Você está na página 1de 24

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN,

DAN UKURAN KAP TERHADAP AUDIT DELAY

(Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI
Periode 2016-2018)

Proposal Penelitian

Oleh:

FAJRUL FATAH AL QOWY

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah SWT yang


telah memberikan saya kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas proposal
penelitian ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan proposal penelitian ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan proposal penelitian sebagai tugas Ujian Tengah Semester dari
mata kuliah penelitian kuantitatif dengan judul “PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN
PERUSAHAAN, DAN UKURAN KAP TERHADAP AUDIT DELAY”.

Penulis tentu menyadari bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk proposal penelitian ini, supaya
proposal penelitian ini nantinya dapat menjadi proposal penelitian yang lebih baik lagi.
Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada proposal penelitian ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………………. i

KATA PENGANTAR………..…………………………………………………………………….… ii

DAFTAR ISI ……….……………………………………………………………………………….... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……………………………………..……………………..... 1


B. Rumusan Masalah ……………………………………….…………………..……… 4
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................................... 4

BAB II METODE

A. ……..
B. ……..
C. ……..

BAB III HASIL ANALISIS

A. …………
B. ……….
C. ……….

BAB IV PEMBAHASAN

A. ………..
B. ………
C. ………….

BAB V SIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah

Pada era globalisasi ini, dunia perekonomian banyak mengalami perkembangan yang
sangat pesat, sehingga mendorong perekonomian nasional dan internasional menuju perdagangan
bebas yang menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin ketat. Perusahaan-perusahaan
besar yang bersaing merupakan perusahaan yang sudah go public.

Sebuah perusahaan go public memiliki kewajiban untuk mempublikasikan laporan


keuangan yang telah disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan dan telah diaudit oleh
akuntan publik yang terdaftar dalam Badan Pengawas Pasar Modal. Laporan keuangan merupakan
salah satu informasi yang penting untuk mengambil keputusan bagi banyak pihak. Pendapat auditor
atas laporan keuangan akan memberikan keyakinan bahwa laporan keuangan tersebut dapat
dipercaya kepada pemakainya.

Berdasarkan Peraturan BAPEPAM-LK Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua


Bapepam Nomor KEP-36/PMK/2003 tentang kewajiban penyampaian Laporan Keuangan Berkala,
yang isinya menyebutkan “BAPEPAM-LK mewajibkan setiap perusahaan publik yang terdaftar di
Pasar Modal wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan yang disertai dengan laporan auditor
independen kepada BAPEPAM-LK selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah
tanggal laporan keuangan tahunan”.

Perusahaan membutuhkan akuntan publik untuk menjamin kebenaran laporan keuangan


perusahaan sesuai dengan kinerja perusahaan yang sesungguhnya. Kantor Akuntan Publik (KAP)
yang independen objektif dan memiliki keahlian dalam sangat diperlukan dalam melakukan audit
laporan keuangan perusahaan publik. Peran KAP ini menjadi sangat penting, dimana laporan
auditnya akan menjadi pengesahan akan kebenaran kinerja perusahaan yang tergambar di laporan
keuangan perusahaan publik. Informasi yang diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan
seperti investor dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat dan tepat pada saat dibutuhkan
oleh pemakai laporan keuangan. Sebaliknya informasi tidak lagi bermanfaat bila tidak disajikan
secara akurat dan tepat waktu.

Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan (timeliness) dan lamanya penyelesaian audit
(audit report lag) sebagai tolok ukur keberhasilan suatu perusahaan merupakan prasyarat utama
bagi peningkatan kualitas perusahaan. Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan auditan

1
kepada masyarakat merupakan sinyal adanya informasi yang bermanfaat bagi para investor dan
pengguna laporan keuangan lainnya untuk pembuatan keputusan (Elen Puspitasari dan Anggraeni,
2012).

Ini merupakan hal yang menarik dan penting untuk diteliti. Keterlambatan penyampaian
laporan keuangan dapat berdampak pada pengambilan keputusan yang salah. Dengan meneliti
faktor-faktor yang mempengaruhinya, diharapkan resiko keterlambatan penyampaian laporan
keuangan dapat diperkecil. Dengan mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan audit delay,
diharapkan perusahaan-perusahaan go public dapat mengambil kebijakan-kebijakan yang tepat
dalam hal publikasi laporan keuangan mereka agar publikasi laporan keuangan benar-benar
memberikan manfaat bagi para pemakai laporan keuangan termasuk para investor, sehingga
kepercayaan investor semakin meningkat dan perusahaan mendapat reaksi yang positif. Dengan
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay, juga diharapkan auditor dapat lebih
efisien dan efektif dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan audit terhadap perusahaan-
perusahaan di Indonesia agar laporan keuangan yang andal yang diharapkan oleh investor dapat
segera dipublikasikan dengan tetap menjunjung profesionalitas mereka.

