Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
TYPHOID
A. Pengertian
Typhoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi
salmonella Thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan
minuman yang sudah terkontaminasi oleh faeses dan urine dari
orang yang terinfeksi kuman salmonella. ( Bruner and Sudart,
1994).
Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman
salmonella thypi dan salmonella para thypi A,B,C. sinonim dari penyakit ini
adalah Typhoid dan paratyphoid abdominalis. (Syaifullah Noer, 1996).
NIM : A11000608
A. IDENTITAS
1. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. S
Status : Kawin
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
2. IDENTITAS PENANGGUNGJAWAB
Nama : Ny.T
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Klien mengalami deman sekitar 2 minggu SMRS ( naik turun ) meningkat pada malam hari, batuk lebil
dari 1 minggu dengan sputum berwarna kuning kental, pasien tidak mengalami pilek, mual, muntah,
dan gangguan BAK/BAB. Klien merasakan nyeri kepala, selanjutnya pada tanggal 01/07/12 klien
dibawa ke RSUD Majenang melalui IGD dengan keluhan yang sama. Klien diberikan tindakakn
pengecekan TTV dengan hasil TD:109, N:68x/m, R:20x/m, S:38 0C, pengecekan gula darah sewaktu
adalah 109, klien dating dengan kesadaran penuh dan diberi terapi obat Ranitidine extra 25mg/ampul,
Capsul A 2X1 tab (obat batuk), Analsik 500mg, paracetamol 500mg dan terpasang infuse Rl 20 tpm
mac. Setelah itu klien dibawa ke bangsal melati untuk melakukan perawatan.
Klien tidak pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya, tidak ada riwayat HT, DM.
Tidak ada yang mengalami riwayat penyakit yang sama dengan klien.
1) Pola Oksigenasi
Sebelum sakit : klien bernafas secara normal dan RR dbn 16-24 x/menit
Sebelum sakit : klien makan sehari 3x dan dalam porsi yang sedang dengan
4-6 gelas.
Saat dikaji : klien makan makanan yang diberikan dari Rumah Sakit dan
Sebelum sakit : klien BAK normal 3-4X tiap hari dengan warna jernih, tidak
Saat dikaji : klien BAK normal 3-4 sehari dengan warna jernik kekuning-
4) Pola Aktivitas
Saat dikaji : klien mampu jalan ke kamar mandi buat BAB/BAK, serta
Sebelum sakit : klien istirahat normal, 8 jam/24 jam, pola tidur teratur
Saat dikaji : klien merasakan kurang tidur selama dirumah sakit, karena
jam.
6) Kebutuhan Berpakaian
Saat dikaji : klien tampak lusuh dan hanya berpakaian seadanya dang anti
1Xsehari.
Saat dikaji : klien mampu beradaptasi dengan penigkatan suhu yang dialami
S:380C
Klien mampu mandi di seka di tempat tidur 2 x sehari, gosok gigi kadang-kadang, ganti pakaian 1X
sehari. Klien tampak kusut, rambut acak-acakan, penampilan tidak rapi.
Sebelum sakit : klien merasa aman dan betah untuk tinggal di rumahnya sendiri
bersama keluarganya
Saat dikaji : klien merasa gelisah dengan peningkatan suhu dan perubahan
Sebelum sakit : klien mampu berkomunikasi dengan orang lain dengan bahasa
daerahnya
Saat dikaji : hari pertama klien hanya diam dan baru berkomunikasi jika
Klien tidak dapat menjalankan sholat karena badan lemah,demam, klien mempunyai motivasi tinggi
untuk sembuh, tetapi klien juga berkeluh kesah karena keadaannya tidak segera membaik.
Saat dikaji : klien mampu beristirahat dengan keadaannya yang seperti itu.
Sebelum sakit : klien suka jalan-jalan bersama keluarga jika ada waktu luang
Saat dikaji : klien hanya bias menikmati keadaanya, ditemani istri dan
anaknya.
