Você está na página 1de 19

ASKEP PPOK dan Laporan Kasus

LAPORAN PENDAHULUAN
ASuhan KEPerawatan KLIEN DENGAN
Penyakit Paru Obstruktif kronik

1. Pengertian
a. PPOK Merujuk pada sejumlah gangguan yang mempengaruhi pergerakan
udara dari dan keluar Paru. Gangguan yang penting adalah Bronkhitis
Obstruktif, Emphysema dan Asthma Bronkiale. (Black. J. M. &
Matassarin,.E. J. 1993).

b. Suatu kondisi dimana aliran udara pada paru tersumbat secara terus
menerus. Proses penyakit ini adalah seringkali kombinasi dari 2 atau 3
kondisi berikut ini (Bronkhitis Obstruktif Kronis, Emphysema dan Asthma
Bronkiale) dengan suatu penyebab primer dan yang lain adalah
komplikasi dari penyakit primer.(Enggram, B. 1996).

Bronkhitis Kronis
Gangguan klinis yang ditandai dengan pembentukan mucus yang
berlebihan dalam bronkus dan termanifestasikan dalam bentuk batuk
kronis dan pembentuk sputum selama 3 bulan dalam setahun, paling
sedikit 2 tahun berturut – turut.

Emphysema
Perubahan anatomis parenkim paru yang ditandai pelebaran dinding
alveolus, duktus alveolaris dan destruksi dinding alveolar

Asthma Bronkiale
Suatu penyakit yang ditandai dengan tanggap reaksi yang meningkat dari
trachea dan bronkus terhadap berbagai macam rangsangan dengan
manifestasi berupa kesukaran bernafas yang disebabkan oleh peyempitan
yang menyeluruh dari saluran nafas.

Asthma dibedakan menjadi 2 :


1. Asthma Bronkiale Alergenik
2. Asthma Bronkiale Non Alergenik

Asthma tidak dibahas disini karena gejala dan tanda lebih spesifik dan ada
pembahasan khusus mengenai penyakit asma

3. Penyebab PPOK
a. Bronkitis Kronis
1) Faktor tak diketahui
2) Merokok
3) Polusi Udara
4) Iklim

b. Emphysema
1) Faktor tak diketahui
2) Predisposisi genetic
3) Merokok
4) Polusi udara

c. Asthma Bronkiale
Faktor Prediasposisi nya adalah :
1. Alergen (debu, bulu binatang, kulit dll)
2. Infeksi saluran nafas
3. Stress
4. Olahraga (kegiatan jasmani berat )
5. obat-obatan
6. Polusi udara
7. lingkungan kerja
8. Lain-lain, (iklim, bumbu masak, bahan pengawet dll)

4. Gambaran Klinis
a. Asthma Bronkiale
Selama serangan klien mengalami dispnea dan tanda kesulitan bernafas.
Permulaan tanda serangan terdapat sensasi kontriksi dada (dada terasa
berat), Whezing, batuk non produktif, takhi kardi dan takipnea.

b. Manifestasi klinis Emphysema dan bronkhitis kronis


Gambaran Emphysema Bronkhitis
Mulai timbul Usia 30 – 40 tahun 20 – 30 tahun batuk akibat
merokok (cacat pada usia
pertengahan)
Sputum Minimal Banyak sekali
Dispne Dispnea relatif dini Lambat
Rasio V/Q Ketidakseimbangan minimal Ketidakseimbangan nyata
Bnetuk Tubuh Kurus dan ramping Gizi cukup
Diameter AP dada Dada seperti tong Tidak membesar
Gambaran respirasi Hyperventilasi hypoventilasi
Volume Paru FEV 1 rendah FEV 1 rendah
TLC dan RV meningkat TLC normal RV meningkat
moderat
Pa O2 Norml/rendah Meningkat
Sa O 2 Normal Desaturasi
Polisitemia Normal Hb dan Hematokrit
meningkat
Sianosis Jarang sering

Managemen Medis
Intervensi medis bertujuan untuk :
1) Memelihara kepatenan jalan nafas dengan menurunkan spasme bronkus
dan membersihkan secret yang berlebihan
2) Memelihara keefektifan pertukaran gas
3) Mencegah dan mengobati infeksi saluran pernafasan
4) Meningkatkan toleransi latihan.
5) Mencegah adanya komplikasi (gagal nafas akut dan status asmatikus)
6) Mencegah allergen/iritasi jalan nafas
7) Membebaskan adanya ansietas dan mengobati depresi yang sering
menyertai adanya obstruksi jalan nafas kronis.