Di Bursa Efek Indonesia, masih terdapat perusahaan-perusahaan yang terlambat


menyerahkan laporan keuangannya. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh lamanya waktu
penyelesaian audit atau sering disebut audit delay. Audit delay adalah waktu yang dibutuhkan oleh
auditor untuk menghasilkan laporan audit atas kinerja laporan keuangan suatu perusahaan. Senjang
waktu audit ini dihitung dari selisih tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan sampai dengan
tanggal laporan audit yang dikeluarkan oleh KAP. Hal ini sesuai dengan definisi Sistya
Rachmawati (2008) dimana audit delay adalah rentang waktu penyelesaian audit laporan keuangan
tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor
independen atas audit laporan keuangan tahunan perusahaan, sejak tanggal tahun tutup buku
perusahaan sampai dengan tanggal yang tertera pada laporan auditor independen. Rentang waktu
yang dibutuhkan oleh auditor untuk menyelesaikan proses audit yang diukur dari tanggal penutupan
tahun buku hingga tanggal ditandatanganinya laporan audit (tanggal opini) ini kemudian disebut
dengan audit delay (Halim, 2000). Disebutkan pula oleh Bean dan Bernadi (2003) bahwa audit
delay adalah jumlah hari yang dibutuhkan antara penutupan tahun buku keuangan hingga tanggal
dikeluarkannya laporan audit.

Beberapa penelitian dilakukan untuk menemukan bukti empiris tentang faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap audit delay. Salah satu faktor yang mempengaruhi audit delay adalah
Profitabilitas. Profitabilitas merupakan indikator keberhasilan kinerja perusahaan untuk

2
menghasilkan laba. Kurniawan (2014) dalam penelitiannya mengenai pengaruh faktor internal dan
eksternal perusahaan terhadap audit delay dan timeliness menyatakan bahwa profitabilitas
berpengaruh secara signifikan pada kemungkinan terjadinya audit delay. Profitabilitas dapat dilihat
dari tingkat rasio Return On Asset (ROA) yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menggunakan aset dalam menghasilkan laba bagi perusahaan tersebut. Tingkat keuntungan
digunakan sebagai salah satu cara untuk menilai keberhasilan efektivitas perusahaan (Kartika,
2011). Prabowo (2013) memproksikan profitabilitas dengan ROA menghasilkan hubungan yang
positif signifikan pada audit delay. Hasil yang berbeda ditunjukkan Lestari (2010) dan Ariyani
(2014) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit delay.
Perusahaan akan cenderung ingin mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit secara
lebih cepat apabila memiliki profitabilitas yang baik yang menunjukkan prestasi perusahaan. Hal
ini merupakan berita baik yang dapat memberikan sinyal yang positif kepada para pemangku
kepentingan dalam mengambil keputusan dan demikian juga sebaliknya perusahaan yang memiliki
profitabilitas buruk akan cenderung menunda publikasi. Hal ini dikarenakan perusahaan ingin
menunda bad news karena hal itu akan memberi sinyal yang negatif. Apadore (2013) dalam
penelitiannya, variabel kontrol berupa profitabilitas memiliki dampak yang signifikan pada audit
delay, namun penelitian Yulianti (2011) mengenai faktor yang berpengaruh terhadap audit delay
menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan.

Ukuran perusahaan juga dikatakan sebagai faktor yang mempengaruhi audit delay. Ukuran
Perusahaan merupakan suatu indikasi yang menunjukkan besar atau kecilnya lingkup suatu
perusahaan. Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Subekti dan Widiyanti (2008) yang
menunjukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay. Puspitasari dan Sari
(2012) menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai total asset yang lebih besar akan
menyelesaikan audit lebih lama dibandingkan dengan perusahaan yang mempunyai total asset yang
lebih kecil, hal ini dikarenakan jumlah sampel yang harus diambil semakin besar dan semakin
banyak prosedur audit yang harus ditempuh oleh auditor.

