor 6.500
b. Alat angkut 3.000
Penjualan alat angkut sebesar 2.000 dilakukan pada awal tahun sehingga tak ada
pencatatan penyusutan untuk alat yang dijual tersebut. Dalam penjualan ini tidak ada
rugi atau laba.
Ditanya :
a. Buatlah perubahan terhadap sumber dan penggunaan modal kerja
b. Buatlah daftar perubahan modal kerja

6. Koperasi "Salah Asuh" memberikan data laporan keuangan dalam bentuk neraca
sebagai berikut :
Keterangan 2007 2008
Aktiva
Kas 284.675,64 2.099.714,59
Bank 915.958,11 3.200.493,39
Piutang barang 176.998.325,50 178.724.223,75
Piutang uang 33.815.293,36 21.209.127,96
Persediaan barang 2.407.915,00 2.312.439,00
Simpanan PUSKUD 781.282,34 826.282,34
Simpanan GKSI 25.992,00 838.674,00
Saham GKSI 25.992,00 806.142,00
Bangunan 2.252.132,00 2.252.132,00
Perlengkapan 563.577,00 1.933.777,00
Kenderaan 4.923.500,00 5.023.500,00
Peralatan kantor 1.184.276,00 2.440.236,00
224.178.919,00 221.666.742,03
Pasiva
Hutang barang anggota 963.203,00 1.069.650,00
Hutang barang non anggota 5.306.470,00 2.369.563,00
Simpanan manasuka 3.040.283,79 3.838.948,79
Hutang pajak - 1.624.490,03
Kredit pangan 5.901.480,00 9.002.993,00
Kredit BKP 1.800.000,00 3.200.000,00
Kredit Bimas 26.957.211,00 18.556.890,00

101

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Deposito 1.700.000,00
Kredit GKSI 2.000.000,00
Dana-dana SHU 30.936,92 146.487,42
Hutang gudang 1.750.000,0 265.238,00
Hutang KCK 0 2.500.000,0 2.500.000,00
Hutang KMKP 0 2.546.327,0
Hutang Sapi Perah 0 166.623.24 164.269.891,
Hutang Sprayer 4,00 986.337,50 00 986.337,50
Simpanan pokok 2.192.000,0 2.364.500,00
Simpanan wajib 0 1.273.420,6 2.029.064,17
Cadangan 7 305.954,07 755.954,07
Modal donasi 50.000,00 50.000,00
SHU tahun 2001 1.950.050,5
SHU tahun 2003 0 2.436.735,05
224.178.91 221.666.742,
9,00 03
Dari data diatas :
Buatlah analisis sumber dan penggunaan modal kerja dan berikan analisis per
komponen dari pos neraca tersebut.

7. PT. "Analis" memberikan data laporan keuangannya dalam bentuk neraca dan rugi
laba sebagai berikut :
Data neraca
Keterangan 2007 2008
Aktiva
Aktiva lancar
Kas 1.157.721 1.850.164
Piutang usaha
Pihak ketiga 26.653.369 36.877.748
Pihak mempunyai hub.istimewa 3.720.211 2.973.737
Piutang lain-lain 4.158.605 6.468.310
Persediaan 38.133.677 31.901.122
Pajak dibayar dimuka 7.136.328 1.820.514
Biaya dibayar dimuka 2.214.259 4.123.089
Jumlah aktiva lancar 83.174.170 86.014.684

Aktiva tidak lancar


Aktiva pajak tangguhan 1.654.487 2.333.063
Aktiva tetap 60.631.294 60.125.432
Aktiva tak berwujud - 570.244
Aktiva lain-lain 1.524.353 2.240.303
Jumlah aktiva tidak lancar 63.810.134 65.269.042
Jumlah aktiva 146.984.30 151.283.726
4

102

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Kewajiban dan modal
Pinjaman jangka pendek 79.840.000 57.463.000
Hutang usaha
Pihak ketiga 12.782.269 12.777.033
Pihak yang mempunyai hub.istimewa 15.48.800 27.862.033
Hutang pajak 1.527.766 3.034.304
Beban yang masih harus dibayar 17.397.208 17.057.280
Kewajiban lancar lainnya 941.725
Jumlah kewajiban lancar 127.036.04 119.135.37
3 5
Kewajiban tak lancar
2.325.759 2.024.192
Kepentingan istimewa 1.178.309
Modal
Saham A 600.000 600.000
Saham B 2.400.000 2.400.000
Agio saham 255.000 255.000
Selisih penilaian kembali aktiva tetap 618.693 618.693
Saldo laba 13.748.809 25.072.157
Jumlah modal 17.622.502 28.945.850
Jumlah kewajiban dan modal 146.984.3 151.285.7
04 26
Rugi laba tahun
2008
Penjualan 90.604.605
Harga pokok penjualan 75.562.00
Laba kotor 0 15.042.605
Biaya operasi 8.531.369
Laba operasi 6.511.236
Bunga 2.636.156
Pendapatan sebelum pajak 3.875.080
Pajak 0
Laba bersih 3.875.080

Dari data tersebut :


a. Buatlah analisis sumber dan penggunaan dana (modal kerja)
b. Lakukanlah analisis ratio terhadap :
c. Current Ratio, Acid Test ratio, Liukiditas Absolut, Hutang per Modal,
Coverage Bunga, Total Aktiva per Modal, Aktiva Tetap per Modal, Aktiva Lancar per
Modal, Persediaan per Modal, Piutang per Modal, Aktiva Likuidasi per Modal,
Penjualan per Total Aktiva, Penjualan per Aktiva tetap, Penjualan per Aktiva lancar,
Penjualan per Persediaan barang dagang, Penjualan per Piutang, Penjualan per Aktiva
likuid, Laba bersih per Penjualan, Laba bersih per Total Aktiva, Laba bersih per
Modal.

103

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Dengan menggunakan profitabilitas Du Pont System sebagai berikut :

RUAS

1 2 3 4

LB AT LB TA LB Pn LB AT Pn
= x  x x = x x
Md Md AT Md Pn TA Pn Md AT

LB AL Pn
= x x
Pn Md AL

LB Ps Pn
= x x
Pn Md Ps

LB Pt Pn
= x x
Pn Md Pt

LB ALq Pn
= x x
Pn Md ALq

Keterangan :

LB Laba bersih
Md Modal
AT Ativa Tetap
TA Total Aktiva
Pn Penjualan
AL Aktiva Lancar
Ps Persediaan
Pt Piutang
ALq Aktiva liquid

104

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


BAB VI
ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN
KAS

Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat ; 1) Memahami dan
menjelaskan pengertian analisis sumber dan penggunaan kas, 2) Menjelaskan fungsi, kegunaan
dan arti pentingnya dari kas, 3) Melakukan perhitungan-perhitungan dalam permasalahan
pemenuhan kebutuhan kas

1. Pengertian

Laporan perubahan kas (cash flow statement) atau laporan sumber dan
penggunaan kas disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode dan
memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana
sumber-sumber kas dan penggunaan-penggunaannya. Laporan sumber dan
penggunaan kas menggambarkan atau menunjukkan aliran atau gerakan kas yaitu sumber-
sumber penerimaan dan penggunaan kas dalam periode yang bersangkutan. Laporan ini
berbeda dengan laporan rugi laba, khususnya yang dalam penyusunannya menggunakan
dasar waktu atau accruals basis, karena laporan perubahan kas merupakan ringkasan
transaksi keuangan yang berhubungan dengan kas tanpa memperhatikan hubungannya
dengan penghasilan yang diperoleh maupun biayabiaya yang terjadi. Subyek laporan
perubahan kas adalah sumber dan penggunaan kas, sedangkan subyek laporan rugi laba
adalah penghasilan yang direalisir atau diperoleh dan biaya yang terjadi tanpa
memperhatikan apakah penghasilan itu sudah diterima uangnya atau belum dan apakah
biaya-biaya itu sudah dibayar per kas atau belum. Kalau dasar yang digunakan dalam
menyusun laporan rugi laba tersebut adalah dasar tunai atau cash basis, dimana penghasilan
baru diakui kalau sudah diterima uangnya dan biaya diakui kalau sudah dibayar tunai atau
per kas, dalam hal ini laporan rugi laba menunjukkan sumber kas yang berasal dari
operasi. Tetapi perlu diperhatikan bahwa sumber kas tidak hanya dari operasi tetapi masih
banyak sumber penerimaan kas lainnya, begitu pula penggunaannya tidak hanya untuk
membiayai operasi. Oleh karena itu laporan sumber dan penggunaan kas sifatnya atau
scopenya lebih luas dari pada laporan rugi laba.
Laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat digunakan sebagai dasar
dalam menaksir kebutuhan kas dimasa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang
ada, atau dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dan peramalan kebutuhan atau cash
flow dimasa yang akan datang. Sedangkan bagi para kreditor atau bank dengan
laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat menilai kemampuan perusahaan
dalam membayar bunga atau mengembalikan pinjamannya. Dari uraian diatas dapat
disimpulkan dalam gambar sebagai berikut :

105

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Gambar 5.1 : Perbedaan kas dengan rugi laba.

KAS Accruals Basis


(dasar waktu)

a. Lingkupnya lebih luas dari rugi laba


b. Subyeknya sumber dan penggunaan kas
c. Merupakan ringkasan transaksi keuangan yang
berhubungan dengan kas tanpa memperhatikan
hubungannya dengan penghasilan yang diperoleh
atau biaya yang terjadi.

Rugi/Laba Cash Basis


(dasar tunai)

a. Lingkupnya lebih kecil dari perubahan kas


b. Subyeknya adalah penghasilan yang direalisir
dan biaya yang terjadi
c. Penghasilan diakui kalau sudah diterima dan
biaya diakui kalau sudah dibayar
d. Laporan rugi laba menunjukkan sumber kas yang
berasal dari operasi

2. Sumber dan Penggunaan Kas


Kas merupakan aktiva yang paling likuid (lancar) atau salah satu unsur modal kerja
yang tinggi tingkat likuiditasnya, yang berarti semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh
perusahaan maka makin tinggi tingkat likuidnya dan kemampuannya dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek saat ditagih semakin terjamin, namun kondisi ini juga
memberikan dampak yang kurang baik bagi perusahaan yaitu modal dalam bentuk kas
tertahan dalam jumlah yang cukup besar, sehingga akan mengurangi tingkat
rentabilitas dalam arti perputaran kas rendah. Sebaliknya jumlah kas yang kecil ditahan
oleh perusahaan maka posisi likuiditas menjadi rendah karena mengejar tingkat keuntungan
yang besar, keadaan ini juga tidak baik bagi perusahaan karena apabila terjadi penagihan
kewajiban jangka pendek dapat tidak terpenuhi. Dapat disimpulkan bahwa ketersediaan
kas dalam jumlah yang seimbang antara kebutuhan operasional dan pemenuhan kewajiban
jangka pendek adalah suatu kondisi yang diinginkan oleh pihak manajemen perusahaan.

106

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Oleh karena itu kas harus direncanakan dan diawasi dengan baik, baik
penerimaan maupun penggunaannya, dimana penerimaan dan pengeluaran perusahaan
sifatnya ada terus menerus dan ada pula yang bersifat insidentil. Keberadaan kas
dalam operasional perusahaan dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 5.2 : Pengadaan Kas

Jumlah Kas
Kontradiktif Jumlah Kas
Besar Kecil

1. Perputaran kas menjadi rendah / 1. Perputaran kas menjadi tinggi / cepat


lambat ( low cash turnover) ( quick cash turnover)
2. Tingkat likuiditas menjadi tinggi 2. Tingkat likuiditas menjadi rendah
3. Tingkat rentabilitas menjadi turun 3. Tingkat rentabilitas menjadi meningkat
4. Pemenuhan terhadap kewajiban 4. Pemenuhan terhadap kewajiban jangka
jangka pendek lebih terjamin pendek kurang terjamin

Usaha yang dilakukan

1. Harus ada perencanaan kas


2. Pengawasan kas terhadap
a. Sumber dan penggunaannya
b. Penerimaan dan pengeluaran yang
rutin atau insidentil
3. Menjaga keseimbangan ketersediaan kas

Menurut Munawir. S (1997 : 159) sumber dan penggunaan kas terdiri dari beberapa
sumber dan beberapa penggunaannya sebagai berikut :
1. Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari:
a. Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud maupun
yang tidak berwujud (intangible assets) atau adanya penurunan aktiva tidak lancar
yang diimbangi dengan penambahan kas.
b. Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh
pemilik perusahaan dalam bentuk kas.
c. Pengeluaran surat tanda bukti hutang baik jangka pendek (wesel) maupun
hutang jangka panjang (hutang obligasi, hutang hipotik atau hutang jangka panjang
yang lain) serta bertambahnya hutang yang diimbangi dengan penerimaan
kas.

107

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


d. Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang diimbangi
dengan adanya penerimaan kas, misalnya adanya penurunan piutang karena adanya
penerimaan pembayaran, berkurangnya persediaan barang dagangan karena adanya
penjualan secara tunai, adanya penurunan surat berharga (efek) karena adanya
penjualan dan sebagainya.
e. Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau devidend dari investasinya,
sumbangan atau hadiah maupun adanya pengembalian kelebihan pembayaran pajak
pada periode-periode sebelumnya.

2. Penggunaan atau pengeluaran kas dapat disebabkan adanya transaksi -transaksi


sebagai berikut :
a. Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun
jangka panjang serta adanya pembelian aktiva tetap lainnya.
b. Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengambilan kas
perusahaan oleh pemilik perusahaan.
c. Pelunasan atau pembayaran angsuran hutang jangka pendek maupun jangka
panjang.
d. Pembelian barang dagangan secara tunai, adanya pembayaran biaya operasi yang
meliputi upah dan gaji, pembelian supplies kantor, pembayaran sewa, bunga,
premi asuransi, advertensi, dan adanya persekot -persekot biaya maupun
persekot pembelian.
e. Pengeluaran kas untuk pembayaran devidend (bentuk pembagian laba lainnya
secara tunai), pembayaran pajak, denda-denda dan lain sebagainya.
Aliran kas masuk dan aliran kas keluar akan terjadi secara terus menerus
dalam perusahaan, keadaan ini akan berlangsung selama hidupnya perusahaan.
Dibawah ini digambarkan arus penerimaan dan pengeluaran kas sebagai berikut :

Gambar 5.3 : Siklus penerimaan dan pengeluaran kas

Penerimaan Kas
1. Dari pemilik
2. Dari kreditor / bank
3. Penjualan aktiva tetap / penyusutan
4. Penerimaan dari penjualan tunai
5. Penerimaan dari piutang yang ditagih
KA S

Penggunaan Kas

1. Pembelian aktiva tetap


2. Pembelian bahan baku / persediaan
3. Pembayaran bunga, pajak, prive, hutang,
dividen, sewa dan lainnya

108

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Gambar 5.3b : Siklus penerimaan dan pengeluaran kas.

KREDITOR
PEMILIK

UANG KAS

Pengumpulan Piutang
Penjualan Tunai
Aktiva Tetap
Penjualan

Piutang
Aktiva tetap
persediaan

Penyusutan

Sumber penerimaan kas yang berasal dari penjualan barang dagangan maupun jasa bila
dipertemukan dengan biaya operasi, maka secara neto akan diperoleh sumber kas yang
berasal dari operasi (laporan rugi laba dasar tunai), tapi pada umumnya perusahaan
menyusun menyusun laporan rugi laba dengan menggunakan dasar waktu, oleh karena itu
laba bersih yang dilaporkan dalam laporan rugi laba harus disesuaikan sehingga menjadi
hasil operasi berdasarkan tunai (cash basis)

3. Tujuan Laporan Sumber dan Penggunaan Kas.

Tujuan dari laporan sumber dan penggunaan kas (cash flow statement) adalah untuk
menunjukkan perubahan-perubahan yang terjadi pada kas selama satu periode dan
memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana
sumber-sumber kas dan penggunaannya. Perubahan kas menggambarkan atau
menunjukkan aliran atau gerakan kas yaitu sumber-sumber penerimaan dan
penggunaan kas dalam periode yang bersangkutan.