Managemen medis yang diberikan berupa


1) Pharmacologic management
a) Anti inflamasi ( kortikosteroid, sodium kromolin dll)
b) Bronkodilator
Adrenergik : efedrin, epineprin, beta adrenergik agonis
selektif
Non adrenergik : aminophilin, tefilin
c) Antihistamin
d) Steroid
e) Antibiotic
f) Ekspektoran
Oksigen digunakan 3 l/m dengan cannula nasal.
2) Hygiene Paru.
Bertujuan untuk membersihkan sekret dari paru-paru dan kemudian
meningkatkan kerja silia dan menurunkan resiko infeksi.
Dilaksanakan dengan nebulizer, fisioterapi dada, postural drainase
3) Exercise
Bertujuan untuk mempertinggi kebugaran dan melatih fungsi otot skeletal
agar lebih efektif.
Dilaksanakan dengan jalan sehat.
4) Menghindari bahan iritans
Penyebab iritans jalan nafas harus dihindari seperti asap rokok dan perlu
juga mencegah adanya alergen yang masuk tubuh.
5) Diet
Klien sering mengalami kesulitan makan karena adanya dipsnea.
Pemberian porsi yang kecil namun sering lebih baik daripada makan
langsung banyak.

Management Keperawatan
Pengkajian :
1. Riwayat atau faktor penunjang :
- Merokok merupakan faktor penyebab utama.
- Tinggal atau bekerja di area dengan polusi udara berat.
- Riwayat alergi pada keluarga
- Riwayat Asthma pada anak-anak.

2. Riwayat atau adanya faktor pencetus eksaserbasi :


- Alergen.
- Stress emosional.
- Aktivitas fisik yang berlebihan.
- Polusi udara.
- Infeksi saluran nafas.

3. Pemeriksaan fisik :
a. Manifestasi klinik Penyakit Paru Obstruktif Kronik :
 Peningkatan dispnea.
 Penggunaan otot-otot aksesori pernafasan (retraksi otot-otot abdominal,
mengangkat bahu saat inspirasi, nafas cuping hidung).
 Penurunan bunyi nafas.
 Takipnea.
b. Gejala yang menetap pada penyakit dasar
 Asthma
 Batuk (mungkin produktif atau non produktif), dan perasaan dada seperti
terikat.
 Mengi saat inspirasi maupun ekspirasi yang dapat terdengar tanpa
stetoskop.
 Pernafasan cuping hidung.
 Ketakutan dan diaforesis.

 Bronkhitis
 Batuk produktif dengan sputum berwarna putih keabu-abuan, yang
biasanya terjadi pada pagi hari.
 Inspirasi ronkhi kasar dan whezzing.
 Sesak nafas

 Bronkhitis (tahap lanjut)


 Penampilan sianosis
 Pembengkakan umum atau “blue bloaters” (disebabkan oleh edema
asistemik yang terjadi sebagai akibat dari kor pulmunal).

 Emphysema
 Penampilan fisik kurus dengan dada “barrel chest” (diameter thoraks
anterior posterior meningkat sebagai akibat hiperinflasi paru-paru).
 Fase ekspirasi memanjang.

 Emphysema (tahap lanjut)


 Hipoksemia dan hiperkapnia.
 Penampilan sebagai “pink puffers”
 Jari-jari tabuh.

4. Pemeriksaan diagnostik
 Test faal paru
1) Kapasitas inspirasi menurun
2) Volume residu : meningkat pada emphysema, bronkhitis dan asthma
3) FEV1 selalu menurun = derajat obstruksi progresif Penyakit Paru
Obstruktif Kronik
4) FVC awal normal  menurun pada bronchitis dan astma.
5) TLC normal sampai meningkat sedang (predominan pada emphysema).

 Transfer gas (kapasitas difusi).


Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik Transfer gas relatif baik.
Pada emphysema : area permukaan gas menurun.

Transfer gas (kapasitas difusi).menurun

 Darah :
Hb dan Hematokrit meningkat pada polisitemia sekunder.
Jumlah darah merah meningkat
Eo dan total IgE serum meningkat.
Analisa Gas Darah  gagal nafas kronis.
Pulse oksimetri  SaO2 oksigenasi menurun.
Elektrolit menurun oleh karena pemakaian deuritika pada cor pulmunale.

 Analisa Gas Darah


PaO2 menurun, PCO2 meningkat, sering menurun pada astma. PH normal
asidosis, alkalosis respiratorik ringan sekunder.

 Sputum :
Pemeriksaan gram kuman/kultur adanya infeksi campuran.
Kuman patogen >> :
Streptococcus pneumoniae.
Hemophylus influenzae.
Moraxella catarrhalis.