Menurut Riyatno (2007:153) Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan


pembedaan Kantor Akuntan Publik berdasarkan jumlah klien dan jumlah anggota atau rekan yang
dimiliki oleh suatu kantor akuntan. Ukuran Kantor Akuntan Publik besar dalam hal ini adalah
Kantor Akuntan Publik big four yang pada umumnya dipercaya memiliki auditor yang memiliki
kompetensi, keahlian dan kemampuan yang lebih unggul daripada Kantor Akuntan Publik non big
four. Auditor Kantor Akuntan Publik big four dipercaya dapat menyelesaikan pekerjaaan audit
lebih efektif dan efisien. Anastasia (2007) menjelaskan bahwa Kantor Akuntan Publik besar

3
umumnya memiliki sumber daya yang banyak dan lebih baik. Sistem yang digunakan lebih canggih
dan akurat karena biasanya didukung dengan kerjasama internasional dengan sumber dana yang
besar. Hal yang biasa terjadi adalah Kantor Akuntan Publik besar akan memperoleh insentif yang
lebih tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat dibandingkan KAP lainnya. KAP
besar juga akan berusaha mempertahankan reputasinya dengan waktu audit yang lebih cepat.

Berdasarkan uraian di atas terlihat keanekaragaman hasil dalam penelitian-penelitian


sebelumnya. Dari hasil-hasil penelitian sebelumnya yang belum konsisten, mendorong penulis
untuk melakukan penelitian kembali tentang faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN
PERUSAHAAN, DAN UKURAN KAP TERHADAP AUDIT DELAY” (Studi Empiris pada
Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI Periode 2016-2018).

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap audit delay pada perusahaan sektor industri barang
konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2016-2018?
2. Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit delay pada perusahaan sektor industri
barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2016-2018?
3. Bagaimana pengaruh ukuran KAP terhadap audit delay pada perusahaan sektor industri barang
konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2016-2018?
4. Bagaimana pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, dan ukuran KAP secara simultan
terhadap audit delay pada perusahaan sektor industri barang konnsumsi yang terdaftar di BEI
periode 2016-2018?
B. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian imi adalah sebagai
berikut:

1. Untuk menguji pengaruh profitabilitas terhadap audit delay pada perusahaan sektor industri
barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2016-2018.
2. Untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit delay pada perusahaan sektor
industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2016-2018.

4
3. Untuk menguji pengaruh ukuran KAP terhadap audit delay pada perusahaan sektor industri
barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2016-2018.
4. Untuk menguji pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, dan ukuran KAP secara simultan
terhadap audit delay pada perusahaan sektor industri barang konnsumsi yang terdaftar di BEI
periode 2016-2018.

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori
1. Audit Delay
Laporan keuangan yang disampaikan ke Bapepam harus disertai dengan laporan auditor
independen yang kemudian diumumkan kepada masyarakat paling lambat pada akhir bulan ketiga
atau 90 hari setelah tahun tutup buku berakhir sesuai dengan Keputusan Ketua Badan Pengawas
Pasar Modal (Bapepam) dan Laporan Keuangan (LK) Nomor: KEP-346/BL/2011 dengan nomor
peraturan X.K.2, tentang Penyajian Laporan Keuangan. Ini berarti setelah perusahaan selesai
menyusun laporan keuangan, kemudian harus dilakukan proses audit oleh auditor independen
terhadap laporan keuangan tersebut. Rentang waktu yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan
audit atas laporan keuangan disebut audit delay.

Sistya Rachmawati (2008), audit delay adalah rentang waktu penyelesaian audit laporan
keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan
auditor independen atas audit laporan keuangan tahunan perusahaan, sejak tanggal tahun tutup buku
perusahaan sampai dengan tanggal yang tertera pada laporan auditor independen. Rentang waktu
yang dibutuhkan oleh auditor untuk menyelesaikan proses audit yang diukur dari tanggal penutupan
tahun buku hingga tanggal ditandatanganinya laporan audit (tanggal opini) ini kemudian disebut
dengan audit delay (Halim, 2000). Disebutkan pula oleh Bean dan Bernadi (2003) bahwa audit
delay adalah jumlah hari yang dibutuhkan antara penutupan tahun buku keuangan hingga tanggal
dikeluarkannya laporan audit.

Choi dan Gary (2010) mengungkapkan bahwa untuk mengetahui keterlambatan


penyampaian laporan keuangan dapat diukur dengan cara membandingkan antara akhir tahun
pembukuan sebuah perusahaan dengan tanggal penerbitan laporan auditnya.

5
Berdasarkan pengertian dan teori mengenai audit delay diatas, untuk mengukur audit delay dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Audit Delay = Tanggal Laporan Audit – Tanggal Laporan Keuangan

2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Audit Delay

Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang dipertimbangkan mempengaruhi audit delay adalah
profitabilitas, ukuran perusahaan, dan ukuran KAP.

a. Profitabilitas

Profitabilitas menurut Harahap (2009) kemampuan perusahaan mendapatkan laba


melalui semua kemampuan perusahaan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas
ekuitas, jumlah karyawan, dan sebagainya, sedangkan menurut Sutrisno (2009) mengartikan
profitabilitas sebagai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan semua
modal yang bekerja didalamnya.