Sebelum sakit : klien mampu belajar dari Koran, radio, dan televisi
Saat dikaji : klien mendapatkan info dari perawat dan nformasi dari
D. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis
TTV :
1. Sistem pernafasan
I: Tidak nampak retraksi dada, bentuk dadan simetris, tak nampak penggunaan otot bantu nafas, tidak
ada massa, pola nafas normal.
P: fokal fremitus normal, tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa.
2. Sistem kardiovaskular
I: Tidak nampak retraksi dada, bentuk dadan simetris, tak nampak penggunaan otot bantu nafas, tidak
ada massa, ictus cordis tampak pada itercosta ke 5.
P: tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa, pulse teraba kuat
P: tidak ada nyeri tekan, tidak terasa pembesaran hepar, tak teraba adanya massa
4. Sistem perkemihan
Karakteristik urine/BAK jernih, frekuensi 3-4 sehari,tidak ada nyeri pinggang, tidak terpasang alat
bantu BAK, tidak ada darah, bau khas, tidak ada benjolan.
5. sistem endokrin
6. sistem genetalia
7. Sistem musculoskeletal
Pergerakan sendi normal, kekuatan otot penuh, tidak ada edema, turgor kulit baik, tidak ada
deformitas, tidak ada nyeri gerak, nyeri tekan, tidak ada pembengkakan pada sendi,tidak
menggunakan alat bantu, tidak ada fraktur, kemampuan ADL mandi, berpakaian, eliminasi, mobilisasi
di tempat tidur, pindah, ambulasi normal.
8. Sistem integumen
Turgor kulit baik, tidak ada sianosis/anemis, warna kulit sawo matang, tidak ada luka, tak ada edema,
tidak ada memar, benjolan,lesi.
9. Sistem persarafan
Tidak ada tremor, reflex cahaya pupil bagus, GCS baik, Kesadaran compos mentis, tidak ada parese,
plegi, parastese, paraplegi, orientasi waktu, tempat, orang normal.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Lab darah
a. DR : 1/7/12
b. widal : 2/7/12
F. THERAPHY
Obat oral ( capsule A 2x1 tab, analsik 500mg, paracetamol 500mg, Cyprofloxacin (1gr/12 jam )
G. ANALISA DATA
1 SUBJEKTIF : klien merasakan panas dingin Infeksi peradangan pada Hiperthermi b/d reaksi
( demam ) intestine peradangan pada sal
cerna
OBJEKTIF :
WBC : +22.0x103
Perubahan set point
hipertermi
2 SUBJEKTIF : klien merasakan panas dan Thypoid Vol cairan < kebutuhan
kering pada bibir b/d proses evaporasi
karena hiperthermi
OBJEKTIF :
Hipertermi
mukosa bibir mulai mengering
H. PRIORITAS DIAGNOSA
I. INTERVENSI KEPERAWATAN
J. IMPLEMENTASI
Klien mengikuti
tindakan(N:75,RR:18)
K. CATATAN PERKEMBANGAN
Indicator
thermoregulasi
Suhu 36 – 37 0 C
Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing, merasa
nyaman
Indicator
Fluid balance
Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB.
Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas turgor kulit baik, membran
mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan
Disusun Oleh :
Indra Hermawan
A11000608
2012
BAB 1 PENDAHULUAN
Demam thypoid menjadi masalah kesehatan, yang umumnya terjadi dinegara yang
sedang berkembang karena akibat kemiskinan, kriminalitas dan kekurangan air bersing yang
dapat diminum. tetapi lebih sering bersifat seporadis, terpencar-pencar di suatu daerah, dan
jarang menimbulkan lebih dari satu kasus pada orang-orang serumah. Demam thypoid dapat
di temukan sepanjang tahun. Insiden tertinggi didapatkan pada anak-anak dan tidak ada
perbedaan yang nyata anatra insidensi demam thypoid pada wanita dan pria. Diagnose dari
pelubangan penyakiit thypoid dapat sangat berbahaya apa bila terjadi selama kehamilan atau
pada periode setelah melahirkan. Kebanyakan penyebaran penyakit demam typoid ini tertular
pada manusia pada daerah-daerah berkembang, ini dikarenakan pelayanan kesehatan yang
belum baik, hygiene personal yang buruk. Salah satu contoh di negara Nigeria, dimana
terdapat 467 kasus dari tahun 1996 sampai dengan 2000.