 Radiologi :
Thorax foto (AP dan lateral).
Hiperinflasi paru-paru, pembesaran jantung dan bendungan area paru-
paru.

Pada emphysema paru :


 Distensi >
 Diafragma letak rendah dan mendatar.
 Ruang udara retrosternal > (foto lateral).
 Jantung tampak memanjang dan menyempit.
 Bronkogram : menunjukkan dilatasi bronkus, kolap bronkhiale pada
ekspirasi kuat.

 EKG.
Kelainan EKG yang paling dini adalah rotasi clock wise jantung. Bila sudah
terdapat Kor Pulmonal terdapat deviasi aksis ke kanan dan P- pulmonal
pada hantaran II, III dan aVF. Voltase QRS rendah. Di V1 rasio R/S lebih
dari 1 dan di V6 V1 rasio R/S kurang dari 1. Sering terdapat RBBB
inkomplet.

5. Lain-lain perlu dikaji Berat badan, rata-rata intake cairan dan diet harian.

Aktivitas dan
Istirahat
Gejala Keletihan, kelelahan, malaise
Ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari karena sulit
bernafas. Perlu tidur dalam posisi duduk cukup tingi. Dispnea pada
saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau latihan
Tanda Kelelahan, gelisah, insomnia, kelemahan umum/kehilangan masa
otot
Sirkulasi
Gejala Pembengkakan pada ekstremitas bawah
Tanda Peningkatan tekanan darah. Peningkatan frekuensi jantung
Distensi vena leher, sianosis perifer
Integritas ego
Gejala/tanda Ansietas, ketakutan dan peka rangsang
Makanan/cairan
Gejala Mual/muntah, Nafsu makan menurun, ketidakmampuan makan
karena distress pernafasan
Penurunanan BB menetap (empisema) dan peningkatan BB karena
edema (Bronkitis)
Tanda Turgor kulit buruk, edema, berkeringat, penurunan BB, penurunan
massa otot

Hygiene
Gejala Penurunan Kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan
melakukan aktivitas tubuh
Tanda Kebersihan buruk, bau badan
Pernafasan
Gejala Nafas pendek, khususnya pada saat kerja, cuaca atau episode
serangan asthma, rasa dada tertekan/ketidakmampuan untuk
bernafas. Batuk menetap dengan produksi sputum setiap hari
selama 3 bulan berturut-turut selam 3 tahun sedikitnya 2 tahun.
Sputum hijau, putih, kuning dengan jumlah banyak (bronchitis)
Episode batuk hilang timbul dan tidak produktif (empisema),
Riwayat Pneumonia, riwayat keluarga defisiensi alfa antitripsin
Tanda Respirasi cepat dangkal, biasa melambat, fas ekspirasi memanjang
dengan mendengkur, nafas bibir (empisema)
Pengguanaan otot Bantu pernafasan, Dada barell chest, gerakan
diafragma minimal. Bunyi nafas, Ronki, wheezing, redup
Perkusi hypersonor pada area paru (udara terjebak, dan dapat juga
redup/pekak karena adanya cairan).
Kesulitan bicara 94 – 5 kalimat 0
Sianosis bibir dan dasar kuku, jari tabuh.
Seksualitas Libido menurun
Interaksi sosial
Gejala Hubungan ketergantungan, kurang sisitem pendukung
tanda Keterbatasan mobilitas fisik
Kelalaian hubungan antar keluarga

Diagnosa keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan pembatasan jalan nafas,
kelelahan otot pernafasan, peningkatan produksi mukus atau spasme
bronkus.
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan
batuk, peningkatan produksi mukus/peningkatan sekresi lendir
3. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakadekuatan intake nutrisi sekunder terhadap peningkatan
kerja pernafasan atau kesulitan masukan oral sekunder dari anoreksia.
4. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
penyakitnya.

Perencanaan
Perencanaan meliputi penyusunan prioritas, tujuan dan kriteria hasil dari
masing-masing masalah yang ditemukan.

Tujuan Penatalaksanaan
 Mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup.
 Pemeliharaan fungsi paru yang optimal dalam waktu singkat dan panjang.
 Pencegahan dan penanganan eksaserbasi.
 Mengurangi perburukan fungsi paru setiap tahunnya.

Kriteria Keberhasilan :
 Berkurangnya gejala sesak nafas.
 Berkurangnya frekuensi dan lamanya eksaserbasi.
 Membaiknya faal paru.
 Menurunnya gejala psikologik (depresi, kecemasan).
 Memperbaiki kualitas hidup.
 Dapat melakukan aktifitas sehari-hari.

Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana tindakan Rasional


Gangguan pertukaran gas Klien mampu menunjukkan Observasi status pernafasan, hasil gas Memant
berhubungan dengan perbaikan oksigenasi. darah arteri, nadi dan nilai oksimetri pernafasa
pembatasan jalan nafas, Kriteria hasil Awasi perkembangan membran mukosa
kelelahan otot pernafasan, Gas arteri dalam batas normal / kulit (warna) Ganggua
peningkatan produksi Warna kulit perifer membaik (tidak Observasi tanda vital dan status cianosis
mukus atau spasme cianosis) kesdaran. Menentu
bronkus. RR : 12 – 24 x /menit Evaluasi toleransi aktivitas dan batasi kesadaran
Bunyi nafas bersih aktivitas klien Mengura
Batuk (-) berlebiha
Ketidaknyamanan dada (–) Berikan oksigenasi yang telah Okigen
Nadi 60 – 100 x/menit dilembabkan Memenu
Dyspnea (–) Pertahankan posisi fowler dengan
tangan abduksi dan disokong dengan Meningk
bantal atau duduk condong ke depan
dengan ditahan meja.
Kolaborasi untuk
Berikan obat yang telah diresepkan Obat dep
Berikan obat depresan saraf dengan pernafasa
hati-hati (sedatif/narkotik).

Bersihan jalan nafas tidak Klien dapat mening-katkan bersihan Kaji kemampuan klien untuk Memant
efektif berhubungan dengan jalan nafas memobilisasi sekresi, jika tidak mampu : dan meni
ketidakadekuatan batuk, Kriteria hasil Ajarkan metode batuk terkontrol merawat
peningkatan produksi Mampu mendemonstrasikan batuk Gunakan suction (jika perlu untuk members
mukus/peningkatan sekresi terkontrol mengeluarkan sekret)
lendir Intake cairan adekuat Lakukan fisioterapi dada
Secara rutin tiap 8 jam lakukan
auskultasi dada untuk mengetahui Memant
kualitas suara nafas dan kemajuannya.
Berikan obat sesuai dengan resep;
mukolitik, ekspektorans Mengenc
Anjurkan minum kurang lebih 2 liter dikeluark
per hari bila tidak ada kontra indikasi mengenc
Anjurkan klien mencegah infeksi /
stressor
Cegah ruangan yang ramai pengunjung Menghin
atau kontak dengan individu yang menyeba
menderita influenza
Mencegah iritasi : asap rokok
Imunisasi : vaksinasi Influensa.

Gangguan kebutuhan Klien akan menunjukkan Kaji kebiasaan diit. Catat derajat Pasien d
nutrisi kurang dari kemajuan/peningkatan status nutrisi kesulitan makan/masukan. Evaluasi BB anoreksia
kebutuhan tubuh Kriteria hasil pola mak
berhubungan dengan Klien tidak mengalami kehilangan cenderun
ketidakadekuatan intake BB lebih lanjut Berikan perawaatan oral kebersih
nutrisi sekunder terhadap Masukan makanan dan cairan penumbu
peningkatan kerja meningkat rangsang
pernafasan, kesulitan Urine tidak pekat menimbu
masukan oral sekunder dari Output urine meningkat. Hindari makanan penghasil gas dan meningka
anoreksia Membran mukosa lembab minuman karbont Menu ha
Kulit tidak kering Sajikan menu dalam keadaan hangat spingkter
Tonus otot membaik mual/mu
menegah
Anjurkan makan sedikit tapi sering resiko mu
Kolaborasi tim nutrisi untuk Menentu
menentukan diit perhitung

Cemas berhubungan Tujuan : rasa cemas Kaji tingkat kecemasan yang dialami Untuk m
dengan kurangnya berkurang/hilang. oleh pasien. yang dial
pengetahuan tentang Kriteria Hasil : bisa mem
penyakitnya. Klien mengungkapkan bahwa ia dan tepat
tidak cemas.
Ekspresi wajah rileks. Beri kesempatan pada pasien untuk Dapat m
RR : 12 – 24 X / menit. mengungkapkan rasa cemasnya.
N : 60 - 100 X / menit Lakukan pendekatan kepada klien Agar ter
dengan tenang dan meyakinkan dan perawat-p
hindari pemberian informasi atau kooperati
instruksi yang bertele-tele dan terus
menerus. Penjelas
Berikan penjelasan yang sederhana dan tentang tu
singkat tentang tujuan intervensi dan diagnosti
pemeriksaan diagnostik serta anjurkan untuk iku
kepada klien untuk ikut serta dalam keperawa
tindakan keperawatan. pikiran p
Sikap po
Berikan keyakinan pada pasien bahwa membant
perawat, dokter, dan tim kesehatan lain dirasakan
selalu berusaha memberikan pertolongan
yang terbaik dan seoptimal mungkin.
Berikan kesempatan pada keluarga Pasien a
untuk mendampingi pasien secara anggota k
bergantian. Lingkun
Ciptakan lingkungan yang tenang dan membant
nyaman.

daftar pustaka

Alsagaff Hood, Abdul Mukty, (1995). Dasar – Dasar Ilmu Penyakit Paru.
Airlangga University Press. Surabaya.