Dalam penelitian ini profitabilitas diproksikan dengan Return On Asset (ROA). ROA
dipilih karena memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena
menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh
pendapatan (Kasmir, 2012). ROA menurut Riyanto (2010) merupakan perbandingan antara
laba bersih dengan total aset yang menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan
bila diukur dari nilai asetnya. Rumus ROA menurut Riyanto (2010) dapat dihitung sebagai
berikut :

𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡
𝐑𝐎𝐀 = 𝐗 𝟏𝟎𝟎 %
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐞𝐭

b. Ukuran perusahaan

Ketut Dian dan Made Yeni (2014) mendefinisikan ukuran perusahaan sebagai besar
kecilnya perusahaan yang diukur dengan menggunakan total aset yang dimiliki perusahaan atau
total aset perusahaan yang tercantum dalam laporan keuangan yang telah diaudit dengan
menggunakan logaritma.

6
Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan diproksikan dengan total aset yang dimiliki
perusahaan. Total aset dipilih karena lebih menggambarkan ukuran perusahaan dibandingkan
pendapatan. Total aset memperlihatkan kekayaan yang dikelola perusahaan sejak pertama kali
didirikan, sedangkan pendapatan hanya merupakan hasil yang didapatkan oleh perusahaan

Ukuran Perusahaan = Total Aset

dalam satu periode (Ashton, Graul, & Newton, 1989). Ukuran perusahaan diukur dengan
logaritma natural dari total aset dengan rumus :

c. Ukuran KAP

Menurut Riyatno (2007:153) Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan


pembedaan Kantor Akuntan Publik berdasarkan jumlah klien dan jumlah anggota atau rekan
yang dimiliki oleh suatu kantor akuntan. Ukuran Kantor Akuntan Publik besar dalam hal ini
adalah Kantor Akuntan Publik big four yang pada umumnya dipercaya memiliki auditor yang
memiliki kompetensi, keahlian dan kemampuan yang lebih unggul daripada Kantor Akuntan
Publik non big four.

Auditor Kantor Akuntan Publik big four dipercaya dapat menyelesaikan pekerjaaan
audit lebih efektif dan efisien. Anastasia (2007) menjelaskan bahwa Kantor Akuntan Publik
besar umumnya memiliki sumber daya yang banyak dan lebih baik. Sistem yang digunakan
lebih canggih dan akurat karena biasanya didukung dengan kerjasama internasional dengan
sumber dana yang besar. Hal yang biasa terjadi adalah Kantor Akuntan Publik besar akan
memperoleh insentif yang lebih tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat
dibandingkan KAP lainnya. KAP besar juga akan berusaha mempertahankan reputasinya
dengan waktu audit yang lebih cepat.

Untuk mengukur ukuran KAP, peneliti mengelompokkan KAP menjadi KAP the big
four dan KAP non big four yang kemudian diukur dengan variabel dummy. Dimana perusahaan
yang diaudit oleh KAP big four diberikan nilai 1, sedangkan perusahaan yang diaudit oleh KAP
non big four diberikan nilai 0.

B. Kerangka Berpikir
1. Pengaruh profitabilitas terhadap audit delay

7
Profitabilitas merupakan indikator keberhasilan kinerja perusahaan untuk menghasilkan
laba. Kurniawan (2014) dalam penelitiannya mengenai pengaruh faktor internal dan eksternal
perusahaan terhadap audit delay dan timeliness menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh
secara signifikan pada kemungkinan terjadinya audit delay karena perusahaan yang mempunyai
tingkat profitabilitas tinggi membutuhkan waktu yang lebih cepat dalam pengauditan laporan
keuangan dikarenakan keharusan untuk menyampaikan kabar baik secepatnya kepada publik.
Kabar baik atau good news tersebut diharapkan dapat menaikkan nilai perusahaan di mata pihak-
pihak berkepentingan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi profitabilitas maka audit
delay semakin pendek.

2. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit delay

Ukuran perusahaan merupakan besar kecilnya perusahaan yang diukur dengan


menggunakan total aset yang dimiliki perusahaan atau total aset perusahaan yang tercantum dalam
laporan keuangan yang telah diaudit dengan menggunakan logaritma. Semakin besar total aset yang
dimiliki perusahaan, maka semakin besar pula ukuran perusahaan. Menurut Dyer dan McHugh
(1975) dalam Halim (2000) mengatakan bahwa perusahaan besar lebih konsisten untuk tepat waktu
dibandingkan perusahaan kecil dalam menginformasikan laporan keuangannya. Disamping itu
perusahaan besar akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil.
Hal ini disebabkan manajemen pada perusahaan besar cenderung diberikan insentif untuk
mengurangi audit delay dikarenakan perusahaanperusahaan tersebut diawasi secara ketat oleh
pihak-pihak yang berkepentingan terhadap informasi yang termuat dalam laporan keuangan.
Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar ukuran perusahaan
maka audit delay semakin pendek.

3. Pengaruh ukuran KAP terhadap audit delay

Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan badan usaha yang telah mendapatkan izin dari
menteri keuangan sebagai wadah bagi para akuntan publik untuk memberikan jasanya. Ukuran
KAP dibagi menjadi dua yaitu KAP big four dan KAP non big four. Menurut penelitian Ani
Yulianti (2011) menunjukkan bahwa ukuran KAP mempunyai pengaruh terhadap audit delay. Hal
ini dikarenakan KAP yang masuk the big four dengan non big four memiliki karakteristik yang
berbeda. KAP yang masuk big four diyakini dapat bekerja lebih efisien dalam melakukan
perencanaan audit, memiliki sumber daya manusia lebih baik, dan lebih berpengalaman dalam
melakukan audit. Anastasia (2007) menjelaskan bahwa Kantor Akuntan Publik besar umumnya
memiliki sumber daya yang banyak dan lebih baik. Sistem yang digunakan lebih canggih dan akurat

8
karena biasanya didukung dengan kerjasama internasional dengan sumber dana yang besar. Hal
yang biasa terjadi adalah Kantor Akuntan Publik besar akan memperoleh insentif yang lebih tinggi
untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat dibandingkan KAP lainnya. KAP besar juga
akan berusaha mempertahankan reputasinya dengan waktu audit yang lebih cepat.

4. Pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan dan ukuran KAP terhadap audit delay

Semakin tinggi profitabilitas, maka audit delay cenderung singkat karena profitabilitas
tinggi merupakan kabar baik sehingga perusahaan tidak akan menunda untuk mempublikasikan
laporan keuangan perusahaan. Ukuran usaha yang besar, audit delay cenderung singkat karena
semakin besar perusahaan maka perusahaan tersebut memiliki sistem pengendalian internal yang
baik sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan laporan keuangan, sehingga memudahkan
auditor dalam melakukan pengauditan atas laporan keuangan. Ukuran KAP yang termasuk KAP
the big four cenderung menyajikan audit lebih cepat dibandingkan dengan KAP non big four karena
mereka memiliki nama baik yang akan dipertaruhkan.

C. Paradigma Penelitian

H4
Profitabilitas (X1)
H1

Ukuran Perusahaan H2
Audit Delay (Y)
(X2)

Ukuran KAP (X3) H3

Gambar 1. Paradigma Penelitian


Keterangan :
: Pengaruh secara parsial variabel X terhadap variabel Y
: Pengaruh secara simultan variabel X terhadap variabel Y

9
D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit delay pada perusahaan sektor industri
barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2016-2018.

H2 : Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit delay pada perusahaan sektor
industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2016-2018.

H3 : Ukuran KAP berpengaruh 10egative terhadap audit delay pada perusahaan sektor industri
barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2016-2018.

H4 : Profitabilitas, Ukuran perusahaan, dan Ukuran KAP secara simultan berpengaruh terhadap
audit delay pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode
2016-2018.

10
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jika dilihat dari sudut pandang jenis datanya, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
karena data penelitian ini berbentuk angka. Jika dilihat dari sumber datanya, penelitian ini termasuk
penelitian sekunder yaitu penelitian dimana peneliti tidak melakukan observasi secara langsung,
melainkan hanya mengambil data yang telah diolah dan disajikan oleh pihak lain. Berdasarkan metode
penelitiannya, penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal komparatif, yaitu meneliti peristiwa
yang telah terjadi dengan cara merunut peristiwa tersebut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya peristiwa tersebut.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia yang dimulai dari bulan Maret 2019 Penelitian
ini dilakukan dengan cara mengambil data laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan sektor
industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2013-2015 melalui website resmi BEI di
www.idx.ac.id.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan sektor
industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2016-2018 dengan jumlah populasi sebanyak
47 perusahaan.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiyono, 2011). Pada penelitian ini sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling
dengan kriteria :