109

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


4. Penyusunan laporan sumber dan penggunaan kas.

Penyusunan laporan sumber dan penggunaan kas dapat dilakukan oleh analis internal
dan analis eksternal. Penyusunan yang dilakukan analis internal biasanya memakan waktu
yang cukup lama karena meringkas jurnal penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas,
menggolong-golongkan setiap transaksi kas menurut sumber masing-masing serta tujuan
penggunaannya. Kelebihan bagi analis internal dalam penyusunan ini adalah
dimungkinkannya untuk mendapatkan data yang lengkap dan masih murni. Sedangkan
bagi analis eksternal penyusunan laporan sumber dan penggunaan kas dapat dilakukan
dengan menganalisis perubahan yang terjadi dalam laporan keuangan yang
diperbandingkan antara dua waktu ditambah informasi lain yang dapat mendukung
terjadinya perubahan tersebut.
Dibawah ini adalah model analisis penyusunan laporan sumber dan penggunaan kas :

A. Sumber Kas
1. Hasil operasi perusahaan 00000
2. Laba bersih

Penambahan
Pengurangan aktiva lancar
- Penurunan piutang 00000
- Biaya dibayar dimuka 00000
Penambahan hutang lancar
- Hutang dagang 00000
- Hutang wesel 00000 + 00000 +
00000
Pengurangan
Penambahan aktiva lancar
- Piutang 00000
- Persediaan 00000
Pengurangan hutang lancar
- Hutang dagang 00000
- Hutang wesel 00000 + 00000 -
00000
B. Sumber kas lainnya
Penggunaan kas
- Pembelian gedung 00000
- Pembelian peralatan 00000
- Pembayaran hutang obligasi 00000 + 00000 -

Kas naik / turun 00000

110

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Keterangan
1. Kas dapat bertambah disebabkan oleh :
a. Terjadinya penurunan aktiva lancar misalnya pada piutang, karena adanya
penagihan yang telah menjadi kas, seperti piutang dagang, piutang uang, dan
pencairan piutang wesel.
b. Terjadinya penambahan pada hutang lancar karena adanya pertambahan
jumlah hutang dalam bentuk uang, atau barang
2. Kas dapat berkurang disebabkan oleh :
a. Terjadinya penambahan pada aktiva lancar karena piutang meningkat,
misalnya pada piutang dagang sebab adanya penjualan barang secara kredit. Dan
adanya peningkatan jumlah persediaan yang dibeli secara tunai
b. Terjadinya pengurangan hutang lancar karena adanya pembayaran hutang dagang,
hutang wesel dan lainnya.

Pembahasan soal.

1 . P e ru sa h aa n " X " m em be ri k an d at a l a po ra n ke u an ga n (n e r a ca ) ya n g
diperbandingkan sebagai berikut :

Keterangan 2007 2008 Naik(turun)

Kas 100.000 75.000 (25.000)


Piutang 110.000 170.000 60.000
Persediaan 160.000 195.000 35.000
Biaya dibayar dimuka 20.000 10.000 (10.000)
Hutang dagang 100.000 160.000 (60.000)
Biaya yang ditangguhkan 30.000 10.000 10.000
Modal kerja naik 10.000

Laba usaha 40.000


Penjualan saham 120.000
Pembayaran hutang jangka panjang 20.000
Pembelian gedung 130.000

Dalam analisis sumber dan penggunaan kas, biasanya yang menjadi fokus
perhatian adalah kas (apakah kas naik atau turun). Dari data diatas dapat dijawab :

111

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Sumber Kas
Laba usaha 40.000
Penjualan saham 120.000
Penambahan
Pengurangan aktiva lancar
- Biaya dibayar dimuka 10.000
Penambahan hutang lancar
- Hutang dagang 60.000 + 70.000 +
230.000.
Pengurangan
Penambahan aktiva lancar
- Piutang dagang 60.000
- Persediaan 35.000
Pengurangan hutang lancar
- Biaya yang ditangguhkan 10.000 + 105.000-
125.000
Penggunaan Kas
-Pembelian gedung 130.000
- Pembayaran hutang jangka panjang 20.000 + 150.000 -
Kas naik (turun) (25.000)

2. Pada awal tahun piutang dagang sebesar 50.000 sedangkan akhir tahun 12.000. Piutang
yang dihapuskan selama 1 tahun 1.300. Penjualan tunai yang diberikan potongan kepada
sipembeli sebesar 600. Penjualan selama tahun tersebut sebesar 135.000. Berapakah
penerimaan tunai dari penjualan untuk tahun yang bersangkutan.

Jawab :

Piutang awal 50.000


Penjualan 135.000 +
185.000

Potongan penjualan 600


Piutang yang dihapus 1.300
Piutang akhir 12.000 +
13.900-
Kas yang diterima 171.100

112

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


3. Masalah hutang terhadap perusahaan "X" sebagai berikut :
Saldo hutang 31 Desember 2007 sebesar 4.600.000
31 Desember 2008 sebesar 4.000.000
Pembelian return tahun 2008 sebesar 200.000
Discount pembelian tahun 2008 sebesar 170.000
Pembelian barang dagangan selama tahun 2008 sebesar 25.500.000
Berapakah jumlah uang kas yang dikeluarkan selama tahun 2008

Jawab :

Hutang awal 4.600.000


Pembelian 25.500.000
Discount 170.000
Return 200.000 +
370.000 -
25.130.000 +
29.730.000
Hutang akhir 4.000.000 -
Kas yang dikeluarkan 25.730.000

4. Perusahaan "SMS" menyajikan data neraca perbandingan untuk tahun 2007 dan
2008 sebagai berikut :

Th 2007 Th 2008

Kas 90.000 65.000


Piutang 100.000 160.000
Persediaan 150.000 185.000
Biaya dibayar dimuka 15.000 5.000
Tanah 150.000 150.000
Bangunan 120.000
Total aktiva 505.000 685.000

Hutang dagang 90.000 150.000


Biaya yang ditangguhkan 20.000 10.000
Hutang jangka panjang 100.000 70.000
Saham istimewa 90.000 90.000
Saham biasa 190.000 310.000
Laba ditahan 15.000 55.000
Total pasiva 505.000 685.000

Diminta :
a. Buatlah daftar perubahan modal kerja
b. Buatlah daftar sumber dan penggunaan modal kerja

118

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


c. Buatlah daftar sumber dan penggunaan kas

Jawab :
a. Perubahan modal kerja
Keterangan 31 Desember Naik
2007 2008 (Turun)
Kas 90.000 65.000 (25.000)
Piutang 100.000 160.000 60.000
Persediaan 150.000 185.000 35.000
Biaya dibayar dimuka 15.000 5.000 (10.000)

Hutang dagang 90.000 150.000 (60.000)


Biaya yang ditangguhkan 20.000 10.000 10.000
Kenaikan modal kerja 10.000

b. Sumber dan penggunaan modal kerja.

Sumber modal kerja


Laba perusahaan 40.000
Penjualan saham 120.000
160.000
Penggunaan modal kerja
Hutang jangka panjang 30.000
Bangunan 120.000 150.000

Kenaikan modal kerja 10.000

c. Sumber dan penggunaan kas.


Sumber
Laba usaha 40.000
Penjualan saham 120.000
Penambahan
Minus Aktiva lancar
- Biaya dibayar dimuka 10.000
Plus Hutang lancar
- Hutang dagang 60.000
70.000
230.000
Pengurangan
Plus aktiva lancar
- Piutang 60.000
- Persediaan 35.000
Minus hutang lancar
- Biaya yang ditangguhkan 10.000
105.000
125.000
Penggunaan kas
Bangunan 120.000
Pembayaran hutang jk panjang 30.000
150.0000
Kas turun (25.000)

119

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


5. Dari perhitungan laba rugi dan beberapa pos neraca PT. "X" diperoleh data
sebagai berikut :
Rugi Laba
Penjualan (kredit) 2.500
Persediaan barang 1 Januari 2008 250
Pembelian (kredit) 1.500
1.750
Persediaan barang 31 Desember 2008 225
1.525
Laba kotor 975
Biaya adm (termasuk penyusutan
50.000 dan kerugian piutang 400
Biaya penjualan 100
500
475
Penerimaan dari piutang yang sudah dihapus 37,5
Laba bersih 512,5

Beberapa pos neraca


Tahun 2007 Tahun 2008
Piutang dagang 1.750 1.500
Persediaan barang 250 225
Hutang dagang 187,5 312,5

Keterangan lain
a. Taksiran kerugian piutang tahun 2008 sebesar 75
b. Langganan A mengalami musibah kebakaran dalam bulan Agustus 2008 oleh
karena itu piutangnya 12,5 dihapuskan
c. Langganan B pada tahun 2008 membayar sebesar 37,5. Sedang piutang pada B
sudah dihapuskan dalam tahun 2007
Diminta :
a. Hitunglah besarnya penerimaan piutang selama tahun 2008.
b. Hitunglah besarnya pengeluaran uang untuk pembayaran hutang dan
pembelian barang selama tahun 2008
c. Hitunglah besarnya pengeluaran selama tahun 2008

Jawab :
a. Piutang dagang 31/12/2007 1.750
Penjualan 2.500
4.250
Piutang 31/12/2008 1.500
Taksiran kerugian piutang 75
Penghapusan piutang A 12,5
1.587,5
2.662,5
Penerimaan dari piutang yang dihapus 37,5
Jumlah penerimaan dari piutang 2.700

120

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


b. Hutang dagang 31/12/2007 187,5
Pembelian 1.500
1.687,5
Saldo hutang dagang 31/12/2008 312,5
1.375

c. Pengeluaran uang untuk kreditur 1.375


Biaya adminstrasi 275
Biaya penjualan 100
375
Jumlah pengeluaran uang tahun 2008 1.750

6. Dibawah ini adalah sebagian data dari neraca saldo PT. Arya, sebagai berikut :

Keterangan 31 Desember
2007 2008
Piutang 2.000 2.500
Piutang ragu-ragu 250 200
Persediaan barang 3.000 2.000
Hutang dagang 2.500 3.000
Gedung 9.000 10.000
Acc. Gedung 3.000 3.500

Selama tahun 2008


Penjualan kredit 13.000
Return penjualan 250
Potongan penjualan 350
Pembelian kredit 9.500
Return pembelian 200
Potongan pembelian 150
Laba atas penjualan gedung yang telah disusut
habis 200
Kerugian piutang 165

Jawab :
a. Jumlah yang diterima selama tahun 2008
Saldo piutang dagang 31/12/2007 2.000
Penjualan kredit 13.000
Return 250
12.750
14.750
Piutang yang dihapus 215
Potongan penjualan 350
565
Jumlah piutang yang seharusnya dilaporkan 14.185

121

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Jumlah piutang yang seharusnya dilaporkan 14.185
Saldo piutang 31/12/2008 2.500
Jumlah kas yang diterima 11.685
Catatan :
Piutang yang dihapus :
Saldo piutang ragu-ragu tahun 2007 250
Kerugian piutang 165
465
Piutang ragu-ragu tahun 2008 200
Piutang yang dihapus 215
b. Jumlah kas yang dibayar kreditur selama tahun 2008
Saldo hutang dagang 31/12/2007 2.500
Pembelian 9.500
Return pembelian 200
9.300
11.800
Potongan pembelian 150
11.650
Saldo hutang dagang 31/12/2008 3.000
Jumlah kas yang dibayar 8.650

c. Jumlah kas untuk pembelian gedung selama tahun 2008


Saldo perkiraan gedung 31/12/2007 9.000
Cost gedung yang dijual 200
Jumlah yang seharusnya dilaporkan 8.800
Saldo perkiraan gedung 31/12/2008 10.000
Jumlah kas yang dikeluarkan untuk pembelian gedung 1.200

d. Jumlah kas yang diterima dari penjualan gedung lama sebesar : 200 (sebesar laba
penjualan gedung) karena cost gedung telah habis disusutkan.

7. Neraca perbandingan dari PT. "Indira" per 31 Desember sebagai berikut :

Keterangan 31 Desember
2007 2008
Kas 20.000 15.000
Giro 5.000 10.000
Piutang 25.000 35.000
Persediaan 20.000 60.000
Mesin 60.000 210.000
Acc. Mesin (10.000) (10.000)
Bangunan 45.000 100.000
Acc. Bangunan (5.000) (10.000)
Tanah 30.000 30.000
Total Aktiva 190.000 440.000

Hutang dagang 35.000 160.000


Hutang wesel 10.000 5.000

122

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Obligasi 30.000 75.000
Saham 100.000 160.000
Laba ditahan 15.000 40.000
Total Pasiva 190.000 440.000

Dari data diatas :


a. Susunlah Statement of Balance sheet Changes
b. Susunlah Statement of Source and Application Funds, dan berikan analisis
mengenai kebijaksanaan keuangan yang dijalankan perusahaan tersebut.

Jawab :
a. Statement of Balance sheet Changes

Keterangan 31 Des Perubahan Kas


2007 2008 D K Sumber Penggunaan

Kas 20.000 15.000 5.000 -


Giro 5.000 10.000 5.000 - - 5.000
Piutang 25.000 35.000 10.000 - - 10.000
Persediaan 20.000 60.000 40.000 - 40.000
Mesin 60.000 210.000 150.000 - 150.000
Acc. Mesin (10.000) (10.000) - - -
Bangunan 45.000 100.000 55.000 - - 55.000
Ace. Bangunan (5.000) (10.000) - 5.000 5.000
Tanah 30.000 30.000 - - -
Total Aktiva 190.000 440.000 - - -

Hutang dagang 35.000 160.000 - 125.000 125.000


Hutang wesel 10.000 5.000 5.000 - - 5.000
Obligasi 30.000 75.000 - 45.000 45.000
Saham 100.000 160.000 - 60.000 60.000
Laba ditahan 15.000 40.000 - 25.000 25.000
Total Pasiva 190.000 440.000 - - -

265.000 265.000
260.000 265.000
Penurunan kas 5.000 -
265.000 265.000
b. Statement of Source and Application

Sumber dana
Penyusutan bangunan 5.000
Hutang dagang 125.000
Hutang obligasi 45.000
Saham 60.000
Laba ditahan 25.000
Sumber dana 260.000
Penggunaan dana
Giro 5.000
Piutang 10.000
Persediaan 40.000
Mesin 150.000
Bangunan 55.000
Penggunaan dana 260.000

123

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Kas 5.000
Hutang wesel 5.000

Soal untuk dibahas

1. Daftar neraca yang diperbandingkan dari perusahaan "Resti" per 31 Desember


2007 dan 31 Desember 2008 sebagai berikut :

Keterangan 31 Desember
2007 2008
Kas 4.800.000 5.600.000
Efek 5.600.000 4.000.000
Piutang 9.600.000 8.000.000
Barang 17.600.000 20.800.000
Mesin 32.000.000 40.000.000
Cadangan Penyusutan Mesin (3.200.000) (4.800.000)
Bangunan 32.000.000 32.000.000
Cadangan Penyusutan Bangunan (4.800.000) (7.200.000)
Tanah 18.400.000 29.600.000
Total Aktiva 112.000.000 128.000.000

Hutang perniagaan 12.000.000 8.000.000


Hutang wesel 8.000.000 9.600.000
10 % obligasi 36.000.000 48.000.000
Modal saham 40.000.000 40.000.000
Surplus modal 8.000.000 8.000.000
Laba yang ditahan 8.000.000 14.400.000
Total Pasiva 112.000.000 128.000.000
Daftar pendapatan Perusahaan tersebut untuk tahun terakhir tanggal 31 Desember
2008 adalah sebagai berikut :

Penjualan kotor 200.000.000


Harga pokok barang 150.000.000
Laba kotor 50.000.000
Biaya operasi 15.200.000
Laba operasi 34.800.000
Bunga obligasi 4.800.000
Laba sebelum pajak 30.000.000
Beban pajak tahun berjalan 40 % 12.000.000
Laba bersih 18.000.000

Selanjutnya diperoleh keterangan bahwa daftar laba ditahan untuk tahun terakhir 31
Desember 2008 menunjukkan besarnya devidend sebesar 11.600.000 dibayar per kas.
Dari data tersebut diatas saudara diminta untuk :
a. Menyusun daftar / laporan sumber dan penggunaan kas
b. Menyusun laporan perubahan modal kerja
c. Menyusun laporan sumber dan penggunaan modal kerja
d. Berikan analisis saudara dengan memperhatikan pos -pos tanah, mesin,

124

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


pembayaran devidend per kas, disatu pihak dan pos-pos 10 % obligasi, laba bersih
setelah pajak, dan cadangan penyusutan dipihak lainnya sehingga dapat ditafsirkan
kebijakan keuangan selama tahun 2007 dan 2008.
e. Berikan komentar saudara mengenai tingkat likuidity ; leverage, Activity,
Profitability perusahaan, jika diketahui ratio dan turnover perusahaan yang sejenis
adalah :
Acid Test Ratio 100 %
Total Debt to Net worth 80 %
Time interest earned 10 kali
Inventory Tunrover 12 kali
Operating Assets Turnover 12 kali
Profit margin 15 %
ROI 30%
Return On Equity (ROE) 18 %
f. Nyatakan pos-pos Neraca dan Daftar Pendapatan untuk tahun 2008 tersebut
diatas dalam bagan ROI atau Du Pont System
g. Apakah usaha-usaha yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan Return On
Investment (ROI) tersebut ?

2. PT. Sumber Jaya memberikan data-data dalam bentuk perbandingan untuk tahun
2007 dan tahun 2008 sebagai berikut :

Keterangan 2007 2008


Kas 8.000.000 4.000.000
Piutang dagang 6.000.000 9.000.000
Surat-surat berharga 5.000.000 4.000.000
Persediaan 7.000.000 15.000.000
Investasi jangka panjang 7.000.000 9.000.000
Tanah 3.000.000 10.000.000
Mesin dan peralatan 30.000.000 40.000.000
Total aktiva 66.000.000 91.000.000
Hutang dagang 1.000.000 3.000.000
Hutang pajak 5.000.000 6.000.000
Hutang biaya 4.000.000 3.000.000
Hutang obligasi 15.000.000 5.000.000
Saham preferen 20.000.000 15.000.000
Saham biasa 20.000.000 40.000.000
Laba yang ditahan 1.000.000 19.000.000
Total Pasiva 66.000.000 91.000.000

Diminta :
Buatlah analisis sumber dan penggunaan kas, dan berikan juga analisis dari
jawaban yang dibuat.