Dalam lingkungan kita menjadi endemic di selatan dan Amerika Utara, Timur Tengah,
Tenggara dan hampir seluruh Asia termasuk India. Di seluruh dunia tercatat sekitar 33 juta
kasus dari demam typoid dan menyebabkan lebih dari 500.000 kematian.
2.2 Etiologi
1. Salmonella thyposa, basil gram negative yang bergerak dengan bulu getar, tidak bersepora
mempunyai sekurang-kurangnya tiga macam antigen yaitu
antigen O (somatic, terdiri darizat komplekliopolisakarida)
antigen H(flagella)
antigen V1 dan protein membrane hialin.
2. Salmonella parathypi A
3. salmonella parathypi B
4. Salmonella parathypi C
5. Faces dan Urin dari penderita thypus (Rahmad Juwono, 1996).
j) Sistem persyarafan
Apakah kesadarn itu penuh atau apatis, somnolen dan koma, dalam penderita penyakit
thypoid.
2.6 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi Salmonella Typhii
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
anoreksia
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan/bedrest.
4. Gangguan keseimbangan cairan (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan pengeluaran
cairan yang berlebihan (diare/muntah).
2.7 Perencanaan Tindakan Keperawatan
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi salmonella typhsi
Tujuan : suhu tubuh normal/terkontrol.
Kriteria hasil :
a. Pasien melaporkan peningkatan suhu tubuh Mencari pertolongan untuk pencegahan
peningkatan suhu tubuh.
b. Turgor kulit membaik
Intervensi Rasionalisasi
a. Berikan penjelasan kepada klien a. agar klien dan keluarga mengetahui sebab dari
dan keluarga tentang peningkatan peningkatan suhu dan membantu mengurangi
suhu tubuh kecemasan yang timbul.
b. Anjurkan klien menggunakan b. untuk menjaga agar klien merasa nyaman, pakaian
pakaian tipis dan menyerap tipis akan membantu mengurangi penguapan tubuh.
keringat c. agar klien merasa tenang dan udara di dalam ruangan
c. Batasi pengunjung tidak terasa panas.
d. Observasi TTV tiap 4 jam sekali d. tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui
e. 2,5 liter / 24 jam Anjurkan pasien keadaan umum pasien
untuk banyak minum, minum e. peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan
f. Memberikan kompres dingin tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan
g. kolaborasi dengan dokter dalam asupan cairan yang banyak
pemberian tx antibiotik dan untuk membantu menurunkan suhu tubuh
antipiretik g. antibiotik untuk mengurangi infeksi dan antipiretik
untuk menurangi panas.
Intervensi Rasionalisasi
a. Jelaskan pada klien dan keluargaa. untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang
tentang manfaat makanan/nutrisi. nutrisi sehingga motivasi untuk makan meningkat.
b. Timbang berat badan klien setiap b.
2 untuk mengetahui peningkatan dan penurunan berat
hari. badan.
c. Beri makanan dalam porsi kecil c. untuk meningkatkan asupan makanan karena mudah
dan frekuensi sering. ditelan.
d. Beri nutrisi dengan diet lembek, d. untuk menghindari mual dan muntah.
tidak mengandung banyak serat, Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antasida
tidak merangsang, maupun dan nutrisi parenteral.
menimbulkan banyak gas dan
dihidangkan saat masih hangat e. mengurangi rasa mual dan muntah.
e. Nutrisi parenteral dibutuhkan terutama jika kebutuhan
nutrisi per oral sangat kurang.