1) Perusahaan yang terdaftar pada BEI selama tiga tahun berturut-turut dari tahun 2016-2018.
2) Perusahaan tersebut telah mempublikasikan laporan keuangan tahunan berturut-turut selama
periode 2013-2015 yang berisi data serta informasi yang lengkap yang dapat digunakan dalam
penelitian ini serta laporan keuangan tersebut telah diaudit dan disertai dengan laporan auditor

11
independen. Berdasarkan kriteria di atas, maka perusahaan properti dan real estate yang memenuhi
syarat dalam penelitian ini sebanyak 36 perusahaan dengan 3 kali publikasi laporan keuangan
tahunan (2016-2018) sehingga jumlah data yang digunakan sebanyak 108 data penelitian.
D. Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel, yaitu variabel dependen dan variabel
independen. Berikut adalah pengukuran masing-masing variabel yang diajukan dalam penelitian dan
dijelaskan sebagai berikut:

1. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas (Sugiyono,2011). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah audit delay.
Audit delay adalah lamanya atau rentang waktu yang dibutuhkan seorang auditor menyelesaikan
tugas audit atas laporan keuangan yang dapat dihitung dari tanggal tutup buku perusahaan yaitu 31
Desember sampai dengan tanggal laporan audit diterbitkan. Pengukuran variabel ini dilakukan
secara kuantitatif dalam jumlah hari. Audit delay dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Audit Delay = Tanggal Laporan Audit – Tanggal Laporan Keuangan

2. Variabel Independen (X)

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2011). Dalam penelitian ini terdapat
empat variabel independen, yaitu :

a. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh
sumber daya yang ada di dalam perusahaan untuk menghasilkan keuntungan di masa
mendatang. Dalam penelitian ini profitabilitas diproksikan dengan Return On Asset (ROA)
yang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡
𝐑𝐎𝐀 = 𝐗 𝟏𝟎𝟎 %
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐞𝐭

b. Ukuran Perusahaan

12
Ukuran perusahaan sebagai besar kecilnya perusahaan yang diukur dengan
menggunakan total aset yang dimiliki perusahaan atau total aset perusahaan yang
tercantum dalam laporan keuangan yang telah diaudit dengan menggunakan logaritma.
Ukuran perusahaan diukur dengan logaritma natural dari total aset dengan rumus:

Ukuran Perusahaan = Total Aset

c. Ukuran KAP

Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan badan usaha yang telah mendapatkan
izin dari menteri keuangan sebagai wadah bagi para akuntan publik untuk memberikan
jasanya. Untuk mengukur ukuran KAP, peneliti mengelompokkannya menjadi dua
kelompok yaitu auditor yang berafiliasi dengan KAP big four dan KAP lokal atau KAP
non big four yang kemudian diukur dengan variabel dummy. Dimana perusahaan yang
diaudit oleh KAP big four diberikan nilai 1, sedangkan perusahaan yang diaudit oleh KAP
non big four diberikan nilai 0.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode dokumentasi. Metode dokumentasi merupakan metode pengambilan data dengan mengambil
gambaran, catatan, atau dokumen yang diperlukan dalam penelitian (Sugiyono, 2011). Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah laporan auditor independen, total aset, total utang, dan laba
bersih. Data tersebut diperoleh melalui laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan sektor
industri barang konsumsi periode 2016-2018 yang terdaftar di BEI dan diambil melalui website resmi
BEI di www.idx.ac.id.

F. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :
1. Statistik Deskriptif

13
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum (Sugiyono, 2011). Statistik deskriptif
memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata, struktur deviasi,
varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (Ghozali, 2011). Metode analisis
data dilakukan dengan menggunakan program aplikasi SPSS.

Berikut langkah-langkah dalam melakukan penyajian tabel distribusi frekuensi menurut


Sugiyono (2011) adalah sebagai berikut :

a. Menghitung jumlah kelas interval (Rumus Sturges)

K = 1+3,3 log n

Keterangan :
K = Jumlah kelas interval
n = Jumlah data observasi
Log = Logaritma
b. Menentukan rentang kelas/range.

