Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalahAUHAN
KEPERAWATAN JIWA DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI ini dengan
baik dan benar. Kami banyak mengalami kesulitan dalam penyusunan makalah ini,
namun berkat pengarahan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak terutama
dari dosen pembimbing mata kuliah, kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan baik dari segi bahasa, materi, maupun
dari segi lainnya. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi terciptanya kesempurnaan dan untuk perbaikan makalah ini
selanjutnya. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat dan menambah wawasan
yang lebih luas bagi para pembaca.
PENDAHULUAN
Individu dengan konsep diri yang positif mampu lebih baik membentuk,
mengembangkan dan mempertahankan hubungan dengan diri sendiri
(interpersonal), melawan penyakit psikologis dan fisik. Individu yang memiliki
konsep diri yang kuat mempunyai kemampuan sangat baik untuk menerima sesuatu
atau beradaptasi dengan perubahan yang terjadi selama hidupnya baik itu
menyangkut dirinya sendiri atau dengan orang lain. Namun apabila terjadi
ketidakseimbangan diantara hal tersebut maka akan terjadi gangguan konsep diri.
Gangguan konsep diri merupakan suatu kondisi dimana individu mengalami atau
berisiko mengalami kondisi perubahan perasaan pikiran atau pandangan dirinya
sendiri yang negatif (Carpenito, 2001). Gangguan konsep diri merupakan salah satu
bentuk masalah kejiwaan yang sering terjadi. Gangguan konsep diri meliputi
gangguan pada: gambaran diri, ideal diri, penampilan peran, identitas diri dan harga
diri.
Menurut WHO melaporkan bahwa angka kejadian gangguan konsep diri mencapai
0,1- 0,5 setiap tahun sedangkan di indonesia sendiri mencapai 1 % atau sekitar 2
juta jiwa (Noris dan Connel, 1985). Gangguan konsep diri banyak ditemukan pada
saat sudah masuk ketahap yang lebih lanjut seperti prilaku kekerasan akibat
menarik dirinya dan berbagai masalah lainnya. Gangguan konsep diri terbanyak
yang disebabkan karena tindakan criminal seperti pemerkosaan dan yang lainnya
karena dukungan keluarga yang kurang, kehilangan seseorang kecacatan anggota
tubuh.
Menurut data dari departemen kesehatan orang yang mengalami gangguan masalah
kejiwaan yang didalamnya termaksud orang-orang yang mengalami gangguan
konsep diri yaitu sebesar 2,5 juta jiwa, yang diambil dari data rsj se-indonesia
(Diktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan Pelayanan Medik Departemen
Kesehatan, 2007).
Acuhkan namun perlu intervensi yang tepat dalam menunjang kesembuhannya.
Individu yang mempunyai konsep diri yang buruk mungkin mengekspresikan
perasaan tidak berharga, tidak menyukai dirinya sendiri atau bahkan membenci
dirinya sendiri yang mungkin diarahkan pada orang lain. Dalam hal ini diperlukan
dukungan sosial keluarga yang adekuat agar klien memiliki kepercayaan diri yang
utuh kembali.
1.2Rumusan Masalah
1.2.1 Apa definisi dari konsep diri?
1.2.2 Apa saja dimensi pada konsep diri?
1.2.3 Bagaimana perkembangan dari konsep diri?
1.2.4 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri?
1.2.5 Bagaimana rentang respon dari konsep diri?
1.2.6 Apa saja penyebab gangguan pada konsep diri?
1.2.7 Apa saja pembagian dari konsep diri?
1.2.8 Apa saja masalah keperawatan pada gangguan konsep diri?
1.2.9 Bagaimana asuhan keperawatan pada gangguan konsep diri
1.3Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi dari konsep diri.
1.3.2 Untuk mengetahui dimensi pada konsep diri.
1.3.3 Untuk mengetahui perkembangan dari kosep diri.
1.3.4 Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri.
1.3.5 Untuk mengetahui rentang respon dari konsep diri.
1.3.6 Untuk mengetahui penyebab gangguan pada konsep diri.
1.3.7 Untuk mengetahui pembagian dari konsep diri.
1.3.8 Untuk mengetahui masalah keperawatan pada gangguan konsep diri.
1.3.9 Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada gangguan konsep diri.