Amin muhammad, Hood Alsagaff. (1989). Pengantar Ilmu Penyakit Paru. Airlangga
University Press. Surabaya.

Blac,MJ Jacob. (1993). l.uckman & Sorensen’s Medical surgical Nursing A


Phsycopsicologyc Approach. W.B. Saunders Company. Philapidelpia.

Barbara Engram. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Vol. 1.


Penerbit EGC. Jakarta.

Marylin E doengoes. (2000). Rencana Asuhan keperawatan Pedoman


untuk Perencnaan /pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC.Jakarta.

Soeparman, Sarwono Waspadji. (1990). Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit
FKUI. Jakarta.

Sylvia Anderson Price, Lorraine McCarty Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep Klinis
Proses - Proses Penyakit. EGC. Jakarta.

Yunus Faisal. (1992). Pulmonologi Klinik. Bagian Pulmonologi FKUI. Jakarta.


ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. “Q”
DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK)
DI RUANG KEPERAWATAN IRNA III RSUD KOTA MATARAM

Tanggal MRS : 31 januari 2013


Ruang :
RM :
Pengkajian : 6 februari 2013

I. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Suku/Bangsa :
Agama :
Status Marietal :
Pekerjaan :
Pendidikan :-
Alamat :
2. Identitas penanggung jawab
Nama :
Hub. Dengan klien :
Alamat :
Pekerjaan :
Pendidikan :-
Jenis kelamin :

3. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
sesak
b. Riwayat penyakit sekarang
klien masuk melalui IGD dengan keluhan sesak, sering kambuh, nyeri uluh
hati, tidur harus ½ duduk.
c. Riwayat penyakit dahulu
klien mengatakan bahwa klien mempunyai riwayat asma sejak kecil.
d. Riwayat penyakit keluarga
Orang tua dan saudarah dari klien ada juga yang menderita penyakit
seperti yang diderita klien saat ini.

4. Genogram
Keterangan :

: laki-laki / perempuan

: meninggal

: garis pernikahan

: garis keturunan

: pasien

5. Pola aktivitas sehari-hari


(1) Pola Persepsi Dan Tata Laksana Hidup Sehatan
Pada klien dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik terjadi perubahan
persepsi dan tata laksana hidup sehat karena kurangnya pengetahuan
tentang dampak Penyakit Paru Obstruktif Kronik sehingga menimbulkan
persepsi yang negatif terhadap dirinya dan kecenderungan untuk tidak
mematuhi prosedur pengobatan dan perawatan yang lama, oleh karena
itu perlu adanya penjelasan yang benar dan mudah dimengerti pasien.

(2) Pola Nutrisi dan Metabolisme


Akibat mual/muntah, nafsu makan menurun, ketidakmampuan makan
karena distress pernafasan maka berat badan menurun dan mudah lelah.
Keadaan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya gangguan nutrisi dan
metabolisme yang dapat mempengaruhi status kesehatan penderita.

(3) Pola Eliminasi


Jumlah urine 1200 cc/24 jam, warna urine kuning muda.
Pada eliminasi alvi relatif tidak ada gangguan. Klien buang air besar 1
X/hari.

(4) Pola tidur dan Istirahat


Perlu tidur dalam posisi duduk cukup tinggi. Dispnea pada saat istirahat
atau respon terhadap aktivitas atau latihan.
Tanda : gelisah, insomnia.

(5) Pola Aktivitas dan latihan


Keletihan, kelelahan, malaise. Ketidakmampuan melakukan aktivitas
sehari-hari karena sulit bernafas. Kelelahan, kelemahan umum/kehilangan
masa otot.

(6) Pola Hubungan dan Peran


Hubungan ketergantungan, kurang sisitem pendukung.
Keterbatasan mobilitas fisik.
Kelalaian hubungan antar keluarga.

(7) Pola Sensori dan Kognitif


Klien mampu melihat dan mendengar dengan baik, klien tidak
mengalami disorientasi.

(8) Pola Persepsi Dan Konsep Diri


Adanya perubahan fungsi dan struktur tubuh akan menyebabkan
penderita mengalami gangguan pada gambaran diri. Lamanya perawatan,
banyaknya biaya perawatan dan pengobatan menyebabkan pasien
mengalami kecemasan dan gangguan peran pada keluarga (self esteem).
Klien mengalami cemas karena Kurangnya pengetahuan tentang sifat
penyakit, pemeriksaan diagnostik dan tujuan tindakan yang
diprogramkan.