Range = (nilai maksimum - nilai minimum)

c. Menentukan panjang kelas interval

Panjang kelas interval = rentang kelas / jumlah kelas interval

Langkah selanjutnya adalah mengkategorikan nilai masing-masing indikator yang


dibagi menjadi tiga kategori dan berdasarkan pada Mean Ideal (Mi) serta Standar Deviasi Ideal
(SDi). Menurut Sutrisno Hadi (2004), berikut rumus yang digunakan untuk menghitung Mean
Ideal (Mi) serta Standar Deviasi Ideal (SDi):

1
a. Mean Ideal (Mi) = (Nilai Maksimum + Nilai Minimum)
2
1
b. Standar Deviasi Ideal (SDi) = 6
(Nilai Maksimum − Nilai Minimum)

Kemudian untuk mencari kategori indikator menurut Sutrisno Hadi (2004) langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut :

a. Kelompok tinggi

Tinggi : > (Mi+1(Sdi))

14
b. Kelompok sedang

Sedang : (Mi-1(Sdi)) s/d (Mi+1(Sdi))

c. Kelompok rendah

Rendah : < (Mi-1(Sdi))

2. Uji Prasyarat Analisis

Untuk mengetahui apakah analisis data pada pengujian hipotesis dapat dilanjutkan atau
tidak maka perlu dilakukan uji prasyarat analisis yang terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas.
Hal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :

a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian yang digunakan untuk mengetahui apakah data variabel
berdistribusi normal atau tidak. Menurut Ghozali (2011) model regresi yang baik adalah memiliki
distribusi data normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov (K-S). Data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05 (Duwi
Priyatno, 2013).
b. Uji Linearitas

Uji linearitas adalah pengujian yang digunakan untuk mengetahui apakah model regresi
yang terbentuk berpola linear atau non linear (Ghozali, 2011). Kriteria dinyatakan bahwa model
memiliki pola linear adalah apabila P-value pada harga F lebih besar dari 0,05. Apabila terbukti
benar bahwa model regresi yang terbentuk dapat dinyatakan berpola linear, maka analisis regresi
yang digunakan adalah analisis regresi linear.

c. Uji Asumsi Klasik

Untuk menguji apakah model regresi yang digunakan dalam penelitian ini layak atau tidak
maka perlu dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan
uji heteroskedastisitas. Hal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :

1) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi antara variabel independen atau tidak (Ghozali, 2011). Model regresi yang baik
adalah yang tidak terdapat masalah multikolinearitas (Duwi Priyatno, 2013). Untuk menguji

15
ada tidaknya multikolinearitas dapat menggunakan nilai tolerance value atau nilai Variance
Inflation Factor (VIF) dengan indikator sebagai berikut :

a. Apabila tolerance value >10 persen dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan tidak
terjadi multikolinearitas antar variabel independen.
b. Apabila tolerance value < 10 persen dan VIF > 10 maka dapat disimpulkan terjadi
multikolinearitas antar variabel independen.
2) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu t-1
(sebelumnya) (Ghozali, 2011). Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat dilakukan
dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW-Test) dengan ketentuan sebagai berikut :
1. dW < dL, maka ada autokorelasi (+)
2. dL < dW < dU, maka tidak dapat disimpulkan
3. dU < dW < 4-dU, maka tidak terjadi autokorelasi
4. 4-dU < dW < 4-dL, maka tidak dapat disimpulkan
5. dW > 4-dL, maka ada autokorelasi (-)
3) Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui keadaan
dimana terjadi ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model
regresi. Jika varian sama maka disebut homokedastisitas, jika varian berbeda maka disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2011). Ada beberapa metode pengujian yang dapat digunakan,
salah satunya Uji Glejser yaitu mengkorelasikan nilai absolut residual dengan masing-masing
variabel independen. Kriteria yang dapat digunakan untuk menyatakan apakah terjadi masalah
heteroskedatisitas atau tidak adalah apabila signifikansi pada uji t kurang dari 0,05 maka
diindikasi masalah heteroskedatisitas pada model regresi tersebut (Duwi Priyatno, 2013).

3. Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi sederhana adalah suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui
hubungan atau pengaruh antara satu variabel Independen (X) dengan satu variabel dependen
(Y) (Duwi Priyatno, 2013). Pengujian ini digunakan untuk menguji pengaruh profitabilitas,

16
ukuran perusahaan, dan ukuran KAP terhadap audit delay secara parsial. Adapun langkah-
langkahnya sebagai berikut :
a) Mencari persamaan garis regresi linier sederhana

Rumus : Y’ = a + bX

Keterangan :
Y : Variabel dependen yang diprediksikan
X : Variabel Independen
a : Nilai Konstanta
b : Koefisien regresi
b) Menguji Signifikansi dengan Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing – masing variabel independen
(profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan, dan ukuran KAP) terhadap variabel
dependen (Audit Delay). Uji t dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

𝑟
√𝑛 − 2
𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠 ∶ 𝑡 =
√1 − 𝑟 2

Kriteria pengambilan kesimpulan adalah sebagai berikut :


a) Jika probabilitas < 0,05 atau t hitung > t tabel, maka variabel X secara parsial memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y.
b) Jika probabilitas > 0,05 atau t hitung < t tabel, maka variabel X secara parsial tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y.

b. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui
hubungan atau pengaruh antara dua atau lebih variabel independen (X) dengan satu variabel
dependen (Y) yang ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi (Duwi Priyatno, 2013). Pengujian
ini digunakan untuk menguji pengaruh profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan, dan ukuran
KAP terhadap audit delay secara simultan (bersama-sama). Adapun langkah-langkahnya sebagai
berikut :

17
1) Mencari Persamaan Garis Regresi Linier Berganda

Rumus : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3

Keterangan :

Y : Audit Delay

A : Nilai Konstanta

B : Koefisien Regresi Profitabilitas

b2 : Koefisien Regresi Ukuran Perusahaan

b3 : Koefisien Regresi Ukuran KAP

X1 : Profitabilitas

X2 : Ukuran Perusahaan

X3 : Ukuran KAP

2) Mencari Nilai Adjusted R2 antara variabel X1, X2, dan X3 dengan Y yang dirumuskan sebagai
berikut :

𝑎1𝛴𝑋1𝑌 + 𝑎2𝛴𝑋2𝑌 + 𝑎3𝛴𝑋3𝑌


𝑅 2 𝑌, 𝑋1, 𝑋2, 𝑋3 =
𝛴𝑌 2

Keterangan :

𝑅 2 𝑌, 𝑋1, 𝑋2, 𝑋3 : Koefisien Korelasi Y dengan X1, X2, dan X3

a1 : Koefisien Variabel X1

a2 : Koefisien Variabel X2

a3 : Koefisien Variabel X3

∑X1Y : Jumlah Produk X1 dan Y

∑X2Y : Jumlah Produk X2 dan Y

18
∑X3Y : Jumlah Produk X3 dan Y

ΣY 2 : Jumlah Kuadrat Variabel Y

3) Menguji Signifikansi Regresi Ganda dengan Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (profitabilitas ukuran


perusahaan, dan ukuran KAP) secara bersama – sama terhadap variabel dependen (Audit Delay).
Uji F dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

𝑅 2 (𝑁−𝑚−1)
Rumus : 𝐹=
𝑚(1−𝑅 2 )

Keterangan :

F : F hitung

𝑅2 : Koefisien Determinasi

N : Jumlah Anggota Sampel

m : Jumlah Variabel Independen

Kriteria pengambilan kesimpulan adalah sebagai berikut :

a) Jika F hitung < F tabel, maka variabel X secara simultan (bersamasama) tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y.
b) Jika F hitung > F tabel, maka variabel X secara simultan (bersamasama) memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap variabel Y.

DAFTAR PUSTAKA

Anastasia, Thio. (2007). Analisis Skala Perusahaan, Profitabilitas, Opini Audit, Pos Luar Biasa, dan
Umur Perusahaan Atas Audit Delay. Akuntabilitas: 144156.

Bapepam Nomor : 80/PM/1996. Tentang kewajiban bagi setiap emiten dan perusahaan publik untuk
menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan audit independennya kepada

19
Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan keempat (120) setelah tanggal laporan
keuangan tahunan perusahaan.

Halim, Varianada. 2000. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay: Studi Empiris pada
Perusahaan-Perusahaan di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.2, No.1, April,
63-75

Murti, Ni Made Dwi Ari dan Widhiyani, Ni Luh Sari. 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan dan
Profitabilitas Pada Audit Delay dengan Reputasi KAP sebagai Variabel Pemoderasi. 2016.
EJurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol. 16. ISSN : 2302-8556.

Prabowo, Pebi Putra Tri., dan Marsono. 2013. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay.
Diponegoro Journal Of Accounting. 2(1), h:1-11

Puspitasari, Elen dan Anggraeni Nurmala Sari. 2012. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap
Lamanya Waktu Penyelesaian Audit (Audit Delay) Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi & Auditing. 9(1), h:31-42

Puspitasari, Ketut Dian dan Made Yeni Latrini. 2014. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Anak Perusahaan,
Leverage dan Ukuran KAP Terhadap Audit Delay. Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 8(2),
h:283-299

Rachmawati, Sistya. 2008. Pengaruh Faktor Eksternal dan Internal Perusahaan terhadap Audit Delay dan
Timeliness. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.10, No.1. Mei, 1-10

Widyantari, Ni Putu dan Made Gede Wirakusuma. 2012. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Audit
Delay. Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 1(1), h:1-16

Yulianti, Ani. 2011. Faktor – Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2007-2008).
Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta

20

Você também pode gostar