4. Gangguan keseimbangan cairan (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan cairan yang
berlebihan (diare/muntah)
Tujuan : tidak terjadi gangguan keseimbangan cairan
Kriteria hasil :
Turgor kulit meningkat
Wajah tidak nampak pucat
Intervensi Rasionalisasi
a. Berikan penjelasan tentang pentingnya untuk mempermudah pemberian cairan
kebutuhan cairan pada pasien dan keluarga. (minum) pada pasien.
b. Observasi pemasukan dan pengeluaran untuk mengetahui keseimbangan cairan.
cairan. untuk pemenuhan kebutuhan cairan.
c. 2,5 liter / 24 jam. Anjurkan pasien untuk untuk pemenuhan kebutuhan cairan dan
banyak minum mencegah adanya odem.
d. Observasi kelancaran tetesan infuse. untuk pemenuhan kebutuhan cairan yang
e. Kolaborasi dengan dokter untuk terapi tidak terpenuhi (secara parenteral).
cairan (oral / parenteral).
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Biodata Klien
Nama : Tn.A
Umur : 47 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : Kp sadeng, Desa Citanagara, Kecamatan cigedug-
Garut
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku Bangsa : Sunda
Status : Menikah
Tanggal masuk : 20 November 2014
Tanggal Pengkajian : 24 November 2014
No CM : 719972
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri pada abdomen bagian kiri bawah
b. Riwayat Kesehatan sekarang
Menurut penututran klien sudah satu minggu mengeluh demam disertai mual, pusing,
lesu, susah BAB dan nyeri pada abdomen bagian bawah. Selain itu klien mengeluh menggigil
pada malam hari yang disertai keringat dingin, sehingga klien dibawa ke dokter terdekat, lalu
dirujuk ke RSU dr SLAMET GARUT.
Pada tanggal 24 november 2014 dilakukan pengkajian, klien mengeluh nyeri pada
bagian abdomen, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk dengan skala nyeri 3 dari rentang 0-5.
Nyeri dirasakan pada daerah abdomen sebelah kiri bawah, rasa nyeri tidak terjadi
penyebaran. Nyeri dirasakan saat klien bergerak ddan pada saat ditekan.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Menurut penuturan kien, klien sebelumnya tdak perah mengalami penyakit seperti di
derita saat ini, namun klien mempunyai penyakit gastritis yang telah lama dideritanya. Ddan
biasanya klien hanya mengeluh pusing dan demam yang biasanya di obati dengan obat dari
warung.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Menurut penuturan klien dan keluarga klien diantara anggota keluarganya belum
pernah mengalami penyakit yang seperti diderita klien, dan juga tidak pernah mengalami
penyakit yang berat, seperti Diabete mellitus, Hepatitis TBC dan lain sebagainya.
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Kesadaran : compos mentis
Penampilan umum : Klien tampak lemah
b. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 130/60 mmHg
Nadi : 65 kali/menit
Respirasi : 21 kali/menit
Suhu : 36.3’c
c. Inteugumen
1) Inteugumen dan kulit kepala
Warna rambut
Distribusi : Hitam
Kuantitas : Merata
Tekstur : Tipis
Kebersihan : Bersih, tidak tampak adanya kotoran
Lesi : Tidak ada lesi
2) Kulit
Warna : Kuning langsat
Kelembaban : Lembab
Tekstur : Halus
: Baik, saat ditekan dapat kembali ke keadaan semula yaitu < 2 detik
Kebersihan : Bersih, tidak tampak adanya kotoran
3) Kuku
Warna dasar : Transparan
Tekstur : Halus
Bentuk : Cembung
Kebersihan : Bersih, tidak tapak adanya kotoran