1.4Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah
pengetahuan dan wawasan yang lebih luas mengenai asuhan keperawatan
konsep diri.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1Definisi
Konsep diri adalah pengetahuan individu tentang diri (mis; “Saya kuat dalam
matematika”). Konsep diri adalah citra subjektif dari diri dan percampuran yang
kompleks dari perasaan, sikap dan persepsi bawah sadar maupun sadar. Konsep diri
memerikan kita kerangka acuan yang mempengaruhi manajemen kita terhadap
situasi dan hubungan kita dengan orang lain. (Potter & Perry, 2005)
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui
individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan
orang lain. (Stuart and Sudeen, 1998).
2. Dimensi Pengharapan
Dimensi pengharapan yakni pengharapan bagi diri kita sendiri. Pengharapan ini
merupakan self-ideal atau diri yang dicita-citakan. Cita-cita diri meliputi dambaan,
aspirasi, harapan, keinginan bagi diri kita, atau menjadi manusia seperti apa yang
kita inginkan.
3. Dimensi Penilaian
Dimensi ketiga yakni penilaian kita terhadap diri sendiri. Penilaian diri sendiri
merupakan pandangan kita tentang harga atau kewajaran kita sebagai pribadi.
Dasar konsep diri positif adalah penerimaan diri. Kualitas ini lebih mengarah
kekerendahan hati dan kekedermawanan dari pada keangkuhan dan keegoisan.
Orang yang mengenal dirinya dengan baik merupakan orang yang mempunyai
konsep diri yang positif.
Ciri-ciri konsep diri pada anak dan remaja yang memiliki konsep diri negatif
adalah:
1. Peka terhadap kritik. Orang ini sangat tidak tahan kritik yang diterimanya dan
mudah marah atau naik pitam, hal ini berarti dilihat dari faktor yang mempengaruhi
dari individu tersebut belum dapat mengendalikan emosinya, sehingga kritikan
dianggap sebagi hal yang salah. Bagi orang seperti ini koreksi sering dipersepsi
sebagai usaha untuk menjatuhkan harga dirinya. Dalam berkomunikasi orang yang
memiliki konsep diri negatif cenderung menghindari dialog yang terbuka, dan
bersikeras mempertahankan pendapatnya dengan berbagai logika yang keliru.
1. Teori perkembangan.
Konsep diri belum ada waktu lahir, kemudian berkembang secara bertahap sejak
lahir seperti mulai mengenal dan membedakan dirinya dan orang lain. Dalam
melakukan kegiatannya memiliki batasan diri yang terpisah dari lingkungan dan
berkembang melalui kegiatan eksplorasi lingkungan melalui bahasa, pengalaman
atau pengenalan tubuh, nama panggilan, pangalaman budaya dan hubungan
interpersonal, kemampuan pada area tertentu yang dinilai oleh diri sendiri atau
masyarakat serta aktualisasi diri dengan merealisasi potensi yang nyata.
Keterangan:
A.Aktualisasi diri merupakan pernyataan diri tentang konsep diri yang positif denga
latar belakan pengalaman yang nyata,sukses,dan diderita.
B.Konsep diri positif merupakan kondisi individu yang memilki pengalaman yang
positiv dalam beraktualisasi diri.
C.Harga diri rendah merupakan transisi atau peralihan respons konsep diri adptif
dengan konsep maladaptif.
D.Indentitas kacau adalah kegagalan individu dalam mengintergrasikan askep-
aspek identitas massa kanak-kanak ke dalam kematangan aspek psikososial
kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.
E.Depersonalisasi merupakan persaan yang tidak realisitis dan asing terhadap diri
sendiri yang memilki kaitan dengan ansietas,kepanikan,serta tidak dapat
membedakan dirinya dengan orang lain.
4. Kritik internal
Terkadang, mengkritik diri sendiri memang dibutuhkan untuk menyadarkan
seseorang akan perbuatan yang telah dilakukan. Kritik diri sendiri sering berfungsi
sebagai regulator atau rambu-rambu dalam bertindak atau berprilaku. Agar
keberadaan kita dapat diterima oleh masyarakat dan dapat beradaptasi diri dengan
baik.