125

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


BAB VI
ANALISIS PERUBAHAN LABA KOTOR

Tujuan Instruksional Khusus.


Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat ; 1) Memahami dan
menjelaskan pengertian analisis perubahan laba kotor, 2) Menjelaskan fungsi,
kegunaan dan arti pentingnya dari perubahan laba kotor, 3) Melakukan perhitungan-
perhitungan tentang perubahan laba kotor.

1. Pengertian.

Analisis perubahan laba kotor (gross profit analisis/comparative profit & loss)
dilakukan adalah untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor, perubahan
yang terjadi dalam laba kotor dapat menguntungkan atau sebaliknya. Pada dasarnya
perubahan laba kotor disebabkan oleh dua faktor yaitu :
a. Faktor penjualan
Besarnya kecilnya penjualan dipengaruhi oleh jumlah (kwantitas) atau volume
produk yang dapat dijual.
b. Faktor harga pokok penjualan
Adalah faktor harga jual per satuan produk.
Oleh karena itu perubahan laba kotor karena adanya perubahan hasil penjualan
dapat disebabkan adanya :
a. Perubahan harga j ual persatuan produk
b. Perubahan kwantitas atau volume produk yang dihasilkan
Faktor harga pokok penjualan juga dipengaruhi oleh kwantitas produk yang
dijual dan harga pokok per satuan (rata-rata) produk yang dijual, perubahan laba kotor
yang disebabkan oleh adanya perubahan harga pokok penjualan dapat disebabkan
oleh :
a. Perubahan harga pokok rata-rata per satuan
b. Perubahan kwantitas atau jumlah produk yang dijual
Penurunan laba kotor yang disebabkan oleh naiknya harga pokok penjualan
menunjukkan bagian produksi telah bekerja secara tidak efisien, hal dapat ditanyakan
kepada pimpinan/ kepala bagian produksi apa penyebabnya perubahan tersebut, hal
ini dapat saja disebabkan oleh faktor ekstern seperti ; adanya kenaikan harga bahan,
tingkat upah atau kenaikan harga-harga secara umum yang tidak dapat dikendalikan
oleh perusahaan, atau oleh faktor interen seperti terjadi inefisiensi/pemborosan-
pemborosan. Unsur-unsur dari pada untuk mendapatkan laba kotor adalah hasil dari
penjualan dikurangkan dengan harga pokok penjualan. Dan pada analisis tersebut
dimana kita akan membandingkan keadaan yang sesungguhnya (actual) dengan
standard (budget) dimana perbandingan tersebut akan menghasilkan dua keadaan
yaitu ; menguntungkan (favourable) dan menderita rugi (un favourable).

126

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Untuk perkiraan penjualan didalam analisis laba kotor terbagi pada dua bagian
sebagai berikut :
a. Selisih harga jual (sales price variance)
b. Selisih volume penjualan (sales volume variance)
Kedua unsur ini terjadi akan menghasilkan selisih dalam penjualan atau disebut juga sales
variance. Sedangkan pada harga pokok penjualan didalam analisis laba kotor terbagi pada :
a. Selisih harga pokok (cost price variance)
b. Selisih volume harga pokok ( cost volume variance)
Bila kedua unsur ini terjadi pada harga pokok menghasilkan cost of goods sold,
dengan demikian dengan adanya perkiraan penjualan dengan harga pokok penjualan akan
menghasilkan "analisis perubahan laba kotor".

Hal yang harus diperhatikan :


a. Dalam penjualan
 Jika penjualan actual lebih besar dari standard (budget) penjualan adalah menguntungkan
(favourable)
 Jika penjualan actual lebih kecil dari standard (budget) penjualan adalah tidak
menguntungkan (un favourable)
b. Dalam harga pokok penjualan
 Jika harga pokok penjualan actual lebih besar dari standard (budget) harga pokok
penjualan adalah tidak menguntungkan (un favourable)
 Jika harga pokok penjualan actual lebih kecil dari standard (budget) harga pokok
penjualan adalah menguntungkan (favourable)

Perubahan laba kotor pada dasarnya disebabkan oleh :


a. Sales price variance
Selisih harga jual / perubahan harga jual, yaitu adanya perubahan antara harga jual yang
sesungguhnya (actual) dengan harga jual yang dibudgetkan atau harga jual tahun
sebelumnya. Rumus untuk mencarinya sebagai berikut :
(P2 — P1) K
dimana :
P
2 = Harga jual satuan actual / sesungguhnya
P1 = Harga jual satuan yang dibudgetkan / tahun sebelumnya
K = Kwantitas / volume produk actual tahun ini
b. Sales volume variance
Selisih volume penjualan / perubahan kwantitas produk yang dijual, yaitu adanya
perbedaan antara volume produk yang dibudgetkan / tahun sebelumnya dengan volume
produk yang actual dijual. Rumus untuk mencarinya sebagai berikut : (K2 — K1) Hjs
dimana :
K2 = Volume penjualan actual / sesungguhnya / tahun ini
K1 = Volume penjualan yang dibudgetkan / tahun sebelumnya
Hjs= Harga jual satuan yang dibudgetkan / tahun sebelumnya sebagai standard

127

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


c. Cost price variance
Selisih harga pokok / perubahan harga pokok penjualan satuan produk, yaitu
adanya perbedaan antara harga pokok penjualan satuan produk yang dibudgetkan
dengan harga pokok penjualan yang actual. Rumus untuk mencarinya sebagai
berikut :
(HPP2 - HP11) Jp
dimana :
HPP2 = harga pokok penjualan aktual
HPP1 = harga pokok penjualan menurut budget / tahun sebelumnya
Jp = volume produk yang aktual dijual
d. Cost volume variance
Selisih volume harga pokok / perubahan kwantitas harga pokok penjualan, yaitu adanya
perubahan harga pokok penjualan karena adanya perubahan volume yang dijual. Rumus
untuk mencarinya sebagai berikut :
(V2 - Vl ) Hpp
dimana :
V2 = kwantitas produk aktual dijual / dihasilkan
V1 = kwantitas produk budget / tahun sebelumnya
Hpp = harga pokok penjualan satuan menurut budget

Perubahan laba kotor dapat dicari atau ditentukan dengan menggunakan rumusrumus
yang telah disebutkan diatas, atau dapat juga ditentukan cara lain yaitu dengan
menggunakan cara sebagai berikut :

Aktual sales (jumlah unit barang x harga per unit) 00000


Unit barang aktual x harga per unit standard 00000 -
Sales Price Variance (SPV) 00000

Jumlah unit barang aktual x harga per unit standard 00000


Standard sales (jumlah unit barang x harga per unit) 00000 -
Sales Volume Variance (SVV) 00000

Actual cost (jumlah unit barang x harga per unit) 00000


Jumlah unit barang aktual x harga per unit standadr 00000 -
Cost Price Variance (CPV) 00000

Jumlah unit barang aktual x harga per unit standard 00000


Standard cost (jumlah unit barang x harga per unit) 00000 -
Cost Volume Variance (CVV) 00000

131

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Pembahasan soal

1. PT. `Bayangan" yang menjual satu macam barang menunjukkan hash operasi
selama 2 tahun sebagai berikut :

Keterangan 2007 2008

Penj ualan 6.000.000 6.200.000


Harga pokok penjualan 4.200.000 4.126.000
Laba kotor 1.800.000 1.984.000
Biaya operasi 1.400.000 1.400.000
Laba bersih 400.000 584.000

Data tambahan :
Kwantitas yang dijual 50.000 49.600
Harga jual per satuan 120 125
Harga pokok per satuan 84 85

Buatlah analisis laba kotor yang memberikan informasi tentang perubahan laba kotor
yang disebabkan oleh kwantitas dan harga baik dalam penjualan maupun pada harga
pokok.

Jawab :
Aktual sales (jumlah unit barang x harga per unit) 49.600 x 125 = 6.200.000
Unit barang aktual x harga per unit standard 49.600 x 120 = 5.952.000
Sales Price Variance = 248.000
Jumlah unit barang actual x harga per unit standard 49.600 x 120 = 5.952.000
Standard sales (jumlah unit barang x harga per unit) 50.000 x 120 = 6.000.000
Sales Volume Variance = (48.000)
Actual cost (jumlah unit barang x harga per unit) 49.600 x 85 = 4.216.000
Jumlah unit barang actual x harga per unit standadr 49.600 x 84 = 4.166.400
Cost Price Variance = 49.600
Jumlah unit barang actual x harga per unit standard 49.600 x 84 = 4.166.400
Standard cost (jumlah unit barang x harga per unit) 50.000 x 84 = 4.200.000
Cost Volume Variance = (33.600)

Atau dengan menggunakan rumus :


(P2—P1) K (K2—K1) Hjs
= (125 — 120 ) 49.600 = (49.600 — 50.000) 120
= 248.000 = (48.000)

(HPP2 - HPP 1) Jp (V2 – V1) Hpp


= (85 84) 49.000 =(49.600 - 50.000) 84
= 49.600 = (33.600)

132

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


PT. Bayangan
Laporan Perubahan Laba Kotor
Tahun 2007/2008
Kenaikan Penjualan
a. Kenaikan harga jual 248.000
b. Penurunan jumlah penjualan (48.000) 200.000
Kenaikan harga pokok penjualan
a. Kenaikan Hp persatuan produk 49.600
b. Penurunan jumlah harga pokok (33.600) 16.000
184.000

2. Perhitungan laba kotor untuk Perusahaan "AA" sebagai berikut :


Tahun 2007 Tahun 2008 Perbedaan
Penjualan 120.000 140.000 20.000
Harga pokok penjualan 100.000 110.000 10.000
Laba kotor 20.000 30.000 10.000
Perincian dari perhitungan laba kotor diatas adalah :
Tahun 2007
Produk Jml unit Harga/unit Jml Rp Hp pokok Jml
A 8.000 Rp 5 40.000 4 32.000
B 7.000 Rp 4 28.000 3,5 24.500
C 20.000 Rp 2,6 52.000 2,175 43.500
35.000 Rp 11,6 120.000 9,675 100.000
Tahun 2008
Produk Jml unit Harga/unit Jml Rp Hp pokok Jml
A 10.000 Rp 6,6 66.000 4 40.000
B 4.000 Rp 3,5 14.000 3,5 14.500
C 20.000 Rp 3 60.000 2,8 56.000
34.000 Rp13,1 140.000 10,3 110.000

Diminta :
Hitunglah selisih yang menyebabkan berubahnya laba kotor yang terdiri dari :
a. Selisih harga jual
b. Selisih volume penjualan
c. Selisih harga pokok penjualan
d. Selisih volume harga pokok penjualan

Jawab :

133

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


a. Selisih harga jual
Penjualan aktual = 140.000
Jumlah unit aktual x harga per unit standard
A = 10.000 x 5 = 50.000
B = 4.000 x 4 = 16.000
C = 20.000 x 2,6 = 52.000
= 118.000
Sales Price Variance = 22.000 (favourable)

b. Jumlah unit aktual x harga per unit standard = 118.000


Standard sales (jumlah unit barang x harga perunit)
A = 8.000 x 5 = 40.000
B = 7.000 x 4 = 28.000
C = 20.000 x 2,6 = 52.000
= 120.000
Sales Price Variance = 2.000 (unfavourable)

c. Aktual cost = 110.000


Jumlah unit actual x harga per unit standard
A = 10.000 x 4 = 40.000
B = 4.000 x 3,5 = 14.000
C = 20.000 x 2,175 = 43.500
= 97.500
Sales Price Variance = 12.500 (favourable)

d. Jumlah unit aktual x harga per unit standard = 97.500


Standard cost (jumlah unit barang x harga per unit)
A = 8.000 x 4 = 32.000
B = 7.000 x 3,5 = 24.500
C = 20.000 x 2,175 = 43.500
= 100.000
Sales Price Variance = 2.500 (unfavourable)

134

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Perusahaan “AA”
Laporan Perubahan Laba Kotor
Tahun 2007/2008
Kenaikan Penjualan
c. Kenaikan harga jual 22.000
d. Penurunan jumlah penjualan (2.000) 20.000
Kenaikan harga pokok penjualan
c. Kenaikan Hp persatuan produk 12.500
d. Penurunan jumlah harga pokok (2.500) 10.000
10.000

3. PT. Karton melaporkan data finansial yang terdapat dalam laporan keuangan untuk
masa 3 tahun terakhir sebagai berikut :

Keterangan 2006 2007 2008

Laba kotor 30 % 25 % 36 %
Laba bersih 6% 7% 12 %
Pajak 20 % 30 % 40 %
Rata-rata piutang 43.750 84.375 100.000
Rata-rata persediaan 17.500 9.000 9.600
Perputaran persediaan 14 kali 25 kali 20 kali
Harga jual 70 50 25
Biaya usaha 22,5 % 15 % 16 %

Diminta :
a. Buatlah laporan rugi laba perkomponen yang diperbandingkan
b. Buatlah analisis terhadap faktor perubahan laba kotor.

Jawab :
 Harga pokok penjualan = Rata-rata persediaan x Perputaran
Tahun 2006 = 245.000
Tahun 2007 = 225.000
Tahun 2008 = 192.000

 Hasil penjualan = Hp Penjualan ( 100 % - % laba kotor)


Tahun 2006 = 350.000
Tahun 2007 = 300.000
Tahun 2008 = 300.000

 Volume penjualan = Penjualan - Harga jual


Tahun 2006 = 5.000 unit
Tahun 2007 = 6.000 unit
Tahun 2008 = 12.000 unit

135

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


 Harga pokok per unit = Hp Penjualan : Volume Penjualan
Tahun 2006 = Rp 49
Tahun 2007 = Rp 37,5
Tahun 2008 = Rp 16

R/L Komparative
Keterangan 2006 % 2007 % 2008 %

Penjualan 350.000 100 300.000 100 300.000 100


H p. penjualan 245.000 70 225.000 75 192.000 64
Laba kotor 105.000 30 75.000 25 108.000 36
Biaya usaha 78.750 22.5 45.000 15 48.000 16
Laba usaha 26.250 7.5 30.000 10 60.000 20
Pajak 5.250 1.5 9.000 3 24.000 8
Laba bersih 21.000 6 21.000 7 36.000 12

Perubahan laba kotor


(Harga jual Th 2006 – Harga jual Th 2008) x unit jual tahun 2008
( Rp 70 – Rp 25 ) x 12.000 unit = 540.000

(Unit jual Th 2008 - unit jual Th 2006) x Harga jual Th 2006


(12.000 – 5.000) x Rp 70 = 490.000
= 50.000

(Hpp unit Th 2006 – Hpp unit Th 2008) x unit jual tahun 2008
( Rp 49 – Rp 16 ) x 12.000 unit = 396.000

(Unit jual Th 2008 - unit jual Th 2006) x Hpp unit Th 2006


(12.000 – 5.000) x Rp 49 = 343.000
= 53.000
Perubahan laba kotor = 3.000

4. PT. “Kucari” menghasilkan satu jenis barang, memberikan laporan rugi laba tahun
2007 dan tahun 2008 dengan data sebagai berikut :

Th 2007 Th 2008 Naik(turun)


Penjualan bersih 840.000 891.000 51.000
Hp penjualan 945.000 688.000 (256.500)
Laba kotor (105.000) 202.500 307.500

Harga jual Rp 8 Rp 11
Harga pokok perunit Rp 9 Rp 8,50

136

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Diminta :
Buatlah analisis perubahan laba kotor yang disebabkan oleh perubahan faktor
harga, volume dan harga pokok penjualan.

Jawab :
Tahun 2007 Tahun 2008
Unit terjual 105.000 unit 81.000 unit
Harga jual perunit Rp 8 Rp 11
Harga pokok perunit Rp 9 Rp 8,50
Laba kotor (rugi) (105.000) (202.500)
Laba kotor naik sebesar = 202.500 + 105.000 = 307.500

Laporan perubahan

(Hj Th 2008 – Hj Th 2007) x unit Th 2008


(11-8) x 81.000 = 243.000 (laba)
(Unit Th 2007 – Unit Th 2008) x Hj Th 2007
(105.000 – 81.000) x 8 = 192.000 (rugi)
(Hpp Th 2007 – Hpp Th 2008) x Unit Th 2008
(9 – 8,5) x 81.000 = 40.500 (laba)
(Unit Th 2007 – Unit Th 2008) x Hpp Th 2007
(105.000 – 81.000) x 9 = 216.000 (laba)
= 307.500

5. Data Comparative Profit & Loss dari Fa. Baru untuk tahun 2007 dan 2008
menunjukkan angka-angka sebagai berikut :

Uraian Th 2007 Th 2008

Penjualan 1.600.000 2.600.000


Harga pokok 1.200.000 2.318.000
Laba kotor 400.000 282.000
Biaya operasi 100.000 220.000
Laba bersih 300.000 62.000
Harga jual Rp 2 -
Harga pokok penjualan Rp 1,5
Kuantitas yang dijual 800.000 unit 1.040.000 unit

Buatlah analisis laba kotor yang memberikan informasi tentang perubahan laba
kotor yang disebabkan oleh kuantitas dan harga baik dalam penjualan maupun
harga pokok penjualan.