(9) Pola Seksual dan Reproduksi


Libido menurun, gangguan potensi seksual, gangguan kualitas maupun
ereksi, serta memberi dampak pada proses ejakulasi serta orgasme.
Selama dirawat di rumah sakir klien tidak dapat melakukan hubungan
seksual seperti biasanya.

(10) Pola mekanisme/Penanggulangan Stress dan koping


Lamanya waktu perawatan, perjalanan penyakit yang kronik, perasaan
tidak berdaya karena ketergantungan menyebabkan reaksi psikologis
yang negatif berupa kecemasan (Ansietas), ketakutan dan peka rangsang,
mudah tersinggung dan marah, dapat menyebabkan penderita tidak
mampu menggunakan mekanisme koping yang konstruktif / adaptif.

(11) Pola Tata Nilai dan Kepercayaan


Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh
berupa PPOM tidak menghambat klien dalam melaksanakan ibadah tetapi
mempengaruhi pola ibadah klien.

Personal Higiene
Penurunan Kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan melakukan
aktivitas tubuh  Kebersihan buruk, bau badan.

Ketergantungan
Klien tidak mempunyai kebiasaan minum-minuman yang mengandung
alkohol.
Aspek Psikologis
Klien terkesan takut akan penyakitnya, merasa terasing dan sedikit
stress menghadapi tindakan yang diprogramkan.

Aspek Sosial/Interaksi
Hubungan ketergantungan, kurang sisitem pendukung.
Keterbatasan mobilitas fisik. Kelalaian hubungan antar keluarga.

Aspek Spiritual
Klien dan keluarganya sejak kecil memeluk agama Islam, ajaran agama
dijalankan setiap saat. Klien sangat aktif menjalankan ibadah dan aktif
mengikuti kegiatan agama yang diselenggarakan oleh mesjid di sekitar
rumah tempat tinggalnya maupun oleh masyarakat setempat.
Saat ini klien merasa tergangguan pemenuhan kebutuhan spiritualnya

6. Pemeriksaan fisk
1) Keadaan Umum : baik
2) Kesadaran : composmetis

3) Tanda-tanda vital
uhu : 36,5 0C
Nadi : 94 x/menit
ekanan darah : 110/70 mmHg.
espirasi : 28 x/menit

4) Body Systems
(1) Pernafasan (B 1 : Breathing)
Pernafasan melalui hidung. Frekuensi 28 x/menit. Nafas pendek,
khususnya pada saat kerja atau pada saat sesak nafas kambuh, rasa dada
tertekan/ketidakmampuan untuk bernafas.

(2) Cardiovascular (B 2 : Bleeding)


Nadi 94 x/menit kuat dan teratur, tekanan darah 110/70 mmHg, Suhu
36,5 0C.

(3) Persyarafan (B 3 : Brain)


Tingkat kesadaran (GCS) Membuka mata : Spontan (4)
Verbal : Orientasi baik (5)
Motorik : Menurut perintah (6)
Compos Mentis : Pasien sadar baik.
Persepsi Sensori : Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.
Pendengaran : Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.
Penciuman : Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.
Pengecapan : Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.
Penglihatan : Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.
Perabaan : Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.

(4) Perkemihan-Eliminasi Uri (B.4 : Bladder)


Jumlah urine 1200 cc/24 jam, warna urine kuning muda.

(5) Pencernaan-Eliminasi Alvi (B 5 : Bowel)


Mulut dan tenggorokan normal, Abdomen normal, Peristaltik normal,
tidak kembung, tidak terdapat obstipasi maupun diare, klien buang air
besar 1 x/hari.

(6) Tulang-Otot-Integumen (B 6 : Bone)


Kemampuan pergerakan sendi bebas/terbatas
Ekstrimitas : Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.
Atas : Tidak ada kelainan/ Dalam batas
normal.
Bawah : Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.
Tulang Belakang : Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.
Warna kulit : Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.
Akral : Tidak ada kelainan/ Dalam batas
normal.
Turgor : Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.
Tidak terdapat kontraktur maupun dikubitus.