5. Merubah diri
Terkadang diri kita sendiri yang menyebabkan persoalan akan bertambah rumit
dengan berfikir yang tidak-tidak (negative) terhadap suatu keadaan atau terhadap
diri kita sendiri. Namun dengan sifatnya yang dinamis, konsep diri dapat
mengalami perubahan kearah yang lebih positif.
4. Identitas
Identitas adalah kesadarn akan diri sendiri yang bersumber dari observasi dan
penilaian yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sendiri sebagai satu
kesatuan yang utuh (Stuart and Sudeen, 1991). Seseorang yang mempunyai
perasaan identitas diri yang kuat akan yang memandang dirinya berbeda dengan
orang lain. Kemandirian timbul dari perasaan berharga (aspek diri sendiri),
kemampuan dan penyesuaian diri. Seseorang yang mandiri dapat mengatur dan
menerima dirinya. Identitas diri terus berkembang sejak masa kanak-kanak
bersamaan dengan perkembangan konsep diri.
5. Harga diri
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa
seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri (Stuart and Sundeen, 2006). Frekuensi
pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri yang rendah atau harga diri yang
tinggi. Jika individu sering gagal, maka cenderung harga diri rendah. Harga diri
diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Aspek utama adalah di cintai dan
menerima penghargaan dari orang lain (Keliat, 2005).
3.1Kesimpulan
Secara umum menurut pendapat para ahli ada 3 dimensi konsep diri, Calhom dan
Acocella (1995) misalnya menyebutkan ke 3 dimensi tersebut yakni dimensi
pengetahuan, dimensi pengharapan dan dimensi penilaian.
Menurut Stuart dan Sudeen (1991) ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan konsep diri. Faktor-foktor tersebut terdiri dari teori perkembangan,
Significant Other (orang yang terpenting atau yang terdekat) dan Self Perception
(persepsi diri sendiri.
Dari rentang respon adatif sampai respon maladatif, terdapat lima rentang respons
konsep diri yaitu aktualisasi diri, konsep diri positif, harga diri rendah, kekacauan
identitas, dan depersonalisasi.
Menurut “Stuart & sundeen, 1995”. Ada berbagai hal yang dapat menyebabkan
gangguan konsep diri yaitu pola asuh orang tua, kegagalan, depresi, kritik internal
dan merubah diri
Gangguan konsep diri adalah suatu kondisi dimana individu mengalami kondisi
pembahasan perasaan, pikiran atau pandangan dirinya sendiri yang
negatif. Gangguan konsep diri dapat juga disebabkan adanya stresor. (Muhith, 2015) & (Potter
& Perry, 2005)
Masalah keperawatan gangguan konsep diri terbagi menjadi beberapa bagian yaitu gangguan
citra tubuh, gangguan ideal diri, gangguan peran, gangguan identitas dan gangguan harga diri
3.2Saran
Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat menelah
dan memahami apa yang telah terulis dalam makalah ini sehingga sedikit banyak bisa
menambah pengetahuan pembaca. Disamping itu kami juga mengharapkan saran dan kritik
dari para pembaca sehinga kami bisa berorientasi lebih baik pada makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Calhoun, JF & Acocella, J.R. 1995. Psychology of Adjusment and Human Relationship. New.
York : Mc Graw Hill, Inc.
Keliat, Budi.A., Panjaitan, R.U., & Daulima, N.H.C. 2005. Proses keperawatan kesehatan
jiwa,Edisi 2. Jakarta : EGC
Muhith, Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa Teori dan Aplikasi. Jakarta: ANDI
Partosuwido, S.R. 1992. Penyesuaian Diri Mahasiswa Dalam Kaitannya Dengan Konsep Diri,
Pusat Kendali dan Status Perguruan Tinggi. Disertasi. Program Pascasarjana Universitas
Gadjah Mada.
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik Edisi
4. Jakarta: EGC
Potter & Perry. 2010. Fundamental Keperawatan buku 3 ed.7. Jakarta: Salemba
Stuard, And Sundeen. 1991. Principles And Practice Of Psychiatric Nursing Ed 4. St Louis:
The CV Mosby Year Book.
Stuart G. W & S.J. Sundeen. 1995. Principles and Practice of Psychiatric Nursing. St. Louis:
Mshy Year Book
Stuart & Sundeen. (2006). Keperwatan psikiatrik: Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 5.
Jakarta : EGC