137

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Jawab :
Aktual sales (jumlah unit barang x harga per unit) =2.600.000
Unit barang aktual x harga per unit standard 1.040.000x 2 = 2.080.000
Sales Price Variance = 520.000

Jumlah unit barang aktual x harga per unit standard =2.080.000


Standard sales (jumlah unit barang x harga per unit) =1.600.000
Sales Volume Variance = 480.000

Aktual cost (jumlah unit barang x harga per unit) =2.318.000


Jumlah unit barang aktual x harga per unit standard 1.050.000x1,5 = 1.560.000
Cost Price Variance = 758.000

Jumlah unit barang aktual x harga per unit standard =1.560.000


Standard cost (jumlah unit barang x harga per unit) =1.200.000
Cost Volume Variance = 360.000

Perubahan laba kotor


Kenaikan penjualan
- kenaikan harga jual 520.000
- kenaikan kuantitas penjualan 480.000
1.000.000

Kenaikan harga pokok


- kenaikan harga pokok 758.000
- kenaikan kuantitas harga pokok 360.000
1.118.000-
(118.000)

6. PT. Sari Wangi memberikan data penjualan untuk tahun 2007 dan 2008 sebagai berikut :

Uraian Tahun 2007 Tahun 2008


Penjualan 279.000 396.000
Harga pokok penjualan 204.600 279.000
Laba kotor 74.400 117.000
Biaya operasi 14.000 40.000
Laba usaha 60.400 77.000

Harga jual tahun 2007 Rp 1,50 per unit


Jumlah unit barang yang terjual dalam tahun 2008 adalah 33⅓ % lebih banyak dari tahun 2007.

Diminta :
buatlah analisis perubahan laba kotor dan berikankanlah penjualasan secukupnya mengenai faktor-faktor yang menimbulkan
perubahan tersebut.

Harus dicari terlebih dahulu


Volume unit yang dijual tahun 2007 = 279.000 / 1,5 = 186.000 unit

Volume unit yang dijual tahun 2008 = 186.000 + ⅓ x 186.000


= 186.000 + 62.000
= 248.000 unit

138

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Harga pokok tahun 2007 = 204.6000 / 186.000
= Rp 1,10 per unit

Aktual sales ( jml unit barang x harga per unit) = 396.000


Unit barang aktual x harga per unit standard 248.000 x 1,5 = 372.000
Sales Price Variance = 24.000

Jumlah unit barang aktual x harga per unit standard = 372.000


Standard sales (jumlah unit barang x harga per unit) = 279.000
Sales Volume Variance = 93.000
Aktual cost (jml unit barang x harga per unit) = 279.000
Unit barang aktual x harga per unit standard 248.000 x 1,1 = 272.800
Cost Price Variance = 6.200

Jumlah unit barang aktual x harga per unit standard = 272.800


Standard cost (jumlah unit barang x harga per unit) = 204.600
Cost Volume Variance = 68.200

Perubahan laba kotor

Kenaikan penjualan
- kenaikan harga jual 24.000
- kenaikan kuantitas penjualan 93.000
117.000
Kenaikan harga pokok
- kenaikan harga pokok 6.200
- kenaikan kuantitas harga pokok 68.200
74.400-
42.600

7. Perusahaan "Tani Makmur" memberikan data penjualan untuk tahun 2007 dan 2008
sebagai berikut :

Uraian Tahun 2007 Tahun 2008


Penjualan 2.000.000 3.125.000
Harga pokok penjualan 1.400.000 2.250.000
Laba kotor 600.000 875.000
Biaya operasi 200.000 400.000
Laba usaha 400.000 475.000
Harga pokok perunit
Kuantitas produk 200.000 unit -
Harga jual per unit - Rp 12,50

139

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Buatlah laporan perubahan laba kotor dan berikan penjelasan mengenai faktor faktor
yang menyebabkan perubahan tersebut.

Jawab :
Harga jual perunit tahun 2007 = 2.000.000 / 200.000 = Rp 10 per unit Volume barang yang
dijual tahun 2008 = 3.125.000 / 12,50 = 250.000 unit
Harga pokok tahun 2007 = 1.400.000/200.000 = Rp 7 per unit
Harga pokok tahun 2008 = 2.250.000 / 250.000 = Rp 9 per unit

Aktual sales ( jml unit barang x harga per unit) = 3.125.000


Unit barang aktual x harga per unit standard 250.000 x 10 = 2.500.000
Sales Price Variance = 625.000

Jumlah unit barang aktual x harga per unit standard = 2.500.000


Standard sales (jumlah unit barang x harga per unit) = 2.000.000
Sales Volume Variance = 500.000

Aktual cost (jml unit barang x harga per unit) = 2.250.000


Unit barang aktual x harga per unit standard 250.000 x 7 = 1.750.000
Cost Price Variance = 500.000

Jumlah unit barang aktual x harga per unit standard = 1.750.000


Standard cost (jumlah unit barang x harga per unit) = 1.400.000
Cost Volume Variance = 350.000

Perubahan laba kotor


Kenaikan penjualan
- kenaikan harga jual 625.000
- kenaikan kuantitas penjualan 500.000
1.125.000
Kenaikan harga pokok
 kenaikan harga pokok 500.000
 kenaikan kuantitas harga pokok 350.000
850.000-
275.000

8. Perusahaan "Sri Kampar" memberikan data penjualan untuk tahun 2007 dan tahun 2008 sebagai berikut :

Uraian Tahun 2007 Tahun 2008


Penjualan 2.000.000 3.000.000
Harga pokok penjualan 1.500.000 2.400.000
Laba kotor 500.000 600.000
Biaya operasi 200.000 300.000
Laba usaha 300.000 300.000
Harga pokok perunit -
Kuantitas produk 1.200.000 unit
Harga j ual per unit Rp 2

Buatlah laporan perubahan laba kotor dan berikan penjelasan mengenai faktor faktor yang
menyebabkan perubahan tersebut.

140

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


BAB VII
LAPORAN KEUANGAN BANK

Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat ; 1) Memahami dan menjelaskan
tentang laporan keuangan suatu bank, 2) Menjelaskan fungsi, kegunaan dan arti pentingnya dari
laporan keuangan suatu bank, 3) Melakukan perhitunganperhitungan dan pemecahan persoalan
dalam laporan keuangan suatu bank.

1. Pengertian

Pada dasarnya laporan keuangan sebuah perusahaan dengan perusahaan lainnya adalah
sama, walaupun demikian karena sifat dan type perusahaan itu berbeda-beda maka terjadi juga
sedikit perbedaan dalam hal pelaporan keuangannya, seperti bank, bank yang bergerak
dibidang jasa keuangan dan perbankan tentulah tidak sama dengan perusahaan yang
menghasilkan suatu produk berupa barang. Kondisi ini disebabkan oleh sifat dan type yang
dimiliki masing-masing perusahaan, pada bank tidak ada persediaan barang yang akan dijual,
sementara pada perusahaan yang menghasilkan produk berupa barang tidak mempunyai apa
yang dikatakan kredit yang disalurkan.
Bentuk dan jenis suatu bidang usaha akan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
proses akuntansinya termasuk pula laporan keuangan yang meliputi neraca, laba rugi, dan
laporan-laporan lainnya, walaupun konsep dasar serta prinsipprinsip akuntansi yang diterapkan
tidak mengalami perbedaan penting. Pada dasarnya bank adalah perusahaan yang bergerak
dibidang jasa yang menyangkut bidang keuangan yang dalam kegiatan pokoknya
mempunyai 3 fungsi yaitu :
1. Menerima penyimpanan dana dari masyarakat dari berbagai bentuk.
2. Menyalurkan dana tersebut dalam bentuk kredit kepada masyarakat yang memerlukan
baik dalam rangka mengembangkan usahanya maupun untuk kepentingan pribadinya.
3. Melaksanakan berbagai jasa yang diperlukan masyarakat dalam kegiatan perdagangan
luar negeri/dalam negeri, serta berbagai jenis jasa lainnya dibidang keuangan
antara lain inkaso, transfer, traveller chek, credit card, safety box, jual beli surat
berharga.
Apabila dilihat dari jenis usaha yang asli dari bank tersebut akan terlihat
bahwa sebagian assets bank akan berupa assets yang likuid dan sebaliknya kekayaan
yang berupa aktiva tetap jumlahnya relative kecil. Dan fungsinya sebagai pedagang
uang tersebut, sudah menjadi kelaziman bahwa transaksi keuangan yang terjadi setiap
hari di bank merupakan kejadian yang paling menonjol.

141

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Disamping sebagian pasiva/aktiva bersifat likuid juga mengalami tingkat
perputaran yang cukup tinggi. Sehingga tidak mengherankan bahwa bagian akuntansi
dari suatu bank setiap hari akan mengelola puluhan ribu warkat yang hams
diselesaikan pembukuannya pada hari itu juga.
Perbedaan yang menyolok lagi apabila dibandingkan dengan kegiatan
industri/manufacturing yaitu dalam cost sistemnya. Karena merupakan perusahaan
yang bergerak dibidang jasa mempunyai variasi yang beraneka ragam maka
penyusunan standard costingnya akan mengalami banyak kesulitan. Oleh karena itu
komponen pendapatan dan komponen biaya jarang dipecah-pecah menjadi unit
costing sistem tetapi lebih banyak berupa total costing sistem. Terkecuali untuk bank-
bank yang telah mampu melaksanakan aplikasi komputernya secara modern.

2. Bentuk Laporan Keuangan Bank

Bentuk laporan keuangan bank dapat dilihat dalam bentuk ; neraca, laporan
komitmen dan kontijensi, perhitungan laba rugi, dan laporan arus kas. Dibawah ini
dapat dilihat illustrasi dari bentuk laporan keuangan bank :

Neraca Bank ”XXX”


Tanggal : ________
(dalam jutaan rupiah)
Aktiva Pasiva
Pos-Pos Pos-Pos

Kas Giro
Bank Indonesia Call money
Tagihan pada bank lain Tabungan
- giro Deposito berjangka
- call money Kewajiban lainnya
- deposito berjangka Surat berharga
- kredit yang diberikan Pinjaman yang diterima
Surat berharga dan tagihan lainnya - Bank Indonesia
Kredit yang diberikan - Subordinasi
Penyertaan - Lainnya
Cadangan aktiva yang diklasifikasikan Rupa-rupa pasiva
Aktiva tetap dan inventaris (nilai buku) Modal disetor
Rupa-rupa aktiva Agio
Cadangan
Laba/rugi

Jumlah Jumlah

142

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


P erhit ungan Laba Rugi
Bank XXX

Pendapatan

1. Pendapatan
- Hasil bunga
- Provisi dan komisi
- Pendapatan valuta asing
- Pendapatan lainnya
2. Pendapatan non operasional

Biaya

1. Biaya operasional
2. Biaya non operasional

Laba / rugi sebelum pajak


Sisa laba / rugi tahun lalu
Transfer kekantor pusat (bagi bank asing)

3. Tehnik Analisis Laporan Keuangan Bank


Tehnik analisis dalam laporan keuangan suatu bank dapat dilihat
pada pembahasan sebagai berikut :

3.1. Analisis Komparatif


Sebagaimana yang telah diuraikan pada bab terdahulu disebutkan bahwa analisis
komparatif adalah memperbandingkan data-data dari laporan keuangan perusa
haan dari sate periode atau lebih. Analisis komparatif ini dapat dilakukan dalam
bentuk analisis horizontal (trend), dan analisis vertikal (common size).

3.2. Analisis Ratio


Analisis ratio ini dapat diukur dalam bentuk ratio likuiditas, ratio solvabilitas, ratio
rentabilitas.

Ratio Likuiditas
Ratio likuiditas adalah untuk menilai kemampuan bank dalam memenuhi seluruh
kewajiban jangka pendek terhadap pihak ketiga, ratio ini pada bank dapat dilihat
dalam uraian sebagai berikut :

a. Ratio Giro Wajib Minimum (GWM)


Berdasarkan SE BI tanggal 11 September 1996 No. 29/03/UPPB : Ratio GWM dalam
rupiah dan valas 5 % dari Dana Pihak Ketiga (DPK) baik rupiah maupun valas
dan berlaku sejak 16 April 1997. Dana pihak ketiga (DPK) ini terdiri dari :

153

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Giro
Simpanan berjangka yang terdiri dari :
 Deposito berjangka
 Sertifikat deposito
 Deposito on call
Tabungan
Kewajiban lain, terdiri dari :
Kewajiban yang dibayar, seperti kiriman uang, kupon yang jatuh waktu dan hutang-
hutang jangka pendek lainnya.
 Surat berharga yang diterbitkan
 Pinjaman yang diterima
 Lainnya
Cara perhitungannya ; GWM harian untuk masa laporan sejak tanggal 1 sampai dengan
tanggal 7 adalah sebesar 5 % dari rata-rata DPK dalam masa laporan sejak tanggal
16 sampai dengan tanggal 23 bulan sebelumnya. Rumus untuk menentukan
tingkat giro wajib minimum sebagai berikut :

GiroPadaBankIndonesia
GWM 
DanaPihakKetiga

b. Ratio Kewajiban Bersih Antar bank


Ratio ini menggambarkan ketergantungan bank pada pendanaan dari pasar
uang. Ratio ini dapat diukur dengan rumus :

KewajibanA ntarBank  /  DanaYgDite mpatkanPad aBankLain


ModalInti

Per Maret 1998 bank yang sehat rationya 0 sampai 19 %. Kewajiban bank maksimum
100 % dari modal inti.

c. Ratio Alat likuid Terhadap Kewajiban Segera


Ratio ini menunjukkan kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban -
kewajibannya. Alat likuid terdiri dari :
 Kas
 Giro Bank indonesia
 Giro pada bank lain
 Surat-surat berharga

Sedangkan kewajiban segera sama dengan rincian dana pihak ketiga (DPK).
Ratio alat likuid terhadap kewajiban segera dapat dicari dengan rumus :

SeluruhAlatLikuid
KewajibanSegera

d. Ratio Kredit Terhadap Dana yang Diterima ( Loan Deposit Ratio = LDR) Termasuk

154

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


kredit adalah penempatan dana bank dalam rangka pemberian kredit. Yang termasuk
dana yang diterima adalah :
 Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI)
 Giro, deposito, dan tabungan masyarakat
 Pinjaman bukan dari bank yang berjangka waktu lebih dari 3 bulan dan tidak
termasuk pinjaman subordinasi
 Deposito dan pinjaman dari bank lain yang berjangka lebih dari 3 bulan
 Surat berharga yang diterbitkan bank yang berjangka lebih dari 3 bulan
 Modal inti
 Modal pinjaman

TotalLoan( PinjamanYgDiberikan)
LDR 
TotalDeposit ( DanaPihakKetiga)

Ratio Solvabilitas.

Tujuan analisis ratio solvabilitas adalah membahas secara bertahap tentang fungsi dari
bank capital, cara pengukuran kebutuhan modal bank dan cara membahas
perhitungan ratio solvabilitas suatu bank. Rumus-rumus yang dapat digunakan
mengukur capital adequacy ratio (CAR) ini adalah :

CAR = Modal / ATMR


Capital Assets Ratio = Equitas / Total Assets

Capital Adequacy Ratio ( CAR ) adalah untuk mengukur dan menunjukkan


kemampuan permodalan untuk menutupi kemungkinan kerugian atas kredit yang
diberikan serta kerugian pada investasi surat berharga. Aktiva tertimbang menurut
resiko (ATMR) yaitu mencakup baik aktiva yang tercantum dalam neraca maupun
aktiva yang bersifat administratif sebagai mana tercermin pada kewajiban yang
masih bersifat kontinjen dan atau komitmen yang disediakan oleh bank bagi pihak
ketiga. Terhadap masing-masing jenis aktiva tersebut ditetapkan bobot resiko yang
besamya didasarkan pada kadar resiko yang terkandung pada aktiva itu sendiri atau
bobot resiko yang didasarkan pada golongan nasabah, penjamin, atau sifat barang
jaminan. Selain rumus yang ada diatas CAR dapat ditentukan juga rumus yang
dibawah ini :

EquityCapi tal  FixedAsset s


CAR1 
EstimatedR iskInLoan & Securities

EquityCapi tal  FixedAsset s


CAR 2 
TotalLoan  Securities

EquityCapi tal
CAR 3 
TotalLoan  Securities

155

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


ModalInti ModalPelengkap
CAR 4 
AktivaTertimbangMenurut Re siko( ATMR )

Modal = modal inti ditambah modal pelengkap, ATMR adalah assets di neraca dan
rekening administratif setelah dibobot sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.

Modal inti terdiri dari ;


Modal disetor, agio saham, modal sumbangan, cadangan tujuan, laba ditahan,
laba tahun-tahun lalu -/- (100 %), rugi tahun-tahun lalu -/- (100%), laba tahun berjalan
setelah pajak (50 %), rugi tahun berjalan -/- (100%), lain-lain (TSL – IBRD, konversi
KLBI, setoran pemerintah (khusus persero), good will -/-, kekurangan penyisihan
penghapusan aktiva produktif dari jumlah yang seharusnya dibentuk -/-, lain-lain.

Modal pelengkap terdiri dari ;


Cadangan revaluasi aktiva tetap, penyisihan PAP (maksimum 1,25 % ATTAR),
modal pinjaman, pinjaman subordinasi (maksimum 50 % modal inti). Modal pelengkap
yang diperhitungkan maksimal 100 % modal inti.