: Baik, saat ditekan sirkulasi darah kembali dalam waktu < dari 2 detik
d. Kepala
Kebersihan : simetris
Bentuk : Lonjong, Oval
Kondisi : tidak terdapatbenjolan
Kebersihan : Bersih tidak tampak adanya kotoran
e. Mata
1) Alis mata
Kesimetrisan : simetris antara alis kiri dan alis kanan
Warna : Hitam
Distribusi bulu : Merata
Benjolan : Tidak terdapat benjolan
Nyeri : Tidak ada nyeri
2) Kelopak mata dan bulu mata
Kesimetrisan : selaras antara kelopak mata kiri dan kanan
Warna kelopak mata : sama dengan kulit sekitar
Distribusi bulu mata : merata
Warna bulu mata : Hitam, melengkung ke atas
Keadaan : Tidak terdapat edema
3) Bola mata
Konjuntiva : Merah muda
Sclera : Putih
Kornea : Jernih
4) Pupil
Bentuk : Isokor
rhadap cahaya : Baik, pada saat cahaya di dekatkan pupil mengecil dan melebar saat cahaya dijauhkan
: Baik, saat lidi wotten di dekatkan ke mata, mata langsung berkedip
Ketajaman penglihatan : Baik, klien dapat melihat pada jarak 35 cm dengan
cara membaca koran
Lapang pandang : Baik, pada jarak 60 cm klien dapat dengan jelas melihat telunjuk
perawat
7) Gerakan ekstra okuler mata : Baik, klien dapat mengikuti araj telunjuk perawat
f. Telinga
Posisi : simetris antara telinga kiri dan kanan
Warna : sama dengan kulit sekitar
tekstur : Halus
aran :Baik, klien dapat mendengar suara perawat dan menjawab pertanyaan perawat dengan baik
Kebersihan : Bersih, tidak tampak adanya serumen
g. Hidung
Bentuk : simetris antara lubang kiri dan kanan
Warna : sama dengan kulit sekitar
Mukosa hidung : tidak ada pembengkakan
Kebersihan : Bersih, tidak tampak adanya kotoran
man : Baik, klien dapat membedakan bau parfum dan bau minyak kayu putih
h. Mulut
1) Bibir
Warna : Merah muda
Tekstur : Halus
Kelembaban : Lembab
Keadaan : Tidak tampak adanya stomatitis
Kebersihan : Bersih tidak tampak adanya kotoran
2) Gigi
Warna : Putih kekuning-kuningan
Jumlah gigi : 30 buah
Kebersihan : tidak tampak adanya kotoran
Keadaan : tidak tampak adanya carries gigi
3) Lidah
Warna : merah muda
Tekstur : Halus
Pergerakan : Baik, dapat digerakan kesegala arah
Kebersihan : tidak tampak adanya kotoran
Fungsi pengecapan : Baik, klien dapat membedakan rasa asin, manis dan pahit
i. Leher
Warna : Sama dengan kulit sekitar
Kesimetrisan : simetris antara kedua bahu
Pergerakan : Baik, dapat digerakan ke segala arah
JVP : Ada peninggian JVP
KGB : tidak ada pembesaran KGB
Kelenjar tyroid : saat menelan tidak ada pembesaran tyroid
Kebersihan : Bersih
j. Dada
Posisi : simetris antara dada kiri dan kanan
Bunyi jantung : Reguler
Bunyi paru-paru : Vasikuler
Kebersihan : Bersih
k. Abdomen
Warna : Sama dengan kulit tubuh
Tekstur : Halus
: Klien mengeluh nyeri pada abdomen bagian kiri bawah dan nyeri tekan
Skala : skala nyeri 3 dari rentang 0 - 5
Kebersihan : Bersih
l. Genetalia tidak terkaji
m. Ekstremitas
:Pergerakan tangan kanan klien terbatas karena terpasang infuse, dan tangan kiri dapat
digerakan ke segala arah
: Baik, kaki kanan dan kaki kiri klien dapat digerakan ke segala arah
4. Pola aktivitas
No Jenis Aktivitas Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Pola nutrisi
a. Makan
Frekwansi
Jenis
3 kali / hari 2kali / hari
Porsi
Cara Nasi, lauk pauk, sayur-sayuran Bubur nasi, lauk pauk, sayuran
b. Muinum 1 porsi ½ porsi
Frekwensi
Jenis Mandiri Dibantu
cara
2. Kimia Klinik
No Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interpretasi
