Você está na página 1de 5

ANALISA JURNAL PICO

EFFECTS OF A FORGIVENESS INTERVENTION FOR OLDER ADULTS

Oleh :
MUHAMAD SETIAWAN, S.Kep
NIM. 1830913310004

PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2019
HALAMAN PENGESAHAN

ANALISA JURNAL PICO


EFFECTS OF A FORGIVENESS INTERVENTION FOR OLDER ADULTS

Oleh :
Muhamad Setiawan, S.Kep
NIM. 1830913310004

Banjarmasin, Maret 2019

Mengetahui

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Alfian Nur, S. Kep., Ns dr. Aditya Anin Primasari


NIK. 1990 2015 1 185 NIP. 19831107 201001 2 005
Analisa Jurnal

“Effects of a Forgiveness Intervention for Older Adults”


Mathias Allemand, Marianne Steiner & Patrick L. Hill

Kriteria Jawab Inti Jurnal

P Ya Peneliti mengangkat permasalahan dalam jurnal dengan dasar bahwa


konflik dan masalah interpersonal tampaknya tak terelakkan dalam
hubungan sosial sepanjang rentang hidup lansia. Tindakan memaafkan
adalah satu kemungkinan respons terhadap konsekuensi negatif dari
kesalahan interpersonal yang telah dilakukan oleh setiap orang.
Populasi pada penelitian adalah lansia yaitu 81 lansia yang berbahasa
Jerman di Swiss direkrut melalui database universitas dan agensi
tempat pelayanan para lansia. Kriteria lansia untuk berpartisipasi dalam
studi intervensi adalah mengalami masalah interpersonal yang serius
dan tidak terselesaikan dan tertarik pada keterampilan belajar
memaafkan yang memungkinkan seseorang menghadapi masalah
interpersonalnya. Tiga peserta dikeluarkan dari analisis karena mereka
hanya berpartisipasi pada tahap pertama dari dua sesi pengobatan atau
tidak mengisi kuesioner dengan benar, menghasilkan sampel akhir dari
penelitian berjumlah 78 lansia.

I Ya a) Intervensi terdiri dari dua sesi kelompok psikoedukasional selama


3.5 jam dan jeda waktu 1 minggu antara dua sesi. Intervensi
tersebut termasuk manual intervensi
b) Partisipan dalam kelompok intervensi dinilai pada awal intervensi
(pretest), dengan reassessments 2 minggu (posttest) dan 4 minggu
(follow-up) nantinya. Peserta dalam kelompok kontrol melengkapi
kuesioner pada jadwal waktu yang sama seperti pada kelompok
intervensi.
c) Pada saat pretest, peserta dalam kedua kondisi diinstruksikan untuk
mengingat kesalahan interpersonal yang serius yang masih belum
terselesaikan dan untuk menjelaskannya secara singkat.
Selanjutnya, peserta diminta menjawab pertanyaan terkait jenis
hubungan antara mereka dan orang yang dimaksudkannya pada
masa lalu, terhadap kesalahan kesalahan yang dirasakan, dan
kesalahan transisional.
d) Isi konseptual dari intervensi memaafkan menurut Wade dan
Worthington (2005) menemukan enam tema umum yang pertama
mendefinisikan arti memaafkan, kedua untuk mengingat kesalahan
yang dilakukan dengan maksud untuk membantu peserta dalam
mengingat kesalahan yang dilakukan. Ketiga, membangun empati
atau membantu peserta merasakan, memahami, dan berhubungan
dengan pengalaman orang yang mereka tidak sukai dahulu.
Keempat, membantu peserta mengingat kejadian spesifik ketika
mereka berperan sebagai pembuat kesalahan dan mengakui
kesalahan sendiri. Kelima adalah berkomitmen untuk memaafkan
dan terakhirbeberapa intervensi mencakup strategi yang digunakan
untuk membantu peserta mengatasi rasa tidak ingin mengampuni,
seperti membantu peserta mengendalikan kemarahan, keinginan
untuk balas dendam dan penghindaran.
e) Pada akhirnya, peserta menyelesaikan kuesioner self-report untuk
memaafkan diikuti oleh pertanyaan tentang emosi dan kognisi
terkait transisi serta pengaruh positif dan negatif yang dirasakan.
f) Pada posttest dan follow-up, peserta menyelesaikan kuesioner yang
sama.

C Ya a) Penelitian oleh Bono, G., McCullough, M. E., & Root, L. M. tahun


2008 dengan judul “Forgiveness, feeling connected to others, and
well-being: Two longitudinal studies” dan yang juga didukung oleh
penelitian Hill & Allemand tahun 2011 dengan judul “Gratitude,
forgivingness, and wellbeing in adulthood: Tests of moderation and
incremental prediction” mengungkapkan bahwa tindakan
memaafkan bermanfaat bagi kesejahteraan individu manusia.
b) Tulisan lain oleh Fingerman & Charles tahun 2010 dengan judul “It
takes two to tango: Why older people have the best relationships.”
melaporkan bahwa ketika seseorang memaafkan maka membantu
menjaga hubungan positif terhadap orang lainnya.
c) Penelitian oleh Toussaint, Williams, Musick, & Everson tahun 2001
berjudul “Forgiveness and health: Age differences in a U.S. probability
sample” dengan hasil bahwa tindakan memaafkan sangat bermanfaat bagi
kesehatan mental dan fisik yang dilaporkan sendiri oleh lansia pada
sampel penelitiannya.
O Ya Intervensi memaafkan yang dilakukan dalam penelitian dilaporkan
memiliki hasil signifikan untuk membantu orang dewasa melawan keaadaan
negative dalam dirinya. Intervensi juga berhasil dilakukan untuk mengurangi
atau mengendalikan emosi negatif lansia.

Você também pode gostar