Kebutuhan modal minimum menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.


23/11/BPPP tan22a1 28 Februari 1991 ditetapkan ketentuan modal minimum (CAR)
sebesar 8 %, kemudian pada tahun berikutnya terjadi perubahan karena kondisi
perekonomian dan keuangan yang kurang baik (krisis ekonomi dan krisis keuangan)
seperti akhir tahun 1998 CAR,4 %, akhir tahun 1999 CAR 8 %, akhir tahun 2000 CAR
10 %.

Debt to Equity Ratio = Total Debt / Total Equity

Total hutang (total debt) terdiri dari ; giro, tabungan, deposito, sertifikat deposito, surat
berharga yang diterbitkan, pinjaman yang diterima, pinjaman subordinasi, modal
pinjaman. Total modal (total equity) terdiri dari ; modal disetor, agio (disagio)
saham, selisih penjabaran laporan keuangan, selisih penilaian kembali aktiva tetap,
laba ditahan.

Debt to Total Assets = Total Debt / Total Assets

Total assets adalah semua modal usaha atau semua nilai yang terkandung dalam total
aktiva.

Ratio Rentabilitas

Rentabilitas adalah mengukur kemampuan suatu bank dalam menciptakan atau


mencapai keuntungan dalam periode tertentu dengan menggunakan assets tertentu. Ratio
rentabilitas dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

156

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Total Assets
:

1. Earning Power Equity


Laba Bersih
x
ROE :
Profit Margin
ROA Pendatan
x Operasional
:

Assets Utilization

Total Assets
retun on assets minimal 1,215 %

BiayaOperasional
2. RatioEfisiensi 
Pendapatan Operasional

Maksimum 93,52 %.

Pendapa tan Bunga  BebanBunga


3. InterestM arg in 
Aktiva Pr oduktif

3.3. Ratio Untuk Melihat Resiko Potensial.

a. Ratio Kualitas Aktiva Produktif (KAP).


Menurut SK Direksi Bank Indonesia tanggal 12 Nopember 1998 Aktiva
produktif terdiri dari ; kredit yang diberikan, surat-surat berharga, penempatan antar
bank, penyertaan, rekening administratif termasuk transaksi derivatif.
Ratio = Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan / Aktiva Produktif

Bank sehat maksimum 3.,35 %. Aktiva produktif yang diklasifikasikan


(APYD) dihitung dengan cara ; 25 % x Aktiva Produktif dalam perhatian
khusus, 50 % x Aktiva Produktif kurang lancar, 75 % x Aktiva produktif diragukan,
100 % x Aktiva Produktif macet.

Ratio = PPAP Yang dibentuk / PPAP Yang Wajib Dibentuk

Bank yang sehat minimum 81 %. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang


Wajib Dibentuk (PPAP-WD) dihitung dengan cara :
 Cadangan Umum Minimum 1 % dari Aktiva Produktif lancer.
 Cadangan Khusus Untuk kredit yang diberikan ; 5 % x kredit dalam
perhatian khusus, 15 % x kredit kurang lancar setelah dikurangi agunan, 50
% x kredit diragukan setelah dikurangi agunan, 100 % x kr edit macet
yang masih tercatat dalam pembukuan bank setelah dikurangi agunan.
Khusus untuk kredit dengan jumlah sampai dengan Rp 350 juta, penilaian KAP
hanya didasarkan pada ketepatan pembayaran pokok dan bnunga. Penilaian
agunan wajib dilakukan oleh penilai independen bagi :

157

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


 Kredit di atas Rp 1,5 miliar bagi bank yang memiliki modal sampai
dengan Rp 300 miliar.
 Kredit di atas Rp 2,5 miliar bagi bank yang memiliki modal melebih Rp 300
miliar.

b. Ratio Penyebaran Kredit.


Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) per 30 April 1997 diatur sebagai berikut :
 Peminjam / kelompok peminjam yang tidak terkait dengan bank, setingi-
tingginya 20 % dari modal bank.
 Peminjam / kelompok peminjam yang terkait dengan bank, setingi -
tingginya 10 % dari modal bank.
 Perusahaan dalam kelompok yang sama dengan bank ; 25 % atau lebih hak
kepemilikannya dimiliki oleh bank BMKP sebesar 10 % dari
penyertaan bank pada perusahaan tersebut, hak kepemilikannya kurang dari
25 % dimiliki oleh bank BMKP sebesar 20 % dari modal ban k, seluruh
perusahaan yang hak kepemilikannya dimiliki oleh bank BMKP sebesar 20 %
dari modal bank.
 Perusahaan yang sahamnya telah diperdagangkan di Bursa Efek ; anggota
kelompok peminjam atau pihak terkait dengan bank yang sahamnya telah
diperdagangkan di Bursa Efek lebih dari 30 % modal disetor diperlakukan
sebagai perusahaan yang berdiri sendiri, bukan sebagai kelompok
perusahaan peminjam atau pihak terkait dengan bank, BMKP sebesar 20 %
dari modal.

3.4. Analisis Varian

Analisis varian sangat berguna untuk mengevaluasi suatu target atau sasaran,
anggaran atau suatu rencana kerja secara menyeluruh. Tidak seperti halnya analisis
dalam suatu perusahaan manufactur, analisis varian dalam kegiatan suatu bank
relatif sulit dilakukan karena jasa yang dihasilkan suatu bank pada umumnya
sangat bervariasi. Dalam suatu bank, analisis varian hanya dapat dilakukan dengan
membandingkan sasaran atau target dengan realisasinya, kemudian ditentukan
apakah variannya menguntungkan atau tidak dan apa kemungkinan penyebab varian
tersebut (single varian). Untuk melakukan dua analisis varian, yaitu memisahkan
varian yang disebabkan oleh volume dengan varian yang disebabkan oleh harga,
meskipun dapat dilakukan namun realtif sulit.

3.5. Analisis Resiko

Bank merupakan suatu jenis usaha yang sangat sensitif terhadap


berbagai resiko yang mungkin timbul. Keberhasilan suatu bank seringkali sangat
tergantung pada seberapa baik bank yang bersangkutan "mengelola" resiko. Dalam
hal ini resiko disebut sebagai "dikelola", dan tidak dihilangkan atau dihindari,
karena dalam kegiatannya suatu bank tidak mungkin menghilangkan sama sekali
resiko. Beberapa resiko yang dihadapi oleh bank dalam kegiatannya adalah sebagai
berikut :

158

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


1. Resiko Likuiditas.
Resiko likuiditas adalah resiko yang mungkin timbul karena bank tidak dapat
memenuhi kewajibannya baik berjangka pendek maupun yang berjangka
panjang. Kemungkinan timbulnya resiko likuiditas tersebut antara lain dapat
dievaluasi dari beberapa indikator sebagai berikut :
 Ratio-ratio likuiditas seperti ; ratio Giro Wajib Minimum (GWM), ratio Loan
Deposit Ratio (LDR), ratio Net Call Money terhadap Aktiva lancar, dan
sebagainya.
 Apakah bank memiliki maturity profile dari seluruh aktiva dan pasiva yang
berpengaruh terhadap likuiditas bank.
 Akses kepasar uang antar bank.
 Keterkaitan dengan group usaha.
2. Resiko Pasar.
Resiko pasar adalah resiko yang timbul karena adanya perubahan harga. Untuk suatu
bank, resiko ini dapat terjadi misalnya karena adanya perubahan suku bunga,
perubahan nilai tukar (kurs), dan sebagainya. Resiko ini dapat didetekssi dengan
menganalisis struktur aktiva dan pasiva bank, serta mengkaitkan dengan informasi
eksternal lainnya, seperti perkembangan ekonomi pada umumnya, laju inflasi,
perkembangan suku bunga, dan sebagainya.
3. Resiko Operasional
Resiko ini dapat timbul karena kegiatan operasional yang dilakuklan oleh bank.
Bank-bank yang memiliki sistem dan prosedur yang baik dan dilaksanakan secara
konsisten, pada umumnya akan dapat menghindari resiko operasional secara
efektif
4. Resiko Kredit
Resiko kredit ini dapat timbul sebagai akibat adanya counter party default. Dalam
suatu bank, resiko ini antara terlihat dari kualitas aktiva produktif bank yang
bersangkutan.
5. Resiko Hukum
Resiko ini dapat timbul sebagai akibat tidak dipenuhinya atau karena pelanggaran
terhadap hukum atau ketentuan yang berlaku. Untuk mengurangi timbulnya
resiko ini bank harus selalu mengusahakan agar setiap kegiatannya tidak cacat
hukum
6. Resiko Pemilik dan atau Pengurus
Resiko ini timbul sebagai akibat perilaku pemilik dan atau pengurus yang
merugikan bank.

3.6. Analisis Gap


Karena Laporan keuangan pada dasarnya menginformasikan posisi, kinerja,
serta perubahan posisi keuangan, maka, struktur laporan keuangan akan
sangat penting untuk dianalisis. Sebagai contoh struktur aktiva dan pasiva suatu
bank akan sangat berpengaruh terhadap kinerja bank yang bersangkutan.
Dalam kaitannya dengan suku bunga, misalnya neraca suatu bank dapat
dikiasifikasikan dalam pos-pos aktiva yang sensitif terhadap perubahan suku bunga
(rate sensitive assets = RSA), dan pos-pos pasiva yang sensitif terhadap perubahan
suku bunga (rate sensitive liabilities = RSL).

159

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Dalam pos-pos neraca suatu bank, apakah RSA lebih besar atau lebih
kecil dari RSL pada umumnya akan ditentukan berdasarkan perkiraan terhadap
perubahan suku bunga. Apabila diperkirakan suku bunga akan mengalami trend
meningkat, maka seharusnya bank melakukan strategi dengan memperbesar RSA
dan mengurangi RSL. Dengan strategi tersebut bank mengharapkan apabila benar-
benar suku bunga akan rneningkat, maka pos-pos aktiva (tentunya berupa aktiva
produktif) akan menghasilkan pendapatan bunga yang lebih besar dengan beban
biaya bunga yang relatif tetap atau lebih kecil dari sisi pendanaannya.
Analisis gap ini tidak hanya dapat digunakan dalam kaitannya dengan suku
bunga, tetapi juga dapat diterapkan dalam struktur mata uang dan maturitas dari pos-
pos aktiva dan pasiva.

3.7. Analisis Titik Impas

Perhitungan titik impas (break even analysis = BEP) sebagaimana dilakukan


dalam perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur, juga dapat
dilakukan untuk suatu bank. Analisis BEP tersebut sangat berguna untuk keperluan
perencanaan, penetapan suatu target atas sasaran dan juga untuk pengukuran
efisiensi kegiatan suatu bank. Analisis BEP dapat dilakukan apabila biaya dapat
dikelompokkan dalam biaya tetap dan biaya variabel. Sebagaimana halnya pada
perusahaan-perusahaan industri maka perhitungan (analisis) Break Event
Point pada bank akan sangat bermanfaat untuk beberapa tujuan analisis sebagai
berikut :
a. Untuk profit planning and control baik dalam long run maupun dalam short run
period.
b. Untuk menetapkan minimal target baik bagimunit secara keseluruhan maupun
bagian-bagian yang ada.
c. Sebagai bahan pengukuran efisiensi dan efektivitas kerja bank cabang maupun
bagian-bagian. Hal ini sangat sesuai dengan sistem perbankan yang mengarah ke unit
banking system.

Rumus atau formula untuk menentukan atau menghitung BEP adalah :

BiayaTetap
BEP 
BiayaVariabel
1
Pendapa tan

Untuk kepentingan analisis ini maka biaya yang dikeluarkan harus dapat
diklasifikasikan ke dalam biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost).
Dengan asumsi bank/cabang bank yang bersangkutan belum menggunakan
Unit Costing System.
Analisis break event dalam perbankan dapat juga digunakan untuk perenca
naaan dana. Untuk keperluan tersebut harus diciptakan Unit Costing telebih dahulu
tetapi kalau belum memungkinkan dapat dipakai asumsi bahwa dana bank yang
bersangkutan dikelola oleh bagian/divisi yang mengelola kegiatan-kegiatan jasa-jasa
dalam negeri lainnya yang ditransfer ke bagian lain dengan harga tertentu. Langjkah
berikutnya hitung tingkat break event point yang diinginkan dengan rumus BEP

160

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


yang telah ada. Kemudian hitung bagian pendapatan bagian tersebut yang berasal
dari dana.

BABdalamRupiah
BEPx
Pendapa tan Bagian / DivDalamRupiah

Dari perhitungan ini akan diketemukan besarnya bagian dari volume


pendapatan dana. Setelah itu besamya dana yang diharapkan dapat mengendap tiap
bulan rata-rata dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

 
 BiayaTetap BABdalamRupiah 
MDM   x  : R%
1  BiayaVariabel Pendapatan dlmRupiah
 Pendapatan 

Rumus diatas dapat dikembangkan lebih lanjut misalnya bank cabang yang bersangkutan
akan merencanakan besarnya Minimal Dana Mengendap dengan harapan suatu
keuntungan sebesar Rp X,-. Maka besarnya dana minimal yang mengendap rata-rata
dalam tahun tersebut dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

 
 BiayaTetap  Rp. X BABdalamRupiah 
MDM   x  : R%
 1  BiayaVariabel Pendapa tan dlmRupiah
 Pendapa tan 

Keterangan :
MDM : Minimal Dana Mengendap
Biaya tetap pertahun
Biaya variabel satu tahun
BAB : Biaya Antar Bagian dalam rupiah selama satu tahun
Pendapatan Bagian Pengelola Dana dalam rupiah selama satu tahun
R % tingkat suku bunga satu tahun

Contoh soal :

1. Dan salah satu Bank "XYZ" dapat diketahui data sebagai berikut
a. Pendapatan bagian kas selama satu tahun Rp. 150.000.000
b. Besarnya bunga antar bagian yang ditransfer ke bagian kredit 17 % atau dalam
rupiah Rp 125.000.000
c. Jumlah biaya variabel bagian kas Rp 95.000.000
d. Jumlah biaya tetap Rp 47.500.000
Hitunglah berapa minimal dana yang harus mengendap rata-rata dalam satu tahun bila
diinginkan bagian kas tersebut mendapatkan laba Rp 25.000.000 untuk tahun yang

161

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


akan datang.

Jawab :
 
 47.500.000  25.000.000 125.000.000 
MDM   x  : 17%
 95.000.000 150.000.000 
1
 150.000.000 

 
 47.500.000  25.000.000 5 
MDM   x  : 17%
 95.000.000 6
1
 150.000.000 

17
MDM  163.288.280 :
100

MDM = Rp 960.519.294,11

2. PT. Bank Mizuho memberikan data-data keuangannya per 30 Juni 2004 sebagai
beri kut :

Data Neraca (dalam jutaan


rupiah)

Aktiva Jumlah Pasiva Jumlah


Kas 6.685 Giro 2.349.745
Giro Pada BI 18.838 Tabungan 7.649
Penempatan Pd Bank Lain 553.095 Deposito Berjangka 1.161.895
Cad PPAP pd bank lain (5.531) Simpanan Bank Lain 129.180
Surat-surat Berharga 1.186.892 Surat Berharga 2.616
Cadangan PPAP Srt berharga (271) Pinjaman 189.080
Kredit yang diberikan 2.384.320 Kewajiban Lain-lain 838.021
Cad.PPAP Kredit yg diberikan (35.832) Equitas 751.389
Penyertaan 0
Cad. PPAP penyertaan 0
Aktiva Tetap 61.853
Akum.Penyu.Aktiva Tetap (53.952)
Aktiva Lain-Lain 1.143.478

Jumlah 5.429.575 Jumlah 5.429.575

162

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Data Laporan Laba / Rugi (dalam jutaan rupiah)

1. Pendapatan
a. Pendapatan bunga
- Hasil bunga 112.988
- Provisi dan komisi 3.030
a. Pendapatan operasional lainnya 56.650
b. Pendapatan non operasional 10
Total pendapatan 170.678
2. Beban
a. Beban bunga
- Beban bunga 48.475
- Beban komisi dan komisi 4.480
b. Beban PAP + beban estimasi
Kerugian komitmen & kontijen (21.143)
c. Beban operasional lainnya 65.318
d. Beban non operasional 30
Total beban 97.160
Laba usaha sebelum pajak 73.518

Data laporan komitmen dan kontijen (dalam jutaan rupiah)

Komitmen
1. Tagihan Komitmen
a. Fasilitas pinjaman yang diterima dan belum digunakan 632.107
b. Lainnya 0+
Jumlah tagihan komitmen 632.107
2. Kewajiban Komitmen
a. Fasilitas kredit kpd nasabah yang belum ditarik 2.475.616
b. Irrevocable L/C yang maíz berjalan (eksim) 374.331
c. Lainnya 0+
Jumlah kewajiban komitmen 2.849.947 -
Jumlah komitmen bersih (2.217.840)

Kontijensi
1. Tagihan kontijensi
a. Garansi yang diterima 7.474.110
b. Pendapatan bunga dalam penyelesaian 29
c. Lainnya 0+
Jumlah tagihan kontijensi 7.474.139

2. Kewajiban kontijensi
a. Garansi yang diberikan 775.044
b. Revocable L/C yang maíz berjalan (eksim) 0
c. Lainnya 0+
Jumlah kewajiban kontijensi 775.044 -
Jumlah kontijen bersih 6.699.95

163

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Catatan :

Komitmen nasabah meminjam kredit tapi dananya 1 bulan kedepan baru


dicairkan, dana yang belum dicairkan 1 bulan tersebut dimasukan
dalam laporan komitmen.
Kontijen merupakan janji dari debitur bila terjadi wan prestasi maka
jaminan atau garansi digunakan / dicairkan.