1. Ureum 33 mg/dL 15 – 50 mg/dL Normal
2. Kreatinin 0.7 mg/dL 0.7 – 1.2 mg/dL Normal
b. Diagnose medis
thypoid abdominalis
c. Therapy
1) Infuse RL 20 tetes/menit IV
2) Cefotaxim 2.1 gram IV
3) Ranitidine 2.1 amp IV
4) Ketorolax 2.1 amp IV
5) PCT 3.500 gram
6) Curcuma 3.1
B. Analisa data
No Symptom Etiologi Problem
1. Ds : Inflamasi pada hati dan limpa Gangguan rasa
Klien mengeluh nyeri nyaman yeri
pada abdomen bagian kiri
bawah
Do : Hepatomegali dan splenomegali
Klien tampak kesakitan
pada abdomen bagian kiri
bawah
Keadaan umum lemah Nyeri tekan
T : 130/60 mmHg
P : 65 kali/menit
R : 21 kali/menit
S : 36.3’c
Nyeri akut
mengeras
Anoreksia
Gangguan pemenuhan nutrisi
4. Ds : Asupan nutrisi kurang Gangguan pola
Klien mengeluh lemas aktivitas
Do :
Klien tampak lemah
Aktivitas klien dibantu, Tubuh kekurangan energy
BAB, BAK, makan dan
lain-lain
Lemas/lemah
C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri sehubungan dengan nyeri pada abdomen kiri bawah, yang
ditandai dengan :
Ds : klien mengeluh nyeri pada abdomen bagian kiri bawah
Do :
Klien tampak meringis kesakitan
Skala nyeri 3 dari rentang 0 - 5
Keadaan umum tampak lemah
T : 130/60 mmHg
P : 65 kali/menit
R : 21 kali/menit
S : 36,3’c
2. Gangguan pola eliminasi fekal sehubungan dengan konstipasi, yang ditandai dengan :
Ds : klien mengeluh susah BAB
Do :
Klien tampak lemah
Bising usus klien 5x/ menit
Abdomen klien teraba keras
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan adanya mual muntah yang
ditandai dengan :
Ds :
klien mengeuh mual
klien mengeluh tidak napsu makan
Do :
Klien tampak lemah
Posi makan klien ½ porsi
Berat badan klien turun 7 Kg, dari 52 Kg menjadi 45 Kg
4. gangguan pola aktivitas segubungan dengan kelemahan fisik, yang ditandai dengan :
Ds : klien mengeluh lemas
Do :
Klien tampak lemah
Aktivitas klien dibantu, BAB, BAK, berjalan dan lain-lain.
PROSES KEPERAWATAN
Nama :
Tn.A
Ruangan : AGATE
Umur : 47
Tahun
No. CM : 719972
Jenis kelamin : Laki-
laki
Dx : thypoid abdominalis
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan
keperawatan Intervensi Rasonalisasi
1. Gangguan rasaSetelah dilakukan Kaji secaraPerubahan dalam lokasi/atauTang
nyaman nyeritindakan keperawatankomprehensip tentangtetapi dalam menunjukanPuku
sehubungan denganselama 2 x 24 jamnyeri meliputi : lokasi,terjadinya komplikasi. Nyeri Men
adanya nyerigagguan rasa nyamankarakteristik, durasi,cenderung menjadi konstandan
pada badomen kirinyeri teratasi denganfrekwensi, lebih hebat, akan menyebar kenyer
bawah, yang ditandaikriteria hasil : kualitas/beratnya nyeriatas, nyeri dalam local biladiras
dengan : Laporan nyeri hilangskala ( 0-5 ) dan factor-terjadi abses. di ab
Ds : atau terkontrol faktor presipitasi
klien mengeluh nyeri Klien dapat Berikan kompres Mem
pada abdomen bagianmenunjukan hangat pada daerah hasil
kiri bawah keterampilan relaksasi,nyeri teknik kompres hangat yangrasa
Do : metode lain untuk diberikan, akan membantu Mem
Klien tampakmeningkatkan Berikan penjelasanmengurangi rasa nyeri. tekn
meringis kesakitan kenyamanan tentang strategi hasil
Skala nyeri 3 dari menurunkan rasadengan melakukan tekniktekn
rentang 0 - 5 neyeri yaitu dengandistraksi diharapkan klientamp
Keadaan umum klien teknik distraksi danakanupa/teralihkan dan
lemah relaksasi. reaksasi akan menguragi
T : 130/60 mmHg Atur posisi klin,komsusi oksigen. Ketegangan Men