7. Terapi
(1) Furosemid 3 x 1 amp
(2) Cefotaxim 3 x 1 g
(3) Ciprofloxacin 2 x 200 mg
(4) Ranitidine 2 x 1 amp
(5) Metyl 2 x 62,5
(6) Infuse RL 1 flash/hari
(7) Nebu combivent /8jam
(8) Ambroxol 3 x 1

8. Pemeriksaan penunjang
Hasil Laboratorium
Tanggal Jam PLT Result Limit
31 januari 2013 11:08 31 10³/µL 150 - 400
1 februari 2013 07:23 48 10³/µL 150 - 400
1 februari 2013 11:11 49 10³/µL 150 - 400

ANALISA DAN SINTESA DATA


NO D A T A ETIOLOGI MASALAH
1. DS : peningkatan produksi Gangguan pertukaran gas
Klien mengatalakn sesak mukus.
nafas. rasa dada
tertekan/ketidakmampuan
untuk bernafas.
DO :
Warna kulit perifer
cianosis.
RR : 32 x /menit.
Nafas pendek.
Pengguanaan otot bantu
pernafasan
Sianosis bibir dan dasar
kuku, jari tabuh.
3. DO : Intake makanan yang Gangguan pemenuhan
Klien hanya makan kurang. nutrisi kurang dari
beberapa sendok dari kebutuhan tubuh
makanan yang disajikan.
DS :
Klien mengeluh sesak nafas
pada waktu makan

4. DO : Kurangnya pengetahuan Cemas


DS : tentang penyakitnya.
Klien mengatalakn cemas
karena Kurangnya
pengetahuan tentang sifat
penyakit, pemeriksaan
diagnostik dan tujuan
tindakan yang
diprogramkan.
Lamanya perawatan,
banyaknya biaya perawatan
dan pengobatan dan
gangguan peran pada
keluarga (self esteem).

4. DO : Kurangnya informasi. Kurangnya pengetahuan


DS : tentang proses penyakit,
Klien mengatakan kurang diet, perawatan dan
mengetahui tentang proses pengobatan
penyakit, perawatan
maupun pengobatan serta
kurangnya pengetahuan
tentang diet.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan peningkatan produksi
mukus.
2. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan Intake makanan yang kurang.
3. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
penyakitnya.
4. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.
RENCANA TINDAKAN

DIAGNOSA
NO TUJUAN RENCANA TINDAKAN R
KEPERAWATAN
1. Gangguan pertukaran gas Klien mampu menunjukkan Observasi status pernafasan, hasil gas
berhubungan dengan perbaikan oksigenasi. darah arteri, nadi dan nilai oksimetri. p
peningkatan produksi Kriteria hasil Awasi perkembangan membran mukosa /
mukus. Warna kulit perifer membaik kulit (warna).
(tidak cianosis) Observasi tanda vital dan status kesadaran. c
RR : 12 – 24 x /menit Evaluasi toleransi aktivitas dan batasi
Nafas panjang aktivitas klien. k
Tidak menggunakan otot bantu
pernafasan. Berikan oksigenasi yang telah y
Ketidaknyamanan dada (–) dilembabkan.
Nadi 60 – 100 x/menit. Pertahankan posisi fowler dengan tangan
abduksi dan disokong dengan bantal atau
duduk condong ke depan dengan ditahan
meja.
Kolaborasi untuk pemberian obat yang
telah diresepkan. m
m

2. Gangguan pemenuhan Tujuan : Kebutuhan nutrisi Kaji status nutrisi dan kebiasaan makan.
nutrisi kurang dari dapat terpenuhi k
kebutuhan tubuh Kriteria hasil : d
berhubungan dengan Intake
1. Berat badan dan tinggi badan Anjurkan pasien untuk mematuhi diet yang y
makanan yang kurang. ideal. telah diprogramkan.
2. Pasien mematuhi dietnya. k
Timbang berat badan setiap seminggu h
sekali.
p
i
Identifikasi perubahan pola makan.
m
Kerja sama dengan tim kesehatan lain d
untuk pemberian diet Tinggi Kalori dan
Tinggi Protein. m
m

3. Cemas berhubungan Tujuan : rasa cemas Kaji tingkat kecemasan yang dialami oleh
dengan kurangnya berkurang/hilang. pasien. y
pengetahuan tentang Kriteria Hasil : m
penyakitnya. 1. Pasien dapat t
mengidentifikasikan sebab Beri kesempatan pada pasien untuk
kecemasan. mengungkapkan rasa cemasnya.
2. Emosi stabil., pasien tenang. Gunakan komunikasi terapeutik. p
3. Istirahat cukup. d
d
Beri informasi yang akurat tentang proses t
penyakit dan anjurkan pasien untuk ikut p
serta dalam tindakan keperawatan.
m
Berikan keyakinan pada pasien bahwa d
perawat, dokter, dan tim kesehatan lain
selalu berusaha memberikan pertolongan
yang terbaik dan seoptimal mungkin.
Berikan kesempatan pada keluarga untuk a
mendampingi pasien secara bergantian.
Ciptakan lingkungan yang tenang dan m
nyaman.
4. Kurangnya pengetahuan Tujuan : Pasien memperoleh Kaji tingkat pengetahuan pasien/keluarga
tentang proses penyakit, informasi yang jelas dan benar tentang penyakit paru obstruktif kronik. p
diet, perawatan, dan tentang penyakitnya. s
pengobatan berhubungan Kriteria Hasil : y
dengan kurangnya 1. Pasien mengetahui tentang proses Kaji latar belakang pendidikan pasien.
informasi. penyakit, diet, perawatan dan p
pengobatannya dan dapat d
menjelaskan kembali bila s
ditanya. Jelaskan tentang proses penyakit, diet,
2. Pasien dapat melakukan perawatan dan pengobatan pada pasien m
perawatan diri sendiri dengan bahasa dan kata-kata yang mudah m
berdasarkan pengetahuan yang dimengerti.
diperoleh. Jelasakan prosedur yang kan dilakukan,
manfaatnya bagi pasien dan libatkan pasien
didalamnya. s
d
c

TINDAKAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA
HARI/TANGGAL TINDAKAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
1. Gangguan Rabu, 6februari Mengobservasi status pernafasan, nadi dan t
pertukaran gas 2013 Mengawasi perkembangan membran mukosa
berhubungan Mengobservasi tanda vital dan status kesada
dengan Mengevaluasi toleransi aktivitas dan batasi a
peningkatan Memberikan oksigenasi yang telah dilembabk
produksi mukus. Mempertahankan posisi fowler dengan tanga
dengan bantal atau duduk condong ke depan
Mengkolaborasikan untuk pemberian obat ya

2. Gangguan Rabu, 6februari Mengkaji status nutrisi dan kebiasaan makan


pemenuhan nutrisi 2013 Menganjurkan pasien untuk mematuhi diet ya
kurang dari Menimbang berat badan setiap seminggu sek
kebutuhan tubuh Mengidentifikasi perubahan pola makan.
berhubungan Kerja sama dengan tim kesehatan lain untuk
dengan intake Tinggi Protein.
makanan yang
kurang.
3. Cemas Kamis, 7februari Mengkaji tingkat kecemasan yang dialami ole
berhubungan 2013 Memberi kesempatan pada pasien untuk men
dengan kurangnya Menggunakan komunikasi terapeutik.
pengetahuan Memberi informasi yang akurat tentang prose
tentang menganjurkan pasien untuk ikut serta dalam t
penyakitnya. Memberikan keyakinan pada pasien bahwa p
kesehatan lain selalu berusaha memberikan p
seoptimal mungkin.
Memberikan kesempatan pada keluarga untu
secara bergantian.
Menciptakan lingkungan yang tenang dan ny

4. Kurangnya Kamis, 7februari Mengkaji tingkat pengetahuan pasien/keluarg


pengetahuan 2013 Mengkaji latar belakang pendidikan pasien.
tentang proses Menjelaskan tentang proses penyakit, diet, pe
penyakit, diet, pada pasien dengan bahasa dan kata-kata yan
perawatan, dan Menjelasakan prosedur yang akan dilakukan,
pengobatan libatkan klien didalamnya.
berhubungan
dengan kurangnya
informasi.

EVALUASI (SOAP)
DIAGNOSA KEPERAWATAN HARI/TANGGAL EVALUASI (SOAP)
1. Gangguan pertukaran gas Rabu, 6februari 2013 S:
berhubungan dengan O:
peningkatan produksi mukus. 1. Warna kulit perifer memb
2. RR : 26 x /menit
3. Ketidaknyamanan dada (–
4. Nadi 95 x/menit.
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

2. Gangguan pemenuhan nutrisi Rabu, 6februari 2013 S:


kurang dari kebutuhan tubuh O : Pasien mematuhi dietnya.
berhubungan dengan intake A : Masalah teratasi sebagia
makanan yang kurang. P : Intervensi dilanjutkan

3. Cemas berhubungan dengan Kamis, 7februari 2013 S :


kurangnya pengetahuan O:
tentang penyakitnya. 1. Pasien dapat mengidentifika
2. Emosi stabil., pasien tenang
3. Istirahat cukup.
A : masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
4. Kurangnya pengetahuan Kamis, 7februari 2013 S :
tentang proses penyakit, diet, O:
perawatan, dan pengobatan 1. Pasien mengetahui tentang p
berhubungan dengan perawatan dan pengobatann
kurangnya informasi. kembali bila ditanya.
2. Pasien dapat melakukan pera
berdasarkan pengetahuan ya
A : masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

Você também pode gostar