Dari data yang diberikan dapat ditentukan :


a. Struktur alat likuid
b. Kemampuan likuiditas
c. Tingkat profitabilitas
d. Tingkat resiko
e. Penggolongan pasiva
f. Biaya dana

Pemecahan :

a. Struktur Alat Likuid.


Adalah untuk melihat komponen likuid yang dimiliki. Struktur alat likuid dari PT.
Bank Mizuho dapat diukur dengan melihat kepada cadangan primer (primery
reserve) dan cadangan sekunder (secondary reserve) yaitu :
Kas  BI
Primery Reserve = x100 %
TotalAsset s
6.685  188.838
= x100% = 3,6 %
5.429.575

GiroPdBank Lain  Penempa tan  SuratBerh arg a


Secondary Reserve = x100%
TotalAsset s

27.567  525.528  1.186.892


= x100% = 32 %
5.429.575

GiroPdBankLain  Penempa tan  SuratBerharg a


Secondary Reserve = x100%
DanaPihakKetiga

27.567  525.528  1.186.892


= x100% = 49,44 %
3.519.289

b. Kemampuan Likuiditas.
Likuiditas bank dapat dikatakan baik apabila secara kuantitaitf memenuhi ratio-ratio
yang ditetapkan dan secara kualitatif apabila mampu memenuhi
kewajibannya setiap saat. Pada waktu atau saat tertentu bank dapat saja
kekurangan likuid artinya bank tidak mempunyai alat likuid yang cukup,
sedangkan kewajiban relatif besar. Dalam kondisi yang demikian apa yang hams

164

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


dilakukan bank, agar bank tersebut tetap dapat dikatakan likuid, IJpaya-upaya
pemenuhan likuiditas bank dapat dilakukan dengan cara :
a) Bank hams dan wajib memiliki kas dan rekening di Bank Indonesia sesuai dengan
kebutuhan dan ketentuan yang berlaku. Kebutuhan alat likuid adalah sejumlah kas
sedangkan kewajiban bempa giro pada Bank Indonesia.
b) Jika kas dan giro di BI tidak mencukupi lagi sebagaimana dimaksud butir a bank
hams memenuhi kriteria likuiditas yaitu dengan mencairkan cadangan sekunder.
c) Melakukan pinjaman ke bank lain (call money)
d) Menerbitkan surat berharga (surat pernyataan hutang)
e) Menjual assets yang dimiliki oleh bank yang bersangkutan (misal gedung)

Kemampuan Likuiditas bank dapat dilihat dari :

Primery Reserve, meliputi : cash ratio, giro wajib minimum (GWM).

Cash Ratio = Kas / Dana pihak ketiga x 100 %


= 6.685 / 2.349.745 + 7.649 + 1.161.895
= 0,19 %
Giro Wajib Minimum (GWM)
GWM = Giro pada BI / Dana pihak ketiga x 100 %
= 188.836 / 2.349.745 + 7.649 + 1.161.895
= 5,36 %

Secondary Reserve (SR)

GiroPdBankLain  Penempa tan  Suratberharg a


SR  x100%
DanaPihakKetiga
27.567  525.528  1.186.892
 x100% = 49.44 %
2.349.745  7.649  1.161.895

Contoh kasus :
Untuk 3 bulan kedepan dari sekarang diketahui data-data sebuah bank sebagai berikut :
a. Jumlah dana Rp. 10.000.000.000
b. Tingkat bunga dana 8 % p.a
c. Cash ratio 2 %
d. Giro wajib minimum (GWM) 5 %
e. Tingkat bunga kredit 12 %
Kasus 1
Jika terjadi kenaikan tingkat bunga dana sebesar 2 point berapa tingkat bunga kredit
agar laba tetap 79.000.000.
Kasus 2
Karena bunga tidak stabil (fluktuasi) jumlah dana menurun sebesar 20 % dan tingkat
bunga kredit tetap 12 %, sedangkan tingkat bunga dana turun menjadi 7 %. Berapa
Net Interest Margin pada saat tersebut.

165

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Jawab :
Dari kasus 1 akan dipertanyakan adalah ; berapa tingkat bunga kredit dan persentase
kenaikan tingkat bunga kredit.

Likuidity Ratio (LR)

Cash ratio = 2 % x Rp 10 milyar = Rp 200 juta


GWM = 5 % x Rp 10 milyar = Rp 500 juta
L R = Rp 700 juta
Bila besar LR dapat diketahui sebesar Rp 700 juta maka dana yang dapat
disalurkan untuk kredit adalah sebesar Rp 10 milyar - Rp 700 juta = Rp 9,3
milyar.

Pendapatan bunga = 9,3 milyar x X % x 3 = 329 juta


12
Biaya bunga = 10 milyar x 10 % x 3 = 250 juta
12
Net Interest Margin = 79 juta

Nilai X % ( tingkat bunga kredit) pada pendapatan bunga pada tahap ini belum dapat
ditentukan dan jumlah pendapatan bunga adalah hasil dari Net Interest Margin
+ biaya bunga, kemudian nilai X % dapat dicari sebagai berikut :
X = tingkat bunga kredit

9,3 milyar x X % x 3 = 329 juta


12
9,3 milyar x X % = 329 juta
4
2.325.000.000 x X % = 329 juta
2.325.000.000 x X % = 329 juta
100
23.250.000 X = 329.000.000
X = 329.000.000 / 23.250.000
X = 14,15 %
Setelah tingkat bunga kredit diperoleh maka persentase kenaikan tingkat bunga kredit
adalah sebesar : 14,15 - 12 % = 2,15 %.

Dari kasus 2 dipertanyakan ; berapa Net Interest Margin

Jumlah dana menurun = 20 % x Rp 10.000.000.000


= 2.000.000.000
Berarti jumlah dana sekarang adalah = 10.000.000.000 2.000.000.000
= 8.000.000.000
Selanjutnya dapat ditentukan likuidity ratio (LR) yaitu :
Cash ratio = 2 % x 8.000.000.000 = Rp 160.000.000
GWM = 5 % x 8.000.000.000 = Rp 400.000.000
LR = Rp 560.000.000

166

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Dana untuk kredit adalah sebesar
= Rp 8.000.000.000 - Rp 560.000.000
= Rp 7.440.000.000

Selanjutnya dapat ditentukan Net Interest Margin

Pendapatan bunga = 7.440.000.000 x 12 % x 3 = 223.200.000


12
Pendapatan bunga = 8.000.000.000 x 7 % x 3 = 140.000.000
12
Net Interest Margin = 83.200.000

Dari stuktur alat likuid dan kemampuan alat likuid ini dapat dilihat posisi dari pos aktiva
yang likuid dan pos aktiva illikuid, sebagai berikut :

Pos Aktiva Per juta rupiah %


1. Likuid 1.935.510 35,03 100 %
a. Kas 6.685 0,34
b. Giro pada BI 188.838 9,76
c. Penempatan 553.095 28,58
d. Surat berharga 1.186.892 61,32
2. Illikuid 3.589.651 64,97 100 %
a. Kredit 2.384.320 66,42
b. Penyertaan 0 0
c. Aktiva tetap 61.853 1,73
d. Aktiva lainnya 1.143.478 31,85
Jumlah 5.525.161 100
Kesimpulan ;
Dari sisi likuiditas bank Mizuho menanamkan danaya lebih besar disisi illikuid
(sebagian besar investasi keaktiva illikuid) jadi profitability tinggi resiko juga tinggi.

c. Tingkat profitabilitas

Dalam menentukan profitabilitas dari Bank Mizuho tersebut harus ditentukan terlebih
dahulu mana pos aktiva produktif dan pos aktiva tidak produktif. Untuk melihat pos
aktiva produktif dan pos aktiva tidak produktif dapat dilihat dibawah ini :

Pos Aktiva Per juta rupiah %


1. Produktif 4.124.307 74,65 100 %
a. Kredit 2.384.320 57,81
b. Surat berharga 1.186.892 28,78
c. Penempatan 553.095 13,41
d. Penyertaan 0 0
2. Tidak Produktif 1.400.854 25,35 100 %
a. Kas 6.685 0,48
b. Giro pada BI 188.838 13,48
c. Aktiva Tetap 61.853 4,42
d. Aktiva Lainnya 1.143.478 81,62
Jumlah 5.525.161 100

167

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Kesimpulan
Namun Bank Mizuho dipastikan akan memperoleh laba yang maksimal karena assetnya
tertanam pada aktiva produktif sebesar 74,65 %.

d. Tingkat resiko

Dalam menentukan tingkat resiko dari pos aktiva yang dimiliki oleh Bank
Mizuho harus dilihat terlebih dahulu pos aktiva yang beresiko rendah (low risk) dan
pos aktiva yang beresiko tinggi (hight risk), lihat dibawah ini :

Pos Aktiva Per juta rupiah %


1. Resiko Rendah (low) 1.400.854 25,35 100 %
a. Kas 6.685 0,48
b. Giro pada BI 188.838 13,48
c. Aktiva Tetap 61.853 4,42
d. Aktiva Lainnya 1.143.478 81,62
2. Resiko Tinggi (hight) 4.124.307 74,65 100 %
a. Kredit 2.384.320 57,81
b. Penyertaan 0 0
c. Surat Berharga 1.186.892 28,78
d. Penempatan 553.095 13,41
Jumlah 5.525.161 100
Kesimpulan
Resiko Bank Mizuho sangat tinggi karena dana yang ditanamkan sebagian besar dalam
bentuk kredit yakni sebesar 57,81 %. Resiko yang sangat mungkin terjadi adalah
terjadinya kredit macet.

e. Penggolongan pasiva
Pada dasarnya pada pos pasiva pembicaraan tidak akan terlepas dari sumber-
sumber dana yang diperoleh oleh bank yang bersangkutan untuk membiayai
operasionalnya dan juga dana yang akan disalurkan kembali kepada masyarakat
dalam bentuk kredit. Adapun sumber dana yang ada pada bank dapat dibagi
dalam tiga jenis yaitu ;
1) dana dari pihak ketiga,
2) dana dari pihak kedua,
3) dana dari pihak ke satu.
Berikut ini dapat dilihat dana yang bersumber dari pihak-pihak tersebut :

168

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Dana pihak ke III
Giro 2.349.745
Tabungan 7.649
Deposito 1.161.895 +
Total dana pihak ketiga 3.519.289 64,82 %
Dana pihak ke II
Simpanan BL 129.180
Surat berharga 2.616
Pinjaman 189.080 +
Total dana pihak ke dua 320.876 5,91 %
Dana pihak ke I
Equitas 751.389
Kewajiban lainnya 838.021 +
Total dana pihak pertama 1.589.410 + 29,27 %

Total Pasiva 5.429.575 100 %

Dana pihak ke III


Giro 2.349.745 66,77 %
Tabungan 7.649 0,22 %
Deposito 1.161.895 + 33,01 %
Total dana pihak ketiga 3.519.289 100 %

Dana pihak ke II
Simpanan BL 129.180 40,25 %
Surat berharga 2.616 0,82 %
Pinjaman 189.080 + 58,93 %
Total dana pihak ke dua 320.876 100 %

f. Biaya Dana ( Cost of Funds )

Secara umum masing-masing sumber dana memiliki sifat biaya yang


berbeda, seperti jasa giro biaya relatif rendah, biaya bunga tabungan dan bunga
deposito relatif mahal. Ada pula sumber dana yang tidak berbiaya mahal
misalnya ; kewajiban segera lainnya, titipan dan setoran jaminan. Adapun
dana modal / equitas termasuk dana yang tidak berbiaya akan tetapi mengandung
beban tetap sebesar deviden. Artinya ; beban tetap diperhitungkan setelah laba
final (laba bersih).
Perbedaan biaya masing-masing dana tersebut akan membentuk cost of fund
yang berbeda, semakin besar biaya dana mahal akan semakin besar pula cost of
fund. Misalnya : Bank tersebut menghimpun dana deposito dalam jumlah yang
relatif besar. Ada 3 faktor yang mengakibatkan cost of fund masing-masing berbeda
:

169

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


a. Struktur dana
b. Borrowing rate (tingkat bunga berlaku / bunga pasar)
c. Unloanable fund / dana yang tidak dapat dipinjamkan (kas, aktiva tetap, giro pada
BI).

Berikut contoh perhitungan biaya dana (cost of fund) dengan menggunakan data
rata-rata historis sebagai berikut :

Borrowing Nilai
Sumber Dana Saldo Komposisi Rate Tertimbang
Giro 2.349.745 43,28 % 3% 1,30 %
Tabungan 7.469 0,14 % 4% 0,01 %
Deposito 1.161.895 21,40 % 6% 1,28 %
Simpanan BL 129.180 2,38 % 6% 0,14 %
Surat berharga 2.616 0,05 % 11 % 0,01 %
Pinjaman 189.080 3,48 % 6% 0,21 %
Kewajiban lainnya 838.021 15,43 % 0% 0%
Equitas 751.389 13,84 % 0% 0%
5.429.575 100 % 2,95 %

Catatan :
Kewajiban lainnya dan equitas tidak dikenakan tingkat bunga berlaku (borrowing rate).

Unloanable Funds : Kas Rp 6.685


BI Rp 188.838
Aktiva Tetap Rp 61.853 +
Rp 257.376
Jumlah dana (funds) = Rp 5.429.575
Loanable funds = Rp 5.429.575 – Rp 257.376
= Rp 5.172.199

JumlahDana ( Funds )
Cost of Funds = xTertimban g
LoanableFu nds

5.429.575
= x 2,95
5.172.199

= 3,10 %

Biaya overhead (overhead cost)


Biaya total 97.160
Biaya bunga : beban bunga 48.475
Beban komisi + provisi 4.480
52.955 -
Total biaya overhead 44.205

Total biaya overhead yang dihitung sekarang ini adalah total biaya untuk waktu 6 bulan.

170

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Berarti total biaya overhead untuk 1 tahun adalah : 44.205 x 2 = 88.410,-.

BiayaOverh ead
Overhead cost = x100%
LoanableFu nds

88.410
= x100 %
5.172 .199

= 1,71 %

Cost of money
Cost of funds = 3,10 %
Cost of overhead = 1,71 % +
Cost of money = 4,81 %

Untuk selanjutnya dapat ditentukan lending rate atau tingkat bunga pinjaman (kredit)
yang diberikan yaitu dengan menjumlahkan cost of money dengan tingkat spread yang
ditentukan yaitu :

Cost of money = 4,81 %


Spread =5%
Lending rate = 9,81 %
Spread adalah selisih antara biaya uang (cost of money / funds) dengan lending rate
(tingkat bunga kredit), batas spread adalah 5 %.
Artinya semakin tinggi selisih biaya dana terhadap tingkat bunga disebut
"negative spread" yaitu kondisi ini akan merugikan pihak bank karena beban yang
hams dikeluarkan oleh bank untuk menutupi biaya dana besar. Kondisi yang akan
menguntungkan bank, bila tingkat bunga kredit lebih besar dari biaya dana.
Loanable funds
Adalah dana yang tersedia yang disiapkan untuk pemberian kredit, untuk
pembelian surat berharga, dan penempatan pada bank lain.
Unloanable funds
Adalah dana yang tersedia untuk menjaga dan memelihara likuiditas bank (kas, BI,
dan pembelian) atau untuk pengadaan sarana dan prasarana kredit sebnagai
penunjang operasional bank.

171

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


EKSIBIT I
ANALISIS RASIO

1. PT. "Analis" memberikan data laporan keuangannya dalam bentuk neraca dan
rugi laba sebagai berikut :

Data neraca
Keterangan 2007 2008
Aktiva
Aktiva lancar
Kas 1.157.721 1.850.164
Piutang usaha
Pihak ketiga 26.653.369 36.877.748
Polak mempunyai hub.istimewa 3.720.211 2.973.737
Piutang lain-lain 4.158.605 6.468.310
Persediaan 38.133.677 31.901.122
Pajak dibayar dimuka 7.136.328 1.820.514
Biava dibavar dimuka 2.214.259 4.123.089
Jumlah aktiva lancar 83.174.170 86.014.684
Aktiva tidak lancar
Aktiva pajak tangguhan 1.654.487 2.333.063
Aktiva tetap 60.631.294 60.125.432
Aktiva tak berwujud - 570.244
Aktiva lain-lain 1.524.353 2.240.303
Jumlah aktiva tidak lancar 63.810.134 65.269.042
Jumlah aktiva 146.984.304 151.283.726
Kewajiban dan modal
Pinjaman jangka pendek 79.840.000 57.463.000
Hutang usaha
Pihak ketiga 12.782.269 12.777.033
Pihak yang mempunyai hub.istimewa 15.488.800 27.862.033
Hutang pajak 1.527.766 3.034.304
Beban yang masih hams dibayar 17.397.208 17.057.280
Kewajiban lancar lainnya - 941.725
Jumlah kewajiban lancar 127.036.043 119.135.375

2.325.759 2.024.192
Kewajiban tak lancar
Kepentingan istimewa - 1.178.309
Modal
Saham A 600.000 600.000
Saham B 2.400.000 2.400.000
Agio saham 255.000 255.000
Selisih penilaian kembali aktiva tetap 618.693 618.693
Saldo laba 13.748.809 25.072.157
Jumlah modal 17.622.502 28.945.850
Jumlah kewajiban dan modal 146.984.304 151.283.726

172

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Rugi laba tahun 2008.

Penjualan 90.604.605
Harga pokok penjualan 75.562.000
Laba kotor 15.042.605
Biaya operasi 8.531.369
Laba operasi 6.511.236
Bunga 2.636.156
Pendapatan sebelum pajak 3.875.080
Pajak 0
Laba bersih 3.875.080

Dari data tersebut :


a. Buatlah analisis sumber dan penggunaan dana (modal kerja)
b. Lakukanlah analisis ratio terhadap :
Current Ratio, Acid Test ratio, Likuiditas Absolut, Hutang per Modal, Coverage
Bunga, Total Aktiva per Modal, Aktiva Tetap per Modal, Aktiva Lancar per Modal,
Persediaan per Modal, Piutang per Modal, Aktiva Likuidasi per Modal, Penjualan per
Total Aktiva, Penjualan per Aktiva tetap, Penjualan per Aktiva lancar, Penjualan per
Persediaan barang dagang, Penjualan per Piutang, Penjualan per Aktiva likuid, Laba
bersih per Penjualan, Laba bersih per Total Aktiva, Laba bersih per Modal.
Dengan menggunakan profitabilitas Du Pont System sebagai berikut :

RUAS

1 2 3 4

LB AT LB TA LB Pn LB AT Pn
= x  x x = x x
Md Md AT Md Pn TA Pn Md AT

LB AL Pn
= x x
Pn Md AL

LB Ps Pn
= x x
Pn Md Ps

LB Pt Pn
= x x
Pn Md Pt

LB ALq Pn
= x x
Pn Md ALq
Keterangan :
LB Laba bersih
Md Modal
AT Ativa Tetap
TA Total Aktiva
Pn Penjualan
AL Aktiva Lancar
Ps Persediaan
Pt Piutang
ALq Aktiva liquid

173

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Penyelesaian :
Keterangan 2007 2008 Sumber Penggunaan
Aktiva
Aktiva lancar
Kas 1.157.721 1.850.164 692.443
Piutang usaha
Pihak ketiga 26.653.369 36.877.748 10.224.379
Pihak mempunyai hub.istimewa 3.720.211 2.973.737 (746.474)
Piutang lain-lain 4.158.605 6.468.310 2.309.705
Persediaan 38.133.677 31.901.122 (6.232.555)
Pajak dibayar dimuka 7.136.328 1.820.514 (5.315.814)
Biava dibayar dimuka 2.214.259 4.123.089 1.908.830
Jumlah aktiva lancar 83.174.170 86.014.684
Aktiva tidak lancar
Aktiva pajak tangguhan 1.654.487 2.333.063 678.576
Aktiva tetap 60.631.294 60.125.432 (505.862)
Aktiva tak berwujud - 570.244 570.244
Aktiva lain-lain 1.524.353 2.240.303 715.950
Jumlah aktiva tidak lancar 63.810.134 65.269.042
Jumlah aktiva 146.984.304 151.283.726

Kewajiban dan modal


Pinjaman jangka pendek 79.840.000 57.463.000 (22.377.000)
Hutang usaha
Pihak ketiga 12.782.269 12.777.033 (5.236)
Pihak yg mempunyai hub.istimewa 15.488.800 27.862.033 12.373.233
Hutang pajak 1.527.766 3.034.304 1.506.538
Beban yang masih harus dibayar 17.397.208 17.057.280 (339.928)
Kewajiban lancar lainnya - 941.725 941.725
Jumlah kewajiban lancar 127.036.043 119.135.375

2.325.759 2.024.192 (301.567)


Kewajiban tak lancar
Kepentingan istimewa - 1.178.309 1.178.309
Modal
Saham A 600.000 600.000
Saham B 2.400.000 2.400.000
Agio saham 255.000 255.000
Selisih penilaian kembali aktiva tetap 618.693 618.693
Saldo laba 13.748.809 25.072.157 11.323.348
Jumlah modal 17.622.502 28.945.850
Jumlah kewajiban dan modal 146.984.304 151.285.726
4.299.422 4.299.422

Perhitungan analisis :

Current ratio = Aktiva lancar/Hutang lancar = 86.014.684/119.135.375 = 0,722

Acid test ratio = Aktv lancar – persediaan / htg lancar = 54.113.562/119.135.375


= 0,272

Likuiditas absolut = Aktv Likuidasi / htg lancar = 1.850.164 / 119.135.375 = 0,009

Hutang/Modal = HJpendek + HJpanjang / modal = 121.159.567/28.945.850 = 4,185

174

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Coverage bunga = laba operasi/biaya bunga = 15.153.153 / 2.636.156 = 5,748

Total aktiva/modal = total aktiva/modal = 151.283.726 / 28.945.850 = 5,226

Aktiva tetap/modal = aktiva tetap / modal = 60.125.432 / 28.945.850 = 2,077

Aktiva lancar/modal = 86.014.684 / 28.945.850 = 2,971

Persediaan / modal = 31.901.122 / 28.945.850 = 1,102

Piutang / modal = 46.319.795 / 28.945.850 = 1,600

Aktiva likuidasi / modal = 54.113.562 / 28.945.850 = 1,869

Penjualan / total aktiva = 90.604.605 / 151.283.726 = 0,599

Penjualan / aktiva tetap = 90.604.605 / 60.125.432 = 1,507

Penjualan / aktiva lancar = 90.604.605 = 86.014.684 = 1,053

Penjualan / persediaan = 90.604.605 / 31.091.122 = 2,914

Penjualan / piutang = 90.604.605 / 46.319.795 = 1,956

Penjualan / aktiva likuidasi = 90.604.605 / 54.113.562 = 1,674

Net profit margin = laba bersih / penjualan = 3.875.080 / 90.604.605 = 0,043

Laba bersih / total aktiva = 3.875.080 / 151.283.726 = 0,026

Laba bersih / modal = 3.875.080 / 28.945.850 = 0,134

175

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


LB AT LB TA LB Pn LB AT Pn
= x  x x = x x
Md Md AT Md Pn TA Pn Md AT
0,13 2,07 0,059 5,23 0,04 0,6 0,04 2,07 1,51
LB AL Pn
= x x
Pn Md AL
0,04 2,97 1,053
LB Ps Pn
= x x
Pn Md Ps
0,04 1,102 2,914
LB Pt Pn
= x x
Pn Md Pt
0,04 1,60 1,956
LB ALq Pn
= x x
Pn Md ALq
0,04 1,869 1,674

Uraian analisis
Ruas I
Lb/Md = 3.875.080 / 28.945.850 = 0,13 atau 13 %
Modal yang dimanfaatkan dalam operasional perusahaan masih memungkinkan
untuk mendapatkan laba 13 %, berarti dengan modal tersebut masih dapat
menghasilkan modal untuk periode berikutnya.

Ruas II
AT/ M d x LB / AT = 2 ,07 x 0,059
AT/Md = 2,07
Modal sendiri belum dapat membiayai aktiva tetap sehingga perlu pinjaman
dana dari luar.
LB/AT = 0,059
Dalam jangka pendek perusahaan masih punya kemampuan
mendapatkan laba dengan dana yang terbatas, untuk jangka panjang akan
menghadapi kendala yang cukup berat terutama tingkat harga semakin
meningkat.

Ruas III
TA/Md x LB/Pn x Pn/TA = 5,23 x 0,04 x 0,6
LB/Pn = 0,04
Laba yang diperoleh selama periode yang bersankutan adalah sangat buruk
untuk itu perlu dianalisis item biaya-biaya operasional yang dapat
diefisienkan untuk masa mendatang.
Pn/TA = 0,60
Berarti jumlah penjualan yang dapat dicapai perusahaan selama
periode itu relatif lambat.

Ruas IV/1
LB/Pn x AT/Md x Pn/AT = 0,04 x 2,07 x 1,51

176

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


PnIAT = 1,51
Penjualan dibandingkan dengan aktiva tetap menggambarkan basil yang
masih lamban walaupun kebijaksanaan penjualan kredit sudah cukup besar
hal ini diidentifikasikan dengan piutang yang cukup besar ( 46.319.795 )

Ruas IV/2
LB/Pn x Al/Md x Pn/Al = 0,04 x 2,97 x 1,053
Pn/AL = 1,053
Menggambarkan bahwa penjualan yang dicapai selama periode
tersebut masih kecil dan perlu ditingkatkan pada masa mendatang
dengan kebijaksanaan mendatang yang lebih efektif.

Ruas IV/3
LB/Pn x Ps/Md x Pn/Ps = 0,04 x 1,102 x 2,914
Ps/Md = 1,102
Mempunyai makna bahwa sebagian besar modal sendiri masih
dimanfaatkan pada persediaan sengga dengan demikian (turn over
persediaan) tidak cukup.

Pn/Ps = 2,914
Berarti jumlah penjualan yang dapat dicapai masih lamban dan
sebagian besar masih tertanam pada persediaan.

Ruas IV/4
LB/Pn x Pt/Md x Pn/Pt = 0,04 x 1,60 x 1,956
Pt/Md = 1,60
Mempunyai gambaran bahwa jumlah penjualan yang dicapai sebagian besar
tertanam pada piutang sebagai akibat kebijaksananan penjualan kredit yang
dilakukan perusahaan.
Pn/Pt = 1,956
Modal perusahaan sebagian besar masih tertanam pada piutang yang
jumlahnya mencapai 46.319.795

Ruas IV/5
LB/Pn x Alq x Pn/Alq = 0,04 x 1,869 x 1,674

Alq/Md = 1,869
Karena perusahaan mempunyai dana pinjaman sangat besar untuk
perusahaan memerlukan penghematan terhadap aktiva likuidnya.

177

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


2. PT. Bank Muamalat Syariah Cabang Pekanbaru memberikan data laporan
keuangan dalam bentuk neraca untuk dua tahun yaitu tahun 2007 dan tahun 2008
sebagai berikut :

Ketcrangan Tahun 2007 Tahun 2008


Kas 24.035 24.049
Giro Pada BI 222.263 84.482
Giro Pada Bank Lain 18.784 39.159
Penempatan Pd Bank Lain 2.979 2.533
Surat-Surat Berharga - 40.000
Pembiayaan yang diberikan 342.516 847.931
Penyertaan saham 2.334 3.006
Aktiva Pajak Tangguhan 30.807 27.068
Aktiva Pajak Tetap 19.317 23.126
Aktiva lain-lain 30.285 35.631
Total Aktiva 693..320 1.126.985
Giro Wadiah 80.089 184.144
Tabungan Mudhrabah 24.386 118.675
Deposito berjangka Mudharabah 299.415 397.273
Hutang Pajak 526 567
Pinjaman yang Diterirna 50.8983 156.294
KCNN aj iban Lain 12.442 46.670
Modal Saham 138.438 165.329
Agio Saham 143 805
Modal di Setor 22.632 -
Saldo Laba (defisit) 64.356 57.228
Total Pasiva 693.320 1.126.985

Untuk melakukan analisis lebih jauh seperti untuk melihat sumber dan
penggunaan modal kerja serta perubahannya dan juga sumber dan penggunaan kas serta
perubahannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Keterangan Tahun 2007 Tahun 2008 Naik Turun


Kas 24.035 24.049 14 -
Giro Pada BI 222.263 84.482 - 137.781
Giro Pada Bank Lain 18.784 39.159 20.375 -
Penempatan Pd Bank Lain 2.979 2.533 - 446
Surat-Surat Berharga - 40.000 40.000 -
Pembiayaan yang diberikan 342.516 847.931 505.415 -
Penyertaan saham 2.334 3.006 672 -
Aktiva Pajak Tangguhan 30.807 27.068 - 3.739
Aktiva Pajak Tetap 19.317 23.126 3.809 -
Aktiva lain-lain 30.285 35.631 5.346 -
Total Aktiva 693.320 1.126.985
Giro Wadiah 80.089 184.144 - 104.055
Tabungan Mudhrabah 24.386 118.675 - 94.289
Deposito berjangka 299.415 397.273 - 97.858
Hutang Pajak
Mudharabah 526 567 - 41
Pinjaman yang Diterima 50.8983 156.294 - 105.401
Kewajiban Lain 12.442 46.670 - 34.228
Modal Saham 138.438 165.329 - 26.891
Agio Saham 143 805 - 662
Modal di Setor 22.632 - 22.632 -
Saldo Laba (defisit) 64.356 57.228 7.128 -
Total Pasiva 693.320 1.126.985 605.391 605.391

178

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Perubahan Modal kerja

Tahun Perubahan
Keterangan
2007 2008 Naik Turun
Kas 24.035 24.049 14 -
Giro Pada BI 222.263 84.482 - 137.781
Giro Pada Bank Lain 18.784 39.159 20.375 -
Penempatan Pd Bank Lain 2.979 2.533 - 446
Surat-Surat Berharga - 40.000 40.000 -
Pembiayaan yg Diberikan 342.516 847.931 505.415 -
Giro Wadiah 80.089 184.144 - 104.055
Tabungan Mudharabah 24.386 118.675 - 94.289
Dep.Bjk. Mudharabah 299.415 397.273 - 97.858
Hutang Pajak 526 567 - 41
565.804 434.470
Kenaikan modal kerja 131.334
565.804 565.804

Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Sumber
a. Aktiva Pajak Tangguhan 3..739
b. Pinjaman yg diterima 105.401
c. Kewajiban lain-lain 34.228
d. Modal saham 26.891
e. Agio saham Jumlah 662 170.921
Penggunaan
a. Penyertaan saham 672
b. Aktiva pajak tetap 3.809
c. Aktiva Lain-lain 5.346
d. Modal disetor 22.632
e. Defisit laba 7.128
Jumlah 39.587
Modal kerja naik 131.334

Dapat dikatakan modal kerja naik sebesar 131.334 jelas terlihat bahwa dari sumber
modal kerja diperoleh angka sebesar 170,921 sedangkan pada penggunaan modal kerja
diperoleh angka sebesar 39.587.

179

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Sumber dan Penggunaan Kas

Sumber Kas
a. Aktiva Pajak Tangguhan 3..739
b. Pinjaman yg diterima 105.401
c. Kewajiban lain-lain 34.228
d. Modal saham 26.891
e. Agio saham 662
170.921
Yg Menyebabkan Kas Bertambah
1. Pengurangan Aktiva Lancar
a. Giro Pada BI 137.781
b. Penempatan Pd Bank Lain 446
2. Penambahan Hutang Lancar
a. Giro Wadiah 104.055
b. Tabungan Mudharabah 94.289
c. Dep.Bjk. Mudharabah 97.858
d. Hutang Pajak 41
434.470
605.391

Yg Menyebabkan Kas Berkurang


1. Penambahan Aktiva Lancar
a. Giro Pada Bank lain 20.375
b. Surat berharga 40.000
c. Pembiayaan yang diberikan 505.415 565.790
39.601
Penggunaan Kas
a. Penyertaan saham 672
b. Aktiva pajak tetap 3.809
c. Aktiva lain-lain 5.346
d. Modal disetor 22.632
e. Defisit laba 7.128
39.587
Kas Naik 14

Dalam aplikasinya pengelolaan sumber dan pengelolaan penggunaan kas sangat


tergantung dari kebijaksanaan perusahaan dan keadaan perusahaan di pasar, khususnya
pendapatan yang diterima, karena pendapatan ini akan berhubungan dengan
kebijaksanaan investasi serta pengembangan perusahaan kedepan.

180

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


3. PT. Kharisma memberikan data laporan keuangannya per 31 Desember 2007 dan 2008
sebagai berikut :

Keterangan 2007 2008


Kas 4.800.000 5.600.000
Efek 5.600.000 4.000.000
Piutang 9.600.000 8.000.000
Barang 17.600.000 20.800.000
Mesin 32.000.000 40.000.000
Akum.Penyu. Mesin (3.200.000) (4.800.000)
Bangunan 32.000.000 32.000.000
Akum.Penyu Bangunan (4.800.000) (7.200.000)
Tanah 18.400.000 29.600.000
Hutang Niaga 12.000.000 8.000.000
Hutang Wesel 8.000.000 9.600.000
Hutang Obligasi 36.000.000 48.000.000
Modal Saham 40.000.000 40.000.000
Surplus Modal 8.000.000 8.000.000
Laba Yang ditahan 8.000.000 14.400.000

Dari data tersebut : 1) Buatlah analisis vertikal. 2) Buatlah analisis perubahan, sumber
dan penggunaan modal kerja. 3) Buatlah analisis perubahan sumber dan penggunnaan
kas. 4) Lakukan analisis likuiditas dan solvabilitas dari neraca yang di saj ikan.