P : 65 kali/menit pertahankan posisiotot dan diharapkan rasa nyeriyaitu
R : 21 kali/menit semi fowler akan berkurang. hasil
S : 36,3’c memudahkan darinasetenan
cairan/luka karena garvitasi
dan membantu meminimalkan
rasa nyeri karena gerakan
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Tn. A Ruang :
AGATE
Umur : 47 tahun No CM :
719972
Jenis kelamin : Laki-laki Dx : thypoid
Tanggal DS Catatan Pelaksana
N
o
1. 26 november I S : Klien mengeluh mengeluh nyeriEndri kustiana
2014 pada abdomen kiri bawah
O : - klien tampak meringis
- skala nyeri 3 dari rentang 0 -5
- klien tampak lemah
T : 130/60 mmHg R : 21
kali/menit
P : 65 kali/menit S : 36,3’c
A : Gangguan rasa nyaman nyeri
P : - kaji karakteristik, lokasi, durasi,
frekwensi dan intensitas nyeri
Berikan kompres hangat
Atur posisi tidur klien, perrahankan
osisi semi fowler
I : - mengkaji karakteristik, lokasi,
durasi, frekwensi dan intensitas nyeri
Memberikan kompres hangat
Mengatur posisi tidur klien yaitu semi
fowler
E : masalah teratasi sebagian
R : Lanjutkan intervensi
2. 26 november II S : klien mengeluh susah BAB Endri kustiana
2014 O : - klien tampak lemah
Bising usus klien 5 kali/menit
Abdmen klien teraba keras
A : Gangguan eliminasi fekal
P : - kaji frekwensi BAB, konsistensi,
warna dan bau
Anjurkan untuk mobilisasi
Anjurkan klien untuk banyak minum
Berikan penjelasan tentang
penyebab kontipaasi
Kolaborasi untuk pemberian obat
pencahar
I : - mengkaji frekwensi BAB, konsistensi,
warna dan bau
Menganjurkan untuk mobilisasi
Menganjurkan klien untuk banyak
minum
Memberikan penjelasan tentang
penyebab kontipasi
Membeikan obat pencahar yaitu
glukolak 1 butir perhari
E : masalah belum teratasi
R : Lanjutkan intervensi
3. 26 november III S : - klien mengeluh mual Endri Kustiana
Klien mengeluh tidak nafsu makan
2014 O : - klien tampak lemah
Porsi makan klien ½ porsi
Berat badan klien menurun 7 Kg dari
52 Kg menjadi 45 Kg
A : gangguan pemenuhan nutrisi
P : - kaji riwayat nutrisi klien
Observasi masukan intake makan
Timbang berat badan tiap hari
Anjurkan klien untuk makan sedikit
tetapi sering
Berikan oral hygine
Kolaborasi pemberian obat anti mual
I : - mengkaji riwayat nutrisi klien
Mengobservasi masukan intake
Menimbang berat badan tiap hari
Memberikan oral hygine
Memberikan obat anti mul yaitu
ranitidine 2 x 1 amp/hari
E : masalah teratasi sebagian
R : lanjutkan intervensi
4. 26 november IV S : klien mengeuh lemas Endri Kustiana
2014 O : - klien tampak lemah
Aktivitas klien dibantu BAB, BAK,
makan, berjalan dan lain-lain
A : gangguan pola aktivitas
P : - berikan lingkungan yang tenang
Anjurkan untuk mobilisasi secara
bertahap
Dekatkan barang-barang klien
Anjurkan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan klien
I : - memberikan lingkungan yang
tenang
Menganjurkan untuk mobilisasi
secara bertahap
Mendekatkan barang-barang klien
Menganjurkan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan klien
E : masalah belum teratasi
R : Lanjutkan intervensi
BAB IV
KESIMULAN DAN REKOMENDASI
4.1 Kesimpulan
Dalam makalah ini dapat disimpulkan, bahwa penyakit demam thypoid
merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi dalam masyarakat dan
sampai saat ini masih belum bisa ditangani dan dihentikan. Menjaga diri dan
lingkungan masing – masing merupakan cara terbaik untuk mencegah
penyakit ini datang.