181

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


EKSIBIT 2
PERHITUNGAN LIKUIDITAS, SOLVABILITAS
DAN RENTABILITAS SUATU BANK

PT. Bank Suka Mandiri memberikan data-data keuangan yang terdiri dari Neraca dan
Laporan Rugi Laba sebagai berikut :

Data Neraca
Pos Aktiva Jumlah Pos Pasiva Jumlah
Kas 42.554 Rekening Koran 901.211
Giro Pada BI 316.284 Kewajiban Segera Dibayar 21654
Giro Pada Bank Lain 63 Tabungan 127.427
Wesel. Cek, dan Tagihan lainnya 5.621 Deposito Berjangka 367.830
Efek-Efek 21 Pinjaman Yang Diterima 599.272
Deposito Berjangka 100.000 Setoran Jaminan 12.172
Pinjaman Yang Diberikan 1.342.853 Pasiva Dalam Valuta Asing
Aktiva Dalam Valuta Asing a. Segera Dapat Dibayar 798.058
a. Likuid 390.043 b. Lainnya 433.943
b. Pinjaman yg diberikan 613.639 Kewajiban Lainnya 72.163
c. Lainnya 637.832 Modal
Penyertaan 2.067 a. Modal Setor 550
Aktiva Tetap dan Inventaris 23.926 b. Dana Setoran Modal 33.000
Aktiva Lain-lain 71.985 Cadangan Umum 13.270
Cadangan Lainnya 100.101
Sisa Laba Tahun Lalu 18.020
Laba Tahun Berjalan 48.217
Total Aktiva 3.546.888 Total Pasiva 3.546.888
Catatan :
Jumlah kredit yang diberikan telah diperhitungkan cadanngan debitur dubius
sebesar Rp 195.432,-.

Data Laporan Rugi / Laba

1. Pendapatan usaha bank (operasional)


a. Hasil bunga 140.641
b. Provisi dan komisi 20.230
c. Pendapatan karena transaksi devisa 361.296
d. Pendapatan rupa-rupa 7.613

2. Bukan pendapatan usaha bank (non operasional) 7.610 +


Total pendapatan 537.390

3. Biaya usaha bank


a. Biaya bunga dan provisi 86.386
b. Biaya karena transaksi devisa 253.015
c. Biaya tenaga kerja 74.569
d. Penyusutan 44.947
e. Biaya rupa-rupa 26.504

4. Bukan biaya usaha bank 37.510 +


Total Biaya 522.931 -

5. Laba sebelum pajak 14.459


6. Sisa laba tahun lalu 18.020+
7. Total laba 32.479 182

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Likuiditas.

1. Quick Assets
Menunjukkan kemampuan bank untuk membayar kembali simpanan para
deposan dengan alat-alat yang paling likuid. Alat yang paling likuid yaitu
a. Cash Assets :
Kas 42.554
Giro pada BI 316.284
Giro pada bank lain 63
Aktiva likuid dalam valas 390.043 +
Jumlah cash assets 748.944

b. Deposit :
Rekening Giro 901.211
Tabungan 127.427
Deposito 367.830 +
Jumlah deposit 1.396.468

Quick Ratio = 748.944 / 1.396.468 x 100 % = 53,63

2. Investing Policy Ratio (IPR)


Adalah untuk mengukur kemampuan dalam melunasi kewajiban kepada
para deposan dengan melikuidasi surat-surat berharga yang dimiliki. Yang
termasuk komponen IPR ini adalah :
a. Securities
Efek-efek 21
Deposito 100.000 +
Jumlah securities 100.021

b. Deposit 1.396.468

IPR = 100.021 / 1.396.468 x 100 % = 7,16 %

3. Banking Ratio
Adalah untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang banyak digunakan dan lebih
mendekati sifat dan kegiatan bank yang murni. Semakin tinggi ratio ini
maka tingkat likuiditas akan semakin kecil, karena jumlah dana yang diperlukan
untuk membiayai kreditnya semakin besar. Komponen untuk mengukur banking
ratio adal ah :
a. Pinjaman yang diberikan (loan )
Pinjaman dalam rupiah 1.342.853
Pinjaman dalam valas 613.639 +
Jumlah 1.956.492

b. Total deposit 1.396.468


Banking Ratio = 1.956 492 / 1.396.468 x 100 % = 140,10 %

183

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


4. Assets to Loan Ratio
Ratio ini menunjukkan tingkat likuidtas bank, semakin tinggi tingkat ratio yang ada
akan menunjukkan semakin rendahnya tingkat likuiditas bank yang
bersangkutan. Atau semakin tinggi ALOR ini maka semakin rendah tingkat
likuiditas bank. Komponen untuk mengukur ALOR ini adalah :
a. Total pinjaman yang diberikan (loan) 1.956.492
b. Total Assets 3.546.888

ALOR = 1.956.492 / 3.546.888 x 100 % = 55,16 %

5. Investment Portfolio Ratio


Untuk menghitung ratio ini harus diketahui terlebih dahulu securities yang jatuh
tempo kurang dari satu tahun

6. Investment Risk Ratio


Untuk menghitung ratio ini harus diketahui terlebih dahulu harga pasar dari
securities yang dibeli seharga nominalnya.

7. Liquidity Risk Ratio


a. Liquid Assets / Cash Assets 748.944
b. Short Term Borrowing
Giro 901.211
Kewajiban segera harus dibayar (Rp) 21.654
Kewajiban segera harus dibayar (Valas) 798.058 +
Jumlah 1.720.923

c. Total Deposit 1.399.468

Dari data diatas dapat dilihat bahwa bank yang bersangkutan tidak
mempunyai cash assets yang cukup untuk membayar short term
borrowing yang ada. Sehingga bank tersebut tidak akan sanggup membayar para
deposannya dengan cash assets yang ada apabila harus melunasi terlebih dahulu
hutang-hutang yang harus segera dibayar. Dengan kata lain bank yang
bersangkutan mempunyai resiko likuiditas yang sangat tinggi.

8. Cash Ratio
Untuk mengukur cash ratio ini dilihat terlebih dahulu komponennya yaitu :
a. Likuid Assets 748.944
b. Short term borrowing 1.720.923

Cash Ratio = 748.944 / 1.720.923 x 100 % = 43,52 %


Catatan :
Dalam perhitungan diatas komponen short term borrowing telah diperhitungkan
bagian dari tabungan dan deposito yang diperkirakan telah jatuh tempo untuk
segera dibayar.

184

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


9. Credit Ratio
Untuk perhitungan ratio ini diperlukan data tentang jumlah Bad Debt atau debitur
dubius yang ada pada bank yang bersangkutan.

Solvabilitas

1. Primary Ratio
Untuk mengukur ratio ini harus dilihat terlebih dahulu komponen yang
mendukung ratio ini.
a) Equity capital
Modal disetor 550
Dana setoran modal 33.000
Cadangan umum 13.270
Cadangan lainnya 100.101
Sisa laba tahun lalu 18.020
Laba tahun berjalan 48.217 +
Jumlah 213.158

b) Total assets 3.546.888

Primary ratio = 213.158 / 3.546.888 x 100 % = 6,01 %

2. Risk assets ratio, komponennya terdiri dari :


Equity capital 213.158
Risk assets
Total assets 3.546.888
Cash assets 748.944
Securities 100.021
848.965 -
Jumlah 2.697.923

Risk assets ratio = 213.158 / 2.697.923 x 100 % = 7,90 %

3. Secondary risk ratio

a. Kelompok low risk assets yang dapat dimasukan dalam perhi tungan ini
sebagai berikut :

Aktiva tetap dan Inventaris 23.926


Aktiva Lain-lain (rupa-rupa) 71.985 +
Jumlah low risk assets 95.911

185

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Dengan demikian komponen secondary risk assets dapat dihitung sebagai berikut :

Total assets 3.546.888


Cash assets 748.944
Securities 100.021
Low risk assets 95.911 +
Jumlah 944.876 -
2.602.012

b. Equity Capital 213.158

Secondary Risk Assets Ratio = 213.158 / 2.602.012 x 100 % = 8,19 %

4. Capital Ratio
a. Equity Capital 213.158
b. Reserve for loan losses 195.432
c. Total Loan 1.956.492

Capital ratio = 213.158 + 195.432 / 1.956.492 x 100 % = 20,88 %

5. Capital Risk Ratio


a. Equity Capital 213.158
b. Risk Assets 2.697.923

Capital Risk Ratio = 213.158 / 2.697.923 x 100 % = 7,90 %

6. Capital Adequacy Ratio (CAR)


CAR adalah ratio kecukupan modal yang dimiliki oleh suatu bank. Untuk
mencari ratio ini perlu terlebih dahulu diketahui besarnya estimasi resiko yang
akan terjadi dalam pemberian kredit dan resiko yang akan terjadi dalam
perdagangan surat berharga. CAR dapat dicari dengan beberapa cara yaitu :
Cara pertama
Tentukan komponen untuk menghitung CAR antara lain :
Equity capital 213.158
Fixed assets 23.926
Total loans 1.956.492
Securities 100.021
Dapat dihitung :
213.158  23.926
CAR = x100% = 9,20 %
1.956.492  100.021
Standard CAR adalah 8 %
Bila bank mempunyai CAR diatas 8 % berarti bank tersebut berada dalam kondisi
baik, begitu sebaliknya.

186

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Cara kedua dalam menentukan CAR yaitu :
213.158
CAR = x100% = 10,36 %
1.956.492  100.021

7. Deposit Risk Ratio


a. Equity Capital 213.158
b. Total Deposit 1.396.468
Deposit Risk Ratio = 213.158 / 1.396.468 x 100 % = 15,26 %

8. Debt to Equity Ratio, komponennya terdiri :

a. Total Debt
Giro 901.211
Tabungan 127.427
Deposito 367.830
Pinjaman yang diterima 599.272 +
Jumlah 1.995.740

b. Equity Capital 213.158

Debt to Equity Ratio = 213.158 / 1,995.740 x 100 % = 10,68 %

Equity to Debt Ratio = 1.995.740 / 213.158 x 100 % = 936,27 %

9. Total Debt to Total Assets


a. Total Debt 1.995.740
b. Total Assets 3.546.888

Total Debt to Total Assets = 1.995.740 / 3.546.888 x 100 % = 56,26

Rentabilitas.
Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan atau bank dalam menciptakan dan
menghasilkan laba pada periode tertentu, indikator tercapainya tingkat rentabel yang baik
dapat dilihat dari uraian analisis sebagai berikut :

1. Gross Profit Margin (GPM)


Komponen untuk menghitung gross profit margin adalah :
a. Operating Income
Hasil bunga 140.641
Provisi 20.230
Pendapatan transaksi devisa 361.296
Pendapatan rupa-rupa 7.613 +
Jumlah 529.780

187

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


b. Operating Expense
Biaya bunga dan provisi 86.386
Biaya transaksi devisa 253.015
Biaya tenaga kerja 74.569
Penyusutan 44.947
Biaya rupa-rupa 26.504 +
Jumlah 485.421

GPM = 529.780 - 485.421 / 529.780 x 100 % = 8,37 %

2. Net Profit Margin


Misalkan besarnya pajak yang dikenakan pada perusahaan / bank adalah 35 % dari laba sebelum pajak.
Dengan demikian
Laba sebelum pajak = 35 % x 14.429 = 5.060,5
Laba sesudah pajak = 14.459 - 5.060,5 = 9.398,5

Net operating income (N0I) = 529.780

NPM = 9.398,5 / 529.780 x 100 % = 1,77 %

3. Return on Equity Capital


Net Income = 9.398,5
Equity Capital = 213.158

ROE Capital = 9.398,5 / 213.158 x 100 % = 4,41 %

4. Gross Yield on Total Assets


Operating Income = 529.780
Total Assets = 3.546.888

GYTA = 529.780 / 3.456.888 x 100 % = 14,94 %

5. Gross Profit Margin on Total Assets


Untuk mencari ratio ini perlu terlebih dahulu diketahui besarnya laba rugi perdagangan securities yang terdiri dari :
Capital gain and capital loss
Interest income on securities

6. Net Income on Total Assets


Net Income = 9.398,5
Total Assets = 3.456.888

NITA = 9.398,5 / 3.456.888 x 100 % = 0,26 %

188

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


7. Rate Return on Loan
Pendapatan bunga = 140.641
Jumlah Loan = 1.956.492

ROL = 140.641 / 1,956.492 x 100 % = 7,19 %


Jumlah pendapatan bunga diatas belum termasuk posisi kredit apabila besarnya
provisi kredit ini diketahui maka pendapatan bunga diatas perlu ditambah dahulu
dengan provisi kredit tersebut.

8. Rate Return on Securities


Untuk menghitung ratio ini perlu diketahui terlebih dahulu besarnya capital gain and capital loss serta interest
income on securities.

9. Interest Margin on Earning Assets.


Interest income 140.641
Interest expense 86.386
Earning assets, yang terdiri dari :
Efek 21
Deposito 100.000
Pinjaman dalam rupiah 1.342.853
Pinjaman dalam valas 613.639
Penyertaan 2.067 +
Jumlah 2.058.580

IMEA = 140.641 - 86.386 / 2.058.580 x 100 % = 2,63 %

10. Interest Margin on Loan


Interest margin = 140.641 - 86.386 = 54.255
Total Loan = 1.956.492
IMOL = 54.255 / 1.956.492 x 100 % = 2,77 %

11. C o s t o f F u n d
Interest Expense = 86.386

Total Dana (diluar modal)


Giro 901.211
Kewajiban yang segera harus dibayar 21.654
Tabungan 127.427
Deposito 367.829
Setoran Jaminan 12.172
Pasiva Dalam valuta asing 1.232.022
Total Dana 2.662.315
+

Cost of Fund = 86.386 / 2.662.315 x 100 % = 3,24 %

189

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


12. Cost of Money
Diasumsikan biaya untuk pengelolaan dana ini sebesar 30 % dari biaya usaha yang ada, maka dapat dihitung
sebagai berikut :
Biaya overhead :
Biaya tenaga kerja 74.569
Penyusutan 44.947
Biaya rupa-rupa 25.504 +
Jumlah 145.020
Biaya overhead yang dialokasikan untuk pengelolaan dana adalah :
= Rp 145.020 x 30 % = Rp 43.506
Total Dana = 2.662.315
Biaya Dana = 86.386
86.386  145.020
Cost of Money = x100% = 8,69 %
2.662 .315

13. Cost of Loanable Fund


Biaya Dana = 86.386
Total Dana = 2.662.315
Unloanable funds antara lain :
Kas 42.554
Giro pada BI 316.284
Aktiva Tetap & Inventaris 23.926
Rupa-rupa 71.985 +
Jumlah 454.749
86.386
Cost of Loanable Funds = x100% = 3,91 %
2.662.315  454.749
Kesimpulan
Untuk dapat mengambil kesimpulan apakah ratio-ratio keuangan yang telah dapat dihitung
diatas sudah baik atau belum, maka perlu dibandingkan denganstandard ratio yang ada
untuk masing-masing kegiatan. Standard ratio keuangan tersebut dapat dihitung atas dasar
:
a. Ratio keuangan untuk tiap-tiap jenis kegiatan dari berbagai bank yang sejenis. Seperti
; Bank Umum Swasta, Bank Pemerintah, Bank Pembangunan Daerah.
b. Ratio keuangan dari bank yang bersangkutan untuk periode -periode
sebelumnya.
c. Kombinasi antara ratio keuangan dari bank yang bersangkutan pada periode yang lalu
dengan ratio keuangan bank lain yang sejenis.
Di dalam membandingkan dengan standard ratio perlu diperhatikan masing masing
sifat dari ratio itu sendiri, sebab ada suatu ratio yang semakin tinggi semakin baik,
dan semakin rendah semakin baik. Hasil ini dirasakan akan lebih baik bila diperoleh data
yang komplit dan akurat.

190

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan


Daftar Pustaka

AK. Group, (1982) "Analisa Laporan Keuangan", Ak Group, Yogyakarta.

Alexander Hamilton Institute, (1993), "Panduan Menyusun Sistem Laporan Keuangan


Yang Efektif ( alih bahasa Drs. Hennoyo)", Penerbit PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Harnanto, Drs., Ak., Drs. Mardiasmo, Ak, Drs. Arifm Sabel* Ak., (1987), "Analisa
Laporan Keuangan", Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit liberty,
Yogyakarta.
Jumingan, Drs., SE., MM., M.Si, (2006) ”Analisis Laporan Keuangan” Cetakan
Pertama, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Mohammad Edris, Drs., Ak., (1982), "Analisa Laporan Keuangan" , Penerbit Sinar
Baru, Bandung.
Munawir. S., Drs., Ak., (1997), "Analisa Laporan Keuangan" , Edisi Keempat,
Cetakan Ketujuh, Penerbit Liberty, Yogyakarta.
Muljono, Pudjo Teguh, Drs., Ak., (1992), "Analisa Laporan Keuangan Untuk
Perbankan", Edisi Revisi II, Cetakan keempat, Penerbit Djambatan, Jakarta.
Syamsuddin, Lukman, Drs., MA., (2.000) "Manajemen Keuangan Perusahaan
(Konsep Aplikasi dalam : Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan
Keputusan)", Edisi Baru, Cetakan Kelima, Penerbit PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Wirasasmita, Rivai, H.R.A, DR., SE., M.Si , Dra Ani Kenangasari, Ak., (1999),
"Analisa Laporan Keuangan Koperasi", Penerbit Pionir Jaya, Bandung.

---np---

191

Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan

View publication stats

Você também pode gostar