Setelah melaksanakan asuhan keperawatan pada klien Tn.A dengan
demam thypoid hari ke-1 sampai hari ke-3, dari tanggal 24 November – 26
November 2014 penulis dapat menarik kesimpulan sebagi berikut:
1. Melalui pengkajian yang komprehensif didapatkan data-data mengenai klien secara umum
sehingga permasalahan yang ada dapat tergali dan teratasi. Data yang ditemukan pada klien
mengeluh nyeri pada abdomen bagian kiri bawah, klien belum BAB selam 6 hari sejak masuk
Rumah Sakit, klien makan habis ½ porsi, klien tampak lemah dengan aktivitas dibantu
keluarga; makan, BAB, BAK, berjalan dan lain-lain
2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan demam thypoid adalah : gangguan
rasa Nyman nyeri, gangguan eliminasi fekal, gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi, dan
gangguan pola aktivitas
3. Penilaian keberhasilan dari asuhan keperawatan pada klien demam thypoid disesuaikan
dengan tujuan yang diharapkan, selain itu perawat juga harus mampu menilai dengan baik
apakah masalah sudah teratasi atau belum sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan guna menanggulangi masalah klien.
4. Pendidikan kesehatan sangat diperlukan mengingat masih banyaknya klien khususnya
demam thypoid, yang masih kurang mengetahui tentang penatalaksanaan dan pencegahan.
5. Pendokumentasian asuhan keperawatan pada pasien demam thypoid dilakukan dengan
akurat, tepat waktu agar hasil daripada tindakan asuhan keperawatan dapat
dipertanggungjawabkan.
4.2 Rekomendasi
1. Pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid harus dilakukan melalui
pendekatan proses keperawatan melalui 5 tahap, yaitu : pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
2. Diagnosa yang diangkat hendaknya berdasarkan dengan data yang ditemukan dari hasil
pengkajian.
3. Pelaksanaan tindakan keperawatan hendaknya melibatkan klien, keluarga dan tim kesehatan
lain dan hendaknya memperhatikan standar asuhan keperawatan.
4. Pembuatan rencana keperawatan seharusnya disusun berdasarkan prioritas masalah dengan
mengacu pada kebutuhan dasar manusia. Rencana tindakan terhadap masalah yang
ditemukan adalah mengatasi nyeri, mengembalikan integritas kulit dan jaringan, memenuhi
kebutuhan klien yang tidak dapat dilakukan sendiri oleh klien, dan mencegah terjadinya
infeksi.
5. Pelaksanaan asuhan keperawatan hendaknya disesuaikan dengan perencanaan yang telah
ditetapkan, di samping itu pula disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan yang ada.
Keberhasilan yang dicapai dari pelaksanaan asuhan keperawatan tidak terlepas dari kerjasama
yang baik dari klien, keluarga dan perawat serta tim kesehatan lainnya sehingga semua
rencana tindakan dapat mencapai hasil yang maksimal.
6. Penilaian hasil tindakan keperawatan seharusnya berorientasi pada kriteria tujuan yang
diharapkan dalam memenuhi kebutuhan klien. Evaluasi dilakukan untuk menilai
keberhasilan dari semua implementasi yang telah dilaksanakan. Pada tahap evaluasi asuhan
keperawatan pada kasus ini didapatkan hasil yakni teratasinya masalah yang muncul pada
klien.
7. Pendokumentasian hasil asuhan keperawatan hendaknya dilakukan dengan akurat, tepat
waktu agar hasil dari semua tindakan dapat tercapai secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
1999.
Marjory Gordon, dkk, 2001, Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2001-
2002, NANDA
Kuncara, H.Y, dkk, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &